• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Gambar 2. 1 Logo Baran Energy Sumber: Baran Energy Website, 2019

Menurut Wirawan (2019), Baran Energy merupakan perusahaan Startup pertama yang bergerak di bidang Energi Terbarukan (Renewable Energy) di Indonesia. Status perusahaan saat ini masih termasuk perusahaan milik swasta atau pribadi yang sahamnya masih belum diperdagangkan di bursa saham Indonesia dan masih dalam proses Research and Development (R&D).

Baran Energy menawarkan inovasi penggunaan listrik tanpa bahan baku fosil yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan energi matahari sebagai sumber energi utama dan sistem penyimpanan energi untuk menampung daya tersimpan (Energy Storage) serta pengembangan mobil listrik berbasis konversi.

Untuk mencapai semua itu, perusahaan berusaha menjalankan kegiatan utamanya dalam merencanakan, merancang, membangun, menyediakan, mengembangkan, mengoperasikan, memelihara, memasarkan serta menjual dan menyewakannya demi memungkinkan setiap para penggunanya untuk memiliki dan menikmati energi baru terbarukan ini di seluruh wilayah Indonesia (Wirawan, 2019).

(2)

2 2.2 Profil Perusahaan

2.2.1 Lokasi Perusahaan

Gambar 2. 2 Kantor Baran Energy Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019

PT. Aldebaran Rekayasa Cipta saat ini berlokasi di Foresta Business Loft 1 No.17. Jl. BSD Raya Utama, Pagedangan, Tangerang, Banten 15339. Saat ini Baran Energy memiliki 36 Karyawan.

2.2.2 Visi dan Misi Perusahaan

Sebagai perusahaan Energi Baru Terbarukan pertama di Indonesia Baran Energy memiliki visi untuk menjadi perusahaan renewable energy pertama di Indonesia yang mampu mengubah Indonesia menjadi negara yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan energi baru terbarukan untuk dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Visi Perusahaan :

“Accelerate The World’s Transition on Sustainable Energy”, yang mengandung arti bahwa Baran Energy ingin mempercepat penggunaan energi baru terbarukan di Indonesia.

(3)

3 Misi Perusahaan :

“ Bring affordable renewable energy and electric vehicle to mass market.”

Baran Energy ingin membawa energi terbarukan serta kendaraan listrik yang terjangkau ke seluruh pasar di masyarakat.

“Ease Indonesia transition to renewable energy and electric mobuility by providing suitable prosuct and service customized for Indonesian market.”

Baran Energy ingin memudahkan transisi energi terbarukan dan mobil listrik di Indonesia dengan menyediakan produk dan layanan yang sesuai untuk pasar Indonesia.

2.2.3 Produk Baran Energy

Dalam kegiatan Research and Development yang dilakukan oleh Baran Energy, fokus utama dari perusahaan yaitu menawarkan produk penyimpanan daya untuk kebutuhan energi listrik melalui energi terbarukan. Kegiatan usaha tersebut dilakukan demi mempercepat perkembangan energi terbarukan dan pengembangan kondisi pasar yang bertujuan untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik.

Menurut Wirawan (2019) ,dengan mengembangkan prototype product yang beragam, Baran Energy berupaya memaksimalkan sumber daya tenaga surya yang sangat berpotensi di wilayah tropis khususnya di Indonesia. Saat ini Baran Energy memiliki 3 protoype product dan jasa konversi mobil fosil menjadi mobil listrik yang dikelompokkan menjadi 3 segmen usaha. Selain itu Baran Energy bertujuan untuk mengurangi penggunaan listrik konvensional dan bahan bakar fosil yang dapat merusak lingkungan dengan penggunaan energi terbarukan.

Gambar 2. 3 Baran Ecosystem Sumber: Website Baran Energy , 2019

(4)

4 Berikut adalah produk dari Baran Energy :

1. BARAN POWER: PowerWall, PowerPack dan PowerCube merupakan Battery Pack (Energy Storage) yang dikembangkan oleh Baran Energy sebagai penyimpanan daya yang dapat digunakan untuk rumahan, perkantoran dan juga industri.

a. PowerWall merupakan Energy Storage System dari Baran Energy yang ditujukan untuk penggunaan dalam skala rumah tangga hingga perkantoran kelas menengah. Baran PowerWall ini memiliki kapasitas 8,8 KwH yang mampu mem-backup penggunaan listrik rumah selama 24 jam dan mampu menghemat biaya penggunaan listrik sebesar 4x lipat.

b. PowerPack merupakan Energy Srorage System dari Baran Energy yang ditujukan untuk penggunaan kantoran hingga skala gedung bertingkat.

Baran PowerPack ini memiliki kapasitas 15x lebih besar dari Baran PowerWall.

c. PowerCube merupakan Energy Storage System dari Baran Energy yang ditujukan untuk penggunaan skala besar, di mana PowerCube ini di peruntukan untuk penggunaan Gedung Pencakar, Perumahan atau Cluster hingga untuk Pabrik. Baran PowerCube ini memiliki kapasitas 1,5 MwH.

“PowerWall” “PowerPack” “PowerCube”

Gambar 2. 4 Baran Power Sumber: Website Baran Energy , 2019

2. BARAN EV: Merupakan mobil listrik yang dikembangkan oleh Baran Energy, untuk saat ini Baran Energy menyediakan jasa konversi mobil dengan bahan bakar fosil menjadi bahan listrik.

(5)

5 3. BARAN PROPERTY: Merupakan properti yang dibangun oleh Baran Energy, fasilitas rumah dengan solar panel sebagai pembangkit daya dan Baran Power sebagai penyimpanan daya untuk rumah. Baran Property sendiri merupakan rumah yang dilengkapi PowerWall dan PowerCube sebagai sumber energi utamanya. Baran Property ini sudah memberikan fasilitas penampungan daya listrik ke setiap perumahannya.

Gambar 2. 5 Baran EV & Property Sumber: Website Baran Energy , 2019

2.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 2. 6 Struktur Organisasi PT. Aldebaran Rekayasa Cipta Sumber : Data Pribadi Penulis , 2019

CEO

Victor Wirawan

CTO

Triharsa Adi Cahya

CMO

Kevin Octaviano

PUBLIC RELATION EXECUTIVE

Aryo Wijoyo

MARKETING

&

NEGOTIATION Jagdish Singh. D

INTERN

Chyntia Franciska HRD

Dasep Oka. S

(6)

6 Dalam struktur organisasi PT. Aldebaran Rekayasa Cipta terdapat 1 pimpinan dan 3 divisi utama, berikut merupakan penjelasan singkat mengenai masing-masing divisi yang ada di PT. Aldebaran Rekayasa Cipta.

1. Chief Executive Officer (CEO) dipimpin oleh Bapak Victor Wirawan di mana tugas utamanya yaitu memimpin, merancang dan mengkomunikasikan visi dan misi perusahaan. Sebagai seorang pemimpin beliau juga mengatur, mengarahkan dan mengkoordinkasikan para karyawannya agar fokus dalam mencapai tujuan utama perusahaan di masa yang akan datang.

2. Chief Thecinal Officer (CTO) dipimpin oleh Bapak Triharsa Adi Cahya, dimana tugas utamanya memimpin dan bertanggung jawab dalam pengembangan produk. Tak hanya itu, beliau juga bertanggung jawab untuk memastikan dan mengontrol proses manufaktur terkait pembuatan, produksi, implementasi teknologi baru terkait fitur product design, software hingga hardware.

3. Chief Marketing Officer (CMO) dipimpin oleh Bapak Kevin Octaviano dimana tugas utamanya mengkoordinasikan divisi Public Relation Executive dan Marketing & Negotiation. CMO juga memastikan setiap project di dalam divisi marketing berjalan sesuai flow dan terintegrasi dengan goals sesuai dengan strategi perusahaan.

4. Human Resources Dapartement (HRD) dipimpin oleh Bapak Oka Dasep Sudrajat yang bertanggung jawab atas perekrutan karyawan serta hal yang berhubungan dengan karyawan seperti kontrak kerja, absensi, gaji dan tunjungan. Tak hanya itu HRD juga bertanggung jawab dalam kegiatan Purchasing.

(7)

7 2.3.1 Struktur Organisasi Divisi Marketing

Gambar 2. 7 Struktur Organisasi divisi Marketing PT. Aldebaran Rekayasa Cipta Sumber : Data Pribadi Penulis , 2019

Dalam struktur organisasi divisi marketing, koordinasi terpusat dipimpin oleh Bapak Kevin Octaviano selaku CMO. Di bawah kepemimpinan CMO, divisi marketing terbagi menjadi dua bagian, di antaranya Public Relation Excecutive dan Marketing & Negotiation. Divisi Public Relation Executive dipimpin oleh Bapak Aryo Wijoyo yang bertanggung jawab dalam membangun hubungan dengan media serta pembuatan press realese. Bapak Jagdish berperan dalam mengatur keseluruhan kegiatan marketing seperti direct marketing, marketing strategic &

promotion, social media marketing dan segala hal yang menyangkut marketing.

Selama penulis melakukan praktik kerja magang di Baran Energy, penulis di bimbing dan dimentori oleh Bapak Jagdish sehingga pekerjaan yang penulis lakukan sama dengan jobdesk dari pembimbing lapangan penulis dan penulis mempertanggungjawabkannya kepada Bapak Jagdish.

CMO

Kevin Octaviano

PUBLIC RELATION EXECUTIVE

Aryo Wijoyo

MARKETING

&

NEGOTIATION Jagdish Singh. D

INTERN

Chyntia Franciska

(8)

8 2.4 Landasan Teori

2.4.1 Manajemen

Menurut Malayu (2016), mengatakan bahwa manajemen adalah kegiatan atau proses dalam mewujudkan tujuan yang telah di tetapkan. Manajemen merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang mempergunakan ilmu pengetahuan sistematis secara Universal. Ilmu manajemen biasanya diterapkan pada seluruh organisasi manusia, perusahaan, pemerintah, pendidikan, sosial, keagamaan, dan lainnya.

Manajemen adalah keseluruhan dari aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan pelaksanaan pekerjaan di dalam suatu organisasi melalui kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam mencapai tujuan dari suatu organisasi melalui sumber daya organisasi itu sendiri secara efisien dan efektif (Abdullah, 2019).

Menurut Sumarsan (2016), manajemen adalah sebuah seni dalam kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas penggunaan sumber daya dalam mencapai suatu tujuan atau sasaran kerja.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dikatakan Manajemen adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan yang diterapkan secara sistematis untuk mencapai suatu tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

2.4.1.1 Fungsi Dasar Manajemen 1. Planning

Planning atau perencanaan adalah kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam memikirkan apa yang harus dikerjakan dengan sumber daya yang dimiliki untuk mengetahui tahapan mana yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.

2. Organizing

Organizing atau pengorganisasian adalah proses membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.

Pengorganisasian memudahkan perusahaan dalam melakukan pengawasan

(9)

9 serta menentukan sumber daya yang dibutuhkan dalam pembagian tugas kerjanya.

3. Leading

Leading atau pengarahan merupakan cara perusahaan dalam membuat karyawannya melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan di dalam bekerja.

4. Controlling

Controlling atau pengendalian merupakan salah satu fungsi manajemen dalam melakukan penilaian karyawan serta evaluasi untuk diarahkan pada aturan yang telah di tetapkan untuk mencapai tujuan awal.

2.4.2 Marketing

Menurut Kotler & Amstrong (2014), definisi Marketing (Pemasaran) ke dalam dua aspek khusus yaitu proses sosial dan manajerial. Proses manajerial dalam marketing terjadi antara individu dan kelompok yang berupaya mendapatkan sesuatu yang mereka butuhkan dan inginkan melalui proses menciptakan serta saling bertukar produk maupun jasa dengan nilai satu dan yang lainnya. Sedangkan proses sosial dalam marketing lebih mengarah pada aturan pemasaran yang terjadi di dalam masyarakat, di mana aturan ini dianggap mampu memberikan sebuah standar hidup yang lebih tinggi di masyarakat.

Marketing adalah sebuah kreasi tentang bagaimana memuaskan hubungan timbal balik antara perusahaan dan konsumen, marketing juga merupakan proses menciptakan, berkomunikasi dan menyampaikan nilai untuk konsumen dengan cara mengelola hubungan baik antara konsumen dan perusahaan (Kurtz & Burrow, 2014).

Shimp & Andrews (2013), menyatakan bahwa dalam proses pemasaran ada element-element penting di dalamnya yang harus dimiliki seorang marketer, element yang pertama yaitu mampu memahami pasar dan kebutuhan konsumen serta apa yang sesungguhnya konsumen inginkan. Kedua, yaitu mampu mendesain sebuah strategi pemasaran yang digerakkan oleh keinginan konsumen itu sendiri, ketiga yaitu mampu membangun sebuah program pemasaran yang terintegrasi dengan memberikan kualitas nilai yang baik, yang keempat yaitu mampu

(10)

10 membangun hubungan yang menguntungkan dan membuat konsumen merasa senang dan yang terakhir mampu menangkap nilai dari konsumen untuk membuat keuntungan dan keadilan bagi konsumen itu sendiri.

Berdasarkan uraian pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa marketing adalah suatu proses di mana perusahaan melakukan atau merancang sebuah strategi dalam mengenalkan produk atau jasanya kepada masyarakat untuk menarik minat konsumen agar membeli produk dan jasa yang ditawarkan.

2.4.3 Management Marketing

Tjiptono (2008), menyatakan bahwa Marketing Manajemen merupakan serangkaian proses perencanaan dan pelaksanaan atas penentuan harga, promosi, distribusi barang, jasa serta gagasan dalam memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi.

Marketing Manajemen adalah sebuah analisis, perencanaan, implementasi serta pengendalian atas program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, menjaga dan menguntungkan pembeli dalam mencapai tujuan organisasi (Rismiati & Sutrisni, 2015).

Swasta (2015), mengatakan bahwa Marketing Manajemen adalah perencanaan, pengarahan, penugasan, penentuan, pembayaran dan motivasi yang diberikan kepada tenaga kerja.

Dengan demikian, maka dapat disimpulkan Marketing Manajemen merupakan sebuah proses keseluruhan yang meliputi kegiatan perencanaan, analisis, pengendalian, penugasan yang diberikan kepada tenaga kerja untuk memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi.

2.4.4 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Kotler & Amstrong (2008) menyatakan bahwa marketing mix atau bauran pemasaran merupakan salah satu konsep di dalam pemasaran di zaman modern ini.

Menurut mereka, marketing mix juga merupakan undur internal penting di dalam pemasaran yang dibagi menjadi empat, di antaranya :

(11)

11 1. Product

Suatu barang maupun jasa yang bertujuan atau hadir untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

2. Price

Sejumlah uang yang harus di tukarkan atau di keluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan suatu produk ataupun jasa.

3. Place

Lokasi atau tempat di mana seorang konsumen dapat menemukan produk dengan mudah serta tempat di mana konsumen dapat menemukan lokasi dari perusahaan yang menjual produk

4. Promotion

Kegiatan yang diberikan perusahaan dalam memperkenalkan maupun mengkomunikasikan produk maupun jasanya agar dapat melakukan kegiatan penjualan.

2.4.5 Marketing Strategy

Marketing strategy atau strategi pemasaran menurut Kotler P. (2014) adalah sebuah pola pemikiran yang digunakan untuk mencapai tujuan pemasaran, biasanya strategi tersebut bersifat spesifik untuk target sasaran, penetapan posisi, bauran pemasaran serta besarnya pengeluaran pemasaran.

Strategi pemasaran adalah kegiatan pengambilan keputusan yang menyangkut tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran yang dibuat untuk menyangkut dengan keadaan lingkungan yang memang telah diharapkan dan menyesuaikan diri dengan kondisi pesaing (Armstrong, 2008).

Tjiptono (2014), menyatakan bahwa strategi pemasaran adalah sebuah alat fundamental yang buat untuk mencapai tujuan suatu perusahaan untuk mengembangkan keunggulan daya saing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki serta melalui program pemasaran yang digunakan untuk melayani target pasar tersebut.

Dengan demikian, dapat diartikan bahwa strategi pemasaran adalah sebuah kegiatan atau upaya yang dilakukan perusahaan dalam menciptakan pola pemikiran terhadap konsumen, di mana kegiatan tersebut meliputi kegiatan pengambilan

(12)

12 keputusan yang menyangkut tentang biaya pemasaran, baruan pemasaran, alokasi pemasaran demi mencapai tujuan perusahaan dalam mengembangkan keunggulan daya saing.

2.4.6 Segmenting, Targeting, Positioning

Dalam melakukan strategi pemasaran, sebuah perusahaan harus memiliki tiga komponen utama dari strategi pemasaran, di antaranya yakni segmenting, targeting dan positioning (STP) sebagai komponen yang tidak boleh terlewatkan sebelum menjalankan strategi pemasaran.

1. Segmenting

Segmentasi adalah tujuan perusahaan untuk mengidentifikasikan kelas- kelas di dalam masyarakat yang memiliki perbedaan akan kebutuhan atas produk yang dimiliki perusahaan. Menurut Kotler (2003), ada tiga tahapan dalam menentukan prosedur dan proses segmentasi pasar, diantaranya :

a. Survey Stage: tahap melakukan eksplorasi baik melalui proses interview maupun focus group discussion terhadap beberapa orang maupun kelompok dengan tujuan untuk memperoleh keterangan informasi, motivasi, sikap dan bahkan perilaku konsumen.

b. Analysis Stage: tahap melakukan analisis terhadap informasi yang telah dilakukan melalui survey. Pada tahap ini, analisis dilakukan dengan cara menelaah variabel-variabel yang memiliki kolerasi tinggi yang kemudian dikelompokkan untuk menciptakan atau mengetahui kelompok-kelompok pasar yang secara signifikan memiliki perbedaan karakteristik.

c. Profiling Stage: tahap mengidentifikasikan profil atas masing- masing kelompok berdasarkan sikap dan perilaku, demografi, psikografi, manfaat atau value nya yang kemudian di kelompokan berdasarkan karakteristik yang menonjol.

Kotler (2003), juga membagi dasar segmentasi melalui dua bagian, yang pertama berdasarkan consumen characteristic yang dapat dilihat melalui 3 variabel utama yaitu:

(13)

13 a. Segmentasi Geografi, pada segmentasi ini pengelompokan dilakukan berdasarkan faktor geografinya seperti berdasarkan daerah asal, tempat tinggal maupun wilayah yang telah ditetapkan.

b. Segmentasi Demografi, pada segmentasi ini pengelompokan dilakukan berdasarkan pada variabel usia, jenis kelamin dan pekerjaan konsumen.

c. Segmentasi Psychographic, pada segmentasi ini pengelompokan dilakukan berdasarkan atas karakteristik pribadi konsumen seperti motivasi, kepribadian, persepsi, minat hingga sikap konsumen.

Dasar segmentasi kedua yaitu consumer responses yang terdiri dari : a. Benefit Segmentation, pengelompokan yang didasari atas manfaat

yang diharapkan konsumen dari produk maupun jasa.

b. Use Occasion, respon konsumen yang dirasakan saat pemakaian produk maupun jasa.

c. Brand, pengelompokan berdasarkan merek yang digunakan konsumen.

Tak hanya itu Kotler, Kartajaya, Huan , & Liu (2003), mengelompokan pendekatan dalam melakukan segmentasi pasar menjadi tiga , diantaranya:

a. Statistic Atribut Segmentation, di mana pengelompokan dilakukan atas atribut statis yang serupa dan tidak selalu mencerminkan perilaku konsumen terhadap pembelian atau penggunaan, serta tidak mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian.

Pada atribut ini, variabel yang digunakan adalah geografis dan demografi.

b. Dynamic Atribut Segmentation, pengelompokan dilakukan berdasarkan atribut dinamis atau atribut yang mencerminkan karakteristik dari konsumen. Atribut ini mencakup variabel psikografis dan behavioral konsumen.

(14)

14 c. Individual Segmentation, pada segmentasi ini pengelompokan pasar dilakukan lebih mengerucut, di mana hanya atas unit terkecil atau atas dasar individu dari konsumen.

2. Targeting

Upaya perusahaan dalam menempatkan atau mengidentifikasi peluang pasar yang kemudian mengevaluasi berbagai segmen untuk memutuskan segmen mana yang kemudian dipilih untuk menjadi target market.

Dalam menetapkan target market, menurut Kotler (2003), perusahaan dapat mempertimbangkan lima pola, diantaranya :

a. Single Segment Concerntration, pada tahap ini perusahaan dapat memilih satu segmen saja. Pada tahap ini perusahaan bisa lebih mencapai posisi yang kuat di satu segmen, dengan memiliki pengetahuan yang baik terhadap kebutuhan konsumen diyakini dapat memperoleh keuntungan lebih baik. Namun, jika menggunakan satu segmen diyakini memiliki potensi risiko yang cukup besar sehingga banyak dari perusahaan memilih setidaknya lebih dari satu segmen.

b. Selective Specialization, pada tahap ini perusahaan memilah atau melakukan seleksi terhadap beberapa segmen. Segmen yang dipilih berkemungkinan tidak saling berhubungan atau membentuk sinergi, namun biasanya masing-masing segmen menjanjikan potensi yang besar. Strategi ini biasanya dipilih untuk menghindari kerugian jika salah satu nya tidak berjalan dengan baik.

c. Product Specialization, pada tahap ini perusahaan berfokus hanya membuat produk yang bersifat khusus atau tertentu. Melalui cara tersebut, perusahaan membangun reputasi yang lebih kuat pada produk spesifik.

d. Market Specialization, pada tahap ini perusahaan berkonsentrasi melayani berbagai kebutuhan dalam suatu kelompok tertentu.

Perusahaan memperoleh reputasi yang kuat dan menjadi channel untuk semua produk yang dibutuhkan dan dipergunakan oleh kelompok tersebut.

(15)

15 e. Full Market Coverage, pada tahap ini perusahaan berusaha melayani semua kelompok berdasarkan kebutuhan yang mereka inginkan.

Namun, untuk tahap ini biasanya dilakukan oleh perusahaan yang cukup besar. Dalam menciptakan kepuasan konsumen, pemasar dapat memberikan diferensiasi yang memberikan efek pembeda dengan kompetitor lainnya.

3. Positioning

Tindakan perusahaan dalam mengatur pasar di dalam benak konsumen atas ciri khas maupun sesuatu yang diinginkan oleh perusahaan atas suatu produk yang diberikan untuk membedakannya dengan pesaing serupa. Dalam menentukan positioning, Kotler (2003), membaginya berdasarkan empat tahap yaitu:

a. Identifikasi target, melakukan identifikasi siapa sasaran yang ingin dicapai berdasarkan segmenting dan targeting sebelumnya.

b. Menentukan Frame of Reference, menempatkan siapa diri kita dimata konsumen sehingga membuat konsumen mengingat kita dalam benaknya.

c. Merumuskan Point of Reference, membuat persepsi dan kesan pada konsumen dalam memilih perusahaan sebagai pilihannya dengan memberikan keunggulan kompetitif dari produk yang diberikan.

d. Menetapkan Competitive Advantages, membuat para konsumen merasakan dan menikmati sesuatu yang berbeda dari produk maupun jasa yang ditawarkan dari pesaing yang serupa.

Tak hanya itu, Kotler, Kartajaya, Huan , & Liu, (2003) menyatakan bahwa ada empat kriteria yang dapat dilakukan perusahaan dalam menentukan positioning.

a. Kajian terhadap konsumen (Consumen), di mana positioning harus mampu mendeskripsikan value bagi konsumen terutama value yang memiliki keunggulan. Selain itu, positioning adalah penentu terpenting bagi konsumen dalam memutuskan pembelian.

b. Kajian terhadap kapabilitas perusahaan (Company), di mana positioning harus mampu mencerminkan kekuatan dan keunggulan kompetitif perusahaan seperti menentukan lokasi yang strategis.

(16)

16 c. Kajian terhadap pesaing (Competitor), di mana positioning harus bersifat unik sehingga dengan mudah dapat mendiferensiasikan dirinya dari pesaing.

d. Kajian terhadap perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis (Change), di mana positioning harus berkelanjutan dan selalu relevan dengan berbagai perubahan lingkungan bisnis.

2.4.7 Brand

Menurut Kothler, (2019) Brand merupakan sebuah “nama, istilah, tanda, lambang, desain atau kombinasi yang bertujuan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan produk atau jasa dari para pesaing.”

Brand merupakan sebuah aset yang menciptakan suatu nilai bagi pelanggannya atas kepuasan dan kualitas yang dirasakan pelanggan akan brand tersebut (Kartajaya, 2010).

Brand memberikan persepsi dan pengaruh kepada konsumen pada produk yang akan dibeli sehingga menciptakan sebuah persaingan antara perusahaan bukan melalui produk melainkan persepsi (Tjiptono, 2011).

Maka dapat disimpulkan bahwa Brand merupakan suatu nilai, istilah, tanda, lambang, desain yang ditujukan perusahaan untuk mengidentifikasi suatu produk dan jasa serta menciptakan persepsi di pikiran konsumen atas kepuasan dan kualitas yang dirasakan pelanggan terhadap suatu Brand.

2.4.8 Brand Awareness

Menurut Ch, Yeh, & Yang (2009), kesadaran merek merupakan sebuah kejadian ketika konsumen dapat mengingat akan suatu merek dengan mudah, dan ketika konsumen ingin membeli suatu barang secara langsung akan teringat merek tersebut karena merek tersebut sudah tertanam di ingatannya.

Brand Awareness adalah upaya atas kesanggupan dari seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali suatu merek yang merupakan bagian dari suatu brand tertentu (Humadiana, 2013).

Menurut Keller (2009), konsumen akan terpengaruh dalam kegiatan keputusan pembelian akan merek tertentu, ketika merek tersebut memiliki citra

(17)

17 yang baik saat proses marketing berlangsung. Proses tersebut diawali dengan kesadaran akan merek tertentu yang ada di benak konsumen sebelum menentukan proses pembelian.

Durianto (2015), menggambarkan Brand Awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali dan mengingat kembali suatu brand sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu.

Maka Brand Awareness dapat digambarkan melalui konsumen yang mengingat dan menyadari sebuah merek. Sehingga secara tidak langsung konsumen akan membeli produk atau jasa yang ditawarkan oleh merek tersebut karena sudah mengenali merek atau produk yang dijual. Kecenderungan konsumen yang membeli produk atau jasa berdasarkan merek yang dikenali atau dikenal oleh orang- orang membuat secara tidak langsung mendorong konsumen untuk ikut membeli produk atau jasa yang dijual. Ketika kompetitor lain menjual barang atau jasa sejenis, kesadaran merek diperlukan sebagai salah satu cara perusahaan untuk menarik konsumen untuk membeli produk atau jasa di tempatnya. Semakin merek tersebut dikenali dan diingat, maka konsumen tetap akan membeli barang atau jasa di merek tersebut, meskipun kompetitor lain menjual produk atau jasa sejenis dengan kelebihannya tersendiri, karena merasa sudah mengenal merek tersebut dengan baik dan familiar di lingkungan sekitarnya.

Menurut Durianto (2004), dalam piramida ada empat indikator untuk mengevaluasi seberapa jauh konsumen aware terhadap sebuah brand atau merek dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi, diantaranya:

a. Unaware of Brand, yaitu kondisi dimana konsumen tidak menyadari adanya suatu brand.

b. Brand Recognition, yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengenali suatu merek di dalam kategori tertentu.

c. Brand Recall, yaitu seberapa jauh kemampuan konsumen dalam mengingat sebuah nama atau merek dari memori mereka ketika mereka diajukan sebuah pertanyaan.

(18)

18 d. Top of Mind, yaitu kondisi dimana konsumen menyebutkan suatu brand atau merek pertama kali yang muncul di benaknya, atau brand tersebut adalah brand pertama yang di ingat konsumen.

2.4.9 Event Management

Event adalah suatu kegiatan tidak rutin yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kesadaran konsumen di mana di dalamnya terselip tujuan perusahaan, tujuan personal serta budaya yang dibentuk dari aktivitas sehari-hari yang kemudian memberikan pengalaman tersendiri kepada suatu kelompok ataupun individu (Shone & Parry , 2019).

Menurut Noor (2015), Event adalah kegiatan yang dibuat untuk memperingati suatu hal penting yang kemudian diselenggarakan dengan tujuan melibatkan masyarakat pada waktu tertentu untuk mencapai tujuan organisasi, perusahaan maupun individu.

Event merupakan pameran atau festival yang diselenggarakan secara istimewa untuk menunjukkan sebuah pertunjukan, penampilan, perayaan dalam mengkomunikasikan pesan kepada audience untuk mencapai suatu tujuan bersama

Maka event management merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menunjukkan dan menampilkan sebuah pertunjukan dan perayaan yang istimewa dengan tujuan mengkomunikasikan pesan kepada para audience untuk mencapai tujuan bersama.

2.4.9.1 Bentuk-Bentuk Event

Menurut Wagen & Der (2005), Ada empat bentuk jenis event yang di kategorikan dalam:

1. Personal Event, yaitu suatu kegiatan yang bersifat pribadi atau sederhana di mana di dalamnya biasanya berisikan anggota keluarga seperti acara pernikahan, syukuran, khitanan dll.

2. Leisure Event, yaitu event yang biasanya berisikan acara pertandingan, kegiatan olahraga hingga acara yang mendatangkan banyak pengunjung.

3. Cultural event, yaitu kegiatan yang biasanya identik dengan suatu budaya.

Acara yang memiliki nilai sosial tinggi dimata masyarakat.

(19)

19 4. Organizational event, yaitu acara yang dibuat dan disesuaikan untuk mencapai tujuan organisasi seperti acara pembukaan suatu bisnis, pameran hingga roadshow.

2.4.9.2 Karakteristik Event

Karakteristik sebuah Event biasanya menggambarkan keunikan atau ciri khas tertentu. Menurut Wagen & Der (2005), terdapat empat karakteristik dalam suatu event yaitu:

1. Uniquenesses merupakan kunci utama kesuksesan di dalam sebuah acara.

Setiap acara diyakini harus memiliki sebuah keunikan tersendiri sehingga memiliki kesan yang sulit untuk dilupakan oleh pengunjung.

2. Perishability adalah suatu kemungkinan yang biasanya terjadi di dalam suatu acara namun tidak sesuai dengan harapan yang telah direncanakan seperti kurang memuaskan atau target yang tidak tercapai selama cara berlangsung.

3. Cultural event yaitu jenis kegiatan yang biasanya identik dengan budaya dan memiliki nilai sosial yang tinggi di mata masyarakat.

4. Personal Interaction merupakan hal utama yang penting di dalam sebuah event yang berlangsung. Dalam hal ini, penyelenggara diharapkan mampu membuat penonton memiliki interaksi aktif sehingga membuat acara berlangsung dengan meriah.

2.4.9.3 Skala Event

Menurut Abdullah (2019), tiga skala di dalam event yaitu:

1. Mega event, acara yang berskala sangat besar di mana biasanya pengunjung yang datang berskala internasional dengan minimal lima negara yang ikut serta hingga jumlah pengunjung yang mencapai angka satu juta dan ada pihak yang berinvestasi di dalamnya seperti acara Piala dunia, Olimpiade.

2. Medium event, merupakan kegiatan acara yang di selenggarakan dengan pengunjung ratusan hingga satu juta orang di mana kegiatan tersebut event menengah yang berdampak secara nasional.

3. Mini event, yaitu acara yang diikuti dan memiliki pengunjung di bawah seratus ribut orang dan bersifat lokal.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian penggunaan pendekatan whole language dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Bendungan Hilir 01 Pagi Jakarta Pusat..

Dalam piramida latihan sistem energi aerobik merupakan landasan untuk latihan sistem energi anaerobik dan kecepatan (Sukadiyanto, 2005:116), sehingga dalam permainan

a) Dalam sistem refrigerasi yang dibuat untuk pembuatan es ini maka hal yang pertama yang perlu dihitung adalah berapa banyak es yang ingin dibuat per hari, dari

Hasil dalam jurnal penelitian menunjukan bahwa Five-forces Model Porter, analisis SWOT, matriks IFE, matriks EFE, matriks GSM, dan QSPM dapat digunakan untuk

Penelusuran jalur pemasaran mata dagang ini memperlihatkan bahwa faktor yang mempengaruhi tingkat harga adalah tingginya biaya angkutan dari masing-masing rantai pemasaran

Simulasi adalah tiruan dari sebuah sistem dinamis dengan menggunakan model. komputer untuk melakukan evaluasi dan meningkatkan

penelitian terhadap karakteristik perbandingan bahan pengisi antara tepung tapioka dan pati jagung terhadap karakteristik sosis sintesis dari buah sukun yang diperkayaa

Materi perencanaan usaha usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar ini adalah materi yang sangat penting dan harus kalian kuasai karena berguna dalam