82 DAFTAR PUSTAKA
Alfonzo, M. A. (2005). „To walk or not to walk? The hierarchy of walking needs.‟ Environment and Behaviour 37: 808-836.
Ariffin R N R dan Zahari R K. 2013. Perceptions of the Urban Walking Environments. Procedia - Social and Behavioral Sciences 105 ( 2013 ) 589 – 597
Bandura Albert and Locke Edwin A. 2003. Negative Self-Efficacy and Goal Effects Revisited. Journal of Applied Psychology
Ben-Ami, M Hornik J, Eden D & Kaplan O. 2014. Boosting consumers’self efficacy by repositioning the self. European Jurnal of Marketing, 48, 1914-1938
Danoe Iswanto. 2006. Pengaruh Elemen- Elemen Pelengkap Jalur Pedestrian Terhadap Kenyamanan Pejalan Kaki (Studi Kasus: Penggal Jalan Pandanaran, Dimulai dari Jalan Randusari Hingga Kawasan Tugu Muda). Artikel Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman, Volume 5 Nomor 1Edisi Maret 2006, Bandung.
Idrus, Syech. 2014. Pengaruh Self Efficacy Terhadap Burnout pramuwisata Di NTB 88 Media Bina Ilmiah. Volume 8 No. 6. ISSN No. 1978-3787
Eden, D. (2001), “Means efficacy: external sources of general and specific subjective efficacy”, in Erez, M., Kleinbeck, U. and Thierry, H. (Eds), Work Motivation in the Context of a Globalizing Economy, Lawrence Erlbaum, Hillsdale, NJ, pp. 65-77.
Ernawati Jenny. 2011. Faktor-faktor pembentuk identitas suatu tempat. Local wisdom. Vol 3 no 2.
83 Florez Josefina, Muniz Juliana, Portugal Licinio. 2014. Pedestrian quality of service: Lessons from Maracanã Stadium. Procedia - Social and Behavioral Sciences 160 ( 2014 ) 130 – 139.
Ginting Nurlisa. 2016. How self efficacy enhance heritage tourism inmedan historical corridor, indonesia. Proceeding
Ginting Nurlisa dan Wahid Julaihi. Exploring Identity‟s Aspect Of Continuity Of Urban Heritage Tourism. Procedia - Social and Behavioral Sciences 202 (2015) 234 – 241
Ginting Nurlisa dan Rahman Vinky N. Maimoon Palace Heritage District In Medan, Indonesia: What We Preserve and Why We Preserve?. Procedia - Social and Behavioral Sciences 222 (2016) 332 – 341
Kusbiantoro BS, Natalivan Petrus dan Aquarita Dian. 2007. Kebutuhan dan peluang pengembangan fasilitas pedestrian pada sistem jalan di perkotaan. Jurnal perencanaan wilayah dan kota Vol. 18 No 2 hlm 74-102
Nur Z A dan Suwandono D. 2015. Kajian keamanan jalur pejalan kaki di jalan arteri sekunder berdasarkan aspek fisik dan masyarakat (studi kasus : jalan pemuda kabupaten klaten). Jurnal ruang Vol 1 no 1. Biro penerbit planologi UNDIP. ISSN 1858-3881
Natalivan Petrus. 2003. Prinsip perancangan sebagai dasar penanganan konflik pada koridor jalan komersial. jurnal perancangan wilayah dan kota Vol 14 No. 3
Sinuligga, Sukaria. (2012). Metode Penelitian. Medan: USU Press
SNI. 7391:2008. Spesifikasi penerangan jalan di kawasan perkotaan
Pattisinai A R. 2013. Kajian kualitas jalan pahlawan sebagai jalur pejalan kaki di semarang. Jurnal pembangunan wilayah dan kota. Vol 9 (3): 248-258.
Pratitis anggar. 2015. Kajian perkembangan aktivitas sosial dan rekreasi di jalur pedestrian (studi kasus: jalur pedestrian jalan pahlawan). Jurnal pembangunan wilayah dan kota. Vol 11(2):129-141.
Prijadi rachmat, sangkertadi dan tarore raymond. 2014. Pengaruh permukaan jalur pedestrian terhadap kepuasan dan kenyamanan pejalan kaki di pusat kota manado. Media matrasain. Volume 11, No.1. ISSN 18581137
84 In Kuala Lumpur City Centre. Procedia - Social And Behavioral Sciences 170 ( 2015 ) 624 – 632
Sutikno dkk 2013. Walkability and pedestrian perceptions in malang city emerging business corridor. Procedia - Social and Behavioral Sciences. 17. 424-433
Twigger-Ross, C.L. , & Uzzell, D.L. (1996). Place and Identity Processes. Journal of Environmental Psychology
Tata Cara Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki Di Kawasan Perkotaan. JALAN.No.: 011/T/Bt/1995. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga direktorat binateknik
Washington State Department of Transportation (1997) Pedestrian Facilities Guidebook, Washington.
World Health Organization. 2013. Pedestrian safety: a road safety manual for decision-makers and practitioners.
Internet: