BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini dilakukan secara eksperimental. Prosespenelitian ini
dilakukan di Laboratorium Fitokimia, Laboratorium Kosmetologi dan
Laboratorim Farmasi Fisik Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Penelitian meliputi pembuatan ekstrak etanol buah andaliman, pembuatan sediaan
masker gelpeel off anti-aging, evaluasi mutu fisik sediaan seperti homogenitas sediaan, pengamatan stabilitas sediaan meliputi: perubahan warna, bau,
pengukuran pH, pengujian waktu sediaan mengering dan pengukuran viskositas,
uji iritasi, uji hedonik dan pengujian efektifitas anti-aging sediaan terhadap perawatan kulit sukarelawan.
3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas,
aluminium foil, batang pengaduk,blender, cawan porselin, lumpang,kertas perkamen, neraca analitik (Ohaus),penangas air, pekolator, pH meter (Hanna
Instrument), pot kaca, rotary evaporator,spatula, stamfer, sudip, skin analyzer dan moisture checker (Aramo Huvis), dan viskometer Brookfield.
3.1.2 Bahan-bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak buah andaliman,
etanol 96%, polivinil alkohol (PVA), carbomer 940, natrium lauril sulfat, gliserin,
3.2Sampel Tumbuhan 3.2.1 Pengambilan sampel
Pengambilan sampel dilakukan secara purposif, yaitu tanpa membandingkan
dengan tumbuhan yang sama dari daerah lain. Sampel yang digunakan adalah
buah andaliman yang diambil dari Desa Ria-Ria, Kecamatan
Pollung,Kab.Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara.
3.2.2 Identifikasi sampel
Identifikasi sampel dilakukan di Herbarium Medanense, Departemen
Biologi FMIPA USU.
3.2.3 Pengolahan sampel
Bahan tanaman yang digunakan pada penelitian ini adalah buah andaliman
yang masih segar. Buah andaliman dipisahkan dari pengotor lain lalu dicuci
hingga bersih kemudian ditiriskan dan ditimbang. Diperoleh berat basah buah
andaliman. Selanjutnya buah andaliman dikeringkan dalam lemari pengering
sampai buah andaliman kering. Simplisia yang telah kering ditimbang dan
diperoleh berat simplisia buah andaliman. Setelah itu simplisia kering dihaluskan
menggunakan blender. 3.2.4 Pembuatan ekstrak
Pembuatan ekstrak buah andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) dilakukan secara perkolasi menggunakan pelarut etanol 96% (Ditjen POM, 1979).
Cara pembuatan: sebanyak 1.300 g serbuk simplisia buah andaliman
dibasahi dengan etanol 96% dan dibiarkan selama 3 jam. Sampel dimasukkan ke
dalam alat perkolator, lalu dituang cairan penyari etanol sampai semua simplisia
ditutup dengan aluminium foil dan dibiarkan selama 24 jam, kemudian kran
dibuka dan dibiarkan tetesan ekstrak mengalir dengan kecepatan 1 ml/menit,
perkolat ditampung. Cairan penyari ditambahkan berulang-ulang secukupnya
sehingga selalu terdapat cairan penyari diatas simplisia. Perkolasi dihentikan jika
cairan yang keluar tidak berwarna lagi. Perkolat dipekatkan dengan rotary evaporator pada temperatur 40-50oC sampai diperoleh ekstrak kental (Ditjen POM, 1979).
3.3Sukarelawan
Sukarelawan pada penelitiaan ini adalah mahasiswi Fakultas Farmasi USU
sebanyak 12 orang dan berusia sekitar 20-25 tahun dengan kriteria sebagai berikut
(Ditjen POM,1985) :
1.Wanita berbadan sehat
2. Usia antara 20-25 tahun
3. Tidak ada riwayat penyakit yang berhubungan dengan alergi
4. Bersedia menjadi sukarelawan
3.4Formula Sediaan Masker GelPeel Off
Sediaan masker gelpeel off dibuat berdasarkan formula standar masker gelpeel off (Rieger, 2000). Formula standar ini dimodifikasi dengan mengeluarkan sebagian bahan seperti pH buffer, parfum dan pewarna. Formula standar dapat
3.4.1 Formula standar masker gelpeel off(Rieger, 2000) R/ Polivinil alkohol 5 – 10%
Thickener 1 %
Humektan 2 – 10%
Surfaktan 2 – 5%
Alkohol 10 – 30%
pH buffer 4 – 7
Pengawet qs
Parfum qs
Pewarna qs
Air suling ad 100
3.4.2 Formula modifikasi basis masker gelpeel off R/ Polivinil alkohol 10
Carbomer 940 1
Gliserin 10
Natrium lauril sulfat 2
Etanol 96% 20
Nipagin 0,2
Air suling ad 100
Cara pembuatan :
Polivinil alkohol (PVA) ditambahkan air suling, kemudian dipanaskan diatas
penangas air pada suhu ±75oC hingga mengembang sempurna, lalu diaduk.
Dilarutkan nipagin dan natrium lauril sulfat dalam air suling panas. Ditambahkan
massa PVA kedalam massa carbomer 940, lalu ditambahkan larutan nipagin,
larutan natrium lauril sulfat dan gliserin. Diaduk hingga homogen lalu dibiarkan
hingga dingin. Kemudian ditambahkan etanol 96% dan diaduk hingga membentuk
basis masker gelpeeloff.
3.4.3 Formulasi sediaan masker gelpeel off
Masker gelpeel off dibuat dalam 4 formula yang dibedakan oleh konsentrasi ekstrak etanol buah andaliman.Sediaan masker peel-off dibuat berdasarkan formula standar masker gelpeel off(Rieger, 2000). Formula standar ini dimodifikasi dengan mengeluarkan sebagian bahan seperti pH buffer, parfum dan
pewarna. Ekstrak etanol buah andaliman digunakan sebagai bahan aktif.
Konsentrasi ekstrak yang digunakan untuk membuat masker gel peel off anti-aging adalah 1%, 3% dan 5% dalam komposisi basis yang sama. Sebagai blanko digunakan masker gelpeeloff tanpa ekstrak etanol buah andaliman. Formula sediaan masker gelpeeloff dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Formulasi sediaan masker gelpeeloff
Bahan
Cara pembuatan :
Ekstrak etanol buah andaliman ditimbang sesuai konsentrasi,
kemudianditambahkan sedikit basis masker gel peel off, digerus homogen. Dicukupkan dengan basis masker gel peel offhingga 100 g dan diaduk homogen.
3.5Evaluasi Mutu Fisik Sediaan 3.5.1. Pemeriksaan homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan objek gelas. Sejumlah
tertentu sediaan jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang
cocok, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat
adanya butiran kasar (Ditjen POM RI., 1979).
3.5.2 Pengamatan stabilitas sediaan
Masing-masing formula sediaan dimasukkan ke dalam 4 toples kaca dengan
masing-masing konsentrasi seberat 100 g, disimpan pada suhu kamar dan diukur
parameter-parameter kestabilian seperti bau, warna, viskositas, pH, dan waktu
mengering masker gel peel off. Pengamatan stabilitas sediaan masker gel peel offdievaluasi setiap 2 minggu selama penyimpanan 12 minggu (Batubara, 2016; Umayah, 2016).
3.5.3 Pengukuran pH sediaan
Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. Alat
terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar standar (pH 7,01)
dan larutan dapar pH asam (pH 4,01) hingga alat menunjukkan harga pH tersebut.
Kemudian elektoda dicuci dengan air suling, lalu dikeringkan dengan tisu.Sampel
dibuat dalam konsentrasi 1% yaitu timbang 1 g sediaan dan dilarutkan dalam air
tersebut.Dibiarkan alat menunjukkan harga pH sampai konstan. Angka yang
ditunjukkan pH meter merupakan pH sediaan (Rawlins, 2003).
3.5.4 Pengujian viskositas sediaan
Penentuan Viskositas sediaan dilakukan dengan alat viskometer Brookfield. Dengan cara menimbang 100 gram sediaan masker gel peel offekstrak etanol buah andaliman kemudian diatur spindle dan kecepatan yang digunakan, dijalankan
viskometer Brookfield, kemudian viskometer dari masker gel peel offakan terbaca(Batubara, 2016; Umayah, 2016).
3.5.5 Pengukuran lama pengeringan masker
Pengukuran lama pengeringan dilakukan pada suhu kamar dengan cara
mengoleskan 0,5 gram sediaan masker pada daerah wajah yang ditandai lalu
diukur waktu sediaan yang diperlukan sediaan untuk mengering. Dilakukan tiga
kali pengukuran dengan sukarelawan yang berbeda-beda (Batubara, 2016;
Umayah, 2016).
3.6Uji Iritasi Terhadap Kulit Sukarelawan
Uji iritasi dilakukan terhadap sediaan masker gel peel offbuah andaliman dengan maksud untuk mengetahui bahwa masker gel peel offyang dibuat dapat menimbulkan iritasi pada kulit atau tidak. Iritasi dapat dibagi menjadi 2 kategori,
yaitu iritasi primer yang akan segera timbul sesaat setelah terjadi pelekatan atau
penyentuhan pada kulit, dan iritasi sekunder yang reaksinya baru timbul beberapa
jam setelah penyentuhan atau pelekatan pada kulit (Ditjen POM RI., 1985).
lain misalnya dibagian lengan bawah atau dibelakang daun telinga. Setelah
dibiarkan selama 24–48 jam tidak terjadi reaksi kulit yang tidak diinginkan, maka
kosmetik tersebut dapat digunakan (Wasitaatmadja, 1997).
3.7 Uji Kesukaan (HedonicTest)
Uji hedonik atau uji kesukaan dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan
penelis terhadap produk yang dihasilkan. Uji kesukaan dilakukan secara visual
terhadap 30 orang penelis. Setiap penelis diminta untuk memberikan pendapat
tentang bentuk, warna dan aroma sediaan masker gel peel off. Kemudiaan penelis memilih sediaan mana yang paling disukaianya. Panelis menuliskan S bila suka
dan TS bila tidak suka. Kemudian dihitung persentase kesukaan terhadap
masing-masing sediaan (Utami, 2011).
3.8 Pengujian Efektivitas Anti-Aging
Pengujian efektivitas anti-aging dilakukan terhadap sukarelawan sebanyak 12 orang dan dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu :
a. Kelompok I : Tiga orang sukarelawan untuk masker gel peel offF0 (blanko)
b. Kelompok II : Tiga orang sukarelawan untuk masker gel peel offFI (1%)
c. Kelompok III : Tiga orang sukarelawan untuk masker gel peel offFII (3%)
d. Kelompok IV : Tiga orang sukarelawan untuk masker gel peel offFIII (5%) Semua sukarelawan diukur kondisi awal kulit pada area uji yang telah
dengan mengaplikasikan sebanyak 5 grammasker gel peel offhingga merata pada wajah yang telah ditandai selama 15 menit, masker gel peel offdiaplikasikan berdasarkan kelompok yang telah ditetapkan di atas. Perubahan kondisi
kulitdiukur saat sebelum aplikasi masker gel peel offdan setelah aplikasi masker gel peel offsetiap minggu selama 4 minggu dengan menggunakan alatskin analyzer.
3.9 Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan program IBM SPSS
(Statistical Product and Service Solution) 20. Data terlebih dahulu dianalisis kenormalannya menggunakan Kolmogorov-Smirnovuntuk menentukan normalitasnya.Selanjutnya data dianalisis menggunakan Kruskal Wallis Test untuk mengetahui adanya perbedaan efektivitas anti-anti agingterhadap kondisi kulit wajah sukarelawan diantara semua formula.Data selanjutnya diuji
menggunakan Mann-Whitney Test untuk mengetahui formula mana yang memiliki perbedaan. Selanjutyna untuk menganalisa perubahan kondisi kulit selama empat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1Hasil Identifikasi Tumbuhan
Hasil identifikasi sampel tumbuhan yang dilakukan di Herbarium
Medanense, Departemen Biologi FMIPA, USU menunjukkan bahwa sampel
adalah buah andaliman spesiesZanthoxylum acanthopodium DC., famili Rutaceae. Hasil dapat dilihat pada Lampiran 1, Halaman 65.
4.2 Hasil Ekstraksi
Hasil ekstraksi 1.300gram simplisia buah andaliman dengan cara perkolasi
menggunakan pelarut etanol 96% diperoleh ekstrak etanol buah andaliman
sebanyak 89,72 gram. Hasil ekstraksi buah andaliman dapat dilihat pada Lampiran
7, Halaman 71.
4.3 Hasil Pembuatan Sediaan Masker GelPeel Off
Sediaan yang dihasilkan dengan penambahan ekstrak etanol buah andaliman
masing-masing 1%, 3% dan 5% berwarna coklat dan berbau khas
4.4 Hasil Evaluasi Mutu Fisik Sediaan Masker GelPeel Off 4.4.1 Hasil pemeriksaan homogenitas
Hasil pemeriksaan homogenitas terhadap sediaan masker gelpeel off ekstrak etanol buah andaliman menunjukkan bahwa semua sediaan tidak memperlihatkan
adanyabutir-butir kasar pada saat sediaan dioleskan pada kaca transparan. Hal ini
menunjukkan bahwa sediaan yang dihasilkan memiliki susunan homogen (Ditjen
POM. 1979). Hasil homogenitas sediaan dapat dilihat pada Lampiran 10,
Halaman 75.
4.4.2 Hasil pengamatan stabilitas sediaan masker gelpeel off
Evaluasi stabilitas sediaan dilakukan selama penyimpanan 12 minggu
dengan interval pengamatan sediaan setiap 2, 4, 6, 8, 10 dan 12 minggu. Sediaan
masker gel peel offdisimpan pada suhu kamar diamati perubahan bau, warna, pH, waktu sediaan untuk mengering dan viskositasnya. Dari hasil pengamatan stabilitas sediaan masker gel peel offmenunjukkan bahwa masing-masing formula yang telah diamati selama 12 minggu penyimpanan memberikan hasil yang baik
yaitu tidak mengalami perubahan warna dan bau. Hal ini menunjukkan bahwa
sediaan masker gel peel offstabil dalam penyimpanan. Sedangkan pada pengamatan stabilitas sediaan masker gel peel offdengan parameter pH, waktu yang dibutuhkan sediaan untuk mengering dan viskositas menunjukkan bahwa
sediaan mengalami sedikit perubahan selama penyimpanan. Hasil pengamatan
Tabel 4.1Hasil pengamatan stabilitas sediaan masker gel peel off
Pada pemeriksaan pH sediaan masker gel peel offdapat dilihat bahwa seluruh formula mengalami perubahanpH selama penyimpanan. Hasil pengukuran
andaliman maka pH sediaan semakin rendah disebabkan oleh pH ekstrak yang
asam. Pada sediaan F0 mempunyai pH 5,6, FI5,5, FII5,4, dan FIII5,3 diawal
pengamatan dan setelah penyimpanan selama 12 minggu mempunyai pH F0 5,5,
FI 5,4, FII 5,3 dan FIII 5,2. Meskipun mengalami perubahan pH pada
masing-masing formula, sediaan masih aman digunakan karena masih memenuhi batas pH
fisologis kulit, menurut literatur pH kosmetika diusahakan atau sedekat mungkin
dengan pH fisiologis kulit yaitu 4,6-6,5 (Tranggono dan Latifah, 2007).
Pengujian waktu sediaan untuk mengering dilakukan dengan mengamati
waktu yang diperlukan sediaan untukmengering, yaitu waktu saat mulai
dioleskannya masker gel peel offpadakulit wajah hingga terbentuk lapisan yang kering. Hasil menunjukkan bahwa semakin lama penyimpanan serta dengan
peningkatan konsentrasi ekstrak yang ditambahakan, maka waktu yang
dibutuhkan masker gel peel offuntuk mengering semakin meningkat.
Hasil pengujian viskositas sediaan masker gel peel offdilakukan dengan menggunakan spindle no.64 dan kecepatan 12 rpm pada semua sediaan yang
dibuat. Hasil pengujian menunjukkan bahwa seluruh sediaan mengalami
penurunan viskositas. Hal ini dapat disebabkan karena lama penyimpanan dan
kemasan yang kurang kedap, sehingga sediaan terpengaruh oleh lingkungan
seperti udara.
Sediaan masker gel peel offmengandung gliserin yang bersifat higroskopis dengan afinitas yang tinggi untuk menarik dan menahan molekul air yang akan
menjaga kestabilan dengan cara mengabsorbsi lembab dari lingkungan dan
4.5 Hasil Uji Iritasi SediaanMasker GelPeel Off Terhadap Kulit Sukarelawan Berdasarkan hasil uji iritasi yang dilakukan terhadap 12 orang sukarelawan
yang dilakukandengan cara mengoleskan sediaan masker gel peel offpada kulit belakang telinga, menunjukkan bahwa semua sukarelawan memberikan hasil yang
negatif terhadap parameter reaksi iritasi yaitu adanya kulit merah, gatal dan
pengkasaran pada kulit. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan masker gel peel offyang aman untuk digunakan.Dari hasil uji iritasi tersebut dapat disimpulkan bahwa sediaan masker gel peel offyang dibuat aman untuk digunakan (Tranggono dan Latifah, 2007). Hasil uji iritasi terhadap kulit sukarelawan dapat dilihat pada
Tabel 3.2.
Hasil uji iritasi terhadap kulit sukarelawan dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2Hasil uji iritasi terhadap kulit sukarelawan
Pengamatan Sukarelawan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kemerahan - - - -
Gatal - - - -
Pengkasaran Kulit - - - -
Keterangan:
(-) : tidak mengiritasi (+) : kemerahan (++) : gatal
4.6Hasil Uji Kesukaan (Hedonic Test)
Data dari uji kesukaan (Hedonic test) pada sediaan masker gel peel offekstrak etanol buah andaliman dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Berdasarkan data uji kesukaan (Hedonic test) terhadap 30 panelis, diketahui bahwa sediaan masker gel peel offyang paling disukai oleh panelis adalah sediaan FII yaitu dengan konsentrasi ekstrak etanol buah andaliman 3% dengan persentase
kesukaan 53,33%. Hal ini dikarenakan sediaan masker gel peel offFII (konsentrasi ekstrak etanol buah andaliman 3%) memiliki warna yang tidak terlalu pucat dan
pekat serta aroma yang dihasilkan tidak terlalu menyengat dibandingkan sediaan
F0, FI dan FIII. Persentase kesukaan yang diperoleh dari sediaaan F0 (blanko), FI
(konsentrasi ekstrak etanol buah andaliman 1%), FIII (konsentrasi ekstrak etanol
buah andaliman 5%) sebesar 10%, 20% dan 16,67%.
4.7Hasil Pengujian Efektivitas Anti-Aging
Pengukuran evektivitas anti-aging dilakukan dengan mengukur kondisi kulit sukarelawan. Hal ini bertujuan agar bisa melihat seberapa besar pengaruhmasker
peel-off ekstrak etanol buah andaliman yang digunakan dalam perawatan kulit yang mengalami penuaan dini. Berdasarkan uji normalitas dengan Shapiro-Wilk Test, diperoleh nilai p<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data tidak terdistribusi normal, sehingga dilakukan uji Kruskal wallis kemudian dilanjutkan dengan Mann-Whitney Test, Friedman Test dan Wilcoxon Test.
4.7.1 Kadar air
Tabel 4.4 Data hasilpengukuran kadar air pada kulit sukarelawan
F S K R
Kadar Air (%) Peningkatan
kadar air (%)
Dehidrasi 0-29%; Normal 30-50%; Hidrasi 51-100% (Aramo,2012) F : Formula
SKR : Sukarelawan
SB : Sebelum aplikasi masker gel peeloff ST : Setelah aplikasi masker gel peeloff F0 : Masker gelpeel off tanpa ekstrak (blanko)
F I : Masker gel peel offdengan ekstrak etanol buah andaliman 1% FII : Masker gel peel offdengan ekstrak etanol buah andaliman 3% FIII : Masker gel peel offdengan ekstrak etanol buah andaliman 5%
Dari data pada Tabel 3.4 dapat dilihat bahwa kadar air kulit wajah semua
kelompok sukarelawan sebelum pemakaian masker gelpeel off ekstrak etanol buah andaliman adalah normal (30-34%). Setelah pemakaian masker gel peel off ekstrak etanol buah andaliman selama empat minggu perawatan, semua formula
menunjukkan adanya efek peningkatan kadar air kulit sukarelawan.
Grafik pengaruh pemakaian masker gel peel off terhadap kadar air kulit wajah sukarelawan selama empat minggu perawatan dapat dilihat pada Gambar
Gambar 4.1Grafik pengaruh pemakaian masker gel peel off terhadap kadar air kulit wajah sukarelawan selama empat minggu perawatan
Pada Gambar 4.1menunjukkan bahwa pemakaian masker gel peel off memberikan efek terhadap kadar air kulit wajah sukarelawan, dimana kadar air
meningkat setelah penggunaan masker gel peel off selama empat minggu perawatan. Peningkatan kadar air kulit wajah sukarelawan paling tinggi
ditunjukkan oleh kelompok sukarelawan dengan perawatan menggunakan
formula III.
Datapada Tabel 4.4 selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji non
parametik Kruskal Wallis untuk mengetahui efektivitas formula terhadap kadar air kulit sukarelawan dan diperoleh nilai p<0,05 pada minggu ketiga dan keempat
yang menunjukkan bahwa adanya perbedaan efektivitas antar formula. Untuk
mengetahui formula mana yang berbeda maka dilakukan uji Mann-Whitney. Dari hasil uji Mann-Whitney dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara F0 dengan FI, FII, FIII, dan FI dengan FIII serta FII dengan FIII
nilai (p<0,05). Untuk mengetahui perubahan kondisi kulit selama waktu
perawatan, maka data selanjutnya dianalisis menggunakan Friedman Test dan diperoleh nilai p<0,05 yang menunjukkan adana perbedaan yang signifikan
selama perawatan. Data kemudian dianalisis lebih lanjut menggunakan Wilcoxon Test dan diperoleh nilai p<0,05 pada saat perwatan minngu pertama hingga keempat yang menunjukkan bahwa penggunaan masker memberikan perbedaan
yang signifikan terhadap kondisis kulit.
Untukfungsifisiologisnya,kulitmemerlukanlemakdanair.Lapisanlemak
dipermukaan kulitdan bahan-bahandalamstratumkorneumyang bersifat
higroskopisdapatmenyerapairdanberadadalamhubunganyang fungsional disebut
Natural Moisturizing Factor.Kemampuan stratum korneumuntuk mengikatairsangatpenting bagifleksibilitasdankelenturankulit(Tranggonodan
Latifah,2007). Kemampuan kulit dalam menyerap (absorbsi) sangat dipengaruhi
oleh metabolisme, kelembaban dan ketebalan kulit (Darmawan, 2013).
Nutrisi, aktivitas serta lingkungan merupakan faktor yang sangat
mempengaruhi kadar air dalam epidermis dan dermis. Kulit harus mampu
menjaga kadar air untuk mempertahankan fungsinya sebagai kulit yang sehat.
Apabila kadar air menurun secara drastis, kulit akan kekurangan nutrisi dan
menyebabkan kulit menjadi kering, kasar, pecah-pecah dan terkelupas(Mitsui,
1997).
3.7.2 Kehalusan (evenness)
Tabel 3.5Data hasil pengukuran kehalusan kulit sukarelawan
Halus 0-31; Normal 32-51; Kasar 52-100 (Aramo, 2012) F : Formula
SKR : Sukarelawan
SB : Sebelum aplikasi masker gelpeeloff ST : Setelah aplikasi masker gelpeeloff
F0 : Masker gelpeel off tanpa ekstrak (blanko)
F I : Masker gel peel offdengan ekstrak etanol buah andaliman 1% FII : Masker gel peel offdengan ekstrak etanol buah andaliman 3% FIII : Masker gel peel offdengan ekstrak etanol buah andaliman 5%
Dari data pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa kehalusan kulit wajah
sukarelawansetelah pemakaianmasker gel peeloff ekstrak etanol buah andaliman selama empat minggu perawatanmenunjukkan adanya efek peningkatan kehalusan
kulit sukarelawan. Pada kelompok sukarelawan yang memakai masker formula
FIII mengalami peningkatan kehalusan kulit dari normal menjadi halus.Grafik
Gambar 4.2 Grafik pengaruh pemakaian masker gel peeloff terhadap kehalusan kulit wajah sukarelawan selama empat minggu perawatan
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa pemakaian masker gel
peeloffmemberikan efek terhadap peningkatan kehalusan kulit wajah sukarelawan selama empat minggu perawatan serta perbedaan formula mempengaruhi
peningkatan kehalusan kulit sukarelawan.Penggunaan masker gel
peeloffformulaIII lebih efektif dalam menghaluskan kulit sukarelawan dibandingkan formula I dan II.
Data pada Tabel 4.5 selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji non
parametik Kruskal Wallis untuk mengetahui efektivitas formula terhadap kehalusan kulit sukarelawan dan diperoleh nilai p<0,05 pada minggu kedua,
ketiga dan keempat yang menunjukkan bahwa adanya perbedaan efektivitas yang
signifikan antar formula. Untuk mengetahui formula mana yang berbeda maka
dilakukan uji Mann-Whitney. Dari hasil uji Mann-Whitney dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara F0 dengan FII, FIII, dan FI
waktu perawatan, maka data selanjutnya dianalisis menggunakan Friedman Test dan diperoleh nilai p<0,05 yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan
selama perawatan. Data kemudian dianalisis lebih lanjut menggunakan Wilcoxon Test dan diperoleh nilai p<0,05 pada saat perwatan minggu pertama hingga keempat yang menunjukkan bahwa penggunaan masker memberikan perbedaan
yang signifikan terhadap kondisi kulit.
Menurut Bogadenta (2012), tekstur kulit yang kering dan kasar merupakan
tanda umum yang dialami saat kulit mengalami penuaan dini. Ketika kulit terlalu
sering terpapar matahari, kolagen dan elastin yang berada dalam kulit akan rusak.
Kolagen berfungsi memberikan kekuatan dan elastisitas pada kulit, sedangkan
elastin membuat kulit semakin kencang dan fleksibel. Akibat terlalu lama terpapar
radiasi sinar matahari, kedua bagian ini akan rusak. Sehingga elastisitas kulit
hilang dan kulit tampak kering dan kasar.
4.7.3 Pori (pore)
Pengukuran pori menggunakan perangkat skin analyzer yaitudengan lensa perbesaran 60 kali dengan warna lampu sensor berwarna biru, pada saat waktu
melakukan pengukuran kehalusan kulit, maka secara otomatis pengukuran pori
ikut terbaca. Data hasil pengukuran besar pori pada semua kelompok sukarelawan
Tabel 4.6Data hasil pengukuran pori (pore) pada kulit wajah sukarelawan
Keterangan :
Kecil 0-19; Beberapa besar 20-39; Sangat besar 40-100 (Aramo, 2012) F : Formula
SKR : Sukarelawan
SB : Sebelum aplikasi masker gelpeeloff ST : Setelah aplikasi masker gelpeeloff
F0 : Masker gelpeel off tanpa ekstrak (blanko)
F I : Masker gel peel offdengan ekstrak etanol buah andaliman 1% FII : Masker gel peel offdengan ekstrak etanol buah andaliman 3% FIII : Masker gel peel offdengan ekstrak etanol buah andaliman 5%
Dari datapada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa, pemakaianmasker selama
empat minggu, menunjukkan pengecilan ukuran pori pada kulit sukarelawan.Pada
kelompok sukarelawan yang memakai masker formula III dengan konsensentarsi
ekstrak etanol buah andaliman 5% menunjukkan perubahan ukuran pori dari
Grafik pengaruh pemakaian masker gel peeloffterhadap pengecilan ukuran pori kulit wajah sukarelawan selama empat minggu perawatan dapat dilihat pada
Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Grafik pengaruh pemakaian masker gel peeloff terhadap pengecilan ukuran pori kulit wajah sukarelawan selama empat minggu perawatan
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa pemakaian masker gel peeloffmemberikan efek terhadap pengecilan ukuran pori kulit wajah sukarelawan selama empat
minggu perawatan. Pada formula III pengecilan ukuran pori kulit wajah
sukarelawa lebih efektif dari pada kelompok sukarelawan yang memakai F 0, F I
dan F II.
Data pada Tabel 4.6 selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji non
parametik Kruskal Wallis untuk mengetahui efektivitas formula terhadap kehalusan kulit sukarelawan dan diperoleh nilai p<0,05 pada minggu kedua,
ketiga dan keempat yang menunjukkan bahwa adanya perbedaan efektivitas yang
signifikan antar formula. Untuk mengetahui formula mana yang berbeda maka
dilakukan uji Mann-Whitney. Dari hasil uji Mann-Whitney dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara F 0 dengan F II, FIII, dan F I
dengan F II dan F III (nilai p<0,05). Untuk mengetahui perubahan kondisi kulit
selama waktu perawatan, maka data selanjutnya dianalisis menggunakan
Friedman Test dan diperoleh nilai p<0,05 yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan selama perawatan. Data kemudian dianalisis lebih lanjut
menggunakan Wilcoxon Test dan diperoleh nilai p<0,05 pada saat perwatan minggu pertama hingga keempat yang menunjukkan bahwa penggunaan masker
memberikan perbedaan yang signifikan terhadap kondisi kulit.
Pembesaran pori dapat dikurangi dengan pengelupasan secara teratur. Selain
disebabkan oleh bertambahnya usia yang menyebabkan pori-pori menjadi lebih
besar karena berkurangnya elastisitas kulit juga dikarenakan seringnya terkena
paparan sinar matahari. Banyaknya aktivitas yang menyebabkan peningkatan suhu
tubuh juga dapat membuat ukuran pori-pori membesar (Bogadenta, 2012).
Menurut Sulastomo (2013), salah satu parameter untuk menentukan kulit
wajah yang sehat adalah mempunyai pori-pori yang kecil. Pori-pori dapat
membesar apabila terkena sinar matahari yang terlalu terik, peningkatan suhu
menyebabkan pembukaan pori-pori pada kulit. Pori-pori yang besar dapat
menyebabkan kotoran mudah masuk dan tersumbat di dalamnya.
4.7.4 Noda (spot)
Pengukuran banyaknya noda dengan menggunakan perangkat skin analyzer dengan lensa perbesaran 60 kali dengan warna lampu sensor jingga. Hasil
Tabel 4.7Data hasil pengukuran jumlah noda (spot) pada kulit wajah sukarelawan
Sedikit noda 0-19; Beberapa noda 20-39; sangat banyak noda 40-100 (Aramo, 2012)
F : Formula SKR : Sukarelawan
SB : Sebelum aplikasi masker gelpeeloff ST : Setelah aplikasi masker gel peeloff F0 : Masker gelpeel off tanpa ekstrak (blanko)
F I : Masker gel peel offdengan ekstrak etanol buah andaliman 1% FII : Masker gel peel offdengan ekstrak etanol buah andaliman 3% FIII : Masker gel peel offdengan ekstrak etanol buah andaliman 5%
Dari data hasil pengukuranpada Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa kulit wajah
semua kelompok sukarelawan sebelum pemakaian maskergel peeloffmemiliki sangat banyak noda (40-49). Setelah pemakaian maskergel peeloffselama empat minggu, hasil pengukuran noda pada kulit wajah sukarelawan yang memakai
formula FI, FII dan FIII mengalami pengurangan noda, yaitu dari sangat banyak
kandungan ekstrak di dalam masker gel peeloffmaka semakin besar pengaruhnya dalam mengurangi jumlah noda pada kulit.
Grafik pengaruh pemakaian masker gel peeloffterhadap jumlah noda kulit wajah sukarelawan selama empat minggu perawatan dapat dilihat pada Gambar
4.4.
Gambar 4.4Grafik pengaruh pemakaian masker gel peeloffterhadap jumlah noda kulit wajah sukarelawan selama empat minggu perawatan
Pada Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa kelompok sukarelawan yang
memakai formula FIII lebih efektif dalam menurunkan jumlah noda kulit wajah
sukarelawan dibandingkan kelompok sukarelawan yang memakai formula F0, FI
dan FII.
Data pada Tabel 4.7 selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji non
parametik Kruskal Wallis untuk mengetahui efektivitas formula terhadap
kedua, ketiga dan keempat yang menunjukkan bahwa adanya perbedaan
efektivitas yang signifikan antar formula. Untuk mengetahui formula mana yang
berbeda maka dilakukan uji Mann-Whitney. Dari hasil uji Mann-Whitney dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara F 0 dengan F II,
FIII dan FI dengan FIII serta F II dengan FIII (nilai p<0,05). Untuk mengetahui
perubahan kondisi kulit selama waktu perawatan, maka data selanjutnya dianalisis
menggunakan Friedman Test dan diperoleh nilai p<0,05 yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan selama perawatan. Data kemudian dianalisis
lebih lanjut menggunakan Wilcoxon Test dan diperoleh nilai p<0,05 pada saat perwatan minggu pertama hingga keempat yang menunjukkan bahwa penggunaan
masker memberikan perbedaan yang signifikan terhadap penurunan jumlah noda
pada kulit sukarelawan.
Semakin banyak sinar matahari yang terkena kulit menyebabkan semakin
aktif pembentukan melanin dan menimbulkan pembentukan bercak-bercak noda
bwerwarna kecoklatan pada kulit (Prianto, 2014). Flek hitam atau melasma
merupakan hiperpigmentasi kecoklatan yang terjadi diwajah. Adanya peningkatan
melanin atau tidak meratanya distribusi melanin dapat menyebabkan perubahan
pigmentasi lokal atau flek biasanya dikarenakan faktor internal (ketidak
seimbangan hormon) maupun faktor eksternal (karena paparan sinar matahari
kontak dengan zat kimia, polusi dan infeksi lokal) (Jaelani, 2009).
3.7.5 Keriput (wrinkle )
Hasilpengukuran Keriput (wrinkle )pada kulit wajah sukarelawan dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8Data hasil pengukuran Keriput (wrinkle )pada kulit wajah sukarelawan
F
Tidak berkeriput 0-19; Berkeriput20-52; Berkeriput parah 53-100 (Aramo, 2012) F : Formula
SKR : Sukarelawan
SB : Sebelum aplikasi masker gelpeeloff ST : Setelah aplikasi masker gel peeloff F0 : Masker gelpeel off tanpa ekstrak (blanko)
F I : Masker gel peel offdengan ekstrak etanol buah andaliman 1% FII : Masker gel peel offdengan ekstrak etanol buah andaliman 3% FIII : Masker gel peel offdengan ekstrak etanol buah andaliman 5%
Pada Tabel 4.8 data hasil pengukuran yang di peroleh memperlihatkan
bahwa kondisi kulit wajah sukarelawan yang memakai masker formula FIII
memberikan efek yang lebih efektif dalam mengurangi keriput kulit wajah
dibandingkan kelompok sukrelawan yang memakai masker formula F0, FI dan
masker gel peel offmaka semakin besar pengaruhnya dalam mengurangi jumlahkeriput kulit wajah sukarelawan.
Grafik pengaruh pemakaian masker gel peel offterhadap pengurangan keriput kulit wajah sukarelawan selama empat minggu perawatan dapat dilihat
pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5Grafik pengaruh pemakaian masker gel peel offterhadap pengurangan keriput kulit wajah sukarelawan selama empat minggu perawatan
Pada Gambar 4.5menunjukkan bahwa pemakaian masker gel peel offmemberikan efek terhadap pengurangan keriput kulit wajah sukarelawan selama empat minggu perawatan. Pada kelompok sukarelawan yang memakai
formula FIII (konsentrasi ekstrak 5%) lebih efektif dalam mengurangi keriput
kulit wajah sukarelawan dari pada formula F0, FI dan FII selama empat minggu
perawatan.
Data pada Tabel 4.8 selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji non
parametik Kruskal Wallis untuk mengetahui efektivitas formula terhadap penurunan jumlah noda kulit sukarelawan dan diperoleh nilai p<0,05 pada minggu
ketiga dan keempat yang menunjukkan bahwa adanya perbedaan efektivitas yang
signifikan antar formula. Untuk mengetahui formula mana yang berbeda maka
dilakukan uji Mann-Whitney. Dari hasil uji Mann-Whitney dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara F 0 dengan FIII dan FI dengan
FIII serta F II dengan FIII (nilai p<0,05). Untuk mengetahui perubahan kondisi
kulit selama waktu perawatan, maka data selanjutnya dianalisis menggunakan
Friedman Test dan diperoleh nilai p<0,05 yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan selama perawatan. Data kemudian dianalisis lebih lanjut
menggunakan Wilcoxon Test dan diperoleh nilai p<0,05 pada saat perawatan minggu pertama hingga keempat yang menunjukkan bahwa penggunaan masker
memberikan perbedaan yang signifikan terhadap penurunan jumlah keriput pada
kulit sukarelawan.
Sinar ultraviolet dalam waktu panjang akan menimbulkan efek kerusakan
kulit, kulit mulai mengendur, merenggang dan kehilangan kemampuannya untuk
kembali ketempatnya setelah peregangan (Darmawan, 2013). Timbulnya keriput
merupakan hasil dari menurunnya kekuatan dan elastisitas kulit yang disebabkan
oleh berkurangnya kandungan air, perubahan jumlah serta kualitas darikolagen
dermis serta elastisitas kolagen (Barel, dkk, 2009). Dalam hal ini, proses penuaan
yang gejalanya terlihat jelas pada kulit seperti timbulnya keriput, kulit menjadi
kasar, serta noda-noda gelap. Keriput yang timbul dapat diartikan secara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Ekstrak etanol buah andaliman dapat diformulasikan dalam bentuk
sediaan masker gel peel offmenghasilkan sediaan yang homogen, tidak mengiritasi dan stabil dalam penyimpanan.
2. Perbedaan konsentrasi ekstrak etanol buah andaliman dalam sediaan
masker gel peel offmempengaruhi efektivitas anti aging, dimana masker gel peel offdengan konsentrasi ekstrak 5% menunjukkan hasil yang paling baik dalampeningkatan kadar air kulit, kehalusan kulit, pengecilan ukuran
pori, pengurangan jumlah noda dan pengurangan keriput selama
perawatan.
3. Penggunaan sediaan masker gel peel offyang mengandung ekstrak etanol buah andaliman menunjukkan peningkatan kondisi kulit menjadi lebih
baik selama empat minggu perawatan.
5.2 Saran
Diharapkan kepada peneliti selanjutnya dapat membandingkan efektivitas