Continuous Improvement
Quality Control Shewhart Chart
Apa itu Kualitas?
W. Edwards Deming:
Memenuhi kebutuhan + keinginan
pelanggan = kualitas
Kualitas meningkatkan produk/layanan
dan proses
Peningkatan produk/layanan dan proses
= profitabilitas
Apa itu Kualitas?
Dewasa ini pandangan yang paling progresif mengenai kualitas adalah bahwa kualitas itu didefinisikan sepenuhnya oleh pelanggan atau pengguna akhir dan didasarkan pada evaluasi terhadap seluruh pelanggan atau pengalaman klien.
Pengalaman klien adalah agregat dari semua titik interaksi yang klien miliki dengan produk dan layanan dari perusahaan, dan didefinisikan sebagai kombinasi dari kedua hal tersebut.
Keuntungan Kualitas Terhadap
Karyawan
Kebanggaan dalam pelayanan yang
diberikan
Kepuasan kerja
Peningkatan komunikasi Proses kerja Efisien
Klien lebih bahagia
Hubungan klien yang kuat
Keuntungan Kualitas Terhadap
Perusahaan
Peningkatan kualitas pelayanan Karyawan berorientasi klien
Peningkatan hubungan klien Biaya yang lebih rendah
Peningkatan hubungan masyarakat
= “Branding”
Kemampuan untuk memperluas
layanan
Peningkatan pendanaan
Keuntungan Kualitas Terhadap
Pelanggan
Peningkatan kualitas pelayanan Karyawan berorientasi klien
Suasana yang lebih ramah Peningkatan pilihan
Harapan terpenuhi atau terlampaui
Quality Control
Secara tradisional: menghasilkan produk
yang kualitasnya sesuai dengan spesifikasi design.
100% Inspeksi
Deming’s: menghasilkan produk yang
kualitasnya memenuhi kriteria terkontrol
secara statistik dimulai dari
Historical Perspective
Sebelum 1875: Pre-Industrial Revolution
Kualitas dikontrol oleh individu (pengrajin / artisan)
yang terlibat pada segala aspek dari produk cycle.
1875: Tayorism
Era produksi massal, F. W. Taylor memperkenalkan
scientific management, standar kerja dan insentif terhadap gaji.
1925: Shewhart’s Statistical Process Control
Memperkenalkan pendekatan statistik untuk
mempelajari variasi pada proses produksi untuk memperbaiki proses tersebut.
Historical Perspective (Cont...)
1930: Dodge dan Romig Sampling Methods
Mengembangkan sistem metode inspeksi sampling
lot demi lot pada produk hasil produksi untuk
menentukan kelayakan pengiriman ke pelanggan
1950: Deming’s Continuous Improvement
Mengembangkan pendekatan pada peningkatan
kualitas / produktivitas berasaskan statistik seperti halnya Shewhart tapi diproyeksikan berasaskan institusi.
1980: Pendekatan Deming dan Metode Taguchi
Penekanan dengan meletakkan masalah kualitas
naik ke design teknik dengan menggunakan experiment berbasiskan statistik.
Quality Trilogy Juran
Quality Planning – membangun
sistem yang kapabel
Quality Control – mengidentifikasi di
mana tindakan diperlukan
Quality Improvement – cara yang
Quality Trilogy Juran
Quality
Control PlanningQuality
Quality Improvement Holding The Gains
Pareto Analysis
Project by Project Breakthrough
Quality Trilogy Juran
Cos t of Poor Qua lit yQuality Planning Quality Control Quality Improvement
Deming Cycle – PDCA atau
PDSA
PDCA dipopulerkan oleh Dr Deming
yang dianggap oleh banyak orang menjadi bapak dari quality control modern; namun hal tersebut selalu disebut oleh Deming sebagai
Deming Cycle – PDCA atau
PDSA
PDCA harus berulang kali
diimplementasikan berbentuk spiral dengan meningkatkan pengetahuan akan sistem mengarah ke tujuan
utama, setiap siklus lebih dekat daripada sebelumnya.
Kekuatan siklus Deming terletak
PDCA Cycle adalah checklist dari empat tahap yang harus Anda lalui untuk
mendapatkan hal dari `masalah dihadapi‘ ke`masalah diselesaikan'. Keempat
tahapan itu adalah Plan-Do-Check-Act, dan mereka dilakukan dalam siklus.
P D C A P D C A P D C A
Knowledge & Experience
Project
Di
ff
icult
y
Continuous Improvement
Act Do Check Plan Fase continuousimprovement dari sebuah proses adalah bagaimana Anda membuat perubahan arah.
Perubahan tersebut biasanya karena proses output yang memburuk atau kebutuhan klien telah berubah.
Continuous Improvement
Istilah continuous improvement dan continual
improvement yang sering digunakan secara bergantian.
Tetapi beberapa praktisi kualitas membuat perbedaan berikut :
Continual improvement: istilah yang lebih luas disukai oleh W. Edwards Deming untuk merujuk pada proses umum
perbaikan dan meliputi “discontinuous” improvement—yaitu, banyak pendekatan yang berbeda, yang meliputi area yang berbeda.
Continuous improvement: bagian dari continual
improvement, dengan fokus yang lebih spesifik pada linear, perbaikan inkremental dalam proses yang ada. Beberapa
praktisi juga mengasosiasikan perbaikan terus-menerus lebih erat dengan teknik statistical process control (SPC).
Perbedaan Filosofi Deming dan Juran
• Filosofi Deming pada kualitas adalah suatu teori
yang komprehensif sedangkan filosofi Juran adalah pendekatan analitis dan praktis
• Deming berfokus pada deskripsi (penggunaan
SPC) dan melihat sistematis bisnis sedangkan Juran berfokus pada pengelolaan mutu dan kualitas fungsi
• Deming adalah seorang filsuf yang memberikan
pandangan atau perspektif yang berbeda,
sedangkan Juran adalah seorang praktisi yang ingin mengajar praktek bisnis
Persamaan Filosofi Deming dan Juran
Argumen Deming pada variasi dan argumen
Juran terhadap perencanaan kualitas, keduanya fokus pada perbaikan dalam proses. Kedua
filsafat terkait dengan "Quality Circle"
Deming dan Juran mengamati bahwa untuk
sebuah bisnis untuk berhasil, upaya
manajemen mutu memerlukan komitmen dan keterlibatan manajemen puncak jangka
panjang
Menolak ketergantungan pada slogan-slogan
untuk memotivasi pekerja terutama karena kinerja tergantung pada sistem bisnis dan bukan operator
Persamaan Filosofi Deming dan Juran
Keduanya memiliki kekhawatiran mengenai
praktik saat ini seperti pembayaran insentif yang didasarkan pada tempat yang salah atau ketinggalan zaman
Menempatkan pentingnya perencanaan sebagai
keputusan yang dibuat "hulu" atau manajemen puncak yang berpengaruh pada hasil akhir
Keduanya berfokus pada pelanggan-kebutuhan
dan sangat bergantung pada riset pasar
meskipun pendekatan Juran adalah didorong rekayasa bahwa visi kualitas pelanggan
diterjemahkan ke dalam apa yang dapat diproduksi
Quality Circle
Sekelompok relawan dilatih untuk
mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan masalah yang
berhubungan dengan pekerjaan dan mempresentasikan solusi untuk
manajemen guna meningkatkan kinerja organisasi
STATISTICAL PROCESS
CONTROL
METODE UNTUK PENINGKATAN
KUALITAS BERKELANJUTAN
BERDASARKAN OPTIMASI PROSES
Statistical Process Control (SPC)
Statistical ProcessControl
memonitor proses
produksi/layanan
untuk mendeteksi dan mencegah kualitas buruk
Sample
subset dari item yang
diproduksi / layanan diberikan untuk
digunakan dalam pemeriksaan
Control Chart
proses berada dalam
batas kendali statistik
UCL
SPC pada Manajemen Kualitas
SPC penggunaan
Apakah proses terkontrol?
Mengidentifikasi masalah dalam rangka
untuk melakukan perbaikan
Berkontribusi pada tujuan perbaikan
Dimana Menggunakan Control
Chart
Proses
Memiliki kecenderungan untuk lepas kendali
Sangat berbahaya dan mahal jika berjalan di luar
kendali
Contoh
Pada awal proses karena pemborosan untuk
memulai proses produksi dengan persediaan yang buruk
Sebelum titik mahal atau tidak dapat diperbaiki,
setelah produk mana yang sulit untuk dikerjakan ulang atau memperbaiki
Sebelum dan sesudah operasi perakitan atau di
cat yang mungkin mencakup cacat
Sebelum produk akhir keluar atau jasa
Control Chart
Sebuah grafik yang memantau
kualitas proses
Control limit
Batas atas dan bawah dari control chart
Attributes chart
p-chart c-chart
Variables chart
mean (x bar – chart) range (R-chart)
Control Chart Proses
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sample number Upper control limit Process average Lower control limit Out of controlDistribusi Normal
Probabilities for Z= 2.00 and Z = 3.00
=0 1 2 3 -1 -2 -3 95% 99.74%
Metode Statistik
Populasi: semua kemungkinan dari
suatu proses didalam rangka tertentu.
Sampling: suatu subset kecil dari
populasi pada waktu tertentu.
Statistik: perhitungan yang
dilakukan terhadap sample dimana merupakan refleksi dari beberapa fitur spesial dari populasi.
Enumerasi dan Analitik
Enumerasi: analisa statistik pada
sample berada pada rangka tetap.
Analitik: Analisa statistik untuk
mengetahui formasi umum dari populasi (Proses pada Statistical Control).
Sample
Sample
Sample
Tidak pada kontrol statistik
Pada kontrol statistik
Representasi Data
Rata-rata : Variance Standar Deviasi Range n X X n i i
1
n i I x N X X S 1 2 1 ) (
n i I x N X X S 1 1 ) ( min max X X R Representasi Data (Cont…)
Standar Deviasi (R) R dan Sx / σx adalah ukuran besaran variasi atau level data yang acak Variabilitas Signal to Noise Rasio 2 ) ( d R E x X S CV x x S X N S / Distribusi Normal
2 ] / ) )[( 2 / 1 ( 2 1 ) ( x x x e x f Rata-rata STD Kemungkinan nilai x berada pada range 0 x1Fundamental SPC
1. Dasar dan sifat umum Variabilitas. 2. Evolusi proses terhadap waktu.
3. Konsep Shewhart dengan Kontrol
Statistik.
4. Mengatur variablitas
menggunakan control chart.
Sumber dari Variasi Fungsional
Taguchi’s Functional Variation:
1. Outer Noise
• Sumber eksternal yang beroperasi pada
lingkungan dimana produk berfungsi.
Suhu, kelembaban, fluktuasi tegangan,
manusia
2. Inner Noise
• Perubahan internal terhadap karakteristik
produk.
Usia, Kekalahan mekanik
3. Variational Noise
• Variasi pada parameter produk akibat proses
Penanganan
Outer dan Inner noise dapat
ditangani pada proses desain teknis produk tersebut.
Variational Noise dapat ditangani
melalui penanganan proses, design produk serta SPC.
Evolusi Proses Terhadap Waktu
Proses yang dipengaruhi oleh penyebabumum yang konstan akan menghasilkan model statistik yang terkontrol.
Proses Kontrol vs. Kapabilitas
Konformasi produk terhadap
spesifikasi berarti ekspektasi pelanggan tercapai.
Kontrol statistik pada proses berarti
ekspektasi pelanggan tercapai secara ekonomis.
Tanpa mengontrol proses secara
statistik berarti kita mengeluarkan biaya lebih untuk memproduksi
produk dalam proses yang terkontrol.
Manajemen Variasi Proses
Membawa proses dari tidak terkontrol
(ada “special causes”) menjadi terkontrol lalu mendeteksi “chronic common causes” untuk meningkatkan kontrol terhadap
Proses dari SPC
Proses Observasi Pengkoleksian Data Evaluasi Analisis Data Diagnosis Pencarian Fault Keputusan Formulasi Tindakan Implementasi Ambil tindakanControl Chart untuk Attribute
p-chart
menggunakan porsi yang cacat dalam
sampel
c-chart
menggunakan jumlah cacat
p-Chart
UCL = p + zp
LCL = p - zp
z = jumlah standar deviasi dari rata-rata proses
p = proporsi sampel cacat, estimasi proses rata-rata p = standar deviasi dari proporsi sampel
p =
p(1 - p)
Konstruksi p-Chart
20 sampel dar 100 pasang jeans
JUMLAH PROPORSI
SAMPEL# CACAT CACAT
1 6 .06 2 0 .00 3 4 .04 : : : : : : 20 18 .18 200
Konstruksi p-Chart
UCL = p + z p(1 - p) = 0.10 + 3 n 0.10(1 - 0.10) 100 UCL = 0.190 LCL = 0.010 LCL = p - z p(1 - p) = 0.10 - 3 n 0.10(1 - 0.10) 100 = 200 / 20(100) = 0.10 total cacattotal sampel obsevasi
Konstruksi p-Chart
0.02 0.04 0.06 0.08 0.10 0.12 0.14 0.16 0.18 0.20 Propors i C ac at Jumlah Sampel 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 UCL = 0.190 LCL = 0.010 p = 0.10p-Chart di Excel
Klik “Insert” lalu “Charts” untuk membuat control chart
I4 + 3*SQRT(I4*(1-I4)/100)
I4 - 3*SQRT(I4*(1-I4)/100)
Kopi nilai kolum dari I5 dan I6
c-Chart
UCL = c + zc
LCL = c - zc
dimana
c = jumlah cacat per sampel
c-Chart
Jumlah cacat di 15 ruang sampel
1 12 2 8 3 16
: :
: :
15 15 190 SAMPEL c = = 12.67190 15 UCL = c + zc = 12.67 + 3 12.67 = 23.35 LCL = c - zc = 12.67 - 3 12.67 = 1.99 JUMLAH CACATc-Chart
3 6 9 12 15 18 21 24 J um lah C ac at Nomor Sampel 2 4 6 8 10 12 14 16 UCL = 23.35 LCL = 1.99 c= 12.67Control Chart untuk Variabel
Range chart ( R-Chart )
Plot sampel range (variabilitas)
Mean chart ( x -Chart )
Plot sampel rata-rata
Dasar Statisitk Shewhart Chart
Control Chart untuk Rata-rata, Control Chart untuk Range, R
Membuat
X
dan
R
Control Chart
1. Untuk setiap sampel hitung
rata-rata:
2. Untuk setiap sampel i hitung
range: n X X n i ij i 1 min max X X Ri
Membuat
X
dan
R
Control Chart
3. Hitung grand average:
4. Hitung rata-rata range:
k X X k i i
1 k R R k i i
1Membuat
X
dan
R
Control Chart
5. Perhitungan true range dan
standar deviasi ():
6. Perhitungan X chart: tidak
diketahui 2 ) ( d R E x R R n d X 2 3 UCL R n d X 2 3 LCL A2 n x
Membuat
X
dan
R
Control Chart
7. Perhitungan R chart
Estimasi deviasi range R
R d d R 2 3 3 UCL R d d R 2 3 3 LCL D4 D3
x-bar Chart:
Diketahui
UCL = x + z x LCL = x - z x -= = Dimana = standar deviasi proses
x = standar deviasi rata-rata sampel =/ k = jumlah sampel (subgrup)
n = ukuran sampel (jumlah observasi) x1 + x2 + ... + xk
k X = =
- -
Observasi (Diameter Slip-Ring, cm) n
Sampel k 1 2 3 4 5
-Contoh x-bar Chart:
Diketahui
x
Table
Konstanta
Control
Chart
n A2 D3 D4 2 1.880 0.000 3.267 3 1.023 0.000 2.575 4 0.729 0.000 2.282 5 0.577 0.000 2.114 6 0.483 0.000 2.004 7 0.419 0.076 1.924 8 0.373 0.136 1.864 9 0.337 0.184 1.816 10 0.308 0.223 1.777 11 0.285 0.256 1.744 12 0.266 0.283 1.717 13 0.249 0.307 1.693 14 0.235 0.328 1.672 15 0.223 0.347 1.653 16 0.212 0.363 1.637 17 0.203 0.378 1.622 18 0.194 0.391 1.609 19 0.187 0.404 1.596 20 0.180 0.415 1.585 21 0.173 0.425 1.575 22 0.167 0.435 1.565 23 0.162 0.443 1.557 24 0.157 0.452 1.548 25 0.153 0.459 1.541 Faktor u/ R-chart UkuranContoh x-bar dan R Chart:
Tidak
Diketahui
OBSERVASI (DIAMETER SLIP- RING, CM)
SAMPEL k 1 2 3 4 5 x R 1 5.02 5.01 4.94 4.99 4.96 4.98 0.08 2 5.01 5.03 5.07 4.95 4.96 5.00 0.12 3 4.99 5.00 4.93 4.92 4.99 4.97 0.08 4 5.03 4.91 5.01 4.98 4.89 4.96 0.14 5 4.95 4.92 5.03 5.05 5.01 4.99 0.13 6 4.97 5.06 5.06 4.96 5.03 5.01 0.10 7 5.05 5.01 5.10 4.96 4.99 5.02 0.14 8 5.09 5.10 5.00 4.99 5.08 5.05 0.11 9 5.14 5.10 4.99 5.08 5.09 5.08 0.15 10 5.01 4.98 5.08 5.07 4.99 5.03 0.10 50.09 1.15 Total
Contoh x-bar Chart:
Tidak Diketahui
UCL = 5.08 LCL = 4.94 Rata -rata Nomor Sampel | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 5.10 – 5.08 – 5.06 – 5.04 – 5.02 – 5.00 – 4.98 – 4.96 – 4.94 – 4.92 – x = 5.01 =Contoh R-Chart:
Tidak Diketahui
Dapatkan faktor chart D3 dan D4 UCL = D4R = 2.11(0.115) = 0.243
LCL = D3R = 0(0.115) = 0 _
Contoh R-Chart:
Tidak Diketahui
UCL = 0.243 LCL = 0 Ra nge Nomor Sampel R = 0.115 | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 0.28 – 0.24 – 0.20 – 0.16 – 0.12 – 0.08 – 0.04 – 0 –Zona untuk Pattern Test
UCL LCL Zona A Zona B Zona C Zona C Zona B Zona A Rerata Proses 3 sigma = =x+ A2R 3 sigma = =x- A2R 2 sigma = =x+ 23 (A2R) 2 sigma = =x-2 (A2R) 3 1 sigma = =x+ (13 A2R) 1 sigma = =x- 1 (A2R) 3 x = Jumlah Sample | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13Interpretasi Chart X dan R
1. Titik ekstrim: titik-titik diluar batas limit kontrol
mengindikasikan kondisi tidak terkontrol.
2. 2 dari 3 titik pada zona A keatas: hanya untuk
grafik X, mengindikasikan kondisi tidak terkontrol.
3. 4 dari 5 titik pada zona B keatas: hanya untuk
grafik X, mengindikasikan kondisi tidak terkontrol.
4. 8 atau lebih titik berurut diatas atau dibawah garis
tengah: mengindikasikan rata-rata atau variabilitas proses bergeser.
5. Tren linear: perubahan sistimatik proses terjadi. 6. 14 titik berosilasi: perubahan sistimatik proses
terjadi.
7. 8 titik berurut tidak pada zona C: hanya grafik X,
mengindikasikan kondisi tidak terkontrol.
8. 15 titik berurut pada zona C: hanya grafik X,
Melakukan Test Pattern
1 4.98 B — B 2 5.00 B U C 3 4.95 B D A 4 4.96 B D A 5 4.99 B U C 6 5.01 — U C 7 5.02 A U C 8 5.05 A U B 9 5.08 A U A 10 5.03 A D BPenentuan Ukuran Sampel
Chart Atribut membutuhkan ukuran sampel
yang lebih besar
50 hingga 100 part dalam sebuah sampel
Chart variabel memerlukan sampel yang
lebih kecil