• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1. Gambaran Umum Kebab Turki Baba Rafi

Kebab Turki Baba Rafi merupakan usaha milik PT Baba Rafi Indonesia yang berpusat di Kota Surabaya. Sebanyak 270 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia dengan tipe outlet yang beragam menjual produk yang sama yaitu kebab, kebab gila, syawarma, hotdog, beef burger, chicken burger, crispy burger, wiener jumbo, hotdog jumbo, burger gila, canai original, canai salad, canai coklat keju, dan kebab pisang coklat keju.

Menu yang ditawarkan oleh KTBR berbeda dengan yang lainnya, seperti pada produk kebab memiliki rasa yang crispy dari tortila serta perpaduan asam, pedas, dan gurih dari irisan daging sapi yang diberi saus serta mayonaise menjadikan Produk KTBRsemakin istimewa. Menu yang dijual oleh KTBR memiliki kisaran harga antara Rp 7.500 – Rp 10.000.

5.1.1. Sejarah Kebab Turki Baba Rafi

Kebab Tuki Baba Rafi merupakan anak perusahaan dari PT Baba Rafi Indonesia yang didirikan oleh Hendy Setiono yang lahir pada tanggal 30 Maret 1983. Asal mula didirikan KTBR yaitu pada tahun 2003, pendiri mengunjungi ayahnya yang sedang bertugas di perusahaan minyak yang berada di Qatar. Selama di negara tersebut, pendiri KTBR melihat banyak warga yang menjual makanan kebab. Karena rasa penasaran, maka kebab pun dibeli dan mulai terbesit keinginan untuk menjual kebab di Indonesia. Dengan alasan bahwa orang Timur Tengah banyak tersebar di

(2)

beberapa kota di Indonesia, selain itu banyak pula orang Indonesia yang menunaikan ibadah haji atau umroh sehingga dapat bernostalgia dengan makanan kebab.

Selama di Qatar, pendiri KTBR menimba resep kebab pada warga asli Timur Tengah. Dan setibanya di Indonesia, pendiri KTBR tersebut menyusun strategi usaha lalu mencari rekan kerja sehingga niatnya tidak dianggap main-main. Percobaan pertama resep kebab dengan menggunakan cengkeh dan kapulaga ternyata tidak disukai konsumen, sebab rasa dan aromanya yang kuat serta bentuk kebab yang terlalu besar. Kemudian pendiri KTBR memodifikasi ukuran kebab tersebut sehingga lebih pas untuk ukuran orang Indonesia.

Pada bulan September 2003, gerobak pertamanya mulai beroperasi di Surabaya yang berlokasi di salah satu pojok jalan Nginden Semolo yang berdekatan dengan area kampus dan tempat tinggalnya. Alasan menggunakan gerobak yaitu harganya lebih murah daripada membuat kedai permanen dan fleksibel sehingga bisa dipindah-pindah. Nama pun mulai dipikirkan, hingga terbentuklah nama Baba Rafi yang mempunyai arti bapak dari anaknya yang bernama Rafi. Suka duka pun telah dijalani, mulai dari keluar masuknya karyawan hingga uang penjualan yang dibawa lari karyawannya.

Karena tidak ingin setengah-setengah menjalankan usahanya, pendiri KTBR memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah dan tetap konsen pada usaha yang sempat ditentang oleh kedua orang tuanya. Hanya tiga sampai empat tahun saja, usaha KTBR tersebut sudah mulai melebarkan sayapnya dimana-mana. Pada tahun 2006 sudah memiliki 170 outlet dari 16 kota di Indonesia.

(3)

Sukses dengan usaha KTBR, pemilik mendapatkan banyak penghargaan diantaranya International Small Medium Bussiness Enterpreuneur Award (ISMBEA) pada tahun 2006 yang diberikan oleh Menteri Usaha Kecil Menengah dan Koperasi. Pemilik diberikan julukan ASIA’s Best Entrepreuneur Under 25 oleh Majalah Bussiness Week International di tahun 2006. Pendiri KTBR harus bersaing dengan 20 kandidat pengusaha lain di berbagi negara di Asia untuk memperoleh penghargaan tersebut.

5.1.2. Tipe Outlet

KTBR menyediakan lima tipe outlet sebagai sarana operasional produk yang terdiri dari gerobak, booth, indoor, dine in, dan cafe. Masing-masing outlet tersebut memiliki modal awal untuk investasi yang berbeda-beda, mulai dari Rp 50.000.000 untuk tipe outlet gerobak hingga Rp 100.000.000 untuk tipe cafe. Kelima tipe outlet tersebut akan mendapatkan fasilitas yang sama yaitu satu unit outlet (berdasarkan tipe), burner kebab, paket perlengkapan outlet, paket promosi usaha (neon box, banner, flyer), freezer box, bahan baku awal, System Operasional Prosedure (SOP), training operator, quality control dan maintanance, assistensi survei lokasi, dan software keuangan.

5.1.3. Model Usaha FranchiseKebab Turki Baba Rafi

Model usaha yang dikembangkan oleh PT Baba Rafi Indonesia lebih ditujukan kepada investor yang mempunyai dana cukup untuk bergabung dengan KTBR.

(4)

a. Siapa yang Dapat Menjadi FranchiseeKebab Turki Baba Rafi

Yang dapat menjadi franchisee adalah seseorang yang menyukai usaha KTBR, menyukai jenis produk KTBR, bersedia bekerja keras dan berperan aktif dalam mengoperasikan usaha KTBR. Komitmen untuk mematuhi standarisasi usaha KTBR perlu dilakukan, komitmen untuk ikut mengembangkan brand/merek KTBR, memahami keuntungan dan resiko bergabung dengan usaha ini, pernah mengunjungi outlet atau menjadi pelanggan KTBR, dan memiliki dana yang cukup.

b. Langkah Menjadi FranchiseeKebab Turki Baba Rafi

Ada beberapa tahapan yang harus dilalui untuk menjadi franchisee KTBR, tahap-tahapan tersebut antara lain :

Gambar 2. Tahapan Menjadi FranchiseeKebab Turki Baba Rafi

Pembayaran Commitment Fee Protect Lokasi Strategis

Penjelasan operasional

Time schedule Pengerjaan Penandatangan MOU Survei Lokasi Pembayaran investasi 70% Penyerahan SOP Pembuatan Outlet Training Karyawan Persiapan Opening

Pelunasan Sisa 30% Investasi

Grand Opening Isi Formulir Calon Franchisee

(5)

Tahapan tersebut dimulai pada saat pihak franchisee bertemu dengan pihak franchisor untuk menyampaikan gambaran bisnis franchise KTBR serta semua kegiatan yang dijalankan oleh franchisee. Presentasi bisnis tersebut bertujuan untuk memberikan informasi dan menarik minat calon franchisee untuk bergabung dengan KTBR. Calon franchisee yang berminat untuk bergabung dengan KTBR diberi formulir sebagai tanda permohonan untuk bergabung. Dilanjutkan dengan permintaan lokasi yang dituju (kota dan nama lokasi) dan tipe outlet yang diinginkan oleh calon franchisee.Franchisor akan mengenakan commitment fee serta biaya proteksi lokasi sebesar Rp 5.000.000 dengan tujuan menghindari calon franchisee lain menempati lokasi tersebut.

Setelah melakukan pembayaran atas commitment fee, pihak franchisor akan melakukan survei lokasi dan meninjau apakah permohonan lokasi yang diminta oleh calon franchisee sesuai dengan persyaratan lokasi KTBR. Pembayaran investasi sebesar 70 persen dan penyerahan Standart Operational Procedure (SOP) dilakukan setelah pihak franchisor menyatakan setuju dengan lokasi yang diminta oleh calon franchisee. Investasi sebesar 70 persen tersebut digunakan untuk pembuatan outlet beserta peralatannya.

Pelatihan (training) operator dilakukan satu minggu sebelum pelunasan investasi, pelatihan tersebut dilakukan mulai dari pukul 10.00 wib sampai dengan pukul 22.00 wib. Rangkaian kegiatan training telah dijadwal oleh trainer KTBR secara rutin setiap harinya. Trainer akan mengevaluasi kerja operator dan menyatakan dapat atau tidaknya operator ditempatkan pada satu outlet.

(6)

Apabila outlet dan segala persiapan opening telah siap, maka pihak franchisor akan memutuskan tanggal dan jam opening pada suatu outlet. Pada saat opening, franchisee yang baru saja bergabung dengan KTBR akan didatangi oleh seorang surveyor dan seorang trainer untuk melihat perkembangan mulai dari awal buka hingga tiga hari kedepan.

5.2. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Saat ini, KTBR mempunyai 270 outlet yang tersebar di beberapa kota di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Makasar, Palembang, Bali, Bogor, Sidoarjo, Jember, Malang, Gresik, Kediri, Yogyakarta, Semarang, Cilacap, Kudus, Medan, Solo, Lampung, Batam, Pekanbaru, Balikpapan, Banjarmasin, Karawang, Tasikmalaya, Sukabumi, dan Bekasi. Wilayah penelitian ditujukan di Kota Bogor, dengan alasan Kota Bogor merupakan salah satu kota yang mayoritas penduduknya beragama Islam, serta adanya informasi mengenai keberadaan komunitas Arab yang dapat dijadikan target konsumen untuk penjualan produk KTBR.

Tahun 2006 yang lalu, outlet KTBR cabang ke 162 dibuka dan merupakan outlet pertama di Kota Bogor dengan tipe outlet gerobak. Kemudian saat penelitian ini berlangsung, terdapat sepuluh outlet yang tersebar di beberapa wilayah kota Bogor dengan tipe outlet yang sama, seperti di daerah Taman Yasmin (sektor enam), jalan raya Bangbarung, perempatan lampu merah Warung Jambu, Bondongan, Gunung Batu, jalan Pakuan Raya (Universitas Pakuan), Katulampa, Darmaga (kampus IPB), jalan Sudirman (air mancur), dan Merdeka.

Gambar

Gambar 2.  Tahapan Menjadi Franchisee Kebab Turki Baba Rafi

Referensi

Dokumen terkait

Komitmen yang signifikasi dari Garuda Indonesia untuk mendukung dan mengembangkan bisnis Citilink di Indonesia, dimulai dengan pembelian 50 pesawat baru, seragam baru,

Bank Rakyat Indonesia mempunyai lima kategori bisnis yaitu Bisnis Mikro, Kecil dan Menengah, Bisnis Konsumer, Bisnis Komersial, Bisnis Kelembagaan dan Bisnis

Bidang Bisnis Jasa keuangan, Ritel dan Properti dipimpin oleh Deputi Bisnis Jasa Keuangan, Ritel dan Properti, yang bertanggung jawab kepada Ka. Deputi Bisnis Jasa

BAB I GAMBARAN UMUM RENCANA BISNIS ANGGARAN ... Alur Penyusunan Rencana Bisnis Anggaran ... Sistematika Rencana Bisnis dan Anggaran ... Informasi Instansi ... Program dan Kegiatan

Pada sisi lain, seorang atau suatu pihak franchisee yang menjalankan kegiatan usaha sebagai mitra usaha franchisor menurut ketentuan dan tata cara yang diberikan, juga

Dalam proses ini, BDM (Business Development Manager) & BDE (Business Development Executive) akan bertemu langsung dengan marketplace partner yang bertujuan

Perusahaan ingin masyarakat memahami bahwa kandungan alami pada susu memainkan peranan penting di setiap tahapan kehidupan, antara lain untuk membantu optimalkan tumbuh

Dengan dipisahkannya Segmen Bisnis Kimia Grup Henkel menjadi CI yang merupakan badan usaha tersendiri, bisnis produk kimia PT Henkel Indonesia pada waktu itu masih