DI APOTEK SANATA DHARMA
TUGAS AKHIR
Disusun oleh :
Nama : Benediktus Puji Krismawan N I M : 995314061
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
TUGAS AKHIR
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements To Obtain the Sarjana Teknik Degree
in Informatics Engineering Study Program
Disusun oleh :
Nama : Benediktus Puji Krismawan N I M : 995314061
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
DI APOTEK SANATA DHARMA
TUGAS AKHIR
Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Informatika
Disusun oleh :
Nama : Benediktus Puji Krismawan N I M : 995314061
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Aku persembahkan kepada Tuhan, Kepada Yesus,
Atas rahmat, berkat, anugerah, bimbingan dan segalanya Kepada orangtuaku, ayah dan ibuku,
Kepada kedua adikku
dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan
dengan segenap akal budimu
.
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri
Anugerah talenta dari Tuhan
digunakan dan kembangkan dengan baik
maka
Tuhan akan menambahkan tanpa disadari
ABSTRAKSI
Program bantu ini mencakup proses identifikasi kebutuhan dan masalah terapi obat pasien mengacu pada standar kompetensi farmasis Indonesia. Program bantu ini membantu farmasis dalam pemilihan obat yang dilakukan pada pelayanan terapi obat kepada pasien. Program bantu ini membantu farmasis untuk membuat pemeriksaan ulang dan membuat opini farmasis atas diagnosis dokter.
Program bantu ini membantu farmasis menjalankan fungsinya yaitu menjamin proses terapi yang baik, identifikasi masalah dan mencegah timbulnya masalah dalam terapi obat, memecahkan masalah obat, dan menjamin kemajuan terapi. Program bantu ini memuat registrasi pasien, administrasi password, proses tanggal kunjung, proses bukti medis, proses diagnosis terapi, proses diagnosis indikasi, proses diagnosis kontraindikasi, proses pemilihan obat, proses interaksi obat, proses efek samping dan proses pembuatan dosis.
Program bantu ini membantu farmasis menjalankan kegiatan di apotek dalam menilai kelengkapan administrasi permintaan obat, dispensing, melakukan evaluasi dan tindak lanjut terapi obat.
ABSTRACT
This software application has its scope in both needs identification process and patient-related drug therapy problem which refer to pharmacist competent standard in Indonesia. This software application helps pharmacist in drug selecting processes which are done in drug therapy services to the patient. This software application helps pharmacist in doing necessary recheck and composing pharmacists opinion based on doctor diagnosis.
This software application helps pharmacists in carrying out their function in guarantee therapy process, problems identification and preventing the occurance problem in drugs therapy, solving drugs problems and guarantee the progress of the therapy. This software application include patients registration, password administration, visiting date process, medical evidence process, therapy diagnosis process, indication diagnosis process, contraindication diagnosis process, drug selection process, drug interaction process, side effect process and dose making process.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan anugerah dan bimbingannya sampai selesai penyusunan tugas akhir ini.
Namun dengan demikian perlu disadari bahwa tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak, penyusun tidak dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam bentuk bimbingan, petunjuk, kerjasama, kritikan, sumberdaya maupun saran antara lain kepada :
1 Bapak Albertus Agung Hadiatma, selaku Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan dukungan, kesabaran dan bimbingan dalam penyusunan tugas akhir.
2 Bapak Edi Djoko Santoso, selaku apoteker pengelola apotek Sanata Dharma dan dosen pembimbing II yang telah memberikan ide, sumberdaya dan bimbingan kepada penyusun dalam mendukung penyelesaian tugas akhir. 3 Orangtua penyusun, yang telah memberikan dukungan secara penuh dalam
penyelesaian tugas akhir.
4 Agung, Iwan Anar, Teddy, Dian dan teman-teman TI angkatan 99. 5 Teman-teman di Campus Ministry USD 2000-2005
7 Zendy, Kim, Ardi, Dedi, Joni,bang Willi, Putra, Beni, Komang, Joni, Putu, Hans,Yuli, Gatot, Gokong, mas Heston, mas Koko. Teman-teman kost yang telah mendukung, memberi semangat dan bermain bersama.
8 Saudara-saudaraku dari bapak dan ibu dan masih banyak lagi
9 Semua pihak yang telah memberikan peranan dalam membantu penyusun dalam menyelesaikan tugas akhir ini baik langsung dan tidak langsung.
Penyusun menyadari keterbatasan kemampuan dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini dan mohon maaf atas kesalahan dan kekurangan yang ada dalam penyusunan laporan ini. Penyusun mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari semua pihak.
Laporan ini kiranya berguna bagi siapa saja yang membutuhkan dan atas semua perhatian yang diberikan penyusun menyampaikan terima kasih.
Yogyakarta, Januari 2007
Daftar Isi
Halaman Judul i
Halaman Persetujuan ii
Halaman Pengesahan iii
Halaman Persembahan iv
Halaman Motto v
Abstraksi vi
Abstract vii
Kata Pengantar viii
Daftar Isi x
Daftar Gambar xvi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Batasan Masalah 2
1.3. Rumusan Masalah 2
1.4 Tujuan dan Manfaat Tugas Akhir 2
1.5. Metodologi Penelitian 3
1.6. Sistematika Penulisan 4
2.1. Sistem 6
2.1.1. Definisi Sistem dan Informasi 6
2.1.2. Definisi Berbasis Client-Server 6 2..1.3. definisi Sistem Informasi Berbasis Client Server 9 2.1.4. Siklus Hidup Pengembangan Perangkat Lunak 10
2.2. Unified Modeling Language 12
2.2.1. Konsep Model UML 12
A. Blok Dasar Bangun UML 12
B. Things 13
B.1 Structural Things 13
B.2 Behavioral Things 15
B.3 Grouping Things 16
B.4 Annotational things 16
C. Relationship 16
D.Diagram 18
D.1 Diagram Use case 18
D.2 Diagram Kelas 19
D.3 Diagram Sequence 19
D.4. Diagram Kolaborasi 20
D.5 Diagram Aktivitas 21
D.6 Diagram State 22
D.8 Diagram Deployment 23
E. Struktur Elemen 24
2.3. Perangkat Lunak yang digunakan 25
2.3.1 Microsoft Visual Basic 6.0 (VB 6) 25
A. Struktur Aplikasi 25
2.3.2. SQL Server 2000 31
A. Struktur Basis Data (Database Structure) 31
B. Penataan Keamanan 33
2.4. Farmasis (Apoteker) 33
2.4.1. Definisi Obat, Rekam Medis, Apotek dan Apoteker 33 2.4.2. Standar Operasi Prosedur Farmasi di Apotek 34
A. Tujuan 34
B. Ruang Lingkup 35
C. Kegiatan 35
D. Tanggung Jawab 39
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 40
3.1. Pemodelan Sistem 40
3.1.1 Diagram Use case 40
3.1.2 Skenario Use case 42
D. Skenario DiagnosisPasien use case RekamMedis 44 E. Skenario PemilihanObat use case PemilihanObat 45 F. Skenario Pencarian InteraksiObat use case PemilihanObat 46 G. Skenario Pencarian Efek Samping use case PemilihanObat 46 H. Skenario PenghitunganDosis use case PenghitunganDosis 47
I. Skenario LookUp (Pancarian) 48
3..1.3. Diagram Kelas model Jacobson 48
3.1.4. Diagram Sequence 57
3.1.5. Rincian Diagram Kelas 92
3.2. Desain AntarMuka Pengguna 102
BAB IV IMPLEMENTASI 115
4.1. Diagram Komponen 115
4.1.1. Diagram Komponen untuk Paket use case Login 116 4.1.2. Diagram Komponen untuk Paket use case DataPribadiPasien 116 4.1.3. Diagram Komponen untuk Paket use case Diagnosis 116 4.1.4. Diagram Komponen untuk Paket use case PemilihanObat 117 4.1.5. Diagram Komponen untuk Paket use case Login 117
4.2. Diagram Deployment 117
4.3. Coding (Penulisan Kode) 118
4.3.1. Koneksi Database 119
4.3.3. Form FrMain 122 4.3.4. Form Login dan kelas ProsesLogin 122 4.3.5. Form EditLogin 125
4.3.5. Form FrPasien 128
4.3.6. Form FrDiagnosis 134
4.3.7. Form FrDetailRM 147
4.3.8. Form-form Lookup 149
A. Form FrLookupBuktiMedis 149
B. Form FrLookupAsalBukti 153
C. Form FrLookupGejala 156
D. Form FrLookupTerapi 160
E. Form FrLookupIndikasi 163
F. Form FrLookupKontraindikasi 166
G. Form FrLookupCatatan 169
4.3.9. Form FrPemilihanObat 171
4.3.10. Form FrInteraksiObat 174
4.3.11. Form FrPencarianEfekSamping 176
4.3.12. Form FrPenghitunganDosis 178
4.3.13. Form FrKomposisi 184
BAB V ANALISA HASIL 187
5.1. Tinjauan Umum sistem 187
5.3. Kekurangan Sistem 188
BAB VI PENUTUP 189
6.1. Kesimpulan 189
6.2. Saran 190
Daftar Gambar
Gambar 2.1 Arsitektur Hardware dan Software 9
Gambar 2.2 Komponen-komponen Aplikasi 10
Gambar 2.3 Contoh kelas 13
Gambar 2.4. Contoh Interface 13
Gambar 2.5. Contoh Kolaborasi 14
Gambar 2.6. Contoh use case 14
Gambar 2.7. Contoh event 14
Gambar 2.8. Contoh Komponen 14
Gambar 2.9. Contoh node 15
Gambar 2.10. Contoh interaksi 15
Gambar 2.11. Contoh state machine 15
Gambar 2.12. Contoh State Machine 16
Gambar 2.13. Contoh Note 16
Gambar 2.14. Contoh dependensi 16
Gambar 2.15. Contoh asosiasi : nama, role, multipicity, aggregasi 17
Gambar 2.16. Contoh generalisasi 17
Gambar 2.17. Contoh realisasi 18
Gambar 2.20. Contoh diagram sequence trader memperoleh produk 20 Gambar 2.21. Contoh diagram kolaborasi Trader memperoleh produk 21 Gambar 2.22. Contoh diagram aktivitas saat membeli coca cola 22 Gambar 2.23. Contoh diagram state permainan catur 22 Gambar 2.24. Contoh diagram komponen trader dan order 23 Gambar 2.25. Contoh diagram deployment jaringan LAN berhubungan
dengan internet 24
Gambar 2.26. Contoh boundary 24
Gambar 2.27. Contoh control 24
Gambar 2.28. Contoh entity 25
Gambar 3.1. Penggambaran Aktor 41
Gambar 3.2.Diagram Paket untuk use case 41
Gambar 3.3. Diagram use case dalam Paket Login 41 Gambar 3.4 Diagram use case dalam Paket RekamMedis 42 Gambar 3.5 Diagram use case dalam Paket Pemilihan Obat 42 Gambar 3.6 Diagram Kelas Jacobson Masuk login use case Login 49 Gambar 3.7 Diagram Kelas Jacobson Pengubahan Login use case Login 49 Gambar 3.8 Diagram Kelas Jacobson use case DataPribadiPasien 50 Gambar 3.9. Diagram Kelas Jacobson Diagnosis Pasien use case RekamMedis 50 Gambar 3.10. Diagram Kelas Jacobson LookUp BuktiMedis
use case RekamMedis 51
Gambar 3.12. Diagram Kelas Jacobson LookUp Gejala use case RekamMedis 52 Gambar 3.13. Diagram Kelas Jacobson LookUp Terapi use case RekamMedis 52 Gambar 3.14. Diagram Kelas Jacobson LookUp Indikasi use case RekamMedis 53 Gambar 3.15. Diagram Kelas Jacobson LookUp KontraIndikasi
use case RekamMedis 53
Gambar 3.16. Diagram Kelas Jacobson LookUp Catatan Pasien
use case RekamMedis 54
Gambar 3.17. Diagram Kelas Jacobson use case PemilihanObat 54 Gambar 3.18. Diagram Kelas Jacobson InteraksiObat use case PemilihanObat 55 Gambar 3.19. Diagram Kelas Jacobson Pencarian Efek Samping
use case PemilihanObat 55 Gambar 3.20. Diagram Kelas Jacobson Penghitungan Dosis
Gambar 3.30 Diagram Sequence DiagnosisPasien use case RekamMedis 65 Gambar 3.31 Diagram Sequence Diagnosis Pasien use case RekamMedis 66 Gambar 3.32. Diagram Sequence validasi Diagnosis Pasien
use case DiagnosisPasien 67 Gambar 3.33 Diagram Sequence Lookup Bukti Medis use case RekamMedis 68 Gambar 3.34. Diagram Sequence validasi LookUp BuktiMedis
use case RekamMedis 69
Gambar 3.35 Diagram Sequence Lookup Asal Bukti use case RekamMedis 70 Gambar 3.36. Diagram Sequence validasi LookUp AsalBukti
use case RekamMedis 71
Gambar 3.37 Diagram Sequence Lookup Gejala use case RekamMedis 72 Gambar 3.38. Diagram Sequence validasi LookUp Gejala use case RekamMedis 73 Gambar 3.39 Diagram Sequence Lookup Terapi use case RekamMedis 74 Gambar 3.40. Diagram Sequence validasi LookUp Terapi use case RekamMedis 75 Gambar 3.41 Diagram Sequence Lookup Indikasi use case RekamMedis 76 Gambar 3.42. Diagram Sequence validasi LookUp Indikasi
use case RekamMedis 77 Gambar 3.43 Diagram Sequence Lookup Kontraindikasi use case RekamMedis 78
Gambar 3.44. Diagram Sequence validasi LookUp KontraIndikasi
Gambar 3.46. Diagram Sequence validasi LookUp CatatanPasien
use case RekamMedis 81 Gambar 3.47 Diagram Sequence Pemilihan Obat use case PemilihanObat 82 Gambar 3.48. Diagram Sequence validasi PemilihanObat use case PemilihanObat 83 Gambar 3.49 Diagram Sequence Interaksi Obat use case PemilihanObat 84 Gambar 3.50 Diagram Sequence Pencarian Efek Samping use case PemilihanObat 85 Gambar 3.51. Diagram Sequence validasi PencarianEfekSamping use case
PemilihanObat 86
Gambar 3.52 Diagram Sequence Penghitungan Dosis use case PenghitunganDosis 87 Gambar 3.53 Diagram Sequence PenghitunganDosis use case PenghitunganDosis 88 Gambar 3.54. Diagram Sequence Validasi PenghitunganDosis use case
PenghitunganDosis 89
Gambar 3.55 Diagram Sequence Komposisi use case PenghitunganDosis 90 Gambar 3.56. Diagram Sequence Validasi LookUp Komposisi use case
PenghitunganDosis 91
Gambar 3.57. Rincian Diagram Kelas Form Utama, Kelas Koneksi
dan Kelas Form Proses 92
Gambar 3.62 Rincian Diagram Kelas tabel data use case RekamMedis 97 Gambar 3.63 Rincian Diagram Kelas use case PemilihanObat 98 Gambar 3.64 Rincian Diagram Kelas tabel data use case PemilihanObat 99 Gambar 3.65 Rincian Diagram Kelas use case PenghitunganDosis 100 Gambar 3.66 Rincian Diagram Kelas tabel data use case PenghitunganDosis 101
Gambar 3.67 Desain FrMain dan FrLogin 102
Gambar 3.68 Desain FrEditLogin 103
Gambar 3.69 Desain FrPasien 104
Gambar 3.70 Desain FrDiagnosis 105
Gambar 3.71 Desain FrDetailRM 106
Gambar 3.72 Desain FrLookUpBuktiMedis 106
Gambar 3.73 Desain FrLookUpAsalBukti 107
Gambar 3.74 Desain FrLookUpGejala 107
Gambar 3.75 Desain FrLookUpTerapi 108
Gambar 3.76 Desain FrLookUpIndikasi 108
Gambar 3.77 Desain FrLookUpKontraIndikasi 109
Gambar 3.78 Desain FrLookUpCatatan 109
Gambar 3.79 Desain FrPemilihanObat 110
Gambar 3.80. Desain FrInteraksiObat 111
Gambar 3.81 Desain FrPencarianEfekSamping 112
Gambar 3.82 Desain FrPenghitunganDosis 113
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Apoteker berperan dalam pemberian obat kepada pasien. Dalam setiap konsultasi antara apoteker dan pasien seorang apoteker dapat memberikan penilaian atas diagnosa dokter dan pelayanan terapi obat kepada pasien. Pada situasi tersebut apoteker dapat membuat diagnosa dan membuat keputusan atas pelayanan terapi obat sesuai aturan dan etika profesi yang berlaku.
Kebutuhan rekam medis pasien diperlukan seorang apoteker untuk diagnosa dan pelayanan terapi obat. Rekam Medis ini menampung data yang diperlukan untuk memberikan pelayanan terapi obat. Kriteria data yang diinginkan dibuat apoteker untuk memperoleh informasi.
1.2.Batasan Masalah
Batasan Masalah yang diambil sebagai berikut :
1. Pelayanan konsultasi terapi obat dilakukan oleh apoteker dan pasien 2. Data obat diperoleh dari referensi buku informasi obat di Indonesia. 3. Apoteker sebagai pengguna dan administrator.
4. Apoteker memberikan obat-obat bebas yang tidak memerlukan resep dokter. 5. Program bantu dapat melakukan pemeriksaan dan pemilihan obat.
6. Program bantu dapat bekerja secara personal dan client-server serta dapat dilakukan di jaringan intranet apotek.
1.3. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah yang diperoleh adalah bagaimana membuat aplikasi program bantu untuk pemilihan obat yang diperoleh dari konsultasi apoteker dan pasien untuk memberikan pelayanan terapi obat secara benar dan dapat berjalan di jaringan apotek.
1.4.Tujuan dan Manfaat Tugas Akhir
Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan mempermudah apoteker memperoleh informasi untuk memberikan pelayanan terapi obat dengan pemeriksaan dan pemilihan obat dari setiap konsultasi.
1.5. Metodologi Penulisan Tugas Akhir
Untuk penulisan Tugas Akhir ini metodologi penelitian yang digunakan adalah metodologi penelitian studi kasus dengan urutan sebagai berikut :
1. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan apoteker apotek Sanata Dharma dan orang-orang yang kompeten di bidang farmasi untuk menentukan materi yang diperlukan dan penyajian materi.
2. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai materi data obat-obat, rekam medis dan dasar-dasar pembuatan aplikasi
3. Analisis dan Desain Berorientasi Obyek.
Analisis dn desain berorientasi obyek menggunakan UML (Unified Modeling Language) yang akan memeodelkan aplikasi dalam use case, kelakuan sistem dan arsitektur.
4. Pembuatan Aplikasi
Pembuatan aplikasi menggunakan aplikasi Microsoft Visual Basic 6.0
untuk membuat antarmuka dan program pengolahan data. Perangkat lunak database menggunakan Microsoft SQL Server 2000 untuk memperoleh
Implementasi dilakukan dengan simulasi aplikasi untuk menguji tingkat keberhasilan sistem informasi menggunakan perangkat keras berarsitektur
client-server dan perangkat lunak yang digunakan. 6. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan menganalisis hasil implementasi dan membuat kesimpulan atas keseluruhan pengembangan sistem.
1.6.Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan
Bab I berisi latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat tugas akhir, metodologi penelitian, sistematika penulisan dan jadwal kegiatan.
BAB II Landasan Teori
Bab II berisi kumpulan teori yang menjadi dasar untuk analisis, desain dan implementasi sistem.
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
Bab III berisi analisis yang memodelkan sistem program bantu dalam obyek-obyek, aliran method dan fungsi obyek, urutan proses dan aktivitas sistem serta desain yang meliputi desain kelas, desain atarmuka , desain basisdata dan desain perangkat keras.
BAB IV IMPLEMENTASI
BAB V ANALISIS HASIL
Bab V berisi analisis terhadap proses pembuatan aplikasi dan implementasi kelebihan dan kekurangan program bantu.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab VI berisi kesimpulan dari keseluruhan proses pembuatan aplikasi dan saran atas pengembangan program bantu.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Sistem
2.1.1. Definisi Sistem dan Informasi
Sistem (Jogiyanto, 1990) didefinisikan pada elemen atau komponennya sebagai berikut :
“ Sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.”
Informasi (Jogiyanto, 1990) didefinisikan sebagai berikut :
“ Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima.“
2.1.2. Definisi Berbasis Client-Server
Client-server merupakan arsitektur sistem hardware dan software atas elemen-elemen client dan elemen-elemen server. Dalam sistem informasi sistem basisdata terlihat proses dan arsitektur client-server maka pembagian elemen
client dan server dapat dilakukan. Sistem basisdata berbasis client-server
terdiri dari beberapa hal berikut (Marcilina Garcia, dkk, 2000) :
layanan seperti pencarian data, pengurutan data, kombinasi ulang data, mendapatkan data, mendapatkan data setelah melakukan pencarian, pengubahan data dan menganalisis data. Basis data terdiri dari penyimpanan data fisik dan layanan-layanan basisdata. Semua pangaksesan data terjadi di server dan data fisik tidak pernah terakses langsung.
b. Client. Client adalah perangkat lunak yang mungkin digunakan secara interaktif oleh pengguna atau dapat berupa proses yang terotomisasi.
Client ini terdiri dari semua perangkat lunak yang berinteraksi dengan server termasuk untuk permintaan data dari server atau menyimpan data ke dalam database.
c. Komunikasi antar client dan server. Komunikasi antara client dan server
bergantung pada cara client dan server diimplementasikan. Kedua level komunikasi antara client dan server harus dapat diidentifikasi pada level komunikasi fisik dan komunikasi logis.
Berdasarkan arsitektur hardware client-server digambarkan pada gambar 2.1. (Alex Berson, 1994).
tersebut. Aplikasi yang mendukung hal tersebut terkandung komponen sebagai berikut :
a. Presentation processing logic (logika pemrosesan penyajian). Hal ini merupakan kode aplikasi yang berinteraksi dengan end-user terminal
antara lain keyboard, mouse handling, dan Graphical User Interface
(GUI).
b. Businness processing logic (logika pemrosesan bisnis). Hal ini merupakan kode aplikasi input data (dari layer dan atau basisdata) untuk memenuhi permintaan bisnis.
d. Database processing logic (logika pemrosesan bisnis). Hal ini merupakan kode aplikasi yang memanipulasi data dalam aplikasi. Data diatur oleh
Database Management System (DBMS) dan structured query language
(SQL) merupakan salah satu bahasa manipulasi data.
e. Database processing (pemrosesan basisdata). Pemrosesan diatur oleh DBMS dan pemrosesan database adalah bagian esensial pemrosesan kooperatif interaksi .
Gambar 2.1. Arsitektur Hardware dan Software Client-Server
Appl. Client
Appl. Client
LAN atau WAN
Server Appl.
Data
Printer
Appl. Client
2.1.3. Definisi Sistem Informasi Berbasis Client Server
Berdasarkan definisi diatas maka Sistem Informasi Berbasis Client Server dapat didefinisikan sebagai berikut :
Screen
DBMS Database logic
SQL Business logic
If . then.. Else..
Presentation logic
Application
Database
Gambar 2.2. Komponen-komponen Aplikasi.
2.1.4. Siklus Hidup Pengembangan Sistem Perangkat Lunak
Ada 4 (empat) fase pokok pengembangan sistem perangkat lunak sebagai berikut (Grady Booch, 1999):
1. Inception. Inception memuat kegiatan pencarian ide pengembangan sistem, analisis kebutuhan sistem dan menyimpan dalam poin-poin kejadian.
juga menspesifikasi kelakuan fungsional atau nonfungsional dan memberikan suatu dasar testing.
3. Construction. Construction memuat kegiatan pembuatan perangkat lunak berdasarkan arsitektur terakhir disiapkan untuk keperluan pengguna. Kebutuhan sistem dan criteria evaluasi diuji kembali dihadapkan dengan kebutuhan proyek dan sumber daya dialokasikan seperti mencegah resiko proyek.
4. Transition. Transition memuat kegiatan perangkat lunak disajikan ke pengguna. Pengembangan sistem terus berlanjut dan sistem terus dikembangkan, mengatasi bugs dan feature ditambahkan atau diganti.
Penggunaan UML sebagai alat pengembangan sistem memuat proses bebas dalam siklus hidup pengembangan sistem sebagai berikut :
a.Use case driven. Proses ini menggunakan use case sebagai artifak utama untukmembangun kelakuan sistem, untuk verifikasi dan validasi arsitektur sistem arsitektur sistem, pengujian, dan komunikasi antara pembuat proyek.
b.Architecture-centric. Proses ini menggunakan arsitektur sistem sebagai artifak utama untuk pengkonsepan, konstruksi, pengaturan, dan penyusun perancangan sistem.
c.Iterative process dan incremental process. Iterative process melakukan kegiatan pengulangan dalam pengaturan aliran pengeluaran produksi.
mewujudkan perkembangan bertambah. Secara bersamaam kedua proses ini merupakan risk-driven, setiap produksi difokuskan pada tujuan dan mengurangi resiko paling signifikan untuk kesuksesan proyek.
2.2. Unified Modeling Language
Unified Modeling Language (UML) adalah suatu standar bahasa penulisan
blueprint perangkat lunak. UML dapat digunakan untuk visualisasi, spesifikasi, konstruksi, dan dokumentasi artifak suatu sistem software-intensive (Grady Booch, 1999). Penggunaan UML adalah suatu proses bebas meskipun akan lebih optimal dipakai dalam suatu proses use case driven, architecture-centris, iterative dan
incremental.
2.2.1. Konsep Model UML
Konsep model UML terdiri atas 3 elemen yaitu blok dasar bangun UML, aturan peletakan blok dasar bangun UML dan mekanisme pemakaian UML.
A. Blok dasar bangun UML
B. Things
Ada 4 (empat) macam Things dalam UML yaitu : Structural things, Behavioral things, Grouping thing dan Annotational things. Keempat macam things ini adalah dasar blok bangun berorientasi obyek UML.
B.1. Structural Things.
Struktural thing adalah benda bahan untuk model UML dan merupakan bagian static dari model yang menggambarkan elemen secara konseptual maupun fisikal. Ada 7 macam Structural things yaitu:
1. Class (kelas) adalah suatu penggambaran obyek dan terbagi dalam nama obyek, atribut, operasi, relasi, dan semantic.
2. Interface (antarmuka) adalah suatu kumpulan operasi yang spesifik atas kelas atau komponen dan juga dapat memperlihatkan kelakuannya.
Window Origin size Open() Close() Move() Display() Gambar 2.3. Contoh Kelas
3. Collaboration (kolaborasi) adalah suatu interaksi dan terdiri dari kelompok
roles (peran dan tugas) dan elemen. Keduanya saling bekerjasama memberikan kelakuan bersama dan mengimplementasikan pola-pola tambahan pada sistem. Chain of
Responsibility
Gambar 2.5. Contoh Kolaborasi
4. Use case adalah penggambaran satu set aksi berurutan pada pola permainan sistem yang menghasilkan suatu nilai (value) nyata kepada actor.
Place Order
Gambar 2.6. Contoh use case
5. Active class (kelas aktif) adalah suatu kelas yang memiliki obyek sendiri dan terdiri dari proses-proses atau thread dan dapat menginisialisasi aktifitas control dan bekerja bersamaan dengan elemen lain. EventManager
Suspend() Flush() Gambar 2.7. Contohevent
6. Component (komponen) adalah bagian fisikal dan bagian sistem yang menyesuaikan, suatu set antarmuka, atau paket fisik software dari elemen-elemen logika.
Order
7. Node adalah elemen fisik, yang berupa alat-alat komputasi, yang secara umum memiliki memori dan kemampuan pemrosesan.
Server
Gambar 2.9. Contoh node
B.2. Behavioral Things
Behavioral things adalah bagian dinamik dari UML dan menggambarkan kelakuan atas ruang dan waktu. Ada 2 macam behavioral things yaitu :
1. Interaction (interaksi) adalah kelakuan yang terdiri dari pertukaran pesan suatu obyek dalam konteks nyata untuk mengerjakan satu maksud tertentu. Interaksi terdapat sejumlah elemen termasuk pesan-pesan, aksi berurutan dikerjakan oleh suatu pesan, dan link yang menghubungkan obyek.
display
Gambar 2.10. Contoh interaksi
2. State machine adalah kelakuan yang menentukan urutan state suatu obyek atau suatu interaksi yang berjalan selama waktu hidup state sebagai jawaban ke event. State machine terdapat sejumlah elemen termasuk state, transisi yang menalir dari state ke state, event yang memicu transisi dan aktifitas sebagai reaksi atas transisi.
Waiting
B.3. Grouping things
Grouping things adalah organisasi bagian-bagian model UML. Untuk semua itu ada satu macam grouping things yang disebut package (paket). Paket adalah mekanisme umum untuk mengorganisasi elemen-elemen menjadi grup-grup dan suatu konseptual. Structural things, behavioral things, dan banyak cara pengelompokan ditempatkan dalam satu paket.
B.4. Annotational things
B u s in e s s r u le s
Gambar 2.12. Contoh paket
Annotational things adalah bagian penjelasan model-model UML seperti komentar untuk menggambarkan. menjelaskan, dan menandai. Note adalah simbol sederhana untuk komentar dan membuat batasan. return copy of self
Gambar 2.13. ContohNote
C. Relationships
Relationships (hubungan) dalam UML ada 4 (empat) macam yaitu : dependensi, asosiasi, generalisasi, realisasi.
1. Dependensi (ketergantungan)
Dependensi adalah relasi ketergantungan antara dua obyek yang berakibat perubahan satu obyek bebas dapat berakibat pada obyek yang tergantung kepadanya.
Simbol :
2. Asosiasi
Asosiasi adalah relasi terstruktur yang memperlihatkan hubungan antar obyek-obyek. Ada 4 (empat) penulisan keterangan dalam asosiasi :
1. Nama.
2. Role
3. Multiplicity 4. Aggregasi
Person Works for Company
Person Company
employee employer
Person Company
employee employer
1..* *
C o m p a n y D e p a rte m e n t *
1 ..* *
1 ..*
Gambar 2.15. Contoh asosiasi : nama, role, multiplicity, aggregasi
3. Generalisasi (penurunan)
Generalisasi adalah sebuah relasi antar obyek elemen khusus (”anak”) sebagai bagian dari obyek elemen general (“induk”) sehingga elemen anak mewarisi struktur dan kelakuan elemen induk.
+ m o v e ( ) + r e s iz e ( ) + d is p la y ( ) - o r ig in
S h a p e
- c o r n e r : f lo a t
R e c t a n g l e
4. Realisasi
Realisasi adalah suatu relasi semantic antar obyek-obyek berbeda dengan cara satu obyek menentukan kontrak dengan obyek lain yang sesuai untuk membawanya. Relasi realisasi dapat ditemukan antara interface dengan kelas atau komponen yang merealisasikan dan antara use case dengan kolaborasi yang merealisasikan.
Simbol :
Gambar 2.17. Contoh realisasi D. Diagrams
D.1. Diagram Use case
Diagram use case menjelaskan manfaat sistem jika dilihat menurut pandangan orang yang berada di luar sistem (actor). Diagram ini menunjukkan fungsionalitas suatu sistem atau kelas dan bagaimana sistem berinteraksi dengan dunia luar. Use-case diagram dapat digunakan selama proses analisis untuk menangkap semua kebutuhan sistem (system requirement) dan untuk memahami bagaimana sistem seharusnya bekerja. Selama tahap desain, use-case diagram menetapkan perilaku sistem (system behavior) saat diimplementasikan. Dalam sebuah model mungkin terdapat satu atau beberapa use-case diagram.
Contoh : Kelakuan Trader membuat harga
Trader
Analyze Risk
Valuation <<include>>
D.2. Diagram Kelas
Diagram Kelas dapat digunakan untuk memvisualisasikan struktur kelas-kelas dari suatu sistem dan merupakan tipe diagram yang paling banyak dipakai. Class diagram ini memperlihatkan hubungan antarkelas dan penjelasan detail tiap-tiap kelas di dalam model desain dari suatu sistem.
Selama proses analisis, diagram Kelas memperlihatkan aturan-aturan dan tanggung jawab entitas yang menentukan perilaku sistem. Selama tahap desain, diagram Kelas berperan dalam menangkap struktur dari semua kelas yang membentuk arsitektur sistem uang dibuat. Diagram Kelas juga merupakan pondasi untuk diagram komponen dan diagram deployment.
Contoh : Kelas-kelas pada Customers membuat order terhadap produk
Trader
Name Address
payBill()
Order
Stock Item Order Line
dateReceived
name
Isprepaid quantity
stock
number price
status
price
isSatisfied 1
1..* 1 1
1..* dispatch()
restock() checkItem()
cloce()
limit() 1..*
1..*
1..* 1 1 1..* 1
Gambar 2.19. Contoh diagram Kelas Customers membuat order terhadap produk
D.3. Diagram Sequence
urutan waktu. Diagram ini secara khusus berasosiasi dengan use-case. Sequence diagram memperlihatkan tahap demi tahap apa yang seharusnya terjadi untuk menghasilkan sesuatu di dalam use case. Tipe diagram ini sebaiknya digunakan di awal tahap desain atau analisis karena kesederhanaannya dan mudah untuk dimengerti.
Contoh : Diagram Sequence Trader mendapat Produk
: Trader Order : Order : Order Line : Stock Item
give order
prepareorder()
check()
[check==true]
remove()
needs_to_reorder()
Gambar 2.20. Contoh diagram Sequence Trader mendapat produk
Diagram Kolaborasi mengacu pada interaksi dan hubungan terstruktur antar objek. Jika sequence diagram yang menekankan pada urutan kejadian, maka collaboration diagram ini menekankan pada hubungan (relationship) antarobjek yang ada. Dalam satu collaboration diagram terdapat terdapat beberapa object, link dan
message. Diagram kolaborasi digunakan sebagai alat untuk menggambarkan interaksi yang mengungkapkan keputusan mengenai perilaku sistem.
Contoh : Diagram Kolaborasi Trader memperoleh produk
: Trader
Order : Order
: Order Line : Stock Item needs_to_reorder() give order
prepareorder() check() remove()
Gambar 2.20. Contoh diagram Kolaborasi Trader mendapat produk
D.5. Diagram Aktivitas
karena itu, pembuatan activity diagram ini baik dilakukan pada tahap awal pemodelan sistem. Selain itu, diagram aktivitas ini juga sangat berguna pada saat menggambarkan perilaku paralel atau menjelaskan bagaimana perilaku dalam berbagai use case berinteraksi.
Contoh : Aktivitas saat membeli minuman Coca cola
Get Coca Cola Drink beverage
Gambar 2.21. Contoh diagram Aktivitas saat membeli Coca Cola D.6. Diagram State
Diagram State ini digunakan untuk memodelkan perilaku dinamis suatu kelas atau objek. Diagram ini memperlihatkan urutan keadaan sesaat (state) yang dilalui sebuah objek, kejadian yang menyebabkan adanya transisi dari satu state atau aktivitas ke state atau aktivitas lainnya, dan aksi yang menyebabkan perubahan satu state atau aktivitas.
Contoh : State-state pada permainan catur
W hite turn
Black turn
Black win
Draw
White win
D.7. Diagram Komponen
Diagram Komponen digunakan untuk menggambarkan alokasi semua kelas dan objek ke dalam komponen-komponen dalam desain fisik perangkat lunak. Diagram ini memperlihatkan pengaturan dan kebergantungan antar komponen-komponen perangkat lunak, seperti source code, binary code, dan komponen tereksekusi (executable components). Kebergantungan antar komponen menunjukkan bagaimana perubahan pada satu komponen akan menyebabkan perubahan pada komponen lainnya.
Contoh : Diagram komponen dalam Trader dengan Order
Order Database Customer
Service
Gambar 2.23. Contoh Komponen dalam Trader dan Order D.8. Diagram Deployment
Diagram Deployment menunjukkan pemetaan perangkat lunak terhadap perangkat kerasnya. Setiap model hanya memiliki satu deployment diagram. Diagram ini memperlihatkan koneksi (connection) antara processor dan device, dan alokasi proses-prosesnya pada processor.
P C PC
P C P C
N T S erver
W eb S pool er
Internet S erver P ool M anger
Gambar 2.24. Contoh diagram deployment jaringan LAN berhubungan dengan internet E. Struktur Elemen.
Pada level analisis pengkategorian semua obyek ke dalam tiga stereotype kelas yaitu : <<boundary>>, <<control>>, dan <<entity>> seperti yang dianjurkan Ivar Jacobson.
1. Obyek boundary menghubungkan pengguna sistem ke sistem. Obyek ini memperlihatkan interaksi pengguna melalui user interface. Proses dalam method yang menunjukkan tindakan pengguna pada sistem dan tindakan sistem untuk berinteraksi dengan pengguna..
Gambar 3.25. Contoh bondary
2. Obyek control memperlihatkan proses-proses yang mengelola sistem. Proses-proses ini tidak diperlihatkan kepada user sehingga Proses-proses-Proses-proses berupa method merupakan tindakan sistem dari boundary dan tindakan sistem atas
3. Obyek entity menunjukkan obyek tetap dalam sistem seperti database. Obyek ini berisikan data-data yang disimpan kemudian dipakai oleh sistem. Method yang terdapat dalam entity merupakan method dari control untuk dikerjakan oleh entity.
Gambar 3.27. Contoh entity
2.3. Perangkat Lunak yang digunakan. 2.3.1. Microsoft Visual Basic 6.0 (VB 6)
Microsoft Visual Basic merupakan bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat aplikasi Microsoft Windows yang berbasis grafis. VB 6 dikembangkan dari bahasa pemrograman berbasis modular menjadi bahasa pemrograman berbasis obyek. Sesuai sifatnya yang bekerja di aplikasi Windows maka VB 6 menggunakan event-driven programming sehingga setiap event tertentu mendapatkan reaksi tertentu.
A. Struktur Aplikasi
Struktur Aplikasi dari VB 6 adalah sebagai berikut (Kusumo, 2000):
menjadi obyek induk dari obyek –obyek kontrol dan obyek umum lain yang diletakkan di dalamnya.
2. Kontrol. Kontrol merupakan obyek pembuat GUI dan obyek umum yang dipergunakan untuk interaksi pengguna ke sistem dan sistem dengan sistem lain. Obyek kontrol yang dipakai dalam VB 6 disebutkan sebagai berikut :
a. Label. Label adalah kontrol untuk pembuatan teks yang dimaksudkan untuk menandai obyek lain.
b. Picture box. Picture box adalah kontrol intuk menampilkan file gambar.
c. Text box. Text box adalah kontrol untuk membuat masukkan atau keluaran berupa teks.
d. Frame. Frame adalah kontrol pembuat identifikasi satu grup kontrol sesuai GUI.
e. Command Button. Cimmand button adalah kontrol pembuat perintah atau tindakan berupa tombol button.
f. Check box. Check box adalah kontrol pembuat pilihan menggunakan tanda “ √” dan dapat memilih lebih dari satu.
g. Option button. Option button adalah kontrol pembuat grup pilihan dan hanya dapat memilih satu.
i. List box. List box adalah kontrol pembuat pilihan berdasarkan daftar item teks.
j. Timer. Timer adalah kontrol eksekusi waktu kejadian termasuk interval waktu.
k. Shape. Shape adalah kontrol pembuat lingkaran, elips, dan kotak pada form.
l. Adodc. Adodc ( Active Data Object Data Control ) adalah kontrol data berdasarkan obyek ADO untuk koneksi ke database melalui ODBC maupun OLE.
m. Adodb. Adodb (Active Data Object DataBase ) adalah obyek data berdasarkan ADO untuk koneksi ke database melalui ODBC maupun OLE dengan penulisan program.
3. Properti. Properti (property) adalah nilai atau karakteristik yang dimiliki oleh obyek VB 6. Properti dipakai dalam VB 6 disebutkan sebagai berikut :
a. Name. Name adalah properti untuk memasukkan nama obyek.
b. Caption. Caption adalah properti untuk menampilkan penunjuk teks atau label di GUI.
d. Border style. Border style adalah properti untuk membuat border
(garis tepi) form.
e. Backcolor. Backcolor adalah properti untuk memberikan warna latar belakang.
f. Forecolor. Forecolor adalah properti untuk memberikan warna latar depan.
g. Font. Font adalah properti untuk memberikan pilihan pemakaian jenis huruf tulisan.
h. Visible. Visible adalah properti untuk menampilkan atau menyembunyikan obyek GUI.
i. Width. Width adalah properti untuk memberikan lebar obyek GUI. j. Height. Height adalah properti untuk memberikan tinggi obyek GUI. k. Alignment. Alignment adalah properti untuk mengatur letak penulisan
teks.
l. Text. Text adalah properti untuk penulisan teks.
m. Data source. Data source adalah properti untuk menunjuk dengan kontrol koneksi database.
n. Data field. Data field adalah properti untuk menunjuk field kolom database yang akan ditampilkan.
p. Recordsource. Record source adalah properti untuk memasukkan parameter store-procedure atau perintah SQL.
q. Commandtype. Command type adalah properti untu memilih tipe perintah koneksi.
r. CursorLocation. Cursor Location adalah properti kursor mesin untuk client atau server.
s. Cursortype. Cursor type adalah properti kursor untuk meletakkan
recordset.
4. Methods. Method adalah serangkaian perintah yang sudah tersedia pada suatu obyek yang dapat diminta untuk mengerjakan tugas khusus. Beberapa method disebutkan sebagai berikut :
a. Open. Open adalah method dari Adodb yang digunakan membuka koneksi basisdata server berdasarkan connection string.
b. Close. Close adalah method dari Adodb yang digunakan menutup koneksi basisdata.
c. Move. Move adalah method dari kontrol untuk dipindahkan ke posisi lain.
a. Load. Load adalah event ketika suatu form atau obyek ditampilkan atau dieksekusi.
b. Unload. Unload adalah event ketika suatu form atau obyek tidak ditampilkan atau tidak dieksekusi.
c. Activate. Activate adalah event ketika suatu form atau obyek aktif. d. Click. Click adalah event ketika tombol mouse di-click atas obyek. e. DblClick. DblClick adalah event ketika tombol mouse di-click dua kali
atas obyek secara cepat.
f. Gotfocus. Gotfocus adalah event ketika perpindahan obyek maupun menampilkan obyek kemudian diarahkan pada satu obyek tertentu. g. Lostfocus. Lostfocus adalah event ketika terjadi perpidahan atas obyek
yang sedang dikerjakan.
h. Keypress. Keypress adalah event ketika tombol kunci keyboard ditekan.
i. Mousemove. Mousemove adalah event ketika kursor mouse melwati suatu obyek GUI.
7. Modul. Modul adalah kumpulan dari prosedure umum, deklarasi variabel ,deklarasi konstanta dan deklarasi obyek dan dipergunakan umum oleh aplikasi. Modul dibuat menggunakan file berekstensi BAS dari VB 6 maupun program lain yang didukung VB 6.
2.3.2. SQL Server 2000
SQL Server 2000 merupakan sistem manajemen database (DBMS) yang mendukung aplikasi client-server. SQL Server mengerjakan manajemen data dalam tabel-tabel dan relasinya, analisis data, remote akses, dan keamanan sistem. Administrasi data dapat dilakukan antara lain pembuatan database, pembuatan tabel, dan pengubahan data dapat dilakukan sesuai akses yang diijinkan oleh sistem administrator. Aplikasi lain dapat mengakses basis data dengan melakukan login dan koneksi melalui obyek koneksi antara lain Object Database Connectivity (ODBC) dan Object Link Embeded Database (OLEDB).
A. Struktur Basis Data ( Database Structure )
Basis data yang dibentuk dalam SQL Server menyimpan tabel-tabel data dan pemeliharaan data dalam suatu struktur yang seragam. Struktur basis data yang dimiliki sebagai berikut :
row menyajikan record unik dan setiap kolom menyajikan suatu field dalam
record.
2. Index (Indexed). Index di basisdata merupakan daftar nilai atau data dengan lokasi penyimpanan baris data di tabel. Index dapat dibentuk pada satu kolom atau kombinasi kolom yang diimplementasi dalam B-tree.
3. Views. View adalah satu tabel virtual yang dibentuk oleh query dan bukan sebagai tempat penyimpanan data dalam basisdata.
4. Stored Procedures. Stored Procedures merupakan program yang menyimpan eksekusi perintah maupun SQL di basisdata, menerima parameter input dan memberikan status sukses atau gagal. Keuntungan yag diperoleh adalah program modular, eksekusi lebih cepat, mengurangi beban jaringan dan dapat sebagai mekanisme keamanan.
5. Rule Bisnis dijalankan dengan trigger. Trigger adalah stored procedure yang otomatis bekerja saat perubahan data. Trigger secara beruntun merubah relasi tabel dalam basisdata, menjadi penghalang bila ada constrain, evaluasi kondisi tabel, dan satu tabel dapat terdiri dari banyak trigger.
B. Penataan Keamanan ( Security Management )
Penataan keamanan dimaksudkan untuk melindungi dan menjaga akses database dengan membatasi izin masuk yang mempunyai autorisasi tertentu. Keamanan yang bekerja dalam SQL Server adalah autentikasi dan autorisasi (validasi izin). Autentikasi dijalankan pada login account dan berhubungan dengan obyek instant SQL Server. Autorisasi atau validasi izin mengendalikam aktivitas pengguna yang diijinkan di basisdata SQL Server.
Login merupakan salah satu fasilitas keamanan yang sudah umum dan dapat mengatur autentikasi dan autorisasi. Setiap kali pengguna masuk diwajibkan untuk memberikan identifikasi user dan password. Secara logika fasilitas login akan mengatur autorisasi pengguna akan akses basisdata dan izin beraktivitas atas basisdata tersebut.
2.4. Farmasis (Apoteker)
2.4.1. Definisi Obat, Rekam Medis, Apotek dan Apoteker
Definisi Obat, Rekam Medis, Apotek, dan didefinisikan sebagai berikut :
a. Obat (drugs) adalah bahan kimia yang mempengaruhi proses pikiran atau tubuh (Dorland, 2002).
c. Apotek adalah tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.
d. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi dan telah mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai apoteker (Anonim, 2004).
2.4.2. Standar Operasi Prosedur Farmasis di Apotek
Kompetensi-kompetensi yang dipergunakan oleh farmasis di apotek adalah kompetensi dalam Asuhan Kefarmasian dengan memberikan pelayanan obat kepada Pasien atas permintaan dari dokter, dokter gigi, atau dokter hewan baik verbal maupun non verbal (Anonim, 2003).
A. Tujuan.
a. Menjamin bahwa seluruh proses terapi obat pasien yang diberikan merupakan terapi yang tepat efektif, aman dan nyaman bagi pasien. b. Mengidentifikasi masalah-masalah dan mencegah timbulnya masalah
dalam terapi obat yang menurunkan kualitas hidup pasien. c. Memecahkan masalah obat yang actual dan potensial.
d. Mencapai tujuan terapi sesuai kondisi medis pasien dan keinginan pasien.
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kompetensi ini meliputi proses identifikasi kebutuhan dan masalah yang berhubungan dengan obat pasien yaitu dengan melakukan penilaian kebutuhan pasien yang berhubungan dengan obat, merancang rencana pelayanan dan proses dispensing serta memonitor dan evaluasi kemajuan pasien.
C. Kegiatan
1. Menilai kelengkapan administrative permintaan obat dari dokter, dokter gigi, dokter hewan atau masyarakat.
f. Memastikan kelengkapan resep dokter meliputi nama, umur, berat badan serta identitas pasien, nama obat, kekuatan, dosis, cara penggunaan dan informasi khusus lain yang melekat.
g. Menghitung kesesuaian dosis pasien secara individual atas dasdar diagnosa penyakit pasien.
h. Menilai kemungkinan adanya interaksi antara obat dengan obat, obat dengan makanan, obat dengan penyakit, penyalahgunaan obat, pasien alergi dan efek samping yang potensial.
j. Jika dimungkinkan komunikasi dengan penulis resep pada saat itu, farmasis perlu mengambil tindakan profesi atas persetujuan pasien berupa penyelesaian sementara masalah obat untuk menghindari meningkatnya morbiditas pasien.
k. Melakukan dokumentasi semua tindakan profesi yang telah dilakukan. 2. Melakukan penilaian terapi obat pasien.
a. Melakukan komunikasi dialogis dengan pasien
b. Melakukan identifikasi perihal karakteristik pasien yang meliputi demografi, sosial budaya, penyakit, pengobatan dan kondisi khusus yang perlu diperhatikan.
c. Melakukan identifikasi masalah penyakit pasien yang dirasakan sekarang maupun yang terdahulu.
d. Melakukan identifikasi pengobatan pasien yang dilakukan sekarang, adanya obat rutin maupun riwayat alergi terhadap obat lain.
e. Menanyakan harapan serta hal-hal yang tidak dikehendaki oleh pasien dalam proses terapi obat.
f. Menganalisa semua sumber informasi dan mengelompokkan masalah terapi obat.
h. Membuat dokumentasi sistematik dari keseluruhan proses penilaian yang dilakukan.
3. Membuat perencanaan terapi obat pasien.
a. Analisis kembali masalah terapi obat pasien yang aktual maupun potensial yang di dapatakan dari hasil penilaian.
b. Menetapkan tujuan terapi secara jelas, terukur, memiliki batasan waktu tertentu dan realistis.
c. Merancang intervensi untuk menyelesaikan masalah terapi obat baik actual maupun potensial, untuk mencapai tujuan terapi dan mencegah berkembannya masalah baru.
d. Melakukan intervensi berdasarkan kebutuhan dan kenyamanan pasien dan dapat ditoleransi dengan baik oleh pasien.
e. Memberikan intervensi yang berupa informasi obat, memilihkan obat dan non obat, perubahan regimen dosis, cara penggunaan obat, memilihkan yang sesuai dengan kondisi pasien, memberikan asistensi dalam penggunaan perlengkapanatau alat bantu pemberian obat.
4. Dispensing.
a. Menyiapkan item obat yang dibutuhkan berdasarkan peraturan yang berlaku, standar etika, standar praktek dan ilmu kefarmasian.
c. Menyerahkan obat kepada pasien didikuti dengan pemberian informasi yang memadai dan dibutuhkan pasien.
d. Memberikan motivasi pada pasien untuk mematuhi terapi obat yang di rencanakan.
e. Mendokumentasikan segala sesuatu yang telah dilakukan.
f. Memastikan setiap tahap proses dispensing dilakukan melalui prosedur yang disepakati.
g. Memonitor dan evaluasi sistem dan praktek dispensing yang telah dilakukan.
5. Melakukan evaluasi dan tindak lanjut terapi obat pasien.
a. Mempelajari secara seksama data-data medik, proses pengobatan dan tujuan terapi
b. Menetapkan indikator monitoring
c. Melakukan kunjungan rutin dan berkomunikasi secara aktif atau melalui telepon untuk mengetahui kemajuan terapi pasien dan mendeteksi kemungkinan timbulnya masalah baru dalam terapi obat. d. Melakukan pencatatan tentang perubahan yang terjadi yang meliputi
e. Melakukan penilaian dan perencanaan kembali terapi obat pasien jika ditemukan masalah baru
f. Mendokumentasikan seluruh kegiatan dengan selalu menjaga kerahasiaan pasien.
D. Tanggung Jawab 1. Farmasis
BAB III
ANALISIS DAN DESAIN
3.1. Pemodelan Sistem
Pemodelan program bantu pemilihan obat apotek Sanata Dharma dibuat dengan UML (Unified Modeling Language). Pemodelan untuk analisis dan sistem ini dibuat dalam diagram use case, diagram kelas dan diagram sequence. Diagram use case mempelihatkan kebutuhan dan skenario sistem yang diperlihatkan secara umum dari sisi aktor. Diagram kelas akan dibuat dalam dua model yaitu model kelas Jacobson dan model kelas umum. Model kelas Jacobson akan memperlihatkan kelas-kelas yang berinteraksi secara umum dari tiap use case. Model kelas umum memperlihatkan sruktur kelas yang membentuk sistem dilengkapi dengan atribut dan method. Diagram sequence memperlihatkan interaksi antar kelas melalui pelaksanaan prosedur, fungsi, method atau proses berdasarkan urutan waktu. Diagram-diagram tersebut sudah cukup mencukupi untuk menguraikan sistem program bantu dan memahami cara kerja sistem.
3.1.1 Diagram use case
Berdasarkan komponen penyusun sistem ini maka use case dikelompokkan dalam 4 (empat) diagram paket dan setiap paket mewakili satu atau beberapa use case. Diagram paket ini digambarkan dalam gambar 3.2.
Diagram use case dalam paket Login
Gambar 3.2. Diagram Paket untuk Use Case
Gambar 3.3. Diagram use case dalam paket Login
Gambar 3.1. Penggambaran Aktor
Pengguna
Apoteker Admin Sistem
Pengguna
Apoteker Admin Sistem
Pengguna
Apoteker Admin Sistem
Pengguna
Apoteker Admin Sistem
Login
Pengguna Login
Pengguna
Login Rekam Medis
Pasien PemilihanObat Form Proses
Login Rekam Medis
Diagram use case dalam Paket Rekam Medis
Pengguna
Login
DataPribadiPasien
<<extends>>
PenghitunganDosis
DiagnosisPasien
<<extends>>
<<extends>>
Pengguna
Login
DataPribadiPasien
<<extends>>
PenghitunganDosis
DiagnosisPasien
<<extends>>
<<extends>>
Gambar 3.4. Diagram use case dalam Paket Rekam Medis Diagram use case dalam Paket PemilihanObat
Pengguna
PemilihanObat
DiagnosisPasien
<<extends>>
Pengguna
PemilihanObat
DiagnosisPasien
<<extends>>
Gambar 3.5. Diagram use case dalam Paket PemilihanObat
3.1.2 Skenario Use case
A. Skenario Masuk Login dalam use case Login
Skenario Masuk Login dalam use case Login adalah
- Pengguna memasukkan nama server, username dan password dalam form dan di-submit.
- Sistem menjalankan proses login dengan membuat query untuk memeriksa login dan memberikan hak akses. Bila parameter masukkan benar maka pengguna masuk ke form Pasien..
B. Skenario Pengubahan Login use case Login Skenario pengubahan login use case Login adalah :
- Pengguna memiliki login administrator. Pengguna memilih masuk ke form EditLogin.
- Untuk login baru pengguna men-submit login Baru. Pengguna memilih nama petugas kesehatan di tabel. Pengguna membuat nama user baru. Pengguna membuat password dan kemudian di kotak teks lain memberikan password yang sama sebagai konfirmasi persetujuan. Pengguna menyimpan login setelah nama user, password dan konfirmasi password terisi benar dengan submit.
- Untuk pengubahan login pengguna memilih login user lama di tabel. Pengguna membuat nama user baru. Pengguna membuat password dan kemudian di kotak teks lain memberikan password yang sama sebagai konfirmasi persetujuan. Pengguna menyimpan login setelah nama user,
- Untuk penghapusan login pengguna memilih login user lama di tabel. Pengguna melakukan submit Hapus untuk menghapus login.
C. Skenario DataPribadiPasien use case DataPribadiPasien
Skenario DataPribadiPasien use case DataPribadiPasien adalah :
- Pengguna dapat melihat data nomor rekam medis (NRM) di tabel dengan
submit tombol tampil semua.
- Untuk data rekam medis baru pengguna men-submit tombol Baru. Pengguna dapat memasukkan nama pasien, tempat lahir, tanggal lahir, pekerjaan pasien, alamat pasien, penghasilan pasien, nama penjamin atau pekerjaan penjamin. Pengguna menyimpan data-data pasien dengan submit tombol Simpan.
- Untuk pengubahan data rekam medis pengguna memilih data yang ada di tabel pasien. Pengguna dapat menggubah nama pasien, tempat lahir, tanggal lahir, pekerjaan pasien, alamat pasien, penghasilan pasien, nama penjamin atau pekerjaan penjamin. Pengguna menyimpan pengubahan data-data pasien dengan submit tombol Simpan.
D. Skenario DiagnosisPasien dalam use case DiagnosisPasien
Skenario DiagnosisPasien dalam use case DiagnosisPasien adalah :
- Pengguna memilih satu pasien atau NRM dari daftar pasien di tabel form berisi data-data pasien. Pengguna dapat menuju form tersebut dengan
- Pengguna membuat satu file data rekam medis dengan men-submit Rekam Medis Baru. File data baru berarti ada satu tanggal sistem sekarang yang terbaru. Sistem memasukkan pembuat diagnosis atau yang bertanggung jawab sesuai login.
- Pengguna memilih bahwa memakai resep atau tanpa resep. Pengguna memasukkan bukti resep dan asal bukti yang menganjurkan pemberian obat jika sebelumnya pengguna memilih ada resep. Jenis terapi, indikasi dan kontraindikasi yang tertera pada obat ditampilkan kemudian setelah perhitungan dosis. Jika tidak ada resep atau langkah selanjutnya pengguna melakukan diagnosis dengan mengisi jenis terapi, indikasi dan kontraindikasi atau menolak memberikan pelayanan. Dalam pengisian tersebut pengguna memilih dari daftar yang sudah ada pada tabel form
lookup untuk tiap kategori terapi, indikasi dan kontraindikasi. Pengguna dapat memberikan catatan-catatan mengenai rekam medis pasien.
- Untuk mengubah data rekam medis pengguna memilih satu tanggal dari tanggal kunjung yang ada. Pengguna dapat mengubah data dengan menghapus data lama dan memilih data baru dari tabel pada form sendiri untuk tiap kategori dan menyimpan data. Kecuali bukti resep dan catatan, pengguna harus menghapus data lama kemudian membuat pengisian data baru dan disimpan.
konfirmasi persetujuan ulang untuk hapus karena banyak data dapat terhapus.
E. Skenario PemilihanObat use case Pemilihan obat. Skenario PemilihanObat use case Pemilihan obat adalah
- Pengguna terlebih dahulu memasukkan jenis terapi, indikasi dan kontraindikasi untuk memudahkan pencarian obat. Jika pengguna tidak memasukkan pengguna dapat memilih dari semua data obat yang ada. Pengguna memilih obat-obat di tabel dan ditampilkan di list (daftar). Pengguna men-submit tombol penghitungan dosis untuk masuk ke pencarian interaksi obat.
F. Skenario Pencarian Interaksi use case PemilihanObat
Skenario Pencarian Interaksi use case PemilihanObat adalah :
- Pengguna yang telah memilih obat dapat melihat 3 (tiga) kategori interaksi di 3 tabel. Kategori interaksi tersebut adalah interaksi antar jenis terapi, interaksi jenis terapi dengan produk dan interaksi antar produk.
- Pengguna melihat status “Diijinkan” atau “Tidak diijinkan”. “Diijinkan” berarti interaksi tidak berbahaya atau aman. “Tidak Diijinkan “ berarti interaksi berbahaya atau fatal (menuju kematian). Pengguna dapat melihat hasil pengukuran interaksi dengan submit tombol laporan interaksi untuk membuka form laporan interaksi. Untuk menuju form penghitungan dosis pengguna membuka form pencarian efek samping dengan submit.
Skenario Pencarian Efek Samping use case Pemilihan Obat adalah ;
- Pengguna melihat daftar efek samping di tabel. Pengguna melihat status efek samping yaitu “Diijinkan” atau “Tidak Diijinkan”. “Diijinkan” berarti efek samping tidak berbahaya atau aman. “Tidak Diijinkan “ berarti efek samping berbahaya atau fatal (menuju kematian). Pengguna menuju form penghitungan dosis jika disimpulkan untuk keseluruhan status interaksi dan efek samping dinyatakan “Diijinkan” dengan submit tombol penghitungan dosis.
H. Skenario PenghitunganDosis use case Penghitungan Dosis Skenario Penghitungan use case Penghitungan Dosis adalah :
- Pengguna memilih satu obat di tabel berisi daftar obat yang dipilih. Pengguna memasukkan berat badan dan tinggi badan. Pengguna men-submit
tombol komposisi untuk melihat sediaan dan komposisi yang tersedia pada obat tersebut. Pengguna memilih komposisi yang ada dan data komposisi tersebut dapat dilihat di form penghitungan dosis. Data tersebut meliputi jenis sediaan, maksimal pakai per hari, satuan pemakaian obat, satu hari pakai minimal, satu hari pakai maksimal, maksimum lama pakai dan keterangan pemakaian obat. Bila ada data yang hendak dirubah pengguna dapat mengganti data tersebut.
- Untuk mengubah data dosis lama pengguna memilih satu dosis produk lama di tabel daftar dosis terima. Pengguna dapat mengganti data pada tempat data yang hendak dirubah kecuali produk obat. Pengguna men-submit
tombol simpan untuk menyimpan.
- Untuk menghapus data lama pengguna memilih satu dosis produk lama di tabel daftar dosis terima. Pengguna men-submit tombol hapus untuk menghapus. Daftar obat yang baru dipilih tidak dapat dihapus dan dirubah. I. Skenario Lookup (Pencarian)
Skenario LookUp (Pencarian) dalam use case RekamMedis dan Penghitungan Dosis adalah :
- Pengguna dapat melihat daftar data sesuai tujuan tiap form LookUp dibuat. Pengguna dapat mencari data menurut kata kunci dan submit tombol cari kemudian hasil pencarian dilihat di tabel. Untuk proses menambah data di form detail rekam medis pengguna dapat memilih data yang hendak ditambah atau dipilih dan submit “OK”.
3.1.3 Diagram Kelas model Jacobson Diagram kelas Jacobson untuk use case Login
LoginPengguna KoneksiDB
Pengguna ProsesLogin
FormProses
FormLogin
LoginPengguna KoneksiDB
Pengguna ProsesLogin
FormProses
FormLogin
Gambar 3.6. Diagram kelas Jacobson Masuk Login use case Login
TenagaMedis
LoginPengguna 1
* 1
* Pengguna
ProsesLogin KoneksiDB
FormProses
FormPengubahanLogin TenagaMedis
LoginPengguna 1
* 1
* Pengguna
ProsesLogin KoneksiDB
FormProses
FormPengubahanLogin
Diagram kelas Jacobson untuk use case DataPribadiPasien PersonalPasien Pengguna ProsesDataPribadi Pasien KoneksiDB FormProses FormDataPribadiPasien PersonalPasien Pengguna ProsesDataPribadi Pasien KoneksiDB FormProses FormDataPribadiPasien
Gambar 3.8. Diagram kelas Jacobson use case DataPribadiPasien
Diagram kelas Jacobson use case DiagnosisPasien
IndikasiUnsur GejalaPasien TipeIndikasi IndikasiPasienCatatanPasien PersonalPasien KeteranganRM BuktiMedis TenagaMedis Gejala KoneksiDB Pengguna ProsesRekamMedi s FormProses FormDiagnosisPasien IndikasiUnsur GejalaPasien TipeIndikasi IndikasiPasienCatatanPasien PersonalPasien KeteranganRM BuktiMedis TenagaMedis Gejala KoneksiDB Pengguna ProsesRekamMedi s FormProses FormDiagnosisPasien
Gambar 3.10. Diagram kelas Jacobson Lookup BuktiMedis use case DiagnosisPasien
BuktiMedis KoneksiDB
FormLookUpBuktimedis
ProsesRekamMedi s
Pengguna
FormProses FormDetailDiagnosis
BuktiMedis KoneksiDB
FormLookUpBuktimedis
ProsesRekamMedi s
Pengguna
FormProses FormDetailDiagnosis
Gambar 3.11. Diagram kelas Jacobson Lookup AsalBukti use case DiagnosisPasien
BuktiMedis KoneksiDB
Pengguna
ProsesRekamMedis FormLookUpAsalBukti
FormProses FormDetailDiagnosis
BuktiMedis KoneksiDB
Pengguna FormLookUpAsalBukti
FormDetailDiagnosis
ProsesRekamMedi s
Gejala
GejalaPasien Pengguna
FormDetailDiagnosis
KoneksiDB
FormProses
FormLookUpGejala
ProsesRekamMedi s
Gejala
GejalaPasien Pengguna
FormDetailDiagnosis
KoneksiDB
FormProses
FormLookUpGejala
Gambar 3.12. Diagram kelas Jacobson Lookup Gejala use case DiagnosisPasien
JenisTerapi
TerapiPasien ProsesRekamMedi
s KoneksiDB
FormDetailDiagnosis Pengguna
FormProses
formLookUpTerapi JenisTerapi
TerapiPasien ProsesRekamMedi
s KoneksiDB
FormDetailDiagnosis Pengguna
FormProses
formLookUpTerapi
Gambar 3.14. Diagram kelas Jacobson Lookup Indikasi use case DiagnosisPasien Pengguna ProsesRekamMedi s IndikasiPasien IndikasiUnsur TipeIndikasi FormDetailDiagnosis KoneksiDB FormProses FormLookUpIndikasi Pengguna ProsesRekamMedi s IndikasiPasien IndikasiUnsur TipeIndikasi FormDetailDiagnosis KoneksiDB FormProses FormLookUpIndikasi ProsesRekamMedi s IndikasiUnsur TipeIndikasi IndikasiPasien Pengguna FormDetailDiagnosis KoneksiDB FormProses FormLookUpKontraIndikasi ProsesRekamMedi s IndikasiUnsur TipeIndikasi IndikasiPasien Pengguna FormDetailDiagnosis KoneksiDB FormProses FormLookUpKontraIndikasi
CatatanPasien KoneksiDB
Pengguna FormLookUpCatatanPasien
ProsesRekamMedi s
FormProses FormDetailDiagnosis
CatatanPasien KoneksiDB
Pengguna FormLookUpCatatanPasien
ProsesRekamMedi s
FormProses FormDetailDiagnosis
Gambar 3.16. Diagram kelas Jacobson Lookup CatatanPasien use case DiagnosisPasien Diagram kelas Jacobson use case PemilihanObat
Gambar 3.17. Diagram kelas Jacobson PemilihanObat use case PemilihanObat
KomposisiProduk
TipeIndikasi
IndikasiPasien IndikasiObat
ProdukObat
JenisTerapi TerapiObat
Pengguna ProsesProduk
KoneksiDB FormProses
FormPemilihanObat
KomposisiProduk
TipeIndikasi
IndikasiPasien IndikasiObat
ProdukObat
JenisTerapi TerapiObat
Pengguna ProsesProduk
KoneksiDB FormPemilihanObat
InteraksiTerapiProd uk
JenisTerapi
InteraksiAntarTerap i
TerapiObat
KomposisiProduk
ProdukObat InteraksiAntarProdu
k
Pengguna ProsesInteraksiObat
KoneksiDB FormInteraksiObat
InteraksiTerapiProd uk
JenisTerapi
InteraksiAntarTerap i
TerapiObat
KomposisiProduk
ProdukObat InteraksiAntarProdu
k
Pengguna ProsesInteraksiObat
KoneksiDB FormInteraksiObat
Gambar 3.18. Diagram kelas Jacobson InteraksiObat use case PemilihanObat
ProdukObat IndikasiObat
Pengguna KoneksiDB
FormProses
FormPencarianEfekSamping
ProdukObat IndikasiObat
Pengguna KoneksiDB
FormProses
FormPencarianEfekSamping
Diagram kelas Jacobson use case PenghitunganDosis
IndikasiPasien
PersonalPasien
DaftarDosisPasien HargaProduk
ProdukObat
DosisProduk
KomposisiProduk SediaanObat
Pengguna
KoneksiDB
FormProses FormPenghitunganDosis
IndikasiPasien
PersonalPasien
DaftarDosisPasien HargaProduk
ProdukObat
DosisProduk
KomposisiProduk SediaanObat
Pengguna
KoneksiDB
FormProses FormPenghitunganDosis
Gambar 3.20. Diagram kelas Jacobson Penghitungan use case PenghitunganDosis
SediaanObat
KomposisiProduk
ProdukObat
Pengguna
KoneksiDB
FormProses
FormKomposisi
SediaanObat
KomposisiProduk
ProdukObat
Pengguna
KoneksiDB
FormProses
FormKomposisi
3.1.4. Diagram Sequence
Diagram Sequence untuk use case Login
: LoginPengguna : Pengguna: FormLogin : ProsesLogin : KoneksiDB
1: memasukkan nama server, user, password
2: cmOk_click
3: Login_Masuk
6: jika login ada, user boleh masuk
7: jika login kosong, user tidak boleh masuk
8: tampil kesalahan, pengulangan login
4: Login_Masuk
5: Login_masuk
: LoginPengguna : Pengguna: FormLogin : ProsesLogin : KoneksiDB
1: memasukkan nama server, user, password
2: cmOk_click
3: Login_Masuk
6: jika login ada, user boleh masuk
7: jika login kosong, user tidak boleh masuk
8: tampil kesalahan, pengulangan login
4: Login_Masuk