• Tidak ada hasil yang ditemukan

Batas Etika dan Regulasi Perkembangan Te

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Batas Etika dan Regulasi Perkembangan Te"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Batas Etika dan Regulasi Perkembangan Teknologi Komunikasi Oleh : Paulina Damayanti

Teknologi digital dewasa ini telah menjadi bagian dari hidup masyarakat. Kelahiran teknologi ini mampu menjawab kebutuhan komunikasi manusia yang semakin kompleks di segala bidang. Tak dapat dipungkiri lagi bahwa teknologi digital telah membawa kemudahan, dan kecepatan dalam mengakses informasi dan komunikasi. Ketidakterjangkauan jarak dan waktu, kini bukanlah suatu penghalang lagi. Sehingga kini, dalam proses perkembangan peradaban dan budaya manusia selanjutnya mengarah pada proses digitalisasi.

Perkembangan teknologi analog menjadi digital dalam kehidupan masyarakat tentu membawa perubahan besar, baik dari cara berfikir, perencanaan hidup, pengambilan keputusan, ataupun gaya hidup. Ketika cara berfikir manusia berubah, maka akan berpengaruh pula pada tingkah laku dan sudat pandang manusia terhadap etika dan norma dalam masyarakat. Berkembangnya teknologi digital dan internet, menyebabkan interaksi, sosialisasi dan komunikasi masyarakat tidak hanya dilakukan didunia nyata secara langsung, namun juga di dunia maya. Namun, walaupun interaksi terjadi dalam dunia maya, bukan berarti etika dan norma masyarakat tidak berlaku, justru etika, norma dan sekaligus regulasi dunia cyber perlu semakin tegas ditegakkan.

Bagai pisau bermata dua, selain membuahkan berbagai manfaat dan kemudahan, teknologi digital dan internet juga tak jarang menimbulkan berbagai macam penyalahgunaan. Terlebih lagi internet kini sudah berkembang ke era web 2.0 dan 3.0, dengan berbagai konten di internet dengan sifatnya sebagai user generated content yang memberi ruang kepada setiap orang untuk berekspresi dan berkontribusi sehingga internet menjadi rentan terhadap penyalahgunaan ke arah negatif.

(2)

secara ilegal. Sehingga diperlukan regulasi dan perspektif global pada isu-isu etis pada media digital dan internet, termasuk hak atas privasi, hak cipta, pornografi, dan etika komunikasi online lintas budaya.

Dalam hal ini, menurut Sobur (2001), etika komunikasi yaitu nilai moral yang menyangkut dengan kewajiban-kewajiban pelaku komunikasi tentang penilaian baik atau buruk, benar atau salah, tepat atau tidak tepat bagi orang-orang yang terlibat dalam komunikasi tersebut. Sehingga dalam hal ini, etika komunikasi tersebut tidak hanya berlaku di dunia nyata di tengah masyarakat, namun juga di dunia maya. Aktifitas dan produk komunikasi di dunia maya baik dalam bentuk kata-kata, gambar, foto, ataupun suara dan video, hendaknya perlu ditinjau dari segi etika, tentang penilaian baik atau buruk, benar atau salah, tepat atau tidak tepat.

Pentingnya penerapan etika dalam kegiatan komunikasi dan informasi di media digital dan internet, yaitu media digital dan internet mempunyai kekuasaan dan efek yang besar terhadap masyarakat, internet menjadikan hubungan dunia menjadi tanpa batas. Dengan demikian etika komunikasi berperan untuk melindungi masyarakat yang lemah. Etika komunikasi berupaya untuk menjaga keseimbangan antara kebebasan berekpresi dan tanggungjawab, sehingga kebebasan di dunia maya bukanlah menjadi bebas yang sebebas-bebasnya.

Tidak cukup dengan padoman etika, namun menurut Ashadi Siregar (2011) perlu penegakan regulasi (peraturan hukum dan perundang-undangan) yang tegas terkait dengan media digital dan internet (dunia maya). Hukum dan etika membawa standar normatif dalam tindakan sosial bermedia. Terdapat perbedaan mendasar antara etika dengan hukum (regulasi) yaitu kaitannya dalam lingkup struktural dan kultural. Hukum mengatur keberadaan media dalam konteks struktural, sedang etika merupakan pedoman bagi tindakan masing-masing individu dalam dalam konteks kultural. Hukum merupakan suatu perangkat aturan yang dibuat oleh Negara dan mengikat warga negaranya untuk mengikuti aturan tersebut agar tercapai kedamaian yang didasarkan atas keserasian antara ketertiban dengan ketentraman (Ashadi Siregar: 2011).

(3)

Pemerintah menyangkut telekomunikasi, media dan informasi yang sebelumnya berdiri sendiri, namun kini dengan adanya konvergensi media, peraturan perundang-undangan terkait telekomunikasi, media dan informasi rencananya akan disatukan dalam satu payung hukum yaitu tertuang dalam Rancangan Undang-Undang Konvergensi Telematika.

Wujud dari perundang-undangan telematika yang sekarang diterapkan yaitu dalam Undang-Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronika. Walaupun dunia maya adalah dunia tanpa batas dan tanpa struktur sosial, namun dalam hal ini Pemerintah sebagai regulator memiliki hak untuk mengatur domain komunikasi dengan bermediasi komputer tersebut. Dengan demikian struktur sosial yang melingkupi transaksi komunikasi di dunia maya diatur oleh kekuasaan negara.

Seperti halnya etika, hukum (regulasi) juga berupaya untuk menjaga keseimbangan antara kebebasan berekpresi dan tanggungjawab penggunanya, sehingga kebebasan di dunia maya bukanlah menjadi bebas yang sebebas-bebasnya, namun dibatasi sesuai dengan aturan-aturan hukum yang berlaku. Segala bentuk kejahatan dunia maya seperti cybercrime, cyberbulying, penipuan di media online, intimidasi dan teror di media sosial, pembobolan rekening bank, pornografi ataupun pornoaksi, pencurian foto/gambar di dunia maya, pengunduhan film dan lagu di dunia maya secara illegal, itu semua ada hukumnya dan bagi yang melanggar akan dikenakan sanksi kurungan dan denda. Tujuannya adalah untuk menciptakan keamanan yang didasarkan atas keserasian antara ketertiban dengan ketentraman dalam masyarakat.

Di Indonesia sendiri, sejak tahun 2013 sudah dibentuk Pusat Investigasi Kejahatan Cyber (Cyber Crime Investigations Satellite Office Kepolisian) yang berpusat di Markas Besar Polisi Republik Indonesia Jakarta, dan kantor POLDA di seluruh Indonesia. Pendirian CCISO merupakan salah satu bentuk upaya Pemerintah untuk mengurangi dan mengungkap berbagai macam kasus cybercrime di Indonesia.

(4)

mengungkap jaringan narkoba tingkat Internasional melalui dunia cyber, dan jaringan prostitusi yang dilakukan di dunia maya.

Penerapan etika dan hukum dalam dunia maya mendorong masyarakat untuk lebih dewasa dan kritis dalam menggunakan media digital dan internet. Masyarakat dituntut untuk lebih peka terhadap pesan yang diproduksi dan dikonsumsi di media digital dan internet. Selain itu seharusnya tidak hanya cara penggunaan dan pemanfaatan teknologi digital dan internet saja yang disosialisasikan Pemerintah, namun juga harus disertai sosialisasi atas regulasi dan etika dari pemanfaatan teknologi komunikasi Indonesia. Sehingga dengan demikian, internet dapat dimanfaatkan dengan aman dan sehat; kemajuan teknologi tersebut dapat semakin dimaksimalkan sebaik mungkin untuk kesejahteraan masyarakat; dan diharapkan angka kejahatan di dunia maya di Indonesia akan semakin berkurang.

Buku Acuan

Reynolds, G. (2007). Ethics in Information Technology. Second Edition. Course

Dominick, J. R. (2008). The Dynamics of Mass Communication: Media in the Digital Age, Tenth Edition, McGraw-Hill, International Edition.

Straubhaar, J., LaRose, R. & Davenport R., (2011). Media Now: Understanding Media, Culture, and Technology, 2011 Update Seventh Edition. Thomson-Wadsworth

Sobur, A. (2001). Etika Pers: Profesionalisme dengan Nurani. Bandung: Humaniora Utama Press

Referensi

Dokumen terkait

Kabupaten Aceh Tenggara terkenal akan sektor perkebunannya yang menghasilkan antara lain kemiri (Aleirites moluccana) yang sejak lama telah menjadi tanaman andalan

Likewise, the negative effects of children on labor supply (and the positive effects of marriage) are estimated to be larger us- ing UEVE than using EWALD, with the effects of both

Sistem informasi yang dapat membantu kinerja guru piket dalam mengisi absensi, membantu bendahara untuk menghindari keterlambatan dan kesalahan dalam pembuatan rekap

Instrumen penelitian yang digunakan peneliti untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan adalah.

[r]

Pasien dengan usia saat onset pertama muncul ≥55 tahun memiliki kualitas hidup yang rendah dalam aspek kesehatan mental.. Durasi epilepsi tidak memengaruhi kualitas

Berdasarkan evaluasi pengembangan sistem informasi penilaian pelayanan proses belajar mengajar di STMIK Yadika Bangil, dapat diambil sebuah kesimpulan dari hasil penelitian

Dans cette étape, nous déterminons les principaux d’élaboration de matière interculturel le basée sur les résultats de l’enquête de l’analyse de besoin1. Ces