• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemahaman Konsep Listrik Arus Searah dan (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pemahaman Konsep Listrik Arus Searah dan (1)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

104 Novitasari Sutadi / Pemahaman Konsep Listrik Arus Searah dan Kemandirian Belajar Siswa SMK Melalui Pembelajaran Science Literacy Circles

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014

ISSN : 0853-0823

Pemahaman Konsep Listrik Arus Searah dan Kemandirian Belajar

Siswa SMK melalui Pembelajaran Science Literacy Circles

Novitasari Sutadi MTs. Miftahul Qulub Polagan

Jl. Masaran Galis Kab. Pamekasan, Jawa Timur nphie_std@yahoo.com

Abstrak – Telah dilakukan penelitian kuasi untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran Science Literacy Circles

(SLC) terhadap pemahaman konsep dan kemandirian belajar siswa SMK pada materi listrik arus searah. Instrumen yang digunakan adalah tes dan angket. Data yang diperoleh diuji Manova. Hasilnya menunjukkan adanya pengaruh metode pembelajaran SLC yang signifikan (F hit = 324.87) terhadap pemahaman konsep dan kemandirian belajar dengan konstribusi sebesar 91.7%. Hasil tersebut menyimpulkan bahwa metode pembelajaran SLC dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan pemahaman konsep dan kemandirian belajar siswa SMK.

Kata kunci:science literacy circles, pemahaman konsep, kemandirian belajar, listrik arus searah

Abstract – A research has been conducted to determine the effect of quasi learning methods Science Literacy Circles

(SLC) to the understanding of the concept of independent learning and vocational students in the matter of direct current electricity. The instrument used was test and questionnaire. The data obtained were Manova tested. The results showed the influence of learning methods SLC significant (F hit = 324.87) to the understanding of concepts and learning independence with a contribution of 91.7%. It is concluded that the method can be used as an alternative learning SLC to

improve understanding of the concept of independent learning and vocational students

.

Key words: science literacy circles, concepts understanding, learning independence, direct current electricity

I. PENDAHULUAN

Pembelajaran fisika secara konvensional masih diawali dengan pemberian teori/ konsep, pemberian contoh oleh guru, dan dilanjutkan dengan pengerjaan soal latihan oleh siswa, bahkan tidak jarang guru juga terlibat dalam penyelesaian soal tersebut. Pembelajaran ini didominasi oleh kegiatan guru daripada kegiatan siswa, dan cenderung bersifat informatif. Pembelajaran seperti ini biasa dikenal dengan pembelajaran ceramah.

Ketuntasan materi masih dijadikan prioritas utama oleh kebanyakan guru fisika termasuk guru fisika SMK Miftahul Qulub. Sedangkan kemampuan siswa dalam memahami dan menerapkan berbagai konsep fisika untuk penyelesaian masalah fisika masih dinomor-duakan karena kurangnya aktivitas belajar siswa [7]. Sehingga tidak mengherankan jika sampai saat ini fisika masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit bagi siswa.

Salah satu model pembelajaran yang menuntut aktivitas siswa dalam penyelesaian masalah fisika adalah pembelajaran SLC. Pembelajaran ini dapat membentuk pemahaman konsep yang lebih mantap pada diri siswa terhadap materi yang telah diberikan, meningkatkan kemandirian siswa dalam belajar melalui peran literacy

circles, serta mengembangkan rasa tanggung jawab, kerja

sama, percaya diri, dan kebersamaan antar anggota dalam menyelesaikan masalah fisika [8].

Melalui pembelajaran ini, siswa diberi kesempatan untuk menentukan kompetensi-kompetensi belajarnya sendiri, mencari input sendiri, menghasilkan suatu keputusan sendiri dengan tepat, dan merefleksi diri atas keputusan yang telah dilakukan [5,9]. Sedangkan tujuan

akhir pembelajaran ini yaitu untuk peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika.

II. LANDASAN TEORI

Pembelajaran SLC merupakan pembelajaran dengan metode diskusi yang terdiri dari enam anggota kelompok dengan peran yang berbeda, yang saling berhubungan/ bekerjasama guna memperoleh ide besar tentang konsep sains (fisika) yaitu kesimpulan [1,8]. Ide besar yang dihasilkan tersebut didasarkan pada catatan-catatan sains yang berhubungan dengan konsep sains yang dipelajari. Pembelajaran ini memiliki tiga komponen utama yang saling berhubungan yaitu seperti pada Gambar 1.

Gambar 1. Komponen-komponen SLC [1].

Ketiga komponen tersebut terjadi secara bersamaan, yang mencerminkan tujuh tahapan-tahapan penyelidikan sains, yaitu quetions, prediction, planning, observation,

conclusions, new quetions or ideas, dan conclusion

journal. Aktivitas penyelidikan tersebut mendorong

Peran literacy circles

Artifak siswa

(2)

Novitasari Sutadi / Pemahaman Konsep Listrik Arus Searah dan Kemandirian Belajar Siswa SMK Melalui Pembelajaran Science Literacy Circles

105

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014

ISSN : 0853-0823 pergerakan siklus dari ide-ide dan pertanyaan-pertanyaan

siswa sehingga siswa aktif dan mandiri secara induktif dalam mengembangkan ide besar mereka tentang konsep-konsep sains terutama konsep-konsep listrik arus searah, yang dipaparkan berdasarkan sudut pandang masing-masing siswa dan direpresentasikan dalam diskusi kelompok sehingga menghasilkan ide besar kelompok.

Peran literacy circles dalam pembelajaran ini akan membentuk rasa tanggung jawab dari setiap peran [8]. Karena kenyataannya setiap siswa memiliki pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang berbeda [10] sehingga tanpa mereka sadari terjadi aktivitas tukar menukar pengalaman, pengetahuan, atau pemahaman di antara anggota kelompok, serta perubahan perilaku belajar. Karena itu pembagian peran sangatlah penting. Enam peran literacy circles adalah pemimpin diskusi, penjelajah kata, visionaris, konektor pemikiran, webmaster, dan pengembang ide besar.

Pemahaman konsep adalah kemampuan menangkap dan menguasai lebih dari sejumlah fakta yang mempunyai keterkaitan dengan makna tertentu [2]. Unsur kepemahaman dalam pembelajaran fisika jauh lebih dominan daripada unsur hafalan [11]. Siswa yang menjawab dengan benar soal hitungan fisika, belum tentu memahami konsep fisika dengan benar [6]. Karena itu pengukuran pemahaman konsep fisika lebih diarahkan bersifat analisis, tanpa matematika, dan dapat mengungkap pemahaman konsep fisika siswa itu sendiri. Seberapa jauh pemahaman siswa terhadap konsep listrik arus searah dapat diukur dari aspek kognitif, yang meliputi tiga tingkatan yaitu translation, interpretation,

dan extrapolation.

Kemandirian belajar adalah aktivitas belajar yang berlangsung lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan tanggung jawab sendiri baik saat belajar sendiri, belajar kelompok, atau belajar dalam kelas [3]. Seorang siswa dikatakan mandiri jika ia mampu menghadapi segala permasalahan hidup dengan rasa tanggung jawab tanpa tergantung pada orang lain, namun bukan berarti ia memiliki sikap individualistik. Kemandirian belajar siswa meliputi enam aspek yaitu ketidaktergantungan terhadap orang lain, memiliki kepercayaan diri, berperilaku disiplin, memiliki rasa tanggung jawab, berperilaku berdasarkan inisiatif sendiri, dan melakukan kontrol diri [4].

Listrik arus searah merupakan sebagian kecil dari materi fisika SMK yang banyak menerapkan metode percobaan dan analisis secara matematik dalam penyelesaian masalah. Salah satu materi listrik arus searah adalah hubungan antara arus listrik (i), beda potensial (V), dan hambatan listrik (R) pada suatu rangkaian listrik tertutup, yang dinyatakan dengan hukum Ohm yaitu :

III. METODE PENELITIAN/EKSPERIMEN

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi dengan desain pretest_postest group pada siswa kelas XI ITL SMK Miftahul Qulub Polagan Pamekasan sejumlah 62 orang yang terbagi dalam kelas kontrol dan eksperimen. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian adalah tes dan angket. Tes digunakan untuk mengukur pemahaman konsep siswa sebelum (pretes) dan sesudah (postes) pembelajaran. Sedangkan angket digunakan untuk mengukur kemandirian belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Uji validitas tes dilakukan melalui uji ahli dan uji empiris menggunakan korelasi product moment pada taraf signifikansi 5%. Sedangkan uji reliabilitas tes menggunakan rumus K-R 20. Untuk angket kemandirian belajar hanya dilakukan uji reliabilitasnya saja dengan menggunakan rumus Alpha, karena instrumen ini diadopsi dari penelitian sebelumnya [4].

Teknik analisis data menggunakan bantuan SPSS 17.0, yang meliputi uji persyaratan analisis dan uji hipotesis. Uji persyaratan terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas varian, sedangkan uji hipotesis dilakukan dengan uji manova. Uji manova merupakan uji beda varian yang berasal dari beberapa variabel terikat. Peningkatan pemahaman konsep diperoleh dengan uji N-gains, sedangkan tingkat kemandirian belajar siswa yang diperoleh dari angket dianalisis secara deskriptif dengan persentase.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil uji validitas tes berdasarkan isi diperoleh skor perolehan 92.8% (sangat valid), sedangkan berdasarkan uji korelasi diperoleh koefisien korelasi sebesar 0.303 lebih besar daripada r tabel (=0.294) atau dinyatakan valid. Sehingga instrumen tersebut layak digunakan untuk diuji lapangan. Untuk uji reliabilitas data tes diperoleh nilai koefisien korelasinya sebesar 0.490 (cukup reliabel), sedangkan data angket kemandirian belajar memperoleh koefisien korelasi sebesar 0.845 (sangat reliabel).

Hasil uji prasyarat analisis diperoleh dari uji homogenitas varian dan uji normalitas seperti pada Tabel 1 dan 2. Karena Sig. masing-masing variabel di atas lebih besar daripada 0.05 maka kedua varians dari data tersebut adalah homogen.

Tabel 1. Uji Homogenitas Varian.

No. Variabel Sig.

1 Pretes 0.545

2 Pemahaman konsep (postes) 0.772

3 Kemandirian belajar 0.675

Tabel 2. Uji Normalitas.

Kelas Variabel Sig.

Pretes 0.514

Eksperimen Pemahaman konsep (postes) 0.895

Kemandirian belajar 0.134

Pretes 0.600

Kontrol Pemahaman konsep (postes) 0.248

(3)

106 Novitasari Sutadi / Pemahaman Konsep Listrik Arus Searah dan Kemandirian Belajar Siswa SMK Melalui Pembelajaran Science Literacy Circles

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014

ISSN : 0853-0823 Karena Sig. masing-masing variabel pada Tabel 2 lebih

besar daripada 0.05 maka variabel tersebut dari kedua varian adalah terdistribusi normal.

Berdasarkan Tabel 1 dan 2 maka perolehan data dari kedua sampel sudah memenuhi syarat untuk dilakukan uji hipotesis melalui uji manova. Hasil uji manova dapat dilihat pada Tabel 3.

Berdasarkan Tabel 3 diketahui nilai Fhit = 324.865

yang siginifikan karena memiliki nilai Sig. 0.000 < 0.05. Jadi Ha diterima. Artinya, terdapat pengaruh metode pembelajaran terhadap pemahaman konsep sekaligus kemandirian belajar siswa pada pokok bahasan listrik arus searah. Diketahui juga koefisien determinan sebesar R2 = 0.917, artinya 91.7% pemahaman konsep dan kemandirian belajar secara bersama-sama dipengaruhi oleh pemberian metode pembelajaran, sedangkan 8.3% dipengaruhi oleh variabel lain.

Peningkatan pemahaman konsep dapat dilihat dari hasil uji N-gains, bahwa indeks rata-rata tes pemahaman konsep yang diperoleh siswa kelas eksperimen (0.58) lebih besar daripada perolehan siswa kelas kontrol (0.29). Hal ini menunjukkan bahwa siswa dengan metode perlakuan SLC mengalami peningkatan pemahaman konsep yang lebih baik dibandingkan siswa dengan metode perlakuan ceramah. Atau dikatakan bahwa metode SLC mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa tentang listrik arus searah.

Distribusi jumlah siswa pada tingkatan pemahaman konsep berdasarkan N-gains dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 3. Uji Manova. Variabel

Bebas Variabel Terikat Fhit Sig. R2

Metode belajar

Pemahaman konsep &

Kemandirian belajar 324.865 0.000 0.917

Pemahaman konsep 24.983 0.000 0.294

Kemandirian belajar 519.518 0.000 0.896

Tabel 4. Tingkatan Pemahaman Konsep.

Kategori Jumlah Siswa

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Tinggi 6 - Sedang 24 16 Rendah - 16

Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa tingkat pemahaman konsep siswa lebih banyak berkategori sedang/ menengah. Hal ini diakibatkan karena siswa belum terbiasa belajar dengan metode SLC sehingga sampai pertemuan kedua masih ditemukan 2-3 siswa yang belum memahami perannya dalam kelompok SLC. Selain itu juga diakibatkan karena siswa kesulitan dalam menyusun ide-ide baru dalam menghasilkan ide besar kelompoknya, sehingga campur tangan guru masih ditemukan saat pembelajaran berlangsung. Namun hal tersebut tidak mengurangi semangat siswa untuk belajar mandiri memahami konsep listrik arus searah, serta tidak mengurangi kelancaran pelaksanaan pembelajaran SLC selama penelitian.

Hasil angket kemandirian belajar dianalisis secara deskriptif dengan persentase tingkat kemandirian belajar seperti pada Tabel 5.

Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa siswa berpelakuan SLC lebih banyak memiliki tingkat kemandirian belajar yang tinggi dibandingkan kategori lainnya yaitu sebanyak 26 siswa (86.67%). Sedangkan siswa berpelakuan ceramah lebih banyak memiliki tingkat kemandirian belajar yang kurang dibandingkan kategori lainnya yaitu sebanyak 28 siswa (87.50%). Hal ini menunjukkan bahwa kemandirian belajar siswa dengan perlakuan SLC lebih baik daripada siswa dengan pelakuan ceramah, sekaligus menunjukkan bahwa metode SLC mampu meningkatkan kemandirian belajar siswa pada pokok bahasan listrik arus searah.

Tabel 5. Tingkat Kemandirian Belajar.

Kategori

Persentase Jumlah Siswa

Kelas Eksperimen Kelas

Kontrol

Berdasarkan paparan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran SLC mampu memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan pemahaman konsep dan kemandirian belajar siswa SMK pada pokok bahasan listrik arus searah. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan pemahaman konsep, dan semakin banyak siswa yang memiliki tingkat kemandirian belajar yang tinggi setelah mendapat perlakuan metode pembelajaran SLC. Karena itu metode pembelajaran SLC dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan pemahaman konsep dan kemandirian belajar siswa SMK. Hambatan-hambatan yang terjadi selama penelitian dan efektifitas metode pembelajaran SLC terhadap subyek atau materi yang berbeda dapat dianalisis lebih lanjut melalui penelitian selanjutnya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Dr. Dwi Sulisworo, M.T. atas bimbingan yang telah diberikan selama pelaksanaan penelitian ini.

PUSTAKA

[1] J. D. Fry and Teresa, Science Literacy Circles: Big Ideas About Science. ISSN: 0036-8121. Routledge Taylor & Francis Group, LLC, 2010.

[2] Y. Nurhaeni, Meningkatkan Pemahaman Siswa pada

Konsep Listrik melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Siswa Kelas IX SMPN 43 Bandung. Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol 12 No 1. ISSN 1412-565x, 2011.

(4)

Novitasari Sutadi / Pemahaman Konsep Listrik Arus Searah dan Kemandirian Belajar Siswa SMK Melalui Pembelajaran Science Literacy Circles

107

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014

ISSN : 0853-0823 [4] K. Hidayati dan Endang L, Pengembangan Instrumen

Kemandirian Belajar Mahasiswa. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, No.1, 2010.

[5] H. Mudjiman, Belajar Mandiri, UNS Press, 2009. [6] I. K. Werdhiana, et al, Pengembangan Tes Pemahaman

Konsep Fisika Siswa SMA. Proceeding The Second

International Seminar on Science Education. ISBN: 978-979-98546-4-2, 2008.

[7] D. Adiningsih, Pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru dan Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X SMK Batik Perbaik Purworejo, 2012. Webite: www.eprints.uny.ac.id (diakses pada tanggal 20 Februari 2013).

[8] Aneliareny, Organisasi, 2012. Website:

www.aneliareny.wordpress.com/.../materi-pkn (diakses pada tanggal 16 Juni 2013).

[9] A. Miftahuddin, Karakter dalam Pembelajaran Fisika,

2012. Website: http://ayip7miftah.

wordpress.com/...…/karakter-dalam-pembelajaran-fisika/ (diakses pada tanggal 16 Juni 2013).

TANYA JAWAB

Ratika Sekar A.A, Univ N Malang

? Apa alasan anda menggunakan uji Manova untuk menguji hipotesis penelitian? Dan tolong sebutkan variabel-variabel yang ada dalam penelitian?

Novitasari Sutadi, MTs. Miftahul Qulub Polagan

@ Uji manova adalah uji beda yang melibatkan lebih dari satu variable terikat (Y), yaitu dalam penelitian ini menggunakan variable kemandirian belajar (Y1) dan

pemahaman konsep (Y2) sedangkan variable bebasnya

adalah metode pembelajaran (X).

Semiono R, UAD

? 1. Besar kontribusi SLC 91,7%. Variabel apa selain SLC yang memberikan kontribusi?

2. SLC model pembelajaran atau bukan?

Novitasari Sutadi, MTs. Miftahul Qulub Polagan

@ 1. Variabel lain yang memberikan kontribusi pasti ada, tapi hasil penelitian ini nilai 91,7% itu merupakan sumbangan utama untuk pemahaman konsep dan kemandirian belajar, sedangkan 8,3% merupakan sumbangan nilai metode SLC seperti motivasi, minat, kemampuan analitis ,dll (masih dalam penelitian lebih lanjut).

Gambar

Gambar 1. Komponen-komponen SLC [1].
Tabel 5. Tingkat Kemandirian Belajar.

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu alasan yang penting kompetisi pasar tidak pernah sempurna adalah bahwa bidang ekonomi selalu bisa ditemukan apa yang oleh para ekonom disebut externalities.. Alasan lain

Pernyataan yg menunjukkan dugaan nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda.. Sebagai contoh rumusan

Tenant wajib menjaga dan memelihara peralatan dan fasilitas yang telah diberikan oleh Pengelola Inkubator Teknologi LIPI dan wajib mengganti apabila terjadi kerusakan sesuai

Penulisan Ilmiah ini, menerangkan pembuatan website Adam Cell dengan menggunakan bahasa pemrograman script server side PHP (Personal Home Page) agar informasi pada situs dapat

Penerapan Teknik Penilaian Kelas Dalam Pembelajaran Fisika Kelas XI.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Dari hasil pengujian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa pengujian dengan pemanasan awal selama 30 menit pada alat pengering lebih cepat laju pengeringan

Akan tetapi, di pihak lain, saya melihat bahwa cara pandang “membingkai” ( enframing ) semacam itu sebenarnya juga dapat berdampak positif bagi manusia, di mana cara pandang itu dapat

Cuando necesite hacer referencia a una fuente cuyo autor no ha podido identificar con precisión, cite las primeras dos o tres palabras del título, seguido por el año.. en el