• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prevalensi Penyakit Hipertensi pada Pasien Gagal Jantung Kongestif yang Berkunjung ke RSU Dr. Pirngadi Medan pada Januari hingga Juni 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prevalensi Penyakit Hipertensi pada Pasien Gagal Jantung Kongestif yang Berkunjung ke RSU Dr. Pirngadi Medan pada Januari hingga Juni 2014"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Penyakit kardiovaskular sekarang merupakan penyebab kematian yang paling tinggi di seluruh dunia. Sebelum tahun 1900, penyakit infeksi dan malnutrisi merupakan penyebab kematian terbanyak di seluruh dunia, sedangkan penyakit kardiovaskular hanya bertanggung jawab terhadap kurang dari 10% dari seluruh kematian. Pada saat ini penyakit kardiovaskular menyumbang angka kematian hampir mendekati 40% di negara maju dan sekitar 28% di negara miskin dan berkembang (Gaziano, 2008).

Hipertensi merupakan penyebab utama penyakit-penyakit kardiovaskular yang menyebabkan kematian tertinggi di Indonesia. Data penelitian Departmen Kesehatan Rebublik Indonesia menunjukkan hipertensi dan penyakit kardiovaskular cukup tinggi dan bahkan cenderung meningkat seiring dengan gaya hidup yang jauh dari perilaku hidup bersih dan sehat serta mahal biaya pengobatan hipertensi (Mayza, 2009).

Prevalensi hipertensi atau tekanan darah di Indonesia cukup tinggi. Selain itu, akibat yang ditimbulkannya menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hipertensi, merupakan salah satu faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah. Hipertensi sering tidak menunjukkan gejala, sehingga baru disadari bila telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung atau stroke. Tidak jarang hipertensi ditemukan secara tidak sengaja pada waktu pemeriksaan kesehatan rutin atau datang dengan keluhan lain (Kemenkes, 2012).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan, sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis. Hal ini terlihat dari hasil pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun ke atas ditemukan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%, dimana hanya 7,2% penduduk yang sudah mengetahui menderita hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang minum obat hipertensi.

Hal ini dapat dicegah bila hipertensi diobati karena dengan pengobatan yang adekuat akan menurunkan kejadian stroke 35-40%, penyakit jantung coroner 20-25%, dan gagal jantung kongestif diatas 50%. Oleh kerana itu, dalam kurun 20 tahun terakhir, angka

(2)

kematian karena serangan jantung dan stroke yang disebabkan oleh hipertensi mengalami penurunan (Pickering, 2008),

WHO mengatakan pasien hipertensi bisa mengurangi risiko tekanan darah tinggi dengan mengurangi asupan garam, makan makanan bergizi, berolah raga teratur, menghindari rokok dan minuman beralkohol. Meskipun terapi anti hipertensi telah terbukti mampu menurunkan resiko penyakit jantung dan ginjal, sebagian besar penderita hipertensi ternyata tidak diobati atau diobati tetapi kurang adekuat (Kotchen, 2008).

Menurut data dan pengalaman sebelum adanya pengobatan yang efektif, penderita hipertensi yang tidak diobati terbukti mengalami pemendekkan masa kehidupan sekitar 10-20 tahun. Bahkan individu yang mengalami hipertensi ringan tanpa adanya bukti kerusakan organ jika tidak diobati selama 7-10 tahun berisiko tinggi mengalami komplikasi yaitu sekitar 30% terbukti mengalami aterosklerosis dan lebih dari 50% akan mengalami kerusakan organ yang berhubungan dengan hipertensi itu sendiri, seperti kardiomegali, gagal jantung kongestif, retinopati, masalah serebrovaskular atau insufisiensi ginjal. Oleh karena itu, walaupun bentuk ringan, hipertensi merupakan penyakit yang progesif dan penyebab kematian jika tidak segera diobati (Fisher, 2005)

Melihat kondisi dan data-data yang dikemukakan di atas, yaitu meningkatnya prevalensi hipertensi sementara masih banyak pasien yang belum diobati ataupun yang sudah diobati namun belum adekuat serta tingginya prevalensi penyakit jantung hipertensi maka peneliti tertarik untuk membuat penelitian dengan judul “Prevalensi Penyakit Jantung Hipertensi pada Pasien Gagal Jantung Kongestif yang Berkunjung ke Poliklinik Kardiovaskular (Jantung) RSU Dr. Pirngadi pada Januari -Juni 2014”.

(3)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan pemasalahannya adalah berapakah prevalensi penyakit jantung hipertensi pada pasien dengan gagal jantung kongestif yang berkunjung ke Poliklinik Kardiovaskular (Jantung) RSU Dr. Pirngadi pada Januari –Juni 2014?

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui prevalensi penyakit jantung hipertensi pada pasien gagal jantung kongestif yang berkunjung ke Poliklinik Kardiovaskular (Jantung) RSU Dr. Pirngadi pada Januari - Juni 2014.

1.3.2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui prevalensi hipertensi sebagai penyebab gagal jantung kongestif pada pasien dewasa (≥18 tahun).

1.4. Manfaat Penelitian

a) Memberi kesadaran kepada masyarakat betapa tingginya prevalensi hipertensi dan sekaligus meningkatkan tahap waspada mereka terhadap kesehatan diri terutama mengenai tekanan darah.

b) Sebagai bahan untuk meningkatkan pengetahuan penulis dan pembaca tentang hipertensi dan penyakit gagal jantung kongestif.

c) Dapat dijadikan rujukan untuk penelitian-penelitian akan datang.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dengan membawa seluruh Dokumen Kualifikasi Asli atau Fotocopy sah yang dilegalisir oleh yang berwenang dan Dokumen Penawaran ASLI yang telah di upload di SPSE dan

[r]

BALAI NIKAH DAN MANASIK HAJI KANTOR URUSAN AGAMA (KUA).. KECAMATAN TELLU SIATINGNGE

[r]

Bagi REKANAN yang berminat dapat mendaftarkan diri pada Kantor Sekretariat. DPRD Kabupaten

Bendung Pekerjaan Rehab Bendung Karangduwet Kel Kabupaten Kec

Kegiatan Rehab Dan Pemeliharaan Bendung Pekerjaan Rehab Bendung Cewok Ds Sapen Kec Manisrenggo.