• Tidak ada hasil yang ditemukan

Regulasi Hukum dan Analisis SWOT Ride Sh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Regulasi Hukum dan Analisis SWOT Ride Sh"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Regulasi Hukum dan Analisis SWOT Ride Sharing

di Indonesia

Ryan Bastian

Magister Teknik Elektro Universitas Mercu Buana

Ryan,bastian60@yahoo.com

Dosen: Dr. Iwan Krisnadi, MBA

Absrak

Internet merupakan suatu kebutuhan di era digital ini, semua aktifitas menggunakan koneksi internet, lahirnya teknologi baru Aplikasi Transportasi online dimulai dari internet. Paper ini fokus membahas Regulasi Hukum dan analisis SWOT Ride Sharing yang sedang trend. Kebutuhan akan transportasi non masal di indonesia sangat konsumtif di era digital dan mempunyai aturan hukum yang berbeda-beda di setiap negara, di Indonesia sudah mulai diberlakukan aturan hukumnya. Dengan adanya aplikasi Ride Sharing yang bisa diakses di seluruh gadged membuat akomodasi menjadi lebih mudah dan memberikan dampak yang positif bagi konsumen maupun driver diharapkan Konsumen dan Driver dapat semakin maju dan berkembang ke level yang tinggi dengan menyesuaikan teknologi yang baru di era dewasa ini, sehingga menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik khususnya dalam Ride Sharing.

Abstract

The Internet is a necessity in this digital era, all the activities using an Internet connection, the birth of new technology applications online Transport begin on the Internet. This paper discusses the focus of Regulation Law and SWOT analysis Ride Sharing trend. The need for non mass transportation in Indonesia is very consumptive in the digital age and have different legal rules vary in each country, in Indonesia has begun to apply the rule of law. With the application of Ride Sharing that can be accessed around gadged make accommodation easier and give a positive impact for consumers and drivers are expected to Consumers and the driver can be further advanced and developed to a high level by adjusting the new technology in the era of today, resulting better public services, especially in Ride Sharing.

I. PENDAHULUAN

Di era globalisasi yang sangat pesat dan dinamis ini Aplikasi Ride Sharing menjadi salah satu kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam dunia Transportasi Online dimana Aplikasi tersebut menjadi alat pendukung dalam akomodasi yang efektif dan efisien, disamping keefektifan dan efisiensi dari Aplikasi Ride Sharing ada perkembangan teknolgi yang memberikan, Aplikasi Ride Sharing adalah sesuatu hal yang besar, dari hari ke hari menjadi hal yang lebih besar. Bersamaan dengan ketertarikan orang terhadap aplikasi baru berupa teknologi Ride Sharing sehingga dunia kita akan semakin terhubung dan

otomatis.Di zaman modern ini, Aplikasi Ride Sharing menjadi pioneer dunia teknologi.

Aplikasi Ride Sharing adalah teknologi yang mencakup semua hal yang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga berpotensi untuk menghasilkan aplikasi baru terus menerus. Dalam dunia teknologi Aplikasi Ride Sharing yang diciptakan untuk mengubah hidup manusia secara radikal, oleh sebab itu dalam paper ini akan dibahas lebih jauh mengenai Regulasi Hukum dan Analisis SWOT Aplikasi Ride Sharing di Indonesia.

(2)

meningkatkan minat dan kemudahan yang memanfaatkan tefknologi dalam prosesnya, hal ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan motivasi serta menekan biaya operasional dalam Ride Sharing yang sebelumnya masih bersifat konvensional, salah satu contoh Aplikasi Ride Sharing yang ada di Indonesia yaitu Uber, Gojek, Grab dan aplikasi Ride Sharing lainnya.

Dalam penerapannya di dunia khususnya di Indonesia aplikasi ini belum semua menerapkan aturan yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan maupun Kominfo, oleh karena itu hal ini sangat menarik untuk dikaji dan dianalisis lebih dalam lagi sehingga nantinya menjadi acuan dalam penerapannya.

II. RELATEDWORK 2.1 Istilah Ride Sharing

Istilah ride sharing mungkin masih terdengar asing bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Konsep ride sharing

secara mudah bisa diartikan sebagai aktivitas “nebeng”.

Kendaraan yang digunakan untuk bisnis ride sharing memang cukup bervariasi mulai dari kendaraan bermotor roda dua dan empat atau sepeda.

Sebelum adanya ride-sharing kita mengenal car-pooling atau tebengan rame-rame untuk menghemat biaya transportasi bagi penumpang dan menghemat biaya bbm serta biaya perawatan bagi pemilik kendaraan. Contoh carpooling adalah mobil-mobil pribadi yang biasa menarik order di jalan tol jagorawi untuk mengangkut penumpang yang searah. Mobil-mobil pribadi ini menyediakan tebengan karena penumpang urunan untuk membayar bensin dan tol.

Real-time ridesharing (juga dikenal sebagai ridesharing instan, ridesharing dinamis, ridesharing ad-hoc, ridesharing on-demand, dan carpooling dinamis) adalah layanan yang mengatur pemakaian bersama sebuah kendaraan dalam waktu sangat singkat.

Ridesharing umumnya memanfaatkan tiga kemajuan teknologi baru-baru ini:

1. Perangkat navigasi GPS untuk menentukan rute pengemudi dan mengatur perjalanan bersama

2. Smartphone bagi wisatawan untuk meminta tumpangan dari mana pun mereka berada

3. Jaringan sosial untuk membangun kepercayaan dan akuntabilitas antara pengemudi dan penumpang

Unsur-unsur ini dikoordinasikan melalui layanan jaringan, yang seketika dapat menangani pembayaran kepada pengemudi dan mengatur pemakaian secara optimum. Seperti carpooling, real-time ridesharing dipromosikan sebagai cara untuk lebih memanfaatkan kursi kosong di sebagian besar mobil penumpang, sehingga menurunkan penggunaan bahan bakar dan biaya transportasi. Hal ini dapat melayani daerah yang tidak tercakup oleh sistem angkutan umum dan bertindak sebagai layanan pengumpan transit. Ridesharing juga mampu melayani perjalanan satu kali, tidak hanya perjalanan bolak-balik berulang atau perjalanan dijadwalkan.

Pada 2010-an awal, beberapa perusahaan teknologi diperkenalkan aplikasi yang diperkenalkan sebagai ridesharing mirip dengan layanan taksi. Contohnya di Indonesia adalah Uber, Gojek dan Grabcar.

III.REGULASIHUKUM RIDESHARING

Regulasi Hukum yang berkaitan denga Ride Sharing sudah ada di Indonesia, hanya saja belum 100% di terapkan oleh jasa layanan aplikasi tersebut seperti Grab, Gojek, Uber dan lain lain.

Adapun regulasi hukum tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubungan, UU ITE dan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan sebagai berikut :

(3)

2. UU No. 11 Tahun 2008 Tentang ITE

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem Elektronik.

4. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Point penting dalam regulasi tersebut adalah :

1. Aplikasi dibolehkan Perusahaan jasa angkutan tidak

dalam trayek, misalnya taksi, diperbolehkan memakai aplikasi. Penyediaan aplikasi bisa dilakukan sendiri atau bekerja sama dengan perusahaan aplikasi yang sudah berbadan hukum Indonesia.

2. Perusahaan aplikasi tidak boleh tentukan tarif

Bila perusahaan angkutan umum, seperti taksi bekerja sama dengan perusahaan aplikasi, perusahaan aplikasi tidak boleh bertindak sebagai penyelenggara angkutan. Maksudnya, perusahaan aplikasi tidak boleh mengatur tarif, merekrut pengemudi, dan menentukan besaran penghasilan pengemudi.

3. Ada akses data dan monitoring Perusahaan

penyedia aplikasi, misalnya Uber dan Grab dengan layanan GrabTaxi, juga diwajibkan memberi akses monitoring pelayanan, data semua perusahaan angkutan umum yang bekerja sama, data semua kendaraan dan pengemudi, dan alamat kantornya sendiri.

4. Sistem pembayaran sesuai UU ITE Sistem

pembayaran angkutan tersebut juga boleh disematkan sekaligus dalam aplikasi asalkan tetap mengikuti ketentuan di bidang informasi dan transaksi elektronik.

IV.ANALISISSWOT

Melihat Ride sharing sangat diminati dan dibutuhkan dari kedua sisi yaitu driver dan konsumen, maka akan di analisis menggunakan SWOT untuk Regulasi Hukum dan dampak dari Ride Sharing sebagai berikut:

1. STRENGTHS (KEKUATAN)

a. Aturan Hukum dan regulasi yang baik dan dapat memperketat Ride Sharing

b. Tranparansi dalam sisi pembayaran bagi pengguna dan driver

c. Mampu diakses dimanapun dan kapan saja d. Semakin banyaknya Ride Sharing

memungkinkan untuk Pemerintah menaikkan pajak

2. WEAKNESS (KELEMAHAN)

a. Sosialisasi dan sangsi untuk aturan hukum masih belum sepenuhnya ditegakkan oleh pemerintah. b. Belum diterapkannya aturan-aturan yang sudah

ditetapkan oleh penyedia layanan provider maupun perusahaan angkutan.

c. Masih ada pihak-pihak yang belum menerima keberadaan Ride Sharing.

3. OPPORTUNITY (KESEMPATAN) a. Meningkatnya pengguna Ride Sharing

b. Semakin banyaknya perusahaan Ride Sharing asing yang menjalankan bisnis nya dengan aturan hukum yang masih kurang ditegakkan di Indonesia.

c. Dengan banyak nya perusahaan Ride Sharing di Indonesia memberikan kesempatan Pemerintah menaikkan pajak untuk perusahaan asing 4. THREATS (ANCAMAN)

a. Pajak penghasilan bagi para driver

b. Semakin banyaknya perusahaan Ride Sharing non lokal.

c. Inovasi menarik dari jasa Ride Sharing lainnya d. Persaingan harga

V. KESIMPULAN

(4)

angkutan itu sendiri dan kemungkinan masuk dalam UU ketenegakerjaan.

Sementara dari hasil analisis SWOT yang dilakukan yaitu memberikan dampak positif bagi pengguna maupun driver, akan tetapi aturan-aturan hukum yang sudah ditetapkan belum sepenuhnya diterapkan oleh perusahaan dan stakeholder lainnya dan itu merupakan ancaman yang starategis dari pihak asing.

Diharapkan Pemerintah segera menaikkan pajak untuk Ride Sharing sehingga dapat meningkatan kembali infrastruktur pelayanan khususnya bagi Ride Sharing. Serta menegakkan kembali aturan-aturan yang sudah ditetapkan.

REFERENSI

[1] Andrew M. Amey, “Real-Time Ridesharing: Exploring the Opportunities and Challenges of Designing a Technology-based Rideshare Trial for the MIT Community” Department of Urban Studies and Planning Department of Civil and Environmental Engineering May 21st, 2010

[2] Masabumi Furuhataa, Maged Dessouky1b, Fernando Ord_o~nezc, Marc-Etienne Brunetd, Xiaoqing Wangb, Sven Koeniga, “Ridesharing: the State-of-the-art and Future Directions” dDepartment of Electrical and Computer Engineering, McGill University, 3630 University Street Montreal, Quebec, H3A 0C6, Canada [3] Dejan Dimitrijević, Nemanja Nedić, Vladimir

Dimitrieski, “Real-Time Carpooling and Ride-Sharing: Position Paper on Design Concepts, Distribution and Cloud Computing Strategies” Proceedings of the 2013 Federated Conference on Computer Science and Information Systems pp. 781–786

[4] KEPUTUSAN MENTERI NOMOR 35 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UMUM. [5] PERMENHUB 32 TAHUN 2016 TENTANG

PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DENGAN KENDARAAN BERMOTOR TIDAK DALAM TRAYEK

[6] UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS.

[7] UU NO. 11 TAHUN 2008 TENTANG ITE

[8] PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK. [9] UU NO. 13 TAHUN 2003 TENTANG

KETENAGAKERJAAN

[10] https://www.maxmanroe.com/menguak-potensi-industri-ride-sharing-di-indonesia.html

[11] http://bisnisuber.com/2015/08/24/apa-itu-ride-sharing/

Referensi

Dokumen terkait

Jadi praktik jual beli barang servis di toko Cahaya Electro ini menurut perspektif hukum Islam adalah ba>t}il, Karena dalam perjanjiannya secara jelas bahwasanya

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dan regulasi emosi dengan kecerdasan adversitas pada Komunitas Debat Fakultas Hukum UNS.. Sampel penelitian

Sebaliknya dalam UU BUMN, uang negara yang masuk sebagai modal persero sebagai badan hukum dinyatakan sama persis dengan persero biasa yang mencari untung, jadi bisa disita..

Prinsip ini menuntut agar hukum diketahui dan disebarluaskan dengan sengaja, makanya ditetapkan dengan jelas, dan bahwa undang-undang dasar bersifat umum baik dalam

Hanya saja dalam undang- undang sudah jelas mengenai ketentuan pidananya, sedangkan dalam hukum islam tidak di dapatkan ketentuan pidana bagi mereka yang melakukan

Jadi dapat disimpulkan bahwa, substansi teori Karl Marx pada poin ke-8 yang menyatakan bahwa “Aturan hukum hanya berisi kekuatan muatan-muatan kepentingan pemilik

merupakan suatu perbuatan yang tidak sesuai atau melanggar suatu aturan hukum. atau perbuatan yang dilarang oleh aturan hukum yang disertai

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dan regulasi emosi dengan kecerdasan adversitas pada Komunitas Debat Fakultas Hukum UNS. Sampel