• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTAR"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN

TIPE NHT PADA SISWA KELAS VII SMP

YPS SWAKARYA SALAPIAN

TAHUN PELAJARAN

2016/2017

Leily Gustirani1, Mardiati2, Seget Tartiyoso3

Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Budidaya Binjai Email :gustiranileily7@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to determine differences in mathematics learning outcomes of students who use STAD Cooperative Learning Model with NHT type On Sevent Grade Students of YPS Swakarya Salapian. This research was conducted in SMP YPS Swakarya Salapian in the firs semester of the school year 2016/2017. This type of research is quasi experiment, samples were taken at random ( random sampling ) from 3 classes taken are 2 classes, Cooperative type STAD with Type NHT In Seventh Grade Students of YPS Swakarya Salapian VIIB as an experiment class A and class C as an experimental class B. The design of this study using the pre-test post-test. The instrument is a mathematics achievement test students descriptions shaped. Prerequisite test used is the test Liliefors normality test data, while Fisher test t o test the homogeneity of the data. Based normality test result showed that both homogeneous population. Based on the research result of students mathematics learning experimental class A gain average value 89.84 with a standard deviation of 55.00 and a standard deviation of 12,92. While the experimental class B obtain the average value of 86.50 with a standard deviation of 32.142 and a standard deviation of 5.67.After the t-test obtained t 5.110 and ttable at 0.05

significanse level of 1.994. This shows thitung>ttabel and it can be concluded that Ho is

rejected and Ha accepted, so that in this study there are differences between the results of

mathematics learning cooperative learning model type STAD with NHT type.

Keywords: Cooperative Learning Model Student Teams Acvhievement Division (STAD), Cooperative Learning Model Number Head Together (NHT) and Learning Outcomes.

1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Budidaya Binjai.

2 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Budidaya Binjai.

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Tipe NHT Pada Siswa Kelas VII YPS Swakarya Salapian. Penelitian ini dilakukan di SMP YPS Swakarya Salapian pada semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experiment, sampel diambil secara acak (random sampling) dari 3 kelas diambil sebanyak 2 kelas, yaitu kelas Kooperatif Tipe STAD dengan Tipe NHT Pada Siswa Kelas VII YPS Swakarya Salapian VIIB sebagai kelas eksperimen A dan kelas VIIC sebagai kelas eksperimen B. Desain penelitian ini menggunakan Pre-test Post-Test. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes hasil belajar matematika siswa berbentuk uraian. Uji prasyarat yang digunakan adalah uji Liliefors untuk menguji normalitas data, sedangkan Uji Fisher untuk menguji homogenitas data. Berdasarkan hasil uji normalitas diperoleh bahwa kedua populasi berdistribusi normal. Dan dari hasil uji homogenitas diperoleh bahwa kedua populasi homogen. Berdasarkan hasil penelitian hasil belajar matematika siswa kelas eksperiman A memperoleh nilai rata-rata 89,84 dengan standar deviasi 55,00 dan simpangan baku 12,92. Sedangkan pada kelas eksperimen B memperoleh nilai rata-rata 86,50 dengan standar deviasi 32,142 dan simpangan baku 5,67. Setelah dilakukan uji-t diperoleh thitung 5,110 dan ttabel pada taraf

signifikansi 0,05 sebesar 1,994. Hal ini menunjukkan thitung > ttabel dan dapat disimpulkan

bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dalam penelitian ini terdapat perbedaan hasil

belajar matematika antara model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dengan Tipe NHT.

Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division

(STAD), Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together (NHT), dan hasil belajar.

PENDAHULUAN

Pendidikan matematika adalah salah satu mata pelajaran yang telah ada sejak Sekolah Dasar hingga perguruan Tinggi. Matematika juga merupakan mata pelajaran yang memiliki karakteristik yang bersifat abstrak. Sifat matematika yang abstrak ini menyebabkan banyak siswa mengalami berbagai kesulitan dalam mempelajari matematika, apalagi dalam hal memahami dan menyelesaikan persoalan matematika. Oleh karena itu pendidikan di sekolah sangatlah berperan penting untuk kehidupan dimasa depan.

Matematika itu bukan saja dituntut sekedar menghitung, tetapi siswa juga dituntut agar lebih mampu menghadapi berbagai masalah dalam

hidup ini, dan matematika merupakan ilmu yang mampu memberi jawaban dari permasalahan yang dihadapai manusia. Hal ini sejalan dengan Risnawati (2008:2) yang menyatakan bahwa: Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia yaitu

cara menggunakan informasi,

menggunakan tentang bentuk dan ukuran, menghitung dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.

(3)

kegiatan belajar metematika dan pembelajaran matematika harus memberikan peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika.

Istilah pembelajaran merupakan istilah lain dari proses belajar mengajar yang mempunyai arti dan ruang lingkup yang lebih mendalam. Istilah ini lebih dikhususkan untuk mengembangkan proses belajar mengajar. menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Kegiatan-kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran

Usaha untuk mencapai tujuan pembelajaran metematika di atas merupakan acuan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Pemerintah telah melakukan berbagai usaha guna meningkatkan kualitas pendidikan, diantaranya memperbanyak koleksi bukudi perpustakaan, menyempurnakan kurikulum, dan meningkatkan kompetensi guru dengan melalukan penataran-penataran. Walaupun demikian matematika masih termasuk salah satu bidang studi yang ditakuti oleh sebagian siswa, sehingga banyak siswa yang berkesulitan belajar matematika dan berdampak pada rendahnya hasil belajar matematika yang mereka capai.

Kenyataan dilapangan dari hasil wawancara peneliti diperoleh informasi bahwa hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP YPS Swakarya Salapian banyak siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapakan sekolah yaitu 70. Berdasarkan wawancara pada tanggal 30 Juli dengan guru matematika SMP YPS Swakarya Salapian diketahui, banyak siswa yang mendapatkan nilai rendah

untuk mata pelajaran matematika. Berikut ini disajikan dalam Tabel 1:

Tabel 1. Hasil Ulangan Harian siswa kelas VII SMP YPS Swakarya

lah Persentase Jumlah Persentase 1 VII

(Sumber : Guru Matematika Kelas VII SMP YPS Swakarya Salapian).

Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa siswa kelas VII SMP YPS Swakarya Salapian masih banyak yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah untuk kelas VII yaitu 70. Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa persentase siswa yang tuntas hanya mencapai 32,25%. Hal ini sangat tidak baik bagi prestasi siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Sumber tersebut terbukti pada saat peneliti melakukan penelitian pendahuluan di sekolah SMP YPS Swakarya Salapian. Dalam penelitian pendahuluan ini peneliti melakukan penelitian dikelas VIII SMP YPS Swakarya Salapian dengan memberikan tes berbentuk essay sebanyak 5 soal. Salah satunya adalah :

(4)

Sumber:

Topisekolah1.blogspot.co.id

Koperasi sekolah membeli 30 topi

dengan harga Rp 67.500,00 jika

koperasi sekolah menginginkan

untung Rp500,00 untuk sebuah topi,

maka berapakah harga penjualan

sebuah topi ?

Jawaban siswa :

GAMBAR 1.1 Tes Awal

Soal tersebut diberikan kepada 36 siswa. Dari hasilobservasi, 10 orang tidak menjawab tersebut, 20 orang menjawab dengan jawaban salah dan 6 orang menjawab benar.

Dari hasil tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa 67,75% tingkat kemampuan matematis siswa disekolah itu masih rendah. Dan berdasarkan penelitian pendahuluan diketahui beberapa siswa tidak selalumemahami apa yang disampaikan oleh guru. Kebanyak siswa dilapangan lebih sering

menghafal konsep dari padamemahami apa yang disampaikan oleh guru didepan kelas. Dan guru juga masih menjadi monoton dalam proses pembelajaran, gaya yang digunakan guru juga masih klasik yang merupakan proses pembelajaran yang masih berpusat kepada guru. Hal tersebut berakibat siswa kesulitan mengerjakan soal ketika diberikan soal yang sedikit berbeda dari contoh soal yang diberikan.

Akibat kurangnya kemampuan siswa dalam memahami materi yang disampaikan guru adalah rendahnya hasil belajar atau prestasi belajar siswa. Oleh karena itu hal yang perlu diperhatikan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa, agar siswa dapat memahami konsep materi yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran. Sehingga diperoleh hasil belajar yang maksimal.

Slameto (2010:10) berpendapat Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu fator yang ada dalam individu yang sedang belajar yaitu meliputi faktor jasmani, psikologis dan faktor kelelahan. Faktor eksternal yaitu faktor dari luar individu yang terdiri dari faktor keluarga, sekolah dan faktor masyarakat.

Salah satu solusinya adalah

dengan menerapkan model

(5)

untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing

Ada beberapa tipe model pembelajaran kooperatif yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran matematika diantaranya adalah model pembelajaran koopertaif tipe Number Head Together (NHT) yaitu model kooperatif yang dapat meningkatkan kerjasama diantara siswa, sebab dalam pembelajaran siswa ditempatkan dalam satu kelompok untuk berdiskusi, meningkatkan tanggung jawab siswa bersama, sebab masing-masing kelompok diberi tugas yang berbeda untuk dibahas, serta melatih siswa untuk menyatukan pikiran, karena Number Head Together (NHT) mengajarkan siswa untuk menyatukan persepsi dalam kelompok. Selain NHT ada juga model pembelajaran tipe Student Teams Achievement Division (STAD) yaitu model kooperatif yang dapat meningkatkan kerja sama siswa, sebab dalam pembelajarannya siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi satu kelompok, membuat suasana belajar lebih menyenangkan karena siswa dikelompokkan dalam kelompok yang heterogen. Jadi siswa tidak mudah bosan mendapatkan kawan atau teman baru dalam pembelajaran. Kedua model ini sama-sama baik dalam proses pembelajaran kooperatif, namun disini akan diteliti mana yang lebih baik apabila diajarkan oleh kedua kelas yang berbeda.

Berdasarkan uraian yang telah disajikan penulis berupaya untuk mengungkapkan Apakah terdapat perbedaan hasil belajar matematika

siswa menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan tipe Number Heads Together

(NHT) pada siswa kelas VII SMP YPS Swakarya Salapian Tahun Pelajaran 2016/2017.

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan tipe Number Heads Together

(NHT) pada siswa kelas VII SMP YPS Swakarya Salapian Tahun Pelajaran 2016/2017.

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah: Bagi guru, dapat sebagai bahan masukan untuk dapat memilih model pembelajaran yang lebih baik dalam pembelajaran matematika yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Bagi siswa, dapat sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan siswa dan mengaktifkan siswa dalam belajar serta dapat menjalin hubungan yang lebih baik diantara siswa

sehingga dapat meningkatkan

komunikasi dan hasil belajar dalam pembelajaran matematika. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk dapat menerapkan model pembelajaran yang lebih baik tepat dalam kegiatan belajar mengajar disekolah pada masa yang akan datang.

TINJAUAN PUSTAKA 1. Hasil Belajar

Menurut Bloom dalam Daryanto (2010:217) tiga ranah hasil belajar yaitu kognitif, efektif, dan psikomotor. Untuk aspek kognitif Bloom menyebutkan enam tingkatan yaitu : pengetahuan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ahmadi dan Rohani dalam

Nirwansyah (2010:9) juga

(6)

c. Prosedur pelaksanaan test yang dimiliki prinsip-prinsip test hasil belajar, yaitu : bahan-bahan yang mencakup dalam pengajaran.

direncanakan sesuai dengan penggunaan khusus hasil test Ibrahim dalam Risnawati (2008:22) mengemukakan pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran dengan mengelompokkan siswa kedalam kelompok kecil. Setiap lemah. Anggota kelompok saling belajar bersama untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik.

3. Model Pembelajaran Koopratif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division)

STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kelompok yang paling awal ditemukan. STAD dikembang oleh Robert.E.Slavin dan teman-temannya di Universitas Jhon Hopkins dan merupakan pembelajaran kooperatif yang palingsederhana.

Menurut Slavin dalam Trianto menyatakan bahwa pada STAD siswa ditempatkan pada suatukelompok beranggota 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastika bahwa seluruh anggota tim telah menguasasi pelajaran tersebut. Kemudian seluruh siswa diberiksn tes tentang materi tersebut pada tes ini mereka tidak diperboleh saling membantu.

4. Model Pembelajaran Koopratif Tipe NHT (Number Heads Together)

Model pembelajaran NHT dapat dijadikan alternatif variasi model pembelajaran dengan membentuk kelompok heterogen, setiap kelompok beranggota 3-5 orang siswa, setiap anggota memiliki satu nomor yang berbeda. Kemudian guru mengajukan pertanyaan untuk didiskusikan bersama dalam kelompok dengan menunjukkan salah satu nomor mewakili kelompok diungkapkan oleh Imas dan Berlin (2015:29)

(7)

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua variabel yaitu, variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau disebut variabel X, yang menjadi variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD

(Student Teams Achievement Division)

dan NHT (Number Heads Together) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau disebut variabel Y, yang menjadi variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitan

Penelitian menggunakan model koopratif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dikelas eksperimen A dan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Number Heads Together) di kelas eksperimen B. Sebelum dilakukan penelitian, kedua kelas tersebut diberi pretest, tujuannya untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan pembelajaran.

1. Data Nilai Pretest Kelas STAD dan Kelas NHT

Pretest adalah soal tes yang diberikan kepada siswa sebelum diberikan perlakuan pembelajaran. Berdasarkan data hasil pretest yang diberikan di kelas eksperimen A (STAD) dan di kelas eksperimen B (NHT). Untuk lebih jelasnya, data hasil belajar matematika siswa kelas STAD dan kelas NHT disajikan dalam tabel statistik deskriptif sebagai berikut:

Tabel 4.1Data Nilai Pretest Siswa Kelas STAD dan Kelas NHT

N Ukuran Pretest

o Statistik STADKelas KelasNHT 1 Nilai Maksimum 50 50

2 Nilai Minimum 17 17 3 Rata-Rata 36,17 37,50 4 Simpangan Baku 12,92 14,05 5 Varians 166,85 197,48

Secara visual penyebaran data prestasi belajar matematika siswa kelas eksperimen A yang menggunakan model pembelajaran koopratif tipe STAD

(Student Teams Achievement Division)

dan kelas eksperimen B yang menggunakan model pembelajaran koopratif tipe NHT (Number Heads Together) dapat dilihat dalam diagram batang perbedaan nilai rata-rata, simpangan baku, dan varians pretest

kelas STAD dan kelas NHT sebagai berikut :

0 50 100 150 200 250

STAD NHT

1. Data Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Posttest adalah soal tes yang diberikan kepada siswa setelah diberikan perlakuan pembelajaran. Berdasarkan data hasil posttest yang diberikan di

2. Data Nilai Posttest Kelas STAD dan Kelas NHT

(8)

jelasnya, data hasil belajar matematika siswa kelas STAD dan kelas NHT disajikan dalam tabel statistik deskriptif sebagai berikut:

Tabel 4.2 Data Nilai Posttest Siswa Kelas STAD dan Kelas NHT

N 4 SimpanganBaku 7,42 5,67 5 Varians 55,00 32,142

Secara visual penyebaran data prestasi belajar matematika siswa kelas eksperimen A yang menggunakan koopratif tipe STAD dan kelas eksperimen B yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat dilihat dalam diagram batang perbedaan nilai rata-rata, simpangan baku, dan berupa tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dilakukan untuk membuktikan hipotesis penelitian

Analisis data hasil penelitian yang berupa tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dilakukan untuk membuktikan hipotesis penelitian yang telah diajukan.Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yang berupa uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil uji prasyarat analisis hingga pengujian hipotesis akan dipaparkan sebagai berikut:

Uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors. Uji Liliefors digunakan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika memenuhi kriteria L0 < Ltabel

diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu. Maka

dinyatakan populasi tersebut

berdistrubusi normal. Hipotesis yang diajukan dan akan diuji dalam uji

STAD 0,1469 0,1477 TerimaH

0

STAD 0,0853 0,1477 TerimaH

(9)

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Homogenitasdengan

Uji Fisher

Pengujian Hipotesis, Setelah uji prasyarat, maka didapat bahwa kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Pengujian hipotesis digunakan uji-t. Uji-t ini digunakan unUji-tuk mengeUji-tahui adanya perbedaan hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan NHT dengn hipotesis : Ho :

μ

1 =

μ

2

Ha :

μ

1

μ

2

Tabel 4.5 Hasil pengujian Hipotesis Penelitian

´

X

thitung ttabel Kesimpula n STAD NHT

89,84 86,50 5,110 1,994 Tolak Ho

Dari data posttest diatas diperoleh thitung

=5,110 dan ttabel =1,994 dengan

α

=

0,05 dengan kriteria pengujian tolak Ho jika thitung >ttabel. Ini berarti bahwa Ho

ditolak dan Ha diterima.

a. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian yang dilakukan di SMP YPS Swakarya Salapian. Model pembelajaran kooperatif Tipe STAD

(Student Teams Achievement Divison)

yang melalui 6 fase yaitu: menyampaikan tujuan dan memotivasi

siswa, menyajikan informasi,

mengorganisasikan siswa dalam

kelompok-kelompok belajar,

membimbing kelompok bekerja dan belajar, evaluasi, dan memberi penghargaan. Dan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Number Heads Together) melalui 6 fase yaitu : menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa,menyampaikan informasi, penomoran, mengajukan pertanyaan, berpikir bersama dan menjawab. Sebelum melakukan penelitian, peneliti

memberikan pretest terlebih terdahulu dikelas eksperimen A (STAD) dan kelas eksperimen B (NHT). Hal itu dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal

siswa sebelum diberikannya perlakuan. Berdasarkan analisis pretest, hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata (

X

´

) untuk kelas STAD adalah 36,17 dengan simpangan baku adalah 12,92. Sementara nilai rata-rata (

X

´

) kelas NHT adalah 37,50 dengan simpangan baku adalah 14,05. Sehingga dari analisis pretest kelas STAD diperoleh L0 = 0,1469 sedangkan Lt =

0,1477. Ini menunjukkan bahwa diperoleh L0 < Lt pada uji normalitas,

sementara itu analisis data awal pretest

kelas NHT diperoleh L0 = 0,1349

sedangkan Lt = 0,1477. Ini menunjukkan

bahwa diperoleh L0 < Lt pada uji

normalitas. Uji homogenitas juga menunjukkan hasil yang sama seperti uji normalitas. Jadi kesimpulannya adalah kedua kelas berasal dari kondisi yang sama dan dapat diberi perlakuan, yaitu kelas eksperimen A diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division)dan kelas eksperiemen B dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Number Heads Together).

Proses pembelajaran selanjutnya kelas eksperimen A mendapat perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division)dan untuk kelas eksperimen B dengan model pembelajaran kooperatif

tipe NHT (Number Heads

Together).Setelah proses pembelajaran berakhir, kelas eksperimen A dan kelas eksperimen B diberi posttest.

Data Kelom

(10)

Berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan diperoleh nilai rata- rata kelas eksperimen A (STAD) adalah 89,84 dengan simpangan baku adalah 7,42. Sementara nilai rata-rata kelas eksperimen B (NHT) 86,50 dengan simpangan baku adalah 5,67. Sehingga dari analisis data akhir (posttest) kelas STAD diperoleh L0 = 0,0853 sedangkan

Lt = 0,1477. Ini menunjukkan bahwa berasal dari kondisi yang sama.

Berdasarkan uji-t diperoleh ttabel

= 1,994, sementara berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan diperoleh thitung = 5,110. Dari perhitungan

terlihat bahwa thitung > ttabel (5,110 >

1,994) maka hipotesis yang diajukkan diterima.

Tentu saja hal ini berkaitan dengan perlakuan yang diberikan pada kedua kelas. Pada kelas STAD guru lebih banyak memberikan bimbingan kepada siswa, guru membentuk kelompok belajar dan membimbing siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran, setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, dan guru akan memberikan penghargaan untuk kelompok terbaik. Sementara pada kelas NHT guru melakukan hal yang tidak jauh berbeda dengan kelas STAD hanya saja dalam pembelajarannya NHT tidak membimbing sedetail STAD karena lebih diharapkan kemandirian siswa.

Berdasarkan uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa “Terdapat perbedaan antara hasil belajar matematika siswa

dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) dengan tipe Number Heads Together (NHT) di

kelas VII SMP YPS Swakarya Salapian tahun pelajaran 2016/2017”.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan kooperatif tipe Number Heads Together

(NHT) pada siswa kelas VII SMP YPS Swakarya Salapian Tahun Pelajaran 2016/2017.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan di atas maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi siswa diharapkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Guru dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) ssat mengajarkan materi Aritmatika Sosial sehingga mempermudah dan membantu siswa dalam memahami dan menguasai pelajaran.

3.Bagi peneliti selanjutnya, sebagai tambahan wawasan tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams Achievement Division

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto.Belajar dan Mengajar.

Cetakan I, Bandung: Yrama Widya. 2010

Hutagalung, Nirwansyah.Tujuan Penelitian.Sibolga : Karya Tulis Ilmiah. 2006

Kurniasih Imas. Sani Berlin.Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013 .Yogyakarta : Kata pena.2015

Risnawati. Strategi Pembelajaran Matematika. Pekan Baru:Suska Pres. 2008

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.2010

Trianto. Mendesain Model

Pembelajaran Inovatif: Konsep, Landasan dan Implementasinya

pada KTSP, Jakarta:

(12)

Gambar

Tabel 1. Hasil Ulangan Harian siswa
GAMBAR 1.1 Tes Awal
Tabel 4.1Data Nilai Pretest Siswa
Tabel 4.2 Data Nilai Posttest Siswa
+2

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : (i) menganalisis korelasi antara uang dan siklus bisnis di Indonesia sebelum dan setelah krisis ekonomi, (ii) mengetahui faktor apa

Untuk dapat melihat lebih dalam melihat lebih dalam lagi bagaimana suatu ruang publik secara teoritis berjalan, habermas memiliki beberapa teori, di antara yang terpenting

Pendapatan usaha penangkapan ikan oleh nelayan Desa Pecangaan secara berurutan mulai dari yang terbesar yaitu musim biasa, musim puncak dan musim paceklik. Pendapatan

86 Siti Arbainah 4052760662210113 Sejarah Kebudayaan Islam MIS DURIAN LUNJUK Hulu Sungai Tengah ASRAMA HAJI BANJARBARU. 87 Ichsan Sugiharto 8460758659200012 Sejarah Kebudayaan Islam

Alm Ayah dan Ibu yang tercinta, terima kasih atas segala doa, kasih sayang, pengorbanan, semangat, dan dukungan kalian kepadaku sehingga aku dapat menempuh perkuliahan

(3) Rekonsiliasi data transaksi pembayaran pajak daerah dan retribusi daerah dapat dilakukan secara periodik dan/atau setiap hari pada akhir hari kerja layanan

Pengambilan subyek dilakukan dengan teknik non random sampling jenis purposive sampling karena pemilihan subyek di dasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu

Penelitian ini menganalisis tentang peramalan nilai ekspor sektor pertanian, industri, peertambangan, agregat ketiga sektor Indonesia pasca krisis keuangan Eropa dan