• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA LKS F

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA LKS F"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) FISIKA DENGAN PENDEKATAN

DISCOVERY LEARNING UNTUK SMA KELAS X SEMESTER GENAP

Nur Devia Muharramah

1)

, I Made Astra

2)

, Razali Rasyid

3) Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Jakarta

E-mail: nurdevia.m@gmail.com

Abstrak

Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pembelajaran fisika SMA dengan pendekatan Discovery Learning sebagai bahan ajar yang mengacu pada kurikulum 2013 pada Kompetensi Dasar praktikum kelas X semester genap. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Prosedur penelitian dan pengembangan ini terdiri dari lima tahap, yaitu: 1) analisis kebutuhan, 2) pengembangan produk, 3) validasi ahli, 4) uji coba lapangan skala kecil, dan 5) uji coba lapangan skala besar. LKS fisika dengan pendekatan Discovery Learning telah melalui tahap uji validasi dengan presentase pencapaian sebesar 92%, menurut ahli materi, 79,56% menurut validasi ahli media, dan 91,51 % menurut guru fisika SMA. Setelah di revisi, LKS di uji cobakan skala kecil kepada 5 siswa menunjukan persentase capaian sebesar 70,66% dan uji lapangan menunjukan persentase capaian sebesar 75,08%. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa LKS dengan pendekatan Discovery Learning yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan dan disebarluaskan sebagai bahan ajar fisika kelas X semester genap

Kata kunci: LKS,Discovery Learning, Penelitian Pengembangan

DEVELOPMENT OF STUDENT WORKSHEET FOR PHYSICS SENIOR HIGH SCHOOL

LEARNING USING DISCOVERY LEARNING APPROACH

Nur Devia Muharramah

1)

, I Made Astra

2)

, Razali Rasyid

3)

Physics education Study Program. Department of Physics. Faculty of Mathematics and Science. State University of Jakarta

E-mail:1)nurdevia.m@gmail.com

Abstract

This development research has purpose to produce a product form of Students Worksheet a Learning Physics for Senior High School using Discovery Learning approach in 2013 curriculum in the majoring of basic competence

practicum in ten grade of even semester. The method which was used for this research was research and development. The research and development procedure consist of 5 steps, such as: 1. needed analysis 2. Development of product 3. Validity expert 4. Try out in small scale 5. Try out in large scale. Student Worksheet

Learning Physics for Senior High School using Discovery Learning approach has conducted. The score of validity from expert, media, and teacher shown that the respond was very positive, percentage of score validity

was from mater expert was 92%, percentage score of validity from media expert was 79,56% and percentage score of validity from teachers was 91,51%. After revision, Students Worksheet had been tried out to 5 students

and the result shown the percentage means was 70,66% and empirical try out can be scored in good level with percentage score means was 75,08%. From this research, the writer conclude that development of Student worksheet using Discovery learning is very feasible to be used and distributed as the media for Physics teaching

and learning Process in Ten grade of even semester

.

(2)

PENDAHULUAN

Perubahan kurikulum pada tahun 2013 ini telah kita ketahui sebagai kurikulum yang bertujuan untuk mempersiapkan insan Indonesia supaya memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warganegara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan perdaban. Proses pembelajaran kurikulum 2013 adalah proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif untuk menguasai Kompetensi Dasar (KD) dan Kompetensi Inti (KI) untuk mencapai kepuasaan siswa dalam memahami konsep pembelajaran.

Adanya pengembangan kurikulum, proses pembelajaran sudah cukup memadai, tetapi suasana belajar belum cukup kondusif akibat pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang bervariasi. Kegiatan belajar lebih berpusat pada guru,sebagian guru belum mendorong siswa mandiri dalam memahami materi fisika melalui bimbingan guru yang dirancang dalam suatu pembelajaran penemuan. Menurut analisis kebutuhan didapatkan bahwa 97,5% siswa kurang dapat terlibat aktif di kelas dan kurang dapat mengembangkan kreativitasnya dengan mencoba-coba dan mengamati fenomena.Ketika siswa dapat terlibat dalam pembelajaran secara aktif melalui praktikum terkendala pada langkah-langkah praktikum yang terkadang sulit dimengerti seperti yang tertera pada analisis kebutuhan 80%siswa kesulitan memahami langkah kerja.

Padahal pada pembelajaran fisika, siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran, sehingga siswa harus memaksimalkan kreativitasnya dalam mengembangkan kompetensinya lewat penemuan-penemuan. Karena fisika adalah ilmuberhubungan dengan pengamatan, pemahaman dan peramalan fenomena alam.Melalui kreatifitas dan pikiran inovatif ini sangat menunjang proses peningkatan daya kognitif siswa, peningkatan kemampuan berketerampilan ilmiah dan peningkatan motivasi siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran dengan mengkombinasikan eksperimen (praktikum) dan diskusi kelompok juga di sukai siswa, diakui 77,5 % siswa lebih paham konsep fisika jika menemukan konsep tersebut sendiri baik melalui eksperimen, membaca literatur, maupun berdiskusi dengan teman dan guru.

Dikutip dari Agus N Cahyo (2013 :109) didalam proses belajar, Brunner

mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan, untuk menunjang proses belajar, lingkungan perlu memfasilitasi rasa ingin tahu siswa pada tahap eksplorasi. Lingkungan dimana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum diketahui. Lingkungan seperti ini bertujuan agar proses belajar dapat berjalan dengan baik dan siswa lebih kreatif.

Oleh karena itu perlu adanya pendekatan pembelajaran yang sesuai untuk membentuk lingkungan. Pembelajaran dengan pendekatan Discovery Learningdianggap sesuai untuk membentuk lingkungan tersebut, karena melalui pembelajaran dengan pendekatan ini dirancang kegiatan sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Proses mental ini seperti yang dikemukakan oleh Sund dalam Roestiyah N.K (2001: 20) antara lain mengamati, menggolong-golongkan, mengukur, membuat dugaan, dan sebagainya. Fisika erat dengan penemuan-penemuan hal yang baru, terlebih lagi pembelajaran sekarang yang menuntut siswa lebih aktif dalam mengikuti pelajaran. Di sisi lain untuk lebih meningkatkan krearifitas dan kemampuan ilmiah siswa.

Pembelajaran dengan Discovery Learning memerlukan persiapan khusus untuk merancang proses pembelajaran ini. Persiapan itu meliputi pembuatan bahan ajar yang menunjang proses pembelajaran yaitu berupa Lembar Kegiatan Siswa (LKS) diharapkan dapat menunjang proses belajar yang baik dan menutupi kekurangan yang ada.

Belum tersedianya LKS yang berfungsi untuk membantu siswa menemukan konsep karena LKS yang telah ada sebelumnya adalah LKS yang berfungsi sebagai penguatan melalui latihan-latihan soal. Andi Prastowo (2001:204) menjelaskan bahwa LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembaran-lembaran kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi yang harus dicapai. Dari pandangan lain oleh Triantoro (2009: 250) Lembar Kegiatan Siswa (LKS) adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah.

(3)

siswa aktif, kreatif, dalam pembelajaran tersebut siswa tidak melalui pengalaman langsung dalam mendapatkan konsep atau prinsip pembelajaran. Oleh karena itu, dibutuhkan LKS yang dapat menuntut siswa untuk bekerja secara ilmiah dan menemukan konsep fisika,siswa juga kurang dapat mengembangkan kreativitasnya dengan mencoba-coba, mengamati, mengolah data,merumuskan ketika pembelajaran fisika. Berkaitan dengan permasalahan di atas, maka perlu dikembangkan sebuahLembar Kegiatan Siswa (LKS) Fisika dengan Pendekatan Discovery Learning Untuk SMA Kelas X Semester Genap. LKS dengan pendekatan Discovery Learning merupakan LKS cetak yang dapat digunakan siswa pada pembelajaran praktikum. LKS adalah pembuatan LKS dimulai dengan analisis kebutuhan kepada siswa, diskusi dengan guru SMA dan identifikasi LKS yang telah dibuat. Perancangan dimulai dengan menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar dari topik elastisitas, fluida, suhu kalor, alat optik yang sesuai Kompetensi Inti (KI) ke 4 ,membuat peta konsep pembelajaran, membangun draf LKS, membuat dan mengedit LKS yang ada. Produk yang dikembangkan akan divalidasi oleh ahli materi dan media. Selain itu produk akan diuji cobakan di sekolah dengan guru fisika dan siswa SMA sebagai validator.

LKS ini diharapkan dapat membuat siswa mandiri dalam memahami materi fisika melalui bimbingan guru yang dirancang dalam suatu pembelajaran penemuan sehingga efektif untuk meningkatkan kemampuan berketerampilan ilmiah

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dengan pendekatan Discovery Learning di harapkan tujuan pendidikan saat ini akan tercapai. Melalui kombinasi LKS dan buku-buku yang sudah dimiliki siswa akan lebih mempermudah siswa untuk lebih aktif menemukan konten pembelajaran dan membangun pengetahuan melalui penemuandalam kegiatan praktikum terhadap materi dan hubunganya dengan materi lainya.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini yaitu penelitian dan pengembangan. Penelitian dan pengembangan (Research &development) dirancang untuk memperoleh produk bahan ajar berupa LKS fisika bahan ajar untuk

Untuk SMA Kelas X Semester Genap. Desain penelitian pengembangan LKS fisika mengadaptasi pada model penelitian dan pengembangan Borg and Gall (1983) sampai pada langkah revisi produk setelah ujicoba produk. Berikut ini adalah gambar desain penelitian pengembangan LKS fisika.

Gambar 1. Desain Penelitian Pengembangan LKS Fisika (Sumber:

Sugiyono, 2013, 298)

(4)

(Sugiyono, 2013)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada

Produk yang dibuat merupakan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dengan pendekatan Discovery learning. Bahan ajar ini merupakan LKS cetak yang sesuai dengan tahapan pembelajaran Discovery Learning yaitu stimulasi, identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, verifikasi data, dan kesimpulan.

Berdasarkan hasil validasi ahli materi dan ahli media pembelajaran serta penilaian oleh guru-guru fisika dan siswa SMA, LKS Discovery Learning yang dikembangkan diangap sudah mampu memenuhi kebutuhan siswa. Validasi ahli materi fisika menunjukkan bahwa LKS ini telah sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada serta berisikan materi dan kegiatan pembelajaran yang layak digunakan di sekolah dengan perolehan skor rata-rata sebesar 92%.

Gambar 9. Diagram hasil uji validasi

oleh ahli materi

Validasi ahli media menunjukkan bahwa pengemasan LKS ini dianggap mampu menarik minat dan keaktifan siswa serta telah memenuhi komponen LKS yang dibutuhkan dengan perolehan skor rata-rata sebesar 79,56%.

Gambar 9. Diagram hasil uji validasi

oleh ahli media

Dari validasi yang dilakukan oleh guru fisika SMA dapat dinyatakan LKS sudah dapat di ujikan ke siswa dengan perolehan skor rata-rata sebesar 91,51%.

Gambar 9. Diagram hasil uji

validasi oleh guru fisika SMA

Hasil penilaian LKS uji coba siswa skala kecil menunjukkan bahwa LKS sudah dapat digunakan dengan sedikit revisi agar siswa lebih memahami, hal ini ditunjukkan dengan perolehan skor rata-rata sebesar 68,37%, setelah uji coba skala kecil maka dilakukan uji lapangan kepada siswa kelas X SMA labschool dengan perolehan skor rata-rata sebesar 75,08 %, skor tersebut menunjukkan ini layak digunakan sebagai bahan ajar dalam proses pembelajaran fisika untuk kelas X SMA.

Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan LKS Discovery Learning adalah siswa tertarik dan termotivasi dalam menggunakan LKS ini dalam pembelajaran. Karena siswa mendapat pengalaman langsung

(5)

dari proses pembelajaran, siswa mengatakan dapat memahami konsep pembelajaran dan termotivasi dalam melakukan percobaan dari proses pengalaman langsung melalui praktikum. Melalui pemakaian LKS dengan pendekatan Discovery Learningdalam pembelajaran ketertarikan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar lebih bertambah, hal ini dapat terllihat dari sikap siswa diantaranya siswa berdiskusi dengan antusias baik dengan teman sekolompok maupun dengan guru, Siswa lebih berperan aktif dalam pembelajaran dengan melakukan percobaan, dan masing-masing kelompok memaksimalkan waktu yang diberikan untuk menyelesaikan LKS dan mencoba menampilkan data yang terbaik yang telah didapatkan dari kegiatan praktikum

Hasil pembahasan dari penelitian adalah dapat dikembangkan LKS dengan pendekatan Discovery Learning. Hal ini sesuai dengan hasil kuisener dari ahli materi, media, dan guru fisika SMA yang berpendapat bahwa LKS layak dikembangkan sebagai bahan ajar Fisika. dari hasil uji skala kecil dan uji lapangan siswa tertarik, termotivasi, dan dapat berperan aktif dalam pembelajaran dengan menggunakan LKS Discovery Learning.

Berikut ini tampilan produk akhir setelah melalui seluruh tahap uji:

Gambar 2 Cover LKS

Gambar 3 Tahapan Stimulasi

Gambar 4 Fungsi Alat dan Bahan

Gambar 5 Tahapan Identifikasi Masalah

(6)

Gambar 7 Tahapan Pengolahan Data

Gambar 8 Tahapan Generalisasi

PENUTUP

Berdasarkan penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa LKS dengan pendekatan Discovery Learning untuk SMA kelas X semester genapyang dikembangkan sudah memenuhi syarat dan sudah dapat digunakan sebagai bahan ajar Fisika bagi siswa SMA. Saran lebih lanjut dari penelitian dan pengembangan ini adalah dilakukannya penelitian lebih lanjutuntuk melihat outcome dari LKS hasil pengembangan terhadap minat belajar siswa maupun hasil belajar siswa. LKS ini juga bisa dikembangkan dengan CD pedamping untuk bagian stimulasi agar siswa lebih tertarik dalam melakukan penemuan konsep.

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono,Agus N. 2011. 2013. Panduan Teori Teori Belajar Mengajar . Jogjakarta: Diva Press

Djamarah, Syaiful Bahri. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta:Rajawali Press

Fizi,Mastur. 2013. Ragam metode Mengajarkan Eksakta Pada Murid. Jogjakarta: Diva Press

Hai-Jew,Shalin. 2009.The Effects of Discovery Learning on Students’Success and Inquiry Learning Skills.Eurasian Journal of Educational Research, Issue 35, Spring, 1-20

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Majid,Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Rosda

Mulyantiningsih,Endang. 2013. Metodologi Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Ilahi, MuhammadTakdir.2012. Pembelajaran Discovery Strategy dan Mental Vocational Skill. Jogjakarta: Diva Press

Prastowo,Andi. 2013. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press

Gambar

Gambar 1. Desain Penelitian Pengembangan LKS  Fisika (Sumber:
Gambar 9. Diagram hasil uji validasi oleh ahli materi
Gambar 5 Tahapan Identifikasi Masalah

Referensi

Dokumen terkait

Di mana posisi pelanggar menurut tingkat pendidikan secara berturut-turut masih didominasi pelajar SMA sebanyak 24.098, SMP sebanyak 17.122 dan mahasiswa sebanyak 8.704 dengan

Kondisi social ekonomi tersebut kaitanya dengan anak tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi adalah sangat erat dimana dengan adanya mata pencaharian yang

Banayak cara yang dilakukan warga desa Wonorejo untuk menanamkan rasa kasih sayang dan saling menghormati, misalnya yang dilakukan oleh salah satu keluarga yaitu dengan

Pada tahap ini dimaksudkan agar bahan baku yang akan digunakan berupa eceng gondok akan lebih mudah terurai menjadi komponen-komponen lignoselulosa yaitu hemiselulosa,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan demokratis terhadap budaya organisasi clan pada perusahaan keluarga (studi pada

dari pihak luar. 4) kemiskinan struktural: situasi miskin yang disebabkan karena rendahnya akses terhadap sumber daya yang terjadi dalam suatu sistem sosial

Pendampingan yang dilakukan oleh pendamping pada keluarga sasaran memberikan advokasi tentang makanan balita maupun hygiene sanitasi dengan melihat kondisi latar belakang ibu

Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas suatu instrumen penelitian tidak lain adalah derajat yang