Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal. 97-100 Fitriani Dewi, Imas Damayanti, Kuston Sultoni
97
PERBANDINGAN HASIL VO2MAX MENGGUNAKAN TES
LAPANGAN DAN TREADMILL COSMED T 150 DE
Fitriani Dewi, Imas Damayanti, Kuston Sultoni
Program Studi Ilmu Keolahragaan
Departemen Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung
fitrianidewi04@gmail.com
Abstrak (Times New Roman 10 Bold)
Salah satu unsur kondisi fisik yang sangat penting dalam olahraga yaitu daya tahan Kardiorespirasi Pengukuran daya tahan kardiorespirasi untuk kapasitas aerobik dapat dilakukan dengan cara mengukur konsumsi oksigen maksimal (VO2Max). VO2Max adalah jumlah
maksimal okseigen yang dapat dikonsumsi selama aktivitas fisik. Seseorang yang mempunyai
VO2Max tinggi adalah orang yang mempunyai kesegaran jasmani yang baikTujuan penelitian ini
adalah ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil Aerobic Maximal Capasity (VO2Max) menggunakan Tes Lapangan (Tes Lari 2,4km, Balke Test, Bleep Test) dan
Laboratorium Test (Gas Analyzer) pada mahasiswa Ilmu Keolahragaan 2016. Metode penelitian ini adalah menggunakan deskriptif komparatif. Sampel yang digunakan adalah mahasiswa laki-laki Ilmu Kolahragaan 2016 sebanyak 10 orang diambil menggunakan teknik sampling purposive. Instrumen yang digunakan ini adalah dengan metode tes VO2Max yaituTes Lapangan
menggunakan Tes Lari 2,4km, Balke Test, Bleep Test dan Laboratorium Test (Gas Analyzer)
menggunakan Treadmill Cosmed T 150 DE. Hasil yang diperoleh dianalisis menggunakan uji statistika One Way Aanova. Dari analisis data diperoleh hasil F = 17,342, p = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak, atau terdapat perbedaan yang signifikan hasil Aerobic Maximal Capasity (VO2Max)
menggunakan Tes lapangan dan Laboratorium Test (Gas Analyzer) pada mahasiswa Ilmu Keolahragaan 2016.
Kata kunci: Tes Lapangan, Laboratorium Test, Gas Analyzer, Treadmill Cosmed T 150 DE,
VO2Max
PENDAHULUAN
Pada zaman sekarang ini kebugaran menjadi salah satu kebutuhan bagi setiap manusia untuk melakukan aktivitas hidup semaksimal mungkin. Setiap aktivitas yang dilakukan memerlukan kondisi tubuh yang baik. Untuk mendapatkan kondisi tubuh yang baik tersebut tentunya diperlukan kebugaran yang cukup, untuk mendapatkan kebugaran yang baik salah satunya adalah dengan berolahraga secara teratur. Kebugaran jasmani adalah suatu
keadaan tubuh yang mampu memelihara tersedianya energi sebelum, selama , dan sesudah bekerja. Pada umumnya olahraga membutuhkan kondisi fisik yang baik agar seorang atlet dapat berprestasi dalam setiap cabang olahraganya masing masing. Salah satu unsur kondisi fisik yang sangat penting dalam olahraga yaitu daya tahan Kardioresvirasi.
Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal. 97-100
Fitriani Dewi, Imas Damayanti, Kuston Sultoni
98
oksigen yang dapat dikonsumsi selama aktivitas fisik yang intens sampai akhirnya terjadi kelelahan.
Untuk pengukuran volume oksigen maksimum (VO2Max) dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu menggunakan metode tes dan pengukuran melalui tes lapangan dan melalui
Laboratorium test. Laboratorium Test memiliki nilai akurasi yang tinggi karena sebelum tes dilakukan kalibrasi terlebih dahulu untuk pendeteksian suhu, kelembaban maupun ketinggian tempat. Menurut Gore C.J. dalam Anindya, R. (2015, hlm. 2). ”Gas analyzer
yang terdapat dalam laboratorium harus dilakukan kalibrasi sebelum melakukan tes agar data sesuai dan tidak terjadi kesalahan”. Akan tetapi alat ini terbatas untuk dilakukan banyak orang.
Tes lapangan biasanya menggunakan alat-alat yang sederhana dan mudah dilakukan. Salah satu tes VO2Max yang dapat di gunakan dilapangan adalah Tes Lari 2,4 km, Balke, dan
Bleep Test. Menurut Sukadiyanto (2009.hlm 83) untuk mengukur daya tahan aerobik terdapat beberapa tes yang dapat digunakan, yaitu: Tes lari 2,4 km dengan cara lari menempuh jarak 1600 meter dan dihitung jarak total tempuhnya tes Balke Test dengan cara lari selama 15 menit dan dihitung jarak total tempuhnya, dan Bleep Test, yaitu lari bolak-balik menempuh jarak 20 meter.
Dari ketiga tes tersebut mempunyai pelaksanaan dan prosedur yang berbeda,akan tetapi intinya sama, yaitu untuk mengukur daya tahan aerobik. Kelebihan dari ketiga tes tersebut diatas adalah memiliki ketepatan yang tinggi, tidak memerlukan peralatan yang mahal, prosedurnya sederhana, mudah pelaksanaannya, dan mudah dalam penafsiran hasil tes. Tes Lapangan biasanya dilakukan dalam kelompok besar, artinya dalam satu waktu kita dapat mengetes beberapa orang. Tes ini dilakukan diluar ruangan, sehigga kondisi lingkungan dapat mempengaruhi hasil tes.
Universitas Pendidikan Indonesia, khususnya Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) sudah memiliki Sport
Science Laboratory yang di dalamnya terdapat alat untuk mengetahui VO2Max seseorang, yaitu Cardio Pulmonary Exercise Test (CPET) atau Gas Analyzer dengan menggunakan Tradmill Cosmed T 150 DE. Dengan menggunakan kemajuan teknologi tersebut dapat membantu mengetahui VO2Max seseorang dengan akurasi
yang sangat tinggi. Maksud penelitian ini adalah membandingan Hasil Aerobic Maximal Capacity (Vo2max) Menggunakan Tes
Lapangan Dan Treadmill Cosmed T 150 DE.
METODE
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif. Sampel yang terlibat dalam penelitian ini adalah 10 mahasiswa Ilmu Keolahragaan 2016, jenis kelamin laki-laki karena untuk menghidari perbedaan massa otot dan variasi penggunaan oksigen antar jenis kelamin, begitupun usia sampel 18-20 tahun.
Instrumen yang digunakan pada penelitian kali ini adalah dengan menggunakan metode tes VO2max. Data yang dikumpulkan dan diolah adalah hasil tes VO2max menggunakan Tes Lapangan (Tes lari 2.4 km, Balke test, Bleep Test) dan Laboratorium Test (Gas Analyzer)
pada mahasiswa Ilmu Keolahragaan 2016. Alat yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
Penelitian ini membandingkan 4 data dari 2 tes yang berbeda, maka instrumen yang digunakan pun terbagi menjadi 2 bagian yang di gunakan pada Tes Lapangan dan
Laboratorium Test.
Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal. 97-100
Fitriani Dewi, Imas Damayanti, Kuston Sultoni
99
Dalam pembahasan ini diuraikan mengenai permasalahan dan penemuan yang muncul selama penelitian ini berlangsung. Baik itu berupa kekuarangan dari penelitian ini, maupun hal-hal yang akan berguna sebagai bahan perbaikan penelitian ini selanjutnya atau penelitian sejenis. Peneliti menemukan beberapa hal yang baru setelah nilai analisis dan pengolahan data, berikut ini penemuan yang dirumuskan oleh peneliti. Dari keempat tes ini ternyata hasil rata-rata VO2Max yang paling tinggi adalah Laboratorium Test (Gas Analyzer) dibandingkan dengan Tes Lapangan yaitu Lari 2,4 km, Balke Test dan Bleep Tes.
Hasil rata-rata Laboratorium Test (Gas Analyzer) 57,64 sedangkan hasil rata-rata tes lapangan adalah Lari 2,4 km 45,03, Balke Tes
44,37 dan Bleep Test 40,8.
Dari data tersebut diketahui bahwa VO2Max dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik secara individu maupun faktor lingkungan pada saat tes dilakukan. Dimana faktor suhu, kelembaban dan ketinggian saat tes dilakukan. Ditinjau dari hal tersebut, hasil VO2Max yang lebih akurat adalah Laboratorium Test (Gas
Analyzer) karena sebelum dan sesudah
pengujian dilakukan kalibrasi terlebih dahulu untuk menyesusain suhu, kelembaban tempat, ketinggian dan untuk memeriksa fungsi sistem yang terlihat dari layar monitor tingkat kelelahan dan asam laktat. Sedangkan menggunakan tes lapangan tidak terlihat tingkat kelelahan dan asam laktat. Hal ini terjadi karena pada dasarnya, Laboratorium Test (Gas
Analyzer) merupakan pengukuran yang
menekan sistem tubuh agar bekerja lebih cepat
dan lebih keras sehingga dapat menilai seberapa baik jantung, paru-paru dan otot-otot bekerja secara individual, dan bagaimana sistem ini bekerja sama-sama jantung dan paru-paru untuk memberikan oksigen pada otot-otot dan membuat energi serta menghilangkan karbondioksida dari tubuh.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, peneliti menemukan bahwa terdapat perbedaan hasil rata-rata Aerobic Maximal Capasity (VO2Max) menggunakan
Tes lapangan dan Laboratorium Test (Gas Analyzer). Namun dalam penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikasi hasil VO2Max menggunakan Tes lapangan dan Laboratorium Test (Gas Analyzer). Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan hasil Aerobic Maximal Capasity (VO2Max)
menggunakan Tes lapangan dan Laboratorium Test (Gas Analyzer) yaitu karena adanya limitasi dalam penelitian ini yaitu keterbatasan sampel dalam penelitian. Setelah peneliti menggunakan rumus sampel size, memang ukuran sampel dalam penelitian ini belum memenuhi ukuran sampel yang seharusnya. Maka diperlukan adanya penelitian lebih lanjut.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengolahan data, analisis data dan pembahasan bab IV mengenai Perbandingan Hasil Aerobic Maximal Capacity (Vo2max) Menggunakan Tes Lapangan Dan Treadmill Cosmed T 150 DE diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan Hasil Aerobic Maximal Capacity (Vo2max) Menggunakan Tes Lapangan Dan Treadmill Cosmed T 150 DE.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mengajukan beberapa rekomendasi untuk penelitian yang selanjutnya dintaranya sebagai berikut: Pertama, Peneliti hanya terbatas pada Tes Lapangan dan
Laboratorium Test. Untuk itu
Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal. 97-100
Fitriani Dewi, Imas Damayanti, Kuston Sultoni
100
eksperimental. Kedua, Dalam penelitian lanjutan sebaiknya mengambil sampel dari yang berlatarbelakang latihan atau cabang olahraga yang sama dengan mempertimbangkan usia. Ketiga, Penelitian merasakan adanya kekurangan dalam segi waktu pelaksanaan. Dalam hal ini lebih
dipertegas pada jarak waktu pengukuran antara Tes Lapangan dan Laboratorium Test yang berjarak beberapa bulan.