• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS HASIL PEMAHAMAN KONSEP DAN PROFIL KONSEPSI SISWA SMA MENGGUNAKAN INSTRUMEN BERBANTUAN ANIMASI PADA KONSEP POTENSIAL DAN MEDAN LISTRIK SKRIPSI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS HASIL PEMAHAMAN KONSEP DAN PROFIL KONSEPSI SISWA SMA MENGGUNAKAN INSTRUMEN BERBANTUAN ANIMASI PADA KONSEP POTENSIAL DAN MEDAN LISTRIK SKRIPSI."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

Hidayat, Romli. 2014

ANALISIS HASIL PEMAHAMAN KONSEP DAN PROFIL KONSEPSI SISWA SMA MENGGUNAKAN INSTRUMEN BERBANTUAN ANIMASI PADA KONSEP POTENSIAL DAN MEDAN LISTRIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ANALISIS HASIL PEMAHAMAN KONSEP DAN PROFIL KONSEPSI SISWA SMA

MENGGUNAKAN INSTRUMEN BERBANTUAN ANIMASI PADA KONSEP

POTENSIAL DAN MEDAN LISTRIK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Fisika

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh

ROMLI HIDAYAT

0902303

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Hidayat, Romli. 2014

ANALISIS HASIL PEMAHAMAN KONSEP DAN PROFIL KONSEPSI SISWA SMA MENGGUNAKAN INSTRUMEN BERBANTUAN ANIMASI PADA KONSEP POTENSIAL DAN MEDAN LISTRIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2014

LEMBAR HAK CIPTA

ANALISIS HASIL PEMAHAMAN KONSEP DAN PROFIL KONSEPSI SISWA SMA MENGGUNAKAN INSTRUMEN BERBANTUAN ANIMASI PADA KONSEP

POTENSIAL DAN MEDAN LISTRIK.

Oleh Romli hidayat

0902303

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sastra pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Romli Hidayat 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Hidayat, Romli. 2014

ANALISIS HASIL PEMAHAMAN KONSEP DAN PROFIL KONSEPSI SISWA SMA MENGGUNAKAN INSTRUMEN BERBANTUAN ANIMASI PADA KONSEP POTENSIAL DAN MEDAN LISTRIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS HASIL PEMAHAMAN KONSEP DAN PROFIL KONSEPSI SISWA SMA MENGGUNAKAN INSTRUMEN BERBANTUAN ANIMASI PADA KONSEP

POTENSIAL DAN MEDAN LISTRIK

Oleh:

Romli Hidayat NIM. 0902303

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I,

Achmad Samsudin,M.Pd NIP. 198310072008121004

Pembimbing II,

Ridwan Efendi,M.Pd NIP. 19770110200811011

Mengetahui,

(4)

Hidayat, Romli. 2014

ANALISIS HASIL PEMAHAMAN KONSEP DAN PROFIL KONSEPSI SISWA SMA MENGGUNAKAN INSTRUMEN BERBANTUAN ANIMASI PADA KONSEP POTENSIAL DAN MEDAN LISTRIK

(5)

Hidayat, Romli. 2014

ANALISIS HASIL PEMAHAMAN KONSEP DAN PROFIL KONSEPSI SISWA SMA MENGGUNAKAN INSTRUMEN BERBANTUAN ANIMASI PADA KONSEP POTENSIAL DAN MEDAN LISTRIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ANALISIS HASIL PEMAHAMAN KONSEP DAN PROFIL KONSEPSI SISWA SMA MENGGUNAKAN INSTRUMEN BERBANTUAN ANIMASI

PADA KONSEP POTENSIAL DAN MEDAN LISTRIK.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi instrumen tes berbantuan animasi terhadap hasil pemahaman konsep dan profil konsepsi siswa SMA pada konsep potensial dan medan listrik. Penelitian ini dilaksanakan kepada siswa SMA kelas XII di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung yaitu sebanyak 38 siswa. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian Purposive sampling dengan desain penelitian One Shot Case Study dengan sejumlah instrumen tes yang telah diuji validitas sebesar 0,83 serta reliabilitas sebesar 0,1. Subjek penelitian ini melibatkan dua kelompok yaitu berupa Paper and Pencils Test dan berupa tes berbantuan animasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil rata-rata tes pada kategori bawah pada kelas Paper and Pencils Test adalah 17,5 dan pada kelas ekperimen 23,3. Berdasarkan perhitungan uji statistik Mann Whitney, Uhitung

= 60 sedangkan Utabel = 116 dengan demikian Uhitung ≤ Utabel. Dengan demikian

maka hipotesis H0 ditolak karena Uhitung ≤ Utabel, dan hipotesis H1 diterima. Hasil

uji statistik Mann Whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara Paper and Pencils Test dengan tes berbantuan animasi. Pada paper and pencil test terdapat 65 jawaban responden yang miskonsepsi sedangkan pada tes berbantuan animasi adalah 48, dan 101 jawaban responden yang konsepsi paralel. Dalam hal ini hasil tes berbantuan animasi berbeda dibandingkan Paper and Pencils Test, dimana hasil tes berbantuan animasi pada profil miskonsepsi dan konsepsi paralel lebih sedikit. Kesimpulan penelitian ini adalah hasil tes tes berbantuan animasi lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan butir soal paper and pencil test hal ini didukung dari hasil uji U dimana Uhitung (60) < Utabel (116) , maka kedua tes jelas berbeda.

(6)

Hidayat, Romli. 2014

ANALISIS HASIL PEMAHAMAN KONSEP DAN PROFIL KONSEPSI SISWA SMA MENGGUNAKAN INSTRUMEN BERBANTUAN ANIMASI PADA KONSEP POTENSIAL DAN MEDAN LISTRIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ANALYSIS OF UNDERSTANDING CONCEPTS AND PROFILE CONCEPTION STUDENT OF SENIOR HIGH SCHOOL USING INSTRUMENT AIDED ANIMATION OF CONCEPT POTENTIAL AND

ELECTRICAL FIELDS.

ABSTRACT

This study aims to determine the contribution of the test instrument-assisted animation of the results of the understanding of concepts and conceptions profiles of high school students to the concept of potential and electric field. This study was carried out to high school students of class XII in one high schools in the city of Bandung as many as 38 students. This study used Purposive Sampling method to design research studies One Shot Case Study with a number of test instruments that have tested the validity of 0.83 and a reliability of 0.1. Subjects of this study involved two groups in the form of Test Paper and Pencils and were test-aided animation. The results showed that the average yield in the test under the category of Paper and Pencils Test class is 17.5 and the 23.3 grade tests aided animation. Based on the calculation of the Mann Whitney statistical test, whereas Utable = 116

and Ucount= 60, thus Ucount < Utable. Thus, the hypothesis H0 is rejected because

Ucount < Utable, and hypothesis H1 is accepted. Mann Whitney statistical test results

indicate that there are significant differences between Paper and Pencils Test with test-aided animation. In the paper and pencil test there were 65 respondents who misconceptions while the test-aided animation is 48, and 101 respondents were parallel conception. In this case the test results aided animation is different than Paper and Pencils Test, which tests aided animation on misconceptions profile and parallel conception is fewer than paper and pencils test. The conclusion of this study is the result of test-aided animation test significantly better than paper and pencil items this test supported by the results which U test, Ucount (60) < Utable

(116), then the test is clearly different.

(7)

Hidayat, Romli. 2014

ANALISIS HASIL PEMAHAMAN KONSEP DAN PROFIL KONSEPSI SISWA SMA MENGGUNAKAN INSTRUMEN BERBANTUAN ANIMASI PADA KONSEP POTENSIAL DAN MEDAN LISTRIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.up

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ……….. i

KATA PENGANTAR ………... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ………. iii

DAFTAR ISI ……….. v

1. Instrumen Tes Berbantuan Animasi ... 1.1. Instrumen ...…………...….. 1.2. Animasi... 1.3. Asesmen Berbentuk Animasi ... 2. Konsep Medan dan Potensial Listrik ... 3. Hubungan instrumen tes dengan konsep potensial dan medan

(8)

Hidayat, Romli. 2014

ANALISIS HASIL PEMAHAMAN KONSEP DAN PROFIL KONSEPSI SISWA SMA MENGGUNAKAN INSTRUMEN BERBANTUAN ANIMASI PADA KONSEP POTENSIAL DAN MEDAN LISTRIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.up

1. Metode Penelitian ... 4. Uji Coba Instrumen Penelitian... 5. Tahap Implementasi... 7. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis...………....…...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Pengembangan Instrumen Tes Berbantuan Animasi ... 2. Analisis Pemahaman Konsep Siswa... 3. Analisis Pemahaman Konsep Per sub konsep ... 4. Profil Konsepsi Siswa...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... ... B. Saran... ...

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

Hidayat, Romli. 2014

ANALISIS HASIL PEMAHAMAN KONSEP DAN PROFIL KONSEPSI SISWA SMA MENGGUNAKAN INSTRUMEN BERBANTUAN ANIMASI PADA KONSEP POTENSIAL DAN MEDAN LISTRIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.up

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi di era modern ini berkembang sangat pesat terutama di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Kemajuan teknologi ini bisa berupa pemanfaatan komputer, alat komunikasi dan lain-lain. Di bidang pendidikan kemajuan teknologi sangat membantu dalam proses belajar mengajar, adapun teknologi yang banyak digunakan untuk saat ini adalah komputer. Komputer memiliki perangkat hardware dan sofware. Adapun hardware merupakan komponen perangkat keras yang dibutuhkan komputer

(10)

2

menunjukkan bahwa dengan butir soal yang dikemas dalam bentuk animasi, hasil tes pemahaman konsep gerak dapat meningkat dari sebelumnya.

Dalam penelitian ini, peneliti memilih konsep potensial dan medan listrik karena konsep ini memiliki banyak konsep-konsep yang bersifat abstrak bagi siswa SMA. Misalnya: siswa tidak memahami konsep aliran arus dan penggambaran konsep potensial dan medan listrik karena siswa tidak bisa mengamati fenomena yang sesungguhnya. Banyak siswa mengalami miskonsepsi mengenai konsep aliran arus dengan menggunakan pengukuran menggunakan amperemeter setelah lampu dipasang pada rangkaian. Siswa berpikir bahwa arus akan berkurang jika lampu dipasang pada rangkaian. Nampaknya akan lebih menguntungkan jika penggambaran pada konsep potensial dan medan listrik pada butir-butir soal tes pemahaman konsep potensial dan medan listrik dikemas dalam bentuk animasi, sesuai dengan fenomena sesungguhnya seperti yang akan direpresentasikan dalam instrumen tes berbantuan animasi. Berdasarkan angket yang diberikan kepada siswa, salah konsep atau sering disebut miskonsepsi dan konsepsi paralel yang sering dijumpai adalah konsep potensial listrik siswa tidak terlalu memahami konsep dari potensial listrik hal ini dikarenakan siswa biasanya disuguhi tes berupa hitungan dan tidak terlalu paham konsep. Dari tes Paper and Pencil Test yang telah diberikan terdiri dari 20 soal yang dikerjakan oleh 19 siswa

hanya memperoleh hasil rentang 3 sampai 9 soal yang benar dari 20 soal yang diberikan. Hal ini sangat jauh dari yang diharapkan dan banyak siswa yang miskonsespi. Dalam Paper and Pencil Test garis-garis medan listrik hanya berupa jejak lintasan berupa garis statis. Nampaknya lebih menguntungkan apabila medan-medan listrik tersebut dikemas dalam bentuk animasi, sesuai dengan fenomena sesungguhnya. Dengan demikian dapat memperjelas maksud dari soal dan meminimalkan salah interpretasi dalam pemahaman konsep siswa.

(11)

3

2. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada beberapa hal sebagai berikut:

1. Penelitian ini dibatasi hanya untuk melihat kontribusi butir soal tes berbantuan animasi terhadap hasil tes pemahaman konsep antara siswa yang mendapat soal format animasi dan siswa yang mendapat soal format paper and pencil test.

2. Butir soal yang diberikan terdiri dari dua bentuk tes yaitu tes berbantuan

animasi dan Paper and Pencils Test.

3. Kontribusi butir soal format animasi terhadap profil konsepsi siswa. Maksudnya adalah berapa besar kontribusi tes berbantuan animasi terhadap penguasaan terhadap profil konsepsi siswa SMA.

3.Rumusan masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: “Bagaimana hasil pemahaman konsep dan profil konsepsi siswa SMA dari penggunaan butir soal tes berbantuan animasi pada materi potensial dan medan listrik?”

Rumusan masalah di atas dapat dirinci ke dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian, sebagai berikut:

1. Bagaimana perbedaan hasil tes pemahaman konsep siswa SMA antara siswa yang mendapatkan butir soal tes berbantuan animasi dengan siswa yang mendapatkan butir soal dalam format paper and pencil test?

(12)

4

3. Bagaimana perbedaan kuantitas profil konsepsi antara siswa yang mendapatkan butir soal tes berbantuan animasi dengan siswa yang mendapatkan butir soal dalam format paper and pencil test?

4.Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk merancang dan menerapkan tes berbantuan simulasi guna mengetahui capaian pemahaman konsep potensial dan medan listrik pada siswa SMA.

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk:

1. Memperoleh gambaran tentang penggunaan butir soal tes berbantuan animasi terhadap hasil tes pemahaman konsep, jika dibandingkan dengan penggunaan butir soal bentuk paper and pencil test.

2. Memperoleh gambaran tentang penggunaan butir soal tes berbantuan animasi terhadap kuantitas profil konsepsi siswa, jika dibandingkan dengan penggunaan butir soal bentuk paper and pencil test.

3. Memperoleh gambaran tentang kontribusi tes berbantuan animasi terhadap profil konsepsi siswa.

5.Manfaat Penelitian

Penelitian ini tentunya diharapkan dapat memberikan manfaat dan berguna bagi semua aspek yang terlibat. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah memperoleh altenatif teknik asesmen dan mengidentifikasi profil konsepsi siswa sejak dini karena belum adanya asesmen dalam format animasi yang dikembangkan di sekolah dan mengembangkan butir soal format animasi.

6.Variabel penelitian

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan butir soal animasi, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil tes pemahaman konsep siswa dan profil konsepsi siswa.

(13)

5

(14)

Hidayat, Romli. 2014

ANALISIS HASIL PEMAHAMAN KONSEP DAN PROFIL KONSEPSI SISWA SMA MENGGUNAKAN INSTRUMEN BERBANTUAN ANIMASI PADA KONSEP POTENSIAL DAN MEDAN LISTRIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.up BAB III

METODE PENELITIAN

1. Desain dan Metode Penelitian

Dalam Penelitian ini peneliti menggunakan metode Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan penilaian

(Judgment) peneliti mengenai siapa-siapa saja yang pantas (memenuhi

persyaratan) untuk dijadikan sampel. Menurut Sugiyono (2008, hlm.218)

Purposive Sampling adalah teknik pengambilan sumber data dengan

pertimbangan tertentu yakni sumber data dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan, sehingga memudahkan peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial yang sedang diteliti. Pemilihan metode Purposive Sampling didasari dari teknik pemilihan kelas yang ditentukan oleh guru yang bersangkutan yang menyatakan bahwa kelas yang diteliti merupakan kelas yang memiliki distribusi kemampuan dan kecerdasan yang merata. Bentuk desainnya seperti pada Gambar 3.1.

Kelompok

Paper and Pencils tes Tes berbantuan

animasi

Kontrol X1 -

Eksperimen - X2

Keterangan :

X1 : Pemberian tes akhir dengan butir soal paper and pencil test pada kelas kontrol.

X2 : Pemberian tes akhir dengan butir soal tes berbantuan animasi pada kelas eksperimen.

Gambar 3.1. Desain Penelitian One shot case study.

(15)

Pada penelitian ini partisipan yang terlibat adalah siswa yang sedang menempuh jenjang pendidikan kelas XII. Dengan jumlah 38 siswa, yang terdiri dari 19 siswa mengikuti Paper and Pencils Test dan 19 orang mengikuti tes berbantuan animasi.

3. Subjek dan Lokasi Penelitian

Pada penelitian ini, penelitian yang dilakukan adalah penelitian sampel yang hanya mengambil sebagian dari subjek. Subjek merupakan keseluruhan objek penelitian, sedangkan sampel merupakan sebagian atau yang mewakili dari subjek yang diteliti (Arikunto, 2010).

Penelitian ini mengambil subjek siswa kelas XII di suatu SMA Negeri di Kota Bandung dengan sampel yang dipilih adalah salah satu kelas saja dengan berbagai pertimbangan bahwa kelas tersebut dapat dijadikan sebagai objek untuk penelitian ini.

4. Definisi Operasional

4.1. Pemahaman Konsep Potensial dan Medan Listrik

(16)

dimaksudkan untuk menguji kenormalan data yang didapat dari hasil penelitian. Sedangkan homogenitas dimakudkan untuk menguji varians data penelitian bersifat homogen atau tidak. Setelah dilakukan uji homogenitas dan jika diperoleh bahwa varians gain antara kedua kelas homogen, berarti data gain kedua kelas tersebut terdistribusi normal dan dan memiliki varians homogen, maka uji statistik parametrik yang bisa digunakan adalah uji t. Sedangkan apabila Untuk kasus seperti ini, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik non-parametrik. Uji non-parametrik yang akan digunakan adalah Uji Mann Whitney. Karena tes ini cocok untuk menetapkan apakah rerata nilai tes pemahaman konsep kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda secara signifikan. Untuk Uji Mann Whitney akan dilakukan dengan cara manual.

4.2. Profil Konsepsi pada Konsep Potensial dan Medan Listrik

(17)

paham. Dalam pelaksanaan pembelajaran kadang miskonsepsi disamakan dengan ketidaktahuan maka seringkali guru pada umumnya tidak mengetahui miskonsepsi yang lazim terjadi pada siswanya. Konsepsi paralel ialah berbagai konsepsi tentang suatu konsep atau konteks yang bersaing dalam pemikiran sehingga seseorang belum mampu menentukan mana yang sesuai dengan konsepsi ilmiah. Normal pada umumnya siswa sangat paham dengan konsep yang sedang dibahas. Tidak paham terjadi apabila siswa tidak memahami maksud dari konsep yang dibahas. Adapun materi pembelajaran yang diambil pada penelitian ini adalah konsep potesial dan medan listrik karena pada konsep ini sering terjadi miskonsepsi, miskonsepsi terjadi karena pengalaman sehari –hari ketika berinteraksi dengan lingkungannya. Akibat pengalaman tersebut, secara tidak langsung dalam otak siswa sudah terbentuk intuisi atau “teori siswa” tentang peristiwa-peristiwa tersebut. Intuisi atau teori siswa yang terbentuk tersebut belum tentu sesuai dengan teori para ilmuwan. Secara tidak sengaja, teori-teori siswa ini terus berkembang dan melekat dalam otak siswa sehingga dapat mengganggu pelajaran fisika.

5. Instrumen Penelitian.

(18)

6. Prosedur Penelitian.

Tahapan-tahapan pada penelitian terdiri dari 5 langkah yaitu: studi pendahuluan, studi literatur, perancangan instrumen, uji coba instrumen, implementasi, dan diakhiri dengan analisis hasil dan penyusunan laporan.

6.1. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan pembelajaran Materi Potensial dan medan listrik di Salah satu SMA di Kota Bandung yang berkaitan dengan nilai rata-rata ulangan harian fisika para siswa. Studi pendahuluan ini dilaksanakan dengan cara wawancara non formal pada seorang Guru (IPA) Fisika bersangkutan mengenai pembelajaran materi Potensial dan medan listrik di kelas. Hasilnya ditemukan bahwa pemahaman konsep siswa masih cukup rendah yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata ulangan harian fisika siswa. Selain hal itu, diketahui bahwa sekolah memliki fasilitas komputer yang memadai akan tetapi fasilitas tersebut kurang dimanfaatkan dalam pembelajaran fisika. Selanjutnya, temuan tersebut dapat digunakan sebagai pijakan bahwa nantinya butir soal tes berbantuan simulasi dapat diterima dengan sambutan positif dari kalangan siswa dan guru bersangkutan.

6.2. Studi Literatur

(19)

6.3. Perancangan Instrumen Butir Soal Tes berbantuan Animasi

Hasil-hasil yang diperoleh dari studi literatur dan pendahuluan, digunakan untuk merancang produk awal (draft). Instrumen dibuat berdasarkan atas hasil-hasil analisis terhadap SK, KD, dan indikator-indikator mengenai pemahaman konsep siswa yang diharapkan muncul setelah pembelajaran dilakukan. Instrumen penilaian yang dibuat berupa: 1) tes berbantuan animasi yakni pertanyaan dengan empat pilihan jawaban yang dianimasikan dan, 2) paper and pencil test yakni pertanyaan tertulis dengan empat pilihan jawaban (pilihan

ganda biasa) pada kertas. Setelah dilakukan pengembangan dan perancangan instrumen butir soal tes berbantuan animasi, maka dilakukan judgment oleh pakar TIK bahwa model instrumen ini baik untuk digunakan dalam penelitian.

6.4.Uji Coba Instrumen Penelitian

Untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kemudahan, dan daya pembeda, dibuat suatu instrumen penelitian. Kemudian instrumen penelitian tersebut diujicobakan pada siswa kelas XII salah satu SMA di Kota Bandung. Dari hasil uji coba butir soal yang tidak memenuhi syarat, dapat diperbaiki atau direvisi. Hasil perbaikan (revisi) butir soal yang tidak memenuhi syarat, tidak dilakukan uji coba lagi atau langsung digunakan untuk mengambil data tes akhir. Berikut metode-metode yang digunakan untuk menganalisis hasil uji coba instrumen:

6.4.1. Validitas Instrumen tes

Anderson (dalam Arikunto 2008, hlm. 65) mengungkapkan bahwa “A test is valid if it measure what it purpose to measure”. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Validitas instrumen dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu validitas konstruksi dan validitas isi (konten).

(20)

Validitas konstruksi biasa juga disebut dengan validitas konsep. Validitas konstruksi bertujuan untuk menentukan cocok atau tidak suatu konsep pelajaran dijadikan suatu instrument tes. Untuk mengukur validitas suatu konsep, maka terlebih dahulu harus dilakukan suatu identifikasi atau kerangka instrumen yang dibentuk dari suatu konsep. Menurut Jugdement para ahli, instrumen yang dibuat peneliti secara keseluruhan, konsep yang digunakan sudah cukup baik, karena dalam penelitian ini peneliti mengembangkan penelitian sebelumnya. Dimana pada penelitian tersebut soal tes yang dipakai mewakili konsep yang sama tetapi hanya mengembangkan Paper and Pencils Test sehingga validitas konstruksi sudah mendapatkan persetujuan para ahli konsep listrik dan magnet.

Nilai validitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien produk momen dengan rumus :

Nilai rxy yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan

validitas butir soal dengan menggunakan kriteria pada Tabel 3.1 (Arikunto, 2008, hlm. 75).

Tabel 3.1. Klasifikasi Validitas Butir Soal

Nilai rxy Kriteria

(21)

0,60 < rxy 0,80 Tinggi

0,40 < rxy 0,60 Cukup

0,20 < rxy 0,40 Rendah

0,00 < rxy  0,20 Sangat Rendah

-1,00< rxy  0,00 Tidak valid

6.4.1.2. Validitas konten (isi)

(22)

penilaian ahli kolom A, kolom B, kolom C dan kolom D. Setelah dilakukan penilaian selanjutnya dianalisis dengan perhitungan Gregory sebagai berikut:

Vc = + + + (3.2)

Keterangan :

Vc = Validitas isi

A = Kedua Judges tidak setuju

B = Judges I setuju, Judges II tidak setuju

C = Judges I tidak setuju, Judges II setuju

D = Kedua Judges setuju

Kriteria validitas isi :

0,80 – 1,00 = Validitas isi sangat tinggi

0,60 – 0,79 = Validitas isi tinggi

0,40 – 0,59 = Validitas isi sedang

0,20 – 0,39 = Validitas isi rendah

0,00 – 0,19 = Validitas isi sangat rendah

(23)

mengerjakan tes, tabel – tabel fisika dapat membantu dalam mengerjakan tes, perpindahan transisi antar halaman materi cepat, dan animasi dapat diputar ulang.

Penilaian media dilakukan dengan pemberian skor, yaitu skor 1 berarti para ahli berpendapat sangat tidak setuju dengan pertanyaan dari sub pernyataan tentang media. Skor 2 berarti para ahli berpendapat tidak setuju dengan pernyataan dari sub pernyataan tentang media. Skor 3 berarti para ahli berpendapat setuju dengan pernyataan dari sub pernyataan tentang media. Skor 4 berarti para ahli berpendapat sangat setuju dengan pernyataan dari sub pernyataan tentang media.

(24)

yang berarti masuk ke kolom D. Pernyataan tentang pengaruh individu terhadap media yang terdiri dari 4 sub pernyataan yang dinilai oleh 2 orang ahli media hasil penilaianya adalah dari semua sub pernyataan kedua penilai memberikaran skor 3 -4 yang berarti masuk ke kolom D.

Tabel 3.2. Tabulasi silang (2 x 2) penilaian ahli

Tabulasi Penilaian dari Para ahli Judges II

Skor 1-2 Skor 3-4

Judges I Skor 1-2 A

(4)

B (1)

Skor 3-4 C

(1)

D (4)

Dari hasil tabulasi silang (2 x 2) penilaian para ahli maka selanjutnya dianalisis dengan perhitungan sebagai berikut :

Vc = + + +

Vc = + + + = 6 = 0,83

(25)

6.4.2.Reliabilitas Tes

Sehubungan dengan reliabilitas, Anderson (Arikunto, 2008, hlm. 87) dan kawan-kawan menyatakan bahwa persyaratan bagi tes, yaitu validitas dan reliabilitas itu penting “A reliable measure in one that provides consistent and stable indication of the characteristic being investigated”. Reliabilitas menyatakan tingkat ke”ajeg”an suatu tes. Nilai reliabilitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien reliabilitas. Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes adalah dengan menggunakan metoda belah dua (split half).

Reliabilitas tes dapat dihitung dengan menggunakan perumusan :

r11 =

1 = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

Nilai r11 yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan

(26)

6.4.3.Tingkat Kesukaran Butir Soal

Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut (Munaf, 2001). Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang anak untuk mempertinggi usaha memecdahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi di luar jangkauan (Arikunto, 2007).

Tingkat kesukaran dihitung dengan menggunakan perumusan :

Keterangan :

B P

JS

(3.5)

P = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar

JS= Jumlah seluruh siswa peserta tes

Nilai P yang diperoleh dapat diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria pada Tabel 3.3 (Arikunto, 2007).

Tabel 3.4. Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal

Nilai P Kriteria

0,00 Terlalu Sukar

0,00 < P  0,30 Sukar

0,31  P  0,70 Sedang

(27)

1,00 Terlalu Mudah

6.4.4.Daya Pembeda Soal

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang tidak pandai (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2007).

Daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan perumusan:

A B

J = Banyaknya peserta kelompok atas

B

J = Banyaknya peserta kelompok bawah

A

B =Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu

dengan benar

B

B =Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu

dengan benar

A

P =Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

B

P =Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Nilai DP yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan daya pembeda butir soal dengan menggunakan kriteria pada Tabel 3.4 (Arikunto, 2007).

(28)

6.4.5.Hasil Uji Coba Instrumen

Untuk memperoleh instrumen tes yang baik, maka instrumen tersebut diuji cobakan terlebih dahulu. Uji coba dilakukan pada Salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Hasil uji coba instrumen tes pemahaman tes dapat dirangkum pada tabel 3.5.

Tabel 3.6. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes Pemahaman Konsep

NO

SOAL VALIDITAS DAYA PEMBEDA

TINGKAT

KESUKARAN KEPUTUSAN

1 0,05 SANGAT RENDAH 0,07 JELEK 0,6 SEDANG DIPERBAIKI

2 0,39 RENDAH 0,5 BAIK 0,6 SEDANG DIPERBAIKI

3 0,37 RENDAH 0,3 CUKUP 0,5 SEDANG DIPERBAIKI

4 0,16 SANGAT RENDAH 0,1 JELEK 0,2 SUKAR DIPERBAIKI

5 0,4 CUKUP 0,3 CUKUP 0,5 SEDANG DIGUNAKAN

6 0,45 CUKUP 0,3 CUKUP 0,4 SEDANG DIGUNAKAN

7 0,07 SANGAT RENDAH 0,1 JELEK 0,5 SEDANG DIPERBAIKI

8 0,08 SANGAT RENDAH 0 JELEK 0,6 SEDANG DIPERBAIKI

9 0,14 SANGAT RENDAH 0 JELEK 0,1 SUKAR DIPERBAIKI

10 0,38 RENDAH 0,1 JELEK 0,7 SEDANG DIPERBAIKI

11 0,58 CUKUP 0,5 BAIK 0,7 SEDANG DIGUNAKAN

12 0,26 RENDAH 0,1 JELEK 0,5 SEDANG DIPERBAIKI

13 0,58 CUKUP 0,3 CUKUP 0,9 MUDAH DIGUNAKAN

14 0,56 CUKUP 0,5 BAIK 0,3 SUKAR DIPERBAIKI

Nilai DP Kriteria

Negatif Soal Dibuang

0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

(29)

15 0,3 RENDAH 0,4 CUKUP 0,6 SEDANG DIGUNAKAN

16 0,02 SANGAT RENDAH 0,1 JELEK 0,6 SEDANG DIPERBAIKI

17 0,64 TINGGI 0,7 BAIK 0,5 SEDANG DIGUNAKAN

18 0,52 CUKUP 0,5 BAIK 0,6 SEDANG DIGUNAKAN

19 0,6 TINGGI 0,5 BAIK 0,7 SEDANG DIGUNAKAN

20 0,62 TINGGI 0,5 BAIK 0,7 SEDANG DIGUNAKAN

Berdasarkan tabel 3.5 dapat diketahui bahwa 15% instrumen valid dengan kategori tinggi, 30% instrumen valid kategori cukup, 25% instrumen valid dengan kategori rendah, dan 30% instrumen valid dengan kategori sangat rendah. Untuk instrumen valid rendah dan sangat rendah, instrumen tetap dipakai dengan perbaikan pada aspek-aspek tertentu. Berdasarkan daya pembeda, instrumen yang memenuhi kriteria untuk digunakan sebagai instrumen penelitian terdiri dari 35% berkategori baik, 25% berkategori cukup dan 40% berkategori jelek. Berdasarkan tingkat kesukaran 5% berkategori mudah, 80% berkategori sedang dan 15% berkategori sukar. Berdasarkan realiabilitasnya, instrumen ini memiliki reliabilitas 0,1. Setelah instrumen diuji coba kemudian instrumen direvisi untuk soal-soal yang berkategori jelek harus diperbaiki baik sebagian maupun seluruhnya agar instrumen yang dihasilkan lebih baik lagi. Kemudian hasil revisi instrumen kemudian di terjemahkan kedalam bentuk animasi. Sama halnya dengan instrumen Paper and Pencils Test, instrumen berbantuan animasi juga melewati tahap Judgement oleh pakar TIK. Setelah dilakukan Judgement kemudian instrumen berbantuan animasi direvisi lagi sesuai dengan yang diharapkan pakar TIK. Instrumen berbantuan animasi yang telah melewati tahap revisi siap untuk digunakan sebagai instrumen penelitian.

6.5. Tahap Implementasi

(30)

siswa. Untuk kelas eksperimen data berupa skor pemahaman konsep dan kuantitas profil konsepsi siswa kelas eksperimen rencananya diberikan tes objektif sebanyak 20 soal dengan lima pilihan jawaban dalam bentuk animasi dilengkapi dengan kolom keyakinan siswa. Tes diberikan setelah proses pembelajaran dilaksanakan. Langkah-langkah yang dilakukan ditunjukkan pada Gambar 3.2.

STUDI PENDAHULUAN

PERUMUSAN MASALAH DAN PERTANYAAN PENELITIAN

STUDI LITERATUR

INSTRUMEN PEMBUATAN

KISI-KISI INSTRUMEN

PERANCANGAN STORYBOARD SOAL BERBANTUAN ANIMASI PAPER AND PENCIL TEST

PEMBUATAN SOAL BERBANTUAN ANIMASI

JUDGEMENT

MELAKUKAN UJI COBA

ANALISIS HASIL UJI COBA

REVISI

TES AKHIR

(31)

7. Analisis Data dan Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, yang dimaksud teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dipergunakan untuk memperoleh data-data empiris yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Sedangkan alat yang digunakan untuk memperoleh data disebut instrumen penelitian.

Adapun teknik dan instrumen pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif yang diperoleh dari penelitian ini adalah skor tes pemahaman konsep siswa. Skor tes tersebut diperoleh dari tes setelah dengan menggunakan instrumen berbantuan animasi.

b. Tes Diagnostik profil konsepsi

Menurut Subiyanto (dalam Surbakti, 2000, hlm. 36) tes diagnostik merupakan tes untuk mengenali hambatan apa saja yang melatarbelakangi kesulitan belajar siswa. Tes diagnostik yang dirancang dalam penelitian ini berbentuk pilihan ganda yang dilengkapi kolom tingkat keyakinan, digunakan untuk mengidentifikasi profil konsepsi siswa.

(32)

dan medan listrik. Soal-soal tes terdiri dari pertanyaan-pertanyaan materi potensial dan medan listrik sebanyak 20 soal. Dalam pelaksanaannya tes diagnostik yang telah disusun dilengkapi dengan kolom keyakinan. Kolom keyakinan adalah ukuran tingkat keyakinan/kepastian responden dalam menjawab setiap pertanyaan (soal) yang diberikan. Kolom keyakinan biasanya didasarkan pada suatu skala dan diberikan bersamaan dengan setiap jawaban suatu soal. Seorang responden mengalami miskonsepsi atau tidak tahu konsep dapat dibedakan secara sederhana dengan cara membandingkan benar tidaknya jawaban suatu soal dengan tinggi rendahnya indeks kepastian jawaban yang diberikannya untuk soal tersebut.

Langkah-langkah penyusunan tes diagnostik profil konsepsi adalah sebagai berikut:

a. Menentukan konsep dan subkonsep berdasarkan KTSP mata pelajaran Fisika

SMA kelas XII semester 2 pokok bahasan potensial dan medan listrik.

b. Merumuskan indikator soal.

c. Membuat kisi-kisi tes pemahaman konsep potensial dan medan listrik. d. Membuat soal tes berdasarkan kisi-kisi dan membuat kunci jawaban.

e. Meminta pertimbangan (judgement) kepada dua orang dosen ahli listrik magnet terhadap tes konsep potensial dan medan listrik dan dua orang dosen ahli TIK terhadap instrumen berbantuan animasi.

f. Melakukan revisi soal.

7.1. Teknik Pengolahan Data

a. Data Skor Tes

(33)

b. Pemberian Skor

Skor untuk soal pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode Rights Only, yaitu jawaban benar diberi skor satu dan jawaban salah atau butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar.

Pemberian skor dihitung dengan menggunakan rumus (Arikunto, 2008:253) berikut.

S R (3.6)

Keterangan:

S = Skor siswa

R = Jawaban siswa yang benar

1) Menentukan fraksi siswa yang menjawab benar atau fraksi siswa yang menjawab salah dari total seluruh siswa, dengan persamaan sebagai berikut:

�� =�� dan �� =�� (3.7) Dengan:

fb = fraksi siswa yang menjawab benar dari total siswa

fs = fraksi siswa yang menjawab salah dari total siswa

nb = jumlah siswa yang menjawab benar

ns = jumlah siswa yang menjawab salah

T = jumlah total siswa

2) Membedakan siswa antara tahu konsep dan tidak tahu konsep pada setiap sebaran konsep potensial dan medan listrik.

7.2. Pengujian Hipotesis

(34)

penelitian ini berasal dari masalah yang membandingkan keberadaan satu variable atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda (Sugiyono, 2010. hlm.57). Adapun perbandingan yang dilakukan adalah untuk membandingkan penggunaan asesmen butir soal format paper and pencil test pada kelas kontrol dan soal berbantuan animasi pada kelas eksperimen. Adapun hipotesisnya sebagai berikut:

H0 = Tidak terdapat perbedaan hasil pemahaman konsep yang signifikan

antara Paper and Pencils Test dengan tes berbantuan animasi.

H1 = Terdapat perbedaan hasil pemahaman konsep yang signifikan

antara Paper and Pencils Test dengan tes berbantuan animasi.

Secara umum pengujian hipotesis bisa dilakukan dengan uji statistik parametrik dan uji statistik non-parametrik. Tetapi uji statistik parametrik merupakan suatu pengujian yang paling kuat, dan hanya boleh digunakan bila asumsi-asumsi statistiknya telah dipenuhi (Panggabean, 1996). Asumsi ini didasarkan pada populasi yang terdistribusi normal. Tetapi jika asumsi distribusi normal tidak terpenuhi, uji statistik parametrik tidak dapat digunakan. Sebagai gantinya dipakai uji satatistik non-parametrik. Untuk menentukan pengujian statistik yang mana yang tepat untuk digunakan, maka kita harus lakukan uji normalitas untuk mengetahui distribusi dari populasi. Dalam penelitian ini peneliti dapat mengambil kesimpulan analisis data dengan kriteria Pengambilan keputusan sebagai berikut :

H0 diterima bila U hitung ≥ U tabel ( α ;

n

1,

n

2)

Berarti tidak ada perbedaan antara siswa yang mendapatkan tes Paper and Pencils Test dengan siswa yang mendapatkan tes berbantuan animasi.

H0 ditolak bila U hitung < U tabel ( α ;

n

1,

n

2 )

(35)

Adapun alur pengolahan data untuk menguji hipotesis secara lengkap ditunjukan oleh Gambar 3.3.

Gambar 3.3. Alur pengolahan data

Data ya g dia bil de ga etode Purposive sa pli g

Susu data ya g telah dia bil

Me buat Ra ki g data da je ja g.

Uji Mann Whitney

(36)

7.3.Metode statistik nonparametrik

Metode statistik disebut metode parametrik karena adanya parameter -parameter seperti mean, median, standar deviasi, varians dan yang lainnya. Metode ini bisa dilakukan jika beberapa persyaratan dipenuhi, diantaranya:

1) Sampel yang dipakai untuk analisis parametrik haruslah berasal dari populasi yang berdistribusi normal

2) Jika jumlah populasi atau sampel hanya sedikit, sulit dilakukan analisis parametrik secara memadai

3) Jika jenis data yang dianalisis nominal atau ordinal, metode parametrik sulit diterapkan dengan hasil memuaskan

Jika suatu data tidak terdistribusi normal, jumlah sampel sedikit dan jenis data ordinal atau nominal, pengolahan data untuk menguji hipotesis dapat menggunakan metode statistik nonparametrik (Santoso 2002, hlm. 267). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji Mann Whitney (U- Test), Test ini berfungsi sebagai alternatif penggunaan uji-t bilamana persyaratan-persyaratan parametriknya tidak terpenuhi, dan bila datanya berskala ordinal. Uji ini berbeda dengan uji wilocoxon karena uji wilcoxon untuk dua sampel yang

berpasangan. sedangkan Mann Whitney khusus untuk dua sampel yang

independent. Prosedur pengujian dapat dilakukan sebagai berikut :

1.Susun kedua hasil Pengamatan menjadi satu kelomok sampel

2.Hitung jenjang/ rangking untuk tiap – tiap nilai dalam sampel gabungan

3.Jenjang atau rangking diberikan mulai dari nilai terkecil sampai terbesar

4.Nilai beda sama diberi jenjang rata –rata

5.Selnjutnya jumlahkan nilai jenjang untuk masing-masing sampel.

6. Hitung Nilai U dengan menggunakan Rumus :

(37)

Atau

U2= n1n2 +� � + - R .

Dimana :

n

1 = jumlah sampel 1

n

2 = jumlah sampel 2

R

1 = jumlah jenjang pada sampel 1

R

2 = jumlah jenjang pada sampel 2

7. Diantara nilai U1 dan U2 yang lebih kecil digunakan sebagai U hitung untuk

dibandingkan degan U tabel.

8. Jika nilai U hitung pada no. 7 lebih besar dari n1n2 /2 maka nilai tersebut adalah

nilai U’, dan nilai U dapat dihitung dengan rumus :

U = n1n2- U’ (3.10)

7.4.Pengambilan keputusan hasil analisis.

(38)

Hidayat, Romli. 2014

ANALISIS HASIL PEMAHAMAN KONSEP DAN PROFIL KONSEPSI SISWA SMA MENGGUNAKAN INSTRUMEN BERBANTUAN ANIMASI PADA KONSEP POTENSIAL DAN MEDAN LISTRIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.up

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan pada penelitian di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung mengenai pengaruh instrumen tes terhadap pemahaman konsep dan profil konsepsi, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Secara umum pemahaman konsep siswa belum memenuhi target, Pada kelas kontrol nilai rata-rata siswa 5,3 sedangkan pada kelas eksperimen nilai rata-rata siswa 6,2 tetapi terdapat perbedaan hasil tes siswa dimana hasil test berbantuan animasi lebih baik dibandingkan hasil paper test, hal ini disebabkan siswa terbantu dengan adanya animasi dalam menjawab soal. Menurut perhitungan uji statistik didapatkan hasil Uhitung = 60 sedangkan Utabel = 116 dengan

demikian Uhitung≤ Utabel. Berdasarkan Uhitung dan Utabel, dengan demikian maka

hipotesis H0 ditolak karena Uhitung≤ Utabel, dan hipotesis H1 diterima. Hasil uji

statistik Mann Whitney menunjukkan bahwa hasil pemahaman konsep terdapat perbedaan signifikan antara Paper and Pencils Test dengan tes berbantuan jawaban responden sebanyak 30. Hasil tes pemahaman konsep per sub konsep pada konsep energi potensial listrik untuk siswa yang mendapatkan Paper and Pencils Test total jawaban responden sebanyak 25 dan pada tes berbantuan

(39)

73

3. Dari data yang didapat, profil konsepsi siswa yang miskonsepsi dan konsepsi paralel untuk tes berbantuan animasi lebih sedikit dibandingkan Paper and Pencils Test, yaitu Paper and Pencils Test yang terindikasi miskonsepsi

sebanyak 65 sedangkan pada tes berbantuan animasi sebanyak 48. Pada Paper and Pencils Test siswa yang terindikasi konsepsi paralel sebanyak 101

sedangkan pada tes berbantuan animasi sebanyak 81. Pada Paper and Pencils Test siswa yang terindikasi paham konsep sebanyak 149 sedangkan pada tes

berbantuan animasi sebanyak 160. Pada Paper and Pencils Test siswa yang terindikasi tidak paham konsep sebanyak 56 sedangkan pada tes berbantuan animasi sebanyak 106. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa instrumen berbantuan animasi memiliki kuantitas yang berbeda dengan Paper and Pencils Test, pada tes berbantuan animasi kuantitas miskonsepsi dan konsepsi

paralel lebih sedikit dibandingkan dengan Paper and Pencils Test. Dari data yang didapatkan menunjukkan bahwa tes berbantuan animasi pada profil konsepsi miskonsepsi dan konsepsi paralel mengalami penurunan. Penurunan miskonsepsi dan konsepsi paralel pada tes berbantuan animasi yang diberikan, karena siswa bisa melihat secara langsung fenomena yang terjadi sesungguhnya. Pada Paper and Pencils Test siswa dalam menjawab soal sulit untuk memahami gambar statis.

B. Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang ingin dikemukakan, yaitu:

1. Perlu ditingkatkan kembali pengembangan soal – soal seperti ini karena dari hasil penelitian terbukti bahwa soal bentuk animasi membantu siswa menyelesaikan soal.

2. Perlu dilaksanakan wawancara terhadap siswa untuk keakuratan siswa dalam mengetahui permasalahan yang siswa hadapi dalam pelaksanaan tes.

(40)

74

(41)

Hidayat, Romli. 2014

ANALISIS HASIL PEMAHAMAN KONSEP DAN PROFIL KONSEPSI SISWA SMA MENGGUNAKAN INSTRUMEN BERBANTUAN ANIMASI PADA KONSEP POTENSIAL DAN MEDAN LISTRIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.up DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2001). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arsyad, A. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Buhari, B. (2011). Four-D model (Model Pengembangan Perangkat pembelajaran dari Thiagarajan dkk). [Online].Tersedia:

http://bustangbuhari.wordpress.com/2011/08/25/four-d-model-model-pengembangan-perangkat-pembelajaran-dari-thiagarajan-dkk/ [20 September 2014]

Dahar, R. W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Dancy, M.H. dan Beichner, R. (2006). “Impact of Animation on Assessment on Conceptual Understanding in Physics”. The American Physical Society. 2, (7), 1-7.

Dykstra, dkk. (1992). Studying conceptual Changes in Learning Physics. Journal Research in Science Teaching, 74 (5).

Faizin, M. N. (2009). Penggunaan Model Pembelajaran Multimedia Interaktif (MMI) pada Konsep Listrik Dinamis untuk Meningkatkan penguasaan Konsep dan Memperbaiki Sikap Belajar Siswa. [Online]. Tersedia:

http://file.upi.edu/Direktori/A%20-Hastuti, I., Surantoro. dan Rahardjo, D.T. (2013). Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Materi Pokok Kalor pada Siswa Kelas X SMA.[Online]. Tersedia : http://eprints.uns.ac.id/1386/1/1872-4207-1-SM.pdf [3 Oktober 2014]

(42)

Hidayat, Romli. 2014

ANALISIS HASIL PEMAHAMAN KONSEP DAN PROFIL KONSEPSI SISWA SMA MENGGUNAKAN INSTRUMEN BERBANTUAN ANIMASI PADA KONSEP POTENSIAL DAN MEDAN LISTRIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.up

Mulyana, E. (2005). Asesmen dalam Pembelajaran Sains SD. [Online]. Tersedia: http://re-searchengines.com/0405edi.html. [ 20 November 2010]

Munir. (2010). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.

Purba, J. P. dan Depari, G. (2008). Penelusuran Miskonsepsi Mahasiswa Tentang Konsep dalam Rangkaian Listrik dengan menggunakan CRI dan Interview.[Online]. Tersedia : http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ELEKTRO/194710251980 021-JANULIS_P_PURBA/Makalah_Seminar/miskonsepsi_(Invotec).pdf [29 September 2014]

Shen, M.M. (2013). Miskonsepsi dalam pembelajaran disekolah. [Online]. Tersedia : http://lpmpntb.org/serba_serbi.php?/50/MISKONSEPSI_DALAM_PEMBELAJARAN _DI_SEKOLAH. [2 April 2014]

Siswoyo, D. (2013). Indikator Pemahaman Konsep .[Online]. Tersedia : http://dedi26.blogspot.com/2013/05/indikator-pemahaman-konsep.html. [20 Maret 2014]

Suparno, P. (2006). Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan, Yogyakarta : Penerbit Kanisius

Suparno, P. (2006). Reformasi Pendidikan Sebuah Rekomendasi, Yogyakarta : Penerbit Kanisius

Suhandi, A., Nur, M. dan Setiawan, A. (2009). Pengaruh Butir Soal Dalam Bentuk Animasi Terhadap Hasil Pemahaman Konsep Pembiasan Potensial dan medan listrik. [Online]. Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN%20IPA/1969081719 94031%20-%20ANDI%20SUHANDI/artikel%203.pdf [3Januari 2014].

Thiagarajan, S., Semmel, D. S & Semmel, M. I. 1974. Instructional Development for Training Teachers of Expectional Children. Minneapolis, Minnesota: Leadership Training Institute/Special Education, University of Minnesota.

Gambar

Gambar 3.1. Desain Penelitian One shot case study.
Tabel 3.2. Tabulasi silang (2 x 2) penilaian ahli
Tabel 3.3. Interpretasi Reliabilitas
Tabel 3.4. Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal
+3

Referensi

Dokumen terkait

BUPATI  BARITO  KUALA PROVINSI  KALIMANTAN  SELATAN KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 188.45/ 244 /KUM/2017 TENTANG

Undang­Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

Selama ini, praktek kerja memang sudah menjadi salah satu persyaratan kompetensi yang harus dilalui siswa SMK .sayangnya tidak banyak dunia usaha di dalam negeri yang

Pengelolaan Lingkungan yang dititikberatkan antara lain : Pengelolaan Sumber Daya Air dan Mitigasi Bencana baik bencana banjir maupun bencana kekeringan. Untuk

Nilai tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan keyakinan.Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan responden dapat

Bermain sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasa n (Stimulasi Multiple Intelegences Anak Usia Taman Kanak-kanak),..

Students’ Solutions in Dealing with the Translation Difficulties

Masyarakat memainkan peranan penting dalam penyebaran resistensi bakteri terhadap antibiotik.Sebagai upaya untuk mengurangi resistensi antibiotik adalah dengan mendidik masyarakat