• Tidak ada hasil yang ditemukan

Formulasi dan Evaluasi Masker Gel Peel Off Ekstrak Etanol Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Sebagai Anti-Aging Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Formulasi dan Evaluasi Masker Gel Peel Off Ekstrak Etanol Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Sebagai Anti-Aging Chapter III V"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini dilakukan secara eksperimental. Prosespenelitian ini

dilakukan di Laboratorium Fitokimia, Laboratorium Kosmetologi dan

Laboratorim Farmasi Fisik Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Penelitian meliputi pembuatan ekstrak etanol buah andaliman, pembuatan sediaan

masker gelpeel off anti-aging, evaluasi mutu fisik sediaan seperti homogenitas sediaan, pengamatan stabilitas sediaan meliputi: perubahan warna, bau,

pengukuran pH, pengujian waktu sediaan mengering dan pengukuran viskositas,

uji iritasi, uji hedonik dan pengujian efektifitas anti-aging sediaan terhadap perawatan kulit sukarelawan.

3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat-alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas,

aluminium foil, batang pengaduk,blender, cawan porselin, lumpang,kertas perkamen, neraca analitik (Ohaus),penangas air, pekolator, pH meter (Hanna

Instrument), pot kaca, rotary evaporator,spatula, stamfer, sudip, skin analyzer dan moisture checker (Aramo Huvis), dan viskometer Brookfield.

3.1.2 Bahan-bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak buah andaliman,

etanol 96%, polivinil alkohol (PVA), carbomer 940, natrium lauril sulfat, gliserin,

(2)

3.2Sampel Tumbuhan 3.2.1 Pengambilan sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara purposif, yaitu tanpa membandingkan

dengan tumbuhan yang sama dari daerah lain. Sampel yang digunakan adalah

buah andaliman yang diambil dari Desa Ria-Ria, Kecamatan

Pollung,Kab.Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara.

3.2.2 Identifikasi sampel

Identifikasi sampel dilakukan di Herbarium Medanense, Departemen

Biologi FMIPA USU.

3.2.3 Pengolahan sampel

Bahan tanaman yang digunakan pada penelitian ini adalah buah andaliman

yang masih segar. Buah andaliman dipisahkan dari pengotor lain lalu dicuci

hingga bersih kemudian ditiriskan dan ditimbang. Diperoleh berat basah buah

andaliman. Selanjutnya buah andaliman dikeringkan dalam lemari pengering

sampai buah andaliman kering. Simplisia yang telah kering ditimbang dan

diperoleh berat simplisia buah andaliman. Setelah itu simplisia kering dihaluskan

menggunakan blender. 3.2.4 Pembuatan ekstrak

Pembuatan ekstrak buah andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) dilakukan secara perkolasi menggunakan pelarut etanol 96% (Ditjen POM, 1979).

Cara pembuatan: sebanyak 1.300 g serbuk simplisia buah andaliman

dibasahi dengan etanol 96% dan dibiarkan selama 3 jam. Sampel dimasukkan ke

dalam alat perkolator, lalu dituang cairan penyari etanol sampai semua simplisia

(3)

ditutup dengan aluminium foil dan dibiarkan selama 24 jam, kemudian kran

dibuka dan dibiarkan tetesan ekstrak mengalir dengan kecepatan 1 ml/menit,

perkolat ditampung. Cairan penyari ditambahkan berulang-ulang secukupnya

sehingga selalu terdapat cairan penyari diatas simplisia. Perkolasi dihentikan jika

cairan yang keluar tidak berwarna lagi. Perkolat dipekatkan dengan rotary evaporator pada temperatur 40-50oC sampai diperoleh ekstrak kental (Ditjen POM, 1979).

3.3Sukarelawan

Sukarelawan pada penelitiaan ini adalah mahasiswi Fakultas Farmasi USU

sebanyak 12 orang dan berusia sekitar 20-25 tahun dengan kriteria sebagai berikut

(Ditjen POM,1985) :

1.Wanita berbadan sehat

2. Usia antara 20-25 tahun

3. Tidak ada riwayat penyakit yang berhubungan dengan alergi

4. Bersedia menjadi sukarelawan

3.4Formula Sediaan Masker GelPeel Off

Sediaan masker gelpeel off dibuat berdasarkan formula standar masker gelpeel off (Rieger, 2000). Formula standar ini dimodifikasi dengan mengeluarkan sebagian bahan seperti pH buffer, parfum dan pewarna. Formula standar dapat

(4)

3.4.1 Formula standar masker gelpeel off(Rieger, 2000) R/ Polivinil alkohol 5 – 10%

Thickener 1 %

Humektan 2 – 10%

Surfaktan 2 – 5%

Alkohol 10 – 30%

pH buffer 4 – 7

Pengawet qs

Parfum qs

Pewarna qs

Air suling ad 100

3.4.2 Formula modifikasi basis masker gelpeel off R/ Polivinil alkohol 10

Carbomer 940 1

Gliserin 10

Natrium lauril sulfat 2

Etanol 96% 20

Nipagin 0,2

Air suling ad 100

Cara pembuatan :

Polivinil alkohol (PVA) ditambahkan air suling, kemudian dipanaskan diatas

penangas air pada suhu ±75oC hingga mengembang sempurna, lalu diaduk.

(5)

Dilarutkan nipagin dan natrium lauril sulfat dalam air suling panas. Ditambahkan

massa PVA kedalam massa carbomer 940, lalu ditambahkan larutan nipagin,

larutan natrium lauril sulfat dan gliserin. Diaduk hingga homogen lalu dibiarkan

hingga dingin. Kemudian ditambahkan etanol 96% dan diaduk hingga membentuk

basis masker gelpeeloff.

3.4.3 Formulasi sediaan masker gelpeel off

Masker gelpeel off dibuat dalam 4 formula yang dibedakan oleh konsentrasi ekstrak etanol buah andaliman.Sediaan masker peel-off dibuat berdasarkan formula standar masker gelpeel off(Rieger, 2000). Formula standar ini dimodifikasi dengan mengeluarkan sebagian bahan seperti pH buffer, parfum dan

pewarna. Ekstrak etanol buah andaliman digunakan sebagai bahan aktif.

Konsentrasi ekstrak yang digunakan untuk membuat masker gel peel off anti-aging adalah 1%, 3% dan 5% dalam komposisi basis yang sama. Sebagai blanko digunakan masker gelpeeloff tanpa ekstrak etanol buah andaliman. Formula sediaan masker gelpeeloff dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Formulasi sediaan masker gelpeeloff

Bahan

(6)

Cara pembuatan :

Ekstrak etanol buah andaliman ditimbang sesuai konsentrasi,

kemudianditambahkan sedikit basis masker gel peel off, digerus homogen. Dicukupkan dengan basis masker gel peel offhingga 100 g dan diaduk homogen.

3.5Evaluasi Mutu Fisik Sediaan 3.5.1. Pemeriksaan homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan objek gelas. Sejumlah

tertentu sediaan jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang

cocok, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat

adanya butiran kasar (Ditjen POM RI., 1979).

3.5.2 Pengamatan stabilitas sediaan

Masing-masing formula sediaan dimasukkan ke dalam 4 toples kaca dengan

masing-masing konsentrasi seberat 100 g, disimpan pada suhu kamar dan diukur

parameter-parameter kestabilian seperti bau, warna, viskositas, pH, dan waktu

mengering masker gel peel off. Pengamatan stabilitas sediaan masker gel peel offdievaluasi setiap 2 minggu selama penyimpanan 12 minggu (Batubara, 2016; Umayah, 2016).

3.5.3 Pengukuran pH sediaan

Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. Alat

terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar standar (pH 7,01)

dan larutan dapar pH asam (pH 4,01) hingga alat menunjukkan harga pH tersebut.

Kemudian elektoda dicuci dengan air suling, lalu dikeringkan dengan tisu.Sampel

dibuat dalam konsentrasi 1% yaitu timbang 1 g sediaan dan dilarutkan dalam air

(7)

tersebut.Dibiarkan alat menunjukkan harga pH sampai konstan. Angka yang

ditunjukkan pH meter merupakan pH sediaan (Rawlins, 2003).

3.5.4 Pengujian viskositas sediaan

Penentuan Viskositas sediaan dilakukan dengan alat viskometer Brookfield. Dengan cara menimbang 100 gram sediaan masker gel peel offekstrak etanol buah andaliman kemudian diatur spindle dan kecepatan yang digunakan, dijalankan

viskometer Brookfield, kemudian viskometer dari masker gel peel offakan terbaca(Batubara, 2016; Umayah, 2016).

3.5.5 Pengukuran lama pengeringan masker

Pengukuran lama pengeringan dilakukan pada suhu kamar dengan cara

mengoleskan 0,5 gram sediaan masker pada daerah wajah yang ditandai lalu

diukur waktu sediaan yang diperlukan sediaan untuk mengering. Dilakukan tiga

kali pengukuran dengan sukarelawan yang berbeda-beda (Batubara, 2016;

Umayah, 2016).

3.6Uji Iritasi Terhadap Kulit Sukarelawan

Uji iritasi dilakukan terhadap sediaan masker gel peel offbuah andaliman dengan maksud untuk mengetahui bahwa masker gel peel offyang dibuat dapat menimbulkan iritasi pada kulit atau tidak. Iritasi dapat dibagi menjadi 2 kategori,

yaitu iritasi primer yang akan segera timbul sesaat setelah terjadi pelekatan atau

penyentuhan pada kulit, dan iritasi sekunder yang reaksinya baru timbul beberapa

jam setelah penyentuhan atau pelekatan pada kulit (Ditjen POM RI., 1985).

(8)

lain misalnya dibagian lengan bawah atau dibelakang daun telinga. Setelah

dibiarkan selama 24–48 jam tidak terjadi reaksi kulit yang tidak diinginkan, maka

kosmetik tersebut dapat digunakan (Wasitaatmadja, 1997).

3.7 Uji Kesukaan (HedonicTest)

Uji hedonik atau uji kesukaan dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan

penelis terhadap produk yang dihasilkan. Uji kesukaan dilakukan secara visual

terhadap 30 orang penelis. Setiap penelis diminta untuk memberikan pendapat

tentang bentuk, warna dan aroma sediaan masker gel peel off. Kemudiaan penelis memilih sediaan mana yang paling disukaianya. Panelis menuliskan S bila suka

dan TS bila tidak suka. Kemudian dihitung persentase kesukaan terhadap

masing-masing sediaan (Utami, 2011).

3.8 Pengujian Efektivitas Anti-Aging

Pengujian efektivitas anti-aging dilakukan terhadap sukarelawan sebanyak 12 orang dan dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu :

a. Kelompok I : Tiga orang sukarelawan untuk masker gel peel offF0 (blanko)

b. Kelompok II : Tiga orang sukarelawan untuk masker gel peel offFI (1%)

c. Kelompok III : Tiga orang sukarelawan untuk masker gel peel offFII (3%)

d. Kelompok IV : Tiga orang sukarelawan untuk masker gel peel offFIII (5%) Semua sukarelawan diukur kondisi awal kulit pada area uji yang telah

(9)

dengan mengaplikasikan sebanyak 5 grammasker gel peel offhingga merata pada wajah yang telah ditandai selama 15 menit, masker gel peel offdiaplikasikan berdasarkan kelompok yang telah ditetapkan di atas. Perubahan kondisi

kulitdiukur saat sebelum aplikasi masker gel peel offdan setelah aplikasi masker gel peel offsetiap minggu selama 4 minggu dengan menggunakan alatskin analyzer.

3.9 Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan program IBM SPSS

(Statistical Product and Service Solution) 20. Data terlebih dahulu dianalisis kenormalannya menggunakan Kolmogorov-Smirnovuntuk menentukan normalitasnya.Selanjutnya data dianalisis menggunakan Kruskal Wallis Test untuk mengetahui adanya perbedaan efektivitas anti-anti agingterhadap kondisi kulit wajah sukarelawan diantara semua formula.Data selanjutnya diuji

menggunakan Mann-Whitney Test untuk mengetahui formula mana yang memiliki perbedaan. Selanjutyna untuk menganalisa perubahan kondisi kulit selama empat

(10)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Hasil Identifikasi Tumbuhan

Hasil identifikasi sampel tumbuhan yang dilakukan di Herbarium

Medanense, Departemen Biologi FMIPA, USU menunjukkan bahwa sampel

adalah buah andaliman spesiesZanthoxylum acanthopodium DC., famili Rutaceae. Hasil dapat dilihat pada Lampiran 1, Halaman 65.

4.2 Hasil Ekstraksi

Hasil ekstraksi 1.300gram simplisia buah andaliman dengan cara perkolasi

menggunakan pelarut etanol 96% diperoleh ekstrak etanol buah andaliman

sebanyak 89,72 gram. Hasil ekstraksi buah andaliman dapat dilihat pada Lampiran

7, Halaman 71.

4.3 Hasil Pembuatan Sediaan Masker GelPeel Off

Sediaan yang dihasilkan dengan penambahan ekstrak etanol buah andaliman

masing-masing 1%, 3% dan 5% berwarna coklat dan berbau khas

(11)

4.4 Hasil Evaluasi Mutu Fisik Sediaan Masker GelPeel Off 4.4.1 Hasil pemeriksaan homogenitas

Hasil pemeriksaan homogenitas terhadap sediaan masker gelpeel off ekstrak etanol buah andaliman menunjukkan bahwa semua sediaan tidak memperlihatkan

adanyabutir-butir kasar pada saat sediaan dioleskan pada kaca transparan. Hal ini

menunjukkan bahwa sediaan yang dihasilkan memiliki susunan homogen (Ditjen

POM. 1979). Hasil homogenitas sediaan dapat dilihat pada Lampiran 10,

Halaman 75.

4.4.2 Hasil pengamatan stabilitas sediaan masker gelpeel off

Evaluasi stabilitas sediaan dilakukan selama penyimpanan 12 minggu

dengan interval pengamatan sediaan setiap 2, 4, 6, 8, 10 dan 12 minggu. Sediaan

masker gel peel offdisimpan pada suhu kamar diamati perubahan bau, warna, pH, waktu sediaan untuk mengering dan viskositasnya. Dari hasil pengamatan stabilitas sediaan masker gel peel offmenunjukkan bahwa masing-masing formula yang telah diamati selama 12 minggu penyimpanan memberikan hasil yang baik

yaitu tidak mengalami perubahan warna dan bau. Hal ini menunjukkan bahwa

sediaan masker gel peel offstabil dalam penyimpanan. Sedangkan pada pengamatan stabilitas sediaan masker gel peel offdengan parameter pH, waktu yang dibutuhkan sediaan untuk mengering dan viskositas menunjukkan bahwa

sediaan mengalami sedikit perubahan selama penyimpanan. Hasil pengamatan

(12)

Tabel 4.1Hasil pengamatan stabilitas sediaan masker gel peel off

Pada pemeriksaan pH sediaan masker gel peel offdapat dilihat bahwa seluruh formula mengalami perubahanpH selama penyimpanan. Hasil pengukuran

(13)

andaliman maka pH sediaan semakin rendah disebabkan oleh pH ekstrak yang

asam. Pada sediaan F0 mempunyai pH 5,6, FI5,5, FII5,4, dan FIII5,3 diawal

pengamatan dan setelah penyimpanan selama 12 minggu mempunyai pH F0 5,5,

FI 5,4, FII 5,3 dan FIII 5,2. Meskipun mengalami perubahan pH pada

masing-masing formula, sediaan masih aman digunakan karena masih memenuhi batas pH

fisologis kulit, menurut literatur pH kosmetika diusahakan atau sedekat mungkin

dengan pH fisiologis kulit yaitu 4,6-6,5 (Tranggono dan Latifah, 2007).

Pengujian waktu sediaan untuk mengering dilakukan dengan mengamati

waktu yang diperlukan sediaan untukmengering, yaitu waktu saat mulai

dioleskannya masker gel peel offpadakulit wajah hingga terbentuk lapisan yang kering. Hasil menunjukkan bahwa semakin lama penyimpanan serta dengan

peningkatan konsentrasi ekstrak yang ditambahakan, maka waktu yang

dibutuhkan masker gel peel offuntuk mengering semakin meningkat.

Hasil pengujian viskositas sediaan masker gel peel offdilakukan dengan menggunakan spindle no.64 dan kecepatan 12 rpm pada semua sediaan yang

dibuat. Hasil pengujian menunjukkan bahwa seluruh sediaan mengalami

penurunan viskositas. Hal ini dapat disebabkan karena lama penyimpanan dan

kemasan yang kurang kedap, sehingga sediaan terpengaruh oleh lingkungan

seperti udara.

Sediaan masker gel peel offmengandung gliserin yang bersifat higroskopis dengan afinitas yang tinggi untuk menarik dan menahan molekul air yang akan

menjaga kestabilan dengan cara mengabsorbsi lembab dari lingkungan dan

(14)

4.5 Hasil Uji Iritasi SediaanMasker GelPeel Off Terhadap Kulit Sukarelawan Berdasarkan hasil uji iritasi yang dilakukan terhadap 12 orang sukarelawan

yang dilakukandengan cara mengoleskan sediaan masker gel peel offpada kulit belakang telinga, menunjukkan bahwa semua sukarelawan memberikan hasil yang

negatif terhadap parameter reaksi iritasi yaitu adanya kulit merah, gatal dan

pengkasaran pada kulit. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan masker gel peel offyang aman untuk digunakan.Dari hasil uji iritasi tersebut dapat disimpulkan bahwa sediaan masker gel peel offyang dibuat aman untuk digunakan (Tranggono dan Latifah, 2007). Hasil uji iritasi terhadap kulit sukarelawan dapat dilihat pada

Tabel 3.2.

Hasil uji iritasi terhadap kulit sukarelawan dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2Hasil uji iritasi terhadap kulit sukarelawan

Pengamatan Sukarelawan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Kemerahan - - - -

Gatal - - - -

Pengkasaran Kulit - - - -

Keterangan:

(-) : tidak mengiritasi (+) : kemerahan (++) : gatal

(15)

4.6Hasil Uji Kesukaan (Hedonic Test)

Data dari uji kesukaan (Hedonic test) pada sediaan masker gel peel offekstrak etanol buah andaliman dapat dilihat pada Tabel 4.3.

(16)

Berdasarkan data uji kesukaan (Hedonic test) terhadap 30 panelis, diketahui bahwa sediaan masker gel peel offyang paling disukai oleh panelis adalah sediaan FII yaitu dengan konsentrasi ekstrak etanol buah andaliman 3% dengan persentase

kesukaan 53,33%. Hal ini dikarenakan sediaan masker gel peel offFII (konsentrasi ekstrak etanol buah andaliman 3%) memiliki warna yang tidak terlalu pucat dan

pekat serta aroma yang dihasilkan tidak terlalu menyengat dibandingkan sediaan

F0, FI dan FIII. Persentase kesukaan yang diperoleh dari sediaaan F0 (blanko), FI

(konsentrasi ekstrak etanol buah andaliman 1%), FIII (konsentrasi ekstrak etanol

buah andaliman 5%) sebesar 10%, 20% dan 16,67%.

4.7Hasil Pengujian Efektivitas Anti-Aging

Pengukuran evektivitas anti-aging dilakukan dengan mengukur kondisi kulit sukarelawan. Hal ini bertujuan agar bisa melihat seberapa besar pengaruhmasker

peel-off ekstrak etanol buah andaliman yang digunakan dalam perawatan kulit yang mengalami penuaan dini. Berdasarkan uji normalitas dengan Shapiro-Wilk Test, diperoleh nilai p<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data tidak terdistribusi normal, sehingga dilakukan uji Kruskal wallis kemudian dilanjutkan dengan Mann-Whitney Test, Friedman Test dan Wilcoxon Test.

4.7.1 Kadar air

(17)

Tabel 4.4 Data hasilpengukuran kadar air pada kulit sukarelawan

F S K R

Kadar Air (%) Peningkatan

kadar air (%)

Dehidrasi 0-29%; Normal 30-50%; Hidrasi 51-100% (Aramo,2012) F : Formula

SKR : Sukarelawan

SB : Sebelum aplikasi masker gel peeloff ST : Setelah aplikasi masker gel peeloff F0 : Masker gelpeel off tanpa ekstrak (blanko)

F I : Masker gel peel offdengan ekstrak etanol buah andaliman 1% FII : Masker gel peel offdengan ekstrak etanol buah andaliman 3% FIII : Masker gel peel offdengan ekstrak etanol buah andaliman 5%

Dari data pada Tabel 3.4 dapat dilihat bahwa kadar air kulit wajah semua

kelompok sukarelawan sebelum pemakaian masker gelpeel off ekstrak etanol buah andaliman adalah normal (30-34%). Setelah pemakaian masker gel peel off ekstrak etanol buah andaliman selama empat minggu perawatan, semua formula

menunjukkan adanya efek peningkatan kadar air kulit sukarelawan.

Grafik pengaruh pemakaian masker gel peel off terhadap kadar air kulit wajah sukarelawan selama empat minggu perawatan dapat dilihat pada Gambar

(18)

Gambar 4.1Grafik pengaruh pemakaian masker gel peel off terhadap kadar air kulit wajah sukarelawan selama empat minggu perawatan

Pada Gambar 4.1menunjukkan bahwa pemakaian masker gel peel off memberikan efek terhadap kadar air kulit wajah sukarelawan, dimana kadar air

meningkat setelah penggunaan masker gel peel off selama empat minggu perawatan. Peningkatan kadar air kulit wajah sukarelawan paling tinggi

ditunjukkan oleh kelompok sukarelawan dengan perawatan menggunakan

formula III.

Datapada Tabel 4.4 selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji non

parametik Kruskal Wallis untuk mengetahui efektivitas formula terhadap kadar air kulit sukarelawan dan diperoleh nilai p<0,05 pada minggu ketiga dan keempat

yang menunjukkan bahwa adanya perbedaan efektivitas antar formula. Untuk

mengetahui formula mana yang berbeda maka dilakukan uji Mann-Whitney. Dari hasil uji Mann-Whitney dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara F0 dengan FI, FII, FIII, dan FI dengan FIII serta FII dengan FIII

nilai (p<0,05). Untuk mengetahui perubahan kondisi kulit selama waktu

(19)

perawatan, maka data selanjutnya dianalisis menggunakan Friedman Test dan diperoleh nilai p<0,05 yang menunjukkan adana perbedaan yang signifikan

selama perawatan. Data kemudian dianalisis lebih lanjut menggunakan Wilcoxon Test dan diperoleh nilai p<0,05 pada saat perwatan minngu pertama hingga keempat yang menunjukkan bahwa penggunaan masker memberikan perbedaan

yang signifikan terhadap kondisis kulit.

Untukfungsifisiologisnya,kulitmemerlukanlemakdanair.Lapisanlemak

dipermukaan kulitdan bahan-bahandalamstratumkorneumyang bersifat

higroskopisdapatmenyerapairdanberadadalamhubunganyang fungsional disebut

Natural Moisturizing Factor.Kemampuan stratum korneumuntuk mengikatairsangatpenting bagifleksibilitasdankelenturankulit(Tranggonodan

Latifah,2007). Kemampuan kulit dalam menyerap (absorbsi) sangat dipengaruhi

oleh metabolisme, kelembaban dan ketebalan kulit (Darmawan, 2013).

Nutrisi, aktivitas serta lingkungan merupakan faktor yang sangat

mempengaruhi kadar air dalam epidermis dan dermis. Kulit harus mampu

menjaga kadar air untuk mempertahankan fungsinya sebagai kulit yang sehat.

Apabila kadar air menurun secara drastis, kulit akan kekurangan nutrisi dan

menyebabkan kulit menjadi kering, kasar, pecah-pecah dan terkelupas(Mitsui,

1997).

3.7.2 Kehalusan (evenness)

(20)

Tabel 3.5Data hasil pengukuran kehalusan kulit sukarelawan

Halus 0-31; Normal 32-51; Kasar 52-100 (Aramo, 2012) F : Formula

SKR : Sukarelawan

SB : Sebelum aplikasi masker gelpeeloff ST : Setelah aplikasi masker gelpeeloff

F0 : Masker gelpeel off tanpa ekstrak (blanko)

F I : Masker gel peel offdengan ekstrak etanol buah andaliman 1% FII : Masker gel peel offdengan ekstrak etanol buah andaliman 3% FIII : Masker gel peel offdengan ekstrak etanol buah andaliman 5%

Dari data pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa kehalusan kulit wajah

sukarelawansetelah pemakaianmasker gel peeloff ekstrak etanol buah andaliman selama empat minggu perawatanmenunjukkan adanya efek peningkatan kehalusan

kulit sukarelawan. Pada kelompok sukarelawan yang memakai masker formula

FIII mengalami peningkatan kehalusan kulit dari normal menjadi halus.Grafik

(21)

Gambar 4.2 Grafik pengaruh pemakaian masker gel peeloff terhadap kehalusan kulit wajah sukarelawan selama empat minggu perawatan

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa pemakaian masker gel

peeloffmemberikan efek terhadap peningkatan kehalusan kulit wajah sukarelawan selama empat minggu perawatan serta perbedaan formula mempengaruhi

peningkatan kehalusan kulit sukarelawan.Penggunaan masker gel

peeloffformulaIII lebih efektif dalam menghaluskan kulit sukarelawan dibandingkan formula I dan II.

Data pada Tabel 4.5 selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji non

parametik Kruskal Wallis untuk mengetahui efektivitas formula terhadap kehalusan kulit sukarelawan dan diperoleh nilai p<0,05 pada minggu kedua,

ketiga dan keempat yang menunjukkan bahwa adanya perbedaan efektivitas yang

signifikan antar formula. Untuk mengetahui formula mana yang berbeda maka

dilakukan uji Mann-Whitney. Dari hasil uji Mann-Whitney dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara F0 dengan FII, FIII, dan FI

(22)

waktu perawatan, maka data selanjutnya dianalisis menggunakan Friedman Test dan diperoleh nilai p<0,05 yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan

selama perawatan. Data kemudian dianalisis lebih lanjut menggunakan Wilcoxon Test dan diperoleh nilai p<0,05 pada saat perwatan minggu pertama hingga keempat yang menunjukkan bahwa penggunaan masker memberikan perbedaan

yang signifikan terhadap kondisi kulit.

Menurut Bogadenta (2012), tekstur kulit yang kering dan kasar merupakan

tanda umum yang dialami saat kulit mengalami penuaan dini. Ketika kulit terlalu

sering terpapar matahari, kolagen dan elastin yang berada dalam kulit akan rusak.

Kolagen berfungsi memberikan kekuatan dan elastisitas pada kulit, sedangkan

elastin membuat kulit semakin kencang dan fleksibel. Akibat terlalu lama terpapar

radiasi sinar matahari, kedua bagian ini akan rusak. Sehingga elastisitas kulit

hilang dan kulit tampak kering dan kasar.

4.7.3 Pori (pore)

Pengukuran pori menggunakan perangkat skin analyzer yaitudengan lensa perbesaran 60 kali dengan warna lampu sensor berwarna biru, pada saat waktu

melakukan pengukuran kehalusan kulit, maka secara otomatis pengukuran pori

ikut terbaca. Data hasil pengukuran besar pori pada semua kelompok sukarelawan

(23)

Tabel 4.6Data hasil pengukuran pori (pore) pada kulit wajah sukarelawan

Keterangan :

Kecil 0-19; Beberapa besar 20-39; Sangat besar 40-100 (Aramo, 2012) F : Formula

SKR : Sukarelawan

SB : Sebelum aplikasi masker gelpeeloff ST : Setelah aplikasi masker gelpeeloff

F0 : Masker gelpeel off tanpa ekstrak (blanko)

F I : Masker gel peel offdengan ekstrak etanol buah andaliman 1% FII : Masker gel peel offdengan ekstrak etanol buah andaliman 3% FIII : Masker gel peel offdengan ekstrak etanol buah andaliman 5%

Dari datapada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa, pemakaianmasker selama

empat minggu, menunjukkan pengecilan ukuran pori pada kulit sukarelawan.Pada

kelompok sukarelawan yang memakai masker formula III dengan konsensentarsi

ekstrak etanol buah andaliman 5% menunjukkan perubahan ukuran pori dari

(24)

Grafik pengaruh pemakaian masker gel peeloffterhadap pengecilan ukuran pori kulit wajah sukarelawan selama empat minggu perawatan dapat dilihat pada

Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Grafik pengaruh pemakaian masker gel peeloff terhadap pengecilan ukuran pori kulit wajah sukarelawan selama empat minggu perawatan

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa pemakaian masker gel peeloffmemberikan efek terhadap pengecilan ukuran pori kulit wajah sukarelawan selama empat

minggu perawatan. Pada formula III pengecilan ukuran pori kulit wajah

sukarelawa lebih efektif dari pada kelompok sukarelawan yang memakai F 0, F I

dan F II.

Data pada Tabel 4.6 selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji non

parametik Kruskal Wallis untuk mengetahui efektivitas formula terhadap kehalusan kulit sukarelawan dan diperoleh nilai p<0,05 pada minggu kedua,

ketiga dan keempat yang menunjukkan bahwa adanya perbedaan efektivitas yang

signifikan antar formula. Untuk mengetahui formula mana yang berbeda maka

(25)

dilakukan uji Mann-Whitney. Dari hasil uji Mann-Whitney dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara F 0 dengan F II, FIII, dan F I

dengan F II dan F III (nilai p<0,05). Untuk mengetahui perubahan kondisi kulit

selama waktu perawatan, maka data selanjutnya dianalisis menggunakan

Friedman Test dan diperoleh nilai p<0,05 yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan selama perawatan. Data kemudian dianalisis lebih lanjut

menggunakan Wilcoxon Test dan diperoleh nilai p<0,05 pada saat perwatan minggu pertama hingga keempat yang menunjukkan bahwa penggunaan masker

memberikan perbedaan yang signifikan terhadap kondisi kulit.

Pembesaran pori dapat dikurangi dengan pengelupasan secara teratur. Selain

disebabkan oleh bertambahnya usia yang menyebabkan pori-pori menjadi lebih

besar karena berkurangnya elastisitas kulit juga dikarenakan seringnya terkena

paparan sinar matahari. Banyaknya aktivitas yang menyebabkan peningkatan suhu

tubuh juga dapat membuat ukuran pori-pori membesar (Bogadenta, 2012).

Menurut Sulastomo (2013), salah satu parameter untuk menentukan kulit

wajah yang sehat adalah mempunyai pori-pori yang kecil. Pori-pori dapat

membesar apabila terkena sinar matahari yang terlalu terik, peningkatan suhu

menyebabkan pembukaan pori-pori pada kulit. Pori-pori yang besar dapat

menyebabkan kotoran mudah masuk dan tersumbat di dalamnya.

4.7.4 Noda (spot)

Pengukuran banyaknya noda dengan menggunakan perangkat skin analyzer dengan lensa perbesaran 60 kali dengan warna lampu sensor jingga. Hasil

(26)

Tabel 4.7Data hasil pengukuran jumlah noda (spot) pada kulit wajah sukarelawan

Sedikit noda 0-19; Beberapa noda 20-39; sangat banyak noda 40-100 (Aramo, 2012)

F : Formula SKR : Sukarelawan

SB : Sebelum aplikasi masker gelpeeloff ST : Setelah aplikasi masker gel peeloff F0 : Masker gelpeel off tanpa ekstrak (blanko)

F I : Masker gel peel offdengan ekstrak etanol buah andaliman 1% FII : Masker gel peel offdengan ekstrak etanol buah andaliman 3% FIII : Masker gel peel offdengan ekstrak etanol buah andaliman 5%

Dari data hasil pengukuranpada Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa kulit wajah

semua kelompok sukarelawan sebelum pemakaian maskergel peeloffmemiliki sangat banyak noda (40-49). Setelah pemakaian maskergel peeloffselama empat minggu, hasil pengukuran noda pada kulit wajah sukarelawan yang memakai

formula FI, FII dan FIII mengalami pengurangan noda, yaitu dari sangat banyak

(27)

kandungan ekstrak di dalam masker gel peeloffmaka semakin besar pengaruhnya dalam mengurangi jumlah noda pada kulit.

Grafik pengaruh pemakaian masker gel peeloffterhadap jumlah noda kulit wajah sukarelawan selama empat minggu perawatan dapat dilihat pada Gambar

4.4.

Gambar 4.4Grafik pengaruh pemakaian masker gel peeloffterhadap jumlah noda kulit wajah sukarelawan selama empat minggu perawatan

Pada Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa kelompok sukarelawan yang

memakai formula FIII lebih efektif dalam menurunkan jumlah noda kulit wajah

sukarelawan dibandingkan kelompok sukarelawan yang memakai formula F0, FI

dan FII.

Data pada Tabel 4.7 selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji non

parametik Kruskal Wallis untuk mengetahui efektivitas formula terhadap

(28)

kedua, ketiga dan keempat yang menunjukkan bahwa adanya perbedaan

efektivitas yang signifikan antar formula. Untuk mengetahui formula mana yang

berbeda maka dilakukan uji Mann-Whitney. Dari hasil uji Mann-Whitney dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara F 0 dengan F II,

FIII dan FI dengan FIII serta F II dengan FIII (nilai p<0,05). Untuk mengetahui

perubahan kondisi kulit selama waktu perawatan, maka data selanjutnya dianalisis

menggunakan Friedman Test dan diperoleh nilai p<0,05 yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan selama perawatan. Data kemudian dianalisis

lebih lanjut menggunakan Wilcoxon Test dan diperoleh nilai p<0,05 pada saat perwatan minggu pertama hingga keempat yang menunjukkan bahwa penggunaan

masker memberikan perbedaan yang signifikan terhadap penurunan jumlah noda

pada kulit sukarelawan.

Semakin banyak sinar matahari yang terkena kulit menyebabkan semakin

aktif pembentukan melanin dan menimbulkan pembentukan bercak-bercak noda

bwerwarna kecoklatan pada kulit (Prianto, 2014). Flek hitam atau melasma

merupakan hiperpigmentasi kecoklatan yang terjadi diwajah. Adanya peningkatan

melanin atau tidak meratanya distribusi melanin dapat menyebabkan perubahan

pigmentasi lokal atau flek biasanya dikarenakan faktor internal (ketidak

seimbangan hormon) maupun faktor eksternal (karena paparan sinar matahari

kontak dengan zat kimia, polusi dan infeksi lokal) (Jaelani, 2009).

3.7.5 Keriput (wrinkle )

(29)

Hasilpengukuran Keriput (wrinkle )pada kulit wajah sukarelawan dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8Data hasil pengukuran Keriput (wrinkle )pada kulit wajah sukarelawan

F

Tidak berkeriput 0-19; Berkeriput20-52; Berkeriput parah 53-100 (Aramo, 2012) F : Formula

SKR : Sukarelawan

SB : Sebelum aplikasi masker gelpeeloff ST : Setelah aplikasi masker gel peeloff F0 : Masker gelpeel off tanpa ekstrak (blanko)

F I : Masker gel peel offdengan ekstrak etanol buah andaliman 1% FII : Masker gel peel offdengan ekstrak etanol buah andaliman 3% FIII : Masker gel peel offdengan ekstrak etanol buah andaliman 5%

Pada Tabel 4.8 data hasil pengukuran yang di peroleh memperlihatkan

bahwa kondisi kulit wajah sukarelawan yang memakai masker formula FIII

memberikan efek yang lebih efektif dalam mengurangi keriput kulit wajah

dibandingkan kelompok sukrelawan yang memakai masker formula F0, FI dan

(30)

masker gel peel offmaka semakin besar pengaruhnya dalam mengurangi jumlahkeriput kulit wajah sukarelawan.

Grafik pengaruh pemakaian masker gel peel offterhadap pengurangan keriput kulit wajah sukarelawan selama empat minggu perawatan dapat dilihat

pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5Grafik pengaruh pemakaian masker gel peel offterhadap pengurangan keriput kulit wajah sukarelawan selama empat minggu perawatan

Pada Gambar 4.5menunjukkan bahwa pemakaian masker gel peel offmemberikan efek terhadap pengurangan keriput kulit wajah sukarelawan selama empat minggu perawatan. Pada kelompok sukarelawan yang memakai

formula FIII (konsentrasi ekstrak 5%) lebih efektif dalam mengurangi keriput

kulit wajah sukarelawan dari pada formula F0, FI dan FII selama empat minggu

perawatan.

Data pada Tabel 4.8 selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji non

parametik Kruskal Wallis untuk mengetahui efektivitas formula terhadap penurunan jumlah noda kulit sukarelawan dan diperoleh nilai p<0,05 pada minggu

ketiga dan keempat yang menunjukkan bahwa adanya perbedaan efektivitas yang

(31)

signifikan antar formula. Untuk mengetahui formula mana yang berbeda maka

dilakukan uji Mann-Whitney. Dari hasil uji Mann-Whitney dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara F 0 dengan FIII dan FI dengan

FIII serta F II dengan FIII (nilai p<0,05). Untuk mengetahui perubahan kondisi

kulit selama waktu perawatan, maka data selanjutnya dianalisis menggunakan

Friedman Test dan diperoleh nilai p<0,05 yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan selama perawatan. Data kemudian dianalisis lebih lanjut

menggunakan Wilcoxon Test dan diperoleh nilai p<0,05 pada saat perawatan minggu pertama hingga keempat yang menunjukkan bahwa penggunaan masker

memberikan perbedaan yang signifikan terhadap penurunan jumlah keriput pada

kulit sukarelawan.

Sinar ultraviolet dalam waktu panjang akan menimbulkan efek kerusakan

kulit, kulit mulai mengendur, merenggang dan kehilangan kemampuannya untuk

kembali ketempatnya setelah peregangan (Darmawan, 2013). Timbulnya keriput

merupakan hasil dari menurunnya kekuatan dan elastisitas kulit yang disebabkan

oleh berkurangnya kandungan air, perubahan jumlah serta kualitas darikolagen

dermis serta elastisitas kolagen (Barel, dkk, 2009). Dalam hal ini, proses penuaan

yang gejalanya terlihat jelas pada kulit seperti timbulnya keriput, kulit menjadi

kasar, serta noda-noda gelap. Keriput yang timbul dapat diartikan secara

(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Ekstrak etanol buah andaliman dapat diformulasikan dalam bentuk

sediaan masker gel peel offmenghasilkan sediaan yang homogen, tidak mengiritasi dan stabil dalam penyimpanan.

2. Perbedaan konsentrasi ekstrak etanol buah andaliman dalam sediaan

masker gel peel offmempengaruhi efektivitas anti aging, dimana masker gel peel offdengan konsentrasi ekstrak 5% menunjukkan hasil yang paling baik dalampeningkatan kadar air kulit, kehalusan kulit, pengecilan ukuran

pori, pengurangan jumlah noda dan pengurangan keriput selama

perawatan.

3. Penggunaan sediaan masker gel peel offyang mengandung ekstrak etanol buah andaliman menunjukkan peningkatan kondisi kulit menjadi lebih

baik selama empat minggu perawatan.

5.2 Saran

Diharapkan kepada peneliti selanjutnya dapat membandingkan efektivitas

Gambar

Tabel 4.1Hasil pengamatan stabilitas sediaan masker gel peel off
Tabel 4.3  Data hasil uji kesukaan (hedonic test)
Tabel 4.4 Data hasilpengukuran kadar air pada kulit sukarelawan
Gambar 4.1Grafik pengaruh pemakaian masker gel peel off terhadap kadar air  kulit wajah sukarelawan selama empat minggu perawatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Raja Grafindo Persada, 2004, hlm.. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan Merek yang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa

Pada identifikasi potensi bahaya menggunakan Hazard And Operability Study (HAZOP) maka penerapan dan pemahaman Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di UMKM Eka

Pengaruh Teknik Relaksasi Otot Progresif Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Di Desa Karang bendo Bangun tapan Bantul Yogyakarta. Laporan

Cidera kepala berat adalah trauma pada kulit kepala, tengkorak dan otak yang terjadi baik secara langsung ataupun tidak langsung pada kepala yang dapat mengakibatkan

Whaley dan wong dalam supartini (2014) mengemukakan pertumbuhan adalah sebagai suatu peningkatan jumlah dan ukuran, sedangkan perkembangan lebih menitikberatkan pada

Penulis berharap dengan adanya Terapi Bermain Menggambar dan Mewarnai Gambar Alat Transportasi (truk) ini mampu menurunkan tingkat kecemasan anak usia prasekolah (3-6

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada petugas puskesmas dan studi dokumentasi diketahui bahwa data hasil surveilans kasus di Puskesmas Putat Jaya hanya dianalisis

Bergantung pada riba dapat menghalangi manusia dari kesibukan kerja sebab jika si pemilik uang yakin bahwa degan melauli riba dia akan memperoleh tmabahan uang baik kontan