• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI MANAJEMEN UTANG DAN ASET Disusu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STRATEGI MANAJEMEN UTANG DAN ASET Disusu"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI MANAJEMEN UTANG DAN

ASET

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah Manajemen Utang dan Aset kelas B Dosen pengampu: Drs. A. Mulyo Haryanto, M.Si.

Dr. Irene Rini Demi Pangestuti, ME.

Disusun oleh

Join Syah Putra 12010111120005

Erwin 12010111130088

Khalis Rista Wibowo 12010111130146

Rahmawati Budi Utami 12010111130181

M. Rizki Indra Aurum 12010111140218

Danang Teguh Mardwiyanto 12010111140248

Lestari Puji Astutiningrum 12010111140262

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro

(2)

2014

STRATEGI MANAJEMEN UTANG DAN ASET

A. Definisi Strategi Asset Liability Management

Bisnis perbankan yang merupakan salah satu bisnis jasa, pada saat ini berada dalam persaingan yang amat ketat. Untuk menang dalam persaingan itu diperlukan keunggulan sumber daya masing-masing bank. Dengan keunggulan sumber dayanya, sebuah bank akan mampu bersaing baik di bidang lending maupun funding serta dalam strategi penentuan tingkat bunga (pricing). Penentuan strategi harga baik untuk loan maupun funding bisa dilakukan oleh salah satu departemen bank tersebut melalui asset liability management.

Asset Liability Management (ALMA) adalah suatu usaha untuk mengoptimumkan struktur neraca bank sedemikian rupa agar diperoleh laba maksimal dan sekaligus membatasi resiko menjadi sekecil mungkin. ALMA dilakukan karena bank selalu dihadapkan pada berbagai macam risiko, yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategik, dan risiko kepatuhan. Namun, secara sistematis dan teoritis, terdapat empat kelompok risiko yang dihadapi perbankan, yaitu:

1. Financial risk, yang meliputi balance sheet structure (struktur neraca), income statement structure dan profitability, capital adequacy (kecukupan modal), credit risk, liquidity risk, interest rate risk, market risk dan currency risk.

2. Operational risk, yang meliputi business strategy risk, internal system dan operational risk, technology risk dan mis-management serta fund.

3. Business risk, yang meliputi legal risk, policy risk, financial infrastructure dan systemic (country) risk.

(3)

Untuk meminimalkan risiko-risiko tersebut diperlukan kerangka proses ALMA (ALMA frame work), yaitu:

Adanya penetapan kebijakan dan strategi ALMA oleh organisasi yang berwenang.

Adanya tujuan dan arah bagi manajemen dan petugas pelaksana.

Adanya pengumpulan data internal atau data eksternal yang dapat menunjang keputusan ALMA untuk jangka panjang maupun jangka pendek.

Adanya analisis yang mengembangkan skenario untuk menguji berbagai alternatif strategi ALMA.

Ada manajemen gap yang bertujuan untuk memaksimalkan pendapatan dan memperkecil risiko.

Adanya manajemen valas yang mengelola besarnya gap tiap-tiap mata uang dalam pembukuan bank.

Adanya manajemen pricing yang menjamin bahwa strategi penetapan tingkat bunga dapat dapat menunjang proses pelaksanaan manajemen gap, likuiditas dan manajemen valas.

Fungsi dan Kebijakan Asset Liability Management

(4)

Fungsi Asset Liability Management (ALMA)

Pada dasarnya, secara garis besar fungsi ALMA dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu:

1. Manajemen likuiditas (liquidity management)

Manajemen likuiditas adalah kemampuan manajemen bank dalam menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi semua kewajiban-kewajiban maupun komitmen yang telah dikeluarkan kepada nasabahnya setiap saat. Pengelolaan likuiditas tersebut dilakukan untuk memenuhi pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut:

a. Kemampuan untuk memprediksi kebutuhan dana di masa yang akan datang.

b. Mencari sumber dana untuk mencukupi jumlah yang dibutuhkan.

c. Melakukan penatausahaan untuk arus dana yang masuk dan keluar.

Tujuan manajemen likuiditas adalah mencapai reserve requirement yang telah ditetapkan Bank Indonesia, memperkecil dana yang menganggur, dan mencapai likuiditas yang aman untuk menjaga proyeksi cash flow dalam kondisi yang sangat mendesak, misalnya penarikan dana, penarikan pinjaman.

2. Manajemen gap (gap management)

(5)

jangka waktu asset dalam perubahan kebijakan kredit, mengubah struktur jangka waktu asset dalam hal penjualan investasi.

3. Manajemen valuta asing (foreign exchange management)

Dalam manajemen valuta asing bank berusaha mengelola beberapa jenis valuta asing (currency mismatch), misalnya pengelolaan mata uang US$, yen, AUS$, Hongkong$, dan sebagainya. Selain itu, bank bersangkutan juga berusaha memaksimumkan pendapatan dari perbedaan kurs nilai tukar valuta asing. Manajemen valuta asing juga bertujuan menghasilkan pendapatan maksimum dalam batasan risiko yang minimum jika dikaitkan dengan pergerakan nilai tukar terhadap mata uang yang berlaku.

4. Manajemen investasi dan pendapatan

Dalam manajemen ini bank berusaha mengelola pertumbuhan asset dan pendapatan bank yang stabil, mengelola portepel investasi dari bank yang bersangkutan serta mempersiapkan input untuk kebijakan penentuan tingkat bunga asset/liability (loan/deposit pricing).

Tujuan manajemen ini adalah menentukan struktur balance sheet yang optimal, menetapkan tingkat bunga pinjaman dan deposito secara optimal. Keputusan dalam manajemen investasi dan pendapatan misalnya: manetapkan alokasi asset, menetapkan tingkat bnga pinjaman, mengelola portepel investasi bank.

Kebijakan Asset Liability Management

Kebijakan ALMA biasanya ditujukan untuk mengatasi beberapa hal, yaitu:

a. Rasio, target, dan limit likuiditas.

(6)

c. Strategi pendanaan, sumber dan diversifikasinya.

d. Pengarahan dalam penempatan dana/investasi.

e. Posisi, target, dan stop loss limits valas.

f. Struktur neraca (balance sheet), yaitu perkembangan maupun konsolidasi neraca bank bersangkutan.

g. Tolok ukur earning dan performance yang meliputi beberapa aspek, yaitu ROA, ROE, serta NIM bank bersangkutan.

h. Kebutuhan akan capital adequacy (CAR) bank bersangkutan.

i. Pengarahan dan kebijakan tingkat bunga.

j. Pendelegasian dan pemberian wewenang untuk melakukan pengambilan keputusan.

B. Definisi Gap Management

(7)

dengan baik atau dengan kata lain tidak ada manajemen gap, NII atau pendapatan bunga bersih akan turun.

Tujuan gap management pada umumnya ialah mengelola Net Interest Margin untuk meningkatkan keuntungan dalam kaitannya dengan perubahan suku bunga. Net Interest Margin adalah selisih pendapatan bunga dengan biaya bunga. Pendapatan bunga maupun biaya bunga adalah jumlah yang dipinjamkan di sisi asset atau jumlah yang dipinjam di sisi liabilities dikalikan dengan suku bunga. Dalam kaitannya dengan keadaan suku bunga yang sangat berfluktuasi, keberhasilan pencapaian Net Interest Margin tergantung pada keberhasilan pengelolaan asset/liabilities yang peka terhadap perubahan suku bunga.

Faktanya, gap management terfokus pada hubungan antara variable rate asset atau rate sensitive asset dengan variable rate liabilities atau rate sensitive liabilities. Rate sensitive asset dan rate sensitive liabilities adalah aset atau liabilitas yang apabila di-roll over dengan konsekuensi penetapan suku bunga berdasarkan suku bunga baru.

Posisi manajemen gap memiliki tiga posisi serta masing - masing posisi tersebut akan menimbulkan dampak yang berbeda terhadap pendapatan bank jika terjadi perubahan tingkat bunga di pasar. Tiga posisi itu ialah flat position, gap positif atau overlent, dan gap negatif atau overborrowed. Gap positif berarti pendapatan bunga bank bergerak searah dengan pergerakan tingkat bunga di pasar yang mana gap positif akan terjadi bila jumlah Rate Sensitive Asset yang dimiliki bank lebih besar daripada jumlah Rate Sensitive Liability. Pada gap positif, naiknya suku bunga dapat menyebabkan peningkatan Net Interest Margin karena kelebihan Rate Sensitive Asset di-roll over dengan suku bunga yang lebih tinggi dan kalau suku bunga menurun, Net Interest Margin akan menurun karena kelebihan Rate Sensitive Asset akan di-roll over dengan suku bunga yang lebih rendah.

(8)

negatif, yang juga berarti Rate Sensitive Asset dibiayai oleh Rate Sensitive Liabilities, naiknya suku bunga akan menurunkan Net Interest Margin karena pendapatan asset tetap sementara sumber dananya roll over dengan suku bunga meningkat dan kalau suku bunga menurun, Net Interest Margin akan meningkat karena pendapatan tetap dan sumber dana di-roll over.

Flat position atau zero gap berarti pendapatan bunga bank tidak bergerak sama sekali yang disebabkan jumlah Rate Sensitive Asset sama dengan jumlah Rate Sensitive Liability. Zero gap menandakan rendahnya variabel risiko sehingga Net Interest Margin tidak terpengaruh oleh pergerakan suku bunga. Dengan kata lain, gap itu sendiri ialah selisih antara Rate Sensitive Asset dengan Rate Sensitive Liabilities. Besarnya gap merupakan ukuran sensitivitas Net Interest Margin dalam kaitan terhadap perubahan tingkat suku bunga.

Gap Position

Zero Gap atau Matched Book Position

Positive Gap

Negative Gap

RSL

RNSL RSA

RNSA

RSL

RNSL RSA

RNSA

RSL

RNSL RSA

(9)

Ada 3 tujuan dari manajemen gap. Pertama, mengelola risiko perubahan tingkat bunga dalam kaitannya dengan kesenjangan posisi untuk tujuan repricing structure pada kedua sisi neraca. Kedua, memaksimalkan pendapatan bunga netto pada tingkat risiko yang dapat ditolerir. Ketiga, menata struktur neraca untuk mencapai hasil maksimal dalam kaitannya dengan arah perubahan tingkat bunga.

Interest Rate Risk Management

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penataan sensitive assets dan sensitive liabilities, antara lain adalah:

Maturity and Repricing

Pada manajemen gap, terdapat dua periode, yakni periode maturity dan periode repricing. Periode maturity ialah periode jatuh tempo untuk masing - masing pos di dalam neraca serta merupakan perhatian utama manajemen likuiditas karena menyangkut kewajiban bank pada tanggal tertentu, contohnya deposito 3 bulan yang akan jatuh tempo 1 bulan yang akan datang, deposito 6 bulan yang akan jatuh tempo 4 bulan yang akan datang. Periode repricing ialah jeda waktu untuk melakukan penyesuaian tingkat bunga bank sesuai dengan tingkat bunga di pasar di kedua sisi neraca. Maturity dan repricing disini maksudnya maturity dan repricing yang telah disepakati bersama oleh kedua pihak atau disebut Contractual Date.

Interest Rate Forecast

(10)

mendapatkan keuntungan sangatlah diperlukan adanya prakiraan terhadap tingkat bunga.

Accelerating Change

Accelerating Change diperlukan sehubungan dengan berfluktuasinya interest rate sehingga bila ada perubahan tingkat suku bunga, perubahan posisi harus segera dilakukan secepatnya andaikata dirasa menguntungkan. Sebagai contoh, apabila sedang berada pada posisi short dan diperkirakan interest rate akan meningkat maka secepatnya harus diubah ke posisi long agar dapat diperoleh keuntungan dari perubahan interest rate. Dengan demikian, diperlukan monitoring terhadap perubahan posisi berdasarkan maturity dan repricing -nya atau istilahnya ialah gap monitoring .

Selanjutnya, apabila telah diketahui besarnya sensitive assets dan liabilities terhadap interest rate, maka ditempuh langkah-langkah berikut:

Langkah 1: Menyusun Mismatched Rate Sensitivity

a. Pengelompokan Repricing/Maturity Schedule

Yakni penyusunan aset dan/atau liabilitas berdasarkan penetapan tingkat bunga baru (repricing schedule ) dan juga skedul jatuh tempo (maturity schedule).

b. Pengelompokan Interest Rate Sensitivity

Yakni pengelompokan asset/liability berdasarkan tingkat kepekaan terhadap interest rate.

c. Menyusun tabel maupun grafik

Langkah 2: Risk Analysis

(11)

perubahan suku bunga. Jika keadaan menunjukan positive mismatch, maka implikasi dari hal tersebut ialah seandainya terjadi peningkatan interest rate, maka hal itu menguntungkan karena kelebihan sensitive asset akan menghasilkan pendapatan yang lebih besar sesuai dengan peningkatan interest rate. Sebaliknya kalau terjadi penurunan suku bunga, maka hal itu merugikan karena kelebihan sensitive asset akan menghasilkan pendapatan yang lebih kecil sesuai dengan peningkatan interest rate.

Keadaan negative mismatched menunjukan bahwa tidak semua sensitive liabilities membiayai sensitive asset atau ada sebagian sensitive liabilities yang digunakan untuk membiayai non-sensitive. Implikasi dari keadaan ini ialah, seandainya terjadi peningkatan suku bunga, hal itu akan merugikan karena bearing liabilities akan meningkat sesuai dengan peningkatan interest rate, sedangkan assetnya hanya sebagian saja yang mengalami peningkatan. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan interest rate, maka hal itu menguntungkan karena bearing liabilities-nya akan menurun sesuai dengan penurunan interest rate , sedangkan assetnya hanya sebagian yang mengalami penurunan. Besar kecilnya keuntungan atau kerugian yang ditanggung adalah sama dengan hasil kali perubahan interest rate dengan volume mismatched-nya atau sebesar persentase mismatch dikalikan dengan perubahan suku bunga.

Langkah 3: Gap Policy Limit

Setelah diketahui seberapa jauh risiko yang terjadi seandainya interest rate mengalami perubahan, maka pertanyaan selanjutnya ialah apakah risiko tersebut dapat diterima oleh bank sehingga bank perlu menetapkan limit yang berdasarkan pada kemampuan bank untuk dapat menerima risiko yang limitnya dinamakan gap limit . Gap Policy Limit ialah suatu kebijakan untuk menetapkan batas dari gap yang dapat diterima karena perubahan suku bunga dihubungkan dengan kekuatan bank dalam menanggung risiko Net Interest Margin.

(12)

C. Definisi Margin Trading

Margin dalam perdagangan forex merupakan uang jaminan yang disetorkan investor kepada perusahaan pialang berjangka, agar investor bisa melakukan transaksi melalui perusahaan pialang berjangka tersebut. Dalam UU No. 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi, margin didefinisikan sebagai sejumlah uang atau surat berharga yang harus ditempatkan nasabah kepada pialang berjangka, pialang berjangka kepada anggota kliring berjangka, atau anggota kliring berjangka kepada lembaga kliring berjangka, untuk menjamin pelaksanaan transaksi kontrak berjangka.

Margin disetorkan untuk setiap amanat nasabah yang ditempatkan kepada pialang berjangka. Hal itu bertujuan sebagai jaminan pelaksanaan transaksi kontrak berjangka yang dibuat berdasarkan amanat tadi. Margin deposit adalah deposito yang khusus digunakan untuk menutup kerugian-kerugian yang mungkin timbul karena transaksi margin.

Jenis-jenis Margin

1. Initial margin/original margin

Dalam bahasa Indonesia, initial margin biasa disebut margin awal, yaitu sejumlah uang yang disetor oleh investor pada saat pembukaan account. Jumlahnya sesuai kesepakatan awal yang dibuat antara investor dengan pialang berjangka, biasanya dinyatakan dalam persentase dari nilai kontrak. Dalam commodity future lazimnya initial margin ditetapkan berkisar 5 – 10% dari nilai kontrak. Besamya margin berbeda-beda sesuai dengan nilai kontrak, waktu, dan gejolak harga yang terjadi. Karena dalam perdagangan forex nilai kontrak ada dua, yaitu size besar USD 100,000 dan size kecil 10,000 maka besar nilai initial margin pada perdagangan forex adalah USD 1,000 (Rp. 10.000.000) atau USD 100 (Rp. 1.000.000), jika kurs rupiah ditetapkan Rp. 10.000 per dollar AS.

2. Variation margin

(13)

telah berada dibawah besaran margin awal, sebagai akibat pergerakan harga yang berlawanan dengan yang diperkirakan semula.

3. Maintenance margin

Istilah yang digunakan dalam bahasa Indonesia adalah margin minimum. Margin ini merupakan besaran nilai yang harus dijaga atau dipelihara oleh investor dalam melakukan transaksi. Umumnya margin minimum ini ditetapkan sekitar 75% – 80% dari margin awal.

4. Margin call

Jenis margin ini mirip dengan margin sela, yaitu jumlah dana yang harus disetor kembali oleh investor. Hanya saja, dalam margin call setoran dana harus dilakukan jika dana yang outstanding sudah berada di bawah maintenance margin, bukan initial margin. Jika investor mendapat margin call berarti investor harus menambah dananya sampai ke level initial margin, kalau tidak dilakukan, posisinya akan ditutup oleh perusahaan pialang.

Beberapa istilah yang harus diketahui dalam margin trading, yaitu :

Open position (posisi yang masih terbuka) adalah posisi valuta dasar (base currency) transaksi yang masih terbuka.

Squaring adalah tindakan menutup atas posisi yang masih terbuka.

Historical rate adalah cara perhitungan yang didasarkan atas kurs awal suatu transaksi untuk menentukan kerugian atau keuntungan transaksi.

Mark to market rate adalah cara perhitungan yang didasarkan atas kurs pasar pada setiap hari kerja bagi posisi yang masih terbuka untuk menentukan kerugian atau keuntungan.

Ketentuan Mengenai Margin Trading

(14)

1.

Dilaksanakan berdasarkan: a. Kebijaksanaan direksi bank.

b. Suatu kontrak yang telah disetujui sebelumnya.

2. Margin trading dilakukan atas dasar tersedianya margin deposit yang tersedia. 3. Ditetapkan setinggi-tingginya 10% dari modal bank untuk kepentingan bank. 4. Untuk kepentingan nasabah margin trading ditetapkan setinggi-tingginya 10

kali dari margin deposit nasabah yang disetor ke bank.

5. Jika mengalami kerugian 5% dari modal, maka harus segera menghentikan kegiatan margin trading dan baru dapat dilakukan kembali setelah memperoleh persetujuan Bank Indonesia.

6. Margin deposit nasabah maupun bank harus dicantumkan dalam laporan mingguan dan bulanan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Persiapan Margin Trading

Dalam menandatangani Perjanjian Pembiayaan Transaksi Margin nasabah harus mengetahui syarat dan ketentuan untuk bertransaksi. Demikian pula dengan hak dan kewajiban yang akan timbul dalam transaksi tersebut karena hal ini menyangkut hubungan hukum yang ditimbulkan dengan adanya perjanjian margin tersebut. Dalam perjanjian tersebut paling kurang wajib memuat klausula sebagai berikut:

a. Tingginya tingkat risiko investasi nasabah karena perubahan harga efek yang dapat mengakibatkan antara lain Jaminan Pembiayaan nasabah berkurang, habis, atau minus; Hal ini diperlukan untuk mengantisipasi naik turunnya harga saham dalam suatu transaksi margin. Nasabah harus benar-benar mengetahui kapan saat yang tepat untuk bertransaksi margin. Jangan sampai harga saham yang dibeli dengan rekening margin menjadi turun.

(15)

Efek Indonesia biasanya menetapkan jenis saham yang dapat dibeli dengan rekening margin.

c. Kewajiban nasabah untuk setiap saat memenuhi permintaan perusahaan efek sehubungan antara lain Permintaan Pemenuhan Jaminan atas Transaksi Margin. Dalam setiap transaksi yang dilakukan, nasabah harus menyetorkan atau telah memiliki sejumlah dana yang digunakan untuk jaminan atas transaksi margin.

d. Kewajiban perusahaan efek untuk melakukan pemberitahuan Permintaan Pemenuhan Jaminan kepada nasabah.

e. Hak perusahaan efek, dalam hal nasabah tidak memenuhi Permintaan Pemenuhan Jaminan, untuk setiap saat tanpa memberikan alasan atau pemberitahuan atau memperoleh persetujuan terlebih dahulu untuk menjual atau membeli efek atau tindakan lain yang disepakati dengan nasabah guna memenuhi:

1) Persyaratan nilai Jaminan Pembiayaan yang ditentukan dalam Perjanjian Pembiayaan, dan

2) Kewajiban nassabah dalam penyelesaian transaksi efek.

f. Nasabah perusahaan efek tidak dapat memilih efek yang akan dilikuidasi atau dijual untuk memenuhi kewajibannya. Hal ini dimungkinkan apabila nasabah yang telah bertransaksi margin tidak memenuhi Jaminan Pembiayaan setelah transaksi margin dilaksanakan oleh perusahaan efek. g. Batasan maksimal efek nasabah yang menjadi Jaminan Pembiayaan yang

dapat dijual atau dibeli oleh perusahaan efek dalam rangka Permintaan Pemenuhan Jaminan, penyelesaian transaksi margin. Batasan ini diperlukan agar perusahaan efek dapat menilai kemampuan beli dan kemampuan bayar nasabah saat transaksi tersebut terjadi. Hal ini untuk menghindari nasabah bertransaksi terlalu besar yang menimbulkan risiko yang besar pula. Sehingga dapat memanajemen risiko yang mungkin dihadapi nasabah saat bertransaksi margin.

h. Hal-hal yang menyebabkan perusahaan efek dapat setiap saat menutup rekening efek pembiayaan transaksi margin.

(16)

D. Definisi Forex dan Money Market

Foreign Exchange

Pengelolaan foreign exchange assets dan liabilities mengandung risiko, antara lain risiko perubahan nilai tukar dan fluktuasi suku bunga yang jarang ditemui dalam assets maupun liabilities dari local currency. Risiko dari sisi assets antara lain cash, placement (penempatan), loans, account receivable. Foreign currency memiliki nilai yang lebih cepat berubah dibandingkan local currency karena foreign currency akan dipengaruhi oleh perbandingan nilai antara harga foreign currency assets yang dipelihara dan harga local currency. Risiko di sisi liabilities antara lain demand deposit, borrowing, account payable dan sebagainya. Dalam foreign currency, risiko yang melekat sama banyaknya dan beragamnya dengan sisi assets. Foreign exchange management adalah upaya menata dan mengelola foreign exchange assets dan liabilities dengan baik untuk memaksimalkan pendapatan dan meminimalkan risiko rate dan interest rate yang sulit diperkirakan.

Ada 3 (tiga) risiko yang dapat mempengaruhi pendapatan valuta asing, yaitu:

a. Economic Exposure

Risiko pendapatan valuta asing yang timbul karena perubahan nilai tukar sebagai akibat perubahan ekonomi keuangan, baik internal maupun eksternal, antara lain: Peraturan pemerintah, tingkat inflasi, tingkat bunga, perubahan nilai tukar negara lain, neraca perdagangan.

b. Translation Exposure

Risiko pendapatan valuta asing yang timbul karena perubahan nilai tukar sebagai akibat perbedaan nilai mata uang antara saat terjadi transaksi dihadapkan dengan nilai mata uang pada saat pembukuan dan dalam neraca disebut perbedaan kurs revaluasi.

(17)

Rp5.100,00 per USD sehingga Bank A akan rugi kurs (rugi revaluasi) sebesar Rp100,00 per USD.

c. Transaction Risk

Risiko pendapatan valuta asing yang timbul karena perubahan nilai tukar sebagai akibat transaksi yang dilakukan.

Misal: Pada tanggal tertentu Bank A membeli dollar dengan kurs Rp5.000,00 per USD dan pada tanggal yang sama menjual dollar dengan kurs Rp5.200,00 per USD sehingga dengan transaksi tersebut Bank A akan untung karena jual beli valuta asing.

Tujuan

Tujuan pengelolaan foreign exchange adalah mengelola risiko fluktuasi nilai tukar secara menyeluruh yang dikaitkan dengan mismatch yang terjadi dalam valuta asing dalam neraca, memaksimalkan pendapatan yang berasal dari exchange rate dan interest rate, dan mendukung tujuan manajemen likuiditas serta gap management.

Untuk mencapai tujuan ini, pihak ALCO mengatur dan menentukan kebijakan serta membuat keputusan-keputusan asset liability management (ALMA), termasuk menata posisis foreign exchange. Analisis dan informasi yang akurat diperlukan untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan tugas ALCO dalam foreign exchange management karena informasi dan analisis tersebut digunakan oleh anggota ALCO untuk menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan menyangkut foreign exchange.

Informasi yang Diperlukan dalam Foreign Exchange Management

Informasi yang diperlukan dalam foreign exchange management adalah sebagai berikut:

1. Ringkasan bulanan mengenai posisi forex yang mencakup posisi rata-rata harian, posisi rata-rata overnight dan rugi/laba setiap currency.

(18)

3. Data historis mengenai perbedaan exchange rate interest di luar negeri.

4. Ringkasan dari konsultan bank mengenai analisis forex, prakiraan, dan rekomendasi untuk bank tersebut.

5. Ringkasan analisis forex, prakiraan, dan rekomendasi yang dibuat oleh bank.

Informasi dari departemen yang berbeda pada bank yang sama juga dibutuhkan. Informasi tersebut biasanya berasal dari treasury manager. Dalam menyediakan informasi ini treasury membutuhkan informasi dan analisis berikut 1. Ringkasan mingguan posisi forex, termasuk posisi rata harian, posisi

rata-rata overnight dan rugi laba setiap mata uang.

2. Ringkasan mingguan posisi forex dan performance setiap cabang di luar negeri (jika mempunyai cabang di luar negeri).

3. Data historis mengenai exchange rate dan interest rate di luar negeri.

4. Analisis forex, perkiraan, dan rekomendasi yang dibuat oleh konsultan bank untuk bank tersebut.

5. Analisis forex, perkiraan, dan rekomendasi yang dibuat oleh bank tersebut.

Data tambahan yang dibutuhkan adalah data dari chief dealer. Dalam menyediakan informasi, chief dealer memerlukan:

1. Ringkasan harian, posisi forex, termasuk rugi/laba setiap currency. 2. Data historis, current dan prakiraan exchange rate dan interest rate.

3. Data perekonomian nasional/internasional dan perkiraan dalam waktu yang telah ditentukan.

4. Kebijakan dan petunjuk yang dibuat oeh ALCO dan treasury manager.

Mengingat bahwa posisi devisa neto mengandung risiko yang cukup besar dan mungkin juga sangat besar, maka perlu penetapan strategi yang baik antara lain:

1. Centralize Policies and Limit

(19)

dibarengi dengan memberikan batasan-batasan baik jumlah secara global maupun masing-masing pelaku transaksi valuta asing.

Misalnya:

 Jumlah Posisi Devisa Neto secara global sebesar maksimum 15% dari Jumlah Modal.

 Posisi Devisa Neto per jenis mata uang maksimum.

 Setiap dealer tidak boleh mengambil posisi.

2. Controlize Policies and Control Limit

Kebijakan atau strategi global perlu dibarengi dengan sistem pengawasan yang ketat melalui laporan.

3. Diversification

Penumpukan valuta asing memperbesar tingkat risiko. Oleh sebab itu, risiko perlu disebar dengan jalan menyebar jenis valuta asing yang ditahan.

4. Minimization of Losses is More Important Than Maximizing Trading Profit Sesuai dengan prinsip prudential banking, dianggap penting mengingat fluktuasi perubahan nilai tukar dapat dilihat dengan adanya beberapa bank yang collapse. Karena itu konsep meminimumkan risiko selalu ditanamkan kepada pengelola valuta asing.

VaR (Value at Risk) Sebagai Alat Pengendali Risiko Valuta Asing

Metode VaR adalah metode untuk melakukan estimasi kerugian atas portofolio dalam satu periode tertentu dalam batas tingkat keyakinan tertentu. VaR dapat dipergunakan untuk mengukur hasil yang diharapkan atau risiko yang mungkin dihadapi pada suatu periode tertentu (overnight, seminggu, sebulan atau lainnya) dengan tingkat keyakinan tertentu (confidence level).

(20)

Untuk memulainya pertama, dilakukan observasi harian faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga guna memperoleh gambaran “mean” dan varian sebagai dasar untuk mengestimasi “volatilitas” faktor-faktor tersebut. Kedua, diasumsikan faktor bergerak secara normal sehingga digunakan distribusi probabilitas normal untuk mengestimasikan pergerakan faktor di masa datang. Terakhir, dilakukan estimasi saat dimana suatu nilai akan menjadi risiko sehingga pada saat itu dapat dilakukan likuidasi atau netralisasi posisi terhadap pengaruh pasar.

Contoh misalnya kita memiliki “paper” bernilai 100 juta rupiah, dan dari data harian diestimasi standar deviasi untuk “yield paper” tersebut sebesar 0,605%. Jika “Holding” period yang kita inginkan hanya satu hari maka nilai VaR dapat dihitung sebagai berikut:

 Dengan tingkat kepercayaan 95%:

VaR= Rp100.000.000,00 x 1,65 x 0,605% x √1 = Rp998.250,00

 Dengan tingkat kepercayaan 99%:

VaR= Rp100.000.000,00 x 2,33 x 0,605% x √1 = Rp1.409.650,00

Dari perhitungan di atas, diketahui bahwa dengan tingkat kepercayaan 95% maka 95% kemungkinan kerugian kurang atau sama dengan Rp998.250,00 sedangkan 5% kemungkinan kerugian lebih besar dari Rp998.250,00. Dengan tingkat kepercayaan 99% maka 99% kemungkinan kerugian kurang atau sama dengan Rp1.409.650,00 dan hanya 1% kemungkinan kerugian lebih besar dari Rp1.409.650,00.

Jadi VaR memberikan dasar gerak pemilihan risiko portofolio dengan berbagai standar deviasi dan dihubungkan dengan pergerakan harga di masa datang sehingga jumlah maksimum kerugian dapat diestimasi sehingga dapat diambil langkah untuk mengantisipasi kerugian tersebut.

(21)

Money market atau pasar uang adalah pasar tempat suatu pihak meminjam dana dari pihak lain pada tingkat suku bunga tertentu dan biasanya untuk berjangka waktu di bawah satu tahun. Jangka waktu pinjaman bias bervariasi, mulai dari satu hari sampai satu tahun. Pinjaman yang berjangka lebih dari satu tahun digolongkan sebagai pasar hutang.

Dilihat dari jenis mata uangnya, pasar uang dapat dibagi menjadi pasar domestik dan pasar valuta asing. Pasar uang dikatakan efisien bila dapat melakukan transfer uang dari surplus ke unit defisit dalam jumlah besar dengan waktu yang singkat serta biaya yang sangat rendah.

Pasar uang memiliki beberapa fungsi yang penting dalam kegiatan ekonomi, yaitu fungsi likuiditas, fungsi sebagai sarana penyaluran kebijaksanaan (channel for implementing policies), fungsi informasi, accumulation of wealth, serta allocation of wealth.

Risiko Pasar Uang

Pasar uang selain berpeluang menghasilkan keuntungan juga mengandung kemungkinan timbulnya risiko yang harus ditanggung investor baik risiko ekonomi maupun non-ekonomi. Risiko ekonomi terdiri atas:

1. Risiko Pasar (market risk, interest arte atau exchange rate risk), yaitu risiko yang timbul akibat fluktuasi harga, suku bunga dan pergerakan nilai tukar.

2. Risiko penanaman kembali (reinvestment risk), yaitu risiko karena mengalihkan investasi.

3. Risiko gagal bayar (default risk), yaitu risiko yang timbul karena pembayaran yang tidak terpenuhi pada saat tagihan jatuh tempo.

4. Risiko fundamental (fundamental risk), yaitu risiko akibat perubahan kondisi makro ekonomi, moneter, fiskal, dan kebijakan pemerintah lainya

(22)

Pelaku-pelaku dari Kegiatan Pasar Uang

Beberapa pelaku utama yang terlibat dalam kegiatan pasar uang, antara lain bank-bank komersial, pemerintah, perusahaan swasta, perusahan-perusahan pemerintah, future market exchange, brokers dan dealers, serta bank sentral.

 Bank-Bank Komersial

Ada tiga peran bank-bank komersial dipasar uang. Pertama, bank komersial menjadi lembaga perantara dari unit surplus kepada unit defisit yang membutuhkan dana untuk membiayai investasi atau kredit dan untuk memenuhi ketentuan kewajiban giro minimum yang harus mereka pelihara pada bank sentral. Kedua, bank-bank komersial di pasar uang adalah sebagai dealer dipasar over the counter yang tumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir, khususnya dinegara-negara yang telah maju pasar uangnya, seperti Amerika Serikat, Inggris dan Jepang. Ketiga, bank komersial pada pasar uang adalah pemberi jasa free base income.

 Pemerintah

Pemerintah pusat dan daerah di banyak negara membutuhkan dana tetangga (bridging funds) yang besar untuk membiayai proyek-proyek pemerintah karena adanya perbedaan waktu antara pemerintah dari pajak maupun pemerintah lainnya dengan pengeluaran yang harus dilakuakan. Di Jepang misalnya, pemerintah menerbitkan surat-surat berharga jangka pendek dan obligasi guna pembiayaan sementara dari proyek-proyek pemerintah.

 Perusahaan-Perusahaaan

(23)

 Government-Sponsored Enterprises dan Short term Investment Pools Government sponsored enterprises adalah perusahaan-perusahaan swasta yang bergerak pada bidang keuangan (financial intermediaries)yang terkait erat dengan pemerintah federal.

 Money Market Mutual Funds (MMFs)

MMFs umumnya beroperasi dalam bentuk perusahaan-perusahaan broker dan kelompok reksadana (mutual funds group). Mereka membeli surat-surat berharga jangka pendek dari pasar uang dan kemudian menjual kembali kepada individu-individu, perusahaan, dan penanaman modal institusi (institusional investor) berupa share. MMFs mulai berkembang sejak awal 1980-an dan 1990-an, sejalan dengan maraknya perkembangan industri reksadana di Amerika Serikat.

Individu-individu adalah investor utama dari MMFs ini. Perusahaan-perusahaan brokers dan mutual funds group adalah kelompok-kelompok yang utama dalam menyediakan jasa money market mutual funds. Sejak diperkenankanyya perbankan di Amerika Serikat untuk melakukan kegiatan reksadana . pada tahun 1980an peranan perbankan dalam usaha ini semakin meningkat dari tahun ketahun.

 Money Market Funds

Money Market Funds (MMFs) adalah sejenis perusahaan reksadana yang diatur dalam undang-undang Pemerintah Amerika Serikat tempat perusahaan-perusahaan tersebut melakukan kegiatan investasi pada surat-surat berharga yang beresiko rendah. Risiko investasi masa MMF lebih rendah dibandingkan dengan resiko melakukan investasi pada perusahaan reksadana. MMF biasanya melakukan investasi pada surat-surat berharga milik pemerintah, certificate of deposits, commercial paper, dan surat-surat berharga lainnya yang likuid dan aman.

(24)

STIFs dikelola oleh bank trust department untuk mengelola berbagai account kemudian dana yang ada tersebut digunakan untuk membeli surat-surat berharga pasar uang. Portfolio dari STIFs di Amerika Serikat diatur oleh Comproller of the Currency yang mensyaratkan bahwa sekurang-kurangnya 80% dari portfolio investasi yang dilakukan harus pada surat-surat berharga yang jatuh tempo tidak lebih dari 91 hari, serta minimal 20 % dari nilai funds asset harus berbentuk kas, dan asset lainnya yang jatuh tempo sehari berikutnya.

 Local Goverment Investment Pools (LGIPs)

Local Government Investment Pools adalah investment pools yang dibentuk oleh negara-negara bagian di Amerika Serikat sehingga memungkinkan pemerintah daerah atu lokal untuk memebeli piranti-piranti pasar uang dalam jumlah besar. Tujuan investasi adalah untuk mengoptimalkan dana itu sementara. Dana pemerintah daerah tadi biasanaya dikelola oleh state treasure’s office. Dana yang di investasikan tadi harus bersifat jangka pendek , biasanya satu hari.

 Future Exchanges

(25)

 Dealers dan Brokers

Dealers menggunakan piranti repo untuk membiayi inventori mereka berupa surat-surat berharga (securities) yang mereka miliki. Para dealer juga berfungsi sebagai perantara diantara pelaku dalam pasar repo’s, dengan memberikan pinjaman kepada yang membutuhkan dan melakukan pinjaman dari pihak yang memiliki surplus dana.

Sementara itu brokers dalam kegiatannya memepertemukan pembeli dan penjual untuk jasa itu brokers mendapat jasa (rokers fee).

 Bank Sentral

Bank sentral merupakan pelaku utama pada pasar uang mengingat salah satu tugas utamanya adalah menjaga stabilitas moneter dan harga melalui pengendalian jumlah likuiditas di pasar.

Piranti-piranti Pasar Uang

Secara garis besar ada dua cara untuk membedakan piranti-piranti pasar uang. Pertama dengan melihat apakah piranti pasar uang tersebut dapat diperjual belikan atau tidak. Dengan metode ini, piranti pasar uang dapat dibagi dua kelompok, yaitu money market deposits dan negotiable paper. Kedua, dengan membedakan bagaimana piranti pasar uang tersebut memberikan pendapatan kepada investor. Dengan cara kedua ini, piranti pasar keuangan dapat dibedakan dengan coupon bearing instruments, discount instruments, serta piranti pasar uang derivatif.

 Coupon Bearing Instruments

(26)

1. Money Market Deposits---Non-negotiable Instruments 2. Certificate of Deposits--- Negotiable Instruments 3. Repurchase aggrement (Repo)---Negotiable Instruments

 Money Market Deposit

Pada money market deposits dikenal dua jenis piranti yang tersedia pada pasar antara –bank (interbank market),yakni:

1. Fixed Deposit, yaitu tingkat suku bunga dan tanggal jatuh temponya (maturity date deposit) telah disepakati pada waktu transaksi disetujui

2. Notice atau call deposit, yaitu tingkat suku bunga dan tanggal jatuh tempo dapat berubah-ubah dan bila akan diputuskan/berakhir, maka dana tersebut berlaku efektif pada beberapa hari kemudian.

 Certificate Deposits (CD)

Certificate deposit adalah suatu negotiable receipt for funds yang di depositkan pada suatu bank atau institusi keuangan lainya dengan jangka waktu tertentu dan tingkat bunga tertentu yang diterima dimuka. Certificate deposit dapat diperjualbelikan karena merupakan piranti yang negotiable dan tidak menyebutkan nama pemilik. Certificate deposit berbeda dengan deposito yang menyebutkan nama pemilik, sehingga CD merupakan non-negotiable instrument.

 Repurchase agreement (Repos)

(27)

moneter dalam mengontrol jumlah uang beredar. Dipihak lain, bagi investor piranti inin bertujuan untuk alternatif portfolio investasi. Pasar repo yang terbesar adalah di Amerika Serikat yaitu perdagangan Treasury Bills Overnight.

 Discount instruments

Piranti pasar uang dengan metode diskonto ini sama dengan bunga dibayar dimuka, yaitu selisih dari harga piranti instrument pada waktu membeli dikurangi dengan nilai pada saat jatuh tempo.

Ada tiga piranti utama negotiable discount instrument yaitu : 1. Treasury Bill (T-Bill)

2. Bill of Exchange / Bankers Acceptance (BA) 3. Commercial Paper

 Treasury Bill (T-Bill)

T-bill adalah short time negotiable bill of exchange yang diterbitkan oleh pemerintah untuk membiayai kegiatan pembangunan. Di Amerika Serikat lelang dari T-bill pemerintah dilakukan oleh Federal Reserve pada setiap hari senin dan kamis untuk T-bill yang mempunyai jatuh tempo 13 dan 16 minggu, dan setiap bulan untuk lelang T-bill yang berjangka waktu 52 minggu. Sementara itu di Inggris T-bill yang dilelang adalah untuk berjangka waktu 91 dan 182 hari.

 Surat-surat Berharga Perusahaan (Commercial Paper/CP)

Commercial paper adalah unsecured promissory notes jangka pendek yang diterbitkan oleh perusahaan dan negara. Bagi perusahaan-perusahaan besar yang bonafid penerbit CP untuk membiayai kegiatan mereka jauh lebih murah dan efisien dibandingkan dengan meminjam dari bank.

(28)

Eurodollars adalah dana yang dihimpun bank-bank dalam denominasi USD, tetapi tidak tunduk terhadap ketentuan perbankan Amerika Serikat. Sebagian besar piranti ini berada di luar Amerika Serikat, tetapi sejak tahun 1981 non- US residents yang dapat dimiliki deposito pada IBFs.

Pada mulanya deposito USD yang tidak tunduk pada ketentuan perbankan Amerika Serikat tersebut terdapat hampir di sebagian besar negara-negara di Eropa karena pemilik dana takut pada dana yang mereka miliki dibekukan oleh pemerintah Amerika Serikat. Namun kegiatan Eurodollar tersebut kini menyebar ke banyak negara antara lain Hongkong, Jepang, Singapura, Bahama, Bahrain dan Kanada.

 Forward Rate Agreement (FRAs)

Forward rate agreement dapat didefinisikan sebagai suatu kontrak diantara dua pihak ketika mereka sepakat atas tingkat suku bunga tertentu yang akan ditetapkan untuk pinjaman/deposit untuk masa mendatang dengan kesepakatan:

1. Nominal serta jenis mata uangnya

2. Tanggal tertentu dari pinjaman/deposit yang akan ditarik atau ditempatkan

3. Jatuh temponya

 Interest Rate Swaps (IRS)

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mashud. Asset Liability Management. Jakarta Gramedia: PT Elex Media Computindo.

Djinarto, Bambang. Banking Asset Liability Management, Strategi dan Pengelolaan Dana. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Josua Abor dan Nicholas Biekpe (2004) dan Mutamimah (2003) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan

pencapaian likuiditas dan profitabilitas pada perusahaan tambang, ini berarti bahwa manajemen utang yang baik mampu memberikan nilai positif dan mampu meningkatkan

Di pihak lain, ada berbagai peluang yang bila dimanfaatkan secara tepat dapat berdampak positif bagi organisasi publik, misalnya fenomena bonus demografi, akses

Variabel beban pajak tangguhan memiliki nilai koefisien regresi (β) yang menunjukkan nilai positif sebesar 0,001 yang berarti bahwa semakin tinggi beban pajak

blockholder manajemen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Aset takberwujud yang dimiliki perusahaan dapat membuat perusahaan memiliki keunggulan

Semua ini tunduk pada risiko pasar seperti risiko suku bunga, risiko nilai tukar mata uang asing, dan risiko finansial dan risiko harga komoditas Baral, 2005 2.3.2 Peringkat Bank