• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

   

107

BAB 4

PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

4.1 Analisa kebutuhan pasar

4.1.1 Pernyataan Misi

Pernyataan misi merupakan tahap awal dari pengembangan produk, berupa pernyataan tim pengembangan produk yang di dalamnya terdapat uraian produk dan sasaran bisnis dari pengembangan produk kaki paslu ini. Pasar utama untuk penjualan kaki palsu adalah pasien-pasien penderita cacat kaki, oleh karena itu harus dijalin kerja sama dengan rumah sakit dan klinik yang menangani prosthesis. Sedangkan permintaan individu dan yayasan sosial menjadi pasar kedua, tentunya dengan penyesuaian harga yang tergantung dari kondisi pembeli. Untuk asumsi-asumsi dan batasan, pembuatan komponen soket dan perakitan dilakukan di ORPROS’T dan untuk komponen lainnya dibeli dari supplyer di Surabaya dan luar negeri.

(2)

Tabel 4.1 Pernyataan M isi Pernyataan Misi : Protesa atas lutut

Uraian produk

• Protesa atas lutut yang dapat memberikan kelebihan untuk pasien dibanding produk yang ada dipasaran sekarang dan juga dapat memberikan kemudahan bagi para pembuat dan dokter yang bergerak di bidang prostetik.

Sasaran bisnis utama

• Produk yang dikembangkan diharapkan bisa menjadi jawaban atas ketergantungan industri prostetik terhadap komponen luar negeri

Pasar utama

• Rumah sakit dan klinik yang melayani pembuatan protesa kaki palsu

• yayasan sosial • donator

Pasar kedua • Industri protesa rumah tangga dan permintaan individu

Asumsi-asumsi dan batasan

• Semua komponen produk menggunakan teknologi yang sudah ada di pasaran

• Pembuatan soket dan perakitan dilakukan di ORPROS’T • Komponen didapat dari supplyer di Surabaya dan luar

negeri

• Perancangan dengan ciri Idial Stum p

Stakeholder

• Pembeli dan pengguna • Operasional manufaktur • Distributor

(3)

   

109

4.1.2 Identifikasi Kebutuhan Pelanggan

4.1.2.1 Pengumpulan Data Identifikasi Kebutuhan Pelanggan

Berikut ini contoh format dari angket identifikasi kebutuhan pelanggan :

Tabel 4.2 Kuisioner Identifikasi Kebutuhan Pelanggan

Responden : Pewawancara :

Alamat : Tanggal :

Telepon : Sekarang menggunakan :

Apakah bers edia di follow-up:

Pertanyaan Pernyataan Pelangg an Interprestasi Kebutuhan Pengunaan Tertentu

Hal-hal yang disukai terhad ap alat yang sekarang

Hal-hal yang tidak disukai terhadap al at yang sekarang Usulan Perbaikan

(4)

4.1.2.2 Menginterpretasikan Data Mentah Menjadi Kebutuhan Pelanggan

Berdasarkan hasil interview, pernyataan pelanggan yang didapat bisa diinterpretasikan menjadi beberapa kebutuhan. Kemudian interpretasi kebutuhan pelanggan tersebut dirangkum menjadi kebutuhan pelanggan.

Tabel 4.3 Data Kebutuhan Pelanggan

No. Pernyataan Pelanggan Interpretasi Kebutuhan

1 Harga terjangkau Murah

2

• T ahan lama • T ahan air

• Bisa untuk permukaan jalan yang jelek

Awet

3 • Mudah dibersihkan

• T idak mudah kotor Kemudahan Perawatan

4

• Bisa berjalan normal • Gerakan tidak kaku

• T idak ada penyimpangan gerak jalan

• Ketika jalan tidak pincang

Fase Mengayun yang Halus

5

• Mudah disetel jika ada perubahan

• Mudah melepas dan memasang

Kemudahan Pengaturan (Alignment)

6

• Bisa menekuk kaki maksimal • Bisa dipakai duduk sila • Bias jongkok

Ruang Gerak Lebih

7

• T idak sakit ketika dipakai • T idak terlalu terasa getaran • Nyaman

(5)

   

111

4.1.2.3 Menentukan Bobot Kepentingan Kebutuhan Pelanggan

M aka untuk penentuan jumlah sampel dengan tingkat kesalahan sebesar 10 % digunakan rumus Slovin, dengan rumus :

99 592 98 ) 2 10 0 000 7 ( 1 000 . 7 2 1 ≈ = × + = + = , ) , . ( ) Ne ( N n • n = Jumlah sampel • N = Jumlah populasi • E = Tingkat kesalahan 10 %

Berikut ini adalah contoh form kuesioner untuk menentukan bobot kepentingan dari kebutuhan pelanggan :

(6)

Tabel 4.4 Kuisioner Bobot Kepentingan Kebutuhan Pelanggan

Responden : Alamat : Telepon :

Apakah anda bersedia di follow-up : ya/tidak

Pewawancara : Tanggal :

Berikut ini adalah beberapa kebutuhan dari produk kaki palsu yang akan kami kembangkan dan kebutuhan tersebut didapat dari para pengguna kaki palsu.

Berikanlah tanda (√) pada pilihan tingkat kepentingan pada tiap kriteria yang ada. 1 - 5 = sangat tidak penting – sangat penting.

No. Kriteria Tingkat Kepentingan

1. Murah

2. Awet

3. Kemudahan Perawatan

4. Fase Mengayun yang Halus

5. Kemudahan Pengaturan (Alignment)

6. Ruang Gerak Lebih

7 Kenyamanan

(7)

   

113

Keterangan : 1 = Sangat tidak penting

2 = Tidak penting

3 = Cukup penting

4 = Penting

5 = Sangat Penting

Perhitungan konversi skala :

Bobot = 5

1 5−

= 0.8

Dengan demikian, nilai konversi skalanya adalah sebagai berikut :

1 – 1,8 Ö 1

1,8 – 2,6 Ö 2

2,6 – 3,4 Ö 3

3,4 – 4,2 Ö 4

(8)

Dengan menggunakan SPSS dilakukan pengujian data untuk mengetahui validitas dan tingkat reliabilitas data yang telah dikumpulkan. Langkah-langkah penggunaan software SPSS adalah sebagai berikut :

Analyze > Scale > Realibility Analysis

Pada bagian Statistics, aktifkan kotak cek Item, Scale, dan Scale if item deleted. Abaikan pilihan yang lain, klik Continue – OK

Cara membaca output :

Lihat pada bagian Item-total statistic pada kolom Corrected Item Total Correlation, nilai-nilai tersebut menunjukkan nilai korelasi butir-butir pertanyaan terhadap skor totalnya. Nilai hitung tersebut dibandingkan dengan r tabel (lihat ditabel dengan terlebih dahulu mencari df-nya (derajat kebebasan sesuai dengan datanya dan asumsi SPSS akan menggunakan tingkat signifikasi 5%).

Pengambilan kesimpulan jika nilai hitung > dari nilai r-tabel maka butir tersebut dinyatakan valid. Perlu diperhatikan karena data adalah 1 arah (kearah positif) maka nilai hitung yang bernilai negatif otomatis tidak valid. Jika masih ada butir yang tidak valid maka dikeluarkan (klik kana pada nama variabelnya – Clear) kemudian diproses ulang (ulangi langkah Analyze > Scale > Realibility Analysis, dst) sampai mendapatkan semua butir valid. Kemudian untuk menentukan reliabilitas bisa dilihat dari nilai Alpha.

Data dikatakan valid jika nilainya lebih besar dari 0,195 dan dikatakan reliable jika nilai korelasi lebih besar dari 0,3 dilihat dari tabel rho dengan

(9)

   

115

taraf signifikan 5%. Beberapa butir variabel valid dilihat di kolom Corrected Item Total Correlation, sedangkan untuk reliabilitas dilihat dari tabel Cronbach Alpha if Item deleted. Hasil dari pengujiannya adalah sebagai berikut.

Tabel 4.5 Hasil Ringkasan Yang Diproses

N %

Cases Valid 99 98.0

Excludeda 2 2.0

Total 101 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Tabel 4.6 Statistik reliabilitas

Cronbach's Alpha N of Items

(10)

Tabel 4.7 Item statistics

Mean Std. Deviation N

Murah 4.5455 .52045 99

Awet 4.7475 .52184 99

Menyerupai Kaki Asli 4.1818 .52223 99

Gerakan berjalan 4.5758 .64033 99

Kemudahan Penggunaan 4.7677 .49132 99 Kemudahan Perawatan 4.7980 .47337 99

Kenyamanan 4.9798 .14141 99

Tabel 4.8 Item-total statistics

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Murah 28.0505 2.661 .340 .550 Awet 27.8485 2.722 .299 .566

Menyerupai kaki asli 28.4141 2.653 .342 .549

Gerakan berjalan 28.0202 2.367 .371 .540

Kemudahan Penggunaan 27.8283 2.899 .220 .591

Kemudahan Perawatan 27.7980 2.591 .455 .511

(11)

   

117

Tabel 4.9 Perbandingan data untuk menentukan validitas data Corrected

Item-Total Correlation R Tabel Validitas

Murah .340 0.195 Valid

Awet .299 0.195 Valid

Menyerupai kaki

asli .342 0.195 Valid

Gerakan berjalan .371 0.195 Valid

Kemudahan

penggunaan .220 0.195 Valid

Kemudahan

perawatan .455 0.195 Valid

Kenyamanan .245 0.195 Vali

Tabel 4.10 Kebutuhan Pelanggan Dengan Bobot Setelah Dikonversikan

No. Kebutuhan Pelanggan Bobot Kepentingan

1 Murah 5 2 Awet 5

3 Kemudahan Perawatan 4

4 Fase Mengayun yang Halus 5

5 Kemudahan Pengaturan (Alignment) 5

6 Ruang Gerak Lebih 5

(12)

4.1.3 Pembuatan Quality Function Deployment (QFD)

Setelah mengetahui kebutuhan pelanggan, kemudian kita melanjutkan proses pengolahan data ke tahap berikutnya, yaitu tahap perhitungan dengan QFD (Quality Function Deployment). Dalam proses pembuatan QFD ada 3 tahap analisa yang harus dilakukan, yaitu :

1. Menentukan daftar metrik

2. Mengumpulkan informasi produk pesaing

3. Menetapkan spesifikasi produk

4.1.3.1 Penentuan Daftar Metrik

Setelah mendapatkan kebutuhan pelanggan , kami berkonsultasi kepada Direktur ORPROS’T yang juga merupakan Kepala Unit Orthosis Prothesis di RSPAD, mengenai :

• Bagaimana penilaian produk yang sudah ada di ORPROS’T terhadap kebutuhan pelanggan yang didapat.

• Penentuan metrik berdasarkan kebutuhan pelangaan

• Penilaian produk yang ada di ORPROS’T terhadap metrik yang ditentukan

• Penilaian spesifikasi pesaing

(13)

   

119

Berikut adalah hasil wawancara kami dengan Direktur ORPROS’T :

Tabel 4.11 Penilaian Produk ORPROS’T Terhadap Kebutuhan Pelanggan

No. Kebutuhan Pelanggan Penilaian

1 Murah 5

2 Awet 4

3 Kemudahan Perawatan 4

4 Fase Mengayun yang Halus 3

5 Kemudahan Pengaturan (Alignment) 4

6 Ruang Gerak Lebih 3

7 Kenyamanan 3

Tabel 4.12 Daftar Metrik Kebutuhan

No. Kebutuhan Metric Kepentingan Satuan

1 1, 2, 3 Kualitas bahan 4 List

2 4, 7 Massa total 3 Kg

3 3, 7 Fungsi soket 5 Subj

4 4, 5, 6 Fungsi rotator 4 Subj

5 1, 2, 4, 5, 6, 7

Fungsi lutut

5 Subj

6 3, 5, 6 Fungsi shank 4 Subj

7 4, 5, 6, 7 Fungsi adaptor 4 Subj

(14)

Dalam tahapan ini dilakukan pencarian hubungan dari kebutuhan pelanggan dengan metrik produk. Ke 8 metrik yang ada diharapkan dapat mencakup keseluruhan dari kebutuhan pelanggan yang telah diketahui.

Selanjutnya metrik yang sudah dibuat harus ditentukan kepentingan atau prioritasnya dengan melihat hubungan antara masing-masing metrik dengan kebutuhan pelanggannya. Prioritas metrik ini nantinya akan menjadi pertimbangan dalam perancangan spesifikasi target.

Tabel 4.13 Penilaian Produk ORPROS’T Terhadap Metrik Kebutuhan

No. Metric Kepentingan Satuan

1 Kualitas bahan 4 List

2 Massa total 3 Kg

3 Fungsi soket 4 Subj

4 Fungsi rotator 4 Subj

5 Fungsi lutut 4 Subj

6 Fungsi shank 3 Subj

7 Fungsi adaptor 4 Subj

(15)

   

121

Metrik yang telah ditentukan lalu dibandingkan lagi dengan produk yang ada di klinik ORPROS’T. Tabel di atas merupakan hasil penilaian produk ORPROS’T oleh pihak klinik ORPROS’T terhadap metrik kebutuhan.

4.1.3.2 Identifikasi S pesifikasi Pesaing

Sebagai dasar pertimbangan spesifikasi target, dilakukan juga perbandingan dengan produk pesaing yang ada di pasaran serta di luar negeri.

Tabel 4.14 Data-data Spesifikasi Pesaing

Spesifikasi Protesa luar negeri Protesa dalam negeri Soket Fiber carbon resin Fiber glass resin

Soket Adaptor Ya Tidak

Knee joint Polycentric,hydraulic,pneumatic ,microprocessor

Single axis, polycentric

Shank Endoskeletal Eksoskeletal

Foot Energy storing SACH foot

Data spesifikasi di atas merupakan spesifikasi dari komponen-komponen utama sebuah Protesa Atas Lutut yang dianggap sangat penting untuk pertimbangan dalam penentuan spesifikasi produk.

(16)

Tabel 4.15 Penilaian Produk Pesaing Terhadap Kebutuhan Pelanggan

No. Kebutuhan Pelanggan Penilaian

Lokal Luar Negeri

1 Murah 5 2

2 Awet 3 5

3 Kemudahan Perawatan 4 4

4 Fase Mengayun yang Halus 2 5

5 Kemudahan Pengaturan (Alignment)

3

5

6 Ruang Gerak Lebih 2 5

7 Kenyamanan 3 5

Produk pesaing juga dinilai terhadap pemenuhan kebutuhan pelanggan dan juga terhadap metrik yang sudah ditentukan. Penilaian ini dilakukan bersama-sama oleh pihak klinik ORPROS’T dan kami sendiri.

Tabel 4.16 Penilaian Produk Pesaing Terhadap Metrik

No. Metric Lokal Luar

1 Kualitas bahan 3 5 2 Massa total 3 5 3 Fungsi soket 4 5 4 Fungsi rotator 3 5 5 Fungsi lutut 3 5 6 Fungsi shank 3 5 7 Fungsi adaptor 3 5 8 Fungsi foot 3 5

(17)

   

123

4.1.3.4 Quality Function Depolyment (QFD)

Murah

Aw et

Ke muda ha n Per awatan

Fase M engayun yang ha lus Ke muda ha n Penga tur an ( Alignment)

Ruang Ger ak L ebih

C u st o m er n e ed s K ua lita s B ah an F ung si S o ke t F u n gs i R ota to r F ung si L u tu t F ung si S h an k F ung si A d ap to r F ung si F o ot C u st o m er i m po rt an ce 5 5 4 5 5 5 M as sa to ta l Sum Sc ores 120 25 156 80 274 86 89 192 Prioritie s ( %) 100 11.74 2.45 15.26 7.83 26.81 8.41 8.71 18.79 QFD Skripsi

Strong positive impact Moderate positive impact No impact

<blank>

Strong negative impact Moderate negative impact S trong relationship (9) Medium relationship (3)

Weak relationship (1)

Compe titive Benchmarking

T argets Ke nyamanan 5 Q ua lity P la n ( G o al) 5 5 5 5 5 5 5 1.67 1.25 1.25 1.67 1.25 1.67 1.67 8.35 6.25 6.25 8.35 6.25 8.35 8.35 16.01 11.99 11.99 16.01 11.99 16.01 16.01 Im pr ove m en t R at io Ro w W ei g ht N or m aliz ed R o w W eig h t ( % ) luar 1 2 3 4 5 Ben chmak 5 5 5 5 5 5 5 5 lokal 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 5 5 5 5 5 5

Pr oduk seka rang

1022

Pr od uk O RP ROS ’T

Lo ka l

Lu a r Ne g eri

(18)

Dalam QFD dapat dilihat hubungan antara kebutuhan pelanggan dan spesifikasi yang diterjemahkan oleh klinik ORPROS’T. Kebutuhan tersebut memiliki lebih dari satu hubungan dengan spesifikasi dari produk. Hal itu terjadi karena pemenuhan dari tiap kebutuhan pelanggan dipengaruhi oleh beberapa spesifikasi dari produk. Dari QFD diatas juga dapat dilihat performa dan penilaian terhadap kualitas spesifikasi dari klinik ORPROS’T dalam pemenuhan kebutuhan pelanggan. Spesifikasi yang cukup penting dan perlu diberi prioritas lebih dalam pengembangan adalah fungsi lutut, dan fungsi foot, yang masing-masing memiliki prioritas sebesar 26.81% dan 18.71%. Contoh perhitungan dapat dilihat dibawah ini :

1. Improvement Ratio Improvement Ratio = e performanc on satisfacti company goal Improvement Ratio = 3 5 Improvement Ratio = 1.67 2. Raw Weight

Raw Weight = importance to customer × improvement ratio

(19)

   

125

3. Normalized raw weight

Normalized raw weight =

total weight raw

weight raw

Normalized raw weight = 11.99 15 . 52 25 . 6 = 4. Sum Score

Sum Score = Sum (nilai symbol metrik X customer importance) Sum Score Massa Total = (3 x 5) + (1 x 5) + (1 x 5) = 25

5. Priorities (%) = 100 × ore TotalSumSc SumScore

Priorities fingsi lutut (%) =

81 . 26 100 1022 274 × =

Table 4.17 Spesifikasi Target

No. Spesifikasi Target

1 Kualitas bahan 2 Massa total

3

Fungsi soket Fiber carbon resin,

dengan pengukuran cat cam

4 Fungsi rotator

5 Fungsi lutut Polycentric dengan

pegas

6 Fungsi shank Endoskeletal

7 Fungsi adaptor Pyramid adaptor

(20)

4.2 Reverse Engineering pada Protesa Atas Lutut En doskeletal

4.2.1 Disassembly

Tahap ini adalah yang paling awal dari proses reverse engineering. pada tahap ini kita akan melakukan penjabaran terhadap teknologi / komponen yang akan kita tiru. Data produk yang telah didapat pada penelitian pendahuluan akan dijadikan bahan untuk reverse engineering. gambar dibawah adalah salah satu contoh protesa atas lutut endoskeletal.

Gambar 4.2 protesa atas lutut endoskeletal

(21)

   

127

Berdasarkan gambar diatas dan informasi lain yang telah terkumpul maka dibuat penjabaran komponen sebagai berikut :

1. Soket 5. shank

2. Adapter soket 6. Foot

3. rotator 7. Adapter piramid 4. knee joint

berikut ini adalah gambar dari komponen – komponen diatas yang didapat dari data produk yang didapat selama penelitian pendahuluan :

Gambar 4.3 Shank adapter

(22)

4.2.2 Measure and Testing

Berdasarkan hasil analisa QFD menunjukkan bahwa fungsi lutut dan fungsi foot merupakan bagian yang harus mendapatkan perhatian lebih. data produk yang telah dikumpulkan menunjukkan bahwa ada banyak alternatif yang bisa digunakan untuk tiap fungsi yang disebutkan. Penggunaan AHP dimaksud agar memudahkan dalam mengambil keputusan.

4.2.2.1Penentuan Kriteria Seleksi pada AHP

Kriteria seleksi pada metode ini bersifat subjektif. Tim pengembang bisa memberikan kriteria berdasarkan apa yang mereka inginkan. Oleh karena itu pada penelitian ini kami membuat kriteria seleksi untuk analisa AHP. Berikut ini adalah kriteria seleksi dengan pengurutan berdasarkan level kepentingan :

1. Informasi : adalah mengacu pada seberapa dalam kita bisa mendapatkan informasi mengenai alternatif tersebut.

2. Harga : adalah mengacu pada harga dari alternatif tersebut.

3. Rumit : adalah mengacu pada tingat kerumitan teknologi dari alternatif tersebut.

4. Teknologi : adalah mengacu dari tingkat kemutakhiran teknologi dari alternatif.

5. Fungsi : adalah mengacu dari tingkat fungsional alternatif untuk dapat memenuhi kebutuhan pasien

(23)

   

129

6. Desain : adalah mengacu pada tampilan yang dihadirkan oleh alternatif

dengan menggunakan kriteria seleksi diatas kemudian akan dilakukan analisa AHP dengan menggunakan software Expert Choice 2000. Sebelum itu kita akan melakukan analisa terhadap alternative pesaing .

4.2.2.2Analisa Pesaing pada Fungsi Lutut

1. C-Leg

Gambar 4.5 C- Leg

¾ Pertama dirancang untuk tentara yang kehilangan kakinya ketika perang

¾ Mempunyai kontrol mikroprosesor lutut, sehingga bisa menyesuaikan sistem hydrolic dengan kegiatan yang dilakukan.

(24)

¾ Ada remote controle untuk mengganti mode berdiri sehingga mengurangi sebagian besar beban pada kaki dan mengatur tinggi rendahnya dinamika untuk kegiatan yang berbeda-beda

¾ Mode berdiri menstabilkan sudut fleksi antara 7 sampai 70 derajat. ¾ Menggunakan swing phase dynamics.

¾ Dapat menahan beban 275 lbs (125 kg)

2. Mauch knee

Gambar 4.6 Mauch Knee

¾ Lebih Tipis, kuat, dan lebih baik

¾ Mampu mengendalikan kestabilan lutut dalam kondisi yang berubah-ubah

¾ Bisa dipakai untuk naik tangga, berlari, dan bersepeda ¾ Bahan aluminium

(25)

   

131

¾ Bisa tahan 300 pounds

3. Total Knee

Gambar 4.7 Total Knee

Dirancang untuk berjalan sehari-hari. Dengan menggunakan friction yang elastis, swing phase menjadi terkontrol dan stabil.

Ulasan Produk :

¾ Dirancang untuk kecepatan tunggal ambulators

¾ Lutut polycentric dengan sistem penguncian geometris

¾ Kontrol ketika swing phase dikendalikan melalui friction di polimer elastis

¾ Adjustable sikap fleksi ¾ Adjustable ekstensi promotor

(26)

Profil Pasien:

• Rendah untuk tingkat dampak moderat

• Pengguna kisaran berat: sampai £ 220 / 100kg

Spesifikasi Teknis :

• Berat Produk : 1.416lbs / 620g

• Ukuran Produk : 6 7/8" / 175mm

Flexion : 160° flexion available

4.2.2.3AHP pada Fungsi Lutut

Untuk menentukan teknologi pesaing yang akan dikembangkan, dilakukanlah pemilihan alternatif terbaik dengan menggunakan perhitungan AHP (Analytical Heurarchy Process). Di bawah ini adalah perhitungan dari penggunaan metode AHP tersebut dengan menggunakan software Expert Choice 2000. Langkah pertama adalah dengan memasukkan preference level antar alternatif terhadap kriteria seleksi :

Pairwise numerical comparisons pada tiap kriteria seleksi

(27)

   

133

Untuk kriteria harga C-leg merupakan teknologi yang paling mahal kemudian disusul dengan Mauch Knee dan berikutnya adalah Total Knee.

Gambar 4.8 Pairwise numerical comparisons kriteria harga

Inconsistency / consistency ratio menunjukkan angka 0.01 . karena CR < 0.100, maka dapat disimpulkan untuk kriteria harga adalah konsisten

• Kriteria teknologi

Untuk kriteria teknologi C –leg merupakan teknologi tercanggih ,disusul dengan Mauch Knee dan kemudian Total Knee

(28)

Gambar 4.9 Pairwise numerical comparisons kriteria teknologi

Inconsistency / consistency ratio menunjukkan angka 0.01 .karena CR < 0.100, maka dapat disimpulkan untuk kriteria teknologi adalah konsisten

• Kriteria tingkat kerumitan

Tingkat kerumitan dilihat pada kemampuan kita untuk membayangkan alternatif akan dibuat. Untuk itu C-leg merupakan alternatif yang paling rumit kemudian Mauch knee dan Total knee.

(29)

   

135

Inconsistency / consistency ratio menunjukkan angka 0.00 .karena CR < 0.100, maka dapat disimpulkan untuk kriteria tingkat kerumitan adalah konsisten.

• Kriteria fungsi

Fungsi disini dimaksud seberapa jauh alternatif dapat memberikan suatu fungsi yang paling mendekati orang normal. Oleh karena itu C-leg merupakan yang terbaik, kemudian Total Knee dan Kauch Knee memiliki tingkat yang sama.

Gambar 4.11 Pairwise numerical comparisons kriteria fungsi

Inconsistency / consistency ratio menunjukkan angka 0.03. karena CR < 0.100, maka dapat disimpulkan untuk kriteria fungsi adalah konsisten.

(30)

• Kriteria informasi

Yang dimaksud adalah seberapa jauh kita mendapatkan informasi baik teknologi, dimensi , dan lainnya terhadap alternatif. Untuk informasi / pengetahuan yang paling tinggi adalah Total Knee, kemudian Mauch Knee dan C- Leg.

Gambar 4.12 Pairwise numerical comparisons kriteria informasi

Inconsistency / consistency ratio menunjukkan angka 0.00. karena CR < 0.100, maka dapat disimpulkan untuk kriteria informasi adalah konsisten.

• Kriteria desain

Desain adalah suatu hal penting dalam digital prototyping, namun dalam penelitian ini diutamakan kita dapat mengetahui teknologinya, untuk kriteria desain C-leg merupakan yang paling baik, kemudian Mauch Knee dan Total Knee.

(31)

   

137

Gambar 4.13 Pairwise numerical comparisons kriteria desain

Inconsistency / consistency ratio menunjukkan angka 0.03. karena CR < 0.100, maka dapat disimpulkan untuk kriteria DESAIN adalah konsisten.

• Antar kriteria seleksi

Berdasarkan penentuan kriteria pemilihan yang telah dilakukan sebelumnya, maka pada dimasukkan Pairwise numerical comparisons untuk kriteria seleksi sesuai dengan kepentingannya.

(32)

Gambar 4.14 Pairwise numerical comparisons antar kriteria seleksi

Inconsistency / consistency ratio menunjukkan angka 0.03. karena CR < 0.100, maka dapat disimpulkan untuk antar kriteria adalah konsisten.

• Untuk menunjukkan hasil dari analisa AHP klik synthesize > with respect to goal

Berikut ini adalah hasil dari analisa AHP untuk seleksi alternatif dari knee joint:

(33)

   

139

(34)

Gambar 4.16 AHP Knee Joint

Dari hasil analisa Expert Choice 2000 terlihat bahwa alternatif Total knee memiliki nilai yang paling besar dengan .558, dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa alternatif terbaik adalah untuk dilakukan pengembangan adalah Total knee.

4.2.2.4Analisa Pesaing pada Fungsi Foot 1. Trias Foot

Ulasan Produk :

• Terbuat dari Carbon fibre

• Untuk pejalan kelas menengah

• Mengkombinasikan desain kreatif dan inovasi konstruksi yang ringan

(35)

   

141

• Mudah roll over untuk menghemat energi dan memperbaiki gaya berjalan simetris

• Mengurangi gaya yang berlebihan di contralateral limb

• Gaya berjalan baik karena ada elemen pegas ganda

• kombinasi sambungan footshell dan kepala cosmesis menciptakan beberapa keunggulan.

Ini menstabilkan wilayah pergelangan kaki dan memudahkan penerapan kosmetik penutup yang praktis

Gambar 4.17 Trias Foot

2. Cheetah Foot

Ulasan Produk :

(36)

• Dapat dipakai untuk transfemoral tapi lebih bagus untuk transtibial

• Dapat menahan beban 100-325lbs / 44-147kg

• Ukuran produk :

a. 3 1/2" / 89mm - 10" / 254mm (with lamination connector) b. 10" / 254mm - 18" / 457mm (With pylon connector)

Gambar 4.18 Cheetah Foot

3. C-Walk

Uraian Produk :

• Cocok untuk dipakai mendaki bukit dan di permukaan rata

• Meredam getaran ketika heel impact

Roll over natural

(37)

   

143

• Gerakan halus dan dinamis

• Mengurangi suara kaki berjalan

• Cocok untuk penggunaan menengah atau tinggi

• Ukuran 24-30 cm dan dapat digunakan dengan orang-orang yang beratnya sampai dengan 75 atau 100 kilogram

Gambar 4.19 C-Walk

4.2.2.5AHP pada Fungsi Foot

Untuk menentukan teknologi pesaing yang akan dikembangkan, dilakukanlah pemilihan alternatif terbaik dengan menggunakan perhitungan AHP (Analytical Heurarchy Process). Di bawah ini adalah perhitungan dari penggunaan metode AHP tersebut dengan menggunakan software Expert Choice 2000. Langkah pertama adalah dengan memasukkan preference level antar alternatif terhadap kriteria seleksi :

(38)

• Kriteria harga

Untuk kriteria harga trias foot merupakan alternatif yang paling murah kemudian disusul oleh cheetah foot dan kemudian C-walk

Gambar 4. 20 Pairwise numerical comparisons kriteria harga

Inconsistency / consistency ratio menunjukkan angka 0.03. karena CR < 0.100, maka dapat disimpulkan untuk kriteria harga adalah konsisten.

• Kriteria teknologi

Untuk kriteria teknologi C-walk menghadirkan teknologi yang paling canggih, kemudian Cheetah Foot dan yang paling bawah adalah Trias Foot.

(39)

   

145

Gambar 4.21 Pairwise numerical comparisons kriteria teknologi

Inconsistency / consistency ratio menunjukkan angka 0.07 karena CR < 0.100, maka dapat disimpulkan untuk kirteria teknologi adalah konsisten.

• Kriteria rumit

Untuk tingkat kerumitan yang dihadirkan oleh ketiga alternatif Cheetah Foot merupakan yang paling simpel kemudian Trias Foot dan C-walk.

(40)

Gambar 4.22 Pairwise numerical comparisons kriteria rumit

Inconsistency / consistency ratio menunjukkan angka 0.07. karena CR < 0.100, maka dapat disimpulkan untuk kriteria rumit adalah konsisten.

• Kriteria fungsi

Untuk kriteria fungsi yang paling menunjukkan fungsi terbaik adalah Trias Foot kemudian C-walk dan Cheetah foot.

(41)

   

147

Gambar 4.23 Pairwise numerical comparisons kriteria fungsi

Inconsistency / consistency ratio menunjukkan angka 0.03. karena CR < 0.100, maka dapat disimpulkan untuk antar kriteria adalah konsisten.

• Kriteria informasi

Untuk informasi dari teknologi alternative Trias Foot berada di posisi paling atas, kemudian C-walk dan Cheetah Foot

(42)

Gambar 4.24 Pairwise numerical comparisons kriteria informasi

Inconsistency / consistency ratio menunjukkan angka 0.03. karena CR < 0.100, maka dapat disimpulkan untuk kriteria informasi adalah konsisten.

• Kriteria Desain

Untuk kriteria desain Cheetah Foot menempati posisi tertinggi dengan desainnya yang simpel, kemudian Trias Foot dengan fleksibilitas dan yang terakhir C-walk yang rumit.

(43)

   

149

Gambar 4.25 Pairwise numerical comparisons kriteria desain

Inconsistency / consistency ratio menunjukkan angka 0.03. karena CR < 0.100, maka dapat disimpulkan untuk antar kriteria adalah konsisten.

• Antar kriteria seleksi

Berdasarkan penentuan kriteria pemilihan yang telah dilakukan sebelumnya, maka pada dimasukkan Pairwise numerical comparisons untuk untuk kriteria seleksi sesuai dengan kepentingannya.

(44)

Gambar 4.26 Pairwise numerical comparisons antar kriteria

Inconsistency / consistency ratio menunjukkan angka 0.08. karena CR < 0.100, maka dapat disimpulkan untuk antar kriteria adalah konsisten.

• Untuk menunjukkan hasil dari analisa AHP klik synthesize > with respect to goal

Berikut ini adalah hasil dari analisa AHP untuk seleksi alternatif dari foot systemt :

(45)

   

151

(46)

Gambar 4.28 Hasil AHP foot system

Berdasarkan data AHP diatas maka dapat disimpulkan bahwa untuk teknologi yang paling sesuai dengan yang dicari oleh tim pengembang maka diambil alternatif Trias Foot dengan nilai .572

4.2.2.6 Model Tiga Dimensi Polycentric Knee

Dengan menggunakan software CATIA V5 dibuatlah model tiga dimensi yang didasarkan analisa teknologi pesaing dan data anthopometri penduduk Indonesia. Berikut ini adalah gambar hasil pemodelan tiga dimensi komponen Polycentric Knee :

(47)

   

153

(48)

Gambar 4.30 Side view Polycentric knee

(49)

   

155

Gambar 4.32 Back view Polycentric Knee

(50)

Gambar 4.34 Down view Polycentric Knee

Gambar 4.35 Sistem pegas pada Polycentric Knee

4.2.2.7 Model Tiga Dimensi Trias Foot

Dengan menggunakan software CATIA V5 dibuatlah model tiga dimensi yang didasarkan analisa teknologi pesaing dan data anthopometri

(51)

   

157

penduduk Indonesia. Berikut ini adalah gambar hasil pemodelan tiga dimensi komponen Trias Foot :

Gambar 4.36 Isometric view Trias Foot

(52)

Gambar 4.38 Front view Trias Foot

(53)

   

159

Gambar 4.40 Top view Trias Foot

(54)

4.2.2.8 Pengujian Desain Polycentric Knee

Komponen Polycentric Knee adalah yang berfungsi sebagai pengganti biomekanisme lutut bagi pasien amputasi. Oleh karena itu untuk pengujian komponen ini difokuskan pada fungsinya, seberapa jauh desain komponen ini dapat memenuhi kebutuhan dari pasien. Untuk kemampuan menahan gaya baik statis maupun dinamis diasumsikan komponen ini telah dapat menahannya.

Pengujian akan dilakukan dengan menggunakan software Inventor 2010. Import data dilakukan terlebih dahulu antar CATIA dengan Inventor. Kemudian diberikan batas / constrain. Constain yang berlaku pada model ini adalah :

¾ Pin constrain, yang berguna untuk memberikan kemampuan berputar sesuai dengan joint yang diberikan pin. Dalam model ini constrain ini diberikan pada ke empat pin yang ada.

¾ Contact constrain, adalah constrain yang berguna untuk memberikan sifat agar tiap komponen tidak akan mampu menembus komponen yang lainnya, dengan demikian rakitan ini memiliki keadaan sesuai dengan kondisi rakitan sebenarnya.

(55)

   

161

Gambar 4.42 Polycentric Knee pada Inventor 2010

Pada Inventor 2010 kita dapat menggerakkan komponen sesuai dengan pergerakan yang mereka punya. untuk menunjukkan derajat pergerakan komponen, maka akan dibuat simulasi pergerakan yang diberikan garis bantu untuk menunjukkan derajat pergerakan. Berikut ini adalah gambar simulasi yang dilakukan.

(56)

Gambar 4.43 Posisi normal 0 0

(57)

   

163

Gambar 4.45 Posisi ekstensi maksimal 160 0

Berdasarkan simulasi diatas. Kita ketahui bahwa derajat pergerakan dari model Polycentric Knee dari posisi normal / tegak adalah sampai dengan 160 0. Dengan demikian model yang kita desain telah berfungsi sebagaimana telah dirancang.

Kemudian mekanisme berikutnya yang kita simulasikan adalah mekanisme pegas. Fungsi pegas disini adalah untuk memberikan mekanisme agar protesa kembali ke posisi normal setelah dibengkokkan sesuai dengan derajat pergerakannya. Beberapa komponen dibuat tidak terlihat untuk memperjelas maksud dari gambar.

(58)

Gambar 4.46 Tegangan pegas pada posisi normal

(59)

   

165

Gambar 4.48 Tegangan pegas pada ekstensi maksimal

4.2.2.9 Pengujian Desain Trias Foot

Komponen Trias Foot adalah komponen yang berfungsi untuk memberikan protesa kemampuan untuk menerima gaya dan menyesuaikannya seperti layaknya kaki normal. Pengujian desain akan dilakukan terhadap komponen sekarang dengan komponen yang kami rancang. Diasumsikan bahwa perbedaan hanya terdapat pada bahan yang digunakan. Komponen diberi gaya untuk mengukur kekuatannya. Segala gaya yang berlaku baik statis dan dinamis diasumsikan benar.

(60)

Berikut ini adalah hasil simulasi untuk komponen Trias Foot dengan asumsi kondisi sekarang :

(61)

   

167

(62)
(63)

   

169

(64)
(65)

   

171

(66)
(67)

   

173

Tabel 4.18 Rangkuman hasil simulasi 1

Name Minimum Maximum

Volume 273148 mm^3

Mass 1.9104 kg

Von Mises Stress 0.00248253 MPa 8.52695 MPa 1st Principal Stress - -2.88705 MPa 6.06242 MPa 3rd Principal Stress -6.22731 MPa 0.710152 MPa Displacement 0.0000618369 mm 0.00338944 mm

Safety Factor 15 ul 15 ul

Hasil diatas akan kita gunakan sebagai perbandingan sejauh mana kita dapat mendekati teknologi produk yang kita jadikan acuan dalam proses reverse engineering ini.

Setelah didapatkan hasil simulasi dari komponen sekarang. Kemudian kita akan membuat simulasi dengan mengkondisikan sebagai komponen yang akan kita buat. Untuk material kita akan membuat dengan material yang ada pada Inventor 2010 dan diasumsikan bahwa material tersebut bisa kita dapatkan didalam negeri. Berikut ini adalah table material yang digunakan

(68)

Gambar 4.56 Table material komponen usulan

setelah material yang akan digunakan dimasukkan, kita dapat memulai simulasi untuk komponen Trias Foot usulan. Berikut ini adalah hasil simulasi dari komponen usulan :

(69)

   

175

(70)
(71)

   

177

(72)
(73)

   

179

(74)
(75)

   

181

(76)
(77)

   

183

Tabel 4.19 Rangkuman hasil simulasi 2

Name Minimum Maximum

Volume 273148 mm^3

Mass 1.91176 kg

Von Mises Stress 0.0019112 MPa 11.3614 MPa 1st Principal Stress - -3.13003 MPa 8.16452 MPa 3rd Principal Stress -8.53917 MPa 0.790248 MPa Displacement 0.0000576272 mm 0.00556903 mm

Safety Factor 15 ul 15 ul

Dengan hasil yang didapat diatas. Kita dapat membandingkan seberapa dekat pendekatan terhadap teknologi Trias Foot yang kita lakukan. Berikut ini adalah tabel perbandingan antar produk sekarang dengan produk usulan.

(78)

T abel 4.20 Tabel selisih

Name Minimum Maximum

Volume 273148 mm^3

Mass 0.80776 kg

Von Mises Stress 0.0057133 MPa 2.83715 Mpa

1st Principal Stress - 0.2425 Mpa 2.1021 Mpa 3rd Principal Stress 2.31186 MPa 0.080096 Mpa Displacement 4.2098 x 10^-0.6 2.17959x10^-0.3 Safety Factor 15 ul 15 ul Usulan

• Kurang – sama - lebih

Berdasarkan tabel selisih diatas. Dapat dilihat posisi produk usulan

kita dibandingkan dengan produk yang kita tiru.

4.2.3 Proses Assembly

4.2.3.1 Komponen Protesa Atas Lutut Endoskeletal

Untuk menunjukkan proses perakitan dari protesa atas lutut endoskeletal maka diperlukan pemodelan tiga dimensi untuk keseluruhan komponen yang ada dalam protesa. pemodelan dibuat dengan menggunakan CATIA V5. Komponen yang akan dimodelkan ditunjukkan oleh gambar 4.65 ,

(79)

   

185

Gambar 4.65 Bagian – bagian protesa atas lutut endoskeletal

4.2.3.2 Model Tiga Dimensi Komponen Protesa

Berikut ini adalah komponen tiga dimensi untuk keseluruhan rakitan protesa atas lutut tipe endoskeletal :

(80)

Gambar 4.66 Model tiga dimensi soket

(81)

   

187

Gambar 4.68 Model tiga dimensi rotator

(82)
(83)

   

189

Gambar 4.71 Assembly Chart protesa atas lutut endoskeletal

4.2.3.3 Model tiga dimensi hasil assembly

Setelah komponen dirangkai berdasarkan assembly chart pada CATIA V5 maka didapatlah model protesa atas lutut tipe endoskeletal secara keseluruhan. Berikut ini adalah model tiga dimensi dari rangkaian perakitan komponen protesa atas lutut endoskeletal

(84)
(85)

   

191

Gambar 4.73 Assembly 1

(86)

Gambar 4.75 Sub Assembly 3

(87)

   

193

(88)

Gambar 4.78 Sub Sub Assembly 5

(89)

   

195

(90)

4.2.4 Tes Akhir

Setelah kita dapatkan suatu assembly produk, satu langkah akhir sebelum produk kita jadikan dirtual prototype adalah melakukan tes akhir. Tes ditujukan untuk melihat, seberapa baik desain akhir suatu produk. Pada pengembangan produk protesa atas lutut endoskeletal ini, analisa yang dilakukan adalah analisa gait cycle.

4.2.4.1 Analisa Gait Cycle

Analisa gait cycle menggunakan fase dari Swilling (2005), analisa dilakukan dengan cara menempel gambar capture dari model tiga dimensi pada gambar tiap fase, lalu kemudian dilakukan analisa secara visual. Bagian kaki yang menggunakan protesa adalah yang berwarna merah.

9. Initial Contact/Heel Strike (HO)

Awal dari cara siklus berjalan adalah koneksi awal (initial contact/heel strike). Sesaat kaki mengenai landasan, engkel berada dalam posisi normal, dan lutut dalam keadaan tertutup atau kaki lurus. Heal Strike (calcaneous) merupakan tulang pertama yang menyentuh landasan, lihat gambar 4.81. Kaki kanan (Merah) sebagai HS, sedangkan kaki kiri (biru) berada pada fase terminal stance/heel off (HO). Dengan menggunakan penggabungan gambar tiga dimensi fase initial contact komponen protesa

(91)

   

197

ditempel pada gambar gait cycle. lalu kemudian dilakukan analisa secara visual.

Gambar 4.81 Visual Fase Initial Contact produk

Berdasarkan gambar,tidak terlihat dislokasi protesa terhadap garis gaya jalan, sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa komponen protesa berfungsi dengan baik untuk membawa pasien melewati fase ini.

10.Loading Response (Foot Flat)

Fase loading response terjadi pada persentase waktu sekitar 10% dari siklus berjalan, dan sebagai awal dari periode double support-I. Selama fase during loading response, kaki melakukan kontak sepenuhnya dengan landasan dan dalam keadaan rata (foot flat/FF) dengan landasan (lihat kaki warna merah), dan berat badan secara penuh di pindahkan kepada kaki

(92)

kanan (merah), sedangkan kaki lainnya berada pada fase pre-swing, seperti ditunjukkan oleh Gambar 4.82.

Dengan menggunakan penggabungan gambar tiga dimensi fase loading response komponen protesa ditempel pada gambar gait cycle. lalu kemudian dilakukan analisa secara visual.

Gambar 4.82 Visual Fase Loading Response

Berdasarkan hasil pengamatan visual terlihat ada bagian komponen yang keluar dari garis gaya, namun hal tersebut bukanlah suatu masalah karena polycentric knee memiliki empat sumbu. Sehingga kita dapat menarik kesimpulan bahwa komponen protesa berfungsi dengan baik bagi pasien dalam fase ini.

(93)

   

199

11.Midstance

Fase midstance terjadi pada periode persentase waktu siklus berjalan pada 10-30%. Dimulai pada saat heel sesaat sebelum meninggalkan landasan sehingga kaki berada sejajar dengan kaki bawah bagian depan. Bersamaan pada fase ini, terjadi perpindahan berat oleh kaki pada periode stance (kaki kanan = warna merah), sedangkan kaki lainnya (kaki kiri = warna biru) berada fase mid-swing. Dengan menggabungkan gambar tiga dimensi, komponen protesa ditempel pada gambar fase midstance, lihat gambar 4.83 . lalu kemudian dilakukan analisa secara visual

Gambar 4.83 Visual Fase Midstance

Analisa visual menunjukkan bahwa ada komponen protesa yang tidak sesuai dengan sumbu kaki, namun titik sumbu dari polycentric knee berada tepat pada titik sumbu dari gambit acuan, sehingga dapat kita simpulkan untuk fase midstance ini komponen protesa dapat membawa pasien melewati fase ini dengan baik.

(94)

12.Terminal Stance (Heel Off)

Fase terminal stance pada saat heel kaki kanan (merah) meninggi (mulai meniggalkan landasan) dan dilanjutkan sampai dengan heel dari kaki biru mulai mengenai landasan, seperti diperlihatkan oleh Gambar 4.84. Fase terminal stance disebut juga dengan fase heel off karena heel kaki pada periode stance tidak mengenai landasan. Fase ini terjadi pada periode waktu siklus berjalan 30-50%, berat badan dipindahkan dan bertumpu ke bagian bawah kaki depan (toe). Dengan menggunakan penggabungan gambar tiga dimensi fase Terminal Stance komponen protesa ditempel pada gambar fase . lalu kemudian dilakukan analisa secara visual

Gambar 4.84 Visual Fase Terminal Stance

Untuk fase ini terlihat bahwa ada pada bagian ujung telapak kaki seharusnya komponen protesa menekuk. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa pada pemilihan material di perlukan material yang memiliki elastis

(95)

   

201

namun cukup tangguh agar dapat kembali ke bentuk semula. Untuk fase ini komponen protesa membutuhkan perhatian pada komponen kaki.

13.Pre-Swing (Toe-Off)

Fase pre-swing dimulai dengan fase initial contact (heel strike) oleh kaki kiri (biru), dan kaki kanan (merah) berada posisi meninggalkan landasan untuk melakukan periode mengayun (toe-off). Periode waktu pre-swing terjadi pada persentase waktu siklus berjalan 50-62%, dan mulai terjadi pelepasan berat tubuh oleh kaki yang bersangkutan. Dengan menggunakan penggabungan gambar tiga dimensi fase Pre-Swing komponen protesa ditempel pada gambar diatas, lihat gambar 4.85 . lalu kemudian dilakukan analisa secara visual

(96)

Komponen protesa tepat berada pada garis gaya sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa pada fase ini komponen protesa dapat membawa pasien melewati fase ini dengan baik

14.Initial Swing (Acceleration)

Fase swing merupakan fase dimana kaki tidak berada di landasan atau pada posisi berayun. Fase swing terdiri dari tiga fase, yaitu: Initial swing, mid-swing, dan terminal swing. Fase keenam merupakan fase initial swing, dimana kaki mulai melakukan ayunan, persentase initial swing adalah 62-75% dari periode waktu siklus berjalan. Fase initial swing dimulai pada saat telapak kaki kanan (merah) mulai diangkat dari posisi landasan (toe off), sedangkan kaki kiri (biru) berada pada posisi midstance, seperti ditunjukkan oleh. Dengan menggunakan penggabungan gambar tiga dimensi fase Initial Swing komponen protesa ditempel pada gambar diatas, lihat gambar 4.86. lalu kemudian dilakukan analisa secara visual.

(97)

   

203

Gambar 4.86. Visual Fase Initial Swing

15.Mid-Swing

Gambar 4.87 menunjukkan Fase mid-swing yang dimulai pada akhir initial swing dan dilanjutkan sampai kaki merah mengayun maju berada di depan anggota badan sebelum mengenai landasan. Fase mid-swing terjadi pada periode waktu siklus berjalan 75-85%, dimana kaki kiri (biru) berada pada fase terminal stance. Pada fase ini juga terjadi gerak perpanjangan tungkai kaki dalam persiapan melakukan fase heel strike. Dengan menggunakan photoshop penggabungan gambar tiga dimensi fase Mid-Swing komponen protesa ditempel pada fase mid-swing . lalu kemudian dilakukan analisa secara visual

(98)

Gambar 4.87. visual Fase Mid-Swing

Pada fase ini terlihat disposisi yang cukup signifikan pada komponen protesa terhadap sumbu kaki, namun untuk posisi telapak kaki dan dan paha, komponen protesa tetap berada pada sumbu kaki. Terlihat pada gambar acuan terjadi perubahan titik lutut dibandingkan dengan gambar – gambar sebelumnya. Untuk itu pada fase ini dianggap komponen protesa sudah berfungsi dengan baik, dengan catatan jika titik lutut pada gambar acuan sesuai dengan gambar – gambar acuan yang lain.

16.Terminal Swing (Decceleration)

Fase terminal swing merupakan akhir dari gait cycle, terjadi pada periode waktu siklus berjalan 85-100%. Fase terminal swing dimulai pada saat akhir dari fase mid-swing, dimana tungkai kaki mengalami perpanjangan maksimum dan berhenti pada saat heel telapak kaki kanan (merah) mulai mengenai landasan. Pada periode ini, posisi kaki kanan (merah) berada

(99)

   

205

kembali berada depan anggota badan, seperti pada posisi awal gait cycle.Dengan menggabungkan gambar tiga dimensi fase Terminal Swing komponen protesa ditempel pada gambar diatas, lihat gambar 4.88 . lalu kemudian dilakukan analisa secara visual.

Gambar 4.88. visual Fase Terminal Swing

Pada fase yang terakhir dari gait cycle ini terlihat bahwa komponen protesa berada tepat pada sumbu kaki sehingga kita dapat mengambil kesimpulan bahwa komponen protesa berfungsi baik pada fase ini.

(100)

Gambar 4.89. Gait cycle protesa atas lutut endoskeletal

4.2.5 Virtual Prototyping

Setelah tes dilakukan dan menunjukkan bahwa produk yang dikembangkan adalah baik, langkah berikutnya adalah menyusun virtual prototype. Rancangan visual tiga dimensi didapat dari proses – proses sebelumnya. Berikut ini adalah gambar – gambar virtual prototype dari protesa atas lutut endoskeletal :

(101)

   

207

(102)
(103)

   

209

(104)
(105)

   

211

(106)
(107)

   

213

(108)
(109)

   

215

4.3 Arsitektur Produk

Dalam menetapkan arsitektur produk konsep yang pertama ini sangat diperlukan pemahaman mengenai kondisi dan fungsi produk. Fungsi-fungsi komponen secara garis besar dapat digambarkan dengan skema produk seperti di bawah ini.

(110)

Skema protesa kaki atas lutut tersebut hanya menunjukkan komponen-komponen utama dari produk tersebut. Setelah skema disusun, langkah selanjutnya adalah mengelompokkan komponen tersebut kedalam kelompok chunk. Tiap chunk memiliki fungsi yang berbeda, komponen yang memiliki fungsi yang sama dapat dikelompokkan dalam satu chunk.

(111)

   

217

4.4 Desain Industri

Desain industri pada pengembangan produk meliputi dua dimensi yaitu dari kebutuhan ergonomis dan kebutuhan estetis.

1. Kebutuhan ergonomis meliputi kemudahan pemakaian, kemudahan perawatan, kuantitas interaksi pemakai, pembaruan interaksi pemakai, dan keamanan.

2. Kebutuhan estetis meliputi diferensiasi produk secara visual, gengsi kepemilikan, serta motivasi tim.

Penilaian kualitas dan peranan desain industri dari produk ini adalah penilaian yang bersifat subjektif dari tim dan pihak ahli di ORPROS’T. Secara khusus, pada tahapan ini kita hanya menilai proses pengembangan yang telah dilakukan apakah telah mencakup dua dimensi kebutuhan desain industri yaitu ergonomis dan estetis.

(112)

Tabel 4.21 Kebutuhan Ergonomis Desain Industri

Ke butuhan-ke butuhan Le vel Ke pentingan Penjelasan Pe ringkat Rendah Menengah

T ingi Ergonomis

Kemudahan Pemakaian Dengan melakukan

pengukuran dimensi dan penggunaan komponen komponen yang telah disesuaikan, maka akan memudahkan orang dalam pemakaian

Kemudahan perawatan setiap 4-6 bulan sekali

harus dibersihkan, dan adanya penggantian pada interval. T erutama pada mekanisme sambungan harus dilakukan penyesuaian ulang.

Kuantitas Interaksi Pemakai

Interaksi dengan pemakai sangat sering, terutama bagi yang meiliki aktivitas tinggi.

Pembaruan Interaksi Pemakai

Pada awalnya butuh

latihan dalam penggunaan. Namun orang akan mudah beradaptasi dalam penggunaan kaki palsu ini.

Keamanan produk ini membutuhkan

keamanan yang tinggi,

sehingg dalam pembuatannya dilakukan

pengukuran dan pemilihan bahan yang tepat

(113)

   

219

Tabel 4.22 Kebutuhan estetis desain industri

Kebutuhan-Kebutuhan Level Kepentingan Penjelasan Peringkat

Rendah Menengah Tinggi

Estetis

Diferensiasi Produk Penampilan (fungsi, ukuran ,

dan bentuknya) sang atlah penting dan memiliki diferensiasi deng an kaki palsu yang sudah ad a dipasaran .

Gengsi Kepemilikan, mode, atau kesan

Kaki palsu akan menjadi

bagian tubuh yang penting dalam mobilitas dan sangat mempengaruhi pen ampilan, sehingga akan berpeng aruh pada gengsi kepemilikan.

Motivasi Tim Pembuatan produk kaki palsu

yang nyaman dan aman untuk membantu mobilitas penyandang cacat.

(114)

Tabel 4.23 Penilaian Dari Peranan Desain Industri

Kebutuhan-kebutuhan Level Kepentingan Penjelasan Peringkat

Rendah Menengah Tinggi

1. Kualitas dari antarmuka pengguna

Secara umum kaki palsu ini mudah digunakan dan nyaman. Terutama d engan desain dan ukuran socket yg telah disesuaikan dengan masing-masing pengguna.

2. Daya tarik emosional Secara psikologis produk

kaki palsu ini akan memberikan k epercay aan diri yang lebih kepada pemakainya.

3. Kemampuan untuk memelihara dan memperbaiki produk

Karen a intesitas

penggunaan y ang cukup tinggi, maka produk didesain agar mudah dibersihkan dan dibongkar jika ada yang harus

diganti. Namun pengech ekan h arus tet eap

dilakukan secara berk ala

4. Penggunaan yang tepat dari sumber

Pemlihan bahan h arus dilakukan dengan tepat karen a akan men entukan kekuatan, k enyaman an, serta kinerja dari kaki palsu ini.

(115)

   

221

5. Diferensiasi Produk Desain kes eluruhan

produk sangat b erb eda untuk pasar lokal, tapi untuk desain tiap komponennya sudah banyak yang serup a di luar negeri.

(116)

4.5 Design For Manufacturing (DFM)

4.5.1 Assembly Chart

(117)

   

223

(118)
(119)

   

225

4.5.2 S truktur Produk

(120)

4.5.3 Bill of Material ( BOM)

Tabel 4.24 Bill Of Material

No. Komponen

Level Description Code Quantity BOM UOM Ket 1 1 Assembly 6 A6 1 each - 2 1 Assembly 5 A5 1 each - 3 .2 Assembly 4 A4 1 each - 4 ..3 Assembly 3 A3 1 each - 5 ...4 Assembly 1 A1 1 each -

6 ....5 Sub Assembly 1 SA1 1 each -

7 ...6 Socket S 1 each -

8 ...6 Valve V 1 each Beli

9 ....5 Socket Adaptor SA 1 each Beli

10 ..3 Rotator R 1 each Beli

11 ...4 Polycentric P 1 each -

12 ...4 Ring 1 R1 1 each -

13 ..3 Sub Assembly 4 SA4 1 each -

14 .2 Tube T 1 each Beli

15 …4 Adaptor A 1 each Beli

16 …4 Ring 2 R2 1 each Beli

17 ..3 Sub Sub Assembly 6 SSA6 1 each -

18 ..3 Foot F 1 each -

(121)

   

227

4.5.4 Operation Process Chart

Gambar

Tabel 4.10  Kebutuhan Pelanggan Dengan Bobot Setelah Dikonversikan
Tabel 4.12 Daftar Metrik Kebutuhan
Tabel 4.16 Penilaian Produk Pesaing Terhadap Metrik
Gambar 4.1  Quality Function Deployment Protesa Atas Lutut
+7

Referensi

Dokumen terkait

Providing a seamless, consistent and personalized experi- ence across all interaction channels between a company and its customers, is referred to as providing an “omnichannel

Keadaan yang demikian ini menimbulkan tumpang tindih (overlapping) kewenangan dalam bidang penyidikan terhadap tindak pidana tertentu yang terjadi diwilayah perairan laut,

Pupuk kotoran kambing memberi unsur hara N pada tanaman pada periode pertumbuhan tanaman yang mana unsur hara N akan terakumulasi dengan sejumlah zat hasil fotosintesis yang

Sarung tangan yang kuat, tahan bahan kimia yang sesuai dengan standar yang disahkan, harus dipakai setiap saat bila menangani produk kimia, jika penilaian risiko menunjukkan,

BOS yang diterima oleh sekolah, dihitung berdasarkan jumlah peserta didik

Pada dasarnya AHP adalah metode yang memecah suatu masalah yang kompleks dan tidak terstruktur ke dalam kelompok- kelompok, mengatur kelompok-kelompok tersebut ke dalam suatu

Selanjutnya, pada siklus II, kemampuan berpikir kreatif siswa semakin meningkat, mencapai persentase 81,2% dengan rata-rata 32,2 dari 7 kelompok, sedangkan untuk hasil belajar

posisi yang baik dimata konsumen. Positioning merupakan strategi penempatan diri dalam upaya mewujudkan apa yang sudah menjadi tujuannya, yaitu dengan memperkenalkan