• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Perkembangan Peradaban Sains Isl

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sejarah Perkembangan Peradaban Sains Isl"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Sejarah Perkembangan

Peradaban Sains Islam dan

Lahirnya Ilmu Kimia

(Paper Kimia)

Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mandiri Kimia

Oleh : Yusyril Dwi Kurniawan

YAYASAN HASYIM ASY’ARI TEBUIRENG

PESANTREN TEBUIRENG 2

(2)

A. Latar Belakang

Saat bicara tentang perkembangan kebangkitan Islam, maka hal yang dibahas mulai dari bangkitnya, berkembang, dan hancurnya. Pertama-tama, mulai dari bangkitnya sains di dunia islam. Namun yang perlu didefinisikan terlebih dahulu adalah apa yang sebenarnya disebut dengan “bangkit”. Sebab, jangan-jangan, makna kata “bangkit” itu sendiri sudah kabur di benak banyak kaum Muslimin. Seperti kaburnya makna kata “kemajuan”, “pembangunan”, “kebebasan”, dan sebagainya.

Misalnya negara-negara Barat yang mendefinisikan makna “kemajuan” , “bangkit” secara matrealistik. Mereka membagi bagi negara di dunia menjadi negara maju, negara berkembang, negara terbelakang. Tentu saja, ukuran – ukuran yang digunakan merupakan ukuran kemajuan materi. Faktor akhlak tidak dimasukkan dalam ukuran “kemajuan” atau “pembangunan”. Jadi, jika suatu negara sudah dikatakan maju yang dimaksudkan adalah kemajuan materi, khususnya sains, teknologi, ekonomi, serta rata-rata pendidikan masyarakatnya. Padahal, secara akhlak negara itu hancur berantahkan.

Kita, kaum muslimin yang memiliki keimanan dan menjunjung tinggi akhlak, seharusnya tidak kalah dengan dunia barat yang serba gemerlap dalam dunia materi. Begitu pula dalam hal sains dan teknologi yang akhir-akhir ini kaum muslimin tertinggal jauh dengan dunia barat yang perkembangan sains dan teknologinya begitu pesat. Namun, jika kita menengok kembali ke zaman dimana kaum muslimin yang memegang puncak ilmu pengetahuan pada zamannya sekitar abad ke-7. Disaaat dunia barat masih berada pada zaman kegelapan. Kepeloporan dan keunggulan umat Islam dalam bidang ilmu pengetahuan sudah dimulai pada abad itu. Yang telah banyak lahir pemikir Islam yang tangguh produktif dan inofatif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam tak bertahan lama. Karena diakibatkan oleh beberapa faktor internal maupun eksternal yang menyebabkan mundurnya sains di dunia islam.

Serta sejarah lahirnya ilmu kimia. Ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang materi yang meliputi struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi. Serta karena ilmu kimia itulah menyebabkan lahirnya metode ilmiah dalam menyelesaikan suatu permasalahan secara ilmiah.

B. Tujuan

Penyusun memiliki beberapa tujuan dalam menyusun paper ini. Tujuan-tujuan tersebut antara lain :

(3)

b. Untuk melatih dan mengenalkan bagaimana membuat sebuah karya tulis ilmiah dengan baik dan benar.

c. Untuk menambah wawasan tentang perkembangan sains di dunia islam dan juga sejarah lahirnya kimia.

d. Untuk membangkitkan kembali semangat kaum muslimin dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya sains dan teknologi. e. Untuk menambah wawasan tentang sejarah lahirnya ilmu kimia

C. Pembahasan

a. Kebangkitan Sains Islam

Sains adalah aktivitas pemecahan masalah yang dilakukan oleh manusia yang dimotivasi oleh rasa ingin tahu tentang dunia sekitar mereka dan keinginan untuk memahami alam tersebut; serta keinginan untuk memanipulasi alam dalam rangka memuaskan keinginan atau kebutuhannya

.

Kemajuan sains dan teknologi telah memberikan kemudahan-kemudahan dan kesejahteraan bagi kehidupan manusia sekaligus merupakan sarana bagi kesempurnaan manusia sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya karena Allah telah mengaruniakan anugerah kenikmatan kepada manusia yang bersifat saling melengkapi yaitu anugerah agama dan kenikmatan sains teknologi.

Penerapan sains dalam dunia modern telah menghasilkan banyak teknologi yang membuat kehidupan manusia lebih baik, lebih nyaman dan aman. Oleh karena itu, sains merupakan sebuah karunia dari Allah SWT.

Sebagai umat Islam kita harus menyadari bahwa dasar-dasar filosofis untuk mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam Al-Quran sebab kitab suci ini banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai contoh adalah firman Allah SWT dalam surat Al-Anbiya ayat 80, yang artinya : “Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).

Bagian dasar dari kesaksian iman Islam , la ilaha illallah (“Tak ada Tuhan selain Allah”), adalah sebuah pernyataan pengetahuan tentang realitas. Orang islam memandang berbagai sains, ilmu alam, ilmu sosial, dan yang lainnya sebagai beragam bukti yang menunjuk pada kebenaran bagi pernyataan yang paling fundamental dalam Islam.

Kesadaran beragama orang Islam pada dasarnya adalah kesadaran akan Keesaan Tuhan. Semangat ilmiah tidak bertentangan dengan semangat religius, karena ia merupakan bagian terpadu dengan Keesaan Tuhan itu. Memiliki kesadaran akan Keesaan Tuhan berarti meneguhkan kebenaran bahwa Tuhan adalah Satu dalam Esensi-Nya dalam Nama-nama dan Sifat-sifat-Nya, dan dalam Perbuatan-Nya. Satu konsekuensi penting dari pengukuhan kebenaran sentral ini adalah bahwa orang harus menerima realitas objektif kesatuan alam semesta. Sebagai sumber ilmu pengetahuan, agama bersifat empatik ketika mengatakan bahwa segala sesuatu di alam semesta ini saling berkaitan dalam jaringan kesatuan alam melalui hukum-hukum kosmis yang mengatur mereka.

(4)

berbeda dari asal-usul dan perkembangan hal yang sama di Barat. Tak ada yang lebih baik dalam mengilustrasikan sumber religius semangat ilmiah dalam islam ini daripada fakta bahwa semangat ini pertama kali terlihat dalam ilmu-ilmu agama.

Orang islam mulai menaruh perhatian pada ilmu-ilmu alam secara serius pada abad ke-3 Hijriah (abad ke-9 Masehi). Tetapi pada saat itu mereka telah memiliki sikap ilmiah dan kerangka berpikir ilmiah, yang mereka warisi dari ilmu-ilmu agama. Semangat untuk mencari kebenaran dan objektivitas, pada bukti empiris yang memiliki dasar yang kuat, dan pikiran yang terampil dalam pengklasifikasian merupakan sebagian ciri yang amat luar biasa dari para ilmuwan. Muslim awal sebagaimana yang dapat dilihat dengan jelas dalam kajian-kajian mereka tentang Fiqih dan hadis Nabi.

Dalam Islam, logika tak pernah dianggap berlawanan dangan keyakinan agama. Di kalangan para filosof dan ilmuawan muslim, logika senantiasa dipandang sebagai suatu alat berfikir ilmiah yang tak dapat dikesampingkan. Mereka juga memandang logika sebagai bentuk hikmah (kebijakan), sebentuk pengetahuan yang amat diagungkan oleh Al-qur’an. Dalam menggunakan logika, mereka sangat memperhatikan kejelasan dan konsistensi sebagaimana halnya terhadap kebenaran dan kepastian. Mereka juga menyadari fakta bahwa logika adalah sebuah instrument bermata dua yang dapat menyajikan kebeneran maupun kekeliruan.

Logika dikembangkan oleh para filosof dan ilmuwan muslim di dalam kerangka kesadaran religius. Sebuah fungsi nyata logika dalam hubungannya dengan kebenaran agama adalah untuk membantu menjelaskan rasionalitas dan menjelaskan seluruh konsistensi pada hal-hal yang secara lahiriah tampak tidak logis dan kontradiktif.

Penting untuk diperhatikan bahwa al-burhan , istilah yang digunakan dalam logika muslim untuk menunjukkan metode ilmiah demonstrasi atau bukti demonstratif, adalah berasal dari Qur’an. Menurut Ghazzali, istilah Al-Qur’an al-mizan, yang biasanya diterjemahkan sebagai timbangan, merujuk antara lain logika. Logika adalah timbangan yang dengannya manusia

menimbang ide-ide dan pendapat-pendapat untuk sampai pada pertimbangan atau penilaian yang benar. Luasnya penggunaan logika tidak membawa pada semacam rasinalisme dan logisisme seperti yang kita temukan di Barat modern secara persis, karena penggunaan rasio tidak pernah dipisahkan dengan keimanan pada wahyu ilaih. Para sarjana muslim diilhami oleh kesadaran religius yang kuat, mereka pada umumnya meneguhkan gagasan superioritas wahyu ilaih atas rasio wahyu. Demikian pula halnya, pentingnya pemikiran logis tidak mematikan semangat eksperimentasi di kalangan ilmuwan muslim.

Lama sebelum Roger Bacon memperkenalkan dan mempopulerkan metode eksperimen ke dunia sains Eropa, studi-studi empiris tentang alam, yakni studi-studi yang didasarkan pada observasi dan eksperimentasi yang sering disebut dengan Metode ilmiah, sudah tersebar luas di dunia muslim. Studi-studi seperti itu tentu dilakukan oleh orang-orang islam dalam skala yang jauh lebih besar daripada yang pernah diupayakan dalam seluruh peradaban sebelumnya.

Sebagaimana luasnya penggunaan logika tidak membawa pada

(5)

pengetahuan. Epistemologi Islam tradisional memberikan semua pengamanan yang diperlukan untuk mencegah penyimpangan filosofis semacam itu. Islam adalah agama kesatuan (tauhid) dan keseimbangan (I’tidal). Dengan demikian, ia menegakkan gagasan hirarki dan kesatuan pengetahuan dan cara-cara untuk mengetahui. Semua jalan yang mungkin untuk menuju pengetahuan diakui dengan sewajarnya, dan masing-masing disesuaikan dengan tempat dan fungsinya ysng absah dalam skema epistemologi Islam.

Pemikiran logis, analisis matematis, observasi, eksperimentasi, dan bahkan interpretasi rasional terhadap Kitab Suci Al-Qur’an semuanya memiliki peran yang sah dalam upaya ilmiah para ilmuwan muslim awal. Selama orang muslim berpegang dengan setia pada semangat tauhid yang sejati, menerapkan keimanan tersebut pada gagasan tentang hierarki dan kesatuan pengetahuan, mereka terbebas dari kemalangan dan situasi intelektual yang berbahaya di mana suatu cara untuk menegetahui dikukuhkan dengan mengorbankan cara yang lain, atau keabsahan sebagian cara dinafikan demi menegakkan

keunggulan cara-cara lain.

Selaras dengan prinsip tauhid, orang muslim meyakini bahwa hanya Tuhanlah yang Mutlak dan bahwa semua yang lain adalah nisbi (kebenaran relatif). Sebagai Kebenaran Mutlak (Al-Haqq), Tuhan merupakan sumber dari semua kebenaran lain yang, meski demikian, mengakui adanya suatu hierarki atau tingkatan-tingkatan kenisbian.

Selain dari faktor yg telah dijelaskan diatas tersebut, sains bangkit di dunia islam juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, pendirian sekolah di Irak, Syiria, dan Mesir. Pendirian secara besar-besaran sekolah menunjukkan pemerintahan Islam disaat itu sudah menaruh perhatian pada ilmu pengetahuan.

Kedua, adanya dukungan dari Pemerintah. Seperti faktor yang pertama merupakan contoh dari dukungan Pemerintah, dan juga pemerintah selalu memfasilitasi masyarakat yang berkaitan dengan pengembangan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan saat itu sangat dijunjung tinggi. Ketiga,

penerjemahan buku milik filsuf-filsuf Yunani dan orang-orang Barat secara besar-besaran di Bait Al-Hikmah. Islam tak pernah menolak ilmu yang berasal dari mana pun, walaupun ilmu tersebut berasal dari para filsuf Yunani yang memiliki kepercayaan dan iman yang berbeda dengan umat islam, namun yang terpenting ilmu mereka itu benar dan berguna.

b. Kemunduran Sains Islam

Kemunduran sains di dunia islam dipengaruhi oleh lima faktor. Pertama,

(6)

ekspansionis, yang dimotivasi oleh tujuan meteri dengan menggunakan agama sebagai medium psikologisnya. Sedangkan serangan Mongol hanya perebutan wilayah kekuasaan. Dengan serangan Mongol maka kekhalifahan Abbasiyah berakhir.

Kedua, Kehilangan ideologi. Umat islam yang awalnya bersatu, memiliki satu ideology yang sama namun setelah perpecahan mereka sudah lupa ideologi antara mereka semua, mereka hanya mengakui ideology dari golongannya masing-masing.

Ketiga, Kesulitan ekonomi. Pemerintahan islam yang pada saat itu kewalahan dengan adanya perpecahan internal dan juga kaum agama lain yang mendesak umat islam dalam peperangan membuat Pemerintah kehabisan dana dan mengakibatkan kesulitan ekonomi yang terjadi pada umat islam. Muncul

kemiskinan, kelaparan dimana mana. Dan juga banyak pejabat yang melakukan korupsi.

Keempat, Pemerintahan yang tak jelas. Dari sisi pemerintahan juga sudah tidak mencerminkan agama islam itu sendiri. Banyak pejabat-pejabat yang melakukan korupsi, mengambil uang rakyat untuk dirinya sendiri. Dan juga perbuatan para pemimpin yang buruk, hingga mereka tidak dapat mengendalikan umat islam juga. Kelima, Keterpencilan. Tidak adanya akses informasi bagi umat islam

c. Tokoh Ilmuan Islam

Dalam perkembangan sains di dunia islam banyak menciptakan ilmuwan-ilmuwan yang produktif dan inofatif, hal ini juga disebabkan oleh dukungan positif dari Pemerintahan islam. Berikut ini beberapa ilmuwan islam yang paling terkenal di dunia Barat.

Abu Ali Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham atau Ibnu Haitham (Basra,965 – Kairo 1039).

Dikenal dalam kalangan cerdik pandai di Barat, dengan

nama Alhazen, adalah seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Ia banyak pula

melakukan penyelidikan mengenai cahaya, dan telah memberikan ilham kepada ahli sains barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler dalam menciptakan mikroskop serta teleskop. Bidang lain: Physics,Optics, Mathematics.

Abu Musa Jabir bin Hayyan / Jabir Ibnu Hayyan.

Orang-orang Eropa menamakannya Gebert, ia hidup antara tahun 721-815 M. Dia adalah seorang tokoh Islam yang mempelajari dan mengembangkan dunia Islam yang pertama. Ilmu tersebut kemudian berkembang dan kita mengenal sebagai ilmu kimia. Bidang keahliannya, (dimana dia mengadakan peneltian) adalah bidang : Logika, Filosofi, Kedokteran, Fisika, Mekanika, dan sebagainya

Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi (780 – 850)

Seorang pakar dalam bidang matematik, astronomi dan geografi dari Iran. Al-Khawarizmi juga dikenali sebagai bapa algebra. Orang Eropa

(7)

Abu Ali Al-Hussain Ibn Abdallah Ibn Sina (980 - 1037 M)

Dikenali sebagai Ibnu Sina atau "Avicenna" di dunia barat merupakan salah seorang pakar sains dari Uzbekistan yang hidup antara tahun 980 - 1037 M. Ibnu Sina menguasai pelbagai ilmu pengetahuan termasuk bahasa, sastra, falsafah tetapi beliau lebih menonjol dalam bidang kedokteran. Maha karya beliau yang berjudul Al Qanun fi al-Tibb telah diterjemahkan ke

berbagai bahasa di dunia dan buku beliau menjadi rujukan serta pondasi dari kedokteran seluruh dunia. Ibnu Sina juga telah menghasilkan sebuah buku yang diberi judul al-Adwiyat al-Qalbiyyah ("The Remedies of the Heart") yang berisi tentang perobatan. Dalam buku itu, beliau telah menceritakan dan menguraikan 760 jenis penyakit bersama dengan cara untuk mengobatinya. Hasil tulisan Ibnu Sina sebenarnya tidak terbatas kepada ilmu perobatan saja, tetapi turut merangkumi bidang dan ilmu lain seperti metafisik, musik, astronomi, philologi (ilmu bahasa), syair, prosa, dan agama. Ini dapat diperhatikan dalam sebuah lagi kitab agung beliau berjudul Kitab al-Syifa (Bahasa Arab: ءافشلا باتک) yang isinya berupa kaitan antara sains dan falsafah.

d. Lahirnya Ilmu Kimia

Sejarah kimia dimulai lebih dari 4000 tahun yang lalu dimana bangsa Mesir mengawali dengan the art of synthetic “wet” chemistry. 1000 tahun SM,

masyarakat purba telah menggunakan tehnologi yang akan menjadi dasar terbentuknya berbagai macam cabang ilmu kimia. Ekstrasi logam dari bijihnya, membuat keramik dan kaca, fermentasi bir dan anggur, membuat pewarna untuk kosmetik dan lukisan, mengekstraksi bahan kimia dari tumbuhan untuk obat-obatan dan parfum, membuat keju, pewarna, pakaian, membuat paduan logam seperti perunggu.

Mereka tidak berusaha untuk memahami hakikat dan sifat materi yang mereka gunakan serta perubahannya, sehingga pada zaman tersebut ilmu kimia belum lahir. Tetapi dengan percobaan dan catatan hasilnya merupakan sebuah langkah menuju ilmu pengetahuan.

Para ahli filsafat Yunani purba sudah mempunyai pemikiran bahwa materi tersusun dari partikel-partikel yang jauh lebih kecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi (atomos). Namun konsep tersebut hanyalah pemikiran yang tidak ditunjang oleh eksperimen, sehingga belum pantas disebut sebagai teori kimia.

Ilmu kimia sebagai ilmu yang melibatkan kegiatan ilmiah dilahirkan oleh para ilmuwan muslim bangsa Arab dan Persia pada abad ke-8. Salah seorang bapak ilmu kimia yang terkemuka adalah Jabir ibn Hayyan (700-778), yang lebih dikenal di Eropa dengan nama Latinnya, Geber. Ilmu yang baru itu diberi nama al-kimiya (bahasa Arab yang berarti “perubahan materi”). Dari kata al-kimiya inilah segala bangsa di muka bumi ini meminjam istilah: alchemi (Latin), chemistry (Inggris), chimie (Perancis), chemie (Jerman), chimica (Italia) dan kimia (Indonesia).

(8)

Pada tahun 1789 terjadilah dua jenis revolusi besar di Perancis yang mempunyai dampak bagi perkembangan sejarah dunia. Pertama, revolusi di bidang politik tatkala penjara Bastille diserbu rakyat dan hal ini mengawali tumbuhnya demokrasi di Eropa. Kedua, revolusi di bidang ilmu tatkala Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794) menerbitkan bukunya, Traite Elementaire de Chimie, hal ini mengawali tumbuhnya kimia modern. Dalam bukunya Lavoisier mengembangkan hukum kekekalan massa. Penemuan unsur kimia memiliki sejarah yang panjang yang mencapai puncaknya dengan diciptakannya tabel periodik unsur kimia oleh Dmitri Mendeleyev pada tahun 1869.

Alkimiawan menemukan banyak proses kimia yang menuntun pada pengembangan kimia modern. Seiring berjalannya sejarah, alkimiawan-alkimiawan terkemuka (terutama Abu Musa Jabir bin Hayyan dan Paracelsus) mengembangkan alkimia menjauh dari filsafat dan mistisisme dan

mengembangkan pendekatan yang lebih sistematik dan ilmiah. Alkimiawan pertama yang dianggap menerapkan metode ilmiah terhadap alkimia dan membedakan kimia dan alkimia adalah Robert Boyle (1627–1691). Walaupun demikian, kimia seperti yang kita ketahui sekarang diciptakan oleh Antoine Lavoisier dengan hukum kekekalan massanya pada tahun 1783. Penemuan unsur kimia memiliki sejarah yang panjang yang mencapai puncaknya dengan diciptakannya tabel periodik unsur kimia oleh Dmitri Mendeleyev pada tahun 1869.

Ilmu kimia berkembang dari tiga sumber, yaitu alchemy/alkimia, ilmu kedokteran dan kemajuan teknologi.

Alkimia adalah protosains yang menggabungkan unsur-unsur kimia, fisika, astrologi, seni, semiotika, metalurgi, kedokteran, mistisisme, dan agama. Kata alkimia berasal dari Bahasa Arabal-kimiya atau al-khimiya (ءايميكلا atau ءايميخلا), yang mungkin dibentuk dari partikel al- dan kata Bahasa Yunani khumeia (χυμεία) yang berarti “mencetak bersama”, “menuangkan bersama”, “melebur”, “aloy”, dan lain-lain (dari khumatos, “yang dituangkan, batang logam”). Etimologi lain mengaitkan kata ini dengan kata “Al Kemi”, yang berarti “Seni Mesir”, karena bangsa Mesir Kuno menyebut negerinya “Kemi” dan dipandang sebagai penyihir sakti di seluruh dunia kuno.

D. Kesimpulan

Sains merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang Alam, yang berawal dari motivasi keingintahuan manusia tentang sekitar mereka dan memahaminya, serta keinginan untuk mengolah dan memanipulasi alam dalam rangka memuaskan keinginannya dan kebutuhannya.

Seperti yang telah kita ketahui sejauh ini, kemajuan Sains dan teknologi berpengaruh terhadap kesejahteraan kehidupan manusia. Umat Islam yang memiliki kitab suci berupa Al-Quran, juga berisi landasan-landasan sains dan teknologi itu sendiri. Maka dari itu umat islam dalam mengembangkan sains harus menggali dan mengkaji Al-Quran tersebut yang sudah jelas kebenarannya.

Munculnya semangat ilmiah dalam umat muslim tak lepas dari kesadaran religius, tentang Keesaan Tuhan. Kesadaran akan Keesaan Tuhan berarti

(9)

Nama-nama dan Sifat-sifat-Nya, dan dalam Perbuatan-Nya. Satu konsekuensi penting dari pengukuhan kebenaran sentral ini adalah bahwa orang harus menerima realitas objektif kesatuan alam semesta. Dilihat dari asal-usul dan perkembangan semangat ilmiah dalam Islam berbeda dari asal-usul dan perkembangan hal yang sama di Barat. Tak ada yang lebih baik dalam mengilustrasikan sumber religius dan semangat ilmiah menjadi sebuah keterpaduan.

Orang islam mulai menaruh perhatian pada ilmu-ilmu alam secara serius pada abad ke-3 Hijriah (abad ke-9 Masehi). Tetapi pada saat itu mereka telah memiliki sikap ilmiah dan kerangka berpikir ilmiah, yang mereka warisi dari ilmu-ilmu agama. Semangat untuk mencari kebenaran dan objektivitas, pada bukti empiris yang memiliki dasar yang kuat, dan pikiran yang terampil dalam pengklasifikasian merupakan sebagian ciri yang amat luar biasa dari para ilmuwan.

Kemajuan Sains di dunia islam juga dipengaruhi oleh penggunakan logika secara besar-besaran oleh ilmuwan muslim. Namun, penggunaan logika

dikalangan ilmuwan muslim tidak membawa pada rasionalisme sekular yang memberontak terhadap Tuhan dan agama seperti yang terjadi di Barat. Pemikiran logis, analisis matematis, observasi, eksperimentasi, dan bahkan interpretasi rasional terhadap Kitab Suci Al-Qur’an semuanya memiliki peran yang sah dalam upaya ilmiah para ilmuwan muslim awal

Faktor yang juga mempengaruhi kemajuan sains di dunia islam berupa, pendirian sekolah di Irak, Syiria, dan Mesir, adanya dukungan dari Pemerintah, penerjemahan buku milik filsuf-filsuf Yunani dan orang-orang Barat secara besar-besaran di Bait Al-Hikmah. Perkembangan sains di dunia islam juga melahirkan ilmuwan-ilmuwan yang kreatif, inovatif, produktif, dan juga memiliki keimanan yang tinggi, seperti Ibnu Sina, Ibnu Al-Haitham, Jabir bin Hayyan, Al-Khawarizmi.

Secara garis besar, kemunduran sains di dunia islam disebabkan oleh lima faktor sebagai berikut, Perpecahan internal dalam umat islam serta tekanan dari luar (faktor eksternal), kehilangan ideologi, kesulitan ekonomi, pemerintahan yang tak jelas, keterpencilan umat islam.

Sejarah kimia dimulai sekitar 4000 tahun yang lalu oleh bangsa Mesir. 1000 tahun SM, masyarakat purba telah menggunakan tehnologi yang akan menjadi dasar terbentuknya berbagai macam cabang ilmu kimia. Namun Mereka tidak berusaha untuk memahami hakikat dan sifat materi yang mereka gunakan serta perubahannya, sehingga pada zaman tersebut ilmu kimia belum lahir.

(10)

Dengan perkembangannya, ilmu kimia inilah yang melahirkan suatu metode untuk mengetahui, menyelidiki sesuatu yang dinamakan metode ilmiah.

Penemuan unsur kimia memiliki sejarah yang panjang yang mencapai puncaknya dengan diciptakannya tabel periodik unsur kimia oleh Dmitri Mendeleyev pada tahun 1869.

E. Daftar Pustaka

Bakar, Osman. 1991. Tawhid and Science : Essays on the History and

Phillosophy of Islamic Science, terjemahan Yuliani Liputo dengan judul “ Tauhid dan Sains : Esai – Esai tentang Sejarah dan Filsafat Sains Islam. Bandung : Pustaka Hidayah.

http://liputanislam.com/kajian-islam/sejarah/perkembangan-sains-dan-teknologi-dalam-sejarah-islam-klasik-1/

http://id.wikipedia.org/wiki/Alkemi

http://hergianiq.blogspot.com/2012/11/faktor-penyebab-kemunduran-islam.html

Referensi

Dokumen terkait

Mencermati tingginya peningkatan pinjaman untuk keperluan investasi serta juga didukung kontribusi investasi yang cukup besar terhadap perekonomian Kabupaten Kubu Raya yaitu 37,8

Hasil pengolahan data penelitian diperoleh bahwa program pendidikan layanan khusus bagi anak berhadapan dengan hukum di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II

merupakan salah satu jenis ikan kakap yang banyak dicari oleh konsumen. sebagai bahan konsumsi masyarakat yaitu sebagai lauk-pauk harian

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan kegiatan yang diwajibkan kepada mahasiswa kependidikan sebagai sarana pelatihan untuk menerapkan teori yang telah diperoleh dalam

Simple repetition is the most dominant types of repetition that used in the body text of shampoo advertisements because the use of simple repetition in the body text of

Students who join English club can get some benefits in their ability mastering English skill, there are students will be able to participate in the various

Beban depresiasi untuk tiap periode jumlahnya selalu sama ( kecuali kalau ada penyesuaian ). Dalam metode ini perusahaan akan mencatat bahan penyusutan yang sama jumlahnya

Dapat disimpulkan bahwa rasio kualitas aktiva mempunyai pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap ROA pada Bank Pembangunan Daerah sampel penelitian periode triwulan