• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Kadar Ion Kalsium Yang Terlepas Dari Permukaan Enamel Gigi Antara Perendaman Dengan Larutan Teh, Kopi, Dan Kopi Susu Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbedaan Kadar Ion Kalsium Yang Terlepas Dari Permukaan Enamel Gigi Antara Perendaman Dengan Larutan Teh, Kopi, Dan Kopi Susu Chapter III VI"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eksperimental Laboratorium dengan desain penelitian Pretest posttest design.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat penelitian

Penelitian untuk mengetahuiion kalsium yang terlepas dari permukaan enamel gigi setelah perendaman dengan larutan teh, kopi, dan kopi susu ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Farmasi USU.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian untuk mengetahuiion kalsium yang terlepas dari permukaan enamel gigi setelah perendaman dengan larutan teh, kopi, dan kopi susu ini dilakukan dalam jangka waktu dua bulan, yaitu April-Mei 2017.

3.3 Populasi dan Sampel penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah gigi premolar atas manusia yang telah diekstraksi.

3.3.2 Sampel Penelitian

(2)

3.3.3 Besar Sampel

Perhitungan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus:

(t-1)(r-1) 15 (3-1)(r-1) 15 2(r-1) 15 r-1 15 : 2 r 7.5 + 1 r 8,5 = ~9

Keterangan :

t : jumlah perlakuan r : besar sampel

Dari perhitungan di atas diketahui jumlah sampel minimumpada setiap perlakuan adalah 9 gigi. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang digunakan berjumlah 30 gigi. Sampel dipilih mengunakan Non Probability Sampling, dimana sampel dibagi dalam tiga kelompok yang masing-masing terdiri dari 10 gigi premolar atas.47

3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.4.1 Kriteria Inklusi

•Gigi premolar atasyang telah diekstraksi •Mahkota gigi utuh

•Bentuk dan ukuran gigi normal

3.4.2 Kriteria Eksklusi •Gigi karies

•Gigi fraktur

(3)

•Gigi dengan tambalan

•Gigi pasca perawatan saluran akar •Gigi nekrosis

•Gigi yang pernah dilakukan perawatan bleaching

•Gigi yang mengalami kelainan (hipoplasia enamel, fluorosis)

•Gigi yang anomali (amelogenesis imperfekta, dentinogenesis imperfekta)

3.5Variabel Penelitian

3.5.1 Variabel Bebas

Yang termasuk ke dalam variabel bebas dalam penelitian ini adalah: -Larutan teh

-Larutan kopi -Larutan kopi susu

3.5.2 Variabel Tergantung

Yang termasuk ke dalam variabel tergantung dalam penelitian ini adalah ion kalsium yang lepas dari permukaan enamel.

3.5.3 Variabel Terkendali

Variabel terkendali untuk penelitian ini sebagai berikut: -Jenis gigi yang digunakan

-Bagian gigi yang terpapar -Jenis minuman yang digunakan -Takaran penyajian larutan -Lama perendaman

-Volume larutan yang diuji

(4)

-Alat pengukuran pelepasan ion kalsium : Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)

3.5.4 Variabel Tidak Terkendali

Variabel tidak terkendali untuk penelitian ini adalah: -Variasi komposisi kimiawi gigi

-Suhu ruangan

Variabel Terkendali

 Jenis gigi yang digunakan  Bagian gigi yang terpapar  Jenis minuman yang

digunakan

 Takaran penyajian larutan  Lama perendaman

 Volume larutan yang diuji  Teknik pengukuran

kalsium yang terlepas  Alat pengukur pH: pH

meter Hanna HI 98107  Alat pengukur pelepasan

ion kalsium:

 larutan kopi susu

(5)

3.6 Defenisi Operasional Penelitian

a) Gigi Premolar atasadalah gigi pada anatomi normal yang terletak pada urutan keempat dan kelima dihitung dari garis tengah wajah pada rahang atas baik kiri maupun kanan yang diekstraksi untuk keperluan ortodonti.

b) Demineralisasi adalah proses lepasnya ion-ion mineral anorganik dari enamel gigiyang disebabkan oleh adanya paparan zat asam dengan gigi pada pH di bawah 5,5.

c) Remineralisasi adalah proses perbaikan alami yang mengembalikan ion-ion mineral ke struktur enamel gigi.

d) Karies adalah kavitasi berwarna coklat sampai coklat kehitaman pada gigiyang merupakan suatu proses demineralisasi yang progresif pada jaringan keras permukaan gigi oleh asam organik yang berasal dari makanan yang mengandung gula.

e) Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan gigi yang umumnya disebabkan oleh trauma.

f) Erosi adalah hilangnya jaringan keras gigi akibat paparan asam (demineralisasi) yang berkelanjutan dan tidak diikuti oleh proses remineralisasi.

g) Abrasi adalah adanya lesi yang luas dan dangkal pada jaringan keras gigi yang biasanya terletak di bagian servikal gigi.

h) Atrisi adalah hilangnya struktur permukaan oklusal gigi akibat kontak yang terjadi antar gigi maupun antara gigi dengan tambalan karena pengunyahan.

i)Nekrosis adalah kematian pulpa gigi yang ditandai dengan tampilan gigi yang terlihat menghitam.

j)Bleaching adalah proses memutihkan kembali gigi dengan oksidator kuat yang dapat mengakibatkan remineralisasi enamel.

k) Amelogenesis imperfecta adalah kelainan formasi enamel gigi yang disebabkan oleh pembentukan enamel yang abnormal, dapat dilihat adanya hipokalsifikasi, hipoplasia, atau hipomaturasi pada enamel.

(6)

kerusakan pada matriks predentin yang mengakibatkan dentin sirkum pulpa tidak terbentuk dengan teratur.

m)Fluorosis adalah gejala yang muncul akibat pemberian fluor yang berlebihan pada gigi, ditandai dengan berubahnya warna enamel gigi menjadi lebih pucat dan buram, serta enamel gigi menjadi rapuh.

n) Enamel merupakan jaringan terkeras pada tubuh manusia, merupakan lapisan terluar dari gigi yang dapat dilihat.

o) Kalsium adalah salah satu mineral yang paling penting untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan reproduksi tubuh manusia. Kalsium berperan dalam proses pembentukan tulang dan gigi.

p) pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan.

q) pH minuman adalah pH dari minuman yang diambil di dalam temperatur ruangan dengan menggunaan pH Meter Hanna 98107.

r) Minuman ringan adalah minuman yang tidak mengandung alkohol biasanya bentuk penyajiannya dikemas, seperti teh botol, teh kotak, minuman berkarbonasi.

s) Minuman teh adalah minuman teh yang dibuat dari bubuk teh produksi Sariwangi yang direndam selama5 menit dengan pH 6,5.

t)Minuman kopi adalah Indocafe Original Blend produksi PT. Sari Indofood Corporation yang dicampur satu sendok makan (20 gram) dan diseduh dengan 200 ml air, pH 5,3.

u) Minuman kopi susu adalah larutan kopi (150 ml) yang dicampur dengan susu murni (100 ml) dengan pH 6,6.

(7)

3.7Bahan dan Alat Penelitian

3.7.1 Bahan penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a) Gigi premolar atas

b) Teh celup produksi Sariwangi

c) Larutan Kopi Indocafe Original Blend d) Susu murni UHT

e) NaOCl 0,9% f) Nail varnish

3.7.2 Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a) pH Meter Hanna 98107

b) Timbangan digital Idealife IL-200P c) Beaker glass 25 ml (Pyrex, Indonesia) d) Beaker glass 250 ml (GG-17)

e) Pipet tetes f) Stopwatch

g) Masker dan sarung tangan h) Kertas saring Wattman 42 i) Spektrofotometer Serapan Atom

(a) (b) (c)

3.8 Prosedur Penelitian

3.8 Prosedur Penelitian

(8)

3.8 Prosedur Penelitian

3.8.1 Persiapan Sampel Gigi

Sampel sebanyak 30 gigi premolar atas yang telah dicabut untuk kepentingan ortodonti dan pembuatan protesa dimasukkan ke dalam larutan normal saline agar jaringan gigi tetap sehat. Gigi dibersihkan dengan alat burbrush untuk membersihkan permukaan gigi. Kemudian, akar gigi dilapisi dengan nail varnish sampai batas sementoenamel, hal ini agar tidak terjadi pelepasan ion kalsium dari permukaan gigi selain enamel. Sampel kemudian dibagi dalam 3 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 10 gigi premolar atas.

3.8.1 Persiapan Larutan Perendaman

a) Larutan teh disiapkan dengan cara menyeduh satu kantong (2 gram) teh celup Sariwangi dalam 200 ml air hangat (75°C) selama 5 menit, kemudian dituangkan ke dalam beaker glass, lalu dilakukan pengukuran pH dengan menggunakan pH Meter Hanna 98107.

b) Larutan kopi disiapkan dengan cara menyeduh bubuk kopi Indocafe Original Blend 20 gram) dengan 200 ml air hangat (75°C), dituangkan ke dalam beaker glass,

lalu dilakukan pengukuran pH dengan menggunakan pH Meter Hanna HI 98107. c) Larutan kopi susu disiapkan dengan menggabungkan larutan kopi Indocafe Original Blend (100 ml) dengan susu murni (100 ml), kemudian dituangkan ke dalam

beaker glass, lalu dilakukan pengukuran pH dengan menggunakan pH Meter Hanna

HI 98107.

d) Masing-masing larutan minuman dibagi ke dalam 10 wadah berbeda sebanyak 20 ml/wadah yangdigunakan sebagai tempat perendaman gigi.

3.8.2 Pengukuran Kalsium dalam Minuman

(9)

3.8.3 Perendaman Sampel

a. Perendaman Sampel

1. Kelompok 1: 10 sampel gigi dimana enamel permukaan mahkotanya terpapar dengan larutan tehselama 5 menit.

2. Kelompok 2: 10 sampel gigi dimana enamel permukaan mahkotanya terpapar dengan larutan kopi selama 5 menit.

3. Kelompok 3: 10 sampel gigi dimana enamel permukaan mahkotanya terpapar dengan larutan kopi susu selama 5 menit.

3.8.4 Analisa Kuantitatif Kalsium dengan SSA

a. Penentuan Panjang Gelombang Absorbansi Maksimum Kalsium

Penentuan panjang gelombang aborbansi maksimum kalsium dilakukan dengan terlebih dahulu menghidupkan tombol power pada alat SSA. Kemudian diatur lampu yang digunakan yaitu lampu katoda berongga kalsium. Kemudian diatur panjang gelombang yang digunakan yaitu pada 422.7nm, maka secara otomatis alat akan memberikan kurva absorbanti maksimum untuk kalsium.

b. Analisis Kalsium dalam Sampel

Larutan sampel perendaman tadi diukur absorbansinya dengan SSA pada panjang gelombang 422.7nm.

c. Analisa Data Penelitian

Pengolahan data dilakukan dengan cara manual dan menggunakan program komputer. Data yang diperoleh dimasukkan ke dalam Statistical Package for the Social Science (SPSS), kemudian analisis data secara statistik dengan uji One

(10)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Pada penelitian ini sampel yang digunakan sebanyak 30 sampel. Sampel yang digunakan peneliti adalah gigi premolar maksila permanen yang dikumpulkan dari praktik dokter gigi di sekitar Kota Medan dan telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan ion kalsium yang terlepas dari permukaan enamel gigi pada perendaman selama 5 menit antara larutan teh, kopi, dan kopi susu. Ion kalsium yang terlepas akan diukur menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom.

4.1 Jumlah Ion Kalsium yang Terlepas dari Permukaan Enamel Gigi

selama Perendaman selama 5 Menit dengan Larutan Teh, Kopi, dan Kopi Susu

(11)

Tabel 2. Hasil uji One Way Anova nilai rerata dan standar deviasi kadar ion kalsium sebelum dan sesudah perendaman selama 5 menit dari larutan teh, kopi, dan

kopi susu

*terdapat perbedaan yang signifikan pada level p<0,05

Tabel 2 juga menunjukkan nilai signifikansi uji One Way Anova pada seluruh kelompok sebesar 0,00* (p,0,05). Dengan demikian H0 ditolak, hal ini berarti terdapat

perbedaan yang signifikan kadar ion kalsium yang terlepas dari permukaan enamel gigi pada perendaman selama 5 menit antara larutan teh, kopi, dan kopi susu.

Diagram jumlah kadar ion kalsium yang terlepas dari permukaan enamel pada ketiga kelompok dapat dilihat pada gambar 7.

Kelompok pH N Sebelum

Perendaman

X ± SD

(ppm)

Setelah

Perendaman

X ± SD

(ppm)

Ion Kalsium

yang terlepas

X± SD (ppm)

Sig.

I (Teh) 6,5 10 5,62±0,36 6,31±0,21 0,69±0,29 0,00* II (Kopi) 5,2 10 3,46±0,26 8,39±0,34 4,93±0,28 0,00* III (Kopi

Susu)

(12)

Gambar 7. Grafik rerata kadar ion kalsium yang terlepas dari permukaan enamel gigi setelah perendaman selama 5 menit antara larutan teh,kopi, dan kopi susu.

4.2 Perbedaan Ion Kalsium yang Terlepas dari Permukaan Enamel Gigi

pada Perendaman Selama 5 Menit antara Larutan Teh, Kopi, dan Kopi Susu

(13)

Tabel 3. Hasil uji Post Hoc LSD perbedaan kadar ion kalsium yang terlepas dari permukaan enamel gigi pada perendaman selama 5 menit antar kelompok.

Kelompok* X± SD

(ppm)

Sig. (p)

T vs K 0,69±0,29

4,93±0,28

0,00

T vs KS 0,69±0,29

-0,46±0,14

0,00

K vs KS 4,93±0,28

-0,46±0,14

0,00

Uji Post Hoc LSD, signifikansi pada p< 0,05 *Keterangan: T (Teh)

K (Kopi) KS (Kopi Susu)

Berdasarkan Tabel 3, signifikansi perbedaan kadar ion kalsium yang terlepas dari permukaan enamel gigi antara kelompok I dengan kelompok II sebesar 0,00*, signifikansi kelompok I dengan kelompok III sebesar 0,00*, signifikansi kelompok II dengan kelompok III juga sebesar 0,00*. Pada semua perbedaan antar kelompok terdapat perbedaan yang sangat signifikan dimana memiliki nilai 0,00* (p<0,05). Dengan demikian H0 pada semua kelompok yang dilakukan uji ditolak, hal ini

(14)

BAB 5

PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan kadar ion kalsium yang terlepas dari permukaan enamel gigi pada perendaman antara larutan teh, kopi, dan kopi susu. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris yang menggunakan 30 gigi premolar maksila yang telah diekstraksi untuk keperluan perawatan ortodonti dengan kriteria yang sudah ditentukan.

Seluruh sampel dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok yang akan direndam dengan larutan teh, kelompok yang direndam dengan larutan kopi, dan kelompok yang direndam dengan larutan kopi susu masing-masing selama 5 menit. Dilakukan pengukuran pH larutan minuman sebelum dilakukan perendaman. Kadar ion kalsium yang terdapat pada larutan minuman diukur sebelum dan sesudah dilakukan perendaman.

5.1 Ion Kalsium yang Terlepas dari Permukaan Enamel Gigi setelah

Perendaman selama 5 Menit dengan Larutan Teh, Kopi, dan Kopi Susu

(15)

Penelitian-penelitian sebelumnya menyatakan bahwa kopi memiliki efek erosif yang lebih tinggi pada enamel gigi daripada teh.5,14 Efek erosif ini dikatakan sebagai akibat terjadinya pelepasan ion penyusun utama kristal hidroksiapatit, yaitu ion kalsium. Pelepasan ion kalsium ini dapat mengakibatkan penurunan kekerasan enamel gigi.5 Pada penelitian Marcella dkk. (2014), didapat bahwa kekerasan enamel gigi premolar maksila adalah 260 sampai 280 VHN. Sampel gigi yang direndam dengan kopi (pH 4,6) mengalami penurunan kekerasan sebesar 78,127±3,249 VHN, yang berarti terjadi pelepasan ion kalsium yang cukup besar pula. Berbeda dengan penelitian ini, Marcella menyatakan bahwa setelah perendaman dengan teh (pH 5,8), terjadi peningkatan kekerasan enamel sebesar 56,054±11,061 VHN, yang berarti ion kalsium tidak mengalami pelepasan dari permukaan enamel. Pada perendaman dengan susu (pH 6,73), kekerasan enamel mengalami peningkatan yang cukup signifikan (73,944±11,589 VHN) jika dibandingkan dengan teh.5

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa ada beberapa faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya pelepasan ion kalsium dari permukaan enamel, salah satunya pH larutan. Dawes dkk (2003) mengatakan bahwa minuman asam yang memiliki pH dibawah pH kritis hidroksiapatit (5,5) berpengaruh besar terhadap larutnya ion-ion mineral penyusun utama enamel ini.11 Rirattanapong dkk (2013) juga menyatakan hal yang sama, bahwa kadar ion kalsium yang terdapat pada permukaan enamel akan terlepas dan larut setelah dilakukan perendaman dengan beberapa jenis minuman dengan pH rendah.22 Pada penelitian ini, kopi dengan pH paling rendah (pH 5,2) mengakibatkan pelepasan ion kalsium yang paling banyak, yaitu sebesar 4,93±0,28 ppm yang kemudian diikuti oleh teh (pH 6,5) dengan pelepasan ion kalsium sebesar 0,69±0,29 ppm. Hal ini dapat membuktikan bahwa semakin asam suatu larutan dapat mengakibatkan pelepasan ion kalsium yang lebih banyak.

Faktor lain yang juga mempengaruhi terjadinya pelepasan ion kalsium dari permukaan enamel gigi adalah kemampuan lekat minuman pada enamel gigi (selatin agent). Semakin rendah kemampuan lekatnya pada enamel maka akan lebih baik

(16)

Selain itu, beberapa penelitian menyatakan bahwa frekuensi terpaparnya enamel gigi dengan minuman asam berpengaruh pada banyaknya ion kalsium yang terlepas. Kandungan zat adiktif pada minuman teh dan kopi menyebabkan masyarakat mengonsumsinya secara terus-menerus yang mengakibatkan efek erosifnya lebih besar.6,31 Temperatur juga dikatakan dapat mempengaruhi terjadinya pelepasan ion kalsium dari permukaan enamel gigi. Esinburger dan Addy (2009) menyatakan bahwa keparahan erosi akibat terjadinya demineralisasi secara terus menerus meningkat dengan adanya kenaikan temperatur (cit: Bamise).7 Oleh karena itu, peneliti menyarankan minuman dengan pH rendah dikonsumsi dalam keadaan temperatur kamar untuk mengurangi efek erosinya.48

Berbeda dengan sampel teh dan kopi, sampel perendaman dengan kopi susu (pH 6,6) menunjukkan terjadinya penurunan kadar ion kalsium pada larutan minuman, yang berarti terjadi penyerapan ion kalsium dari larutan minuman ke permukaan enamel gigi sebesar -0,46±0,14 ppm. Penyerapan ion kalsium pada permukaan enamel ini merupakan salah satu ciri terjadinya proses remineralisasi. Remineralisasi adalah proses pengembalian mineral, dalam bentuk ion mineral ke struktur hidroksiapatit.47 Remineralisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain aliran saliva yang baik, adanya kalsium, fosfat, fluorida, serta pH rongga mulut dalam kondisi normal. Proses remineralisasi alami ini seringkali tidak adekuat, maka hal yang dapat dilakukan untuk membantu proses remineralisasi adalah dengan pemberian agen-agen remineralisasi yang memenuhi syarat, yaitu mampu melepaskan kalsium dan fosfat ke permukaan enamel, tidak menyebabkan pembentukan kalkulus, dapat bekerja saat pH rongga mulut asam, mendorong fungsi remineralisasi saliva, dan dapat bekerja pada penderita xerostomia.32,33

(17)

kemungkinan perbedaan kandungan dalam teh, kopi, dan susu dengan jenis dan merk berbeda. Jenis kopi yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis Kopi Robusta yang memungkinkan efek kopi terlihat cukup jelas dalam proses terjadinya pelepasan ion kalsium dari permukaan enamel. Kopi ini merupakan jenis kopi yang kandungan asam dan kafein yang paling tinggi dibandingkan dengan jenis kopi lainnya. Brunton dkk (2001) dalam penelitiannya mengatakan bahwa teh herbal jenis teh hitam memiliki efek erosif terhadap gigi yang lebih besar daripada teh hijau.6Sama halnya dengan teh, kopi juga memiliki kandungan berbeda-beda, tergantung pada jenis dan merk-nya.37 Hal ini dapat mempengaruhi jumlah ion kalsium yang terlepas dari permukaan enamel gigi.13

5.2 Perbedaan Kadar Ion Kalsium yang Terlepas dari Permukaan Enamel

Gigi setelah Perendaman selama 5 Menit dengan Larutan Teh, Kopi, dan Kopi

Susu

Hasil analisis uji Post Hoc LSD pada tabel 3 terlihat perbedaan yang signifikan terhadap rata-rata kadar ion kalsium yang terlepas dari permukaan enamel pada ketiga kelompok, baik pada kelompok teh dengan kopi, kelompok teh dengan kopi susu, maupun kelompok kopi dengan kopi susu dengan p = 0,00* (p<0,05).

Kadar ion kalsium yang terlepas dari permukaan enamel gigi yang terjadi pada larutan teh dan kopi dapat diakibatkan oleh ion asam yang terkandung dalam larutan yang berkontak dengan enamel dan berdifusi melalui pelikel, setelah itu ion hidrogen akan melarutkan enamel. Ion H+ mengikat ion OH- menjadi H2O (air) sehingga

struktur kristal enamel akan mengalami kerusakan. Hal ini mengakibatkan pembebasan ion kalsium dan fosfat dari struktur enamel gigi.49

(18)

dicampur menjadi kopi susu (pH 6,6).13 Selain itu, susu adalah emulsi selular dengan kasein sebagai struktur utamanya. Kasein ini tersusun dari beribu molekul protein yang berikatan dengan kalsium dan fosfat.34 Minuman yang diperkaya dengan kalsium menunjukkan dapat menurunkan potensi demineralisasi dan meningkatkan kemampuan remineralisasi.13 Kemampuan susu untuk mencegah terjadinya pelepasan ion kalsium dari permukaan enamel gigi, terutama jika dikonsumsi setelah gigi terpapar asam, menjadikan susu sebagai minuman efektif sebagai sumber alami kalsium.13,42 Susu dapat bertindak sebagai agen remineralisasi, juga dapat meningkatkan deposit mineral dan material organik di permukaan enamel dan mampu membentuk film protektif yang berhubungan dengan adsorpsi kasein di permukaan enamel. Cara ini dapat menurunkan tingkat pelarutan kristal hidroksiapatit dan menjaga stabilisasinya dengan menghambat keluarnya ion-ion.13

Pada penelitian ini, takaran penyajian larutan kopi susu yang dibuat (kopi dengan susu) adalah (1:1). Hal ini dapat menjadi pertimbangan dalam melakukan penelitian selanjutnya, dimana seperti dikatakan pada penelitian Hemagaran (2014), penambahan larutan yang mengandung ion-ion pembentuk kristal hidroksitapatit seperti susu dapat membantu terjadinya proses remineralisasi pada gigi.32Maka penambahan susu pada kopi bisa menjadi salah satu alternatif yang dapat disarankan kepada masyarakat yang sering mengonsumsi minuman dengan pH rendah untuk mencegah dan mengurangi terjadinya pelepasan ion kalsium dari permukaan enamel gigi.13Dengan demikian, masyarakat yang gemar mengonsumsi jenis minuman teh dan kopi tetap bisa menikmatinya dan dapat mengurangi efek negatif yang disebabkan minuman tersebut.

(19)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pembahasan yang telah diutarakan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Kadar ion kalsium yang terlepas dari permukaan enamel gigi setelah perendaman selama 5 menit dengan larutan teh sebesar 0,69±0,29 ppm, dengan larutan kopi sebesar 4,93±0,28 ppm, dan dengan larutan kopi susu sebesar -0,46±0,14 ppm.

2. Terdapat perbedaan yang signifikan 0,00* (p<0,05) pada kadar ion kalsium yang terlepas dari permukaan enamel gigi setelah perendaman selama 5 menit antara larutan teh, kopi, dan kopi susu.

3. Susu dapat menghambat terjadinya pelepasan ion kalsium dari permukaan enamel gigi yang disebabkan oleh minuman dengan pH rendah.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya untuk mengetahui ion kalsium yang terlepas atau terserap oleh enamel setelah perendaman dengan jenis teh, kopi, atau kopi susu merk lain.

2. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya untuk melihat pengaruh minuman teh, kopi, dan kopi susu terhadap pelepasan ion kalsium dari permukaan enamel gigi dengan menggunakan saliva buatan agar kondisinya sama seperti rongga mulut.

Gambar

Gambar 5. (a) Bahan Penelitian;(b) Alat Penelitian;(c) Spektrofotometer  3.8 Prosedur Penelitian
Tabel 2. Hasil uji One Way Anova nilai rerata dan standar deviasi kadar ion kalsium
Gambar 7. Grafik rerata kadar ion kalsium yang terlepas dari permukaan
Tabel 3. Hasil uji Post Hoc LSD perbedaan kadar ion kalsium yang terlepas dari

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa penggunaan metode CooperativeScript dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Bahasa Arab pada siswa kelas IV MI Al

packaging yang baik, memprosesnya dengan barista-barista yang baik, dan menjualnya tidak lewat seperti yang lalu-lalu, bisa online store , saya kira ini akan lebih gampang

Sebagai alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, bahasa Indonesia dipakai bukan hanya sebagai alat

[r]

[r]

[r]

[r]