BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Umum Perusahaan
PT. Growth Sumatra Industry merupakan salah satu badan usaha penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang terdapat di Sumatera Utara. PT. Growth Sumatra Industry bergerak di bidang pengolahan besi dan baja.
Pada awalnya perusahaan bernama PT. Industry Ltd Besi dan Baja Sumatra yang berlokasi di Jalan K.L. Yos Sudarso Km.10 Medan, Belawan. Dengan perkembangan yang terjadi perusahaan mengalami kemajuan yang sangat pesat dan keuntungan yang semakin tinggi. Perusahaan juga berusaha untuk meningkatkan aktifitasnya dengan pemanfaatan teknologi baru di bidang pengolahan logam. Energi yang digunakan selama pengoperasian adalah energi listrik yang berasal dari PLN.
2.2. Ruang Lingkup dan Pemasaran Bidang Usaha
PT. Growth Sumatra Industry merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak pada bidang pengolahan besi dan baja. PT. Growth Sumatra Industry juga menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan lain untuk melebarkan daerah pemasaran.
2.3. Lokasi Perusahaan
2.4. Organisasi dan Manajemen 2.4.1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi memberikan gambaran tentang posisi dan hubungan kerja sama antara setiap unit-unit kerja yang ada pada perusahaan. Masing-masing unit kerja tersebut mempunyai tujuan umum yang sama untuk mewujudkan suatu keberhasilan. Struktur organisasi PT. Growth Sumatra Industry berbentuk fungsional dimana bagian-bagian dalam organisasi dibagi menurut fungsi dan tugas masing-masing. Segala ketentuan, keputusan, atau segala kebijaksanaan ada di tangan satu orang yaitu pimpinan.
2.4.2. Jam Kerja
Ketentuan jam kerja pada PT. Growth Sumatra Industry dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu sebagai berikut:
1. Jam NonShift (Regular)
Tenaga kerja atau karyawan tetap yang bekerja setiap hari Senin hingga Sabtu.
2. Jam Kerja Shift
PT. Growth Sumatra Industry berproduksi terdiri dari 3 shift kerja. Jam kerja shift digunakan karyawan atau buruh di bagian produksi.
2.5. Proses Produksi
Proses produksi merupakan suatu proses perubahan elemen-elemen input dalam sistem produksi yang terdiri dari bahan baku, manusia, mesin, peralatan, metode kerja, modal dan energi sehingga menghasilkan nilai tambah yang mengubah input menjadi output.
2.5.1. Bahan yang Digunakan 2.5.1.1. Bahan Baku
Bahan baku utama yang digunakan dalam proses pengolahan besi dan baja adalah scrap (besi tua atau besi bekas) karbon rendah medium yang terdiri atas 3 macam yaitu:
1. Import scrap adalah scrap yang didatangkan dari luar negeri (Singapura dan Hongkong), misalnya scrap dari kapal-kapal tua.
2. Home scrap adalah scrap yang berasal dari pabrik-pabrik di lingkungan PT. Growth Sumatra Industry.
3. Local scrap adalah scrap yang berasal dari luar lingkungan PT. Growth Sumatra Industry.
2.5.1.2. Bahan Penolong
1. Carbon Raiser
Fungsinya adalah mengatur kadar karbon dalam cairan besi, meningkatkan kadar karbon pada proses peleburan, dan menaikkan temperatur cairan di dalam tanur.
2. Ferrosilicon (FeSi)
Fungsinya adalah membuang gas dalam cairan sehingga tidak terjadi oksidasi, menyempurnakan aliran besi pada waktu penuangan, dan membuat besi menjadi liat dan permukaannya mengkilat.
3. Ferromanganese (FeMn)
Fungsinya adalah menambah kekuatan dan kekerasan baja dan menaikkan kadar mangan serta pereduksi atau menghilangkan oksigen.
4. Siliconmanganese (SiMn)
Fungsinya adalah sebagai deoxidizer yaitu pereduksi atau menghilangkan oksigen dan unsur paduan dalam baja.
2.5.1.3. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan meningkatkan mutu produk. Bahan tambahan yang dipakai dalam proses pengolahan besi dan baja pada PT. Growth Sumatra Industrysebagai berikut: 1. Air
Air digunakan sebagai pendingin pada Continuous Casting Machine
pabrik. Air diolah dengan water treatment dan kemudian dialirkan ke pabrik dengan menggunakan pompa air.
2. Minyak pelumas (Oli)
Minyak pelumas (oli) digunakan untuk meminyaki roda gigi yang terdapat pada mesin-mesin. Pemberian minyak pelumas akan memperlancar putaran roda. Minyak pelumas yang dipakai untuk roda gigi adalah RORED HD-A (Sae 140), sedangkan untuk hidrolik sirkulasi digunakan minyak pelumas TURALIK 69 (VG 100).
2.5.2. Uraian Proses Produksi
PT. Growth Sumatra Industry mempunyai tiga bagian utama proses produksi, yaitu proses peleburan (melting), proses penuangan (continuous casting machine) dan proses penggilingan (rolling mill).
2.5.2.1. Proses Peleburan (Melting)
Proses pengolahan besi baja pada proses peleburan dibagi atas dua unit, yaitu unit scrap dan unit Electric Arc Furnance (EAF).
1. Unit Scrap
Scrap yang digunakan oleh PT. Growth Sumatra Industry adalah import scrap (biasanya sudah dalam keadaan ditekan (press)), home scrap dan local scrap. Scrap ini didatangkan dengan truk dan ditimbun di dua tempat yaitu: a. Scrap yard, yaitu tempat penimbunan scrap di lapangan terbuka belakang
Proses pengangkutan scrap dari scrap yard ke scrap bay dengan menggunakan truk dengan bantuan bucket.
b. Scrap bay, yaitu tempat penimbunan scrap di lapangan tertutup di samping tanur. Localscrap biasanya langsung dibawa ke tempat ini ditambah dengan
scrap dari scrap yard.
Tugas utama unit scrap adalah pemotongan scrap, pemilihan scrap dan pengangkatan scrap yang diuraikan sebagai berikut:
a. Pemotongan Scrap
Pemotongan scrap dilakukan menggunakan gas alam (LNG) dan oksigen.
Scrap yang harus dipotong adalah yang bentuknya panjang dan besar agar mudah dimasukkan dan meningkatkan efisiensi penggunaan ruang. Pemilihan tabung-tabung yang tertutup agar dibelah karena dapat menimbulkan ledakan sewaktu dilebur. Ledakan ini dapat menumpahkan cairan logam dan merusak dinding Electric Arc F urnance (EAF).
b. Pemilihan Scrap
Sebelum scrap dimasukkan kedalam EAF, scrap harus dipilih sesuai dengan syarat-starat sebagai berikut:
1) Kering dari oli dan air
2) Scrap tidak boleh berupa granat bom dan peluru
3) Karat (Fe2O3 dan Fe3O4) pada scrap mengandung banyak oksigen 4) Tembaga harus dipisahkan dari scrap
Scrap mempunyai bentuk ukuran yang tidak menentu sehingga alat pengangkatan yang sesuai adalah magnetic crane dan bucket. Kapasitas angkat maksimum crane adalah 20 ton sedangkan bucket adalah 40 ton. 2. Unit Electric Arc Furnance (EAF)
Electric Arc Furnance atau tanur busur listrik merupakan tanur yang memanfaatkan energi listrik yang diubah menjadi energi panas untuk melebur
scrap baja. jenis EAF yang digunakan pada PT. Growth Sumatra Industry adalah EAF langsung, pada tanur ini ruang tanur dilapisi dengan bata tahan api dinding magnesia.
Tanur berlapis bata tahan api beralas serbuk ganister dan berdinding bata silika yang digunakan untuk peleburan baja karbon rendah dan baja paduan rendah. Bahan bakunya adalah scrap yang mempunyai kadar fosfor dan belerang yang rendah. Secara berkala komposisi logam cair ditentukan dan bila perlu dapat dicampur unsur paduan tertentu sehingga sewaktu logam cair dituang komposisinya telah memenuhi persyaratan.
EAF langsung memiliki tanur yang dapat dibuka dengan memutar ke samping untuk memasukkan elektroda. Elektroda yang digunakan adalah grafit (bahan dasar karbon) berdiameter 14 inci dengan berat 375 kg/buah dan diperkirakan akan habis 5 kg/ton pada saat scrap dilebur.
2.5.2.2. Proses Penuangan
Proses penuangan cairan pada pabrik terdiri atas unit ladle dan unit
1. Unit Ladle
Scrap yang dicairkan di unit EAF kemudian dituangkan ke dalam ladle dan diangkut oleh Bridge Crane ke CCM. Ladle tersebut dari pelat baja dengan ketebalan 22 mm dan dilapisi dengan batu tahan api. Saluran keluar cairan logam (cairan baja/logam cair) dibuat di dasar ladle. Mekanisme pembukaan dan penutupan saluran diatur melalui sliding gate yang digerakkan secara manual. Batu tahan api yang digunakan adalah:
a. Type LW 151 lama/baru LW 152 lama/baru dan K6 yang terbuat dari bahan yang sama.
b. Type SK 32
Batu tahan api LW 151 dan LW 152 disusun berselang-seling sehingga diperoleh lingkaran bulat sesuai dengan bentuk ladle. Untuk merekatkan batu tahan api digunakan morter jenis M-80 SLP yang mempunyai komposisi Al2O3
85% dan SiO2 10% sebagai pengisi antara batu tahan api LW dengan batu
tahan api SK 22 digunakan lapisan MgO (Magnesium Oksida). Lapisan MgO ini berfungsi sebagai penyerap panas. Cairan logam akan keluar melalui Weel Block yang terpasang di dasar ladle. Weel block ini juga terbuat dari batu tahan api, dimana pada bagian bawahnya dipasang sliding gate. Batu tahan api dalam
Unit CCM adalah suatu mesin yang dapat melaksanakan pengecoran secara terus-menerus, dimana cairan logam yang dimasukkan ke dalam mesin ini akan keluar langsung sebagai billet. CCM merupakan satu kesatuan unit-unit yang terdiri atas beberapa komponen, yaitu:
1. Tundish
2. Kereta tundish
3. Saluran pembuangan cairan dan tong penampung baja cair 4. Box bending mold
5. Bending Mold
6. Oscillating machine
7. Cooling chamber
8. Dummy bar
9. Roll conveyor dan collecting table
10. Extraction machine
11. Shearing machine
2.5.2.3. Proses Penggilingan (Rolling Mill)
Gilingan merupakan proses pengolahan billet dengan menggilingnya menjadi baja tulangan polos, baja tulangan as, besi siku ataupun baja WF. Dimana penggilingan dilakukan untuk memperkecil ukuran sesuai yang diinginkan dan melakukan pembentukan. Billet yang telah dicetak dikirim ke setiap rolling mill
untuk mendapatkan ujung yang sempurna. Hal yang perlu diperhatikan adalah semakin kecil ukuran billet yang diinginkan maka akan semakin banyak rolling stand yang digunakan, sebaliknya bila semakin besar billet yang digunakan maka akan semakin sedikit rolling stand yang digunakan.
Diagram alir proses produksi PT. Growth Sumatra Industry yang ditampilkan pada Gambar 2.2.
Sumber: PT. Growth Sumatra Industry
Gambar 2.2. Diagram Alir Produksi PT. Growth Sumatra Industry
2.5.3. Mesin dan Peralatan 2.5.3.1. Mesin Produksi
Mesin produksi yang digunakan yaitu:
1. Nama Mesin : Electric Arc Furnance (EAF)
Fungsi : Tempat bahan baku utama untuk dilebur
Jumlah : 3 unit
Merek : SS 3600-L
Tipe : Steel Marketing
Sistem Kontrol Suhu : Otomatis
Power : 697 kwh/ton; 220/380 V
Ukuran Dapur : 4 m x 9 m Diameter Dalam : 3,6 m
Tinggi : 2,8 m
Operating Temperature : 16800C
Penggerak : Hidrolik
2. Nama Mesin : Ladle
Fungsi : Tempat penuangan cairan dari tanur ke Continuous Casting Machine
Jumlah : 12 unit
Kapasitas : 20 ton
Sistem Kontrol Operasi : Manual
Diameter : 1,5 m
Tinggi : 2,5 m
Tebal : 10 cm
Maksimum Temperatur : 17000C
3. Nama Mesin : Continuous Casting Machine (CCM) Fungsi : Tempat pencetakan baja secara continuous
Merek : Daniel 2 BLC – 501 / 2
Power : 697 kwh/ton, 220/380 V
Jumlah : 1 unit
Ukuran CCM : 130m x 130 m 4. Nama mesin : Tundish
Fungsi : Sebagai penampung cairan baja ladle Flowing Speed : 10 ton / 15 menit
Sistem Kontrol : Manual
Jumlah : 8 unit
5. Nama mesin : Hydrolic Shear Machine
Fungsi : Memotong billet sesuai ukuran
Model : Hidrolik
Power : 6 Hp
Tegangan : 380 V
Kapasitas : 2,6 m/menit
Jumlah : 2 unit
6. Nama mesin : Reheating Furnance
Fungsi : Tempat pemanasan ulang billet
Kapasitas : 200 batang billet
Power : 500 kwh/ton ; 220/380 V
Sistem Kontrol : Otomatis
Jumlah : 4 Unit
7. Nama Mesin : Rolling Mill Machine
Fungsi : Membentuk baja billet sesuai cetakan
Jumlah : 5 unit
Power : 500-1.200 HP Kuat Arus : 100-200 Ampere Sistem control suhu : Otomatis
8. Nama Mesin : Flying Shear Machine
Fungsi : Memotong bagian ujung billet setelah dicetak
Jumlah : 5 unit
Merek : SI 132 M-6-A
Tegangan : 380 V
Sistem kontrol : Otomatis 9. Nama Mesin : Cooling Bed
Fungsi : Tempat penampungan baja beton keluar dari rolling mill dan sekaligus tempat pendinginan
Jumlah : 6 unit
Power : 250 kwh/ton ; 220V
Kapasitas : 200 batang billet
Sistem kontrol : Otomatis Penggerak : Elektromotor 10. Nama Mesin : Shapping Machine
Merek : HU DONG
Model : B 6050
Jumlah : 3 unit
2.5.3.2. Peralatan (Equipment)
Peralatan yang digunakan yaitu: 1. Electric Crane
Fungsi : Mengangkat charging bucket dan tundish ke tempat peleburan
Kapasitas : 30 ton
Jumlah : 10 unit
2. Charging Bucket
Fungsi : Pembuatan scrap baja yang akan dimasukan ke tanur
Kapasitas : 7 ton
Jumlah : 10 unit
3. Compressor
Fungsi : Angin untuk keperluan pneumatic pada CCM
Jumlah : 6 unit
Power : 100 Hp
Tekanan : 5 kg/cm2
4. Trafo
Fungsi : Supply daya keseluruhan pabrik
Tipe : Indoor
Sistem Pendingin : ONAN
Daya : 6000 KVA
Jumlah : 4 unit 5. Blower
Fungsi : Menyediakan udara pada Reheating Furnance
Penggerak : Elektromotor
Tipe : Sentrifugal
Jumlah : 2 unit
6. Gap-Bed Lathe Machine (Mesin Bubut)
Fungsi : Mebuat gigi pada rolling
Merek : CROWB-4
Tipe : C40271
Jumlah : 7 unit
7. Roll Conveyor
Tipe : Horizontal
Merek : AEE/50 Hz
Tipe : B 6050
Jumlah : 5 unit
2.5.4. Utilitas
Utilitas adalah alat perlengkapan yang mendukung pelaksanaan produksi dalam kegiatan perusahaan. Beberapa utilitas yang digunakan antara lain:
1. Fasilitas Penyediaan Sumber Tenaga Listrik
dalam kegiatan proses produksi dalam perusahaan, selain itu juga digunakan penerangan pada area kerja 30 MW, 20 KV, sedangkan arus listrik yang dibangkitkan dari generator hanya berfungsi sebagai supply cadangan apabila ada gangguan pada PLN.
2. Fasilitas Penyediaan Air
Air merupakan unit pendukung yang sangat penting pada proses produksi yaitu sebagai media pendingin tanur maupun rolling machine. Sumber air berasal dari air sungai dan PAM (Perusahaan Air Minum).
3. Dust Collector
Dust collector merupakan tempat penyaringan partikel-partikel debu yang berasal dari asap dan debu pabrik peleburan. Asap dan debu ini tidak langsung dibuang begitu saja, tetapi dialirkan terlebih dahulu ke dust collector
melalui pipa asap, selanjutnya asap dan debu diproses atau disaring dalam dust collector sehingga kadar debunya memenuhi nilai ambang batas (NAB) yang ditetapkan oleh Departemen Perindustrian dan Kesehatan.
4. Bengkel
Untuk perawatan korektif dan fasilitas produksi, perusahaan membentuk unit perbaikan dan perawatan (repairing and maintenance) yaitu fasilitas perbengkelan. Dengan adanya bengkel ini maka perusahaan dapat menekan biaya perbaikan dan reparasi seminimum mungkin dan waktu perbaikan alat yang lebih singkat bila dikerjakan oleh pihak orang lain.
5. Laboratorium
pengujian sifat mekanik baja dari proses produksi. Laboratorium pengujian komposisi kimia telah dilengkapi dengan sistem pemeriksaan sampel dan sistem komputasi, sehingga dengan adanya ini proses analisis kimia dapat diketahui secara cepat dan akurat.
2.5.5. Safety and F ire Protection
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.
Bahaya kecelakaan kerja dalam pabrik dapat dihindari dengan memperhatikan hal berikut:
1. Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu yang tidak aman dari: a. Mesin, peralatan, bahan dan lain-lain
b. Lingkungan kerja c. Proses kerja d. Sifat pekerjaan e. Cara kerja
terjadi antara lain karena:
a. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana b. Cacat tubuh yang tidak kentara (bodily defect) c. Keletihanan dan kelemahan daya tahan tubuh d. Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik
Keselamatan kerja akan lebih terjamin sehingga produksi dapat berjalan dengan lancar. Apabila terjadi kecelakaan kerja maka tindakan penyelamatan dilakukan melalui unit Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) pada poliklinik sebelum dibawa ke rumah sakit.
Pencegahan terhadap kebakaran pabrik dapat diatasi dengan cara: a. Konstruksi bangunan yang tahan api
b. Sistem penyimpanan yang baik terhadap bahan-bahan yang mudah terbakar c. Pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya kebakaran
d. Sistem tanda kebakaran manual yang memungkinkan seseorang menyatakan tanda bahaya segera dan memberikan tanda secara otomatis
e. Perlengkapan dan penanggulangan kebakaran
f. Penyimpanan dan penanganan zat kimia yang benar dan aman Sarana dan prasarana yang disediakan oleh perusahaan yaitu: 1. Helm
Helm digunakan sebagai pengaman kepala dari benda-benda yang jatuh dari atas.
2. Pelindung Telinga (Ear Protection)
3. Pakaian Seragam
Sebagai baju kerja untuk melindungi diri dari panas dan debu di lapangan. 4. Sepatu Boot
Sebagai pelindung kaki dari ancaman benda-benda yang jatuh dari atas. 5. Kaca Mata
Sebagai pelindung mata dari debu, sinar ultraviolet dan radiasi. 6. Dust Mask (Masker debu)
Masker debu digunakan untuk mencegah masuknya debu dan bau-bauan zat kimia ke dalam saluran pernapasan.
7. Sarung Tangan
Sarung tangan sebagai pelindung dari bahan-bahan panas dan bahan kimia yang beracun.
2.5.6. Waste Treatment
PT. Growth Sumatera Industry melakukan pengawasan secara regular dengan pengambilan sampel dari bahan yang berdekatan dengan pabrik untuk melihat pengaruh limbah dan gas dari proses produksi baja. Proses pengolahan limbah yang dihasilkan pada proses produksi telah disesuaikan dengan standar lingkungan dan telah menggunakan teknologi ramah lingkungan. Proses pengolahan limbah terdiri dari 3 bagian yaitu:
Limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan operasi pabrik dikumpulkan pada tempat penyimpanan sementara, dan ditutup dengan baik. Limbah padat umumnya ditempatkan pada tempat yang telah disediakan.
2. Proses Pengolahan Limbah cair
Limbah cair diolah dengan cara pengolahan atau pemurnian air industri pada
water purifying. Setelah dimurnikan maka air kemudian digunakan kembali untuk keperluan industri.
3. Proses Pengolahan Limbah Gas