• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan Peran Etika Bisnis Islam Pe (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Meningkatkan Peran Etika Bisnis Islam Pe (1)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Meningkatkan Peran Etika Bisnis Islam Perusahaan di Indonesia

Abstract

The problems of business ethics is one of the important studies in Islam. Lack of understanding of the people in Indonesia interm of the ethics according to the kaidah and ordinances of Islam either in a large scale company scale, medium, and small scale is a thing that can not be covered. Ethics, deceived in business and economic activities, thus is business ethics in Islam based on the Al-Qur’an dan Hadist. 95% of consumers participating in the program Caused Related Marketing because knowing that corporate profits will be distributed in the form of donations and good works. Ethics, deceived in business and economic activities, thus is business ethics in Islam based on the Al-Qur’an dan Hadist. 95% of consumers participating in the program Caused Related Marketing because knowing that corporate profits will be distributed in the form of donations and good works. CSR is very important on a company scale up, scale, medium and small scale, every individual who owns the company also made clear by the basic principles of CSR in Islam. This article uses the dekskriptif analysis techniques. This article discusses the increasing application of Islamic business ethics, and see to what extent the application of Islamic business ethics in companies in Indonesia and aims to analyze and provide understanding to muslim entrepreneurs especially in Indonesia and the increasing application of Islamic business ethics, which is part of national law in force in Indonesia.

I. Pendahuluan

(2)

dimanfaatkan perusahaan untuk berlomba meningkatkan nilai dan citra perusahaan dimata masyarakat, dan pasar berujung pada komersialitas perusahaan. Seperti yang kita ketahui di Indonesia CSR menjadi perbincangan karena banyak perusahaan yang berlomba mengekspose diri dalam kegitan yang berorientasi sosial, mereka mencitrakan diri sebagai perusahaan yang peduli terhadap lingkuangan dan sosial.

Pembahasan tentang Caused Related Marketing (CRM) dan Corporate Social Responsibility (CSR) oleh Davaon Winder yang berjudul “CSR Threat or Opportunity” menunjukkan bahwa 46% konsumen berpendapat bahwa perusahaan yang menerapkan CSR berkinerja lebih baik, dan 60% konsumen terkesan pada bisnis yang bertanggung jawab pada lingkungan, masyarakat atau dalam ethical practices. Sedangkan 95% konsumen berpartisipasi dalam program Caused Related Marketing karena mengetahui bahwa keuntungan perusahaan akan disalurkan dalam bentuk donasi dan perbuatan baik. Kenyataanya CSR sangat penting pada perusahaan skala atas, skala menengah, dan skala kecil, setiap individu yang memiliki perusahaan juga diperjelaskan prinsip-prinsip dasar CSR dalam Islam. Manfaat paling penting program CSR pada perusahaan, dapat lihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1.1 Program penting CSR bagi perusahaan.

(3)

berbeda dengan etika. Di indonesia, pengabaian etika bisnis sudah banyak terjadi. Para pengusaha dan ekonom kapitalisme menolak terhadap etika bisnis dengan alasan adalah sebuah paradigma klasik, bahwa ilmu ekonomi harus bebas nilai (value free). Sistem ekonomi Islam berbeda dari kapitalisme, sosialisme, maupun negara kesejahteraan (welfare State). Perbedaan Islam dari kapitalisme adalah Islam menentang eksploitasi oleh pemilik modal terhadap buruh atau pekerja, dan melarang penumpukan kekayaan. Dalam Islam memenuhi kebutuhan materiil dan spritual benar-benar dijaga keseimbangannya, dan pengaturan oleh negara, meskipun hal tersebut ada tetapi tidak akan bersifat otoriter.

(4)

begitu saja kepada direktur atau manager yang digaji. Walaupun dalam sistem Islam tidak ada perusahaan yang menjadi sangat besar, seperti di dunia kapitalis barat, melainkan juga tidak ada perusahaan yang tiba-tiba bangkrut atau dibangkrutkan.

Hal ini jelas terlihat dari minimnya praktik penerapan etika bisnis Islam. Bentuk faktanya dapat dilihat dari perilaku pengusaha itu sendiri dalam kesehariannya dalam berusaha, ia menggunakan cara yang tidak dibenarkan dalam aturan Islam mengenai kaidah berusaha atau berbisnis yang menghalalkan semua cara. Ajaran Islam sudah jelas ada iman, dan moral yang harus dipedomanin. Berdasarkan uraian diatas artikel ini membahas meningkatkan penerapan etika bisnis Islam, dan melihat sejauhmana penerapan etika bisnis Islam pada perusahaan di Indonesia. Artikel ini bertujuan menganalisis dan memberikan pemahaman kepada para pengusaha muslim khususnya di Indonesia dan masyarakat umum untuk lebih meningkatkan penerapan etika bisnis Islam, yang merupakan bagian hukum Nasional yang berlaku di Indonesia.

II. Pembahasan A. Landasan Teori

(5)

dengan perusahaan dan bagaimana perusahaan berhubungan dengan agen atau pelaku ekonomi lain.

Menurut K. Bertens (2000) dalam buku Etika, merumuskan pengertian etika kepada tiga pengertian juga. Pertama, etika digunakan dalam pengertian nilai-niai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Kedua, etika dalam pengertian kumpulan asas atau nilai-nilai moral atau kode etik. Ketiga, etika sebagai ilmu tentang baik dan buruk. Rafik Issak Beekum (2004) mengatakan Etika adalah bidang ilmu yang bersifat normatif karena ia berperan menentukan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan oleh seorang individu. Etika bisnis lahir di Amerika pada tahun 1970an kemudian meluas ke Eropa tahun 1980an dan menjadi fenomena global di tahun 1990an jika sebelumnya hanya para teolog dan agamawan yang membicarakan masalah-masalah moral dari bisnis, sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis disekitar bisnis, dan etika bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang meliputi dunia bisnis di Amerika Serikat, akan tetapi ironisnya justru negara Amerika yang paling gigih menolak kesepakatan Bali pada pertemuan negara-negara dunia tahun 2007 di Bali. Ketika sebagian besar negara-negara peserta mempermasalahkan etika industri negara-negara maju yang menjadi sumber penyebab global warming agar dibatasi, Amerika menolaknya.

(6)

Artinya :

(7)

yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.

(8)

dipercaya), dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati janji”, ”pedagang yang jujur dan amanah (tempatnya di surga) bersama para nabi, Shiddiqin (orang yang jujur) dan para syuhada” (Hadits). Penerapan etika bisnis juga melindungi prinsip kebebasan berusaha dan meningkatkan keunggulan bersaing, selain itu juga mencegah terkena sanksisanksi pemerintah karena melanggar etika yang dapat digolongkan sebagai perbuatan melawan hukum. Tanpa etika bisnis maka, perusahaan akan lepas kendali, menggunakan berbagai cara, mengurbankan apa saja demi mencapai tujuan. Etika bisnis juga berhubungan dengan nilai merk (brand value). Perilaku bisnis yang beretika berkontribusi terhadap citra perusahaan. Caranya dengan memberi pelatihan pada para pekerja mengenai etika, hasilnya sungguh luar biasa, misalnya, menurunnya biaya, menurunnya pelanggaran dan perusakan pada merk atau reputasi dan pada akhirnya menurunkan penalti atau hukuman akibat melanggar aturan yang ditetapkan.

(9)

krisis publik dan mempertahankan pertumbuhan di pasar negara berkembang. Dalam implementasi CSR muncul tiga dimensi dan lima sub dimensi yang harus di perhatikan oleh perusahaan multinasional, yaitu struktur organisasi, etika perusahaan, dan pembelajaran. Menurut The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD, corporate social responsibility adalah komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut, berikut masyarakat setempat (lokal) dan masyarakat secara keseluruhan, dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan (Budimanta et.al, 2003: 72-73). Sedangkan definisi lainnya dikemukakan oleh Philippine Business for Social Progress yang menyatakan, CSR adalah prinsip bisnis yang mengusulkan bahwa kepentingan jangka panjang bisnis terlayani dengan baik ketika keuntungan dan pertumbuhan dicapai sejalan dengan perkembangan komunitas, perlindungan dan keberlanjutan lingkungan, serta kulitas hidup masyarakat. Perkembangan CSR awal mulanya hanya dilakukan oleh perusahaan berisiko tinggi seperti perusahaan tambang, perkebunan, kimia, tekstikl, minyak, dan penebangan kayu. Pada tahun kedua, terjadi pergeseran orientasi pelaksanaan CSR. Pada tahun ketiga, perkembangan CSR mengarah kepada Branded CSR, yang ditujukan untuk menjadi “umbrella” bagi produk-produk perusahaan. Prinsip-prinsip dasar CSR dalam Islam, yaitu :

1) Praktik CSR pada nilai-nilai sosial

a. QS. Al Baqarah ayat 177. Pentingnya nilai-nilai sosial.

b. Al Hasyr ayat 7. Mereduksi permasalahan sosial dengan mendorong produktivitas masyarakat dan menjaga keseimbangan distribusi kekayaan.

(10)

a. Qs. Al-A’raf ayat 85. Praktik CSR menekan etika bisnis Islam.

3) Praktik CSR pada lingkungan hidup

a. Qs. Al Qamar ayat 49. Allah menciptakan semesta ini secara terukur, baik kuantitatif maupun kualitatif. b. Qs. Al Hadid ayat 7. Dalam kondisi yang seimbang. c. Qs. Ar Ruum 41. Kerusakan lingkungan akan

berdampak pada orang lain.

III. Metode Penelitian

Artikel ini menggunakan teknik analisis dekskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel lain.

IV. Hasil dan Pembahasan

(11)
(12)

dengan bijak (hikmah), sabar, argumentatif dan persuasif akan menumbuhkan hubungan kemanusiaan yang kuat. Para pelaku usaha dituntut mempunyai kesadaran mengenai etika dan moral, karena keduanya merupakan kebutuhan yang harus dimiliki. Pelaku usaha atau perusahaan yang kurang hati-hati dan tidak menjaga etika, tidak akan berbisnis secara baik sehingga dapat mengancam hubungan sosial dan merugikan konsumen, bahkan dirinya sendiri. Allah SWT berfirman “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, Sesungguhnya Rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”. Menurut Sayyid Qutb, Islam mempunyai prinsip pertanggungjawaban yang seimbang dalam segala bentuk dan ruang lingkupnya. Antara jiwa dan raga, antara individu dan keluarga, antara individu dan sosial dan, antara suatu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Tanggung jawab sosial merujuk pada kewajiban-kewajiban sebuah perusahaan untuk melindungi dan memberi kontribusi kepada masyarakat dimana perusahaan itu berada.

Sebuah perusahaan mengemban tanggung jawab sosial dalam tiga domain :

1) Pelaku-pelaku organisasi, meliputi :

a. Hubungan Perusahaan dengan Pekerja (QS. An-nisa ayat 149).

b. Hubungan Pekerja dengan Perusahaan.

c. Hubungan Perusahaan dan Pelaku Usaha Lain; distributor, konsumen, pesaing.

2) Lingkungan Alam (QS. Al-A’raf ayat 56). 3) Kesejahteraan Sosial Masyarakat

Beberapa prinsip dalam Islam dalam menjalankan bisnis yang berkaitan dengan CSR yaitu:

(13)

2) Upaya untuk menghapus kemiskinan (Surat Al-Hasyr ayat 7). 3) Mendahulukan sesuatu yang bermoral bersih daripada sesuatu

yang secara moral kotor, walaupun mendatangkan keuntungan yang lebih besar (Surat Al-Maidah ayat 103).

4) Jujur dan amanah (Surat Al-Anfal ayat 27).

Implementasi aktivitas CSR di Indonesia, mengalami penyempitan makna jika dibandingkan dengan perkembangan konsep ini yang berasal dari negara maju. Aktivitas CSR yang dijalankan pada beberapa perusahaan cenderung terbatas hanya pada aktivitas pembangunan masyarakat (community development). Bahwa komunitas dan masyarakat menjadi perhatian dari kebijakan CSR perusahaan adalah benar adanya. Namun, kebijakan CSR perusahaan mencakup lebih dari komunitas semata. Sebagai konsep yang berasal dari negara maju, aktivitas CSR mencakup berbagai aspek seperti prilaku bisnis etis, hak asasi manusia, hak buruh atau tenaga kerja, anti korupsi dan kepedulian terhadap lingkungan. Sedangkan aspek kedermawanan perusahaan (corporate philantrophy) ada kalanya dipraktekkan di negera maju dan negara berkembang. Praktek CSR di Indonesia bahkan menjadi rancu ketika beberapa pemerintah daerah meminta dana-dana CSR dari perusahaan untuk diserahkan pada pemerintah daerah untuk dikelola dan disesuaikan dengan kebijakan pembangunan daerah. Hal ini sekali lagi menunjukkan masih ada mispersepsi mengenai bagaimana seharusnya CSR dipandang baik dari sisi pihak manajemen perusahaan, pemerintah, dan stakeholder.

(14)

persepsi karena akhirnya menggantikan karakteristik dasar dari implementasi CSR yang baik dan benar. Bab V Pasal 74 Undang-Undang tersebut menyebutkan bahwa:

1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.

2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat 1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dengan Peraturan Pemerintah.

(15)

minimal penggunaan dana CSR perusahaan. Keempat, aktivitas CSR semata hanya wajib dijalankan oleh perusahaan yang berhubungan dengan atau mengeksplorasi sumber daya alam. Di luar bidang ini, tidak ada sebuah keharusan perusahaan menjalankan kebijakan CSR. Implementasi aktivitas CSR di Indonesia mengalami penyempitan makna jika dibandingkan dengan perkembangan konsep ini yang berasal dari negara maju. Aktivitas CSR yang dijalankan pada beberapa perusahaan cenderung terbatas hanya pada aktivitas pembangunan masyarakat (community development). Bahwa komunitas dan masyarakat menjadi perhatian dari kebijakan CSR perusahaan adalah benar adanya. Namun, kebijakan CSR perusahaan mencakup lebih dari komunitas semata. Sebagai konsep yang berasal dari negara maju, aktivitas CSR mencakup berbagai aspek seperti prilaku bisnis etis, hak asasi manusia, hak buruh atau tenaga kerja, anti korupsi dan kepedulian terhadap lingkungan. Sedangkan aspek kedermawanan perusahaan (corporate philantrophy) ada kalanya dipraktekkan di negera maju dan negara berkembang. Praktek CSR di Indonesia bahkan menjadi rancu ketika beberapa pemerintah daerah meminta dana-dana CSR dari perusahaan untuk diserahkan pada pemerintah daerah untuk dikelola dan disesuaikan dengan kebijakan pembangunan daerah. Hal ini sekali lagi menunjukkan masih ada mispersepsi mengenai bagaimana seharusnya CSR dipandang baik dari sisi pihak manajemen perusahaan, pemerintah, dan stakeholder.

(16)

dengan tahun-tahun sebelumnya jumlah peserta tahun 2015 menunjukkan peningkatan positif.

Hal ini bisa dijadikan acuan bahwa tren laporan berkelanjtan (sustainability reporting) di Indonesia menunjukkan peningkatan yang lumayan baik. Organisasi yang membuat dan mempublikasikan Laporan Berkelanjutan (Sustainability Report) semakin banyak tidak hanya pada perusahan yang listing di bursa, namun juga BUMN, perusahaan non-listing baik kecil dan menengah hingga organisasi nirlaba turut serta membuat dan melaporkannya. Dalam laporan tahunan ini pun seringkali mencakup pelaporan pertanggungjawaban sosial perusahaan corporate social responsibility (CSR).

(17)

Grafik 5.1. Tren Peserta ISRA tahun 2008 – 2015 (sumber: NCSR2)

Jika melihat grafik di atas dari jumlah perusahaan yang menjadi peserta ISRA, sepertinya belum sepenuhnya dapat memperlihatkan perkembangan perusahaan yang telah membuat dan mempublikasikan Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report). Berdasarkan data yang didapat dari Global Reporting Initiatives (GRI), mulai Februari 2016 terdapat sebanyak 85 perusahaan yang telah membuat dan mempublikasikan laporan mereka. Untuk tahun 2015 total laporan yang telah dipublikasikan sebanyak 63 laporan, dimana kenaikan dari tahun sebelumnya (2014 ke 2015) lebih tinggi dibandingkan kenaikan tahun 2013 ke 2014.

Grafik 5.2. Pertumbuhan jumlah organisasi yang membuat dan melaporkan Sustainability Report

(Sumber: GRI)

(18)

Asia Tenggara yang melakukan pembuatan SR dan tertutup ke Global Reporting Initiative. Data yang ditampilkan merupakan data mulai Februari 2016.

Tabel 5.1. Perbandingan organisasi untuk Asia Tenggara (Sumber: GRI)

(19)

V. Kesimpulan

Etika bisnis Islam menjunjung tinggi saling percaya, kejujuran, dan keadilan antara pemilik perusahaan dan karyawan. Dengan demikian berkembang kekeluargaan (brotherhood). Etika bisnis Islam telah diajarkan Nabi SAW saat menjalankan perdagangan. Karakteristik Nabi SAW sebagai pedagang adalah, selain dedikasi dan keuletannya juga memiliki sifat shidiq, fathanah, amanah dan tabligh, ciri-ciri itu masih ditambah dengan sifat Istiqamah.

Indonesia diharuskan penerapan ajaran Islam dalam perilaku ekonomi manusia dan bisnis, alasan ini bukan karena mayoritas bangsa Indonesia beragama Islam, melainkan karena semakin jelas ajaran moral ini sangat sering tidak dipatuhi oleh pelaku bisnis dan seluruh aspek yang dijalankannya.

(20)

Daftar Pustaka

Amalia Fitri. 2013. Etika Bisnis Islam: Konsep Dan Implementasi Pada Pelaku Usaha Kecil. Jakarta: FEBI UIN SyarifHidayatullah.

Budimanta, Arif, Adi Prasetijo, & Bambang Rudito. 2003. Corporate Social Responsibility: Jawaban Bagi Model Pembangunan Indonesia Masa kini. Jakarta: Indonesia Center For Suistainable Development (ICSD).

Data diolah kembali dari daftar peserta ISRA per tahun (2008 – 2015). Adapun daftar peserta tersebut didapatkan dari: http://sra.ncsr-id.org/sra-participant/.

Nawatmi Sri. 2010. Etika Bisnis Dalam Perspektif Islam. Semarang: Fokus Ekonomi (FE).

NCSR Press Release, http://sra.ncsr-id.org/sustainability-reporting-award-sra-2015-press-release/.

Rahmat Zulfikri Biki. Corporate Social Responsibility Dalam Perspektif Etika Bisnis Islam. 2017. Siliwangi: Amwaluna.

Gambar

Gambar 1.1 Program penting CSR bagi perusahaan.
Grafik 5.2. Pertumbuhan jumlah organisasi yang membuat
Tabel 5.1. Perbandingan organisasi untuk Asia Tenggara

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: (1) pembelajaran menggunakan model penemuan

Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberian pakan dengan lama yang berbeda memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap daya cerna

PERTAMINA (PERSERO) Unit Bisnis Gas Domestik Region IV Surabaya dalam menjalankan penugasan (Assignment) dari Pemerintah berupa konversi minyak tanah ke LPG ukuran 3 Kg

Dari perancangan dengan obstacle dan menggunakan metode perhitungan kedua, didapat sebuah Radio Link System yang dapat bekerja dengan baik, hal ini dapat dilihat dari layout

Menurut Martin dan Oxman (1998): Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan

Dari total 25 sampel diantaranya 21 sampel feses kelelawar, 3 sampel feses sapi, dan 1 sampel buah yang tergigit kelelawar menunjukkan hasil yang negatif hasil deteksi

atau pujian dari masyarakat mengenai kinerja pelayanan yang di berikan, baik melalui media masa maupun melalui kotak saran yang di sediakan. Kotak saran yang

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,taufik dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh