• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN GURU DALAM MEMANFAATKAN MEDIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEMAMPUAN GURU DALAM MEMANFAATKAN MEDIA"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Oleh:

SUHARNO ISMAIL NIM 10.2.3.006

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

(2)

ii

Peneliti

Suharno Ismail 10.2.3.006

Memanfaatkan Media Komputer Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 9 Manado” ini adalah benar hasil karya peneliti sendiri. Jika kemudian hari terbukti bahwa ini merupakan duplikasi, tiruan, plagiasi, atau

dibuatkan oleh orang lain, maka skripsi dan gelar yang diperoleh batal demi

hukum

(3)

iii

Mengetahui,

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Manado

Dr. Muh. Idris, M.Ag NIP :197105152002121002 Islam pada Fakultas Tarbiyah IAIN Manado, yang telah diuji dan dipertahankan dalam

siding Munaqasyah yang di selenggarakan pada tanggal 8 Oktober Tahun 2015 M

bertepatan dengan 24 Dzulhijjah 1436 H, dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah

satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam dengan perbaikan

seperlunya

Manado,8 Oktober 2015 M

24 Dzulhijjah 1436 H

DEWAN PENGUJI

Ketua : Dr. Muh. Idris, M.Ag (………..)

Sekretaris : Feiby Ismail, M.Pd (………...)

Penguji I : Sahari, M.Pd. (………...)

Penguji II : Ismail K. Usman, M.Pdi. (………...)

Pembimbing I : Drs. Kusnan, M.Pd. (………...)

(4)

iv

hidayah-Nya kepada kita semua sehingga dapat beraktivitas dengan baik, Tak lupa

shalawat serta salam kita haturkan kepada Nabiyullah, Rasulullah Muhammad

saw yang telah membawa kita dari alam kejahiliaan hingga sampai dengan alam

yang penuh ilmu pengetahuan dan teknologi.

Di dalam penyusunan skripsi ini, Peneliti menyadari banyaknya kendala

dan rintangan yang dihadapi, baik yang bersifat teknis maupun non-teknis. Namun

berkat doa, motivasi dan kontribusi dari berbagai pihak, maka kendala dan

rintangan yang menghadang tersebut mampu terlewati dan teratasi dengan baik.

Maka pada kesempatan kali ini, penyusun menghaturkan ucapan terima

kasih kepada:

1. Ibu Dr. Rukmina Gonibala, M.Si, selaku Rektor IAIN Manado.

2. Bapak Dr. Yasin Jetta, M.Si selaku Wakil Rektor I, Dr. Yusno Abdullah Otta,

M.Ag selaku Wakil Rektor II, dan Ibu Dr. Evra Wilya M.HI selaku Wakil

Rektor III.

3. Bapak Dr. Muhamad Idris M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah, Bapak Drs.

Mohamad S. Rahman M.Pd.I selaku Wakil Dekan I, Bapak Sahari M.Pd.I

selaku Wakil Dekan II, Bapak Rizal Arsyad M.A selaku Wakil Dekan III

Fakultas Tarbiyah IAIN Manado.

4. Bapak Ishak Talibo, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam dan

(5)

v

6. Bapak Dr. Rivai Bolotio, M.Pd selaku Penasehat Akademik

7. Bapak Farha selaku Kepala Perpustakaan IAIN Manado beserta seluruh

staffnya.

8. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah memberikan

ilmunya selama ini kepada penulis dan segenap Civitas Akademika IAIN

Manado tidak dapat disebut satu persatu oleh penulis

9. Dra. Mediatrix Ngantung selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 9 Manado yang

telah menerima kehadiran penulis

10. Ustadz Supriadi, S.Ag., M.Pd.I dan para siswa di SMA Negeri 9 Manado yang

telah membantu dalam memberikan informasi dan pengumpulan data.

11. Kepada Kedua Orang Tua Tercinta, Ayahanda Djafar Ismail dan Nurheda

Amiruddin yang telah merawat, mendidik dan membesarkan penulis dengan

penuh cinta serta kasih sayang dan memenuhi semua kebutuhan penulis sejak

awal studi hingga menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas cinta yang

telah diberikan kepada penulis, semoga Allah SWT membalas semua kasih

sayang yang Ayah dan Ibu berikan kepada peneliti.

12. Kepada seluruh Keluarga penulis terutama untuk Dr. Hi. Yasin Jetta, M.Si dan

Nurasia Amiruddin, S.Hi yang telah memberikan izin untuk tinggal serta

memenuhi semua kebutuhan penulis sejak awal kuliah hingga bisa

(6)

vi

Peneliti

Suharno Ismail 10.2.3.006

13. Teman-teman seperjuangan STAIN Manado angkatan 2010 terlebih khusus

teman-teman PAI 1 yang telah melewati suka dan duka bersama, terutama

untuk Saudara Almunawar Bin Rusli, Rahmatias Jusuf, Abrari Ilham, Adithya

Makahenggeng, Haidar Saleh, Ishak Pomalingo, Munifa Paloa, Jirda Fajeria,

Sitti Nusi dan Farmitha Paputungan yang selalu memberikan motivasi dan

dukungan kepada penulis sehingga penulis dapat merampungkan penyusunan

skripsi ini.

Dengan demikian Penulis hanya bisa mendoakan semoga Allah SWT

membalas amal kebaikan semaunya dengan pahala yang berlipat ganda dan juga

semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua

Amin Ya Rabbal Alamin. Akhir kata semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat

bagi kita semua

(7)

vii

DAFTAR ISI………

ABSTRAK………...

vii ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………

B. Batasan dan Rumusan Masalah………

C. Pengertian Judul………

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian……….

1

7

7

9

BAB II KAJIAN TEORI

A. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran………..

2. Penggunaan Media dalam Pembelajaran………

3. Tujuan Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran………..

B. Information Comunication and Technologies (ICT)

1. Pengertian ICT………..

2. ICT dalam Pembelajaran………

3. Peran ICT dalam Pembelajaran……….

4. Strategi Pembelajaran Aktif dengan ICT………..

5. Dampak ICT dalam Pendidikan………

C. Pendidikan Agama Islam di Sekolah

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam………..

2. Landasan Pelaksaan Pendidikan Agama Islam………...

3. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Agama Islam………

D. Pemanfaatan Media Komputer dalam Pembelajaran PAI

1. Komputer sebagai Media Pembelajaran………

2. Peran Pendidik dalam Pemanfaatan Komputer……….

3. Kemampuan Guru dalam Menggunakan Komputer……….

(8)

viii BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian………...

B. Data dan Sumber Data………..

C. Instrument Penelitian………

D. Teknik Pengumpulan Data………

E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data………

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data………..

61 62 63 63 65 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Sekolah………

B. Hasil Penelitian

1. Penyusunan Program Pembelajaran Menggunakan Media

Komputer Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

Islam………

2. Proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam Menggunakan

Media Kompter………...

3. Hambatan penggunaan media komputer pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam………

C. Pembahasan Hasil Penelitian………

67

71

77

88

92

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……….

B. Saran–saran………..

103

104

(9)

ix Prodi : Pendidikan Agama Islam

Judul : Kemampuan Guru Dalam Memanfaatkan Media Komputer Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMA Negeri 9 Manado

Skripsi ini adalah sebuah karya ilmiah dengan judul “Kemampuan Guru

Dalam Memanfaatkan Media Komputer Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

Islam Di SMA Negeri 9 Manado”. Alasan penulis mengangkat judul ini karena penulis ingin mengetahui bagaimana kemampuan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 9 Manado dalam memanfaatkan komputer sebagai media pembelajaran. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif.

Berdasarkan hasil temuan penelitian dapat dikemukan bahwa cara menyusun program pembelajaran dengan menggunakan media komputer antara lain (1) guru memiliki landasan dalam penggunaan media komputer, (2) menyusun materi pelajaran berdasarkan silabus dan RPP, (3) Memperhatikan isi slide power point dan video yang akan disampaikan harus menarik dan tidak mengandung unsur SARA. untuk itu maka guru perlu memiliki kemampuan untuk mengoperasionalkan komputer dan memilih software yang sesuai untuk digunakan dalam pembelajaran

Proses pembelajaran dengan menggunakan komputer sebagai media pembelajaran diawali dengan absensi siswa, kemudian guru memberikan pengantar melalui slide power point kemudian masuk pada inti materi. Setelah menjelaskan inti materi guru juga membuat kelompok diskusi dan pada akhir pembahasan guru menampilkan video yang berkaitan dengan materi untuk mendukung penjelasan dan contoh yang sudah guru jelaskan. Untuk itu maka guru perlu memiliki kemampuan untuk melaksanakan proses pembelajaran melalui media komputer dan software yang digunakannya

Hambatan yang sering dialami oleh guru ketika menggunakan komputer sebagai media pembelajaran yaitu (1) ketersediaan listrik, (2) ketersedian koneksi untuk mengakses internet, (3) connector usb untuk menghubungkan flashdisk atau

hardisk external pada laptop, (4) adanya urusan lain yang harus diselesaikan guru.

(10)

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap

individu sepanjang masa hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya

interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat

terjadi di rumah, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, di tempat ibadah dan

di masyarakat, serta berlangsung denga cara apa saja, dari apa saja dan dari siapa

saja. Bahkan kemampuan orang untuk belajar ini merupakan salah satu ciri

penting yang membedakan manusia dengan makhluk lain.

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang

mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran

telah memerankan dirinya sebagai sumber belajar sehingga memungkinan

terjadinya proses pembelajaran secara mandiri oleh peserta didik.1Oleh karena itu

tiap-tiap pendidik perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran

agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar

mengajar.

Salah satu hal yang harus dimiliki oleh pendidik agar seseorang pendidik

mampu menjalankan tugasnya dengan profesional adalah kompetensi pendidik,

yang mampu mengikuti perkembangan zaman sehingga tidak ketinggalan.2 yaitu

mampu memanfaatkan media berbasis teknologi yang tersedia saat ini untuk

1 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.124

(11)

memudahkan dalam pembelajaran khususnya pembelajaran Pendidikan Agama

Islam.3

Dalam proses belajar-mengajar kehadiran media mempunyai arti yang

cukup penting. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan

melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat

dikonkretkan dengan kehadiran media pendidikan, dengan demikian anak

didik lebih mudah mencerna materi pelajaran dari pada tanpa bantuan media

pembelajaran. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan dan kerumitan

bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan

bantuan media.4

Dalam setiap proses pembelajaran masih sangat sedikit guru yang

merancang atau mendesain media pembelajaran pada Silabus dan RPP, sehingga

penggunaan media pembelajaran masih terkesan seadanya. Kondisi saat ini, masih

banyak guru yang menggunakan media pembelajaran sederhana yang kurang

menarik minat siswa dalam mengikuti pembelajaran, Banyak guru yang hanya

mengandalkan buku paket sebagai media pembelajarannya sehingga

mengakibatkan prestasi belajar rendah. Permasalahan pokok dan cukup mendasar

adalah sejauhmanakah kesiapan guru dalam penggunaan media pendidikan dan

pengajaran disekolah untuk pembelajaran siswa secara optimal sesuai dengan

tujuan pendidikan dan pengajaran.

3 Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 164.

(12)

Pada umumnya para guru memiliki beberapa alasan yang membuat

enggan untuk menggunakan media yaitu : (1) Menggunakan media Itu repot

karena mengajar dengan menggunakan media perlu persiapan. (2) Ada beberapa

guru yang takut dengan peralatan elektronik seperti takut kena setrum, takut

korsleting, takut salah tekan, takut error dan sebagainya. (3) Media yang di

gunakan dalam proses pembelajaran pada umumnya diangap sebagai hiburan

semata bagi murid. (4) Kurangnya ketersediaan media pembelajaran di sekolah.

(5) Kebiasaan memakai ceramah/bicara. (6) Kurangnya penghargaan dari pihak

sekolah. Masalah tersebut sering ditemui disekolah sehingga saat ini masih ada

guru yang belum bisa memanfaatkan dan menggunakan media dalam proses

pembelajaran terutama media pembelajaran yang berbasis ICT.

Semakin maju perkembangan masyarakat dan teknologi modern, maka

semakin berat tantangan yang dihadapi guru sebagai pendidik dan pengajar di

sekolah.5Kemajuan bidang pendidikan semakin hari bertambah jelas dipengaruhi

oleh penggunaan Information Comunication and Technology (ICT). Dalam

konteks pendidikan, penggunaan alat ini bukan saja mampu membantu

tugas-tugas pengurusan dan administrasi, tetapi juga berpotensi besar sebagai alat untuk

mengayakan lagi pengajaran dan pembelajaran bagi hampir semua mata pelajaran

dan tidak terkecuali mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).

Melalui penggunaan alat teknologi ini, suasana belajar mengajar menjadi

lebih menarik dan mempunyai potensi yang baik untuk meningkatkan kualitas

pengajaran dan pembelajaran. Hal ini didorong oleh kenyataan bahwa situasi

(13)

belajar mengajar di sekolah-sekolah sekarang berbeda dengan keadaan silam.

Keadaan ini juga mempengaruhi peranan dan tugas guru di sekolah. Guru harus

bisa menerima perubahan ini dan tidak lagi menganggap dirinya sebagai sumber

pengetahuan tunggal dalam kelas, karena siswa hari ini selalu mengikuti

perkembangan dengan pelbagai pengalaman melalui media-media komunikasi

yang canggih seperti komputer dan internet.

Melihat substansi pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK) yang baru ditetapkan dalam kurikulum 2013 (K-13) saat ini di butuhkan

sarana komputer yang memadai dan bermutu. Sarana pendidikan sebagai salah

satu komponen yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Karena dengan

sarana pendidikan yang lengkap dan bermutu kualitas pembelajaran akan semakin

baik, dan motivasi belajar siswa akan meningkat. Hal itu akan berakibat

meningkatnya daya serap yang pada akhirnya akan berpengaruh pada peningkatan

mutu pendidikan.6

Pada hakikatnya penggunaan teknologi pendidikan seperti komputer dalam

proses belajar mengajar oleh guru di dalam kelas mempunyai banyak keuntungan

apabila dibandingkan dengan metode konvensional yang banyak menyita waktu

guru, dan membuat peserta didik merasa bosan sehingga proses belajar mengajar

yang dijalankan tidak menarik akan tetapi monoton karena selalu menggunakan

metode yang sama setiap hari.

Mengingat teknologi informasi dan teknologi komunikasi semakin

mendapat perhatian dalam dunia pendidikan masa kini, guru - guru yang mengajar

6Dikutip dari

(14)

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, perlu menyambut tantangan ini dengan

menggunakan multimedia dalam proses belajar mengajar untuk memartabatkan

Pendidikan Agama Islam dalam era teknologi informasi.

Untuk merealisasikan harapan tersebut, guru - guru Pendidikan Agama

Islam harus siap lebih awal untuk menguasai kemahiran menggunakan multimedia

dan komputer. Karena pengajaran Pendidikan Agama Islam bukan hanya

melibatkan penyampaian fakta atau pengetahuan semata-mata tetapi lebih banyak

menekankan aspek amalan sebagai penghayatan kepada ilmu yang dipelajari.

Untuk memastikan proses belajar mengajar lebih berkesan, guru - guru

Pendidikan Agama Islam seharusnya memanfaatkan penggunaan alat teknologi

seperti komputer bagi merangsang pikiran peserta didik untuk belajar dan

meningkatkan pemahaman mereka. Oleh karena itu guru mempunyai

tanggungjawab dan tugas yang menantang agar dapat mengintegrasikan

penggunaan teknologi tersebut dalam proses pengajaran dan pembelajaran di

dalam kelas.

Dengan adanya teknologi multimedia dan komputer di sekolah guru bukan

hanya merasakan perubahan dalam peranannya, tetapi ia juga belajar bagaimana

caranya untuk mengajar menggunakan alat-alat teknologi baru,

pendekatan-pendekatan baru dan kemahiran baru. Karena dengan penggunaan multimedia dan

komputer dalam proses belajar mengajar khususnya Pendidikan Agama Islam,

dapat menciptakan proses pembelajaran yang interaktif, yaitu adanya hubungan

(15)

Penggunaan sistem Information and Communication Technology (ICT)

baik itu berupa internet, software sistem administrasi pendidikan, notebook dan

LCD projector dalam dunia pendidikan untuk saat ini sudah merupakan suatu

kebutuhan yang harus dipenuhi dalam dunia pendidikan untuk mencetak generasi

yang handal dan memiliki daya saing global. Oleh karena itu guru di era digital

sekarang ini sangat dituntut untuk menguasai ICT.

Tetapi pada kenyataannya kemampuan guru dalam memanfaatkan ICT

dalam pembelajaran masih sangat rendah. Rendahnya kemampuan guru dalam

menggunakan ICT ini dapat dilihat dari (1). Masih seditkit guru yang mengetahui

cara mengoperasikan komputer serta memahami fungsi dari setiap komponen

yang ada di dalam komputer. (2). Kurangnya pengetahuan guru tentang pemilihan

software yang sesuai untuk digunakan dalam pembelajaran. (3) Kurangnya

pengetahuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran melalui komputer

dan software yang digunakannya. (4) Kurangnya pemahaman guru mengenai

perbedaan perannya di dalam pembelajaran yang menggunakan komputer

dibandingkan dengan pembelajaran secara konvesional. (5). Kurangnya

pengetahuan guru tentang cara –cara mengatasi masalah yang akan timbul ketika

menggunakan komputer dalam pembelajaran. (6). Masih Sedikit guru yang peka

terhadap perkembangan teknologi terkini dan produk – produk terbaru untuk

memperluas wacana dan wawasannya tentang perkembangan teknologi

(16)

Berdasarkan uraian di atas, maka menurut peneliti masalah tersebut perlu

diangkat serta dilakukan penelitian berdasarkan fakta – fakta yang ada di

lapangan. oleh karena itu peneliti ingin mengkaji dan meneliti tentang

kemampuan guru dalam memanfaatkan media komputer pada proses

pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

B. Batasan dan Rumusan masalah

Untuk menghindari perluasan masalah dalam skripsi ini dan untuk

mempermudah pemahaman, maka peneliti membatasai masalah yang akan

diangkat hanya membahas tentang Kemampuan Guru Dalam Memanfaatkan

Media Komputer Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 9

Manado. Berdasarkan batasan masalah pada penelitian ini maka penulis

merumuskan masalah dengan bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana penyusunan program pembelajaran PAI dengan menggunakan

media komputer di SMA Negeri 9 Manado?

2. Bagaimana proses pembelajaran PAI menggunakan media komputer di

SMA Negeri 9 Manado?

3. Apa saja hambatan penggunan media komputer dalam pembelajaran PAI?

C. Pengertian Judul

Untuk menghindari kesalahpahaman pada judul, maka penulis

(17)

Media merupakan perantara atau pengantar pesan dari si pengirim pesan

kepada penerima pesan. Sedangkan media pembelajaran adalah sarana

komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau bahan pelajaran.7

Komputer adalah mesin penghitung elektronik yang cepat dan dapat

menerima informasi input digital, kemudian memprosesnya sesuai dengan

program yang tersimpan di memorinya, dan menghasilkan output berupaka

informasi.8

Pembelajaran merupakan suatu rangkaian kejadian, peristiwa dan kondisi

yang secara sengaja dirancang untuk mempengaruhi peserta didik sehingga proses

belajarnya berlangsung dengan mudah.9

Dengan demikian yang dimaksud kemampuan guru dalam memanfaatkan

media komputer dalam pembelajaran adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh

guru dalam menggunakan media komputer yang terdiri dari kemampuan untuk

menyusun program pembelajaran, kemampuan untuk menggunakan komputer

dalam pembelajaran, dan kemampuan untuk mengatasi hambatan ketika

menggunakan komputer.

7 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), h.121

8 Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (Bandung: Alfabeta, 2013), h.127

(18)

D. Tujuan dan Manfaat penelitian

Adapun tujuan penulis mengangkat masalah tesebut adalah :

1. Untuk mengetahui kemampuan guru dalam menyusun program pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan media komputer

2. Untuk mengetahui kemampuan guru dalam menggunakan media komputer

pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam

3. Untuk mengetahui hambatan dalam penggunaan media komputer pada

pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Maka dalam pembahasan ini penulis mengadakan penelitian lebih jauh

tentang hal –hal tersebut. Dari hasil penelitian ini penulis mengharapkan adanya

manfaat yang dapat diperoleh tidak hanya dari segi manfaat teori tetapi juga

mampu memberikan manfaat praktik bagi sekolah, institusi atau lembaga yang

menjadi objek penelitian. Manfaat itu antara lain :

1. Dapat menambah perbendaharaan dalam dunia penelitian di bidang

pendidikan

2. Dapat digunakan sebagai pedoman yang relevan dalam penelitian

selanjutnya, khususnya dalam pengembangan pembelajaran menggunakan

media komputer

3. Bagi sekolah maupun institusi atau lembaga pendidikan yang menjadi

objek penelitian ini diharapkan dapat melihat kembali program yang telah

dicanangkan selama ini agar dapat berjalan secara maksimal dengan

memperhatikan factor – factor yang urgen yang dapat mempengaruhi

(19)

4. Bagi pengelola sekolah agar dapat memperhatikan factor – factor yang

mempengaruhi efektifitas belajar siswa dalam mendapatkan kebutuhan

pendidikan

5. Bagi mahasiswa:

a. Memberikan pemahaman bahwa penggunaan media pembelajaran

dapat menjadi stimulus yang efetik dalam pembelajaran tanpa memilih

siapa objeknya, maka dibutuhkan kemampuan dalam mengoperasikan

media dari berbagai jenis agar nantinya dapat memilih dan menentukan

jenis media apa yang akan diterapakan dalam kelas sesuai dengan

objek yang diajari

b. Menyadarkan bahwa profesi tenaga pendidik yang akan disandangnya

nanti akan membawanya pada tuntutan kemampuan yang lebih

kompleks yang harus dimiliki terutama dalam perkembangan dan

kesuksesan peserta didik

6. Bagi para pendidik (Dosen) di IAIN Manado, semoga penelitian ini dapat

menjadi tambahan deretan saran untuk meningkatkan efektivitas belajar

mahasiswa yang tidak hanya terfokus pada kelas tapi juga mampu

menciptakan inovasi pembelajaran yang dapat memfasilitasi kebutuhan

(20)

1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin yakni medius dan merupakan bentuk

jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau

pengantar.1 Dalam bahasa arab media disebut sebagai wasail bentuk jamak dari

wasilah yakni sinonim al-wasth yang artinya juga “tengah”.2 kata “tengah” itu

sendiri berarti berada diantara dua sisi, maka disebut juga sebagai perantara

(wasilah) atau yang mengantarai kedua sisi tersebut. Karena posisinya berada

ditengah ia bisa juga disebut sebagai pengantar atau penghubung yakni

mengantarkan atau menghubungkan atau menyalurkan sesuatu hal dari sisi satu

ke sisi lainnya.

Gerlach & Ely 3 mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis

besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang

membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Dalam

pengertian ini guru, buku, teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara

lebih khusus pengertian media dalam proses belajar – mengajar cenderung

diartikan sebagai alat – alat grafis, photografis atau elektronis untuk menangkap,

memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

1Yusufhadi Miarso, Media Pembelajaran, (Jakarta: CV Rajawali, 1984), h. 47

2Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Press Group, 2013), h.6

(21)

Media merupakan perantara atau pengantar pesan dari si pengirim pesan

kepada penerima pesan. Sedangkan media pembelajaran adalah sarana

komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau bahan pelajaran.4

Dengan demikian media pembelajaran adalah media yang dirancang secara

khusus untuk meransang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik

sehingga terjadinya proses pembelajaran.

Media pembelajaran merupakan semua alat bantu atau benda yang

digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud untuk menyampaikan

pesan (informasi) pembelajaran dari sumber belajar (guru maupun sumber lain)

kepada penerima pesan dalam hal ini peserta didik. 5 pesan yang disampaikan

melalui media dalam bentuk isi (materi) pengajaran harus dapat diterima oleh

penerima pesan (peserta didik) sebagai penyaji dan penyalur pesan, media

pembelajaran dalam hal – hal tertentu bisa mewakili guru menyajikan informasi

belajar kepada siswa.

Media pembelajaran juga dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang

dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana

sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat

melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Media pembelajaran memiliki

peranan penting sebagai sarana untuk menyalurkan pesan pembelajaran.

4 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), h.121

(22)

2. Penggunaan Media dalam Pembelajaran

Pada awalnya media hanya berfungsi sebagai alat bantu dalam kegiatan

belajar- mengajar yakni berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual

kepada siswa dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan

mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana,

konkrit serta mudah dipahami.6 Dengan demikian media dapat berfungsi untuk

mempertinggi daya serap dan retensi anak terhadap materi pembelajaran.

Dalam usahan memanfaatkan media sebagai alat bantu, Edgar Dale

mengklasifikasikan pengalaman belajar anak mulai dari hal – hal yang paling

konkrit sampai kepada hal – hal yang dianggap paling abstrak. Klasifikasi

pengalaman tersebut diikuti secara luas oleh kalangan pendidik dalam

menentukan alat bantu apa yang seharusnya yang sesuai untuk pengalaman

belajar tertentu. Salah satu gambaran yang paling banyak yang dijadikan sebagai

landasan teori penggunaan media dalam proses belajar mengajar adalah Kerucut

Pengalaman Dale (Dale’sCone of Experience)7. Hal ini dapat dilihat dari gambar berikut:

6Yusufhadi Miarso, Teknologi Komunikasi Pendidian, (Jakarta: CV Rajawali, 1984), h. 5

(23)

Kerucut tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 90% dari yang peserta

didik menjalani pembelajaran dengan mengatakan dan melakukan, 70% dari yang

peserta didik mengatakan, 50% dari yang peserta didik melihat dan mendengar,

30% dari yang peserta didik melihat, 20% dari yang peserta didik mendengar, dan

hanya 10% dari yang peserta didik membaca.8

Kerucut pengalaman ini mengungkapkan bahwa pembelajaran secara

verbalisme atau ucapan dengan kata – kata (ceramah) merupakan pengalaman

belajar yang rendah. Untuk meningkatkan pengalaman belajar peserta didik, guru

perlu memberikan suatu variasi dalam pembelajaran dengan menggunakan media

pembelajaran tertentu, sehingga pengalaman belajar tersebut tidak terlalu abstrak.

Kerucut ini merupakan elaborasi yang rinci dari konsep tiga tingkatan

pengalaman. Hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung

(kongkret), kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang kemudian

melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal (abstrak). Semakin keatas

dipuncak kerucut semakin abstrak media penyampai pesan itu.

Tingkat keabstrakan pesan akan semakin tinggi ketika pesan itu

dituangkan ke dalam lambang – lambang seperti bagan, grafik, atau kata. 9 jika

pesan terkandung dalam lambang – lambang seperti itu, maka indera yang

dilibatkan untuk menafsirkannya semakin terbatas, yakni indera penglihatan atau

indera pendengaran.

8Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung: Alfabeta, 2010), h.69

(24)

Dasar pengembangan kerucut diatas bukanlah tingkat kesulitan, melainkan

tingkat keabstrakan, jumlah jenis indera yang turut serta selama penerima isi

pengajaran atau pesan. Pengalaman langsung akan memberikan kesan paling utuh

dan paling bermakna mengenai informasi dan gagasan yang tergantung dalam

pengalaman itu oleh karena ia melibatkan indera penglihatan, pendengaran,

perasaan, penciuman dan peraba. Hal ini dikenal dengan istilah learning by doing,

misalkan keikutsertaan dalam menyiapkan makanan, melakukan percobaan di

laboratorium dan lain –lain. Semua kegiatan tersebut memberi dampak langsung

terhadap perolehan dan pertumbuhan pengetahuan, ketrampilan dan sikap.

Hamalik10 mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam

proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,

membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar bahkan membawa

pengaruh–pengaruh psikologis terhadap siswa.

3. Tujuan Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Dalam pembelajaran, alat atau media pembelajaran diperlukan sebab

media pembelajaran memiliki peranan yang besar dan berpengaruh terhadap

pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan. Pengetahuan akan semakin

abstarak apabila pesan hanya disampaikan melalui kata verbal. Hal ini akan

memungkingkan terjadinya verbalisme, artinya siswa hanya mengetahu tentang

kata tanpa memahami dan mengerti makna yang terkandung di dalamnya. Hal

semacam ini akan menimbulkan kesalahan persepsi peserta didik. Oleh karena itu

(25)

sebaiknya peserta didik memiliki pengalaman yang kongkrit, pesan yang ingin

disampaikan benar–benar dapat mencapai sasaran dan tujuan.

Ada beberapa tujuan mengggunakan media pembelajaran, diantaranya

adalah:

1. Mempermudah proses belajar mengajar

2. Meningkatkan efisiensi belajar mengajar

3. Menjaga relevansi dengan tujuan belajar

4. Membantun konsentrasi peserta didik

5. Menumbuhkan minat belajar peserta didik11

Untuk mencapai tujuan penggunaan media pembelajaran maka

diharapkan dalam memilih media pembelajaran harus disesuiakan dengan

kebutuhan, situasi dan kondisi masing – masing. Selain tujuan, media

pembelajaran juga memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra

3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara peserta

didik dengan sumber belajar

4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan

kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya

5. Memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan

menimbulkan persepsi yang sama12

11 Nandang Kosasih & Dede Sumarna, Pembelajaran Quantum dan Optimalisasi kecerdasan, (Bandung : Alfabeta, 2013), h.208

(26)

Menurut Sumadi 13 secara umum manfaat media pembelajaran adalah

memperlancar interaksi antara guru dan siswa sehingga kegiatan pembelajaran

lebih efektif dan efisien. Sedangkan secara lebih khusus manfaat media

pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan.

Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antara guru

dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi antara

siswa dimanapun berada

2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.

Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan

warna, baik secara alami maupun secara manipulasi sehingga membantu guru

untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak

membosankan. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif. Dengan media akan

terjadinya komunikasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru

cenderung bicara satu arah

3. Efisensi dalam waktu dan tenaga

Dengan media pembelajaran tujuan belajar akan lebih mudah tercapai

secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus

menjelaskan materi ajaran secara berulang – ulang, sebab dengan sekali sajian

menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran.

4. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa

(27)

Media pembelajara dapat membantu agar siswa dapat menyerap materi

belajar lebih mendalam dan utuh. Bila dengan mendengar informasi verbal dari

guru saja, siswa kurang memahami pelajaran, tetapi jika diperkya dengan kegiatan

melihat, menyentuh, merasakan dan mengalami sendiri melalui media maka

pehaman siswa akan lebih baik. Media memungkinkan proses belajar dapat

dilakukan dimana saja dan kapan saja. Perlu kita sadari bahwa waktu belajar

disekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di luar lingkungan sekolah.

Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar.

Dalam belajar mengajar hal yang terpenting adalah proses, karena proses

inilah yang menentukan tujuan belajar akan tercapai atau tidak. Dengan adanya

media pembelajaran maka tradisi lisan dan tulisan dalam proses pembelajaran

dapat diperkaya dengan berbagai media pembelajaran.

Dengan tersedianya media pembelajaran maka guru dapat menciptakan

berbagai situasi kelas, menentukan metode pengajaran yang akan dipakai dalam

situasi yang berlainan dan menciptakan iklim emosional yang sehat diantara

peserta didik. Bahkan media pembelajaran ini dapat membantu guru untuk

membawa dunia luar ke dalam kelas. Dengan demikian ide yang abstrak bisa

menjadi kongkrit dan mudah dimengerti oleh peserta didik.

B. Information And Comunication Technologies (ICT) 1. Pengertian ICT

ICT mengandung pengertian yang luas, yaitu segala kegiatan yang terkait

(28)

media. 14 ICT merupakan teknologi digital atau analog yang memungkinkan

pengguna menciptakan, menyimpan, dan menampilkan informasi serta

mengkomunikasikan dalam jarak tertentu, yaitu komputer, televisi, laptop, radio,

kaset audio, kamera digital, handphone dan CD Interaktif.

ICT (Information and Communication Technology) atau yang lebih

dikenal dengan TIK (teknologi informasi dan komunikasi) adalah berbagai aspek

yang melibatkan teknologi, rekayasa dan teknik pengolahan yang digunakan

dalam pengendalian dan pemrosesan informasi serta penggunaannya, hubungan

komputer dengan manusia dan hal yang berkaitan dengan sosial, ekonomi dan

kebudayaan.15

Pengertian lainnya diungkapkan oleh Munir, bahwa teknologi informasi

dan komunikasi adalah studi atau penggunaan peralatan elektronika terutama

komputer, untuk menyimpan, menganalisis dan mendistribusikan informasi apa

saja,termasuk kata-kata, bilangan dan gambar.16

Dengan begitu, ICT mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan

teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan

dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan

informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan

dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari

14 Zainal Arifin & Adhi Setiyawan, Pengembangan Pembelajarna Aktif Dengan ICT, (Yogyakarta: Skripta, 2012), h. 88

15Dikutip dari

http://rachmatfatahillah.blogspot.co.id/2014/04/pengembangan-pembelajaran-pai-berbasis.htmlyang diakses pada tanggal 13 september 2015

(29)

perangkat yang satu ke lainnya. Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi

mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan

pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media. Oleh

karena itu teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep

yang tidak dapat terpisahkan.

Dalam menghadirkan fungsi teknologi asas praktis, efektif dan efisien

menjadi acuan utama. Artinya kalau kehadirannya justru menyulitkan dan

menambah beban materi dan waktu maka kehadiran TIK justru tidak ada gunanya.

Namun rasanya hal ini tidak akan terjadi di era informasi ini. Di mana perangkat

komunikasi nirkabel sudah merambah sampai ke pelosok pedesaan. Kehadiran

teknologi ini harus digunakan sebaik-baiknya dengan pengelolaan yang tepat.

Telah terjadi perubahan peranan guru. Guru tidak lagi berperan sebagai

satu-satunya sumber belajar (learning resources), akan tetapi guru lebih berperan

sebagai pengelola pembelajaran (manager of instruction). Dalam posisi semacam

ini, bisa terjadi guru dan siswa saling membelajarkan. Dengan demikian kalau

sekarang ada guru yang menganggap dirina paling pintar, paling menguasai

sesuatu, pendapatnya paling benar dan peserta didik dianggap tidak tahu apa–apa

adalah keliru. Bisa jadi peserta didik sekarang lebih mengetahui suatu hal dari

pada guru, karena peserta didik dapat mencari sumber informasi dan pengetahuan

dari berbagai media

Atas dasar ini perlu dikembangkan bentuk – bentuk pembelajaran aktif

(30)

(ICT). Tren pembelajaran aktif dan tren ICT dalam pendidikan telah menggejala

disetiap sekolah.

2. ICT dalam Pembelajaran

ICT yang berkembang sekarang ini memberikan pengaruh terhadap

berbagai aspek kehidupan, termasuk pada bidang pendidikan, khususnya dalam

proses pembelajaran.17 Terjadi perubahan dalam proses pembelajaran, yaitu

pembelajaran yang biasanya dilakukan terbatas di ruang kelas dengan jadwal yang

telah di tentukan berkembang menjadi menjadi pembelajaran yang dapat

dilakukan kapanpun dan dimanapun.

Mengintegrasikan ICT dalam pembelajaran antara lain untuk

meningkatkan kompotensi pengajar dalam mengajar dan meningkatkan mutu

belajar peserta didik. Oleh karena itu, pengajar hendaknya memanfaatkan seluruh

kemampuan dan potensi teknologi untuk meningkatkan pembelajaran, terutama

melakukan pembaharuan dalam upaya mengembangkan proses belajar –mengajar

peserta didik.

Pembelajaran dengan muatan ICT akan berjalan efektif jika peran pengajar

dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator pembelajaran atau yang

memberikan kemudahan peserta didik untuk belajar, bukan lagi sebagai informasi.

Pengajar bukan satu – satunya sumber informasi yang disampaikan dengan

ceramah, menyampaikan fakta, data, dan informasi. Pengajar tidak hanya

mentransfer ilmu pengetahuan, akan tetapi juga dapat belajar dari peserta didik.

(31)

Pengajar bukan instruktur yang memberikan perintah atau mengarahkan kepada

peserta didik melainkan menjadi mitra belajar (partner) sehingga memungkinkan

siswa tidak segan untuk berpendapat, bertanya, bertukar pikiran dengan pengajar.

Peran peserta didik dalam pembelajaran bukan sebagai objek yang pasif

yang hanya menerima informasi dari pengajar, namun lebih aktif, kreatif dan

partisipan dalam proses pembelajaran.18Peserta didik tidak hanya mengingat fakta

– fakta atau mengungkapkan kembali informasi yang diterimanya dari pengajar,

namun mampu menghasilkan atau menemukan berbagai informasi. Pembelajaran

yang dilakukan peserta didik tidak hanya kegiatan perorangan (individual), namun

juga pembelajaran berkelompok secara kooperatif dengan peserta didik lainnya.

Di samping faktor pengajar dan peserta didik, faktor lainnya yang mendukung

adalah lingkungan pembelajaran yang berpusat pada pengajar berubah menjadi

berpusat pada peserta didik.

3. Peran ICT dalam Pembelajaran

Tren penggunaan ICT dalam dunia pendidikan semakin marak. Beberapa

sekolah maupun perguruan tinggi telah mencangkan pengembangan ICT dalam

pembelajaran bagi peserta didik sebagai jaminan mutu pendidikan. Proses

kegiatan belajar –mengajar sudah banyak menggunakan media laptop, komputer,

LCD Projector, audio visual dan didukung dengan internet/hostspot area,

(32)

perpustakaan digital library), buku digital book), pembelajaran digital

(e-learning), yang dapat diakses bebas dengan komputer/laptop peserta didik.19

Perkembangan ICT menuntut perubahan paradigma pendidikan

konvesional yang memiliki ciri pendidikan yang berpusat pada guru (teacher

centre education). Pada pendidikan berbasis ICT menekankan pada pendidikan

yang berpusat pada peserta didik (Student centre education) dan penguasaan ICT.

Munir berpendapat20 bahwa ICT akan menghilangkan batasan batasan jarak,

ruang, dan waktu yang membatasi dunia pendidikan, seperti Peserta didik dapat

dengan mudah mengakses proses pembelajaran di manapun dia berada dan juga

Peserta didik dapat dengan mudah belajar dari para ahli/pakar atau narasumber

lainnya di bidang yang diminatinya

Adapun peran ICT dalam proses kegiatan belajar mengajar adalah sebagai

berikut:

a. Penyampaian materi pelajaran semakin menarik dan menyenangkan,

misalnya didukung media audio-visual, film, maupun gambar – gambar

yang cantik

b. Membantu peserta didik yang cenderung memiliki gaya belajar yang

berbeda – beda, misalnya gaya belajar visual yang lebih suka melihat

gambar/film, gaya belajar audiotorial yang lebih suka mendengarkan dan

gaya belajar kinestetik yang lebih suka bergerak/praktik, misalnya

melakukan praktik komputer

19 Zainal Arifin & Adhi Setiyawan, Pengembangan Pembelajarna Aktif Dengan ICT, (Yogyakarta: Skripta, 2012), h. 42

(33)

c. Kualitas penerimaan pelajaran yang lebih baik karena didukung dengan

media interaktif

d. Peserta didik dapat belajar secara individual tanpa bantuan guru

e. Dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran yang lebih

menarik dan mendalam, misalnya didukung media internet.

4. Strategi Pembelajaran Aktif dengan ICT

Pembelajaran aktif dengan ICT adalah proses pembelajaran aktif

menggunakan media teknologi informasi dan komunikasi, misalnya

komputer/Laptop, internet, video pembelajaran, LCD Projector, radio dan televisi.

Tujuan utamanya adalah bagaimana seorang guru dapat mengemas pembelajaran

aktif dan menarik dengan media ICT dan siswa dapat terlibat aktif dalam

pembelajaran.21

Dalam pelaksanaan pembelajaran aktif dengan ICT, guru di tuntut

memahami betul prosedur strategi pembelajaran aktif dan penguasaan media ICT,

misalnya penggunaan komputer/Laptop, LCD Projector, OHP, Kamera digital dan

lain sebagainya. Oleh karena itu guru dan peserta didik dituntut untuk menguasai

media teknologi dan informasi dan digunakan untuk menunjang keberhasilan

dalam proses kegiatan belajar–mengajar.

Strategi pembelajaran aktif dengan ICT berarti mengintegrasikan strategi

pembelajaran aktif dalam proses pembelajaran dengan media ICT untuk

mengemas pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, efektif, dan efisien bagi

guru dan peserta didik. Dalam hal ini, media ICT menjadi sarana pendukung

(34)

pembelajaran aktif agar proses pembelajaran semakin interaktif. Strategi

pembelajaran yang terencana dengan baik yang menyertakan teknologi dan media

dapat meningkatkan proses pembelajaran.

Di bawah ini beberaepa strategi pembelajaran aktif yang dapat

dikembangkan dengan ICT

1. Presentasi

Dalam sebuah presentasi, sebuah sumber menyajikan, mendramatisasi,

atau menyebarkan informasi kepada pembelajar. Seorang guru yang menyajikan

presentasi mungkin menyelipkan pertanyaan, di mana para siswa mungkin

langsung menjawabnya atau tidak di haruskan menjawab. Atau para siswa bisa

bertanya kepada guru ketika bahan pengajaran sedang di sajikan.

Dalam presentasi, seorang guru tidak selalu harus berdiri di depan kelas

memberikan pelajaran atau cenderung menggunakan metode ceramah, tetapi bisa

menggunakan video, film, atau slide interaktif yang divisualisasikan melalui LCD

projector. Media ini dapat menjadikan presentasi lebih menarik. Keberhasilan

utama dalam menggunakan strategi aktif presentasi adalah presenternya atau

guru.22 Media hanyalah sarana yang membantu agar presentasi lebih menarik.

Adapun kunci keberhasilan dalam proses pembelajaran dikelas terdapat pada guru

yang memegang kunci utama. Oleh karena itu, diperlukan trik/tips agar presentasi

lebih menarik dan berhasil.

(35)

2. Demonstrasi

Dalam sebuah demonstrasi para peserta didik melihat contoh nyata atau

actual dari sebuah keterampilan atau prosedur untuk dipelajari. Demonstrasi

mungkin di rekam dan diputar ulang melalui sarana media seperti video. Strategi

ini sangat menguntungkan siswa dengna melihat sesuatu untuk dikerjakan

sebelum mereka melakukannya sendiri.

Strategi demonstrasi mendorong peserta didk untuk mengerjakan sesuatu

setelah mereka mendengar penjelasan guru, melihat guru mempraktikan sesuatu,

mendiskusikan kepada guru jika belum paham maupun belum jelas cara

melakukannya kemudian mempraktikan sebagaimana yang telah dicontohkan

gurunya.23 Strategi demonstrasi akan lebih membekas dalam benak peserta didik

jika setelah mempraktikan mereka dapat mengajarkan kepada temannya.

Strategi demonstrasi dengan media teknologi dapat menggunakan video

atau film tentang materi yang sedang di pelajari. Guru dapat mencari video atau

film yang menjelaskan cara mengerjakan sesuatu (sesuai materi yang diajarkan),

misalnya video praktik sholat, praktik haji dan lain sebagainya. Strategi

demonstrasi sering digunakan untuk mempraktikan pelajaran yang sudah di

dipelari. Strategi ini mengukur seberapa jauh peserta didik memahami materi yang

sudah dipelajari dan memberikan pengalaman secara langsung kepada peserta

didik tentang materi yang dipelajari

(36)

3. Latihan dan Praktik

Dalam latihan dan Praktik, para peserta didik dibimbing melewati

serangkaian latihan praktik yang dirancang untuk menyegarkan kembali atau

meningkatkan penguasaan sebuah ketrampilan baru. Tujuan dari latihan dan

praktik adalah bahwa siswa menguasai atau mempelajari sesuatu tanpa

kesalahan.24

Latihan dan praktik pada umumnya di gunakan untuk tugas –tugas seperti

belajar matematika, bahasa asing dan mengembangkan kosakata. Banyak aplikasi

komputer memberikan kesempatan pada siswa untuk menelaah kembali informasi

dan mempraktikan pengetahuan atau ketrampilan mereka. Disekolah, misalnya

dapat dijumpai contoh media audio atau video untuk latihan percakapan dalam

bahasa asing seperti bahasa arab, bahasa inggris atau latihan membaca Al-Qur’an.

Pengembangan strategi latihan dan praktik menggunakan media atau

video, memungkinkan siswa untuk melakukan latihan sendiri tanpa guru. Di sini,

guru dapat membantu untuk memberikan latihan pelajaran yang harus dikuasi

oleh siswa, dan setiap siswa dapat melakukannya setiap saat, baik saat di sekolah

maupun di rumah.

5. Dampak ICT dalam Pendidikan

ICT sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi secara umum

adalah semua teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan,

pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi. Dalam bidang

pendidikan, ICT memiliki banyak peran.

(37)

Seiring berkembangnya zaman, ICT semakin digunakan di dunia

pembelajaran, hal itu bisa terjadi karena ICT dirasa membawa keuntungan baik

bagi pengajar maupun pelajar, keuntungan atau dampak positif dari pembelajaran

yang menggunakan ICT tersebut antara lain adalah25:

1. Pelajar jadi lebih mudah dalam belajar, karena kebanyakan pelajar lebih

suka praktek dibandingkan teori

2. Pengajar jadi lebih mudah mengajar dan mudah menyampaikan materi

dengan membuat presentasi-presentasi

3. Bagi pelajar maupun pengajar, pemberian dan penerimaan materi atau

tugas tidak harus bertatap muka, jadi jika pengajar berhalangan hadir tetap

dapat memberi tugas atau materi melalui e-mail

4. Dalam membuat laporan, baik bagi pelajar maupun pengajar jadi lebih

mudah karena jika memakai computer akan mudah dikoreksi jika ada

kesalahan

5. Dalam belajar, baik pengajar maupun pelajar akan lebih mudah mencari

sumber karena adanya internet

6. Pembelajaran yang menggunakan ICT bisa dibuat lebih menarik, misalnya

dengan memunculkan gambar atau suara sehingga pelajar lebih antusias

untuk belajar

25Dikutip dari

(38)

Segala sesuatu pasti ada dampak positif dan negatif, tidak terkecuali

pembelajaran yang menggunakan ICT, diantaranya26:

1. Pembelajaran yang menggunakan ICT hanya bisa dilaksanakan oleh

sekolah yang mampu, bagi sekolah – sekolah yang kurang mampu akan

ketinggalan, dan siswanya akan kesulitan jika mereka masuk ke sekolah

lanjutan di kota besar yang sudah sering menggunakan ICT

2. Setiap pelajar harus mendapat fasilitas yang sama, jadi dalam

pembelajaran yang menggunakan komputer, setiap pelajarnya harus

memakai 1 komputer yang memadai, jika komputer yang dalam kondisi

baik hanya sebagian, akan ada siswa yang hanya menonton, sehingga

mereka tidak menguasai penggunaan komputer

3. Dalam pembelajaran, siswa – siswa yang tidak antuasias dalam

penerimaan materi sering kali lebih suka main game selama pembelajaran,

sehingga mereka tidak konsentrasi dan tidak menerima materi yang

diajarkan.

4. Dalam pembelajaran yang menggunakan internet yang tidak dibatasi,

sering kali pelajar menggunakan internet bukan untuk keperluan belajar,

misalnya membuka situs youtube untuk menonton video dalam proses

belajar.

26Dikutip dari

(39)

C. Pendidikan Agama Islam di Sekolah 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa yunani yaitu

“paedagogie”27, yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini

kemudian diterjemahkan kedalam bahasa inggris “education” yang berarti

pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa arab istilah ini sering

diterjemahkan dengan “tarbiyah” yang berarti pendidikan. Selanjutnya

pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok

orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan

yang lebih tinggi dalam arti mental.28

Kenyataannya, pengertian pendidikan ini selalu mengalami perkembangan

meskipun secara essensial tidak jauh berbeda. Berikut ini akan dikemukakan

sejumlah pengertian pendidikan yang diberikan oleh para ahli pendidikan.

Menurut Ahmad D. Marimba29, Pendidikan adalah bimbingan atau

pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan

rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Sedangkan

menurut Ki Hajar Dewantara.30, Pendidikan yaitu tuntunan didalam hidup

tumbuhnya anak – anak. Adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala

kekuatan kodrat yang ada pada anak –anak itu agar mereka sebagai manusia dan

27H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h.13

28Sudirman N, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1992), h.4

29Hasbullah, DasarDasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 3

(40)

sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan

yang setinggi–tingginya.

Menurut UU No. 20 thn 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional31,

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangnkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, ahklah mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan Negara.

Pengertian pendidikan yang diberikan Ahmad Marimba dan Ki Hajar

Dewanatara32, meskipun berbeda secara redaksional, namun secara essensial

terdapat kesatuan unsur – unsur atau factor – factor yang terdapat didalamnya,

yaitu bahwa pengertian pendidikan tersebut menunjukkan suatu proses bimbingan,

tuntunan atau pimpinan yang didalamnya mengandung unsur – unsur seperti

pendidik, anak didik, tujuan dan sebagainya

Secara terminologis pendidikan Agama Islam sering diartikan dengan

pendidikan yang berdasarkan pada ajaran Islam. Dalam pengertian lain, dikatakan

bahwa pendidikan Agama Islam adalah proses mempersiapkan manusia supaya

hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaninya,

sempurna akhlaknya, teratur pikirannya, halus perasaannya, mahir dalam

pekerjaannya, manis tutur katanya baik dengan lisan maupun dengan tulisan.

31Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB1 Pasal

1 h. 2

32 Sutrisno dan Muhyidin Albarobis, Pendidikan Islam Berbasis Problem Sosial,

(41)

Marimba memberikan definisi pendidikan Agama Islam sebagai

bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum–hukum Agama Islam menuju

kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran Agama Islam.33 Zakiyah

Daradjat mendefinisikan pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar untuk

membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran

secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat

mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.34

Ditinjau dari definisi pendidikan agama Islam di atas dapat disimpulkan

bahwa pendidikan agama Islam adalah sebagai berikut:

1. Segala usaha berupa bimbingan terhadap perkembangan jasmani dan

rohani anak, menuju terbinanya kepribadian utama sesuai dengan ajaran

agama Islam.

2. Suatu usaha untuk mengarahkan dan mengubah tingkah laku individu

untuk mencapai pertumbuhan kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam

dalam proses kependidikan melalui latihan-latihan akal pikiran

(kecerdasan, kejiwaan, keyakinan, kemauan dan perasaan serta panca

indra) dalam seluruh aspek kehidupan manusia.

3. Bimbingan secara sadar dan terus menerus yang sesuai dengan

kemampuan dasar (fitrah dan kemampuan ajarannya pengaruh diluar) baik

secara individu maupun kelompok sehingga manusia memahami,

menghayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam secara utuh dan benar.

33Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1998), h. 9

(42)

Yang dimaksud utuh dan benar adalah meliputi Aqidah (keimanan),

Syari’ah (ibadah muamalah) dan akhlaq (budi pekerti).35

2. Landasan Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Pelaksanan pendidikan Agama Islam disekolah/madrasah berdasarkan

pada beberapa landasan. Majid mengatakan bahwa paling tidak ada tiga landasan

yang mendasari pelaksanaan pendidikan Agama Islam di lembaga pendidikan

dasar dan menengah. Ketiga landasan tersebut adalah (1) landasan yuridis formal,

(2) landasan psikologis, (3) landasan religious.

1) Landasan Yuridis Formal

Landasan yuridis maksdunya ialah landasan yang berkaitan dengan dasar

dan undang – undang yang berlaku pada suatu Negara. Landasan yuridis formal

tersebut terdiri atas tiga macam: (a) Dasar ideal, yaitu dasar falsafah Negara

pancasila, sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, (b) dasar structural atau

konstitusional, yaitu UU Dasar 45, dalam bab XI pasal 29 ayat 1 yang berbunyi

“Negara berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa” dan pasal 2 yang berbunyi

“Negara menjamin kemerdekaan tiap – tiap Agama dan kepercayannya itu”, (c) UU No 23 Tahun 2003 tetang sistem pendidikan nasional, pasal 12 ayat 1 poin a,

yang mengatakan, “setiap peserta didik berhak mendapatkan pendidikan Agama

sesuai dengan Agama yang dianutnya oleh pendidik yang seagama”.36

35 Di kutip dari

http://pustakaaslikan.blogspot.com/2013/01/pengertian-pendidikan-agama-islam.htmlyand diakses pada tanggal 11 September 2015

(43)

2) Landasan Psikologis

Landasan psikologis maksudnya ialah landasan yang berhubungan dengan

aspek kejiwaan kehidupan masyarakat. Hal ini didasarkan bahwa manusia dalam

hidupnya baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, dihadapkan

pada hal – hal yang membuat hatinya tak tenang dan tidak tentram sehingga

memerlukan suatu pegangan hidup. Pegangan hidup itu yang dinamakan dengan

Agama.

3) Landasan Religius

Landasan religius ialah landasan yang bersumber dari ajaran Islam.

Menurut ajaran Islam pendidikan Agama adalah perintah Allah dan merupakan

perwujudan beribadah kepada-Nya. Landasan ini bersumber pada Al-Qur’an dan

Hadist. Dalam Al-Qur’an terdapat banyak ayat yang menunjukkan perintah

tersebut, diantaranya adalah firman Allah dalam Q.S An-Nahl (16:125) dan Q.S

Ali Imran (3:04) :

Terjemahannya :

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S An-Nahl : 125).37

Terjemahannya :

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari

(44)

yang munkarmerekalah orang-orang yang beruntung. (Q.S Ali Imran : 104).38

Dua ayat ini terkait dengan metode atau cara - cara yang digunakan dalam

pendidikan Islam. Sementara itu, Islam mengajarkan secara umum bahwa materi

pendidikan Agama Islam mencakup tiga hal utama. Pertama, berkaitan dengan

keimanan. Kedua, berkaitan dengan aspeksyari’ahyakni suatu sistem norma ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan

sesama manusia dan lingkungan. Ketiga, mencakup aspek akhlak manusia

terhadap sang penciptanya dan manusia dengan makhluk lainnya.

Selain itu, Islam juga mengajarkan agar peserta didik dibekali dengan

berbagai ketrampilan sebagai bekal dalam menjalani hidup di dunia.

Keseimbangan dalam pembinaan peserta didik menjadi titik sentral yang

diperbincangkan Agama Islam. Islam menghendaki bahwa proses pendidikan

harus menyeimbangkan antara pembinaan dan pengembangan aspek jasmani dan

rohani peserta didik. Hal ini agar mereka memiliki kehidupan yang layak di dunia

dan juga di akhirat.

3. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Agama Islam

Seperti diketahui bahwa pembinaan mental anak didik tidaklah dimulai

dari sekolah, akan tetapi dimulai dari rumah (keluarga), sejak si anak dilahirkan

ke titik maksimal yang dapat sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan dunia,

mulailah ia menerima didikan-didikan dan perlakuan-perlakuan. Mula-mula ibu

38Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya,(Banten, PT

(45)

bapaknya, kemudian dari anggota keluarga yang lain (saudara) dan kemudian dari

lingkungan masyarakatnya. Hal demikian memberikan warna dan mempengaruhi

dasar-dasar pembentukan kepribadiannya. Pembinaan, pertumbuhan mental dan

kepribadiannya itu kemudian akan ditambah dan disempurnakan oleh sekolah

M. Arifin yang mengemukakan pendapatnya, bahwa fungsi Pendidikan

sebagai usaha membentuk pibadi manusia harus melalui proses yang panjang,

dengan resultat (hasil) yang tidak dapat diketahui dengan segera, berbeda dengan

membentuk benda mati yang dapat dilakukan sesuai dengan keinginan

pembuatnya.39

Dalam proses pembentukan tersebut diperlukan suatu perhitungan yang

matang dan hati-hati berdasarkan pandangan dan pikiran-pikiran atau teori yang

tepat, sehingga kegagalan atau kesalahan-kesalahan langkah pembentuknya

terhadap anak didik dapat dihindarkan. Oleh karena itu, lapangan tugas dan

sasaran pendidikan adalah makhluk yang sedang tumbuh dan berkembang yang

mengandung berbagai kemungkinan. Bila kita salah membentuk, maka kita akan

sulit memperbaikinya.

Zakiyah Daradjat mengemukakan tentang pentingnya fungsi pendidikan

Islam baik di rumah, di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Beliau

mengatakan bahwa:

“Pendidikan Agama Islam mempunyai fungsi yang sangat penting untuk pembinaan dan penyempurnaan kepribadian dan mental anak, karena pendidikan Agama Islam mempunyai dua aspek terpenting, yaitu aspek pertama yang ditujukan kepada jiwa atau pembentukan kepribadian anak,

39 Dikutip dari

(46)

dan kedua, yang ditujukan kepada pikiran yakni pengajaran agama Islam

itu sendiri”.40

Tujuan pendidikan Agama Islam adalah sesuatu yang ingin dicapai setelah

melakukan serangkaian proses pendidikan Agama Islam disekolah atau madrasah.

Terdapat beberapa pendapat mengenai tujuan pendidikan Agama Islam.

Diantaranya al-Attas, ia menghendaki tujuan pendidikan Islam itu adalah manusia

yang baik. Sementara itu marimba mengatakan tujuan pendidikan Islam adalah

terciptanyan orang yang berkepribadian muslimah. Berbeda dengan al-Abrasy,

menghendaki tujuan akhir pendidikan Islam itu adalah terbentuknya manusia yang

berakhlak mulia.41

Tujuan pendidikan Islam harus di kaitkan pula dengan tujuan pendidikan

Nasional negara tempat pendidikan Islam itu di laksanakan dan harus di kaitkan

pula dengan tujuan institusional lembaga yang menyelenggarakan pendidikan itu.

Tujuan umum itu tidak dapat di capai kecuali setelah melalui proses pengajaran,

pengalaman, pembiasaan, penghayatan dan keyakinan akan kebenarannya.

Tahap-tahap dalam mencapai tujuan itu pada pendidikan formal di rumuskan dalam

bentuk tujuan kurikuler yang selanjutnya di kembangkan dalam tujuan

instruksional.42

Tujuan Pendidikan Agama Islam Pendidikan agama Islam di sekolah

bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian

dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta

40 Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h.28

41 Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 205

(47)

didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus

berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya, berbangsa dan bernegara, serta

untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.43

Jadi, oleh karena itu dalam proses pembelajaran di sekolah, maka tujuan

dari pendidikan agama adalah untuk membina, membimbing, dan mengarahkan

serta berupaya untuk mengubah tingkah laku dan kepribadian siswa dengan

mendidik dan mengajarkannya, agar siswa mampu mengamalkannya dalam

kehidupan sehari-hari.

Secara garis besar tujuan pendidikan agama Islam dapat dibagi kepada

tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan Umum

Tujuan umum atau tujuan akhir adalah cermin kehidupan manusia dalam

menjalankan kehidupan akhir hidupnya. Menurut Zakiah Daradjat :

“Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan

pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain yang meliputi seluruh aspek kemanusiaan, sikap, tingkah laku, penampilan, dan

pandangan”.44

Sesuai dengan pengertian di atas dapat dilihat bahwa tujuan dalam

pendidikan agama Islam pada anak didik harus berisi hal-hal yang dapat

menumbuhkan dan memperkuat iman serta mendorong kepada kesenangan anak

untuk mengamalkan ajaran agama Islam, untuk itu diperlukan usaha materil yang

akan memperkaya siswa dengan sejumlah pengetahuan, membuat mereka dapat

43 Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2005), h.59

(48)

menghayati dan mengembangkan ilmu itu, juga membuat ilmu yang mereka

pelajari dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari pendidikan agama Islam yang bersasaran kepada

faktor-faktor khusus, yang menjadi salah satu aspek penting dari tujuan umum

yaitu: “memberikan dan mengamalkan kemampuan atau skill khusus pada anak

didik, sehingga mampu bekerja dalam bidang pekerjaan tertentu yang berkaitan

erat dengan tujuan umum.45

Pada sisi lain pendidikan Islam mempunyai tujuan mendidik pribadi siswa

kearah kesempurnaan, sebagai salah satu upaya mengoptimalkan pengabdian diri

kepada Allah SWT. Pendidikan agama lebih ditekankan pada pendidikan moral

atau akhlak untuk mewujudkan pribadi seseorang yang sempurna.

D. Pemanfaatan Media Komputer dalam Pembelajaran PAI 1. Komputer sebagai media pembelajaran

Kata “komputer” berasal dari bahasa inggris “to compute” yang berarti

menghitung. Sedangkan “computer” berarti alat penghitung.46 Kemudian kata

computer tersebut di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi komputer.

45M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1994), h.128

(49)

Berdasarkan sifat – sifat yang dimilikinya, komputer dapat didefinisikan sebagai

peralatan elektronik yang bekerja secara koordinatif dan integrative berdasarkan

program sehingga dapat menerima masukan berupa data kemudian mengolahnya

dalam memori dan menampilkan hasil berupa informasi.

Pada dasarnya komputer adalah suatu sistem alat mesin elektronika yang

menerima dan mengolah data sedemikian rupa sehingga menghasilkan informasi

dalam bentuk digital yang bisa disimpan dalam memori. Secara umum telah

diketahui bahwa komputer menjalankan tugasnya berdasarkan instruksi yang

diberikan kepadanya yang disebut program oleh operator komputer tersebut.

Dalam arti sesungguhnya, komputer tidak lebih dan tidak kurang dari suatu alat

Referensi

Dokumen terkait

širenja. Ispostavlja se tako da sama Freudova psihoanaliza podliježe metoni- miji, to č no u onoj mjeri u kojoj se formira oko tuma č enja snova. Freud,

Implementasi kebijakan program Desa Mandiri Anggur Merah di Desa Lukukamaru dari tahun 2011 walau telah membantu perekonomian warga desa namun belum berjalan dengan baik

Pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan kuesioner.Kemudian data dianalisis secara univariat.Hasil penelitian didapatkan kurang dari separuh (48,9%) ibu hamil memiliki

dasar yangberguna untuk mengontrol perkembangan dokumen dan menetapkan aturan main bagaimana sebuah dokumen akan dikelola sesuai dengan nilai manfaatnya bagi

Permintaan konsumen yang terus meningkat, dikombinasikan dengan peningkatan efisiensi perusahaan elektronik, akan meningkatkan profitabilitas industri dalam lima tahun

Over-drainage adalah peristiwa atau fenomena yang terjadi di lahan gambut yang ditandai dengan keluarnya air dari dalam tanah secara berlebihan karena proses infiltrasi yang

Dari fenomena tersebut penulis menjadikannya objek yang akan diangkat menjadi sebuah film dokumenter dengan menampilkan beberapa potongan gambar di Way Kambas, Lampung yang