• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Aplikasi Text to Speech dal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengembangan Aplikasi Text to Speech dal"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali,

Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti

1

B2. Pengembangan Aplikasi Text To Speech Dalam Pembuatan Kamus Untuk Tunanetra Luh Putu Eka Damayanthi, Made Windu Antara Kesiman, I Made Agus Wirawan

Pengembangan Aplikasi Text to Speech dalam Pembuatan

Kamus untuk Tunanetra

Luh Putu Eka Damayanthi, Made Windu Antara Kesiman, I Made Agus Wirawan Jurusan Pendidikan Teknik Informatika

Universitas Pendidikan Ganesha

Email : dekndu@yahoo.com, kadexjus@yahoo.com

Abstrak

Saat ini pemahaman dan penguasaan bahasa Inggris sangat penting untuk setiap orang, tak terkecuali bagi mereka yang memiliki keterbatasan, seperti penyandang tunanetra. Secara umum orang belajar bahasa Inggris, salah satunya adalah dengan menggunakan kamus. Tetapi bagi penyandang tunanetra, tidak memungkinkan untuk menggunakan kamus, seperti halnya orang normal pada umumnya. Mereka membutuhkan kamus khusus, yakni kamus yang menggunakan format huruf Braille. Penggunaan kamus dalam format huruf Braille ini pun tidak bisa dilakukan secara maksimal, karena untuk mencari terjemahan suatu kata, mereka harus mencari kata tersebut secara manual, yakni dengan membaca menggunakan jari.

Dengan kemajuan IPTEK, khususnya dibidang komputerisasi, maka dibuatlah suatu media, yakni berupa aplikasi kamus yang bertujuan untuk membantu penyandang tunanetra dalam melakukan penerjemahan suatu kata dengan memanfaatkan indra pendengarannya. Dalam pembuatan aplikasi ini, hardware yang digunakan adalah sebuah komputer desktop atau laptop yang dilengkapi dengan speaker, sedangkan software-nya terdiri dari Borland Delphi dan modul TTS (Text To Speech). Aplikasi kamus yang dibuat disesuaikan dengan karakteristik dari penyandang tunanetra, seperti pada rancangan interface-nya dibuat berupa shortcut-shortcut atau tuts khusus pada keyboard untuk menjalankan suatu fungsi tertentu. Masukan yang diberikan pada sistem, yaitu berupa teks, selanjutnya oleh modul TTS teks tersebut akan diubah menjadi ucapan.

Aplikasi kamus ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi penyandang tunanetra dalam mempelajari bahasa Inggris, tanpa perlu intensitas tinggi untuk melakukan penerjemahan suatu kata, sehingga produktifitas pembelajaran, baik di sekolah maupun di rumah dapat terus ditingkatkan.

Kata-kata kunci: aplikasi, kamus, TTS, speech, tunanetra.

1. Pendahuluan

(2)

Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali,

Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti

2

ini tentu menghabiskan banyak waktu, akibatnya mereka menjadi cepat bosan, terlebih lagi bagi mereka yang tidak suka membaca.

Melihat kondisi seperti ini, dibutuhkan adanya suatu media alternatif yang dapat membantu mengatasi kondisi tersebut. Salah satu media alternatif yang mungkin dibuat, yaitu berupa aplikasi kamus. Dengan pemanfaatan teknologi informasi, saat ini telah berkembang suatu sistem TTS (Text to Speech) yang merupakan salah satu aplikasi dalam bidang teknologi bahasa. TTS ini dapat mengkonversi teks dalam format suatu bahasa menjadi ucapan sesuai dengan pembacaan teks dalam bahasa yang digunakan. Pemanfaatan TTS ini, akan sangat membantu terutama bagi pengguna yang memiliki keterbatasan dalam hal pembacaan teks atau kata, seperti penyandang tunanetra. Dengan menggunakan indra pendengaran, pengucapan kata akan sangat membantu penyandang tunanetra dalam mencari terjemahan suatu kata tertentu. Dalam penelitian ini akan dikaji beberapa permasalahan, yaitu (1) rancangan aplikasi kamus untuk penyandang tunanetra, (2) implementasi aplikasi kamus untuk penyandang tunanetra.

TTS (Text to Speech) merupakan salah satu aplikasi dalam bidang teknologi bahasa, yang dapat mengkonversi teks dalam format suatu bahasa menjadi ucapan sesuai dengan pembacaan teks dalam bahasa yang digunakan, dengan cara melakukan fonetisasi, yaitu penyusunan fonem-fonem untuk membentuk ucapan (Arry Akhmad Arman, 2008). Suatu sistem TTS pada umumnya melakukan dua proses konversi, yaitu konversi teks ke fonem dan konversi fonem ke ucapan. Kedua proses ini dilakukan secara berurutan dengan input berupa teks dan menghasilkan output berupa suara atau ucapan (Rommel, 2008).

Gambar 1 Sistem Text to Speech (Sumber: Rommel, 2008)

a) Konversi Teks ke Fonem

Bagian konversi teks ke fonem berfungsi untuk mengubah kalimat masukan dalam suatu bahasa tertentu yang berbentuk teks menjadi rangkaian kode-kode bunyi yang biasanya direpresentasikan dengan kode fonem, durasi serta pitch-nya. Untuk suatu bahasa baru, bagian ini harus dikembangkan secara lengkap khusus untuk bahasa tersebut.

Fonem merupakan unit bunyi terkecil yang dapat dibedakan oleh manusia, dan suatu ucapan kata atau kalimat pada prinsipnya dapat dilihat sebagai urutan fonem. Durasi adalah lama waktu pengucapan untuk setiap fonem, dan pitch merupakan perubahan nilai frekuensi dasar pada pengucapan fonem untuk menghasilkan intonasi yang diinginkan.

Proses konversi dari teks ke fonem terdiri dari beberapa tahap, yaitu normalisasi teks, konversi setiap fonem menjadi kode fonem, dan penetapan durasi serta pitch untuk setiap fonem. Normalisasi teks merupakan suatu proses yang merepresentasikan teks tertulis menjadi teks yang sesuai dengan pengucapan oleh manusia. Contoh “rommel membangun aplikasi TTS mulai tahun 2005”. Hasil normalisasinya adalah “rommel membangun aplikasi tetees mulai tahun duaribulima”. Kemudian setiap teks hasil normalisasi tersebut dikonversi ke fonem. Tidak setiap huruf sama dengan kode fonemnya. Hal ini karena, kode fonem yang digunakan harus sesuai dengan standar kode fonem yang ditetapkan oleh Speech Synthesizer yang digunakan.

(3)

Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali,

Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti

3

kalimat atau teks dilakukan. Pada prakteknya, informasi pembentuk prosodi berupa data-data pitch serta durasi pengucapannya untuk setiap fonem yang dibangkitkan. Nilai-nilai yang dihasilkan diperoleh dari suatu model prosodi. Prosodi bersifat sangat spesifik untuk setiap bahasa, sehingga model yang diperlukan untuk membangkitkan data-data prosodi menjadi sangat spesifik juga untuk suatu bahasa.

b) Konversi Fonem ke Ucapan

Bagian konverter fonem ke ucapan berfungsi untuk membangkitkan sinyal ucapan berdasarkan kode-kode fonem serta pitch dan durasi yang dihasilkan oleh bagian konverter teks ke fonem, sehingga akan menghasilkan bunyi atau sinyal ucapan yang sesuai dengan kalimat yang ingin diucapkan (Arry Akhmad Arman, 2008). Teknik yang digunakan pada bagian ini adalah teknik diphone concatenation, yang bekerja dengan cara menggabung-gabungkan segmen-segmen bunyi yang telah direkam sebelumnya. Setiap segmen berupa diphone (gabungan dua buah fonem). Berikut gambaran detail mengenai proses konversi teks ke ucapan.

Gambar 2 Proses Konversi Teks ke Ucapan (Sumber: Arry Akhmad Arman, 2008)

2. Metode Penelitian

(4)

Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali,

Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti

4

Gambar 3 Pengembangan Perangkat Lunak dengan Metode SDLC

Pada gambar 3 dapat dijelaskan bahwa, langkah pertama yang dilakukan dalam pengembangan perangkat lunak adalah melakukan analisis terkait dengan perangkat lunak yang akan dibangun. Dalam analisis perangkat lunak ini, terdapat beberapa komponen yang terkait, yaitu kebutuhan perangkat lunak, tujuan pengembangan perangkat lunak, masukan dan keluaran perangkat lunak, serta model fungsional dari perangkat lunak. Usai melakukan analisis perangkat lunak, langkah selanjutnya adalah melakukan perancangan perangkat lunak. Dalam perancangan perangkat lunak ini, terdapat beberapa komponen yang terkait, yaitu batasan perancangan perangkat lunak, perancangan arsitektur perangkat lunak, perancangan struktur data perangkat lunak, dan perancangan antarmuka perangkat lunak. Setelah selesai melakukan perancangan perangkat lunak, langkah selanjutnya adalah melakukan implementasi perangkat lunak. Beberapa komponen yang terkait dalam implementasi perangkat lunak ini, yaitu lingkungan implementasi perangkat lunak, batasan implementasi perangkat lunak, implementasi arsitektur perangkat lunak, implementasi struktur data perangkat lunak, dan implementasi layar antarmuka perangkat lunak. Langkah terakhir dari metode SDLC ini yaitu melakukan pengujian perangkat lunak. Komponen yang terkait dalam pengujian perangkat lunak ini, yaitu tujuan pengujian perangkat lunak, tata ancang dan teknik pengujian perangkat lunak, perancangan kasus uji pengujian perangkat lunak, pelaksanaan pengujian perangkat lunak, dan evaluasi hasil pengujian perangkat lunak.

3. Hasil dan Pembahasan

(5)

Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali,

Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti

5

maksimal. Berdasarkan hal tersebut, dicoba dibuat suatu media alternatif berupa aplikasi kamus, dimana aplikasi yang dibuat tidak hanya memuat tulisan atau teks saja, tetapi sudah dilengkapi dengan suara atau cara pengucapan (pronounciation) untuk kata yang dimaksud. Berikut gambaran mengenai masukan dan keluaran dari aplikasi kamus yang dibangun.

Gambar 4 Masukan dan Keluaran dari Aplikasi Kamus

(6)

Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali,

Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti

6

memilih salah satu dari sekian kategori yang ada, sesuai dengan kategori dari kata yang akan diterjemahkan. Dari kategori yang telah dipilih, pengguna akan disuguhi dengan beragam kata yang termasuk dalam kategori tersebut beserta padanannya. Selanjutnya pengguna bisa mencari kata yang akan diterjemahkan itu, dengan cara membaca kata tersebut satu per satu. Kata yang terpilih akan disuarakan beserta padanannya sesuai dengan pembacaan atau pengucapan dari kata tersebut. Sedangkan untuk penerjemahan kata berdasarkan non kategori, pengguna kembali dihadapkan pada dua pilihan cara, yaitu pertama dengan mengetikan kata yang akan dicari terjemahanya, baik kata dalam bahasa Inggris maupun kata dalam bahasa Indonesia tergantung kebutuhan dari pengguna. Selanjutnya kata yang diketikan ini akan disuarakan bersama padananya sesuai dengan pembacaan atau pengucapan dari kata tersebut. Kata hasil terjemahan ini nantinya dapat dicetak ke dalam format huruf Braille. Kedua, dengan mengetikan satu huruf awal atau lebih dari kata yang akan diterjemahkan. Hasil dari proses ini, pengguna akan disuguhi dengan beragam kata yang memiliki huruf awal sesuai dengan yang diketikan beserta padanannya. Selanjutnya pengguna bisa mencari kata yang akan diterjemahkan itu, dengan cara membaca kata tersebut satu per satu. Kata yang terpilih akan disuarakan beserta padanannya sesuai dengan pembacaan atau pengucapan dari kata tersebut.

Untuk menghasilkan suara dari aplikasi kamus yang dibangun ini, peneliti memanfaatkan 2 modul TTS, yaitu IndoTTS sebagai TTS berbahasa Indonesia yang merupakan properti dari Arry Akhmad Arman dan SAPI sebagai TTS berbahasa Inggris yang merupakan properti dari Microsoft. Kedua modul TTS ini telah dilengkapi dengan diphone database yang berbeda. Berikut ini gambaran detail dari arsitektur perangkat lunak yang dibangun.

Gambar 5 Detail Arsitektur Perangkat Lunak

(7)

Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali,

Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti

7

menghasilkan suara atau ucapan. Data yang diambil ini nantinya juga dapat diterjemahkan ke dalam format huruf Braille. Sehingga output yang dihasilkan tidak hanya berupa suara saja, tetapi juga berupa teks dalam format huruf Braille. Berikut ini, terdapat beberapa kemampuan yang dimiliki oleh aplikasi kamus, diantaranya:

a. Aplikasi kamus dapat melakukan penerjemahan kata dalam dua arah, yaitu dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia dan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris.

b. Penerjemahan kata dapat dicari berdasarkan pilihan kategori atau non kategori. c. Menerima input berupa teks (kata atau frase), dengan panjang maksimal 50 karakter. d. Output yang dihasilkan berupa teks, suara dan teks dalam format huruf Braille. e. Tidak menyertakan sinonim untuk hasil padanan dari kata yang diterjemahkan.

f. Kata yang diterjemahkan beserta padanannya, dapat disimpan untuk selanjutnya dicetak dalam format huruf Braille.

g. Menggunakan shortcut-shortcut atau tuts khusus pada keyboard untuk menjalan suatu fungsi tertentu.

h. Jenis keyboard yang digunakan tidak memiliki bentuk ataupun karakter khusus.

i. Jumlah kata pada aplikasi kamus dapat di-update secara dinamis, karena pada aplikasi ini sudah dilengkapi dengan fasilitas tambah kata, dan yang bertugas untuk menambahkan kata tersebut adalah guru pengajar bahasa Inggris atau guru lain yang bisa mengoperasikan komputer.

j. Aplikasi kamus ini hanya khusus diperuntukan bagi penyandang tunanetra, bukan bagi penyandang tunarungu maupun tunadaksa.

k. Untuk dapat menjalankan aplikasi ini, minimal pengguna bisa mengoperasikan komputer. Untuk mengetahui mampu tidaknya pengguna (penyandang tunanetra), dalam mengakses atau menjalankan fungsi-fungsi yang terdapat pada aplikasi kamus ini, peneliti melakukan pengujian pada aplikasi kamus dengan melibatkan 20 orang siswa penyandang tunanetra. Berikut ini tampilan dari aplikasi kamus beserta hasil pengujian yang telah dilakukan.

(8)

Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali,

Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti

8

Tabel 1 Hasil Pengujian Aplikasi Kamus untuk Siswa Penyandang Tunanetra

N

2. Memunculkan semua kata/kata

tertentu(F1)

- - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3. Berpindah dari kategori ke non kategori atau

5. Menampilkan semua

kategori(F4) √ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

6. Menutup aplikasi(F5) - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 7. Mengetahui petunjuk

penggunaan

aplikasi(F6)

- - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

8. Mencetak kata dalam

format Braille (F10) √ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9. Mengeja padanan

kata di non

kategori(F11)

- - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

1 0.

Menyimpan kata dan

padanannya(F12) √ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

1 1.

Menghapus huruf

(Backspace) √ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 1

2.

Membaca kata dan padanannya (panah atas atau panah bawah)

√ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

1 3.

Menampilkan kata dan padanannya dari kategori yang dipilih (Enter)

√ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

1 4.

Mengeja kata dari kategori yang dipilih

(Enter) √ penerjemahan di non kategori (Enter)

(9)

Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali,

Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti

9

Persentase Keberhasilan

=

Dari pengujian yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pengujian perangkat lunak sudah baik dan berhasil dilakukan, hal ini terlihat dari tingkat persentase keberhasilan yang telah dicapai oleh siswa. Dari 20 orang siswa penyandang tunanetra yang dilibatkan dalam pengujian perangkat lunak ini, 17 orang diantaranya sudah mampu menjalankan atau mengakses fungsi-fungsi yang terdapat pada aplikasi, menggunakan shortcut-shortcut atau tuts khusus pada keyboard. Sedangkan 3 orang lainnya, masih belum mampu secara maksimal menjalankan atau mengakses fungsi-fungsi yang terdapat pada aplikasi kamus. Hal ini terjadi, bukan karena adanya kesalahan pada aplikasi kamus, melainkan karena ketiga siswa tersebut memiliki cacat tambahan, selain menyandang tunanetra.

4. Penutup

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan beberapa hal, yakni seperti berikut.

a. Perancangan aplikasi kamus ini dapat digunakan sebagai salah satu media alternatif, khususnya bagi penyandang tunanetra dalam melakukan penerjemahan suatu kata, baik dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia maupun dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris, karena dalam aplikasi ini sudah dilengkapi dengan suara atau cara pengucapan untuk kata yang dimaksud, sehingga akan mempermudah mereka untuk memahami arti suatu kata. b. Pengimplementasian aplikasi kamus ini dibuat dengan menyesuaikan pada karakteristik dari

penyandang tunanetra, seperti pada pengimplentasian antarmukanya, dibuat berupa shortcut-shortcut atau tuts khusus pada keyboard untuk menjalankan suatu fungsi tertentu, dimana setiap fungsi yang dijalankan akan diucapkan atau disuarakan oleh komputer. Minimum spesifikasi komputer yang dibutuhkan untuk dapat menjalankan aplikasi ini, yaitu Intel Pentium III 1.2 GHz, Harddisk 1 GB, RAM 512 MB, Sistem Operasi Microsoft Windows XP, dan Speaker. Untuk pengujian perangkat lunak yang dilakukan oleh siswa maupun guru secara umum sudah baik dan berhasil dilakukan. Walaupun masih terdapat beberapa siswa yang belum mampu menjalankan atau mengakses aplikasi kamus. Hal ini terjadi, bukan karena adanya kesalahan pada aplikasi kamus, melainkan karena siswa tersebut memiliki cacat tambahan, selain menyandang tunanetra.

(10)

Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali,

Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti

10

DAFTAR PUSTAKA

Arry Akhmad Arman, 2008. “Definisi Text to Speech (Departemen Teknik Elektro ITB: Bandung)”. Tersedia pada http://indotts.melsa.net.id/Definisi Text to Speech « Teknologi Bahasa.htm (diakses tanggal 1 Agustus 2009).

---, 2008. “Konversi Teks ke Ucapan (Departemen Teknik Elektro ITB: Bandung)”. Tersedia pada http://indotts.melsa.net.id/Konversi dari Teks ke Ucapan.pdf (diakses tanggal 1 Agustus 2009).

---, 2008. “First Indonesia Text to Speech (Departemen Teknik Elektro ITB: Bandung)”. Tersedia pada http://indotts.melsa.net.id/ First Indonesia Text to Speech.htm (diakses tanggal 1 Agustus 2009).

Rommel, 2008. “Aplikasi SMS dengan Text to Speech Bahasa Indonesia pada Sistem Operasi Symbian (Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB: Bandung)”. Tersedia pada

Gambar

Gambar 1 Sistem Text to Speech (Sumber: Rommel, 2008)
Gambar 2 Proses Konversi Teks ke Ucapan                           (Sumber: Arry Akhmad Arman, 2008)
Gambar 3 Pengembangan Perangkat Lunak dengan Metode SDLC
Gambar 4 Masukan dan Keluaran dari Aplikasi Kamus
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisis data yang telah terkumpul melalui literatur atau referensi yang berhubungan denag masalah yang diteliti

Oral Antidiabetes Generik dan Non Generik Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 (Studi terhadap Data Rekam Medik Pasien Rawat Inap RSI. Aisyiyah Malang)..

I gang Ajang: “ Pengaruh Musik Kontemporer Dalam Ibadah Gereja Kemah Injil Indonesia Jemaat Mahak Baru Di Kalimantan Utara Kabupaten Malinau .” (Dibimbing oleh

Di antara Protozoa tersebut yang termasuk dalam kelompok Flagellata adalah A. Burung, buaya, ikan, katak, dan kambing digolongkan dalam subfilum yang sama!. berdasarkan

[r]

Mumpuniarti (2007) menyatakan bahwa karakteristik tunagrahita ringan dapat ditinjau secara fisik, psikis dan sosial, karakteristik tersebut antara lain : 1) Karakteristik

Dalam rangka menjamin kelancaran arus barang untuk menunjang kegiatan ekonomi, maka perlu diadakan perubahan dari ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1969

lahir dari ibu dengan preeklampsia memiliki risiko lebih besar untuk menderita cerebral palsy dibandingkan dengan anak yang lahir dari ibu dengan kondisi kehamilan