• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN KIMIA YANG BERISIKO MENIMBULKAN G (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAHAN KIMIA YANG BERISIKO MENIMBULKAN G (1)"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INDUSTRI “BAHAN KIMIA YANG BERISIKO MENIMBULKAN GANGGUAN

KESEHATAN DALAM INDUSTRI PUPUK DI PALEMBANG SERTA CONTOH VENTILASI UMUM DAN LOKAL”

OLEH :

Ivan Fadillah Setyo Rizky 1408.13251.145

PROGRAM STUDI S-1 KESEHATAN LINGKUNGAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYAGAMA HUSADA MALANG

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang berjudul “Bahan Kimia yang Berisiko Menimbulkan Gangguan Kesehatan Dalam Industri Pupuk di Palembang Serta Contoh Ventilasi Umum dan Lokal” dalam memenuhi UTS dari mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Industri II. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, Mei 2017

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...2

1.3 Tujuan...2

BAB II PEMBAHASAN...3

2.1 Salah Satu Industri Pupuk di Palembang...3

2.2 Bahan Kimia dalam Indsutri Pupuk Petrokimia...4

2.2.1 Ammoniak (NH3)...4

2.2.2 Karbon Dioksida (CO2)...4

2.3 Toksisitas Bahan Kimia dalam Industri Pupuk Petrokimia...5

2.3.1 Ammoniak (NH3)...5

2.3.2 Karbon Dioksida (CO2)...6

2.4 MSDS...7

2.4.1 Ammoniak (NH3)...7

2.4.2 Karbon Dioksida (CO2)...10

2.5 Ventilasi...14

2.5.1 Ventilasi Umum...15

2.5.2 Ventilasi Lokal...16

BAB III PENUTUP...19

3.1 Kesimpulan...19

3.2 Saran...19

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usaha pertanian modern termasuk dalam usaha kehutanan semakin tergantung pada pemakaian pupuk. Hal ini sejalan dengan usaha peningkatan produksi pertanian melalui penggunaan varietas unggul yang membutuhkan pupuk lebih banyak. Produksi pertanian yang tinggi dapat diperoleh tanpa penggunaan pupuk yang merupakan cirri dari system pertanian intensif. Dalam usaha pertanian yang intensif tersebut kesuburan tanah terus mengalami kemerosotan akibat diambil oleh tanaman dan hilangnya pupuk karena pencucian dan penguapan. Pupuk memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas produksi hasil pertanian. Salah satu jenis pupuk yang banyak digunakan oleh petani adalah pupuk urea, yang berfungsi sebagai sumber nitrogen bagi tanaman. Pupuk urea merupakan salah satu produk strategis yang sangat penting peranannya dalam menunjang produksi pertanian! Pupuk urea yang baik adalah jika komposisi kimia yang terkandung di dalamnya telah ditentukan menurut Standart Nasional Indonesia (SNI) dan Internasional Standart Organisation ISO sehingga pupuk urea tersebut sangat baik dan aman untuk digunakan sebagai pupuk penyubur tanaman (Teguh, 2015).

Sekitar 90% urea industri digunakan sebagai pupuk kimia. Urea dalam bentuk butiran curah (prill) digunakan dalam pertanian sebagai pupuk kimia pemasok unsur nitrogen. Di tanah, urea akan terhidrolisis dan melepaskan ion amonium. Kandungan N pada urea adalah 46%, tetapi yang tergunakan oleh tanaman biasanya separuhnya. Karena penting dalam pembangunan pertanian, pupuk urea seringkali disubsidi oleh pemerintah suatu negara, termasuk Indonesia. Di pasaran Indonesia, pupuk urea dipasarkan dalam dua bentuk: bersubsidi (berwarna merah muda, digunakan untuk bantuan pembangunan) dan tidak bersubsidi (berwarna putih, untuk dipasarkan secara komersial) (Effendi, 2010).

(5)

dengan es kering (karbondioksida) menghasilkan amonium karbamat. Selanjutnya, amonium karbamat dicampur dengan air ditambah energi untuk menghasilkan urea dan air (Ratnasari, dkk 2015).

Udara yang tercemar gas amoniak dapat menyebabkan iritasi mata serta saluran pernafasan. Pada kadar 2500 – 6500 ppm, gas amoniak melalui inhalasi menyebabkan sesak nafas (dyspnea), bronchospasm, nyeri dada, sembab paru, batuk darah, bronchitis dan pneumonia. Pada kadar tinggi (30.000 ppm) dapat menyebabkan luka bakar pada kulit (Fauziah, 2009).

1.2 Rumusan Masalah

Bahan kimia apa sajakah yang terdapat dalam industri pupuk yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada pekerja serta bagaimanakah contoh ventilasi umum dan lokal serta penjelasannya ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui bahan kimia dalam industri pupuk yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada pekerja.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Salah Satu Industri Pupuk di Palembang.

Unsur nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk urea berbentuk butiran kristal berwarna putih merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menyerap air, karena itu sebaiknya disimpan di tempat yang kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur N sebesar 46% (Anonim, 2013).

Beberapa contoh pupuk nitrogen ialah pupuk urea. Urea merupakan pupuk nitrogen yang dibutuhkan oleh tanaman untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan khususnya batang, cabang, dan daun. Kekurangan nitrogen menyebabkan tanaman tumbuh kerdil, daun menjadi hijau muda dan jaringan-jaringannya mati. Pupuk urea termasuk pupuk yang higrokopis (menarik uap air) pada kelembapan 73% sehingga urea mudah larut dalam air dan mudah diserap oleh tanaman (Lingga dan Marsono, 2008).

(7)

2.2 Bahan Kimia dalam Indsutri Pupuk Petrokimia 2.2.1 Ammoniak (NH3)

Amoniak (NH3) , merupakan senyawa nitrogen yang menjadi NH4+ pada pH rendah dan disebut amonium, amoniak sendiri berada dalam keadaan tereduksi. Amoniak dalam air permukaan berasal dari air seni dan tinja , juga dari oksidasi zat organis secara mikrobiologis yang berasal dari air alam atau air buangan industri dan penduduk Air tanah hanya mengandung sedikit NH3, karena NH3 dapat menempel pada butir-butir tanah liat selama infiltrasi air ke dalam tanah dan sulit terlepas dari butir-butir tanah liat tersebut. Kadar amoniak yang tinggi pada air sungai selalu menunjukkan adanya pencemaran (Saud, T 2011).

Amoniak di atmosfer berasal dari berbagai sumber, antara lain berasal dari dekomposisi kotoran, ketidaksempurnaan dalam proses produksi dan aplikasi pupuk, proses pembakaran yang tidak sempurna, emisi dari binatang jinak. Amoniak merupakan senyawa yang memiliki waktu tinggal yang relative singkat di atmosfer, sekitar 10 hari, amoniak merupakan gas yang terbanyak di atmosfer setelah N2 dan N2O. Terdapat konsentrasi rata-rata amoniak di atmosfer sebesar 0.06 mg/m3 (Akbar, 2010).

2.2.2 Karbon Dioksida (CO2)

(8)

karbondioksida langsung menyublim menjadi padat melalui proses deposisi. Bentuk padat karbondioksida biasa disebut sebagai “es kering”. Fenomena ini pertama kali dipantau oleh seorang kimiawan Perancis, Charles Thilorier, pada tahun 1825. Es kering biasanya digunakan sebagai pendingin yang relatif murah. Sifat–sifat yang menyebabkannya sangat praktis adalah karbondioksida langsung menyublim menjadi gas dan tidak meninggalkan cairan. Penggunaan lain dari es kering adalah untuk pembersih sembur (Anonim1, 2014).

2.3 Toksisitas Bahan Kimia dalam Industri Pupuk Petrokimia 2.3.1 Ammoniak (NH3)

(9)

Berdasarkan penjelasan diatas toksisistas gas ammoniak dapat menyebabkan gangguan kesehatan yaitu, gas ammonia masuk kedalam tubuh melalui beberapa urutan hidung – faring – laring – trakea – bronkus. Gas ammoniak ini dapat menembus sampai bronkus karena ukuran partikelnya yang kecil sehingga dapat lolos sampai bronkus. Kadar ammoniak di udara yang melebihi 2500 – 6500 ini apabila terus dhirup oleh pekerja maka dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan penyakit bronkitis. Pada bronkus apabila kadar ammonia ini terus terakumulasi maka menyebabkan penyumbatan pada bronkus sehingga timbul peradangan pada bronkus inflamasi / peradangan ini disebut bronkitis (Ardiansyah, 2009).

2.3.2 Karbon Dioksida (CO2)

Baik orang normal maupun penderita asma, bernapas dengan udara yang kualitas dan komposisinya sama. Udara pada umumnya mengandung 3 juta partikel/mm3. Partikel-partikel itu dapat terdiri dari debu, kutu debu (tungau), bulu-bulu binatang, bakteri, jamur, virus, dll. Oleh karena adanya rangsangan dari partikel-partikel tersebut secara terus menerus, maka timbul mekanisme rambut getar dari saluran napas yang bergetar hingga partikel tersebut terdorong keluar sampai ke arah kerongkongan yang seterusnya dikeluarkan dari dalam tubuh melalui reflek batuk. Pada penderita asma bronkial karena saluran napasnya sangat peka (hipersensitif) terhadap adanya partikel udara ini, sebelum sempat partikel tersebut dikeluarkan dari tubuh, maka jalan napas (bronkus) memberi reaksi yang sangat berlebihan (hiperreaktif), maka terjadilah keadaan dimana : Otot polos yang menghubungkan cincin tulang rawan akan berkontraksi/memendek/mengkerut Produksi kelenjar lendir yang berlebihan bila ada infeksi, misal batuk pilek (biasanya selalu demikian) akan terjadi reaksi sembab/pembengkakan dalam saluran napas (Afandi, 2009).

(10)

mengeluarkan napas. Serangan asma bronkial ini dapat berlangsung dari beberapa jam sampai berhari-hari dengan gejala klinik yang bervariasi dari yang ringan (merasa berat di dada, batuk-batuk) dan masih dapat bekerja ringan yang akhirnya dapat hilang sendiri tanpa diobati (Fauzzia, dkk 2013).

Gejala yang berat dapat berupa napas sangat sesak, otot-otot daerah dada berkontraksi sehingga sela-sela iganya menjadi cekung, berkeringat banyak seperti orang yang bekerja keras, kesulitan berbicara karena tenaga hanya untuk berusaha bernapas, posisi duduk lebih melegakan napas daripada tidur meskipun dengan bantal yang tinggi, bila hal ini berlangsung lama maka akan timbul komplikasi yang serius. Hal yang paling ditakutkan adalah bila proses pertukaran gas O2 dan CO2 pada alveolus terganggu suplainya untuk organ tubuh yang vital (tertutama otak) yang sangat sensitif untuk hal ini, akibatnya adalah: muka menjadi pucat, telapak tangan dan kaki menjadi dingin, bibir dan jari kuku kebiruan, gelisah dan kesadaran menurun. Pada keadaan tersebut di atas merupakan tanda bahwa penderita sudah dalam keadaan bahaya/kritis dan harus secepatnya masuk rumah sakit/minta pertolongan dokter yang terdekat (Kirby, 2008).

2.4 MSDS

MSDS adalah dokumen yang dibuat khusus tentang suatu bahan kimia mengenai pengenalan umum, sifat-sifat bahan, cara penanganan, penyimpanan, pemindahan dan pengelolaan limbah buangan bahan kimia tersebut. Berdasarkan isi dari MSDS maka dokumen tersebut sebenarnya harus diketahui dan digunakan oleh para pelaksana yang terlibat dengan bahan kimia tersebut yakni produsen, pengangkut, penyimpan, pengguna dan pembuang bahan kimia. Pengetahuan ini akan dapat mendukung budaya terciptanya kesehatan dan keselamatan kerja (Tahir, 2010).

2.4.1 Ammoniak (NH3)

(11)

Bahaya fisik Gas mudah menyala (termasuk gas yang tidak stabil secara kimiawi/chemically unstable gas)

Bahaya kesehatan  Toksisitas akut, lisan

 Toksisitas akut, penghirupan  Kerusakan/gangguan kulit

 Gangguan mata/kerusakan mata serius

Bahaya lingkungan Bahaya terhadap lingkungan akwatik, bahaya akut Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)

Tindakan pertolongan pertama untuk paparan melalui rute-rute yang beda

Inhalasi Pindah ke udara yang segar dan tetap dalam posisi istirahat yang nyaman untuk bernapas. Beri Oksigen atau pernapasan buatan jika diperlukan. Jangan menggunakan cara mulut-ke-mulut bilakorban menghirup bahan. Lakukan pernapasan buatan dengan bantuan topeng saku yang dilengkapi katup satu-arah atau alat bantu pernapasan medis lainnya yang sesuai. Menelpon Pusat Penanganan Racun atau dokter/tenaga medis.

Bersentuhan dengan kulit Segera melepaskan semua baju yang terkontaminasi. Jika radang dingin (frostbite) terjadi membenamkan area yang kena di dalam air hangat (diantara 100°F (38°C) dan 110°F (43°C) - tidak lebih dari 112°F (44°C). Tahan terbenam selama 20 hingga 40 menit. Cari pertolongan medis. Basuh kulit dengan air/shower. Segera panggil Dokter atau pusat kontrol racun. Luka bakar akibat bahan kimia harus ditangani oleh dokter. Cuci pakaian yang terkontaminasi sebelum dipakai kembali.

Tertelan Ketidakmungkin karena bentuk kemasan. Segera panggil Dokter atau pusat kontrol racun. Basuh mulut. Jangan merangsang untuk muntah. Jika terjadi muntah, jaga posisi kepala rendah sehingga isi dari perut tidak masuk ke paru-paru.

(12)

Media pemadam api Kabut air. Busa. Bubuk kimia kering Karbon dioksida (CO2)

Penyimpanan dan Penanganan Bahan

Tindakan-tindakan teknis Semua peralatan yang digunakan harus diarde selama menangani produk.

Ventilasi lokal dan umum Gunakan hanya diluar atau di area yang berventilasi baik.

Tindakan pengamanan Jauhkan dari panas/ percikan api/ lidah api/ permukaan-permukaan yang panas .Dilarang merokok. Jangan dipegang, disimpan atau dibuka di dekat api yang terbuka, sumber api atau sumber pemercik api. Lindungi bahan dari sinar matahari langsung. Tutup katup sesudah setiap kali digunakan dan ketika kosong. Melindungi silinder dari perlengkapan yang semestinya ditentukan dan yang sesuai untuk produk ini, suhu dan tekanan pasokannya. Hubungi pemasok gas Anda jika ragu-ragu. Jangan sampai kena mata, kulit, atau pakaian. Jangan cicipi atau menelan. Hindari menghirup gas. Ketika menggunakan, jangan makan, minum, atau merokok. Hindari pelepasan kelingkungan.

Kontrol pemaparan/perlindungan pribadi Batas paparan Indonesia. NAB/KTDS (Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas, Lampiran II)

Komponen-komponen BPJK BRSW

(13)

7) 35 ppm 25 ppm Batas paparan pekerjaan

Nilai Batas Ambang ACGIH US

BPJK BRSW

35 ppm 25 ppm

Alat Pelindung Diri

Perlindungan pernapasan Jika kontrol teknis tidak mampu jaga konsentrasi terbawa udara di bawah batasan pemaparan yang disarankan (jika berlaku) atau ke tingkat yang dapat diterima (di negara-negara di mana batasan-batasan pemaparan belum ditentukan) alat bantu pernafasan yang diakui harus digunakan. Carilah petunjuk dari pengawas lokal Cari nasehat dari penyelia tentang standar perlindungan pernapasan di perusahaan. Perlindungan tangan Pakai sarung tangan tahan-bahan-kimia yang sesuai.

Sarung tangan pelindung termal dianjurkan. Sarung tangan yang memadai dapat disarankan penyuplai sarang tangan.

Sifat-sifat Fisika dan Kimia

Jenis benda (bentuk) Gas mampat, cair.

Warna Tidak berwarna.

Bau Mengiritasi.

Sumber : SDS Indonesia (2016)

2.4.2 Karbon Dioksida (CO2) Klasifikasi : Asphyxiant dalam konsentrasi tinggi

Kontak dengan cairan bisa menyebabkan luka bakar dingin / radang dingin.

(14)

sesuai Untuk memastikan tingkat oksigen yang aman (minimal 19,5 persen) dan tingkat karbon dioksida yang aman.

Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)

Tindakan pertolongan pertama untuk paparan melalui rute-rute yang beda

Terhirup Angkat ke udara segar dan tetap tenang dalam posisi nyaman bernafas. Jika tidak bernafas, berikan pernapasan buatan, dengan tambahan oksigen yang diberikan oleh tenaga ahli. Jika bernafas sulit, tenaga ahli harus memberi oksigen. Hubungi dokter.

Kontak kulit Mungkin menyebabkan frostbite. Karbon dioksida padat (es kering), Segera rendam embun beku dengan air hangat agar tidak melebihi 41 ° C (105 ° F). air Suhu harus ditoleransi dengan kulit normal. Pertahankan pemanasan kulit minimal 15 menit Atau sampai pewarnaan dan sensasi normal kembali ke daerah yang terkena. Dalam kasus besar Paparan, buang pakaian sambil mandi dengan air hangat. Mencari evaluasi medis dan Perawatan sesegera mungkin.

(15)

dengan tangan. Simpan wadah penuh dan kosong secara terpisah. Gunakan sistem persediaan pertama masuk pertama Untuk mencegah penyimpanan kontainer penuh dalam waktu lama Gas ini lebih berat daripada udara dan di ruang tertutup cenderung terakumulasi di dekat lantai, Menggusur udara dan mendorongnya ke atas. Ini menciptakan suasana kekurangan oksigen di dekat lokasi lantai. Ventilasi ruang sebelum masuk. Verifikasi konsentrasi oksigen secukupnya.

Alat Pelindung Diri

Kontrol teknik yang Gunakan sistem pembuangan lokal dengan kecepatan aliran yang cukup untuk mempertahankan pasokan udara yang memadai Zona pernapasan pekerja. Mekanikal (umum): Ventilasi pembuangan umum mungkin Dapat diterima jika bisa menjaga pasokan udara yang memadai. PERINGATAN: Konsentrasi sesuai untuk memastikan tingkat oksigen yang aman (minimal 19,5 Persen) dan tingkat karbon dioksida yang aman.

Bahan untuk pakaian pelindung

Pakailah sarung tangan kerja dan sepatu metatarsal untuk penanganan silinder. Peralatan pelindung dimana Dibutuhkan Pilih sesuai dengan OSHA 29 CFR 1910.132, 1910.136, dan 1910.138.

Bahaya termal Pakailah sarung tangan isolasi dingin saat melakukan transfeksi atau memutus hubungan transfer.

(16)

dengan produk dimungkinkan. Pilih pelindung mata di Sesuai dengan OSHA 29 CFR 1910.133. Perlindungan kulit dan tubuh : Sesuai kebutuhan pengelasan, pakai tangan, kepala, dan pelindung tubuh untuk mencegah cedera Radiasi dan percikan api. (Lihat ANSI Z49.1.) Minimal, ini termasuk sarung tangan tukang las dan Kacamata pelindung, dan mungkin termasuk pelindung lengan, celemek, topi, dan pelindung bahu Juga sebagai pakaian yang besar.

Perlindungan pernafasan Bila kondisi tempat kerja memerlukan penggunaan respirator, ikuti program perlindungan pernafasan itu Memenuhi OSHA 29 CFR 1910.134, ANSI Z88.2, atau MSHA 30 CFR 72.710 (jika ada). Gunakan kartrid pemurni udara atau pemurni udara jika tingkat tindakan terlampaui. Pastikan bahwa Respirator memiliki faktor proteksi yang tepat untuk tingkat eksposur. Jika jenis kartrid Respirator digunakan, cartridge harus sesuai untuk pemaparan bahan kimia. Untuk Keadaan darurat atau kejadian dengan tingkat paparan yang tidak diketahui, Massa molekuler 44 g / mol

(17)

Bau Tidak berbau

Sumber :SDS ID (2016)

2.5 Ventilasi

Tersedianya udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia, sehingga apabila suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan over crowded maka akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan. Sebelumnya terlebih dahulu masyarakat harus mengetahui pengertian dari ventilasi. Ventilasi sendiri adalah tempat keluar masuk dan pertukaran udara yang digunakan untuk memelihara dan juga mengatur udara sesuai kebutuhan dan kenyamanan. Prinsip kerja ventilasi ini adalah membuat suatu proses pertukaran udara yang terjadi karena perbedaan tekanan yang mana udara akan bergerak dari tempat yang bertekanan tinggi menuju tempat yang bertekanan rendah. Ventilasi dapat berupa pintu, jendela, lubang angin, ventilasi sistem pengendali suhu dan kelembaban, ventilasi sistem pengeluaran udara (exhaust system) dan pemasukan udara (supply system), atau juga bisa dibantu menggunakan kipas angin (fan). Pengadaan ventilasi tentunya mempunyai tujuan, antara lain (Saptari, 2011) :

1. Mengeluarkan kontaminan

2. Mengatur panas atau dingin di dalam ruangan 3. Menyegarkan ruangan dengan pertukaran udara 4. Mengencerkan konsentrasi kontaminan dalam udara 5. Mencegah terjadinya peledakan atau kebakaran

2.5.1 Ventilasi Umum

Ventilasi umum digunakan untuk menurunkan konsentrasi kontaminan udara di dalam ruang kerja sampai mencapai kadar/tingkat yang tidak membahayakan. Ventilasi umum ini dapat terlaksana dengan 2 cara, yaitu (Muhammad Arief, 2012) :

1. Ventilasi horizontal (silang)

(18)

2. Ventilasi vertikal

Aliran udara terjadi karena perbedaan berat jenis lapisan udara luar dan dalam bangunan. Contohnya saja seperti pembuatan cerobong. Semakin tinggi cerobong udara, maka semakin baik pula sirkulasi udara dalam ruangan.

Syarat-syarat menggunakan ventilasi umum, yakni :  Toksisitas rendah

 Jumlah kontaminan tidak besar (sedikit) dan tidak terus-menerus  Sumber merata

 Konsentrasi rendah

Gambar 2.1 Ventialasi Umum Pada Sebuah Gedung

(19)

2.5.2 Ventilasi Lokal

Local Exhaust Ventilation (LEV) termasuk alat kontrol engineering (kerekayasaan) yang utama dan harus tersedia untuk mengurangi konsentrasi dari gas, debu, uap, asap dan kotoran di udara. Salah satu jenis ventilasi adalah Local Exhaust Ventilation (LEV). Local Exhaust Ventilation merupakan sistem yang menggunakan ventilasi khusus untuk mencegah atau mengurangi tingginya tingkat zat-zat berbahaya di lingkungan tempat kera (Saptari, 2011).

Secara ideal, sistem LEV seharusnya terdiri dari 4 bagian: hood,Duct work, air cleaningdevice, dan fan (Muhammad Arief, 2012).

a. Hood

Hood menangkap kontaminan dengan memanfaatkan momentum yang sedang terjadi. Faktor yang mempengaruhi rancangannya berdasarkan pada bentuk, kecepatan serta arah di mana kontaminan dilepaskan. Untuk partikel kontaminan yang besar dan berat, maka hood harus diletakkan pada posisi tepat di atasnya.

b. Duct

Duct work menyediakan jalan untuk membawa kontaminan ke bagian pembersih udara. Kecepatan dari udara pada saluran ini harus cukup tinggi untuk mencegah partikel-partikel besar dari pengendapan di dalam Duct. Makin besar partikel, maka makin tinggi kecepatannya.

c. Air cleaning

Air cleaning device memisahkan kontaminan dari aliran udara sebelum melanjutkan ke fan dan dilepaskan ke atmosfer atau di daur ulang ke area kerja. Terdapat dua bagian, yaitu: air filters dan dust collectors. Air filters dirancang untuk memisahkan konsentrasi partikel yang berukuran kecil dari udara. Dust collectors dirancang untuk memisahkan konstrasi partikel yang berukuran lebih besar, yang biasanya terdapat di udara pada proses industri.

d. Fan

(20)

memindahkan volume udara melalui hood, ducts, dan alat pengumpul pada kecepatan yang tepat. Setiap bagian dari elemen LEV harus dirancang secara khusus untuk berbagai tipe kontaminan yang dipisahkan. Selain itu setiap elemen juga harus dilakukan perawatan pada kondisi optimum melalui inspeksi dan perawatan regular.

Pembuangan udara dilakukan langsung dari sumber kontaminan melalui corong penghisap yang berada di dekat sumber kontaminan. Tahap selanjutnya dari corong penghisap langsung disalurkan melalui pipa-pipa saluran dibantu dengan penyedot udara. Kemudian tahap terakhir udara bersih dibuang langsung ke atmosfer.

Ventilasi lokal mempunyai 5 tipe, yakni:

1. Ventilasi lokal dengan sistem pembersih kontaminan.

2. Ventilasi lokal dengan corong pengeluaran yang berada di dekat sumber kontaminan.

3. Ventilasi lokal dengan corong celah.

4. Ventilasi lokal dengan sistem tiup dan bisa (push and pull exhauster). 5. Ventilasi lokal untuk pembuangan kontaminan yang ada pada pabrik

penyepulan logam.

Gambar 2.2 Ventilasi Lokal di Pemotongan Kayu

(21)
(22)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Pupuk merupakan bahan yang dapat meningkatkan produksi pangan, namun disisi lain produksi pupuk ini juga menghasilkan emisi dan dapat menyebaban gangguan kesehatan kepada pekerja. Bahan kimia dalam industri pupuk petrokimia yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan penyakit adalah gas ammonial (NH3) dan Karbon Dioksida (CO2). 2. Contoh aplikasi umum yaitu adanya cross ventilation pada sebuah gedung

dimana aliran udara mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan lebih rendah. sedangkan aplikasi ventilasi lokal pada pemotongang kayu agar debu yang dihasilkan tidak sampai mengontaminasi udara di tempat kerja.

3.2 Saran

1. Bagi industri pupuk urea sebaiknya memperhatikan kondisi peralatan produksi agar tetap aman digunakan.

2. Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) seperti masker diperlukan untuk mengurangi paparan gas ammonia (NH3) dan karbondioksida (CO2). 3. Adanya ventilasi di tempat kerja merupakan suatu keuntungan karena

dapat mengurangi kadar bahan pencemar di tempat kerja bahkan bisa mengeliminasi bahan pencemar di udara tempat kerja tersebut dengan adanya ventilasi lokal.

4. Sebaiknya pembuangan gas hasil produksi pupuk diberi sebuah scrubber

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, B. 2009. Pengaruh CO2 (Karbondioksida) Murni Terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme Pada Produk Minuman Fanta Di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan. Universitas Sumatra Utara.

Ahmad, T., Sofiarsih L., & Rusmana. 2007. The growth of Patin Pangasius hypopthalmus in a close system tank. Aquaculture. 2(1): 67-73.

Akbar, R.A. 2010. Efisiensi Nitrifikasi dalam Sistem Biofilter. Submerged Bed, Trickling Filter dan Fluidized Bed. (Skripsi). Institut Teknologi Bandung.

Anonim1. 2014. Emisi CO2 pada Sistem Perumahan Perkotaan. Dalam http: //repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33596/3/Chapter%20II.pdf. Diakses pada tanggal 1 Mei 2017.

Anonim2. 2014. Mari Mengenal Apa Itu Pajak Karbon. Dalam http://www.fiskal.co.id/berita/fiskal-15/2931/mari-mengenal-apakah-itupajak-karbon#.VFXhpRYe1t. Diakses pada tanggal 2 Mei 2017.

Ardiansyah. 2009. Daya Rosot Karbondioksida Oleh Beberapa Jenis Tanaman

Hutan Kota di Kampus IPB Darmaga. (Skripsi). Fakultas Kehutanan

Institut Pertanian Bogor. Bogor

Aziz, Azwan, 2009, Pengaruh Material Penutup Atap terhadap Nilai RTTV, Tesis Magister Arsitektur, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.

Badan Standar Nasional, 2001, Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung, SNI 03-6572-2001,

Standar Nasional Indonesia.

Badan Standar Nasional, 2011, Konservasi Energi Sistem Tata Udara pada Bangunan Gedung, SNI 6390-2011, Standar Nasional Indonesia.

Bishop, J.K.B. & R.E. Davis. 2010. Autonomous Observing Strategies for the

Ocean Carbon Cycle. Lawrence Berkeley National Laboratory. Paper

LBNL-46860.

(24)

Fauzzia, Malida., Izza Rahmawati dan I Nyoman Widiasa. 2013. Penyisihan Amoniak dan Kekeruhan Pada Sistem Resirkulasi Budidaya Kepiting Dengan Teknologi Membran Biofilter. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. Vol. 2 (2): 155-161

Kirby. 2008. Emisi CO2 pada Sistem Perumahan Pekotaan. Dalam http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33596/3/Chapter%20II. pdf . Diakses pada tanggal 1 Mei 2017.

Muhammad Arief, 2012. Lokal Exhaust Ventilation/Ventilasi Pengeluaran Setempat. Dosen, FKM Peminatan Keselamatan & Kesehatan Kerja Univ Esa Unggul

Saud, T., T.K. Mandal., R. Gadi., D.P. Singh., S.K. Sharma., M. Saxena., and A Mukherjee. 2011. Emission Estimates of Particulate Matter (PM) and Trace Gases (SO2, NO and NO2) from Biomass Fuels Used in Rural Sector of Indo-Gangetic Plain, India. Journal of Atmospheric Environment 45, 5913 – 5923.

SDS Indonesia. Amoniak, anhydrous. versi#: 01. Tanggal Revisi - Tanggal dikeluarkan: 21-Juli-2016.

Tahir, Iqmal. 2010. Pengelolaan Dan Implementasi Material Safety Data Sheet

(MSDS) Pada Riset Mahasiswa Untuk Mendukung Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di Laboratorium. Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Gadjah Mada Sekip Utara, Yogyakarta 55281

Gambar

Gambar 2.1 Ventialasi Umum Pada Sebuah Gedung
Gambar 2.2 Ventilasi Lokal di Pemotongan Kayu

Referensi

Dokumen terkait

Di Kabupaten Kepahiang terdiri dari delapan kecamatan, untuk mendapatkan data jenis pangan lokal di Kabupaten Kepahiang, peneliti melakukan survei di Kecamatan

Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 tahun 2013 tetang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Hak Atas Tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah ;---

Pelaksanaan tindakan siklus II dapat memperbaiki kekurangan pada kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus I untuk kemampuan guru dalam persiapan

Menjaga keamanan, kenyamanan, dan keselamatan tamu serta aset perusahaan, merupakan tugas pokok dari seorang security maka hubungan yang baik dilakukan dengan HRD misalnya,

Adaptasi yang dilakukan hewan jerapah adalah lehernya yang panjang, hal ini terjadi karena makanan jerapah berada pada pohon yang tinggi.. Susunan tulang di bawah

Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan

0apat dikatakan bahwa polisi merupakan salah satu kunci sukses dalam mengurangi kecelakaan dijalan, karena jika polisi ini melanggar hukum maka siapa yang akan bertindak jika

Caranya adalah melalui difusi (penyebaran), dimana unsur kebudayaan baru diserap ke dalam suatu kebudayaan yang berada dalam keadaan konflik dengan unsur