• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYEBAB SERTA DAMPAK NEGATIF KEMISKINAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENYEBAB SERTA DAMPAK NEGATIF KEMISKINAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENYEBAB SERTA DAMPAK NEGATIF KEMISKINAN

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA PELAJARAN

BAHASA INDONESIA

DISUSUN OLEH : 1. ARCHAM. RIFA’I. 2. NAUFAL. MUHAMMAD. 3. NURUL. RETNO. WULANDARI. MADRASAH ALIYAH NEGRI 2 JAKARTA

(2)

Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah. S.W.T yang telah memberikan nikmat sehat sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia semester 2 di tahun ajaran 2016/2017, dengan judul “PENYEBAB SERTA DAMPAK NEGATIF KEMISKINAN”. Dengan membuat tugas ini kami mengharapkan dapat mampu lebih mengerti sesama terhadap orang yang lebih membutuhkan sehingga tidak banyak terjadi kemiskinan di sekitar kita .

Kami mengucapkan terimakasih kepada Kepala Madrasah Aliyah Negri 2

Jakarta, Ibu Nurlaelah, ibu bapak wakil kesiswaan, serta Ibu Lathifah. Tunain,

selaku guru Bahasa Indonesia dan selaku pembimbing dalam penyelesaian

makalah ini.

Kami mengakui, dalam pengerjaan makalah ini, kami masih banyak

kekurangan, dan kesalahan. Oleh karena itu kami masih harus belajar lagi.

Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini dapat berguna bagi kita

semua.

Jakarta, 22 Maret 2017.

(3)

DAFTAR ISI.

Kata pengantar

Daftar isi

BAB 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Manfaat Penelitian

BAB II Pembahasan.

2.1 Pengertian Kemiskinan

2.2 Penyebab Kemiskinan

2.3 Dampak Kemiskinan

2.4 Cara Mencegah Kemiskinan

BAB III Kesimpulan dan Saran.

3.1Kesimpulan 3.2Saran Daftar Pustaka

(4)

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kemiskinan adalah segmentasi tingkat pendapatan terendah dari warga masyarakat dalam sebuah entitas negara. Dalam tinjauan ekonomi, kemiskinan adalah sebuah ketidakberdayaan dalam memenuhi kebutuhan hajad hidup secara layak. Disuatu negara pasti memiliki masalah dengan kemiskinan, salah satunya di Indonesia.

Faktor utama penyebab kemiskinan adalah kebodohan. Minimnya pengetahuan dan kesadaran akan pendidikan membuat manusia tak mampu bersaing untuk bertahan hidup.

Masih banyak orangtua yang masih kurang sadar betapa pentingnya pendidikan untuk masa depan anaknya. Orangtua berpikiran, anaknya lebih baik membantunya di ladang dibangdingkan harus belajar di sekolah.

Berdasrkan kondisi diatas, kami menyusun makalah ini untuk mengingatkan kepada masyarakat akan pentingnya pendidikan guna mencegah kemiskinan dimasa yang akan datang.

1.2 RUMUSAN MASALAH.

Berdasaran latar belakang diatas, maka masalah-masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:

Tujuan makalah disusun adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui penyebab kemiskinan. b. Untuk mengetahui dampak kemiskinan.

c. Untuk mengetahui cara mencegah dan menanggulangi kemiskinan. 1.4 MANFAAT PENELITIAN

(5)

adanya kemiskinan tersebut. Itu saja manfaat singkat dari penulisan kami kurang lebihnya kami mohon maaf.

BAB II PEMBAHASAN.

2.1 Pengertian Kemiskinan.

(6)

Sementara pengertian kemiskinan menurut para ahli adalah sebagai berikut:

Makna kemiskinan menurut Suparlan (2004:315) kemiskinan sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang rendah ini secara langsung nampak pengaruhnya terhadap tingkat keadaan kesehatan, kehidupan moral dan rasa harga diri mereka yang tergolong sebagai orang miskin.

Menurut Ritonga (2003:1) memberikan definisi bahwa kemiskinan adalah kondisi kehidupan yang serba kekurangan yang dialami seorang atau rumah tangga sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan minimal atau yang layak bagi kehidupannya. Kebutuhan dasar minimal yang dimaksud adalah yang berkaitan dengan kebutuhan pangan, sandang, perumahan dan kebutuhan sosial yang diperlukan oleh penduduk atau rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak.

2.2 PENYEBAB KEMISKINAN.

Faktor utama penyebab kemiskinan adalah kebodohan, namun ada beberapa faktor yang menyebabka kemiskinan, diantranya adalah:

1. Rendahnya kualitas angkatan kerja.

2. Akses yang sulit terhadap kepemilikan modal.

3. Rendahnya masyarakat terhadap penguasaan teknologi.

4. Penggunaan sumber daya yang tidak efisien.

5. Tingginya pertumbuhan penduduk.

Nugroho & Dahuri, 2004: 165 – 168 menyatakan kemiskinan merupakan kondisi absolut dan relatif yang menyebabkan seseorang atau kelompok

(7)

natural disebabkan keterbatasan kualitas sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Kemiskinan struktural disebabkan secara langsung maupun tidak langsung oleh berbagai kebijakan, peraturan, keputusan dalam pembangunan, kemiskinan ini umunya dapat dikenali dari transformasi ekonomi yang berjalan tidak seimbang. Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang lebih banyak disebabkan sikap individu dalam masyarakat yang mencerminkan gaya hidup, perilaku, atau budaya yang menjebak dirinya dalam kemiskinan. Dengan kata lain seseorang dikatakan miskin jika tingkat pendapatannya tidak memungkinkan orang tersebut untuk mentaati tata nilai dan norma dalam masyarakatnya.

Terdapat dua cara untuk mengukur tingkat kemiskinan, pertama pendekatan yang memandang kemiskinan dalam suatu ukuran yang bersifat mutlak yang bermuara atau berwujud sebagai garis, titik, atau batas kemiskinan. Seseorang atau masyarakat yang tidak mampu keluar dari ukuran-ukuran tersebut

dikelompokan sebagai miskin. Ukurannya antara lain berupa tingkat pendapatan, pengeluaran atau konsumsi, atau kalori seseorang atau keluarga dalam satu waktu tertentu dan hal-hal yang disetarakan dengan ukuran tersebut. Pendekatan ini lebih mudah diterapkan karena hanya membandingkan saja dengan batasan yang dikehendaki (Nugroho & Dahuri, 2004 : 169). Kemiskinan ini dapat diartikan pula sebagai suatu keadaan dimana tingkat pendapatan dari suatu orang tidak

mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, seperti pangan, sandang, pemukinan, kesehatan dan pendidikan. Besarnya atau dimensi masalah

kemiskinan absolut tercermin dari jumlah penduduk yang tingkat pendapatan atau tingkat konsumsinya berada di bawah “tingkat minimum” yang telah ditetapkan (Ahluwalia, 1974 : 10 dalam Wie, 1981 : 6).

2.3 DAMPAK KEMISKINAN.

(8)

Pengangguran merupakan dampak dari kemiskinan, berhubung pendidikan dan keterampilan merupakan hal yang sulit diraih

masyarakat, maka masyarakat sulit untuk berkembang dan mencari pekerjaan yang layak untuk memenuhi kebutuhan. Dikarenakan sulit untuk bekerja, maka tidak adanya pendapatan membuat pemenuhan kebutuhan sulit, kekurangan nutrisi dan kesehatan, dan tak dapat memenuhi kebutuhan penting lainnya. Misalnya saja harga beras yang semakin meningkat, orang yang pengangguran sulit untuk membeli beras, maka mereka makan seadanya. Seorang pengangguran yang tak dapat memberikan makan kepada anaknya akan menjadi dampak yang buruk bagi masa depan sehingga akan mendapat kesulitan untuk waktu yang lama.

Kriminalitas merupakan dampak lain dari kemiskinan. Kesulitan mencari nafkah mengakibatkan orang lupa diri sehingga mencari jalan cepat tanpa

memedulikan halal atau haramnya uang sebagai alat tukar guna memenuhi kebutuhan. Misalnya saja perampokan, penodongan, pencurian, penipuan, pembegalan, penjambretan dan masih banyak lagi contoh kriminalitas yang bersumber dari kemiskinan. Mereka melakukan itu semua karena kondisi yang sulit mencari penghasilan untuk keberlangsungan hidup dan lupa akan nilai-nilai yang berhubungan dengan Tuhan. Di era global dan materialisme seperti sekarang ini tak heran jika kriminalitas terjadi dimanapun.

Putusnya sekolah dan kesempatan pendidikan sudah pasti merupakan dampak kemiskinan. Mahalnya biaya pendidikan menyebabkan rakyat miskin putus sekolah karena tak lagi mampu membiayai sekolah. Putus sekolah dan hilangnya kesempatan pendidikan akan menjadi penghambat rakyat miskin dalam menambah keterampilan, menjangkau cita-cita dan mimpi mereka. Ini

menyebabkan kemiskinan yang dalam karena hilangnya kesempatan untuk bersaing dengan global dan hilangnya kesempatan mendapatkan pekerjaan yang layak.

Kesehatan sulit untuk didapatkan karena kurangnya pemenuhan gizi sehari-hari akibat kemiskinan membuat rakyat miskin sulit menjaga kesehatannya. Belum lagi biaya pengobatan yang mahal di klinik atau rumah sakit yang tidak dapat dijangkau masyarakat miskin. Ini menyebabkan gizi buruk atau banyaknya penyakit yang menyebar.

(9)

Untuk mencegah kemiskinan dapat dilakukan beberapa upaya sebagai berikut:

1. Memperluas lapangan kerja

Cara yang satu ini cukup ampuh dalam mengatasi masalah kemiskinan yang ada dengan cara mengurangi jumlah tingkat pengangguran yang kian bertambah dari tahun ke tahun. Pemerintah harus menyediakan lapangan kerja lebih banyak lagi di setiap wilayah tertentu, dimana wilayah itu sedang kekurangan lapangan pekerjaan. Dengan kata lain, diharapkan pemerintah mampu dalam memenuhi jumlah pelamar kerja agar sebanding dengan lapangan kerja yang tersedia.

Pemerintah dapat membangun industri besar, perusahaan, apartemen, hotel, rumah makan, dan sebagainya yang tentu membutuhkan tenaga kerja. Dengan adanya lapangan pekerjaan yang cukup, seseorang bisa bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari anggota keluarganya.

2. Memberi bantuan pendidikan secara gratis

Dalam hal edukasi, pemerintah telah mengadakan program bantuan pendidikan berupa wajib belajar sembilan tahun bagi masyarakat yang tidak mampu. Di samping itu, pemerintah juga perlu memberi keringanan biaya iuran bulanan sekolah kepada siswa yang orang tuanya merasa kurang mampu. Dengan itu, masalah putus sekolah dapat diatasi sehingga pada suatu saat nanti siswa yang telah lulus tersebut dapat leluasa mencari pekerjaan karena dia telah memiliki kemampuan dan ketrampilan di dunia kerja.

3. Memberi fasilitas yang memadai dan subsidi gratis

Pemerintah sebaiknya membantu dalam memberi fasilitas yang merata di setiap wilayah. Pemberian fasilitas tersebut dapat diwujudkan dengan melengkapi sejumlah sarana dan prasarana yang dinilai kurang atau masih belum cukup keberadaannya. Setelah fasilitas terpenuhi, diharapkan masyarakat dapat hidup layak dan sejahtera.

Selain itu, Pemerintah juga perlu memberikan subsidi gratis kepada

masyarakat yang membutuhkan. Subsidi ini dapat berupa barang pokok/sembako yang diberikan secara gratis kepada masyarakat yang kurang mampu. Pemberian sembako secara gratis dapat memberikan keringanan kepada sejumlah masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.

4. Lakukan hal yang inovatif dan kreatif

(10)

bersenang-senang atau hanya diam di rumah saja tanpa melakukan sesuatu yang bermanfaat. Hal inilah yang menyebabkan angka pengangguran kian meningkat.

Daripada melakukan hal-hal semacam itu, lebih baik lakukanlah kegiatan yang bermanfaat. Kegiatan itu dapat berupa hal-hal yang inovatif dan kreatif, seperti membuat kerajinan dari barang bekas. Hasil karya yang diperoleh dari kerajinan itu, dapat kita jual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

5. Membuka lapangan kerja sendiri

Dalam usaha untuk mencegah kemiskinan, kita dapat berinisiatif untuk membuka usaha sendiri, seperti warung makan sederhana, restoran, tempat penginapan, toko roti, dan lain sebagainya. Tentunya, jika kita membuka usaha, maka akan membutuhkan sejumlah tenaga kerja sebagai penggerak jalannya suatu usaha kita. Dengan itu, orang-orang yang mencari kerja akan membutuhkan permintaan kerja kepada kita. Dengan cara inilah, pengangguran yang merupakan faktor utama kemiskinan dapat dikurangi jumlahnya.

BAB III

(11)

3.1 KESIMPULAN.

Kemiskinan adalah segmentasi tingkat pendapatan terendah dari warga masyarakat dalam sebuah entitas negara. Dalam tinjauan ekonomi, kemiskinan adalah sebuah ketidakberdayaan dalam memenuhi kebutuhan hajad hidup secara layak. Disuatu negara pasti memiliki masalah dengan kemiskinan, salah satunya di Indonesia.

Faktor utama penyebab kemiskinan adalah kebodohan. Minimnya

pengetahuan dan kesadaran akan pendidikan membuat manusia tak mampu bersaing unruk bertahan hidup.

Pemerintah sudah berupaya untuk mengatasi masalah kemiskinan diantaranya:

1. Membuka lapangan pekerjaan. 2. Penyelenggaraan pendidikan gratis.

Melalui progam-program diatas, diharapkan masyarakat dapat memperoleh kehidupan yang lebih layak & dapat mecegah kemiskinan.

3.3 SARAN.

Dengan masih besarnya tingkat kemiskinan di Indonesia maka pemerintah harus lebih tanggap dalam mengatasi maslah ini. Karena seperti yang kita tau kemiskinan merupakan slah satu kpenyebab ketidak makmuran masyarakat Indonesia.

Dengan demikian kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia,harus berihak pada kaum miskin agar mereka tidak semakin tertindas dengan masalah kemiskinan yang mereka hadapi

Selain itu harusnya pemerintah Indonesia dapat memperbanyak sector-sektor usaha, sehingga angka pengangguran dapat ditekan karena seperti yang kita ketahui pengangguran merupakan salah satu penyebab kemiskinan.

DAFTAR PUSTAKA

(12)

https://laelyrakhmawati.wordpress.com/2014/04/21/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kemiskinan/

https://saefakipratiwi.wordpress.com/2012/03/08/dampak-kemiskinan/

www.qureta.com/post/mengatasi-kemiskinan-di-indonesia/

Referensi

Dokumen terkait

(Hukum Tata Negara dan Perundang-undangan) merupakan kajian hukum yang berkaitan dengan masalah politik, seperti pengatran dasar dan sistem negara, perundang-undangan

11 Fanny Khairul Putri Apertha, Zulkardi, dan Muhamad Yusup, Op.Cit ., hal.. memecahkan suatu masalah, dan dikemas dengan menarik. Bahan ajar yang akan didesain adalah

Cara yang paling afdhal jika anda mendapati 2 ayat yang mirip adalah dengan membuka mushaf pada setiap ayat yang mirip tersebut, lalu perhatikanlah perbedaan diantara kedua

Para ahli mengenai suatu bidang ilmu agama khususnya Hindu dapat dicari, diakses untuk selanjutnya dihubungi dan diajak berkomunikasi dalam rangka untuk

Suatu perubahan yang dikehendaki dapat timbul sebagai reaksii (yang direncanakan) terhadap perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan yang terjadi sebelumnya, baik

Darul Falah Pundung Nogotirto Gamping KH.. Inabah Sawahan Nogotirto

Tahapan proses yang dilakukan pada kedua data tersebut adalah dengan melakukan proses segmentasi diawali dengan threshold kombinasi dan Adaptive thresholding, untuk

Melalui kegiatan pelatihan ini masyarakat Kelurahan Harjosari II memiliki keterampilan membuat briket arang sehat dengan memanfaatkan sampah organik sebagai bahan