• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran kinerja proyek pembangunan jalan dengan pendekatan value for money : studi kasus pada Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengukuran kinerja proyek pembangunan jalan dengan pendekatan value for money : studi kasus pada Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

i

! " # $ % &

& ' % ( '&$ !

) ! ! % # % $

'# % # ) !' '

'& !

# %*

& +'('

* ,, -../ ,01

2

(2)
(3)
(4)

Nama : SIGIT ARIBOWO

Nomor Mahasiswa : 002114096

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“Pengukuran Kinerja Proyek Pembangunan Jalan Dengan Pendekatan Value For

Money”. Studi Kasus pada Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina

Marga Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian peryataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 14 Maret 2008

Yang menyatakan

(5)

iv

2

!

"

#

"

$

(6)
(7)

vi

! " # $ % &

& % ' '&$ !

& +'('

,,-../,01

4 %

'&$ ! -,,3

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Kimpraswil DIY) untuk tahun 2004 dan tahun 2005 dengan pendekatan

. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah studi kasus. Data yang dicari dalam penelitian ini adalah gambaran umum perusahaan, Laporan pelaksanaan belanja modal jalan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (A.P.B.D) Kimpraswil DIY untuk tahun 2004 dan tahun 2005. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Dalam mengolah data yang telah diperoleh, digunakan pengukuran kinerja berdasarkan pendekatan .

Berdasarkan hasil pengukuran ekonomis untuk tahun 2004 Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY telah melakukan penghematan sebesar Rp.331.001.570. dan untuk tahun 2005 sebesar Rp.1.565.254.427. Dalam pengukuran efisiensi, dari 11 proyek jalan untuk tahun 2004 dan 15 proyek jalan di tahun 2005 Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY telah mampu melakukan efisiensi, yaitu dengan anggaran yang telah disediakan mampu melakukan 100 % realisasi fisik. Sedangkan untuk pengukuran efektivitas Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY telah dapat menyelesaikan semua program yang ada sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Kesimpulan yang diperoleh dari analisis data adalah kinerja Kimpraswil DIY pada tahun 2004 dan tahun 2005 telah baik.

(8)

vii

5

2 5 2 5

" 2 2 52

5 $ 2 &%( $ 6 ' '7 '4 6 # +# 6 "' !

'&$ !

& +'('

* ,,-../,01

% 4 $

'&$ ! -,,3

The aim of this study was to measure the performance of Highways Directorate of Provincial Public Works Department of Yogyakarta for years of 2004 and 2005. The background of this study was the demand of people on transparency of performance result of Highways Directorate of Provincial Public Works Department Yogyakarta. Value for money was used use to measure the organization performance, from the aspects of economic, efficiency and effectiveness.

This study was a case study, this study obtained the data by interviewing and documentation and literature study. The data analysis technique of this study was Value For Money.

The economic measurement result for the year of 2004 showed that the Highways Directorate of Provincial Public Works Department of Yogyakarta had doneretrenchment with the amount of Rp.331.001.570 and for the year of 2005 was Rp.1.565.254.427. The result of efficiency measurement showed that from eleven road projects for the year of 2004 and fifteen road projects in the year of 2005. The Highways Directorate of Provincial Public Works Department of Yogyakarta had made efficiency, which was from the provided budget it was able to do 100% physical realization. The result of effectiveness measurement showed that the Highways Directorate of Provincial Public Works Department of Yogyakarta could finish all the available programs in accordance with the purpose. The conclusion which found from the data analysis was that the performance of Highways Directorate of Provincial Public Works Department of Yogyakarta in the year of 2004 and 2005 were good.

(9)

viii

Puji dan syukur penulis kepada Tuhan atas segala rahmat, karunia, dan bimbingan8Nya dari awal hingga terselesaikannya penyusunan skripsi yang berjudul 8

9 +

! " # $ % & & '

% ( '&$ ! :; Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada program studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat terlaksana dengan baik tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang terkait, oleh karena itu penulis dengan segala kerendahan hati dalam kesempatan ini menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. P. Wiryono P., S. J., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma.

2. Drs. Alex Kahu Lantum, M. S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Ir. Drs. Hansiadi YH., M. Si., Akt., selaku Kaprodi Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

(10)

ix

5. Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M, Akt, sebagai dosen pembimbing II yang telah berkenan untuk memberikan bimbingan, masukan, saran, dan semangat kepada penulis dalam menulis skripsi ini.

6. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan bimbingan, bantuan, dan kerjasama yang baik selama penulis belajar di Universitas Sanata Dharma.

7. BAPEDA DIY, yang telah memberikan surat ijin penelitian

8. .Bapak Budi, Bapak Mul, dan Ibu Sri selaku staf seksi perencanaan teknis Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY

9. Papa dan mamaku tercinta, kakaku, dan keluarga besarku yang senantiasa memberikan dukungan moril dan material.

10. Kekasihku Sylvia Dyan Hastarica yang selalu menemaniku hingga saat ini dan memberikan dukungan.

11. Om Haris dan Tante Diah yang menjadi orang tua keduaku selama Kuliah di Yogyakarta.

12. Ardi, Kaka, Jampes, Lho8lhong, dan Mbak Endang yang sudah memberi dukungan.

(11)

x

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu di sini, terima kasih atas semua dukungannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan bermanfaat bagi penulis. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang memerlukan.

Yogyakarta, Oktober 2007 Penulis

(12)

xi

HALAMAN JUDUL………. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……… ii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN………... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……… v

ABSTRAK………. vi

ABSTRACT………... vii

KATA PENGANTAR………... viii

DAFTAR ISI……….. xi

DAFTAR TABEL……….. xiv

DAFTAR GAMBAR………. xv

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Rumusan Masalah………. 5

C. Batasan Masalah………... 5

D. Tujuan Penelitian………... 5

E. Manfaat Penelitian………. 5

F. Sistematika Penulisan……… 6

BAB II LANDASAN TEORI………. 8

A. Kinerja……….. 8

B. Proyek……… 8

(13)

xii

D. Pengukuran Kinerja………. 10

E. Tujuan Sistem Pengukuran Kinerja………. 14

F. Manfaat Pengukuran Kinerja……… 14

G. Informasi yang Digunakan Untuk Pengukuran Kinerja………….. 15

H. Indikator Kinerja dalam Pengukuran Kinerja……….……… 17

I. Indikator Kinerja Berdasarkan ………... 18

J. ………. 22

K. Langkah Pengukuran ……….. 26

L. Review Penelitian………... 27

BAB III METODE PENELITIAN………. 30

A. Jenis Penelitian……….. 30

B. Tempat dan Waktu Penelitian……… 30

C. Subjek dan Objek Penelitian……….. 30

D. Data yang Dicari……… 31

E. Teknik Pengumpulan Data………... 31

F. Teknik Analisis Data……… 32

BAB IV GAMBARAN UMUM DINAS KIMPRASWIL DIY……… 39

A. Sejarah Singkat ………….………. 39

B. Lokasi ………….……… 41

C. Struktur Organisasi ………….……… 41

(14)

xiii

BAB V DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN….. 54

A. Deskripsi Data……….. 54

B. Analisis Data……… 62

C. Pembahasan……….. 84

BAB VI PENUTUP………... 87

A. Kesimpulan……….. 87

B. Keterbatasan Penelitian……… 88

C. Saran………. 89

DAFTAR PUSTAKA……… 90

(15)

xiv

Tabel V.1 Anggaran Proyek Jalan Tahun 2004……… 54

Tabel V.2 Anggaran Proyek Jalan Tahun 2004……… 55

Tabel V.3 Realisasi Anggaran Proyek jalan Tahun 2004...…………. 56

Tabel V.4 Realisasi Anggaran Proyek jalan Tahun 2005………….… 57

Tabel V.5 Program Proyek Jalan Tahun 2004.………. 58

Tabel V.6 Program Proyek Jalan Tahun 2005……….. 59

Tabel V.7 Realisasi Program Proyek Jalan Tahun 2004..………. 60

Tabel V.8 Realisasi Program Proyek Jalan Tahun 2005..………. 61

Tabel V.9 Perhitungan Ekonomis Proyek Jalan 2004……….. 66

Tabel V.10 Perhitungan Ekonomis Proyek Jalan 2005……….. 68

Tabel V.11 Perhitungan Efisien Proyek Jalan 2004….……….. 73

Tabel V.12 Perhitungan Efisien Proyek Jalan 2005….……….. 74

Tabel V.13 Perhitungan Efektivitas Proyek Jalan 2004…...………….. 82

(16)

xv

Gambar II.1 ………..………. 26

(17)

1

Pada organisasi swasta pengukuran kinerja merupakan hal yang sudah seharusnya dilakukan, ini karena karakter dari organisasi swasta yang harus selalu bertindak efisien dan efektif untuk dapat melangsungkan kehidupan organisasi. Tetapi pada organisasi publik, pengukuran kinerja perlu mendapat perhatian serius. Hal ini seiring dengan menguatnya isu8isu mengenai

untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap organisasi8organisasi pemerintah. Memang organisasi publik sering kali dituding sebagai biang dari ketidak efisiensian, ketidak efektifan dan juga biang dari segala kebocoran.

Dari tahun ke tahun terjadi perubahan pada lingkungan yang menuntut organisasi menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan tersebut. Masyarakat sebagai konsumen dan pelanggan utama dari organisasi sektor publik, saat sekarang menjadi lebih kritis, semakin banyak menuntut termasuk didalamnya pertanggungjawaban yang jelas dari pemerintah tentang pengelolaan dana publik dan transparansi terhadap hasil kinerja yang telah dicapai .

(18)

pemerintah sering berbeda. Artinya, terjadi kesenjangan harapan yang bisa menimbulkan ketidak harmonisan antara instansi pemerintah dengan masyarakat terutama dalam menggunakan fasilitas yang disediakan oleh pemerintah. Sangat penting bagi organisasi sektor publik saat ini untuk senantiasa meningkatkan kinerjanya, terutama pada proyek8proyek yang menyangkut hajat hidup orang banyak khususnya dalam proyek prasarana permukiman, seperti : Penyediaan Air Bersih, Pemugaran perumahan rakyat, Pembangunan jalan, Pembuatan saluran drainase, Pembuatan tempat pembuangan sampah, Pembuatan pengolahan limbah, Pembuatan tempat mandi, cuci dan kakus (MCK), dan Pembangunan Gedung Sekolah (SMU, SLTP dan lain8lain).

Dinas permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu dari sekian organisasi publik yang bertugas untuk melayani masyarakat dalam pengadaan dan perawatan jalan. Dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan yang efisien, efektif, bersih, dan bertanggungjawab, juga seiring dengan dengan meningkatnya tuntutan terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik ( ) maka perlu diupayakan suatu system pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan

.

(19)

Pengukuran kinerja adalah perwujudan dari suatu instansi pemerintah dalam hal ini Dinas permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga propinsi DIY untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan8tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Dalam oganisasi sektor publik, ada berbagai macam pendekatan yang dapat digunakan dalam pengukuran kinerja yaitu: Analisis Biaya Manfaat (

, V , dan Dalam penelitiaan ini

alat analisis yang akan digunakan adalah analisis hal ini dikarenakan pengukuran kinerja Proyek Pembangunan jalan Dinas Permukiman dan Prasarana wilayah Bidang Bina Marga pemerintah kota Yogyakarta didasarkan pada anggaran yang ada. Jika dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Analisis Biaya Manfaat, maka akan memerlukan waktu yang lama untuk dapat mengetahui manfaat yang diperoleh dari proyek tersebut. Jika menggunakan pendekatan untuk penelitian ini, maka akan memerlukan penelaahan yang lebih mendalam. Selain itu tidak semua organisasi bisa menerapkan baik pada organisasi sektor publik maupun swasta, hal ini disebabkan karena karakteristik yang berbeda dari tiap organisasi tersebut.

Pengukuran kinerja V merupakan bentuk pengukuran kinerja yang spesifik dan unik pada organisasi pemerintah. Konsep

(20)

adanya perubahan waktu, sedangkan memiliki pengertian penghargaan terhadap nilai uang. Hal ini berarti bahwa setiap rupiah harus dihargai secara layak secara layak dan digunakan sebaik8baiknya Karena pentingnya konsep tersebut, maka seringkali dikatakan bahwa inti pengukuran kinerja organisasi pemerintah adalah untuk mengukur ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.

merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Ekonomi berkaitan dengan pemilihan dan penggunaan sumber daya dalam jumlah dan kualitas tertentu pada harga yang terendah. Efisiensi berarti bahwa penggunaan dana masyarakat ( ) tersebut dapat menghasilkan yang maksimal (berdaya guna). Efektivitas berarti bahwa penggunaan anggaran tersebut harus mencapai target8target atau tujuan kepentingan publik.

merupakan inti dari pengukuran kinerja pada organisasi pemerintah. Kinerja pemerintah tidak dapat dinilai dari sisi yang dihasilkan saja, akan tetapi harus mempertimbangkan , dan secara bersama8sama. dapat tercapai apabila organisasi telah menggunakan biaya paling kecil untuk pencapaian yang optimum dalam rangka mencapai tujuan organisasi. (Ulum 2004; 274)

(21)

; # %

Apakah kinerja Dinas Permukiman dan Prasarana wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY dalam melaksanakan proyek pembangunan jalan sudah ekonomis, efisien, dan efektif bila dievaluasi dengan pendekatan

?

5; # %

1. Evaluasi kinerja dilakukan untuk proyek pembangunan jalan Dinas Permukiman dan Prasarana wilayah Bidang Bina Marga pemerintah kota Yogyakarta tahun 2004 dan 2005.

2. Evaluasi kinerja dilakukan dengan pendekatan .

; ) #

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan masukan atau informasi mengenai kinerja Dinas Permukiman dan Prasarana wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY dalam melaksanakan proyek jalan dengan menggunakan pendekatan

V .

; 7 #

1. Bagi Pemerintah Propinsi DIY

(22)

Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY pada periode 2004 dan 2005, dan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan.

2. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menambah wawasan dan sebagai wahana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama kuliah dan membandingkannya dengan dunia nyata.

3. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat tentang kinerja dari Sub Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY.

4. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini dapat menambah koleksi perpustakaan dan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan wawasan dan informasi bagi para pembaca, sehingga dapat memperkaya pengetahuan.

; ! + %

Bab I Pendahuluan

(23)

Bab II Landasan Teori

Dalam bab ini akan diuraikan teori8teori yang akan digunakan sebagai dasar pembahasan permasalahan yang ada.

Bab III Metoda peneltian

Dalam bab ini akan diuraikan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, data yang dicari, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

Bab IV Gambaran Umum Perusahaan

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai gambaran umum perusahaan. Bab V Diskripsi Data dan Pembahasan

Dalam bab ini berisikan analisis data yang sudah dilakukan oleh penulis dan pembahasan terhadap permasalahan yang diambil.

Bab VI Penutup

(24)

8

; ) ;

Kinerja merupakan sebuah istilah yang mungkin mempunyai banyak arti. Kinerja mungkin berfokus pada , misalnya: uang, staf/karyawan, wewenang yang legal, dukungan politis atau birokratis.

Kinerja mungkin juga berfokus juga aktivitas atau proses yang mengubah menjadi dan kemudian menjadi , misalnya : kesesuaian program atau aktivitas dengan hukum, peraturan, dan pedoman yang berlaku, atau standar proses yang telah ditetapkan (Ningsih,2002:1).

Di saat sekarang, dalam upaya mengembangkan manajemen yang berdasar kinerja. Kinerja seringkali difokuskan pada kualitas jasa dan sebagai hasil yang dicapai oleh individu, organisasi, atau populasi diluar organisasi yang menjadi sasaran program atau kegiatan.

; '$ !;

(25)

Menurut Arifin (1980) proyek atau kegiatan proyek dapat dibagi atas 2 (dua) tujuan yaitu:

1. Komersil.

Proyek komersil adalah proyek yang berfokus pada keuntungan. Misalnya kegiatan di bidang produksi seperti pertanian, perkebunan, industri dan sebagainya.

2. Tidak Komersil.

Proyek tidak komersil adalah proyek yang berfokus pada kegiatan di bidang kepentingan umum, tidak berfokus pada laba. Misalnya pengadaan prasarana fisik seperti waduk, jalan, dan sebagainya.

5; 4 # ! ) '$ !;

Evaluasi kinerja proyek adalah suatu kegiatan mengolah atau menganalisis data suatu proyek yang telah dikumpulkan kemudian hasil dari analisis tersebut dicocokkan serta dibandingkan dengan standar atau kriteria tertentu (Soetrisno, 1985). Menurut Mahsun, Firma, dan Masmudi (2002) evaluasi kinerja adalah kegiatan untuk menilai atau untuk melihat keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang dibebankan dalam hal ini berkaitan dengan keberhasilan dan kegagalan pemimpin proyek dalam melaksanakan pengembangan visi dan misi yang ditetapkan. Fungsi evaluasi kinerja yaitu:

(26)

3. evaluasi kinerja merupakan analisis dalam interprestasi keberhasilan atau kegagalan pencapaian kinerja.

Menurut Soetrisno (1985) evaluasi kinerja proyek adalah suatu kegiatan mengolah atau menganalisis data suatu proyek yang telah dikumpulkan kemudian hasil dari analisis tersebut dicocokkan dengan standar atau kriteria tertentu. Evaluasi kinerja proyek mencakup:

1. evaluasi terhadap urutan proyek yang akan didirikan. 2. evaluasi terhadap proyek yang sedang berjalan. 3. evaluasi terhadap proyek yang sudah selesai.

; & ! ) ;

Menurut Mardiasmo (2002:121), sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan nonfinansial

Sistem pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai alat pengendalian organisasi, karena pengukuran kinerja diperkuat dengan menetapkan "

.

Sedangkan menurut Ulupui (2002:10), pengukuran kinerja didefinisikan

sebagai “ # # $ # $ % $

$ # $ $ # # %

# # #

(27)

Sistem pengukuran kinerja membantu manajer mengetahui program mereka sukses atau gagal dengan memberi tanda pada masalah8masalah potensial apabila indikator kinerja tidak berjalan sesuai dengan fungsi yang diinginkan.

Saat ini memang masyarakat dan banyak pihak lainnya peduli atau tertarik dengan permasalahan kinerja dari pemerintah, sehingga mengundang pertanyaan mengapa masyarakat sekarang tertarik tentang kinerja pemerintah. Menurut Neely (1999) seperti yang dikutip Ningsih (2002: 283) ada tujuh alasan mengapa pengukuran kinerja mendapat perhatian lebih dewasa ini, yaitu:

1. Perubahan lingkungan

Dari tahun ke tahun terjadi perubahan pada lingkungan yang menuntut organisasi menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Masyarakat sebagai konsumen dan pelanggan utama dari organisasi sektor publik, saat sekarang menjadi lebih kritis, semakin banyak menuntut termasuk didalamnya pertanggungjawaban yang jelas dari pemerintah tentang pengelolaan dana publik.

2. Meningkatnya persaingan.

(28)

publik (pemerintah), juga mulai disediakan oleh pihak swasta. Jika organisasi sektor publik tidak berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat, tidak mustahil akan digantikan perannya oleh pihak swasta.

3. Adanya usaha8usaha perbaikan yang spesifik

Untuk merespon persaingan yang meningkat tajam diantara penyedia produk dan jasa, masing8masing organisasi mulai berbenah diri dengan melakukan usaha8usaha perbaikan yang spesifik. Sebagai contoh, esensi dari perbaikan yang berkelanjutan bertujuan untuk mencari cara8 cara atau langkah8langkah yang secara konstan dapat memperbaiki proses dan produk sehingga dapat memberikan yang lebih baik kepada konsumen seiring dengan efisiensi yang dilakukan.

4. Adanya penghargaan nasional dan internasional

Untuk mengakui perbaikan yang substansial terhadap kinerja yang telah dicapai oleh organisasi, telah dimunculkan sejumlah penghargaan terhadap kualitas baik yang berskala nasional maupun internasional, seperti " yang ada di Amerika Serikat dan '

( !' ( yang ada di Eropa.

5. Adanya perubahan peran organisasi profesi

(29)

mengadakan konferensi dan " # di bidang pengukuran kinerja nonfinansial. Selain itu, manajer personalia dan manajer sumber daya manusia juga mengambil peran yang lebih aktif dalam pengukuran kinerja organisasi. Peran aktif yang diambil oleh organisasi8organisasi profesi ini semakin mendorong penerapan sistem pengukuran kinerja di banyak organisasi termasuk pada organisasi sektor publik.

6. Adanya perubahan permintaan dari pihak #

Organisasi saat ini diharapkan mampu memenuhi berbagai macam permintaan atau kebutuhan pihak eksternal, yang mana masing8masing kebutuhan dan permintaan dari pihak8pihak yang berbeda ini mempunyai implikasi bagi pengukuran kinerja organisasi yang bersangkutan. Masyarakat sebagai pelanggan bagi organisasi sektor publik, saat ini tidak hanya mengharapkan kualitas pelayanan yang tinggi tapi juga mengharapkan bahwa organisasi sektor publik mampu beroperasi dalam cara8cara yang spesifik. Adanya perubahan tuntutan dari pihak8pihak eksternal yang terlibat dengan organisasi mendorong organisasi mengubah operasinya, yang secara otomatis juga akan membutuhkan sistem pengukuran kinerja yang sesuai dengan tuntutan tersebut.

7. Kemajuan teknologi informasi

(30)

kesempatan baru untuk melakukan " terhadap data yang ada serta melakukan tindakan8tindakan lebih lanjut yang diperlukan.

; ) & ! )

Menurut Mardiasmo (2002:122), secara umum sistem pengukuran kinerja mempunyai tujuan:

1. Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik ( " dan ).

2. Untuk mengukur kinerja finansial dan nonfinansial secara berimbang sehingga dapat ditelusur perkembangan pencapaian strategi.

3. Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer menengah dan bawah, serta memotivasi organisasi sektor publik untuk mencapai

; dan

4. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan kemampuan kolektif yang rasional.

; 7 & ! )

Terdapat delapan manfaat yang dapat diperoleh dari pengukuran kinerja (Mardiasmo, 2002:122), yaitu:

1. Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja manajemen.

(31)

3. Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan membandingkannya dengan target kinerja serta melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja.

4. Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman ( " ) secara obyektif atas pencapaian prestasi yang diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati.

5. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka memperbaiki kinerja organisasi.

6. Membantu mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi.

7. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.

8. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif.

; 7' $ & & ! ! & ! )

Instansi pemerintah adalah organisasi yang %

Kinerja instansi pemerintah harus diukur dari aspek8aspek yang komprehensif baik finansial maupun nonfinansial. Berbagai aspek yang diukur adalah: masukan ( ), keluaran ( ), hasil ( ), manfaat ( ), dan dampak ( ). Selain itu ruang lingkup pengukuran kinerja sangat luas. Pengukuran kinerja harus mencakup kebijakan ( ), perencanaan dan

penganggaran ( ), kualitas () ), kehematan

( ), keadilan ( ) ), dan juga pertangungjawaban

(32)

Menurut Mardiasmo (2002:51) informasi yang digunakan untuk pengkuran kinerja adalah:

1. Informasi Finansial

Penilaian laporan kinerja diukur berdasarkan pada anggaran yang telah dibuat. Pernilaian tersebut dilakukan dengan menganalisis (selisih atau perbedaan) antara kinerja aktual dengan yang dianggarkan. Setelah dilakukan analisis , maka dilakukan identifikasi sumber penyebab terjadinya

dengan menelusur tersebut hingga tingkat manajemen paling bawah. Hal tesebut dilakukan untuk mengetahui unit spesifik mana yang bertanggung jawab terhadap terjadinya

sampai tingkat manajemen paling bawah. 2. Informasi Nonfinansial

(33)

2; ! ' ) # & ! )

Untuk melakukan pengukuran kinerja, variabel kunci yang sudah teridentifikasi tersebut kemudian dikembangkan menjadi indikator kinerja untuk unit kerja yang bersangkutan. Untuk dapat mengetahui tingkat pencapaian kinerja, indikator kinerja tersebut dibandingkan dengan target kinerja atau standar kinerja. Menurut I.G.K.A Ulupui (2002:12) Terdapat beberapa jenis indikator kinerja yang paling sering digunakan dalam sistem pengukuran kinerja. Indikator kinerja tersebut adalah:

1. * * . GASB ( )

mendefinisikan pengukuran kinerja sebagai indikator yang dirancang untuk melaporkan jumlah sumber daya, baik keuangan atau yang lainnya (khususnya personal) yang telah digunakan untuk jasa atau program khusus.

2. + ,- # * . Indikator ini melaporkan hasil dan jasa8jasa unit yang telah disediakan oleh suatu program.

3. + ,' * . Pengukuran ini dirancang untuk

melaporkan hasil (termasuk kualitas) dari jasa.

4. ' ! %' * . Menurut GASB indikator

ini didefinisikan sebagai indikator yang mengukur biaya (apakah dalam dollar atau jam kerja pegawai) per unit atau .

(34)

Menurut Mardiasmo (2002:128) terdapat delapan peranan penting indikator kinerja bagi pemerintah:

1) Untuk membantu memperjelas tujuan organisasi.

2) Untuk mengevaluasi target akhir ( ) yang dihasilkan. 3) Sebagai masukan untuk menentukan skema insentif manajerial.

4) Memungkinkan bagi pemakai jasa layanan pemerintah untuk melakukan pilihan.

5) Untuk menunjukkan standar kinerja. 6) Untuk menunjukkan efektivitas.

7) Untuk membantu menentukan aktivitas yang memiliki efektivitas biaya yang paling baik untuk mencapai target sasaran.

8) Untuk menunjukkan wilayah, bagian, atau proses yang masih potensial untuk dilakukan penghematan biaya.

; ! ' ! ) + !

Ada tiga macam pendekatan yang dapat digunakan dalam pengkuran kinerja:

(35)

menggambarkan hasil nyata dari keluaran suatu kegiatan, indikator menggambarkan manfaat yang diperoleh dari indikator hasil, sedangkan indikator memperlihatkan pengaruh yang ditimbulkan dari manfaat yang diperoleh dari hasil kegiatan.

2. , yaitu suatu analisis yang menilai kinerja suatu entitas dari segi ekonomis, efisiensi, dan efektivitas. Ekonomis merupakan perbandingan antara dengan (anggaran), efisien merupakan perbandingan antara dengan , sedangkan efektivitas merupakan perbandingan antara dengan . 3. , yaitu suatu analisis yang melihat kinerja suatu

entitas yang tidak hanya dari perspektif saja tetapi juga dari

. menggunakan empat

perspektif yaitu: , pelanggan, proses internal dan inovasi dan pembelajaran. (Mahsun, Firma, dan Masmudi, 2002: 20821)

Kriteria pokok yang mendasari pelaksanaan manajemen publik dewasa ini adalah: ekonomi, efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas publik. Tujuan yang dikehendaki oleh masyarakat mencakup pertanggungjawaban mengenai pelaksanaan V , yaitu: ekonomis (hemat cermat) dalam pengadaan dan alokasi sumber daya, efisien (berdaya guna) dalam penggunaan sumber daya dalam arti penggunaannya diminimalkan dan hasilnya dimaksimalkan ( / 0

(36)

Agar dalam menilai kinerja organisasi dapat dilakukan secara obyektif, maka diperlukan indikator kinerja. Indikator kinerja yang ideal harus terkait pada efisiensi biaya dan kualitas pelayanan. Sementara itu, kualitas terkait dengan kesesuaian dengan maksud dan tujuan, konsistensi, dan kepuasan publik ( ). Kepuasan masyarakat dalam konteks tersebut dapat dikaitkan dengan semakin rendahnya dari masyarakat. (Mahmudi, 2002: 130)

Ekonomi adalah hubungan antara pasar dan masukan ( ). Dengan kata lain, ekonomi adalah pembelian barang dan jasa dengan tingkat kualitas tertentu pada harga terbaik yang dimungkinkan ( ). Pengertian ekonomi (hemat/tepat guna) sering disebut kehematan yang mencakup juga pengelolaan secara hati8hati atau cermat ( ) dan tidak boros, suatu kegiatan operasional dikatakan ekonomis bila dapat menghilangkan atau mengurangi biaya yang tidak perlu. Dengan demikian, pada hakekatnya ada pengertian yang serupa antara efisien dengan ekonomi, karena keduanya menghendaki penghapusan atau penurunan biaya ( ). Terjadinya peningkatan biaya mestinya terkait dengan peningkatan manfaat yang lebih besar. (Mahmudi, 2002: 131)

(37)

sumber daya dan dana yang serendah8rendahnya ( " ). (Mahmudi, 2002: 132)

Indikator efisiensi menggambarkan hubungan antara masukan sumber daya oleh suatu unit organisasi (misalnya: staf, upah, biaya administratif) dan keluaran yang dihasilkan. Indikator tersebut memberikan informasi tentang konversi masukan menjadi keluaran (yaitu efisiensi dari proses internal). (Mahmudi, 2002: 132)

Pengertian efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan (hasil guna). Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dari sasaran akhir kebijakan ( " ). (Mahmudi, 2002: 132)

(38)

Menurut Mahmudi (2005: 89), merupakan konsep penting dalam organisasi sektor publik. Meskipun sama8sama menggunakan kata dan , konsep sangat berbeda pengertiannya dengan konsep dalam akuntansi dan manajemen keuangan. 1 memiliki pengertian bahwa nilai uang bisa berubah dengan adanya perubahan waktu, sedangkan

memiliki pengertian penghargaan terhadap nilai uang.

Hal ini berarti bahwa setiap rupiah harus dihargai secara layak dan digunakan sebaik8baiknya. Konsep terdiri atas tiga elemen utama, yaitu:

1. Ekonomi.

(39)

Keterangan:

* : Dana realisasi yang digunakan dalam proyek. * : Dana yang dianggarkan dalam proyek

Ekonomi merupakan konsep yang sifatnya relatif. Relatifitas konsep ekonomi tersebut bisa disebabkan karena faktor lokasi dan waktu. Kedua faktor tersebut terkait dengan harga pasar. Harga pasar untuk yang sama bisa berbeda karena lokasi dan waktu yang berbeda. Sebagai contoh harga semen per Kg di Jakarta akan berbeda dengan di Jayapura karena lokasi yang berbeda. Faktor waktu juga akan mempengaruhi pertimbangan ekonomi. Sebagai contoh harga Komputer dapat berubah setiap waktu tergantung kurs . Waktu tersebut merupakan pengertian jangka pendek, menengah, dan panjang atau pengertian musiman.(Mahmudi, 2005:90).

Kinerja suatu entitas dikatakan ekonomis apabila lebih kecil daripada , Artinya bahwa dana realisasi yang digunakan lebih kecil dari dana yang dianggarkan.

%

100

(40)

2. Efisiensi.

Efisiensi terkait dengan hubungan antara berupa barang atau pelayanan yang dihasilkan dengan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan tersebut. Secara matematis, efisiensi merupakan perbandingan antara dengan atau dengan istilah lain

per unit . Suatu organisasi, program, atau kegiatan dikatakan efisien apabila mampu menghasilkan sebesar8besarnya atau " (Mahmudi 2005:91).

Keterangan:

* : dana realisasi yang digunakan dalam proyek. + : hasil yang dicapai dalam proyek.

Kinerja suatu entitas dikatakan efisien apabila autput lebih besar daripada input, artinya bahwa dengan dana yang disediakan bisa menghasilkan output yang lebih besar.

3. Efektivitas.

Efektivitas terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya dicapai. Efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan. Semakin besar kontribusi output terhadap

%

100

(41)

pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program, atau kegiatan. Efektivitas berfokus pada (hasil). Suatu organisasi, program, atau kegiatan dinilai efektif apabila yang dihasilkan bisa memenuhi tujuan yang diharapkan, atau dikatakan " .

menghendaki organisasi bisa memenuhi prinsip ekonomi, efisiensi, dan efektivitas tersebut secara bersama8sama. Dengan pengertian lain, menghendaki organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan dengan biaya yang lebih rendah (Mahmudi 2005:92).

Keterangan :

+ : hasil yang diperoleh dalam proyek. + : tujuan yang ditetapkan dalam proyek

Kinerja suatu entitas dikatakan efektif apabila lebih besar daripada , artinya bahwa hasil yang dicapai bisa melebihi dari tujuan atau target yang hendak dicapai.

%

100

(42)

+ -;.

Sumber: Mahmudi, 2005: 89893

; &! % & ! ;

Inti pengukuran kinerja pemerintah adalah pengukuran

. Tujuan pengukuran yaitu mengukur tingkat keekonomisan dalam alokasi sumber daya, efisiensi dalam penggunaan sumberdaya dan hasil yang maksimal, serta efektivitas dalam penggunaan sumberdaya (Mardiasmo 2002: 1338134).

Langkah8langkah pengukuran tersebut adalah: 1. Pengukuran ekonomi

Pengukuran eknomi hanya mempertimbangkan masukan yang dipergunakan.

2. Pengukuran Efisiensi

Efisiensi merupakan hal penting dalam pengukuran

Efisiensi diukur dengan rasio antara dengan . Semakin besar (3E)

INPUT Primer (Rp)

INPUT (Masukan)

EFISIENSI

(

-OUTCOME (Hasil) OUTPUT

(Keluaran)

EKONOMI

( 2 )

EFEKTIVITAS

(43)

dibanding , maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu organisasi.

3. Pengukuran Efektivitas

Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuan, maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan dengan efektif. Efektivitas hanya melihat apakah suatu program atau kegiatan telah mencapai tujuan yang ditetapkan.

3 Pengukuran

+ adalah dampak suatu program atau kegiatan terhadap masyarakat. + lebih tinggi nilainya daripada , karena '

hanya mengukur hasil tanpa mengukur dampaknya terhadap masyarakat, sedangkan mengukur kualitas dan dampak yang dihasilkan.

; 4 ( #

(44)

menggunakan teknik analisis data dengan menggunakan metode

. Peneliti menyimpulkan: 1. Sub Dinas pengairan Kabupaten Sleman sudah mampu melakukan

penghematan selama periode tahun 2002 sampai triwulan ke83.

2. Lingkungan kerja kurang memadai sehingga motivasi pegawai rendah. 3. Fasilitas teknologi untuk meningkatkan efisiensi masih kurang karena

pengadaannya tergantung keputusan pemerintah daerah sehingga menurunkan tingkat efisiensi.

Skripsi Lawalata (2004) dengan judul Evaluasi Kinerja Dinas Pendapatan Daerah Kota Ambon. Peneliti merumuskan masalah bagaimana kinerja Dinas Pendapatan Daerah Kota Ambon pada tahun 2003? Peneliti menggunakan teknik analisis data:

1. Untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja dari dinas pendapatan daerah kota Ambon mengacu pada Instruksi Presiden No. 7 tahun 1999 tentang akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara No.585/IX/Y/1999 tentang pedoman penyusunan pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

(45)

instansi pemerintah pada lembaga atau instansi pemerintah. Sumber yang dijadikan acuan antara lain, pendekatan yang digunakan seperti kategori dasar pengukuran output, yaitu : pengukuran

(Mardiasmo,2002: 127). Peneliti menyimpulkan

1. Evaluasi kinerja terhadap kegiatan obyek dan subyek pendapatan daerah semuanya termasuk dalam kategori sangat berhasil.

2. Dari analisis terhadap metode akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang digunakan dalam pengukuran dan evaluasi kinerja pada Dinas Pendapatan Daerah kota Ambon masih terdapat keterbatasan antara lain dalam pengukuran ekonomi dan efisien tidak dapat digunakan karena tidak terdapat standar biaya yang optimal, pengukuran hanya didasarkan pada perbandingan anggaran terhadap realisasinya.

(46)

30

.; #

Jenis penelitian yang dilakukan berupa studi kasus, yaitu penelitian yang terbatas pada objek tertentu pada Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY, dengan mengumpulkan data yang kemudian diolah dan dianalisis serta selanjutnya ditarik kesimpulan.

-; " ! #

1. Tempat penelitian : Sub Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY.

2. Waktu penelitian : Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2007 sampai dengan bulan Agustus 2007.

<; +) ! +) ! #

1. Subjek penelitian :

Penelitian ini dilakukan di Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY.

2. Objek penelitian :

(47)

2) Target dan Realisasi program kerja Dinas Permukiman dan Prasarana wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY pada tahun 2004 dan 2005.

/; $ & 6

1. Struktur organisasi, visi, misi, sasaran, tujuan, kebijakan, dan strategi dari Dinas Permukiman dan Prasarana wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY.

2. Laporan pelaksanaan kegiatan belanja modal jalan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Dinas Permukiman dan Prasarana wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY tahun anggaran 2004.

3. Laporan pelaksanaan kegiatan belanja modal jalan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK)/Dana Alokasi Umum(DAU)/Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Dinas Permukiman dan Prasarana wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY tahun anggaran 2005.

4. Target dan realisasi program kerja Dinas Permukiman dan Prasarana wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY tahun 2004 dan 2005. 5. Laporan pelaksanaan proyek pembangunan jalan tahun 2004 dan

(48)

=; ! ! & #

1. Teknik dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data atau catatan tertulis yang relevan dan akurat 2. Teknik wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan tujuan penelitian dengan cara mengajukan pertanyaan8pertanyaan secara langsung kepada subjek penelitian.

3. Studi Pustaka

Studi pustaka yaitu teknik pengumpulan data dengan mempelajari literatur8literatur tentang hal8hal yang menyangkut penelitian ini.

1; ! ! #

(49)

Langkah8langkah yang dilakukan: a. Pengukuran ekonomi

Ukuran ekonomi mengindikasikan alokasi biaya, yaitu mengukur biaya ( ). Ukuran ekonomi berupa anggaran yang dialokasikan. Pemanfaatan sumber daya di bawah anggaran menunjukkan adanya penghematan, sedangkan apabila melebihi anggaran menunjukan adanya pemborosan (Mahmudi 2005:89890).

Keterangan:

* : Dana yang digunakan untuk proyek pembangunan jalan. * : Dana yang dianggarkan dari APBD untuk proyek

pembangunan jalan Kriteria ekonomisnya adalah:

1. jika diperoleh nilai kurang dari atau sama dengan 100% (x ≤100%), maka proyek pembangunan jalan tersebut dapat dikatakan ekonomis.

2. jika diperoleh lebih dari 100% (x >100%), maka proyek pembangunan jalan tersebut dapat dikatakan tidak ekonomis. Suatu kegiatan operasional dikatakan ekonomis, bila dapat menghilangkan atau mengurangi biaya yang tidak perlu. Ekonomis berkaitan dengan pemilihan dan penggunaan sumber daya dalam jumlah

%

100

(50)

dan kualitas tertentu pada harga yang terendah. Kinerja suatu entitas dikatakan ekonomis apabila input lebih kecil daripada input value, artinya bahwa dana realisasi yang digunakan lebih kecil dari dana yang dianggarkan.

Dari hasil perhitungan rasio ekonomi secara kuantitatif maka akan dapat dilihat apakah proyek jalan oleh Dinas Permukiman dan Prasarana wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY untuk tahun anggaran 2004 dan 2005 tersebut telah dapat melakukan penghematan dana anggaran.

b. Pengukuran efisiensi

Pengukuran efisiensi dilakukan dengan mengukur biaya output ( ). Ukuran efisiensi didasarkan pada dua ukuran, yaitu dan . Ukuran efisiensi dapat dinyatakan dalam bentuk biaya per unit output. Dalam penelitian ini sebagai contohnya adalah biaya perkilometer jalan yang diaspal.

Keterangan:

* : Dana realisasi yang digunakan dalam proyek pembangunan jalan.

+ : Hasil yang diperoleh dalam proyek pembangunan jalan yaitu dalam bentuk biaya untuk jalan yang dibangun.

%

100

(51)

Contohnya dapat berupa biaya tenaga kerja, biaya material jalan, biaya alat berat, dan sebagainya untuk setiap kilometer jalan yang dibangun.

Kriteria efisiensinya adalah:

1. jika diperoleh nilai kurang dari atau sama dengan 100% (x ≤100%), maka proyek pembangunan jalan tersebut dapat dikatakan efisien.

2. jika diperoleh nilai lebih dari 100% (x >100%), maka proyek pembangunan jalan tersebut dapat dikatakan tidak efisien.

Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang serendah8rendahnya ( " ). Kinerja suatu entitas dikatakan efisien apabila lebih besar daripada , artinya bahwa dengan dana yang disediakan bisa menghasilkan

yang lebih besar (Mahmudi 2005:91)

(52)

c. Pengukuran efektivitas

Pengukuran efektivitas digunakan untuk mengukur kesuksesan organisasi, program, atau aktivitas dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Pengukuran efektivitas mengukur hasil akhir suatu pelayanan dikaitkan dengan 8nya ( ). Pengukuran efektivitas tidak mungkin bisa dilakukan tanpa mengukur . Suatu pelayanan mungkin diproduksi secara efisien akan tetapi tidak efektif karena tidak akan menambah nilai bagi pelanggan. Karena yang dihasilkan organisasi sektor publik lebih banyak bersifat tidak berwujud ( yang tidak mudah untuk di kuantifikasi, maka pengukuran efektivitas sering menghadapi kesulitan. Kesulitan dalam pengukuran efektivitas tersebut adalah karena pencapaian hasil ! sering tidak bisa diketahui dalam jangka pendek, akan tetapi jangka panjang setelah program berakhir, sehingga ukuran efektivitas biasanya dinyatakan secara kualitatif dalam bentuk pernyataan saja !$ (Mahmudi 2005:92)

Keterangan:

+ : Hasil yang dicapai dari suatu program atau aktivitas dan kebijakan.

%

100

(53)

+ : Tujuan yang ditetapkan di awal program kriteria efektivitasnya adalah:

1. jika diperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 100% (x ≥100%), maka proyek pembangunan jalan tersebut dapat dikatakan efektif. 2. jika diperoleh nilai kurang dari 100% (x < 100%), maka proyek

pembangunan jalan tersebut dapat dikatakan tidak efektif.

Kegiatan operasional dikatakan efektif, bila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan ( " ). Semakin besar kontribusi output yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan atau sasaran yang ditentukan, maka semakin efektif proses kerja suatu unit organisasi. Kinerja suatu entitas dikatakan efektif apabila lebih besar daripada , artinya bahwa hasil yang dicapai bisa melebihi dari tujuan atau target yang hendak dicapai.

(54)

"

; ) % &! %

Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dibentuk berdasarkan Perda Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Nomor : 3 Tahun 2004, dengan tugas pokok dan fungsi sesuai Surat keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Nomor: 97 Tahun 2004, tanggal 1 Juni 2004 berfungsi melaksanakan kewenangan Pemerintah Daerah di bidang Pengairan, Bina Marga, Cipta Karya, dan Kewenangan Dekonsentrasi serta tugas pembantuaan yang diberikan oleh pemerintah.

.; & '!'!

Tugas pokok Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Propinsi DIY, adalah:

a. Menyusun program8program dan pengendalian pengairan, binamarga, dan cipta karya sesuai dengan rencana stratejik pemerintah daerah.

b. Merumuskan kebijakan teknis dibidang Pengairan, Bina Marga dan Cipta Karya.

(55)

d. Menyusun tata ruang Propinsi berdasarkan kesepakatan antara pemerintah Kabupaten atau Kota, serta melaksanakan pengendalian atas pelaksanaan tata ruang Propinsi dengan Kabupaten atau Kota. e. Melaksanakan pengembangan dan pengelolaan pengairan lintas

kabupaten atau kota terbantu serta strategis.

f. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan teknis penyelenggaraan pembangunan gedung negara.

g. Memfasilitasi bantuan teknis di bidang Pengairan, bidang Bina Marga dan Cipta Karya Pemerintah Kabupaten atau Kota.

h. Memberdayakan sumberdaya dan mitra kerja di bidang Pengairan, Bina Marga, dan Cipta Karya dan jasa Konstruksi.

i. Melaksanakan kegiatan jasa konstruksi.

-; ( &

Kewenangan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Propinsi DIY, sebagaimana telah diatur dalam: Undang8undang nomor 32 Tahun 2004 adalah urusan dalam skala Propinsi yang meliputi:

(56)

; '! ! " # $ % '

Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Propinsi DIY Bidang bina marga bertempat di di jalan Gowongan Kidul No.61. Kotamadya Yogyakarta.

5; ! & %

Organisasi Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Propinsi DIY berdasarkan peraturan Daerah Nomor: 3 tahun 2004, adalah:

1. Unsur Pimpinan : Kepala Dinas

2. Unsur pembantu Pimpinan : Bagian Tata Usaha yang terdiri dari : Subbagian8subbagian.

3. Unsur Pelaksana dari Seksi8seksi : Bidang8bidang yang masing8 masing terdiri dari : Unit pelaksana fungsional dan kelompok jabatan fungsional.

Susunan Organisasi Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Propinsi DIY terdiri dari:

1. Kepala Dinas Kimpraswil 2. Bagian Tata Usaha :

(57)

3. Bidang Bina Program:

a. Seksi perencanaan.

b. Seksi Survey, Penelitian, dan Tata ruang. c. Seksi Data dan Teknologi Informasi. 4. Bidang Pengendalian:

a. Seksi Perijinan dan Jasa Konstruksi b. Seksi Evaluasi dan Pengendalian.

c. Seksi Pengelolaan Barang dan Peralatan Milik Negara 5. Bidang Pengairan:

a. Seksi Perencanaan Teknis Pengairan. b. Seksi Sungai.

c. Seksi Irigasi dan Air Baku. 6. Bidang Bina Marga:

a. Seksi Perencanaan Teknis Bina Marga.

b. Seksi Pembangunan, Peningkatan Jalan dan Jembatan. c. Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.

7. Bidang Cipta Karya:

a. Seksi perencanaan Teknis Cipta Karya. b. Seksi Tata Bangunan.

(58)

8. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD):

a. Balai PSDA WS Progo, Opak, Oya. b. Balai PSDA Sermo

(59)
(60)

; ! " # $ %

Dalam rangka mengantisipasi berbagai tantangan baik secara eksternal dan internal kedepan, Organisasi Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah harus mampu menjadi 0 yang selalu belajar dalam mengantisipasi perubahan.

Meningkatnya tantangan, standar kualitas, dan tuntutan masyarakat akan pelayanan yang prima memotivasi Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah untuk mempersiapkan diri agar tetap eksis, mampu menjaga kualitas kinerja, serta selalu mengupayakan perubahan kearah perbaikan dalam pengembangan dan pengelolaan Prasarana dan Sarana Dasar.

Visi Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Propinsi DIY:

8 "

2 :

1. :

a. Bidang pengairan,

Bina Marga, dan Cipta Karya merupakan suatu kondisi yang akan dicapai melalui program keterpaduan pembangunan, serta kebersamaan dalam pengelolaan dengan masyarakat sebagaimana fungsi Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah seperti berikut: 1. Perumusan, perencanaan kebijakan teknis pembangunan dan

(61)

2. Pengawasan dan pengendalian teknis di bidang Pengairan, Bina Marga, dan Cipta Karya.

3. Pembantuan teknis terhadap Dinas Lingkup Permukiman dan Prasarana Wilayah/Pekerjaan Umum Kabupaten/Kotamadya yang bersifat teknis fungsional.

4. Pengelolaan tata usaha dinas.

5. Pengelolaan pelaksanaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD). b. mempunyai maksud pengembangan dan pengelolaan

prasarana dasar, yang memperhatikan kepentingan stakeholders, berwawasan lingkungan dan tata ruang wilayah, memperhitungkan kelanjutan/kelestarian pengelolaan di masa akan datang, terkoordinasi dalam mencapai maksud dan tujuan serta realistis dalam kemampuan dan biaya.

mempunyai maksud memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan memperhatikan keinginan, kepuasan serta dapat diterima oleh # sesuai dengan kemampuan sumber daya manusia dan Prasarana dan Sarana secara efisien dan efektif.

-;

(62)

Prasarana Wilayah Propinsi Daerah Istemewa Yogyakarta dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara.

Dengan mengembangkan budaya diharapkan program8 program yang dilaksanakan berorientasi kepada pelanggan atau masyarakat. Mengingat potensi dan keunggulan sumberdaya manusia dalam bidang Sumberdaya air, ke Bina Marga8an, dan ke8Cipta karya8an ada, misi Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Propinsi Daerah Yogyakarta ditetapkan mengemban tugas dekonsentrasi dan desentralisasi, yakni:

a. mewujudkan regulasi, fasilitasi pengembangan dan pembangunan, serta memberikan pelayanan prasarana dan sarana dasar yang holistic dan optimal.

b. Mewujudkan peningkatan kualitas manajemen dan budaya aparatur Dinas.

Cita8cita yang diinginkan dalam visi tersebut dimaksudkan untuk mendukung pembangunan Propinsi DIY. Dengan kata lain ikut serta mewujudkan visi dan misi pemerintah Propinsi Daerah Istemewa Yogyakarta, bersama8sama dengan dinas lain serta seluruh pihak.

<; )

(63)

berikut, dapat menunjukan suatu kondisi yang ingin dicapai dimasa yang akan datang

Adapun tujuan Dinas Permukiman dan Prasarana Wialayah propinsi DIY, adalah:

a. Meningkatkan pengelolaan system infomasi PSD. b. Meningkatkan Akuntabilitas Publik Dinas.

c. Mewujudkan system akuntansi keuangan. d. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. e. Mewujudkan system pengelolaan asset yang akurat.

f. meningkatkan program dan efisiensi anggaran yang akomodatif skala prioritas.

g. mewujudkan kelayakan pengembangan PSD.

h. Menngkatkan system pengendalianyang komunikatif dan referensip. i. meningkatkan kinerja Dinas.

j. Meningkatkan pelayanan publik dan fasilitator pengembangan menetapkan regulasi serta kebersamaan pengelolaan prasarana dan sarana dasar untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat dan mendukung pengembangan wilayah.

/;

(64)

diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu yang diencanakan scara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan dalam rencana stratejik.

Sejalan dengan arah kebijakan umum (AKU) Pemda DIY sasaran yang akan dicapai Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Propinsi DIY adalah:

a. Pengembangan sumber daya manusia yang efektif. b. Peningkatan sarana prasarana kantor pemerintah.

c. Peningkatan mutu pelayanan pembangunan bidang permukiman, pererjaan umum dan tata ruang.

d. Peningkatan mutu lingkngan perumahan dan permukiman. e. Peningkatan konversi sumberdaya air.

f. Peningkatan pemanfaatan sumber daya alam.

g. Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan bidang permukiman, pekerjaan umum, dan penataan ruang.

h. Peningkatan kelancaran transportasi.

i. peningkatan kerjasama guna membangun jaringan.

(65)

=; ) > 5 6 ) )

Penjabaran kebijakan8kebjakan dan program8program yang berikut merupakan strateji atau cara mencapai tujuan dan sasaran Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Propinsi DIY. Kebijakan dan program dilakukan setiap tahun dalam kurun waktu 5 (lima) tahun dan direncanakan pelaksanaan dan pembiayaannya baik melalui APBN atau APBD, maupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat. Program ataupun kegiatan yang merupakan peran serta aktif masyarakat diupayakan sejauh mungkin dapat teridentifikasi sebagai tanggapan atas kebijakan ataupun program pemerintah, serta kinerjanya.

Mengingat Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Propinsi DIY. yang akan diambil akan sangat erat kaitannya dengan keberhasilan program yang dilakukan, maka dilakukan pengkajian untuk meyakinkan bahwa kebijakan yang telah ditetapkan benar8benar dapat dilaksanakan.

; + ) !

Kebijakan ini pada dasarnya merupakan ketentuan8ketentuan yang telah ditetapkan oleh pimpinan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Propinsi DIY. untuk dijadikan pedoman, pegangan, atau petunjuk dalam prngembangan ataupun pelaksanaan program atau kegiatan guna tercapainya kelancaran keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan, serta visi dan misi Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Propinsi DIY.

(66)

1. Penyelenggaraan dinas yang berdasarkan profesional, trasparan, dan akuntabel.

2. Penetapan regulasi, pelayanan public, dan fasilitasi pembangunan atau pengembangan Prasarana dan Sarana Kimpraswil untuk menciptakan kesejahteraan rakyat.

+; '&

Untuk mencapai sasaran tersebut dijabarkan dalam program sebagai berikut:

1. Transformasi birokrasi bagi aparat pemerintah.

2. Pembangunan atau rehabilitasi sarana dan prasarana gedung8 gedung pemerintah.

3. Penyusunan standar, teknis, dan pengujian pembangunan bidang Permukiman, Pekerjaan Umum, dan Penataan ruang. 4. Pengembangan kerangka pengelolaan perkotaan.;

5. Pengembangan manajemen pengendalian tata ruang. 6. Pengembangan tata ruang kawasan.

7. Penyusunan program pelaksanaan pembangunan prasarana wilayah.

8. Survey dan penelitian prasarana wilayah. 9. Peningkatan kesehatan lingkungan.

10. Perencanaan dan evaluasi prasarana dan sarana dasar perumahan dan permukiman.

(67)

12. Peningkatan dreinase perkotaan.

13. Pengembangan dan konversi sumber daya air.

14. Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi dan jaringan pengairan lainnya.

15. Pengelolaan, pengendalian waduk, embung dan bendung. 16. Perencanaan, rehabilitasi, dan peningkatan jalan dan

jembatan.

17. Pengikutsertaan dan pemberian stimulan kepada masyarakat dalam pembangunan bidang permukiman, pekerjaan umum, dan penataan ruang.

18. Peningkatan peran pihak ketiga.

19. Pengembangan kerjasama dengan propinsi, lembaga pendidikan dan dunia usaha.

20. Penyusunan atau revisi Perda. 21. Sosialisasi perundang8undangan.

(68)

52

9 2

Analisis data dan pembahasan akan dilakukan pada bab ini untuk menjawab permasalahan pada Bab I, yaitu mengenai Apakah kinerja Dinas Permukiman dan Prasarana wilayah Bidang Bina Marga pemerintah kota Yogyakarta dalam melaksanakan proyek pembangunan jalan sudah ekonomis, efisien, dan efektif bila dievaluasi dengan pendekatan .

; !

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan program kerja Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2004 dan 2005.

1. Data anggaran Proyek Jalan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2004 dan 2005.

+ # =;.

Data Anggaran Proyek Jalan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY Tahun 2004

'; & &&

1. Proyek rehabilitasi jalan Propinsi Ruas jalan Prambanan – Piyungan ( Kab. Sleman)

Rp. 377.750.300 2. Proyek rehabilitasi jalan propinsi ruas jalan Kembang –

Tegalsari (Kab. Kulon Progo)

(69)

+ # =;.

Data Anggaran Proyek Jalan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY Tahun 2004

'; & &&

3. Proyek rehabilitasi jalan propinsi ruas jalan Gading – Playen dan Playen – Paliyan (Kab. Gunung Kidul)

Rp.3.004.000.000 4. Proyek rehabilitasi jalan propinsi ruas jalan Pandaan –

Candirejo (Kab. Gunung Kidul)

Rp. 878.554.000 5. Proyek Pembangunan dan Peningkatan jalan Abu Bakar

Ali

(Kodya DIY)

Rp. 790.430.400

6. Proyek Pembangunan dan Peningkatan jalan Sedayu – Pandak

(Kab. Bantul)

Rp. 445.633.800

7. Proyek pembangunan dan Peningkatan jalan Palbapang 8 Samas

(Kab. Bantul)

Rp.1.688.677.900

8. Proyek peningkatan Jalan Lingkar Waduk Sermo (Kab. Kulon Progo)

Rp. 242.908.300 9. Proyek peningkatan jalan Tegalsari – Siluwok,Temon

(Kab. Kulon Progo)

Rp.2.461.656.100 10. Proyek peningkatan jalan Pandean – Playen (Kab.

Gunung Kidul)

Rp.3.333.645.400 11. Proyek peningkatan jalan Akses Goa Bribin (Kab.

Gunung Kidul)

Rp.1.804.518.870 Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga DIY

+ #

=;-Data Anggaran Proyek Jalan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY Tahun 2005

'; & &&

1. Peningkatan jalan Sedayu – Pandak (Kab. Bantul) Rp.1.375.332.100 2. Peningkatan jalan Palbapang – Samas (Kab. Bantul) Rp.1.375.332.100 3. Peningkatan Jalan Kretek – Depok (Kab. Bantul) Rp. 713.194.600 4. Peningkatan jalan Tegalsari – Temon (Kab. Kulon

Progo)

Rp.2.291.982.300 5. Peningkatan jalan Dekso – Samigaluh (Kab. Kulon

Progo)

Rp.1.375.332.100 6. Peningkatan jalan Milir – Dayakan – Jalan Sugiman

(Kab. Kulon Progo)

(70)

+ #

=;-Data Anggaran Proyek Jalan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY Tahun 2005

'; & &&

7. Peningkatan jalan Ngeposari – Pecucak – Bedoyo (Kab. Gunung Kidul)

Rp. 858.824.900 8. Peningkatan jalan Mbaran (Jerukwudel) – Sadeng (Kab.

Gunung Kidul)

Rp. 916.995.900 9. Peningkatan jalan Semin – Blimbing ( Kab. Gunung

Kidul)

Rp. 916.995.900 10. Peningkatan jalan Pandeyan (Getas) – Playen (Kab.

Gunung Kidul)

Rp. 916.995.900 11. Peningkatan jalan Mulo 8 Kemiri – Baron (Kab.

Gunung Kidul)

Rp. 873.317.600 12. Peningkatan Jalan Akses Goa Bribin (Kab. Gunung

Kidul)

Rp.2.903.081.800 13. Peningkatan jalan Badung – Wero (Kab. Gunung Kidul) Rp. 582.258.800 14. Peningkatan jalan Hutan Bunder (Kab. Gunung Kidul) Rp.1.500.000.000 15. Peningkatan jalan Purwodadi Pantai 8 Siung (Kab.

Gunung Kidul)

Rp.1.690.000.000 Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga Propinsi DIY

2. Data Realisasi anggaran Proyek Jalan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2004 dan 2005.

+ # =;<

Data realisasi Anggaran Proyek Jalan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY Tahun 2004

'; & #

&&

1. Proyek rehabilitasi jalan Propinsi Ruas jalan Prambanan – Piyungan (Kab. Sleman)

Rp. 376.239.260 2. Proyek rehabilitasi jalan propinsi ruas jalan Kembang

–Tegalsari (Kab. Kulon Progo)

Rp. 560.254.230 3. Proyek rehabilitasi jalan propinsi ruas jalan Gading –

Playen dan Playen – Paliyan (Kab. Gunung Kidul)

(71)

+ # =;<

Data Realisasi Anggaran Proyek Jalan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY Tahun 2004

'; & &&

4. Proyek Rehabilitasi jalan propinsi Ruas jalan Pandaan – Candirejo (Kab.Gunung Kidul)

Rp. 875.417.510 5. Proyek Pembangunan dan Peningkatan jalan Abu Bakar

Ali

(Kodya. DIY)

Rp. 767.029.400

6. Proyek Pembangunan dan Peningkatan jalan Sedayu – Pandak (Kab. Bantul)

Rp. 442.692.100 7. Proyek pembangunan dan Peningkatan jalan Palbapang

8 Samas (Kab. Bantul)

Rp.1.679.653.200 8. Proyek peningkatan Jalan Lingkar Waduk Sermo (Kab.

Kulon Progo)

Rp. 240.842.300 9. Proyek peningkatan jalan Tegalsari – Siluwok, Temon

(Kab. Kab. Kulon Progo)

Rp.2.457.233.200 10. Proyek peningkatan jalan Pandean – Playen (Kab.

Gunung Kidul)

Rp.3.327.528.300 11. Proyek penimgkatan jalan Akses Goa Bribin (Kab.

Gunung Kidul)

Rp.1.767.331.000 Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga Propinsi DIY

+ # =;/

Data Realisasi Anggaran Proyek Jalan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY Tahun 2005

'; & &&

1. Peningkatan jalan Sedayu – Pandak (Kab. Bantul) Rp.1.072.617.650 2. Peningkatan jalan Palbapang – Samas (Kab. Bantul) Rp.1.357.151.227 3. Peningkatan Jalan Kretek – Depok (Kab. Bantul) Rp. 702.213.499 4. Peningkatan jalan Tegalsari – Temon (Kab. Kulon

Progo)

Rp.2.044.833.304 5. Peningkatan jalan Dekso – Samigaluh Rp.1.167.459.868 6. Peningkatan jalan Milir – Dayakan – Jalan Sugiman

(Kab. Kulon Progo)

(72)

+ # =;/

Data Realisasi Anggaran proyek jalan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY Tahun 2005

'; & &&

7. Peningkatan jalan Ngeposari – Pecucak – Bedoyo (Kab. Gunung Kidul)

Rp. .848.750.815 8. Peningkatan jalan Mbaran (Jerukwudel) – Sadeng (Kab.

Gunung Kidul)

Rp. 907.115.391 9. Peningkatan jalan Semin – Blimbing (Kab. Gunung

Kidul)

Rp. 887.946.176 10. Peningkatan jalan Pandeyan (Getas) – Playen (Kab.

Gunung Kidul)

Rp. 905.842.050 11. Peningkatan jalan Mulo 8 Kemiri – Baron (Kab.

Gunung Kidul)

Rp. 863.099.531 12. Peningkatan Jalan Akses Goa Bribin (Kab. Gunung

Kidul)

Rp.2.840.465.691 13. Peningkatan jalan Badung – Wero (Kab. Gunung Kidul) Rp. 430.484.166 14. Peningkatan jalan Hutan Bunder (Kab. Gunung Kidul) Rp.1.073.580.824 15. Peningkatan jalan Purwodadi Pantai 8 Siung (Kab.

Gunung Kidul)

Rp.1.679.325.764 Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga Propinsi DIY

3. Data program proyek jalan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY tahun 2004 dan tahun 2005.

+ # =;=

Data Program Proyek Jalan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY Tahun 2004

'; '& '! ) &

?

1. Proyek rehabilitasi jalan Propinsi Ruas jalan Prambanan – Piyungan

Kab. Sleman 1, 50 Km 2. Proyek rehabilitasi jalan propinsi ruas jalan

Kembang –Tegalsari

Kab. Kulon Progo 2,00 Km 3. Proyek rehabilitasi jalan propinsi ruas jalan

Gading – Playen dan Playen – Paliyan

(73)

+ # =;=

Data Program Proyek Jalan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIYTahun 2004

'; '& '! ) &

4. Proyek rehabilitasi jalan propinsi : Ruas jalan Pandanan – Candirejo

Kab Gunung Kidul

3,47 Km 5. Proyek pembangunan dan peningkatan

jalan Abubakar Ali Kodya DIY

0.80 Km 6. Proyek Pembangunan dan Peningkatan

jalan Sedayu – Pandak

Kab. Bantul 15,00 Km 7. Proyek pembangunan dan Peningkatan

jalan Palbapang – Samas

Kab. Bantul 13,00 Km 8. Proyek peningkatan Jalan Lingkar Waduk

Sermo

Kab. Kulon Progo 1,00 Km 9. Proyek peningkatan jalan Tegalsari –

Siluwok, Temon

Kab. Kulon Progo 34,10 Km 10. Proyek peningkatan jalan Pandean – Playen Kab. Gunung

Kidul

24,50 Km 11. Proyek penimgkatan jalan Akses Goa

Bribin

Kab. Gunung Kidul

5,20 Km Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga Propinsi DIY

+ # =;1

Data Program Proyek Jalan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY Tahun 2005

'; '& '! ) &

) #

1. Peningkatan jalan Sedayu – Pandak Kab. Bantul 1,50 Km 2. Peningkatan jalan Palbapang – Samas Kab. Bantul 1, 30

Km 3. Peningkatan Jalan Kretek – Depok Kab. Bantul 1, 00

Km 4. Peningkatan jalan Tegalsari – Temon Kab. Kulon Progo 2, 00

Km 5. Peningkatan jalan Dekso – Samigaluh Kab. Kulon Progo 1, 30

Km 6. Peningkatan jalan Milir – Dayakan – Jalan

Sugiman

(74)

+ # =;1

Data Program Proyek Jalan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY Tahun 2005

'; '& '! ) &

7. Peningkatan jalan Ngeposari – Pecucak – Bedoyo

Kab. Gunung Kidul 1.00 Km 8. Peningkatan jalan Mbaran (Jerukwudel) –

Sadeng

Kab. Gunung Kidul 1,30 Km 9. Peningkatan jalan Semin – Blimbing Kab. Gunung Kidul 1,00 Km 10. Peningkatan jalan Pandeyan (Getas) –

Playen

Kab. Gunung Kidul 1,00 Km 11. Peningkatan jalan Mulo – Kemiri – Baron Kab. Gunung Kidul 1,00 Km 12. Peningkatan Jalan Akses Goa Bribin Kab. Gunung Kidul 5,00 Km 13. Peningkatan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Tabel 4 dan Gambar 6 dapat dilihat bahwa peramalan Indeks kekeringan menggunakan model timeseries telah membentuk pola yang sesuai dengan bulan basah dan

1 gram karbon aktif jenis PAC (powder active carbon) pada umumnya memiliki luas permukaan sekitar 11.111,111 m 2 /g, sedangkan untuk karbon aktif jenis GAC (granullar active

Gambar 7 Grafik nilai frekuensi nada final tertinggi dan terendah dari setiap imam qirā’ ah sabʻah

Berdasarkan beberapa pendapat responden diatas tentang salah satu indikator LPSE (Apakah penyediaan barang/jasa ikut berperan aktif serta dalam pengadaan barang dan

menggunakan metode penelitian regresi linear berganda dan menghasilkan beberapa kesimpulan yaitu, Cash Ratio dan Loan Deposit ratio tidak memiliki pengaruh

Hutang jangka menengah pada umumnya digunakan karena adanya kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dengan kredit jangka pendek di satu pihak dan juga sukar untuk

Disimpulkan bahwa Intensitas penggunaan internet mahasiswa semester VI di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto adalah sebagian besar intensitas penggunaan

anak juga sering dikaitkan dengan proses pikir dari anak tersebut yang masih dalam tahap pertumbuhan, sebab pertumbuhan seorang anak biasanya menyangkut tentang