• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH

GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN

GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL TERHADAP

KINERJA KARYAWAN

Studi pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY

Riza Ariesta, Mudji Rahardjo

1

rizaariesta@gmail.com

Jurusan ManajemenFakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedharto SH Tembalang, Semarang 50239, Phone: +622476486851

ABSTRACT

The object of this research is to find out the influence of both styles of leadership towards the performance of those who work at PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY. There are 50 respondents chosen within the entire workers of PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY. This research uses purposive sampling method to determine the samples. Meanwhile to analyze the data, this research uses multiple linier regressions after tested by validity test and reliability test.

This research’s

result shows that both transformational and transactional leaderships partially and simultaneously affected the performance of the workers at PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY in positive and significant manner.

Keyword : Leadership, Transformational Leadership, Transactional Leadership, Employee Performance

PENDAHULUAN

Konsep kepemimpinan yang berkembang pesat adalah konsep kepemimpinan transaksional dan tranformasional yang dipopulerkan oleh Bass pada tahun 1985 (Locander 2002). Kedua konsep kepemimpinan tersebut berbasiskan pada gaya, perilaku dan situasi yang meliputi seorang pemimpin. Kepemimpinan transaksional berdasarkan prinsip pertukaran imbalan antara pemimpin dengan karyawan dimana pemimpin mengharapkan imbalan berupa kinerja karyawan yang tinggi sementara karyawan mengharapkan imbalan dan penghargaan secara ekonomis dari pemimpin. Sedangkan kepemimpinan tranformasional mendasarkan diri pada prinsip pengembangan karyawan (follower development). Pemimpin mengembangkan dan mengarahkan potensi dan kemampuan karyawan untuk mencapai bahkan melampaui tujuan organisasi (Dvir et al 2002).

Kinerja karyawan dilihat dari unsur kepemimpian bukanlah merupakan suatu hal yang terjadi secara sepihak. Dalam hal ini baik pimpinan maupun karyawan harus bekerjasama menciptakan kondisi yang kondusif untuk menciptakan kinerja yang baik sebab peran pimpinan dalam suatu perusahaan sangat diharapkan dalam menciptakan rasa nyaman bagi karyawan, karakteristik pimpinan akan sangat berpengaruh terhadap iklim kerja dalam suatu perusahaan.

1

(2)

2

PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY adalah perusahaan milik negara yang bergerak di bidang kelistrikan. Sebagai perusahaan listrik ternama di Indonesia, PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY sendiri dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Jawa Tengah dan DIY. Sebagai perusahaan besar dan ternama tidak akan mampu mencapai tujuannya tanpa peran kepemimpinan. Setiap pemimpin perlu mempertimbangkan upaya untuk meningkatkan kinerja karyawannya. Apabila gaya kepemimpinan yang diterapkan tidak efektif maka kinerja karyawan akan menyusut. Dan hal itu akan berdampak pada pelayanan yang kurang maksimal kepada pelanggan.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Gaya Kepemimpinan Transaksional terhadap kinerja karyawan studi pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Kepemimpinan transformasional pada hakekatnya menekankan seorang pemimpin perlu memotivasi para bawahannya untuk melakukan tanggung jawab mereka lebih dari yang mereka harapkan. Pemimpin transformasional harus mampu mendefinisikan, mengkomunikasikan dan mengartikulasikan visi organisasi, dan bawahan harus menerima dan mengakui kredibilitas pemimpinnya.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan yang melibatkan atau menekankan pada imbalan untuk memotivasi bawahan, artinya gaya kepemimpinan transaksional ini memiliki karakteristik perilaku memotivasi bawahan dengan cara memberi penghargaan yang sesuai (contingen reward) dan manajemen seperlunya (management by exception).

Menurut Suyadi Prawirosentono (1999), kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan oraganisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral atau etika.

Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja Karyawan

Keberadaan pemimpin dalam organisasi sangat penting karena ia memiliki peranan yang strategis dalam mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan berkaitan erat dengan pekerjaan yang harus diselesaikan dan kekompakan orang-orang yang dipimpinnya. Gaya kepemimpinan merupakan norma yang digunakan seseorang pada saat seseorang mencoba mempengaruhi orang lain. Gaya kepemimpinan yang tepat akan meningkatkan kinerja. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Kepemimpinan trasnformasional adalah pemimpin yang mampu memberi inspirasi bawahan untuk lebih mengutamakan kemajuan organisasi daripada kepentingan pribadi, memberi perhatian yang baik terhadap bawahan dan mampu merubah kesadaran bawahannya dalam melihat permasalahan lama dengan cara baru.

H1 : Gaya Kepemimpinan Transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan

Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Transaksional Terhadap Kinerja Karyawan

(3)

3

mengenai klasifikasi sasaran, standar kerja, penugasan kerja, dan penghargaan. Gaya

kepemimpinan ini memotivasikan pengikut dengan membalas imbalan untuk kinerja

mereka.

H2 : Gaya Kepemimpinan Transaksional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran dalam penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 1

Kerangka Pemikiran Teoritis

H1

H2

Sumber: Diolah dari berbagai sumber

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dalam pengambilan data, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yaitu model pertanyaan dimana pertanyaan tersebut telah tersedia jawaban, sehingga responden hanya memilih dari alternatif jawaban yang sesuai dengan pendapat atau pilihannya. Pertanyaan-pertanyaan tertutup tersebut menerangkan tanggapan responden terhadap variabel gaya kepemimpinan transformasional, gaya kepemimpinan transaksional, dan kinerja karyawan.

Variabel Penelitian

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan, sedangkan variabel independen adalah gaya kepemimpinan transformasional dan gaya kepemimpinan transaksional.

1. Skala Gaya Kepemimpinan Transformasional

Untuk mengukur gaya kepemimpinan transformasional digunakan indikator sebagai berikut: Konsiderasi Individu, Stimulasi Intelektual, Motivasi Inspirasi, Pengaruh Ideal.

Gaya Kepemimpinan Transformasional

(X1)

Gaya Kepemimpinan Transaksional

(X2)

Kinerja Karyawan

(4)

4

2. Skala Gaya Kepemimpinan Transaksional

Untuk mengukur gaya kepemimpinan transaksional digunakan indikator sebagai berikut: Imbalan Kontingen, Manajemen Eksepsi Aktif, dan Manajemen Eksepsi Pasif.

3. Skala Kinerja Karyawan

Dari dimensi kinerja menurut Gomes (1995) dalam Eko Numiarto dan Nurhadi Siswanto (2006), maka kinerja dapat diukur melalui indikator-indikator sebagai berikut : Kualitas Kerja, Kuantitas Kerja, Job Knowledge, Dependability, Cooperation.

Penentuan Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh karyawan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY berjumlah 200 karyawan. Karyawan yang menjadi subjek penelitian ini adalah karyawan tetap, bukan karyawan kontrak maupun honorer. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive random sampling. Karakteristik purposive sampling ini adalah: 1. Karyawan tetap PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY

2. Karyawan yang memiliki masa kerja minimal 1 tahun

Dari karakteristik responden tersebut, yang memenuhi kriteria sebanyak 50 responden. Sehingga sampel penelitian ini adalah 50 karyawan.

Metode Analisis

Dalam penelitian ini dalam hipotesis 1 dan 2 diuji dengan menggunakan analisis

regresi linear berganda.. Persamaan regresi dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai

berikut

Y = a + b1X1 + b2X2

Dimana :

Y = Kinerja Karyawan

α = konstanta

X1 = Gaya Kepemimpinan Transformasional

X2 = Gaya Kepemimpinan Transaksional

b1, b2 = Koefisien Regresi

Uji Simultan (Uji F)

Uji F-statistik digunakan untuk membuktikan ada pengaruh antara Gaya kepemimpinan Transformasional dan Gaya Kepemimpinan Transaksional terhadap kinerja secara bersama-sama.

Uji Hipotesis (Uji Statistik t)

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen atau variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2005).

Uji Koefisien Determinasi (R2)

(5)

5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Pengujian Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Tabel 1

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 50

Normal Parametersa Mean 61.52

Std. Deviation 4.367

Most Extreme Differences Absolute .147

Positive .147

Negative -.071

Kolmogorov-Smirnov Z 1.042 Asymp. Sig. (2-tailed) .228 Sumber: Data primer yang diolah, 2014

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa tingkat signifikan variabel penelitian 0,228

> 0,05 maka model regresi terdistribusi normal, oleh sebab itu dapat dilakukan proses

selanjutnya.

Pengujian Heterokedastisitas

Gambar 1

Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Data primer yang diolah, 2014

(6)

6

Transformasional .681 1.468

Transaksional .681 1.468

Sumber : Data primer yang diolah, 2014

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui model regresi yang bebas multikolinieritas karena koefisien regresi antar variabel independen mempunyai nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10.

Pembahasan Hasil Penelitian

a. Dependent Variable: Holding Period

Sumber : Data primer yang diolah, 2014

Berdasarkan hasil dari tabel tersebut dapat ditulis sebagai persamaan berikut :

Y = 0,621 X1 + 0,257 X2

Dari persamaan regresi tersebut dijelaskan bahwa Nilai koefisien regresi untuk variabel gaya kepemimpinan transaksional pada persamaan regresi menunjukkan nilai 0,257, sedangkan untuk nilai koefisien regresi gaya kepemimpinan transformasional menunjukkan nilai 0,621. Nilai tersebut dapat diartikan gaya kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh yang lebih besar daripada gaya kepemimpinan transaksional.

Pengujian Hipotesis

1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap Kinerja Karyawan

Pengujian hipotesis gaya kepemimpinan transformasional menunjukkan nilai t

hitung sebesar 5,790 dan tingkat signifikan 0,000<0,05 sehingga dapat dikatakan ada

pengaruh signifikan antara gaya kepemimpinan transformasional terhadap kinerja

karyawan. Oleh karena itu, hipotesis pertama (H

1

) : Gaya kepemimpinan

transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan,

diterima.

2. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transaksional terhadap Kinerja Karyawan

Pengujian hipotesis gaya kepemimpinan transaksional menunjukkan nilai t

(7)

7

karyawan. Oleh karena itu, hipotesis pertama (H

2

) : Gaya kepemimpinan

transaksional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan,

diterima.

KESIMPULAN DAN KETERBATASAN

Hasil penelitian ini menunjukkan gaya kepemimpinan transformasional dan gaya

kepemimpinan transaksional memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini antara lain:

1. Sampel dalam penelitian ini hanya 50 orang, jadi sedikit sekali mewakili populasi sebagai respondennya.

2. Kurangnya pemahaman dari responden terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner serta sikap kepedulian dan keseriusan dalam menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang ada menjadi kendala dalam penelitian ini.

3. Masalah subyektivitas dari responden dapat mengakibatkan hasil penelitian ini rentan terhadap biasnya jawaban responden.

Atas dasar keterbatasan tersebut, perlu adanya penelitian lanjutan mengenai pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja dengan menambahkan variabel bebas lain yang dapat mempengaruhi kinerja seperti motivasi kerja karyawan, kemampuan individu, maupun lingkungan kerja

.

REFERENSI

Dvir, T., D. Eden, B.J. Avolio & B. Shamir. 2002.

Impact of Transformational Leadership on Follower Development and Performance: A Field Experiment

. Academy of

Management Journal. Vol 45. No 4. PP: 735-744.

Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Edisi ketiga. Semarang: BP Undip

Locander, W.B., F. Hamilton, D. Ladik & J. Stuart. 2002.

Developing a Leadership-Rich Culture: The Missing Link to Creating a Market-Focused Organization

. Journal of

Market-Focused Management. Vol. 5. PP: 149-163.

Gambar

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Tabel 1 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Tabel 3 Coefficients

Referensi

Dokumen terkait

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurangkurangnya meliputi hal-hal: Pemahaman wawasan atau landasan

Puji dan Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadapan Allah Swt. atas karunia dan lindungan-Nya sehingga Jurnal Teknik Vol. 2 Bulan September 2015 dapat

Hasil : Gambaran konsep diri korban bullying : 1) Gambaran diri 4 partisipan yang mendapat komentar negative merasa rendah diri, minder dan menarik diri. Dan 3 partisipan

Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan adanya kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik

[r]

Sedangkan harga emas, inflasi, GDP, BI Rate , kurs Dollar, dan kurs Euro tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham sektor perdagangan, jasa, dan investasi

Namun demikian, dalam menangani isu sinkretisme dalam masyarakat Bajau, terdapat manhaj wasatiyyah yang perlu diambil kira khususnya oleh sarjana tempatan khususnya sarjana

Lebih lanjut kajian ini juga memperhatikan sebaran situs arkeologi sebagai satu kesatuan dalam sebuah ruang (kawasan) yang memiliki hubungan satu sama lain yakni sebagai sebuah