• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh. Abstract

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh. Abstract"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PELAYANAN FISKUS DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG

MELAKUKAN KEGIATAN UKM (Studi Empiris Pada KPP Pratama Padang )

Oleh

Jumiati Gustina1, Ethika1, Yunilma1.

Jurusan1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta

Email jumiati_gustina@yahoo.co.id

Abstract

This research aims to get the empirical evidence about the effect of the awareness of tax payer, the fiscal service and the tax penalties toward the pursuance of individual taxpayer carrying out UKM activity. In this research, the objects researched are some people who carry out UKM activity. The process of finding the information about the data was done by spreading out the questioners. This research uses two variables. The first variable is dependent variable, that is individual taxpayer's pursuance of the tax, and the second is independent variable consisting of the awareness of tax payer, the fiscal service and the tax penalties. The hypothesis was tested by using statistical examiner of a- double regression model and t-statistical examiner. Based on the testing toward the hypothesis, it is found that the awareness of taxation and the tax sanction significantly influence the pursuance of individual taxpayer carrying out UKM activity, while the tax service don't significantly influence the awareness of tax payer, the fiscal service and the tax penalties toward the pursuance of individual taxpayer carrying out UKM activity.

 

Key words: The Awareness of Tax Payer, Fiscal Service, Tax Penalties  

 

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan laju pembangunan nasional pada saat ini terus menunjukan peningkatan, proses tersebut dilakukan secara bertahap melalui perencanaan pembangunan yang strategis. Dana yang diperoleh untuk melaksanakan proses pembangunan bersumber dari APBN dan pajak. Oleh sebab itu fenomena ini

menunjukan bahwa pajak merupakan elemen penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah secara intensif mencoba melakukan sosialisasi tentang berbagai program pajak melalui berbagai media promosi atau pun sosialiasi yang dilakukan melalui seminar atau simposium. Walaupun demikian permasalahan umum yang terus terjadi adalah berhubungan

(2)

dengan kepatuhan wajib pajak baik yang ditujukan untuk wajib pajak badan maupun pribadi.

Prilaku wajib pajak jauh dari yang diharapkan, dalam hal ini wajib pajak pribadi khususnya dan wajib pajak badan pada umumnya berusaha untuk menghindari pajak dan sering melakukan pembayaran pajak tidak tepat waktu. Kondisi ini tentu membuat kantor penerimaan layanan pajak menjadi bekerja keras untuk melakukan penyesuaian pencatatan pajak. Menurut Muliari dan Setiawan (2010) kepatuhan wajib pajak orang pribadi dipengaruhi oleh beberapa variabel yaitu berhubungan dengan kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus hingga sanksi yang diajukan kepada wajib pajak orang pribadi.

Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 544 / KMK.04 / 2000 kriteria patuh terlihat dari perilaku wajib pajak untuk tepat waktu dalam menyampaikan SPT untuk semua jenis pajak dalam dua tahun terakhir. Patuh juga di identifikasikan bahwa wajib pajak tidak mempunyai tunggakan pajak, tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana dibidang pajak dalam jangka waktu 10 tahun terakhir, selalu menyelenggarakan pembukuan tentang penghasilan usaha dan pembayaran pajak, dan melakukan proses

audit terhadap laporan keuangan pribadi atau pun perusahaan oleh pihak-pihak yang berkompeten. Kesadaran pajak menunjukkan sikap yang dilakukan secara spontan untuk melakukan pembayaran pajak.

Menurut Widigdo (2008) kesadaran pajak muncul ketika wajib pajak orang pribadi maupun badan memiliki pengetahuan dan mampu memahami pajak dengan baik, sehingga mendorong mereka secara sukarela untuk memenuhi kewajiban tersebut. Semakin tinggi kesadaran pajak yang dimiliki oleh wajib pajak orang pribadi atau pun badan akan mendorong meningkatnya tingkat kepatuhan pajak, sekaligus menjalankan fungsi sebagai warga negara yang baik.

Peningkatan kepatuhan wajib pajak orang pribadi atau pun badan akan meningkat ketika kantor layanan pemerimaan pajak dalam hal ini KPP Pratama Padang dapat memberikan layanan fiskus yang sesuai dengan yang diinginkan oleh wajib pajak pribadi atau pun badan. Menurut Wardoyo (2008) pelayanan fiskus adalah bentuk pelayanan yang diberikan oleh petugas pajak untuk membantu proses pembayaran pajak yang dilakukan oleh wajib pajak. Layanan fiskus berperan untuk memberikan penilaian positif kepada wajib pajak tentang layanan

(3)

perpajakan yang disediakan lembaga penerimaan pajak, khususnya KPP Pratama Padang.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan kepada latar belakang masalah maka dapat dirumuskan sejumlah masalah yang akan dibahas didalam penelitian ini yaitu:

1. Apakah kesadaran wajib pajak pribadi berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada KPP Pratama Padang ?

2. Apakah pelayanan fiskus berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada KPP Pratama Padang ?

3. Apakah sanksi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada KPP Pratama Padang ?

3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan kepada perumusan masalah maka dapat diajukan beberapa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh empiris:

1. Kesadaran wajib pajak pribadi terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada KPP Pratama Padang.

2. Pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada KPP Pratama Padang.

3. Sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada KPP Pratama Padang.

Landasan Teori 1. Usaha Kecil Menegah

Secara umum berdasarkan total aset usaha kecil dapat didefinisikan sebagai sebuah kegiatan usaha yang memiliki kekayaan paling banyak mencapai Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat membuka usaha. Jika kita lihat lebih luas pengertian usaha kecil menegah berdasarkan penjualan bersih per tahun, adalah unit usaha yang menghasilkan paling banyak Rp 1.000.000.000 (satu milyar) per tahun, sedangkan unit usaha kecil menengah jika ditinjau dari status kepemilikan adalah sebuah usaha perorangan yang dapat berbadan hukum atau yang didalamnya juga termasuk koperasi (Kasmir, 2010).

Berdasarkan UU No 1 Tahun 1995, usaha kecil dan menegah memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Kekyaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk

(4)

tanah dan bangunan tempat usaha.

2. Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 1 Milyar

3. Milik Warga Negara Indonesia (WNI)

4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang di miliki atau dikuasai usaha besar.

5. Bentuk usaha per orang, badan usaha berbadan hukum atau tidak termasuk koperasi.

6. Untuk sektor industri memiliki total asset maksimal lima milyar

7. Untuk sektor non industri, memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 600.juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha), atau memiliki hasil penjualan tahunan minimal Rp 3 Miliar pada usaha yang dibiayai.

2. Pajak

Soemasaid (2006) pajak merupakan iuran wajib yang bersifat memaksa dan diberikan kepada seluruh warga negara yang memenuhi syarat. Pajak merupakan iuran wajib dan berguna bagi peningkatan kemakmuran

masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Menurut Mardiasmo (2011) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan unsur pajak sebagai iuran kepada negara. Dalam hal ini yang berhak hanyalah negara. Iuran tersebut berupa uang bukan barang, selain itu pajak juga berupa undang-undang dalam hal ini pajak didasarkan dan dibuat sesuai dengan undang-undang, pajak dipungut tanpa adanya imbalan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara yakni

pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

3. Wajib Pajak

Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotongan pajak dan pemungutan pajak yang mempunyai hak dan kewajiban pajak sesuai ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan.

Setiap wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib

(5)

pajak mendaftarkan diri pada kantor Direktorat jenderal pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan wajib pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

4. Kepatuhan Wajib Pajak Kepatuhan berasal dari kata patuh, yang menurut kamus umum bahasa Indonesia, patuh berarti suka menurut perintah, taat kepada perintah atau aturan, berdisiplin. Sedangkan kepatuhan berarti sifat patuh, ketaatan, tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan.

Menurut Nasucha (2004) adalah kepatuhan pada otoritas atau aturan-aturan. Kepatuhan menunjukkan adanya kekuatan yang mempengaruhi individu secara eksplisit. Kepatuhan juga merupakan respon yang tipikal dari individu lain yang status dan kekuasaanya lebih tinggi.

Definisi kepatuhan menurut PPh Pasal 25 wajib pajak pribadi adalah pembayaran kewajiban pajak yang dilaporkan tepat waktu. Berdasarkan uraian ringkas tersebut dapat disimpulkan bahwa kepatuhan menunjukan kesadaran diri untuk melakukan pembayaran pajak secara sukarela tepat pada waktunya. Dalam definisi yang lebih luas kepatuhan

pajak dapat didefinisikan sebagai sikap moral untuk secara sukarela melakukan pembayaran pajak hingga tenggang waktu yang ditetapkan.

5. Kesadaran Pajak

Menurut Bernardin (2005) kesadaran pajak didefinisikan sebagai sebuah prilaku yang menunjukan pernyataan sikap untuk mentaati kewajiban pajak baik secara pribadi maupun badan. Kesadaran pajak terbentuk karena adanya sikap yang menjunjung nilai etika moral dan norma hukum dan rasa bertanggung jawab karena menjadi seorang warga negara yang baik. Kesadaran pajak dapat ditunjukan dengan sikap untuk secara sukarela melakukan pemenuhan kewajiban pajak tepat pada waktunnya.

Kesadaran pajak tentu tidak tumbuh dengan sendirinya. Kesadaran tersebut terbentuk adanya pembelajaran terhadap perpajakan atau pun bidang ilmu yang berhubungan dengan norma hukum. Proses pembelajaran dan pemahaman yang baik terhadap arti penting pajak tentu akan menciptakan kesadaran di dalam diri untuk melakukan pembayaran pajak tepat pada waktunya.

Menurut Muliari (2010) keadaran pajak yang terlihat didalam diri wajib pajak pribadi dapat diukur dengan

(6)

menggunakan beberapa indikator yaitu sebagai berikut:

a. Ketepatan dalam pembayaran pajak

b. Secara sukarela menyisihkan sebagian kecil penghasilan untuk melakukan pembayaran pajak. c. Tidak menunggu masa waktu

pembayaan pajak habis untuk melakukan pembayaran.

d. Jarang mendapatkan sanksi akibat lalai dalam pembelajaran pajak.

6. Pelayanan Fiskus

Pelayanan adalah kemampuan untuk membantu yang diperlihatkan secara individu atau pun tim. Ketika kita mempelajari tentang pajak tentu kita mengenal adanya pelayanan fiskus. Secara umum fiskus merupakan petugas. Jadi pelayanan fiskus dapat didefinisikan sebagai cara petugas pajak dalam membantu, mengurus dan menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan seseorang yang dalam hal ini adalah wajib pajak (Jatmiko, 2006). Menurut Kotler dan Keller (2010) pelayanan yang baik harus mengandung lima instrument serqual yang meliputi:

a. Tangible adalah wujud dari pelayanan yang diberikan petugas pajak kepada wajib pajak.

b. Reliability, adalah konsistensi mutu dan kualitas pelayanan yang diberikan oleh petugas pajak kepada wajib pajak.

c. Assurance, adalah jaminan yang diberikan kantor pajak kepada wajib pajak untuk mendapatkan pelayanan yang maksimal.

d. Responsibility adalah ketepatan dan keakuratan dan pelayanan pajak yang diberikan petugas (fiskus) kepada wajib pajak

e. Emphaty adalah sikap peduli yang diperlihatkan petugas pajak kepada wajib pajak.

7. Sanksi Pajak

Menurut Reader (2005) sanksi merupakan bentuk hukuman yang diberikan kepada setiap individu yang melakukan pelanggaran terhadap norma hukum, salah satu sanksi juga dapat diberikan kepada individu atau pun badan yang tercatat berdasarkan prosedur hukum sebagai wajib pajak. Sanksi dapat diberikan secara langsung dan tidak langsung kepada pihak yang melakukan pelanggaran. Sanksi yang diterima individu yang melanggar tentu beraneka ragam mulai dari yang ringan hingga sanksi yang berat.

Ragam sanksi yang diberikan kepada masing-masing individu tentu

(7)

berbeda tergantung pada besarnya kecurangan atau besarnya prosedur yang dilanggar, sanksi yang diberikan kepada wajib pajak dapat berupa denda atau pun sanksi pidana, kurungan, penyitaan assets hingga sanksi yang berhubungan dengan pemberhentian pencabutan izin usaha dan sebagainya.

8. Pengembangan Hipotesis Berdasarkan kepada landasan teori dan pengembangan hipotesis maka diajukan beberapa hipotesis yaitu:

H1 Kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada KLPP Pratama Padang

H2 Pelayanan Fiskus berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada KLPP Pratama Padang

H3 Sanksi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada KLPP Pratama Padang

9. Model Kerangka Berfikir Berdasarkan kepada uraian teori dan beberapa hasil penelitian terdahulu maka dapat diajukan sebuah model kerangka berfikir yang akan dipedomani didalam tahapan pengolahan data

didalam penelitian ini seperti terlihat didalam gambar I dibawah ini:

Gambar I Model Penelitian

Metode Penelitian 1. Populasi dan Sampel

Menurut Sekaran (2005) populasi kesatuan atribut yang saling bekerja sama untuk mencapai satu tujuan tertentu. Didalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di kantor pelayanan pembayaran pajak Pratama Padang.

Untuk mempersempit ruang lingkup pembahasan didalam model penelitian ini maka dilakukan pengambilan sampel. Menurut Sekaran (2006) sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili. Pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah beberapa orang wajib pajak Pelayanan Fiskus Sanksi Pajak KepatuhanWajib Pajak Kesadaran Wajib Pajak

(8)

pribadi yang terdaftar di Kantor Layanan Pembayaran Pajak Pratama Padang.

Agar mendapatkan ukuran sampel yang tepat maka digunakan metode pengambilan sampel dengan model non probability sampling, dengan asumsi jumlah wajib pajak pribadi tidak diketahui secara pasti dan memiliki jumlah yang tidak terbatas. Model pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Menurut Sugiyono (2005) purposive sampling adalah metode pengambilan sampel yang didasarkan pada kriteria khusus yang melekat pada populasi. Didalam penelitian ini kriteria yang digunakan meliputi:

1. Wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di Kantor Layanan Pembayaran Pajak Pratama Padang.

2. Wajib pajak yang menekuni usaha dibidang Unit Usaha Kecil

Menengah (UKM) yang berada di kota Padang.

2. Jenis dan Sumber Data

Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang dicari dan diolah secara langsung oleh peneliti dan belum pernah dipublikasikan oleh pihak-pihak yang

berkepentingan melalui media masa atau pun lembaga resmi lainnya. Bentuk data primer yang digunakan pada penelitian ini adalah data kualitatif yang diperoleh melalui proses penyebaran kuesioner kepada responden yang memenuhi kriteria pengambilan sampel.

3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Penelitian ini didukung oleh dua kelompok variabel penelitian yaitu sebagai berikut:

3.1 Variabel Dependen Kepatuhan Wajib Pajak (y) Kepatuhan wajib pajak adalah suatu kondisi dimana wajib pajak mengetahui, mengakui, menghargai dan menanti ketentuan perpajakan yang berlaku serta memiliki kesungguhan dan keinginan untuk memenuhi kewajiban pajaknya. Untuk mengukur kepatuhan wajib pajak digunakan indikator yang di adopsi dari Muliari (2010) yaitu tepat waktu, prestasi dan kredibilitas.

3.2 Variabel Independen

Pada penelitian ini digunakan beberapa variabel independen yaitu sebagai berikut:

Kesadaran Wajib Pajak (X1)

Banbang (2010) kesadaran wajib pajak berhubungan dengan komitmen

(9)

untuk melaksanakan pembayaran pajak tepat pada waktunya atau tdak terlambat dari waktu yang ditentukan. Untuk mengukur kesadaran pajak maka digunakan indikator yang diadopsi dari Muliari (2010) yaitu tepat waktu, tidak memiliki tunggakan pajak, tidak pernah dijatuhi hukum dan dalam dua tahun terakhir melaksanakan pembukuan pajak.

Pelayanan Fiskus (X2)

Menurut Wardoyo (2008) pelayanan fiskus adalah bentuk pelayanan yang diberikan oleh petugas pajak untuk membantu proses pembayaran pajak yang dilakukan oleh wajib pajak. Untuk mengukur layanan fiskus dapat diukung dengan menggunakan indikator tangible, reliability, responsibility, assurance dan emphaty.

Sanksi Perpajakan Pribadi (X3)

Menurut Setiawan dan Muliari (2010) mengungkapkan bahwa sanksi merupakan bentuk hukuman yang diberikan kepada setiap individu yang melakukan pelanggaran terhadap norma hukum, salah satu sanksi juga dapat diberikan kepada individu atau pun badan yang tercatat berdasarkan prosedur hukum sebagai wajib pajak. Untuk mengukur sanksi perpajakan maka

digunakan indikator yang diadopsi dari Muliari (2010) yaitu sanksi pidana, sanksi administrasi, sanksi yang cukup. berat dan sanksi yang harus dikenakan dan penegasan sanksi

4 Metode Analisis

Untuk melakukan pengujian hipotesis maka dilakukan dengan menggunakan metode analisis kuantitatif, secara umum analisis kuantitatif yang dilakukan ditandai dengan pengujian instrument data, pengujian asumsi klasik, pengujian statistik dan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t-statistik

Analisis Hasil Dan Pembahasan Pengujian Statistik

Setelah seluruh variabel penelitian yang digunakan terbebas dari seluruh gejala asumsi klasikan maka tahapan pengujian statistik dapat segera dilakukan. Berdasarkan hasil pengujian statistik yang telah dilakukan dengan menggunakan program SPSS diperoleh ringkasan hasil seperti terlihat pada sub bab dibawah ini:

1. Analisis Koefisien Determinasi Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil terlihat pada Tabel 4.8 dibawah ini:

(10)

Tabel 1

Hasil Pengujian Koefisien Determinasi

Pada Tabel 1. terlihat bahwa nilai R-square yang dihasilkan adalah sebesar 0,287. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus dan sanksi perpajakan memiliki variasi kontribusi dalam mempengaruhi kepatuhan wajib pajak pribadi sebesar 28,70% sedangkan sisanya sebesar 71,30% lagi dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan didalam model penelitian ini.

2. Uji F-statistik

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil terlihat pada Tabel 4.9 dibawah ini:

Tabel 2

Hasil Pengujian F-statistik

Pada Tabel 2 terlihat bahwa didalam pengujian F-statistik diperoleh nilai signifikan sebesar 0,001, didalam

tahapan pengujian digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,001 < 0,05 maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa kesadaran wajib pajak pribadi, pelayanan fiskus, dan sanksi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pribadi. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa model regresi yang diajukan diterima, sehingga tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilaksanakan.

3. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan tahapan pengujian hipotesis yang telah dilaksanakan dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh ringkasan hasil pengujian terlihat pada Tabel 4.10 dibawah ini yaitu:

Tabel 3

Hasil Pengujian Hipotesis Variabel

Penelitian Sig Alpha Kesimpulan

(Constanta) - - -

Kesadaran Wajib

Pajak Pribadi 0,094 *0,10* Signifikan Pelayanan Fiskus 0,527 0,05 Tidak

Signifikan Sanksi 0,036 0,05 Signifikan

Pada Tabel 3 terlihat bahwa masing-masing variabel penelitian yang digunakan memiliki nilai koefisien

Model Summary .536a .287 .243 1.267 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), Sanksi Perpajakan, Pelayanan Fiskus, Kesadaran Wajib Pajak

a. ANOVAb 31.067 3 10.356 6.454 .001a 77.018 48 1.605 108.085 51 Regression Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Sanksi Perpajakan, Pelayanan Fiskus, Kesadaran Wajib Pajak

a.

Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak Pribadi b.

(11)

regresi yang dapat menunjukan arah pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Secara umum model regresi linear berganda yang digunakan meliputi:

Y = 8,513 + 0,100x1 + 0,023x2 + 0,247x3 Berdasarkan persamaan regresi linear berganda yang telah terbentuk dapat dibuat analisis dan pembahasan terhadap hasil yang diperoleh didalam penelitian ini seperti terlihat pada sub bab dibawah ini:

3.1 Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak

Pribadi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama yang bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh kesadaran wajib pajak pribadi terhadap kepatuhan wajib pajak, diperoleh nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,100 dengan nilai signifikan sebesar 0,094. Pada tahapan pengolahan data digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,10. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,094 < 0,10 maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa kesadaran wajib pajak pribadi berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pribadi pada pengusaha kecil menegah di kota Padang.

Sesuai dengan hasil pengujian hipotesis pertama teridentifikasi bahwa kesadaran wajib pajak pribadi berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pribadi yang beraktifitas sebagai pengusaha kecil dan menegah di kota Padang. Didalam model pengujian regresi terlihat bahwa kesadaran wajib pajak memiliki koefisien regresi bertanda positif. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa kesadaran wajib pajak yang tinggi akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak pribadi. Kondisi tersebut terjadi karena pada umumnya responden yang berpartisipasi didalam penelitian ini memiliki kesadaran yang tinggi untuk menjalankan tanggung jawab pribadi pada negara, kesadaran tersebut muncul dari dalam diri individu atau pun karena adanya kontribusi variabel yang berasal dari luar diri individu seperti adanya sosialisasi tentang pajak, pembelajaran tentang pajak hingga sanksi pajak yang kuat. Meningkatnya kesadaran wajib pajak membuat wajib pajak pribadi secara sukarela melakukan pembayaran pajak tepat waktu, perilaku yang diperlihatkan wajib pajak menunjukan bahwa kesadaran pajak yang dimiliki wajib pajak pribadi mengalami peningkatan.

(12)

3.2 Pengaruh Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Sesuai dengan hasil pengujian hipotesis kedua, diperoleh nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,023 didalam tahapan pengolahan juga diperoleh nilai signifikan sebesar 0,527. Pada tahapan pengolahan data juga digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil tersebut menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,527 > alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa pelayanan fiskus tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pribadi yang beraktifitas sebagai pengusaha kecil menegah di kota Padang.

Sesuai dengan hasil pengujian hipotesis kedua dapat disimpulkan bahwa pelayanan fiskus tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pribadi, hasil yang diperoleh tidak konsisten dengan hipotesis yang diajukan. Kondisi tersebut terjadi karena pada umumnya wajib pajak pribadi merasakan kenyamanan dan kepuasan ketika mendapatkan pelayanan dari fiskus, dalam hal ini petugas selalu dapat memberikan informasi yang tepat dan akurat, ketika wajib pajak pribadi

menanyakan berbagai informasi yang berhubungan dengan tata cara pembayaran pajak, kenyamanan yang dirasakan dalam melaksanakan kegiatan pembayaran pajak telah dirasakan dalam waktu yang panjang. Keadaan tersebut tentu membuat wajib pajak pribadi menilai pelayanan fiskus bukan lagi menjadi variabel yang akan mempengaruhi kepatuhan wajib pajak pribadi, variabel tersebut dapat berupa sanksi, teknologi perpajakan dan berbagai variabel lainnya yang tidak digunakan didalam penelitian ini.

Hasil yang diperoleh didalam tahapan pengujian hipotesis kedua konsisten dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Zulaikha (2012) hasil penelitiannya berhasil menemukan bahwa pelayanan fiskus dari petugas pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajip pajak orang pribadi. Siregar (2010) hasil penelitiannya menunjukan bahwa pelayanan fiskus yang diperlihatkan oleh petugas layanan pajak mampu meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Utami et al (2010) mengungkapkan bahwa kualitas pelayanan fiskus berpengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak pribadi, semakin baik kualitas pelayanan yang diberikan kepada wajib pajak tentu akan mendorong menguatnya kepatuhan

(13)

wajib pajak pribadi. Kenyamanan yang dirasakan dalam membayar pajak akan memperkuat kesadaran wajib pajak untuk pemenuhan tanggung jawab pajaknya.

3.3 Pengaruh Sanksi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga yang bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak pribadi diperoleh koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,247 dengan nilai signifikan sebesar 0,036. Pada tahapan pengolahan data digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,036 < alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa sanksi pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan waiib pajak pribadi.

Hasil yang diperoleh didalam tahapan pengujian hipotesis ketiga menunjukan bahwa sanksi pajak berpengaruh positif yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pribadi. Temuan tersebut menunjukan bahwa semakin kuat sanksi pajak yang diberikan akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak pribadi. Hasil yang diperoleh tersebut terjadi karena pada umumnya

wajib pajak pribadi relatif takut dengan sanksi pajak yang keras, seperti adanya sanksi pidana, sanksi denda bagi wajib pajak yang lalai atau terlambat dalam membayar pajak. Aspek psikologis yang muncul akibat keras sanksi pajak mendorong rasa takut pada wajib pajak untuk segera memenuhi kewajiban pajaknya tepat pada waktunya, oleh sebab itu sanksi pajak yang keras dan ketat akan mendorong meningkatkan kepatuhan wajib pajak pribadi.

PENUTUP 1. Kesimpulan

Berdasarkan kepada analisis dan pembahasan hasil pengujian hipotesis maka diajukan beberapa hasil pengujian yang merupakan jawaban dari sejumlah masalah yang diajukan yaitu:

1. Kesadaran wajib pajak pribadi berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pribadi yang memiliki aktifitas sebagai pengusaha kecil menengah di kota Padang.

2. Pelayanan fiskus tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pribadi yang memiliki aktifitas sebagai pengusaha kecil menengah di kota Padang.

(14)

3. Sanksi pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pribadi yang memiliki aktifitas sebagai pengusaha kecil menengah di kota Padang.

3. Saran

Berdasarkan kepada hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat diajukan beberapa saran yang dapat memberikan kontribusi positif bagi:

1. Peneliti selanjutnya, disarankan untuk mencoba menambahkan jumlah responden yang akan dijadikan sampel. Karena semakin banyak jumlah responden yang akan digunakan tentu dapat memperbaiki kontribusi hasil yang akan diperoleh.

2. Peneliti selanjutnya, disarankan untuk mencoba menambahkan minimal satu variabel penelitian yang belum digunakan didalam penelitian ini seperti variabel pengetahuan atau pun variabel sikap atau persepsi perpajakan, saran tersebut penting dilakukan untuk meningkatkan akurasi hasil yang diperoleh dimasa mendatang.

3. Kantor layanan pajak disarankan untuk terus melakukan kegiatan sosialisasi dibidang perpajakan

untuk menumbuhkan kesadaran wajib pajak pada tanggung jawab pajak.

DAFTAR PUSTAKA

Agustiantono. 2010. Pengaruh Kesadaran Pajak, Pelayanan Pajak dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pribadi Pada KPP Pratama Sudiharjo. Jurnal Perpajakan Volume 3 Nomor 2. Universitas Brawijaya, Malang. Banbang Arifin, 2010. Faktor Faktor

yang Mempengaruhi Kepatuhan Pajak Pada Wajib Pajak Pribadi yang Terdaftar di KPP Pratama Semarang. Jurnal Akuntansi Perpajakan Volume 2 Nomor 1.

Universitas Dipenegoro, Semarang.

Brothodirjo. 2003. Dasar Dasar Perpajakan (Teori dan Aplikasi). Salemba Empat, Jakarta.

Bernardin C Russel. 2005. Organizational Behaviour. McGraw-Hill, Irwin.

Ghozali, Imam. 2010. Analisis Multivarite dengan SPSS 15.0. Badan Pernerbit Universitas Dipenegoro, Semarang.

Gujarati Damodar. Econometrica. Erlangga, Jakarta.

Jatmiko Ariwibowo,2006.Pajak (Teori dan Aplikasi). Gramedia pustaka. Jakarta.

Kasmir. 2008. Kewirausahawan. Gramedia Pustaka, Jakarta.

(15)

Keller Hendric. 2010. Payble tax ( Theory and anlysis). Prienticehall, Internacional. Florida.

Mardiasmo. 2011. Pengaruh Kesadaran Pajak, Pengetahuan, dan Persepsi Terhadap Kepatuhan Pajak Pada Wajib Pajak Pibadi pada KPP Pratama Bandar Lampung. Jurnal Akuntansi Perpajakan Volume 2 Nomor 1. Universitas Gunadarma, Jakarta.

Muliari Ketut Ni dan Setiawan Ery Putu. 2010. Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur. Jurnal Akuntansi Perpajakan Nomor 1 Volume 2. Universitas Brawijaya, Malang.

Nasucha. 2004. Dasar Dasar Perpajakan (Teori dan Aplikasi). Gramedia Pustaka, Jakarta.

Piliang Andi. 2013. Dasar Dasar Perpajakan (Teori dan Aplikasi). Erlangga, Jakarta.

Reader. 2005. Tax Analysis.

www.articlebogsport.com

Santoso Singgih. 2005. Analisis Multivariate dengan SPSS XVI. Gramedia Pustaka, Jakarta.

Setiawan Ery Putu. 2010. Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pratama

Denpasar Timur. Jurnal Akuntansi Perpajakan Volume 5 Nomor 2. Univeristas Udayana, Malang.

Sekaran Uma. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis. Erlangga, Jakarta.

Siregar Arionto.20100. Pengaruh pengetahuan, Kesadaran Pajak,dan Sanksi Pajak terhadap

Kepatuhan Pajak Pada Wajib Pajak Pribadi Pada Kantor Penerimaan Pelayanan Pajak Pratama Bandar Lampung. Jurnal Akuntansi Perpajakan Volume 2 No 2. Universitas Sumatra Utara. Medan

Sormasaid. 2006. Pajak dalam Perspektif Hukum dan Norma. Erlangga, Jakarta.

Sugiyono. 2005. Dasar Dasar Ekonometrika. Salemba Empat, Jakarta

Wardoyo.2008. Dasar-dasar Perpajakan. Gramedia Pustaka. Jakarta

Widigdo.2008. Pengenalan Pajak (teori dan aplikasi). Gramedia Pustaka, Jakarta.

Zulaikha Fadli.2012.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Badan pada KPP Pratama,

Jakarta.jurnal Akuntansi Perpajakan Volume 2 no 1.

Universitas Brawijaya, Malang.

Gambar

Gambar I  Model Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu dampak negatif dari perubahan struktural tersebut adalah meningkatnya arus urbanisasi yang akan menghambat proses pemerataan hasil pembangunan, di

whose job. which curot bc removed frcn ttre audir tunction. The consuttant foi the nnemal auditor nrcdon is a. Elatively new rcle, which clries lhe nxemal

Dalam regresi menggunakan analisis Uji Parsial pengaruh luas lahan, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan dan keberadaan alternatif usaha terhadap pendapatan petani miskin di

Penulisan ilmiah ini membahas cara pembuatan suatu aplikasi transaksi sederhana dengan menggunakan fasilitas-fasilitas yang telah tersedia pada visual basic v.6. Aplikasi

Meskipun dalam tulisan Dalgic (2000) sebuah orientasi pasar adalah merupakan budaya keorganisasian, namun hasil penelitian menyatakan bahwa pada sebuah UMKM, aspek

[r]

Setelah mengisi form ini dengan lengkap dan melampirkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan, mohon segera dikirim kembali ke alamat email : dp2mdikti@yahoo.co.id;

 Guru menggunakan teks bacaan singkat dan dialog yang disajikan pada Buku Siswa untuk membuka kegiatan pembelajaran dan diskusi tentang perpindahan panas..