• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN ORGANISASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI KABUPATEN SUMEDANG : Studi Deskriptif Kesiapan Beberapa Perguruan Tinggi Swasta Menjelang Pembentukan Universitas Sebelas April Di Sumedang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN ORGANISASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI KABUPATEN SUMEDANG : Studi Deskriptif Kesiapan Beberapa Perguruan Tinggi Swasta Menjelang Pembentukan Universitas Sebelas April Di Sumedang."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN ORGANISASI

PERGURUAN TINGGI SWASTA DI KABUPATEN SUMEDANG

(Studi Deskriptif Kesiapan Beberapa Perguruan Tinggi Swasta Menjelang Pembentukan Universitas Sebelas April Di Sumedang)

TESIS

Diajukan Kepada Panitia ujian Tesis Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung

Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Bidang Studi Administrasi Pendidikan

Oleh : Bambang Rosana

NIM 009532

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

PROF. DR. ACHMAD SANUSI. S.H.

Pembimbing I

5^M=^_

PROF. DR. H.M. 1DOCHI ANWAR. M.Pd.

Pembimbing II

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UPI BANDUNG

(3)

MENGETAHUI :

KETUA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROF. DR. H. TB. ABIN SYAMSUDDIN MAKMUN, MA.

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(4)

ABSTRAK

Dalam perkembangannya Perguruan Tinggi swasta tidak terlepas dari permasalahan-permasalahan yang dihadapinya terutama kualitas lulusan dan relevansinya dengan kebutuhan masyarakat.

Sekolah Tinggi Keguruan dan llmu pendidikan (STKIP) dan Sekolah Tinggi llmu Administrasi (STIA) Sebelas April Sumedang yang

menjadi objek penelitian, telah berusaha mengembangkan organisasinya

agar dapat memenuhi tuntutan konstituensi perguruan tinggi dalam mempersiapkan menjelang pembentukan Universitas Sebelas April (UNSAP) Sumedang.

Penelitian ini bertujuan untuk membuat deskripsi dan analisis

terhadap lingkungan organisasi, visi, misi, arah dan tujuan organisasi, serta strategi dan kebijakan pengembangan organisasi dan pelaksanaannya, terutama dilihat dari Konsep Manajemen Stratejik (MS) dan Balanced Scorecard (BSC).

Subjek penelitian terdiri dari Ketua Sekolah Tinggi dan unsur pimpinannya (Pembantu Ketua I, II, III.) serta Ketua Yayasan. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif pendekatan kualitatif, dengan alat pengumpul datanya wawancara, observasi dan studi dokumentasi.

Penelitian ini memperoleh beberapa temuan, antara lain : (1) STKIP dan STIA Sebelas April Sumedang sama-sama mempunyai kekurangan khususnya Prasarana, sarana, dana dan SDM yang sangat diperlukan untuk pengembangan dan pemeliharaan organisasi kurang memadai.(2) STKIP dan STIA Sebelas April dalam melaksanakan pengelolaan pendidikan dan pengembangan organisasi telah mengacu pada Konsep Manajemen Stratejik (MS).(3) Kesefakatan antara Yayasan dengan Pelaksana harian sangat jelas, dimana Yayasan mengelola Prasarana, Sarana dan Keuangan. Sedangkan pelaksana harian mengelola pendidikan.

Penelitian ini menarik beberapa kesimpulan sesuai dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

(1) Bahwa dalam merumuskan dan menetapkan visi, misi, arah dan tujuan serta strategi dan kebijakan hams memperhatikan hasil analisis

lingkungan internal dan ekstemal organisasi.

(2) Rumusan visi dibuat oleh Tim kerja yang terdiri dari Ketua dan Pembantu

Ketua I, II, III dan Ketua Yayasan dengan memperhatikan hasil analisis

lingkungan organisasi dan disahkan dengan legitiminasi senat Sekolah

Tinggi.

(3) Program pendidikan tinggi unggulan yang mempunyai posisi strategis di masa depan di STKIP Sebelas April Sumedang adalah Pendidikan

Matematika /S1 dan Magister Manajemen Pendidikan / S2. Sedangkan di STIA Sebelas April adalah Jurusan llmu Pemerintahan /S1 dan Magister

(5)

ABSTRACT

By its development, the private university is not free from some

problem which are faced, especially the quality of output and its relevance

with society need.

Teacher Education High School (STKIP) and Administration High

School (STIA) Sebelas April Sumedang, the object of this research, have

tried to fulfill constituency requirement of the university in preparing

establisment of Sebelas April University (UNSAP) Sumedang.

This research is aimed to describe and analyze institution

environment, vission, mission, aim and purpose of the institution, strategy

and policy of developing the institution and its activities, particularly if it is

observed from

Strategy Management Concept (MS)

and

Balanced

Scorecard (BSC).

The subject of this research consists of director and all assistant

director of the institution and the head of the foundation. The method which

is used is descriptive analysis qualitative approach the technique of

collecting data is interview, observation and documentation study.

The research finds several findings : (1) STKIP and STIA Sebelas

April have unavailable similar lack of structure, infrastructure, finance and

human resource which are needed to develop and manage the institution.

(2) STKIP and STIA have managed the education and developed the

institution by strategy management concept. (3) Foundation and daily

executive have agreed about managing the institution that the foundation

manages structure, infrastructure and finance, but the executive manages

education.

This research has some conclusions based on the question

research :

1. To arrange and establish vission, mission, aim and purpose, strategy and

policy, it must observe analysis result of the internal and external

environment of the institution.

2. Vission is determined by team work includes director and all of assistant

director and the head of foundation by observing the analysis result of

institution environment and it is approved by the legitimation of faculty

senat.

3. The best education program of STKIP which has strategic position in the

(6)

DAFTAR ISI

Hal.

KATA PENGANTAR i

UCAPAN TERIMA KASIH Hi

ABSTRAK v

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR iX

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Perumusan Masalah 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 10

D. Kerangka Berpikir 11

BAB II LANDASAN TEORITIS 13

A. Pengembangan Organisasi Sebagai Bagian dari

-Administrasi Pendidikan 13

B. Strategi Pengembangan organisasi 17 1. Pengertian Pengembangan Organisasi 17

2. Organisasi Sebagai Sistem 19

3. Konsep Strategi 21

4. Model dan Komponen Manajemen Strategik 24 5. Peran Balanced Scorecard dalam setiap Tahap

Sistem Manajemen Strategik 33

C. Konsep Pengembangan organisasi PTS 38 1. Pengembangan Administrasi Pendidikan 38

2. Pengembangan Sumber Daya Manusia 39

3. Pengembangan Pelayanan 41

4. Pengembangan Tekonologi 41

D. Kajian Studi Yang Relevan 43

BAB m PROSEDUR PENELITIAN 47

A. Metode Penelitian 47

B. Lokasi Penelitian 49

(7)

D. Teknik Pengumpulan Data 50

E. Pelaksanaan Pengumpulan Data 52

F. Prosedur Analisa Data 54

G. Validasi Temuan Penelitian 54

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 58

A. Hasil Penelitian di STKIP 59

1. Analisis Lingkungan Organisasi 59

2. Penentuan Arah, Tujuan dan Sasaran Organisasi ... 77

3. Perumusan Strategi 84

4. Pelaksanaan Strategi 95

B. Hasil Penelitian di STIA 101

1. Analisis Lingkungan Organisasi 101 2. Penentuan Arah, Tujuan dan Sasaran Organisasi ... 107

3. Perumusan Strategi 110

4. Pelaksanaan Strategi 113

C. Pembahasan Penelitian 121

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 136

A. Kesimpulan 136

B. Implikasi 139

C. Rekomendasi 140

DAFTAR PUSTAKA 141

LAMPIRAN - LAMPIRAN 145

(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman.

1. Data Mahasiswa STKIP yang aktif 63

2. Persentase Calon yang diterima 64

3. Penggunaan Tanah STKIP Sebelas April 70

4. Bangunan Gedung STKIP Sebelas April 71

5. Proyeksi Pengadaan/Pembangunan Kampus 98

6. Proyeksi Implikasi Pembiayaan 99

7. Rencana Pengembangan Non-Fisik 100

8. Jumlah Mahasiswa STIA Sebelas April 102

9. Jumlah Mahasiswa yang Mendaftar dan Diterima 103 10. Tenaga yang terlibat dalam penyelenggaraan

Program-Studi di STIA Sebelas April 104

11. Jumlah dan Luas Total Ruangan di STIA Sebelas April 105

12. Proyeksi Pengembangan Kampus 115

13. Proyeksi Pengadaan/Pembangunan Kampus 118

14. Proyeksi Implikasi Pembiayaan 119

15. Rencana Pengembangan Non-Fisik 120

(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman.

1. Kerangka Kerja untuk Penerjemahan Strategi ke dalam

Kerangka Operasional 8

2. Kerangka Berpikir 12

3. Tahapan Berpikir Stratejik 22

4. Model Manajemen Stratejik Sederhana 26

5. Kerangka Kerja Analisis Sumber Daya 29

6. Peran Balanced Scorecard dalam setiap Tahap Sistem

Manajemen Stratejik 35

7. Struktur Organisasi Yayasan Pendidikan Sebelas April 60

8. Struktur Organisasi STKIP Sebelas April 61

9. Struktur Organisasi STIA Sebelas April 101 10. Analisis SWOT dan Strategi Pengembangan Organi

-Sasi STKIP Sumedang 125

11. Analisis SWOT dan Strategi Pengembangan Organi

-Sasi STIA Sumedang 129

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagaimana diketahui pendidikan tinggi adalah pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dari pada pendidikan menengah di jalur pendidikan

sekolah. Sedangkan perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang

menyelenggarakan pendidikan tinggi (PP. No. 30/1990), selanjutnya

dikemukakan bahwa pendidikan tinggi adalah :

(1) menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang

memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang

dapat menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian.

(2) Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,

teknologi dan atau kesenian serta mengupayakan

penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan

masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

Makna yang tersurat dalam rumusan tujuan tersebut

mengimplementasikan bahwa pendidikan tinggi dituntut untuk menghasilkan

manusia terdidik yang mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Dalam konteks itulah perguruan tinggi diasumsikan mempunyai kedudukan

dan peranan penting dalam pembangunan nasional.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor2 Tahun 1989

(11)

antara pemerintah, orang tua dan masyarakat". Masyarakat sebagai mitra

pemerintah mempunyai kesempatan yang luas untuk berperan serta dalam

penyelenggaraan pendidikan. Salah satu wujud peran serta masyarakat

dalam penyelenggaraan pendidikan jalur sekolah adalah Perguruan Tinggi

Swasta (PTS).

Penyelenggaraan pendidikan oleh masyarakat termasuk

Perguruan Tinggi Swasta, dilaksanakan oleh sustu badan yang sifatnya layanan sosial atau suatu yayasan yang telah mendapat pengakuan legal

dari pemerintah melalui pembinaan Departemen Pendidikan Nasional.

Peran serta masyarakat melalui penyelenggaraan perguruan tinggi

sangat strategis. Hal itu dapat dipandang dari dimensi yang menyangkut;

pertama berperan serta merealisasikan visi dan misi pendidikan nasional

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Kedua turut serta

merealisasikan strategi kebijakan pendidikan nasional berkenaan dengan

pemerataan kesempatan bagi masyarakat dalam memperoleh pendidikan

tinggi. Ketiga turut membantu pemerintah dalam penyelenggaraan

pendidikan jalur sekolah, khususnya pendidikan tinggi, mengingat

dipandang dari sisi pendanaan belum mampu tertanggulangi. Ketiga peran tersebut mengisyaratkan Perguruan Tinggi Swasta, sangat strategis dalam meningkatkan pengembangan sumber daya manusia.

Salah satu penomena yang perlu dijadikan bahan pemikiran

(12)

dan tuntutan tersebut dapat dipenuhi apabila organisasi penyelenggara

perguruan tinggi swasta, dilandasi oleh visi dan misi yang ditetapkan.

Dipandang dari manajemen pendidikan, visi dan misi dapat dicapai melalui strategi pengembangan organisasi. Pengembangan tersebut secara sistematis dan diikuti kebijakan tingkat atas untuk mendukung otonomi organisasi penyelenggara secara kreatif.

Keberadaan perguruan tinggi swasta saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan, yang tidak dapat terpisah pula dari kerangka dasar

strategi kebijakan pendidikan nasional meliputi; pemerataan, kualitas,

relevansi dan efisiensi.

Dipandang dari pemenuhan pemerataan kesempatan pendidikan

tinggi, telah tampak secara nyata khususnya di Kabupaten Sumedang,

dengan indikasi bahwa jumlah Perguruan Tinggi Swasta (PTS) semakin

bertambah banyak. Seperti IKOPIN Jatinangor, UNWIM Jatinangor dan PTS

dibawah Yayasan Pendidikan Sebelas April (YPSA) yang berlokasi di

wilayah kota sumedang. Namun dipandang dari aspek kualitas, relevansi

dan efisiensi masih diperlukan peningkatan serta pengembangan berbagai

potensi internal maupun eksternal.

Salah satu indikasi harapan masyarakat terhadap PTS yakni

(13)

Secara empiris PTS saat ini, yang telah mendapat kepercayaan

masyarakat berkenaan dengan kualitas proses dan hasil, yakni sangat

dipengaruhi oleh kredibilitas dan adaptabilitas suatu badan atau yayasan

penyelenggara.

Keadaan

tersebut

sangat

erat

kaitannya

dengan

kemampuan manajerial pada tingkat institusi, dan kebersamaan pihak

penyelenggara dengan pelaksana harian sekolah dalam menciptakan suatu

kepercayaan masyarakat.

Salah satu gambaran empiris saat ini mengenai PTS di Kabupaten

Sumedang, khususnya PTS yang berada dibawah naungan Yayasan

Pendidikan Sebelas April Sumedang dan berada di wilayah kota Sumedang

mem perlihatkan perkembangan yang menggembirakan. Sampai dengan

tahun akademik 2001/2002 Yayasan Pendidikan Sebelas April (YPSA)

Sumedang telah berhasil mendirikan dan mengelola 7 (tujuh) Sekolah

Tinggi, Yaitu :

1. Sekolah Tinggi Keguruan dan llmu Pendidikan (STKIP) tahun 1982.

2. Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) tahun 1988

3. Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) tahun 1988

4. Sekolah Tinggi llmu Ekonomi (STIE) tahun 1994

5. Sekolah Tinggi llmu Administrasi (STIA) tahun 1995

6. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STIMIK) tahun

2000.

(14)

Sekarang ini, sesuai dengan program kerja jangka panjang, YPSA

sedang mempersiapkan atau mewujudkan sebuah Universitas Sebelas April,

dan menjadi pilihan bagi para lulusan SMU yang berada di Sumedang yang

tidak diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN), bahkan para lulusan

SMU/karyawan di luar wilayah Kabupaten Sumedang.

Faktor dominan yang dihadapi oleh sebagian besar Perguruan

Tinggi Swasta dapat diuraikan dibawah ini:

1. Mengingat sedikitnya yang bisa diterima di PTN, implikasinya calon yang

tidak bisa diterima di PTN ditampung di PTS.

2. Masih kuatnya kepercayaan masyarakat bahwa, layanan sekolah negeri lebih ekonomis dan status, kecuali beberapa PTS tertentu.

Konsekuensinya sebagian besar PTS memperoleh calon mahasiswa

dilihat dari dasar akademis, mendapat calon mahasiswa dibawah standar PTN. Keadaan tersebut, tidak menutup kemungkinan dapat menjadikan

potensi kerawanan perilaku mahasiswa, dan rendahnya prestasi lulusan.

3. Dosen sebagai komponen instrumental dalam sistem organisasi

pendidikan, mempunyai peranan yang strategis dalam transformasi

belajar mengajar. Namun secara empiris PTS memanfaatkan sisa waktu para dosen yang mengajar di PTN. Hal tersebut sangat erat dengan kemampuan dana dalam merekrut dosen secara tetap di Yayasan, atau terbatasnya subsidi dosen dari pemerintah. Konsekuensinya pelaksanaan proses belajar di sekolah, dilaksanakan oleh dosen yang

(15)

4. Sarana dan prasarana belajar, khususnya yang berkaitan dengan

kelengkapan laboratorium, perpustakaan dan media pendidikan lainnya sangat terbatas. Konsekuensinya proses belajar mengajar kurang selaras dengan prasyarat penyelenggaraan pendidikan setingkat peguruan tinggi yang mempersiapkan lulusan yang siap pakai.

Sejalan dengan keadaan yang dihadapi oleh sebagian besar PTS

yang dipaparkan, juga menghadapi kendala ekstemal yakni perkembangan yang terjadi karena adanya perubahan yang berkaitan dengan faktor sosial, ekonomi, budaya, teknologi serta informasi.

Implikasi terhadap penyelenggaraan Perguruan Tinggi Swasta

adalah bagaimana mengoptimalkan layanan pendidikan sesuai dengan

tuntutan internal dan eksternal.

Bertolak dari keadaan di atas, nampaknya penyelenggara dituntut untuk mengembangkan proses pendidikan lebih kompetitif dengan tidak hanya mengejar jumlah peserta didik, akan tetapi juga mengarah pada kualitas layanan. Kualitas layanan pada dasarnya hanya dapat terwujud jika manajemen organisasi sekolah dikelola dengan baik, dilandasi visi dan misi

yang jelas, diikuti oleh persepsi, aspirasi dan deskripsi setiap personil

sehingga menjadi suatu komitmen organisasi untuk mencapai tujuan. Hakikat dari upaya pengembangan manajemen organisasi adalah

memperkuat komitmen personil, yang dapat mendorong perilaku organisasi

(16)

Dalam mengikuti suatu perkembangan organisasi diperlukan

adanya pengembangan tatanan organisasi. Robert S. Kaplan dan David P.

Norton (2000 : 8 ) : menawarkan sebuah konsep Balanced Scorecard (BSC)

sebagai alternatif untuk pengembangan organisasi yaitu dengan

memperluas kinerja eksekutif/personel ke empat persfektif : Finansial,

customer/pelanggan, proses bisnis intenal, serta pembelajaran dan

pertumbuhan. Dengan tujuan finansial, adanya pertumbuhan financial

returns; Customer, produk dan jasa unggul, kepuasan pelanggan; proses

bisnis intemal, teknologi unggul; pembelajaran dan pertumbuhan, sumber

daya manusia yang profesional dan berkomitmen.

Balanced Scorecard memberi para eksekutif kerangka kerja yang

komprehensif untuk menterjemahkan visi dan strategi organisasi ke dalam seperangkat ukuran kinerja yang terpadu dan tersusun ke dalam empat

perspektif; finansial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran

dan pertumbuhan. Berikut ini ( gambar 1 ) menggambarkan bagaimana

balanced scorecard memberi kerangka kerja untuk penerjemahan strategi ke

(17)

y

FINANSIAL

Untuk berhasil secara finansial Apa yang harus kita perlihatkan Kepada para pemegang saham

« .

s

a

\ ^

PELANGGAN

Untuk mewujudkan visi, apa Yang harus kita perlihatkan Kepada para pelanggan

VISI dan

STRATEGI w

PROSES BISNIS INTERN Untuk menyenangkan para pemegang saham dan pelang gan, proses bisnis apa yang

Harus kita kuasai dgn baik.

^ w

V

v

S

X

PEMBELAJARAN dan PERTUMBUHAN Untuk mewujudkan visi, bagaimana kita

Memelihara kemampuan kita untuk Berubah dan meningkatkan diri

/

Sumber: Robert S. Kaplan dan David P. Norton "Using the Balanced Scorecard as a Strategic Management System."

Konsep yang dijelaskan, selaras dengan kebutuhan administrasi pendidikan

dan mempunyai relevansi untuk dijadikan acuan analisis pengembangan

manajerial di Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Mengamati perkembangan

organisasi PTS Yayasan Pendidikan Sebelas April di Kabupaten Sumedang,

sebagian besar masih mengalami kendala dalam layanannya.

Dengan demikian, betapa pentingnya setiap organisasi termasuk

Perguruan Tinggi Swasta untuk melakukan suatu restrukturisasi atau upaya

pengembangan secara sistematis. Upaya pengembangan organisasi

persekolahan hakikatnya sebagai upaya pencapaian tujuan melalui

optimalisasi potensi-potensi yang ada. Salah satu pendekatan yakni

manajemen strategis sebagai pola pikir dan sekaligus sebagai perangkat

manajemen dalam pengembangan organisasi. Perguruan Tinggi Swasta,

sudah sewajarnya menetapkan Visi dan Misi sebagai acuan pencapaian

(18)

prosesnya.

Oleh sebab

itu

PTS sebagai organisasi penyelenggara

pendidikan,

diperlukan

kepemimpinan

yang mempunyai kemampuan

manajerial.

Dengan demikian perlu kiranya ada suatu kajian yang mengarah

pada pengembangan manajemen penyelenggaraan PTS selaras dengan

strategi dasar kebijakan yakni, makna pemerataan, kualitas, relevansi dan

efisiensi.

Pengkajian tersebut dipandang perlu untuk mendapatkan salah

satu pemecahan masalah yang titik beratnya pada aspek peningkatan

pemerataan kepercayaan, melalui pengembangan organisasi PTS. Oleh

karena

itu penelitian ini

berfokus mengenai Strategi Pengembangan

Organisasi Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Yayasan Pendidikan Sebelas

April di Kabupaten Sumedang, khususnya STKIP dan STIA.

B. Perumusan Masalah

Sejalan dengan latar belakang yang diuraikan terdahulu, maka

permasaiahan pokok yang dibahas dalam penelitian ini adalah :

"Bagaimana strategi pengembangan organisasi Perguruan Tinggi Swasta

(STKIP dan

STIA) Yayasan Pendidikan Sebelas April di Kabupaten

Sumedang".

Secara rinci masalah pokok tersebut dijabarkan dalam bentuk

(19)

1U

1. Bagaimanakah kekuatan,

kelemahan,

peluang

dan ancaman yang

dihadapi dalam pengembangan organisasi Peguruan Tinggi Swasta,

serta bagaimana cara memanfaatkannya atau mengatasinya ?

2. Apakah penetapan visi dan misi serta tujuan organisasi Perguruan Tinggi

Swasta, telah dilaksanakan sesuai dengan hasil analisis lingkungan

internal maupun eksternal organisasi ?

3. Program pendidikan tinggi apa serta outputnya yang dijadikan unggulan

yang mempunyai posisi strategis di masa depan ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Secara Umum

Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi strategi

pengembangan organisasi perguruan tinggi swasta, yang dilaksanakan

penyelenggara PTS Yayasan Pendidikan Sebelas April di Kabupaten

Sumedang.

Selain itu diharapkan diperoleh temuan yang dapat dijadikan

landasan dalam pemecahan masalah berkenaan dengan meningkatkan

kualitas penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi Swasta.

b. Secara Khusus

(20)

11

1) Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi dalam

pengembangan

organisasi

Perguruan

Tinggi

Swasta,

serta

bagaimana cara memanfaatkan atau mengatasinya.

2)

Apakah penetapan visi, misi dan tujuan organisasi Perguruan Tinggi

Swasta, telah dilaksanakan sesuai dengan hasil analisis.

3) Program pendidikan tinggi apa serta outputnya yang dijadikan

unggulan yang mempunyai posisi strategis di masa depan.

2. Manfaat Penelitian

a. Secara Teoritis

Dipandang dari teoritis penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi

pengembangan wawasan ilmu administrasi pendidikan, khususnya

dalam memanfaatkan dan mengembangkan teori organisasi pendidikan

sesuai dengan perkembangan masyarakat.

b. Secara Praktis

Sebagai bahan masukan dan kajian dalam upaya peningkatan

penyelenggaraan PTS khususnya Pengelola dan pelaku organisasi

penyelenggara PTS Yayasan Pendidikan Sebelas April di Kabupaten

Sumedang

D. Kerangka Berpikir

Bertolak dari latar belakang, perumusan masalah, dan tujuan

penelitian, penulis menggambarkan kerangka berpikir tersebut sebagai

(21)

12

Gambar 2 : MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENGEMBANGAN ORGANISASI DI PERGURUAN TINGGI SWASTA

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL STRATEGIK

ORGANISASI : Profit dan kapabilitas Organisasi

VISI : NILAI, MISI DAN ARAH ORGANISASI

ANALISIS _ SWOT

TUJUAN DAN SASARAN

I

PERUMUSAN STRATEGI Pilihan strategi Kebijakan PELAKSANAAN STRATEGI Program Sumberdaya Prosedur ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL STRATEGIK ORGANISASI : Tantangan, Masalah Pe

luang dan ancaman or-Ganisasi

PENGENDALIAN DAN EVALUASI Kinerja dan hasil

Pelaksanaan program

Sumber : Modifikasi Model Manajemen Strategik & Wheelen dalam Ismaun (1999:15)

(22)
(23)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Fokus kajian dalam penelitian ini menyangkut perilaku organisasi,

maka metode yang dianggap tepat adalah metode deskriptif pendekatan

kualitatif.

Sejalan dengan pendapat itu, Taylor dan Bogdan mengemukakan

bahwa penelitian kualitatif tidak sekedar teknik pengumpulan data, tetapi

merupakan cara pendekatan terhadap dunia empiris. Menurut mereka

pendekatan kualitatif merujuk pada pengertian yang luas terhadap penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yaitu berupa kata-kata dan perilaku orang yang dapat diobservasi baik lisan maupun tulisan. Lebih lanjut Lexy J. Meleong menyimpulkan bahwa penelitian kualitatif berakar pada latar

belakang alamiah sebagai kebutuhan dan mengandalkan manusia sebagai

alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif, dan mengadakan analisis

data secara induktif. Sasaran penelitian diarahkan pada usaha menemukan

teori-teori dasar penelitian yang bersifat deskriptif, lebih mementingkan

proses dari pada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat

kriteria untuk memeriksa keabsahan data, dan hasil penelitian disepakati

oleh kedua belah pihak yakni peneliti dan subjek penelitian.

Bogdan dan Biklen (1982) mengemukakan lima karakteristik utama

dari penelitian kualitatif, yakni:

1. Qualitative research has the natural setting as the direct source of data

(24)

48

2. Qualitative research is descriptive.

3. Qualitative researchers are concerned with process rather than simply

with outcomes or products.

4. Qualitative researchers tend to analyze their data inductively.

5. Meaning is of essential concern to the qualitative approach.

Kelima karakteristik di atas menunjukkan adanya kesesuaian

dengan penelitian ini. Karakteristik pertama adalah peneliti sendiri sebagai

instrumen utama secara langsung mendatangi sumber datanya.

Karakteristik kedua menjelaskan bahwa data-data yang dikumpulkan dalam

penelitian ini cenderung dalam bentuk kata-kata daripada angka sehingga

hasil analisisnya berupa uraian. Karakteristik ketiga, hasil penelitian kualitatif

lebih menekankan pada proses dari pada hasil. Karakteristik keempat,

penelitian kualitatif cenderung menganalisis data secara induktif dan

karakteristik kelima, peneliti mengungkapkan makna dari keadaan yang

diamati.

Dari kelima karakteristik penelitian kualitatif yang telah dijelaskan di

atas, maka jelaslah bahwa peneliti sendiri merupakan pengumpul data

utama. Hal ini seperti dinyatakan oleh Nasution (1988) bahwa peneliti

sebagai instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif mempunyai rasional

yang dapat dipertanggungjawabkan sebab mempunyai adaptabilitas yang

tinggi, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah-ubah

(25)

49

B. Lokasi Penelitian

Perguruan Tinggi Swasta yang berada di bawah naungan Yayasan

Pendidikan Sebelas April di Kabupaten Sumedang akan dijadikan lokasi

penelitian, yaitu STKIP dan STIA Sebelas April Sumedang.

C. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi responden utama adalah Para Ketua Perguruan Tinggi sebagai pemimpin, Untuk mendukung data primer tersebut maka informasi dilacak pada pihak-pihak terkait di dalam organisasi seperti para pembantu ketua (1,11,111) dan Ketua dan para pengurus yayasan penyelenggara pendidikan tinggi yang bersangkutan khususnya berkenaan dengan strategi pengembangan organisasi pada perguruan tinggi swasta yang bersangkutan.

Jumlah responden tidak ditentukan sebelumnya, tetapi yang lebih

penting adalah dengan asumsi bahwa konteks lebih penting daripada

jumlah. Menurut Subino Hadisubroto (1988) bahwa " penelitian kualitatif

tidak akan memulai dengan menghitung atau memperkirakan banyaknya

populasi dan kemudian menghitung proporsi sampelnya sehingga dipandang sebagai yang telah representatif. Sedangkan Nasution (1988) menjelaskan bahwa "penentuan unit sampel (responden) dianggap telah

memadai apabila dapat diteruskan sampai dicapai taraf redundancy,

(26)

3U

selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan informasi yang

berarti.

Berdasarkan kutipan diatas menunjukkan bahwa besar sampel

tergantung pada informasi yang diberikan responden. Apabila sudah

dianggap cukup memadai, maka responden tidak perlu lagi diperbesar,

sehingga Ketua dan para pembantu I, II, III dan Yayasan penyelenggara

pendidikan yang dipilih sebagai subjek penelitian adalah mereka yang

dianggap dapat memberikan data dan infformasi yang diperiukar. untuk

penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif pada umumnya teknik yang digunakan

mengumpulkan data adalah pengamatan atau observasi, wawancara dan

studi dokumenter. Ketiga teknik tersebut digunakan dalam penelitian ini

dengan harapan dapat saling melengkapi dalam memperoleh data yang

diperlukan.

Data primer diperoleh melalui wawancara dan observasi dengan

para Ketua Perguruan Tinggi yang menjadi sampel penelitian dan didukung

dengan informasi dari berbagai pihak yang terkait dalam organisasi tersebut

seperti para pembantu ketua 1,11,111 dan Yayasan penyelenggara pendidikan

yang bersangkutan. Sedangkan data skunder diperoleh dari berbagai

dokumen dan program kerja perguruan tinggi yang meliputi berbagai

(27)

51

1. Observasi

Teknik observasi merupakan teknik pengumpulan data yang utama.

Dengan observasi diharapkan dapat memperoleh data yang benar-benar

alami dari berbagai aktivitas pengelolaan PTS. Peneliti secara langsung

melakukan observasi tentang strategi-strategi pengembangan organisasi

yang dilakukan oleh Ketua PTS seperti Struktur organisasi, tujuan,

kebijakan, kompensasi, sistem informasi manajemen dan penganggaran

dalam menghadapi bebagai tuntutan baik dari dalam maupun dari luar

organisasi.

2. Wawancara

Teknik ini digunakan untuk menggali dan memperoleh data yang lebih

mendalam yang relevan dengan masalah yang diteliti. Wawancara

dilakukan dengan Ketua PTS sebagai pemimpin tertinggi di sekolah.

Para pembantu ketua I,II,III. Dan para pengurus yayasan penyelenggara

PTS yang bersangkutan.

3. Studi Dokumentasi

Dokumen merupakan sumber informasi selain manusia. Melalui

dokumen inilah peneliti mencari informasi yang lebih jauh tentang

strategi-strategi yang digunakan dalam pengembangan organisasi PTS

seperti yang menyangkut Kebijakan, tujuan, sistem informasi dan

(28)

52

E. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Menurut Nasution (1988) secara garis besar tahapan dalam

penelitian kualitatif terbagi dalam tiga tahap, yaitu tahap orientasi, eksplorasi

dan member check.

1. Tahap Orientasi

Tahap ini merupakan tahap persiapan dalam penelitian dengan

menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mempersiapkan persyaratan administrasi yang meliputi pembuatan

surat dari Program Pasca Sarjana, Kantor Sosial Politik.

b. Melakukan pendekatan terhadap lembaga dan instansi terkait yang menjadi lokasi penelitian untuk memperoleh informasi dan gambaran yang jelas mengenai lokasi penelitian.

c. Mempersiapkan pedoman wawancara dan observasi untuk responden penelitian.

d. Menghubungi Para Ketua dan Pembantu Ketua PTS serta yayasan

penyelenggara untuk menyampaikan surat-surat izin dan menentukan waktu penelitian.

2. Tahap Eksplorasi

Tahap ini merupakan tahap implementasi penelitian yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

a. Wawancara secara intensif dengan Ketua dan Pembantu Ketua,

(29)

53

PTS dalam pengembangan organisasi pada waktu yang telah ditetapkan

bersama baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.

b. Mengadakan observasi terhadap Ketua PTS dalam upaya

pengembangan organisasi di sekolahnya, terhadap Pembantu Ketua

sebagai rekan kerja terdekat yang harus menjabaran

kebijakan-kebijakan Ketua PTS, dan terhadap Yayasan yang memberikan saran

dan dukungan terhadap perubahan dan pengembangan yang

dilakukan oleh Ketua FTS.

c. Melaksanakan studi dokumentasi terhadap administrasi, kurikulum, kemahasiswaan, humas dan ketatausahaan sekolah tinggi.

3. Tahap Member Check

Tahap ini merupakan tahap untuk memperoleh keabsahan dan

kepercayaan data dan informasi yang diperoleh melalui wawancara dan

observasi serta studi dokumentasi. Langkah-langkah dalam tahap ini adalah sebagai berikut:

a. Mengkonfimasikan data dan informasi yang telah dikumpulkan dari

informan agar kebenaran data disefakati oleh peneliti dan subjek penelitian.

(30)

3 4

c. Pengecekan terakhir secara bersama tentang kebenaran dan

keabsahan data dan informasi untuk dituangkan ke dalam penulisan

tesis.

F. Prosedur Analisa Data

Prosedur analisis data atas dasar tiga tahap sesuai yang disarankan Nasution (1982:129-130), yakni (1) Reduksi, (2) Display data, dan (3) Mengambil kesimpulan.

Reduksi data dilakukan dengan menelaah kembali seluruh catatan

lapangan dan studi dokumentasi.

Display data mensistematiskan pokok-pokok informasi sesuai

dengan tema dan polanya, pola yang nampak ditarik suatu kesimpulan

sehingga data yang dikumpulkan mempunyai makna tertentu.

Untuk menetapkan kesimpulan maka dilakukan verifikasi. Verifikasi

ini dilakukan dengan member check maupun triangulasi, oleh sebab itu

proses verifikasi kesimpulan ini beriangsung selama dan sesudah data

dikumpulkan.

G. Validasi Temuan Penelitian

Nasution (1988:114-124) menegaskan bahwa tingkat kepercayaan

hasil penelitian kualitatif ditentukan oleh tiga kriteria : (a) kredibilitas

(validitas internal), (b) transferabilitas (validitas ekstemal), (c) dependabilitas

(31)

55

1. Kredibilitas

Kredibilitas merupakan salah satu ukuran tentang kebenaran data

yang dikumpulkan, dalam penelitian ini bermaksud untuk menggambarkan

kecocokan konsep peneliti dengan konsep yang ada pada responden atau

nara sumber. Untuk mencapai hal tersebut dalam penelitian ini dilakukan

antara lain :

a. Triangulasi, yakni mengecek kebenaran data dengan membandingkan

dengan data dari sumber lain. Hasil dari serangkaian wawancara,

pengamatan dan studi dokumentasi pengelolaan penyelenggaraan PTS.

b. Pembicaraan dengan kolega (Peer debriefing), hal ini peneliti membahas

catatan-catatan lapangan dengan kolega, teman sejawat yang mempunyai kompetensi tertentu.

c. Penggunaan bahan referensi digunakan untuk mengamankan berbagai

informasi yang didapat dari lapangan, dalam kaitan ini penulis

memanfaatkan penggunaan tape recorder untuk merekam hasil

w a w a n c a r a .

d. Mengadakan member check, setiap akhir wawancara atau pembahasan suatu topik diusahakan untuk menyimpulkan secara bersama, sehingga perbedaan persepsi dalam suatu masalah dapat dihindarkan, juga

dilakukan konfirmasi dengan nara sumber terhadap laporan hasil

wawancara, sehingga apabila ada kekeliruan dapat diperbaiki atau bila

ada kekurangan ditambah dengan informasi baru. Dengan demikian data

(32)

3D

2. Transferabilitas

Transferabilitas hasil penelitian baru ada, jika pemakai melihat ada

situasi yang identik dengan permasalahan ditempatnya, meskipun diakui

bahwa tidak ada situasi yang sama pada tempat dan kondisi lain.

3. Dependabilitas dan Konfirmabilitas

Dependabilitas dan konfirmabilitas adalah satu kriteria kebenaran dalam

penelitian kualitatif yang pengertiannya sejajar dengan reabilitas dalam

penelitian kuantitatif, yakni mengupas tentang konsistensi hasil

penelitian.

Agar kebenaran dan objektivitas hasil penelitian dapat

dipertanggungjawabkan, dilakukan dengan cara "audit trail", yakni

dengan melakukan pemeriksaan ulang sekaligus dilakukan konfirmasi

untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dilaporkan dapat dipercaya dan

sesuai dengan situasi yang nyata, maka peneliti melakukan ;

a. Data mentah yang diperoleh melalui wawancara, observasi maupun

studi dokumentasi direkapitulasi dalam laporan lapangan yang lengkap dan cermat;

b. Data mentah disusun dalam hasil analisis dengan cara menyeleksi, kemudian merangkum atau menyusunnya kembali dalam bentuk deskripsi yang lebih sistematis.

c. Membuat hasil sintesis data berupa kesesuaian tema dengan tujuan

(33)

3 /

d. Melaporkan

seluruh

proses

penelitian

sejak

prasurvey

dan

(34)
(35)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisis data serta informasi yang

diperoleh seperti yang telah dipaparkan dalam Bab IV dapatlah ditarik

beberapa kesimpulan sebagai berikut.

Perguruan tinggi swasta yang telah diteliti itu keduanya berada di

bawah satu naungan Yayasan Pendidikan Sebelas April (YPSA)

Sumedang dan merupakan cikal bakal fakultas di Universitas Sebelas

April (UNSAP) Sumedang.

Sekolah Tinggi Keguruan dan llmu Pendidikan (STKIP) Sebelas

April Sumedang awal berdiri tahun 1982 dan telah berkembang menjadi

lembaga pendidikan tinggi yang bergerak di bidang kependidikan dan

keguruan, terdiri dari tiga Program Studi/Jurusan yang sudah

terakreditasi, yaitu (1) Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Sastra

Daerah / S1. (2) Pendidikan Matematika / S1, dan (3) Pendidikan

Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi / S1. STKIP Sebelas April ini sampai

dengan akhir tahun 2001 sudah menghasilkan lulusan sebanyak 1.718

orang dan berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa 61 %

lulusan bekerja di sektor pemerintahan, 8 % menciptakan lapangan kerja

(36)

Beberapa kendala STKIP Sebelas April Sumedang yang masih

perlu diperbaiki dan ditingkatkan adalah sebagai berikut: Lulusan STKIP

lemah dalam

penguasaan bahasa Inggris, memperbanyak volume

kegiatan penelitian karya ilmiah dan mempubiikasikannya secara luas,

perlunya meningkatkan kerja sama dengan badan swasta atau instansi

pemerintah dengan baik dan saling menguntungkan, jumlah prasarana,

sarana dan dana yang sangat diperlukan untuk pengembangan dan

pemeliharaan institusi belum memadai, jumlah kualitas tenaga akademik

yang belum cukup merata, pengembangan kualitas tenaga administrasi.

Sedangkan Sekolah Tinggi llmu Administrasi (STIA) Sebelas

April Sumedang berdiri tahun 1995, dan baru menyelenggarakan satu

progran studi yaitu jurusan llmu Administrasi Negara (S1). STIA ini telah

terakreditasi sejak tahun 2000 dan sudah menghasilkan lulusan sampai

Bulan Agustus 2002 sebanyak 127 sarjana. Alumni STIA sebagian besar

sudah bekerja di sektor pemerintah, hal ini dikarenakan sebelum kuliah

mahasiswanya sudah bekerja ( kuliah sambil kerja ).

Beberapa kendala di STIA Sebelas April Sumedang yang masih

perlu diperbaiki dan ditingkatkan adalah sebagai berikut : Lulusannya

lemah dalam penguasaan bahasa asing (terutama bahasa Inggris) dan

ketrampilan menggunakan alat modern, disiplin dan mutu kerja, jumlah

prasarana dan sarana serta dana yang sangat diperlukan untuk

(37)

I J 5

memajukan institusi belum merata dan kecintaan dan kebanggaan

terhadap almamater.

Selanjutnya dari masalah pokok dan

pertanyaan-pertanyaan

penelitian yang dikemukakan, temyata hasil analisis data penelitian

kedua Perguruan Tinggi Swasta tersebut menunjukkan adanya indikasi

yang merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dan masalah

pokok sebagai berikut:

(1) Aspek yang harus diperhatikan dalam implementasi strategi adalah

kondisi lingkungan seputar organisasi,

baik lingkungan internal

maupun lingkungan ekstemal. Dalam kaitannya dengan strategi

pengembangan organisasi ini, kondisi lingkungan yang berkaitan

dengan pengembangan organisasi sangat penting untuk diperhatikan

sebagai bahan untuk merumuskan dan menetapkan visi, misi, arah

dan tujuan organisasi. Hal ini perlu ditegaskan karena tanpa

pelaksanaan analisis lingkungan organisasi, strategi pengembangan

organisasi menjadi tidak efektif. Analisis lingkungan internal dan

ekstemal dengan melihat kelemahan dan ancaman serta kekuatan

dan peluang yang berada di lingkungan STKIP dan STIA Sebelas

April Sumedang belum sepenuhnya dapat dimanfaatkan dengan

optimal, hal ini dikarenakan keterbatasan dana dan kualitas Sumber

daya manusia di STKIP dan STIA itu sendiri.

(2) Rumusan visi dan misi STKIP dan STIA Sebelas April Sumedang

(38)

dibahas dan dirumuskan oleh Tim kerja masing-masing yang terdiri

dari Ketua Sekolah Tinggi, unsur pimpinan dan Yayasan dengan

mengacu pada hasil analisis lingkungan internal dan ekstemal

organisasi, yang selanjutnya ditetapkan dengan legitimasi Senat

Sekolah Tinggi.

Adapun dalam mewujudkan visi tersebut, STKIP

Sebelas April dan STIA Sebelas April Sumedang, khususnya jajaran

staf sebagai pelaksana administrasi kurang menyadari akan adanya

visi institusi itu

(3) Walaupun dalam Rencana Induk Pengembangan tahun 1995 - 2005

hanya tercantum akan dibuka program pendidikan unggulan (tidak

disebutkan jurusan apa ), akan tetapi berdasarkan informasi dari

Ketua Yayasan dan Ketua STKIP dan STIA, Program Pendidikan

Tinggi apa7dan outputnya yang dijadikan unggulan dan yang

mempunyai posisi strategis di masa depan adalah :

-

Program

Pendidikan

Tinggi

unggulan

STKIP

Sebelas

April

Sumedang adalah Pendidikan Matematika (S1) dan Magister

Manajemen Pendidikan (S2).

-

Program Pendidikan Tinggi unggulan di STIA Sebelas APRIL

Sumedang adalah Jurusan llmu Pemerintahan (S1) dan Magister

Administrasi Negara (S2).

B. Implikasi

(1) Mengoptimalkan layanan pendidikan dengan potensi sumber daya

(39)

140

(2) Memperkuat komitmen personil yang dapat mendorong untuk

mencapai tujuan organisasi melalui visi organisasi.

(3) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam penyelenggaraan

pendidikan tinggi.

C. Rekomendasi

Pimpinan Yayasan penyelenggara pendidikan tinggi dan

Pimpinan Perguruan Tinggi termasuk STKIP dan STIA Sebelas April

Sumedang perlu memahami dengan cermat dan baik serta menerapkan

Konsep Manajemen Stratejik (MS) dan Balanced Scorecard (BSC) yang

telah berhasil di kalangan dunia bisnis ke dalam Pengelolaan program

pendidikan tinggi sebagai salah satu alternatif yang sesuai untuk

menghadapi tantangan, masalah dan peluang di masa mendatang dan

agar dapat memenuhi kehendak konstituensi perguruan tinggi yang

tuntutannya terhadap mutu pendidikan tinggi selalu meningkat.

^T-»fc*fc.'v*Uf£/*

(40)
(41)

DAFTAR PUSTAKA 141

Achmad Sanusi. (1998) Kebijakan dan Keputusan Pendidikan, Jakarta :

Direktorat Pendidikan Tinggi Depdikbud.

Agustinus S. Wahyudi. (1996), Manajemen Strategik; Pengantar Proses

berpikirstrategik, Jakarta : Binarupa Aksara.

Bogdan, RC &Biklen, SK. (1982), Qualitative Research for Education :

An Introduction to Theory and Methods, Massachussets : Allyn

and Bacon, Inc.

Buchari Alma. (2000). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa,

Bandung : Alfabeta.

BKS-PTIS Pusat,

(1993).

Kebijakan dan

Strategi pengembangan

Perguruan Tinggi di Indonesia, Jakarta : LM YAI

Dale S. Beach, (1975). Personel; The Management of People at Work,

Third Edition, New York : MacMillan Publishing Co. Inc.

Daft Richard, L (1986), Organization Theory and Design, New York :

West Publishing Company.

Eble, Keneth A,(1986). Profesor As Teacher, San Fransisco : Jossey-Bass

Publisher.

Engkoswara. (1987). Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan, Jakarta :

Depdikbud

Ditjen

Dikti

Proyek

Pengembangan

Lembaga

Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Gregorio,

Herman

C.(1978).

School

Administration

and

Supervision, Quezon

City,

Philippina

Garcia

Publishing

Company.

Hadari Nawawi. (1989). Administrasi Pendidikan.

Jakarta : CV. Mas

Agung.

Harold Koontz, et al.(1995). Management, Jakarta : Erlangga.

Herdiwandani. (2000). Strategi Pengorganisasian Tenaga Administratif

(42)

Ismaun (1999) Manajemen Strategik dalam Pengembangan Mutu

Terpadu Program Pendidikan di Perguruan Tinggi, Disertasi

PPS UPI Bandung.

Koontz, Harold, Donnell Cynlo, Wichrich Heinz. (1995), Manajemen.

Jakarta : Erlangga.

Kotler, Philip.(1997). Manajemen Pemasaran, Jilid 2. Jakarta

Prenhallindo.

Lexy J. Meleong, (1989), Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung :

Remaja Rosdakarya.

Made Pidarta, (1986). Pernikiran tentang Supervisi Pendidikan, Jakarta :

Sarana Press.

Moekijat. (1993). Pengembangan Organisasi, Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Moore, Frazier.(1988). Public Relation: Principles, Cases, and Problems.

Disunting Onong Uchyana Effendi, Bandung : PT Remaja Karya.

Mulyadi. (2001). Balanced Scorecard; Alat Manajemen Kontemporer

untuk Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan. Jakarta :

PT. Salemba Emban Patria.

Nasution, S. (1988), Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung

: Tarsito.

Onong Uchyana Effendi, (1989). Human Relations dalam

Management,Bandung : PT Rosda Karya.

Oteng Sutisna.(1987). Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk

Praktek Profesional, Bandung : Angkasa.

Robert S. Kaplan & David P. Norton. (2000). Balanced Scorecard, Menerapkan Strategi Menjadi Aksi, Jakarta : Erlangga

Roswanda, Asep.(1999). Strategi Pengembangan Organisasi pada SMU

Swasta di Kotamadya Bandung. Tesis, PPS UPI Bandung.

STIA Sebelas April Sumedang,(1995). Rencana Induk Pengembangan

1995 - 2005 STIA Sebelas April Sumedang.

STKIP Sebelas April Sumedang, (1996). Rencana Induk Pengembangan

(43)

143

.,(2001). Intisari Evaluasi Diri Institusi STKIP Sebelas

April Sumedang.

Salusu, J. (1996). Pengambilan Keputusan Strategik Untuk Organisasi

Publik dan Organisasi Nonprofit, Jakarta : PT Gramedia.

Siagian, P. Sondang,(1995). Manajemen Strategik. Jakarta ; Bumi Aksara.

(1994) Analisis serta Perumusan Kebijaksanaan

dan Strategi Organisasi. Jakarta : CV. Haji Mas Agung.

(1992). Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku

Organisasi, Jakarta : Gunung Agung.

(1995). Teori Pengembangan Organisasi, Jakarta

Bumi Aksara.

Schuler Randall, S.(1987). Personel and Human Resource Management

New York : West Publishing Company.

Soekarton (1992). Dasar-Dasar Organisasi, Yogjakarta : Gadjah Mada

University Press.

Sri Agustinus Wahyudi. (1996), Manajemen Strategik; Pengantar Proses

Belajar Berpikir Strategik, Jakarta : CV Haji Mas Agung.

, Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Rl

No.0109/U/1992 tentang Kerjasama antar Perguruan Tinggi.

, Undang-Undang Rl No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

, Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1990 tentang

(44)

144

Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 1992 tentang

Peranserta Masyarakat Dalam Pendidikan Nasional.

—, Jilid I, Himpunan Peraturan Perundang-undangan tentang Pendidikan Tinggi di Indonesia, Sekretariat PP-BMPTSI, Jakarta : 1999.

Referensi

Dokumen terkait

1. Penguatan positif berupa pujian dari atasan setelah melakukan inspeksi. Penguatan negative untuk menghindari pengucilan oleh rekan kerja jika tidak melaksanakan

(1993) mengutarakan bahwa taman nasional adalah kawasan alami dan berpemandangan indah yang dilindungi atau dikonservasi secara nasional atau internasional serta memiliki manfaat

Pengujian toksisitas formulasi ekstrak biji Barringtonia asiatica dilakukan dengan metode pencelupan daun ke dalam formulasi ekstrak biji Barringtonia asiatica setelah

Syakir Al Faruqi L Banda Aceh 12 November

Surya Madistrindo mempunyai beberapa karakter yang bisa membuat pegawai tetap merasa nyaman walaupun berada dalam tekanan target-target penjualan yaitu sifat

Dapat mengurangi overlapping antara berbagai mata pelajaran, karena mata pelajaran disajikan dalam satu unit; menghemat pelaksanaan pembelajaran terutama dari segi waktu,

Analisis penyejajaran urutan nukleotida dan asam amino yang menggunakan program BLAST, menunjukkan bahwa fragmen GmMt2 sama dengan cDNA utuh dari AtMt2A (nomor akses

13 Lokasi penelitian dilakukan di Kelurahan Tanjung Benoa karena merupakan wilayah Pantai yang berada di Desa tersebut, sehingga untuk menemui narasumber sesuai dengan apa