• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN FILM ANIMASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN FILM ANIMASI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN FILM ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA PRASETYA GORONTALO

Warni I. Ayuba, Mohamad Jahja, Daud Yusuf Jurusan Fisika, Program Studi S1. Pend. Geografi

F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo Email: Warni.ayuba@yahoo.com

ABSTRAK

Warni I. Ayuba. 2013. Pengaruh media pembelajaran film animasi terhadap hasil belajar siswa ( Suatu penelitian eksperimen di kelas X SMA Prasetya Gorontalo). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan media pembelajaran Film animasi dengan kelas yang menggunakan media pembelajaran power point pada materi litosfer. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh kelas X SMA Prasetya Gorontalo dan sampel dalam penelitian ini yakni kelas Xb dengan jumlah siswa 25 sebagai kelas eksperimen dan kelas Xc dengan jumlah siswa 27 sebagai kelas kontrol. Desain penelitian yang digunaka dalam penelitian ini adalah posttest-only control group design. Pengumpulan data yang digunakan dengan menggunakan instrument test. Instrument penelitian berupa tes essay sebanyak 8 butir soal. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan membuat daftar hasil tes siswa pada kedua kelompok tersebut. Selanjutnya data diuji normalitasnya dengan menggunakan analisis statistik Chi-kuadrat. Hasilnya adalah bahawa χ2hitung<χ2tabel yaitu untuk kelas eksperimen sebesar 3,63128<11,070 dan untuk kelas control sebesar 4,9903<11,070. Dengan demikian rata-rata skor hasil belajar siswa terdistribusi secara normal. Pengujian hipotesis dengan menggunakan tes menunjukkan bahwa thitung>ttabel yaitu 6,366>1,6759. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan media pembelajaran media film animasi dengan siswa yang dibelajarkan media power point.

Kata Kunci : Media Film Animasi, Hasil Belajar Siswa

1. PENDAHULUAN

(2)

manusia. Pendidikan juga sangat berhubungan erat dengan hasil belajar yaitu sebagai hasil akhir dari proses pembelajaran.

Penelitian atau penyelidikan merupakan suatu metodi studi kegiatan ilmiah yang mengumpulkan pengetahuan baru dari sumber-sumber primer, dengan tujuan dapat menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan atau masalah guna mencari pemecahan terahadap masalah tersebut. Dengan demikian metode penelitian geografi diartikan sebagai pelajaran yang menjelaskan tentang metode-metode ilmiah untuk mengkaji kebenaran pengetahuan yang menyangkut permukaan bumi dan lingkungannya, baik lingkngan fisik maupun sosial.

Meningkatkan hasil belajar siswa tidaklah mudah untuk dilakukan karena membutuhkan seseorang yang mampu atau peduli mendorong kemampuan ataupun bakat yang ada pada diri seseorang. Seseorang yang mampu membimbing, mengajar, mendidik, memotivasi, dan sebagainya itu adalah seorang guru.Guru yang dapat memberikan ilmu pengetahuan yang tidak diketahui menjadi tahu, itulah besarnya kegigihan seorang guru. Dalam perkembangan dunia sekarang banyak generasi kita yang kurang antusias terhadap pentingnya pendidikan untuk menuju masa depan yang lebih baik.

Hasil belajar yang dapat diukur oleh seorang guru yaitu segala kemampuan yang dimiliki oleh siswa baik dari faktor keterampilan, pengetahuan, dan tingkah laku ataupun pengalaman yang diperoleh dari proses belajar. Oleh karena itu, jika hasil belajar siswa rendah tergantung dari proses belajar mengajar. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.

(3)

meningkat dan memuaskan.Cara guru dalam mengajar dan bagaimana cara penerapan guru dalam menggunakanmediapembelajaran juga sangat berpengaruh terhadap hasil belajar. Pada proses pembelajaran guru di harapkan mampu menggunakan media yang menarik dan bersifat membangun pengetahuan siswa serta dapat meningkatkan rasa ingin tahu dan rasa ingin memahami materi yang diajarkan. Adapun media pembelajaran yang dapat memotivasi siswa dalam proses belajar mengajar yaitu dengan mengugunakan media pembelajaran film animasi. Media pembelajaran film animasi yaitu salah satu wahana atau alat yang digunakan oleh seorang guru yang berbentuk gambar bergerak yang berupa video atau film sehingga dapat menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa pada saat proses pembelajaran.

Sesuai hasil observasi awal peneliti di sekolah SMA Prasetya Gorontalo masih banyak siswa yang kurang aktif dan kurang yang meminati proses pembelajaran. Selain itu, tiap pembelajaran guru hanya menyampaikan materi melalui metode pembelajaran konvensional, sehingga masih banyak siswa yangkurang termotivasi dalam proses belajarmengajar dan juga kurang mengerti dan memahami apa yang disampaikan oleh guru. Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui perbedaan antara hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan Media Pembelajaran Film Animasi dengan kelas yang menggunakan media pembelajaran Power Point.

Hasil belajar merupakan hasil akhir yang diperoleh siswa dari proses belajarnya yang di lihat dari tingkat kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar.

(4)

belajar, yakni (a) Keterampilan dan kebiasaan, (b) Pengetahuan dan pengertian, (c) Sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) Informasi verbal, (b) Keterampilan intelektual, (c) Strategi kognitif, (d) Sikap, dan (e) Keterampilan motoris.

Menurut Bloom (dalam Suprijono, 2009:6), hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Secara umum, aspek kognitif merupakan aspek pengetahuan, afektif adalah sikap dan psikomotorik adalah keterampilan.

1. Ranah kognitif Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

a. Pengetahuan, yaitu kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya dalam bentuk ingatan berupa konsep, fakta dan rumus.

b. Pemahaman, yaitu kemampuan untuk mengerti materi yang dipelajari c. Aplikasi atau penerapan, yaitu kemampuan untuk menerapkan apa yang

telah dipelajari dalam kehidupan nyata.

d. Analisis, yaitu kemampuan siswa untuk menguraikan komponen-komponen dan hubungan antara komponen-komponen

e. Sintesis adaa kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis.

f. Evaluasi merupakan jenjang berfikir yang paling tinggi dalam ranah kognitif.

2. Ranah Afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

3. Ranah Psikomotoris

(5)

Dari tipe hasil belajar di atas, tipe hasil belajar kognitiflah yang lebih dominan dipakai dalam mengukur hasil belajar siswa dari pada afektif dan psikomotor, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.

II. METODE PENELITIAN

Penelitian inidilaksanakan di SMA Prasetya Gorontalo beralamat di Jl. Budi utomo No. 70. Penelitian ini dilakukan pada semester Ganjil tahun ajaran 2012/2013. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X SMA Prasetya Gorontalo tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 77orang yang tersebar di tiga kelas dengan distribusi jumlah siswa pada setiap kelas sebagaimana digambarkan pada tabel di bawah ini.

Tabel.2 : Distribusi unit populasi

(sumber :tata usaha buku daftar siswa kelas X SMA Prasetya Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013)

Pengambilan Sampel pada penelitian ini di tentukan dengan mengunakan teknik pengambilam cluster random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberi peluang yang sama bagi setiap populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel karena dalam penelitian ini populasinya semua homogen. Kemudian 3 kelas yang menjadi populasi di acak kemudian diundi sehingga didapat dua kelas yaitu kelas Xb dan Xc. kelas Xb sebagai kelas yang akan mendapatkan perlakuan dengan menggunakan media pembelajaran Film Animasi , sedangkan kelas Xc sebagai kelas dengan perlakuan menggunakan media pembelajaran Power Point.

No Kelas Jumlah

1 Xa 25 Orang

2 X b 25 Orang

(6)

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eskperimen dengan rancangan posttest-only control design. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar. Tes yang digunakan yaitu dalam bentuk essay yang mewakili materi litosfer. Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa terhadap materi yang diajarkan. Pemberian posttest untuk melihat hasil belajar siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Tes hasil belajar dibuat berdasarkan indikator soal yang diambil dari tujuan pembelajaran. Aspek penilaian yang digunakan dalam instrumen tes ini adalah aspek kognitif ditingkat Mengingat (C1), Memahami (C2), Menerapkan (C3) Menganalisis (C4).

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Data penelitian ini diolah berdasarkan hipotesis penelitian dengan menggunakan teknik pengujian yang relevan, yaitu uji chi-kuadrat. Pengolahan ini bertujuan untuk memperoleh nilai numerik tentang perbedaan yang ditimbulkan menggunakan media pembelajaran Film Animasi dan dengan media pembelajaran power point terhadap hasil belajar siswa. Dari pengolahan ini, akan didapatkan tingkat perbedaan antara hasil yang didapatkan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Data hasil belajar siswa yang dilihat dari Distribusi frekuensi kelas eksperimen dan kelas kelas control.

.Gambar 1 :Perbandingan skor hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

65-70 71-76 77-82 83-88 89-94 95-100 0

2 4 6 8 10 12

FREKUENSI

(7)

Syarat uji t adalah kedua kelompok harus berasal dari populasi yang

berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen. Oleh sebab itu

sebelum melakukan uji t perlu analisis normalitas dan homoginitas.

Pengujian homogenitas bertujuan untuk menguji kesamaan rata-rata dua varians dengan menggunakan uji Bartlett statistik chi-kuadrat. Dalam hal ini akan diuji dua pihak untuk pasangan hipotesis nol Ho dan tandingannya HI:

Dari hasil post test kedua sampel dapat dilakukan pengujian homogenitas diperoleh harga Fhitung sebesar 1,33 pada taraf Untuk taraf nyata α = 0,05, dengan dk pembilang n1-1 = 25-1 = 24 dan dk penyebut n2-1 = 27-1= 26 χ2hitung = 1,3812 <

χ2

tabel = 3,841 maka hipotesis nol (Ho) diterima, artinya kedua varians homogen.

Data bersifat homogen dan uji hipotesis yang digunakan adalah statistik uji

t. Proses numerik pengujian hipotesis hasil belajar siswa pada penelitian ini terdapat pada lampiran 14, diperoleh dari statistik uji t. Berdasarkan perhitungan yang diperoleh thitung = 6,366 dan ttabel = 1,6759 untuk dk = (n1 + n2 - 2) = 50 dan

taraf nyata α = 0,05. Apabila thitung > ttabel, maka H0 ditolak karena terdapat

perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menerapkan media pembelajaran

Film animasi dengan kelas yang menerapkan media power point.

Berdasarkan pada penelitan diperoleh rata-rata skor hasil belajar siswa

antara kelas eksperimen yang menggunakan media pembelajaran Film animasi

dan kelas kontrol yang menggunakan media pembelajaran Power point. Perbedaan

rata-rata skor hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat

dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2:Rata-Rata Skor Hasil Belajar Siswa Antara Kelas Eksperimen Dengan Kelas Kontrol.

76 78 80 82 84

eksprimen kontrol

kontrol

(8)

Berdasarkan Gambar 2 di atas menunjukan bahwa, rata-rata skor hasil

belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Nilai rata-rata

skor hasil belajar siswa kelas eksperimen yaitu 82% sedangkan kelas kontrol

sebesar 78% dengan selisi 4%. Detail proses numerik pengujian statistik dapat

dilihat pada Lampiran 11.

Selanjutnya untuk menentukan perbedaan hasil belajar siswa untuk setiap

item soal pada mata pelajaran goegrafi pokok bahasan Litosfer antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkann

dengan kelas kontrol. Perbedaan skor hasil belajar tersebut dapat dilihat pada

Gambar 3.

Gambar 3: Perbedaan Rata-Rata Skor Hasil Belajar Siswa Geografi Antara Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol.

Dari gambar di atas menunjukan bahwa, perbedaan hasil belajar siswa

antara kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk semua item soal, perbedaan yang

paling besardari semua item soal antara kelas ekperimen dan kelas kontrol yaitu

pada soal nomor 3 untuk aspek Pemahaman (C2) adalah 26.7% dan nomor 4

untuk aspek Aplikasi (C3,) dengan selisi 20.2%. besar perbedaan ini karena pada

kelas eksperimen diterapkan media pembelajaran film animasi, dimana siswa

diminta untuk menganalisa video animasi tentang litosfer pada saat pembelajaran.

(9)

Melalui analisis film inilah siswa dapat dengan mudah mengembangkan

pengetahuan dan pemahamannya lebih mendalam dan bisa memberikan contoh

dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan untuk kelas control diterapkan media

pembelajaran power point, dimana pada proses pembelajaran siswa diminta untuk

menganalisa gambar melalui tampilan slide power point, oleh sebab itu pada

kedua kelas ini terjadi perbedaan hasil kognitif.

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan

antara hasil belajar kognitif siswa yang menggunakan media pembelajaran film

animasi dengan kelas yang menggunakan media pembelajaran Power point.

Dalam penelitian diperoleh data skor hasil belajar kognitif siswa melalui

tes evaluasi yang berbentuk essay sebanyak 8 item dari meteri yang telah

diajarkan dapat dilihat pada Lampiran 10. Rata-rata skor hasil belajar kognitif

siswa dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4: Rata-rata skor hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen yang menggunakan media pembelajaran film animasi dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan media pembelajaran

film animasi.

Dari gambar di atas menunjukan bahwa, hasil belajar kognitif siswa antara

kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukan perbedaan hasil belajar kognitif

(10)

siswa untuk aspek pengetahuan (C1) kelas eksperimen memiliki nilai lebih

tinggi dari kelas kontrol dengan selisih lebih besar 4 % yaitu 5%, untuk

aspek pemahaman (C2) nilai kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan

dengan kelas kontrol dengan selisi 19.8% untuk aspek (C3) yaitu aplikasi

nilai kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dengan

selisi lebih besar 4% yaitu 24.01% dan untuk aspek analisi (C4) nilai kelas

eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.

Dari penjelasan di atas, untuk semua aspek kognitif kelas

eksperimen memiliki nilai lebih tinggi dari kelas kontrol dengan selisi

masih di bawah 4%. Tetapi pada tingkat aplikasi (C3) perbedaan hasil

belajar kognitif siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol sangat besar

dengan selisi di atas dari 4% yaitu 24.01%.

Berdasarkan analisis data hasil penelitian, diperoleh hasil belajar

siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.

Hal ini karena kelas eksperimen diterapkan media pembelajaran film

animasipada mata pelajaran geografi materi Litosfer. Geografi adalah mata pelajaran yang mengkaji fenomena alam seperti kerusakan alam akibat

ulah manusia ataupun akibat alam itu sendiri, seperti gempa bumi yang

diakibatkan meletusnya gunung merapi dan lain sebagainya. Dari latar

belakang diatas peneliti menggunakan media pembelajaran film animasi

sebagai media yang diterapkan di sekolah SMA Prasetya gorontalo melalui

penelitian eksperimen pada materi Litosfer.

Media pembelajaran film animasi adalah salah satu media

pembelajaran yang dapat membangun motivasi siswa dalam memahami

berbagai proses fenomena alam yang ada. Sehingga dalam proses

pembelajaran siswa tak hanya mengkhayal atau menduga-menduga materi

yang diterima, melainkan dapat menyaksikannya langsung melalui

tampilan film animasi yang sesuai dengan indikator dan standar

kompotensi sekolah.

(11)

dapat meningkatkan proses belajar mengajar, sehingga dalam proses pembelajaran

dapat berjalan dengan baik dan lebih menyenangkan. Sedangkan pada kelas

control yang diterapkan media pembelajaran power point, dimana dalam proses

pembelajarannya siswa diminta untuk mengamati gambar melalui tampilan

slide-slide power point. Setelah itu, siswa diminta untuk menganalisa gambar-gambar

tersebut melalui pemahamannya masing-masing. Proses inilah yang menimbulkan

adanya perbedaan hasil belajar siswa kelas eksoerimen yang meggunakan film

animasi dengan kelas kontrolyang menggunakan media power point.

Berdasarkan pada penelitian ini diperoleh bahwa terdapat perbedaan hasil

belajar kognitif siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Perbedaan

tersebut ditunjukkan oleh distribusi rata-rata skor hasil belajar pada setiap item

test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada hasil penelitian.

Berdasarkan Gambar 2 rata-rata skor hasil belajara siswa untuk kelas

eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, Sedangkan pada

Gambar 3 rata-rata skor hasil belajar siswa pada item tes nomor 1 sampai 8 untuk

kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini karena

diterapkanmedia pembelajaran film animasi pada siswa kelas Xbkelas eksperimen, sehingga materi yang diberikan bisa dikuasai secara menyeluruh dan

meningkatkan hasil belajar siswa.

Jumlah siswa yang tuntas pada kelas eksperimen dengan menerapkan

media pembelajaran film animasi sebanyak 23 siswa dan siswa yang tidak tuntas

sebanyak 2 orang siswa dari 25 siswa. Dibanding pada kelas kontrol yang

menerapkan media pembelajaran power point hasil belajar siswa rendah dengan

jumlah siswa yang tuntas 17 siswa dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 10 siswa

dari 27 jumlah siswa.

Berdasarkan hasil yang diperoleh maka penelitan ini menguatkan teori

yang telah dipaparkan dalam Bab I, dimana dengan menerapakan media

pembelajaran film animasi, proses pembelajaran lebih menyenangkan dandapat membantu siswa lebih termotivasi dengan materi yang sesuai dengan indikator

(12)

pengetahuan dan pemahamannya baik di dalam proses belajar mengajar maupun

dalam kehidupan sehari-hari.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelititelah

dirumuskan yaitu “Media pembelajaran Film animasi berpengaruh terhadap hasil belajar siswa geografi kelas X pada materi Litosfer di SMA Prasetya Gorontalo”.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat

perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa yang menerapkan media

pembelajaran Film Animasi dengan yang menerapkan media pembelajaran power point pada materi Litosfer. Hal ini dapat dilihat dari pengujian hipotesis thitung = 6,366 dan ttabel = 1,6759. Demikian pula pada hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan media pembelajaran film animasi lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan media power point. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata ̅1 = 78,2 dan ̅2 = 73,84. Dengan demikian untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi litosfer dapat dilakukan melalui

pembelajaran yang menerapkan media pembelajaran film animasi.

Adapun saran dalam penelitian ini hendaknya dalam proses belajar

mengajar guru lebih kreatif dalam memilih media yang cocok digunakan dalam

proses pembelajaran, sehingga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang

aktif, dan menyenangkan, serta dapat menimbulkan motivasi cara berfikir siswa

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Bakri. Hasrul . 2010. Desain media pembelajaran animasi berbasis adobeFlash cs3 pada mata kuliah Sinstalasi listrik 2. Jurnal . UNM: Makassar

Dikse, I Wayan dan I Putu Sundika. 2011. Animasi dengan Flash 8. Yogyakarta:

GrahaIlmu

Djamarah. 2008. Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Margono. 2009. Metodologi Penelitian pedidikan. Jakarta: RinekaCipta

Rahmattullah. Muhammad. 2011. Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran

Film AnimasiTerhadap Hasil Belajar. Skripsi.Di akses tanggal 2 januari

2013

Riduwan. 2010. Dasar- dasar Statistika. Bandung : Alfabeta

Sudjana, Nana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdikarya

Sugiono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sumiati. 2007. Metode pembelajaran. Bandung: CV Wacana prima

Suprijono Agus. 2009. Cooperatif Learning. Surabaya: Pustaka Pelajar

Utami, D. 2007. Animasi dalam Pembelajaran Langsung .www.uny.ac.id/akademik/default.php. Diakses pada tanggal 17 Desember 2012.

Yuliana, Jein. 2007. Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui media pembelajaran power point. Skripsi.UNG: Gorontalo

Gambar

Gambar 2:Rata-Rata Skor Hasil Belajar Siswa Antara Kelas Eksperimen
Gambar 3. perbandingan kelas eksperimen
Gambar 4: Rata-rata skor hasil belajar kognitif siswa kelas

Referensi

Dokumen terkait

Nilai  H * dan  S * sampel yang lebih besar dari blangko menjelaskan bahwa kehadiran inhibitor korosi menyebabkan reaksi berjalan semakin tidak spontan artinya

Skripsi berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mendasari Keputusan Petani dan Strategi Pengembangan Berusahatani Sengon di Desa Karangharjo Kecamatan Silo

Nilai share keuntungan dan share biaya yang lebih merata terjadi pada pemasaran cabai rawit ke Pasar Induk Agribisnis Puspa Agro melalui saluran pemasaran 1; (2) Nilai

Bahwa untuk keperluan dimaksud dipandang perlu mengangkat Panitia Penguji Tugas Akhir Skripsi dengan Keputusan Dekan.. LTNIVERSITAS NEGdRI YOGYAKARTA Nomor 042 Tahun

Tingkat I, IV/b, Lektor Kepala, telah diusulkan oleh Dekan FIK Universitas Negeri Malang sebagai anggota Senat dan anggota Komisi Senat Universitas Negeri

Dari basil eksperimen didapatkan balm·a jenis pra proses yang banya terdiri dari proses desaturasi memberikan basil rata-rata keakuratan terbaik. Kata kunci:

Sebelum pelaksanaan praktek mengajar di kelas, mahasiswa PPL harus membuat skenario atau langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan di kelas yang meliputi materi yang

Sarolangun Tahun 2012, berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku, telah ditetapkan pemenang untuk pekerjaan Pengadaan Alat Kesehatan (Poskesdes) KIT sebagai berikut