• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengembangkan Kecerdasan Emosional dan Sosial Siswa Kelas XI SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Tahun Pelajaran 2017/2018. - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengembangkan Kecerdasan Emosional dan Sosial Siswa Kelas XI SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Tahun Pelajaran 2017/2018. - Test Repository"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN SOSIAL SISWA KELAS XI SMK N 1 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

OLEH: Novie Purnia Putri

111-14-388

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)

PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN SOSIAL SISWA KELAS XI SMK N 1 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

OLEH: Novie Purnia Putri

111-14-388

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO HIDUP

Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama

(8)

PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk :

1. Keluarga tercinta Ayahanda Purnama dan Ibunda Zumrotun yang telah membesarkan dan mendidikku dengan penuh ketulusan, kasih sayang dan

pengorbanan baik secara lahir maupun batin dengan iringan do’a dan

restunya.

2. Kepada adikku tercinta Fadilla Purnia Putri

3. Seluruh keluarga besar kakekku Jazuli dan Purwanto terimakasih atas dukungan dan motivasinya

4. Kepada bapak Mufiq, S.Ag.M.Phil selaku pembimbing dan sekaligus sebagai motivator serta pengarah sampai selesainya penulisan skripsi ini. 5. Untuk sahabatku tercinta Khoirin Nisai Shalihati, dia adalah Kartiniku. 6. Kepada Painem Squad (Nurul Fatimah, Fita Taranisa, Desita Eka

Kurniasari, Indah Setyowati, Yulia Dwi Rahmawati) yang selalu memberikan semangat dalam suka dan duka untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepada Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Salatiga Komisariat Walisongo (Ketum Ahmad Alfan dia adalah Ketua Umum Komiariat terganteng se-Salatiga, Restu Benastuti adalah Ketua Umum Kohati Komisariat Walisongo tercantik tetapi sayangnya masih jomblo). 8. Kepada seluruh pengurus Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Salatiga

(9)

Murabitah, Helmi Susanti) terima kasih telah berhasil menjadi penyedap rasa pedas manis dalam berproses di Himpunan)

9. Kepada kos Pandhito Wono (Eka, Tiara, Dyah, Evis, Berlin, Izza, Sania).

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, atas rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengembangkan Kecerdasan Emosional dan Sosial Siswa Kelas XI di SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018”. Shalawat serta salam tak lupa penulis sanjungkan kepada Nabi Agung Muhammad Saw, beserta keluarganya dan para sahabatnya.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd., Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

4. Bapak Mufiq, S. Ag., M. Phil. Selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

6. Bapak Sriyanto, S.Pd. M.Pd selaku kepala sekolah SMK N 1 Tengaran.

(11)

8. Kedua orang tuaku, adikku (Fadilla Purnia Putri), kakek nenekku, serta keluarga besar yang telah memberikan dukungan baik secara lahiriyah maupun batiniyah dalam penyusunan skripsi ini.

9. Ahmad Alfan, Khoirin Nisai Shalihati, Restu Benastuti, Bang Ridwan, Bang Uceng, Bang Hakim, Shofi Murobitoh, Helmi Susanti, Bang Dona dan bang Dodi.

10.Sahabat-sahabat seperjuangan yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11.Semua pihak yang telah ikhlas dalam memberikan bantuan material maupun spiritual dalam penulisan skripsi ini.

Demikian ucapan terimakasih penulis sampaikan. Penulis hanya bisa memanjatkan doa kepada Allah Swt, semoga segala amal kebaikan yang tercurahkan pada penulis diridhoi Allah Swt dengan mendapatkan balasan yang berlipat ganda.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khusunya dan bagi pembaca lainnya. Dengan keterbatasan dan kemampuan, skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.

(12)

ABSTRAKSI

Putri, Novie Purnia. 2017. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengembangkan Kecerdasan Emosional dan Sosial Siswa Kelas XI SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang dalam Menanggulangi Kenakalan

Remaja Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program

Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Mufiq, S.Ag.M.Phil.

Kata Kunci: Kecerdasan emosional, Kecerdasan Sosial.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan guru Pendidikan Agama Islam dalam mengembangakan kecerdasan emosional dan sosial siswa kelas XI SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja. Fokus masalah yang akan dikaji adalah: 1) Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan sosial siswa kelas SMK N 1 Tengaran Kab Semarang dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja. 2) Apa faktor pendukung dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan sosial siswa kelas XI SMK N 1 Tengaran Kab Semarang dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja. 3) Apa faktor penghambat dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan sosial siswa kelas XI SMK N 1 Tengaran Kab Semarang dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja.

Penelitian ini termasuk jenis Penelitian kualitatif yang berdasarkan studi lapangan (field research) dengan pendekatan deskriptif naturalistik, yaitu sebuah pendekatan dalam Penelitian yang menggambarkan kondisi obyek dan subyek. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan tiga komponen utama yaitu reduksi data, penyajian data dan pemeriksaan keabsahan data.

(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

HALAMAN JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTTO ... vii

E. Kajian Penelitian Terdahulu ... 7

F. Definisi Operasional ... 9

G. Sistematika Penulisan ... 15

(14)

B. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ... 18

C. Kecerdasan Emosional ... 18

D. Kecerdasan Sosial ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 32

B. Lokasi Penelitian ... 32

C. Sumber Data ... 33

D. Prosedur Pengumpulan Data ... 33

E. Analisis Data ... 35

F. Pengecekan Keabsahan Data ... 37

G. Tahap-tahap Penelitian ... 39

BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS A. Paparan Data ... 40

B. Hasil Temuan ... 58

C. Analisis Data ... 69

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 77

B. Saran... 78 DAFTAR PUSTAKA

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Tabel Tentang Jumlah Tenaga Pendidik dan Kependidikan Tabel 2 : Tabel Tentang Rincian Guru PNS dan Non PNS

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Foto wawancara.

(17)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebagai upaya untuk memberikan solusi perkembangan dan perubahan kemanusiaan secara dinamik berkaitan erat dengan sosok guru. Pada dasarnya setiap manusia tidak bisa hidup sendiri, setiap individu akan membutuhkan individu lain dalam kehidupan sehari–hari. Antar individu akan terlibat proses interaksi sosial dalam lingkungannya, baik di rumah, sekolah, tempat kerja dan lain–lain.

Jika seorang individu tidak dapat berinteraksi dengan baik maka individu tersebut akan cenderung individualis dan egois sehingga kepekaan dan kepedulian pada lingkungan sekitarnya pun kurang. Agar individu mampu berinteraksi dengan baik maka membutuhkan kecerdasan sosial dan kematangan emosi, karena seseorang tidak hanya dituntut mampu berinteraksi tapi cerdas dalam berinteraksi dan berinteraksi secara positif.

(18)

Dengan demikian, guru sebagai pendidik berusaha memberikan bantuan kepada peserta didik untuk mengembangkan kecerdasan peserta didik baik itu kecerdasan emosional dan kecerdasan sosial.

Penelitian oleh Goleman yang menunjukkan bahwa IQ memiliki konstribusi 20 % sedangkan 80 % ditentukan oleh kecerdasan emosi. Individu dengan IQ tinggi namun karena kurang dapat mengelola emosinya seringkali dalam menentukan dan memecahkan masalah mengalami kesulitan dan menjadi sumber konflik dalam diri. Dengan demikian kecerdasan emosional merupakan hal yang penting. Individu yang mempunyai kecerdasan emosi yang baik mampu mengendalikan dirinya dengan mengambil keputusan yang tepat dan dapat bergaul dengan mudah dalam situasi apapun. Individu yang mempunyai kecerdasan emosi yang kurang baik akan gagal mengatur emosi mereka yang berlebihan dan akhirnya berujung pada tindakan yang memalukan atau menyimpang dari norma.

Kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang untuk mengelola perasaan antara lain dirinya sendiri dan orang lain, tegar menghadapi frustasi, sanggup mengatasi kepuasan-kepuasan sesaat, mengatur suasana hati dan reaktif,dan mampu berempati pada orang lain (Golemen, 2000: 157).

(19)

dirinya, dan mampu untuk tidak terpengaruh oleh hal-hal yang buruk yang ada di lingkungan, serta dapat menegendalikan perasaan dengan baik.

Kecerdasan sosial merupakan pencapaian kualitas manusia mengenai kesadaran diri dan penguasaan pengetahuan yang bukan hanya untuk keberhasilan dalam melakukan hubungan interpersonal, tetapi kecerdasan sosial digunakan untuk membuat kehidupan manusia menjadi lebih bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Kecerdasan sosial akan memudahkan seseorang dalam memandang masalah. Masalah akan diselesaikan dengan baik karena individu atau kelompok mempunyai kecerdasan sosial akan melihat suatu masalah dengan obyektif, dapat menilai suatu masalah dengan obyektif, banyak menilai suatu peristiwa secara adil dan keterampilan dalam mengatasi masalah sehingga tidak berilaku yang menyimpang dari norma.

Para siswa SMK berusia antara 17 sampai 18 tahun yang termasuk dalam usia remaja, yang mana kondisi remaja merupakan masa penuh Strum Und

Drang, yaitu masa yang penuh gejolak dan kebimbangan. Definisi remaja

menurut Hurlock ialah melihat masa remaja sebagai suatu periode masa transisi dari masa anak-anak menuju ke arah kematangan.

(20)

dimuat dalam media massa diberitakan bahwa pada tanggal 8 November 2016 Puluhan pelajar sekolah menengah kejuruan (SMK) di amankan oleh anggota Polsek Sidorejo setelah kedapatan tawuran di kawasan pertigaan Blotongan, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, Jawa Tengah (Jateng), Jumat (18/11/2016). Pelajar SMK yang terlibat tawuran diberi pembinaan di Mapolres Salatiga Jl. Adi Sucipto, Kota Salatiga, Jateng, Jumat siang (Tribratanews.polressalatiga.id tanggal 17mei 2017 ).

Di sini peranan guru pendidikan Agama Islam di samping mengembangkan kecerdasan intelegensi dan kecerdasan spiritual juga dibutuhkan dalam mengembangakan kecerdasan emosional dan kecerdasan sosial. Pendidikan agama Islam adalah suatu proses penggalian, pembentukan, pendayagunaan dan pengembangan fitrah, dzikir dan kreasi serta potensi manusia, melalui pengajaran, bimbingan, latihan dan pengabdian yang dilandasi dan dinapasi oleh nilai-nilai ajaran Islam, sehingga terbentuk pribadi muslim yang sejati, mampu mengontrol, mengatur dan merekayasa kehidupan dengan penuh tanggung jawab berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam (Ahid, 2010: 19).

(21)

Dengan demikian dalam penelitian ini, penulis akan meneliti secara lebih detail dalam hal bagaimana peranan guru pendidikan agama Islam dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan kecerdasan sosial siswa kelas XI SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang dalam menaggulangai kenakalan remaja Tahun Pelajaran 2017/2018.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran guru Pendidikan Agama Islam pada siswa dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan sosial pada siswa kelas XI SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang dalam menggulangi kenakalan remaja tahun Pelajaran 2017/2018?

2. Apakah faktor pendukung dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan sosial pada siswa kelas XI SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang dalam menggulangi kenakalan remaja tahun Pelajaran 2017/2018?

(22)

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui peran guru Pendidikan Agama Islam pada siswa dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan sosial pada siswa kelas XI SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang dalam menggulangi kenakalan remaja tahun Pelajaran 2017/2018.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan sosial pada siswa kelas XI SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang dalam menggulangi kenakalan remaja tahun Pelajaran 2017/2018.

3. Untuk mengetahui faktor penghambat dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan Sosial pada siswa kelas XI SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang dalam menggulangi kenakalan remaja tahun Pelajaran 2017/2018.

D. Kegunaan Penelitian

Manfaat atau kegunaan daripada penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:

1) Teoritis

(23)

2) Praktik

a) Penerapan pengembangan kecerdasan Sosial dan Emosional dalam pembelajaran.

b) Pengembangan model atau metode pembelajaran berbasis pengembangan kecerdasan Sosial dan Emosional.

E. Kajian Peneliti Terdahulu 1. Penelitian Terdahulu

Analisis Data tentang kecerdasan emosinal dilakukan oleh beberapa orang diantaranya, skripsi Shofiya mahasiswa Tarbiyah Jurusan

Kependidikan Islam tahun 2002 dengan judul “ Peranan Orang tua Dalam

Mendidik Anak Menuju Kecerdasan Emosional (Studi Terhadap John

Gottman). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang

mengungkapkan secara spesifik peran orang tua dalam mendidik anak dengan cara orang tua menjadi pelatih emosi dan menggunakan langkah-langkah penting dan strategi yang baik dalam mendidik kecerdasan emosional anak.

Skripsi yang lain adalah skripsi Ummi Musslihatun mahasiswa

Tarbiyah Jurusab Pendidikan Agama Islam tahun 2001 dengan judul “

Pengembangan Kecerdasan Emosional pada Pesantren Muallimat

Muhammadiyah Yogyakarta”. Skripsi ini membahas tentang

(24)

Pada Penelitian lain yang dilakukan oleh Septina Nur Istiqomah tahun

2015, “Pengaruh kematangan emosi dan kecerdasan sosial terhadap

interaksi sosial siswa program Akselerasi”. Penemuan dari Penelitiannya

adalah Sampel Penelitian ini adalah siswa-siswi akselerasi MAN 2 Madiun sebanyak 38 orang. Dari hasil analisa data kematangan emosi (X1) dan kecerdasan sosial (X2) berpengaruh signifikan terhadap interaksi sosial (Y) dengan tingkat signifikansi 0,000 (0,000 < 0,05) dan secara bersama-sama mempengaruhi interaksi sosial sebesar 61%. Tingat kematangan emosi, kecerdasan sosial dan interaksi sosial siswa akselerasi berada pada taraf sedang. Kematangan emosi berpengaruh pada interaksi sosial sebesar 58,2% sedangkan kecerdasan sosial mempengaruhi interaksi sosial sebesar 18,3%.

Skripsi lain juga yang dilakukan oleh Nurul Latifa pada tahun 2010.

Pengembangan kecerdasan emosional siswa kelas XI di Madrasah Aliyah

Negeri Wonokromo Bantul Yogyakarta”. Hasil Penelitiannya menunjukkan bahwa Madrasah Aliyah Negeri Wonokromo Bantul Yogyakarta dalam mengembangkan kecerdasan emosional peserta didik mampu meningkatkan dan mengembangkan kualitas dan kreatifitas siswa di sekolah tersebut, walaupun masih banyak hambatan yang dihadapi.

(25)

Penelitian yang akan penulis teliti yaitu siswa kelas XI, kemudian Analisis Data menganai pengambangan kecerdasan emosianal dan sosial ini lebih menitik beratkan pada peranan seorang guru khususnya guru Pendidikan Agama Islam di SMK N 1 Tengaran tahun pelajaran 2017/2018.

F. Definisi Operasioanal

1. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008, 854) Peranan adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa. Maksud peranan berarti suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki jabatan tertentu, seseorang dapat memainkan fungsinya karena posisi yang diduduki nya tersebut.

Guru adalah seseorang yang memiliki kemampuan dan memiliki kemampuan yang dapat memudahkan dalam melaksanakan peranannya dalam membimbing siswanya, ia harus sanggup menilai diri sendiri tanpa berlebihan, sanggup berkomunikasi dan bekerjasama dengan orang lain, selain itu perlu diperhatikan pula bahwa ia memiliki kekurangan dan kelemahan. (Darajat, 1996:266)

Adapun pengertian pendidikan agama Islam menurut Beni Ahmad Saebani dan Hendra Akhdiyat adalah :

“Upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk

mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertakwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber

(26)

bimbingan, pengajaran, pelatihan serta penggunaan pengalaman.” (Saebani, 250)

Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam penelitian ini adalah: a) Peran guru pendidikan agama Islam sebagai pembimbing dapat

mengembangkan kecerdasan emosional dan sosial.

b) Peran guru pendidikan agama Islam sebagai motivator dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan sosial.

c) Peran guru pendidikan agama Islam dalam mengelola kelas, mengajar dan mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan kecerdasan emosional dan sosial siswa kelas XI jurusan Teknik Sepeda Motor di SMK Tengaran, Semarang.

2. Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Sosial

Kecerdasan emosi atau (emotional intelegence) adalah kemampuan mengenali perasaaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengeloila emosi dengan baik pada diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan orang lain. (Golemen, 2000: 205).

Kecerdasan sosial adalah kepintaran dalam menggugah tanggapan yang

dikehendaki pada orang lain”. Ketrampilan sosial identik dengan seni

mempengaruhi orang lain, yang makna intinya adalah seni mengangani emosi orang lain secara efektif (Golemen, 2000: 43).

(27)

(Istiqomah), kerendahan hati (Tawadu’), ketulusan (Keikhlasan), totalitas

(Kaffah) dan toleransi (Tasamuh)

a) Konsistensi (Istiqomah)

Konsistensi atau istiqomah dalam terminologi akhlak adalah perilaku teguh dalam mempertahankan keimanan dan keislaman sekalipun menghadapi berbagai macam tantangan dan godaan. ( Ilyas, 2007:97)

Orang yang istiqomah dalam melaksanakan perintah Allah, jiwannya tidak akan terpengaruh oleh lingkungan, ujian kehidupan baik yang bersifat menyenangkan maupun menyedihkan. Dengan keistiqomahan itu seseorang akan tetap berpegang teguh pada Allah meskipun menghadapi ujian yang berat dan pedih. Hubunganya dengan kecerdasan emosi, orang yang istiqomah akan dijauhkan dari kesedihan, yang negatif yakni kesedihan yang berlarut-larut dan diliputi penyesalan yang mendalam serta ketakutan menghadapi masa depan.

b)Kerendahan hati (Tawadu’)

(28)

tersebut maka indikator kecerdasan emosional dan sosial dalam penelitian ini adalah:

c) Toleransi (Tasamuh)

Toleransi adalah suatu sikap saling menghormati dan menghargai antar kelompok atau antar individu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Sikap toleransi menghindarkan terjadinya diskriminasi sekalipun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda. Contoh sikap toleransi secara umum antara lain menghargai pendapat atau pemikiran orang lain yang berbeda dengan kita serta saling tolong-menolong untuk kemanusiaan tanpa memandang suku/ras/agama/kepercayaannya.

d) Ketulusan (Keikhlasan)

Ikhlas berasal dari bahasa arab khalasa yang artinya jernih, bersih, murni, tidak bercampur. Secara istilah ikhlas berarti beramal semata-mata hanya untuk mengharap ridla Allah SWT. (Ilyas, 2007:29).

(29)

mencari ridha Allah SWT. Prinsip mencari ridha Allah itu membuat hati seseorang menjadi tentram dan bahagia juga menjaga kesetabilan emosi (Ginanjar, 2001:133).

Beramal dengan sebaik-baikya sama dengan melakukan pekerjaan secara profesional. Bekerja secara profesional berarti bekerja untuk menghasilkan sesuatu dengan usaha atau jerih payahnya sendiri untuk kebajikan diri sendiri juga untuk orang lain.

e) Totalitas (Kaffah)

Totalitas artinya keseluruhan. Dalam Al Qur’an disebutkan bahwa seseorang harus masuk Islam secara keseluruhan. Seseorang yang masuk islam secara kaffah maka akan menjalankan ajaran agamanya secara keseluruhan baik secara fisik maupun secara batin. Dia akan komitmen melaksanakan ajaran islam seperti perintah mentaati rukun iman, langsung dari Allah dan bersyahadat kepada Allah (Ginanjar, 2001:265).

Sehingga peneliti mengemambil 5 indikator dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan sosial di SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang dalam menanggulangi kenakalan remaja, yaitu:

(30)
(31)

G. Sistematika Penelitian

Untuk memudahkan dalam memahami isi skripsi ini, maka terlebih dahulu penulis sajikan tentang sistematika Penelitian skripsi secara garis besarnya.

BAB I Pendahuluan, dalam bab ini penulis akan mengemukakan pokok-pokok pikiran yang mendasari Penelitian skripsi ini. Pokok-pokok tersebut antra lain: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Signifikansi Penelitian, Kajian Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penelitian.

BAB II Landasan Teori, dalam bab ini membahas tiga sub bab, yaitu sub bab pertama tentang Guru dan Peranannya dalam pendidikan Agama Islam. sub bab kedua tentang kecerdasan Emosioanal, sub bab ketiga tentang kecerdasan sosial.

BAB III Metode Penelitian, dalam bab ini peneliti Meliputi Gambaran Umum SMK N 1 Tengaran; tinjauan historis; letak geografis, keadaan penduduik, struktur organisasi. Prosedur pengumpulan data, analisis Data, Pengecekan Keabsahan Data dan Tahap–tahap penelitian.

(32)

Semarang dalam menanggulangi kenakalan remaja tahun Pelajaran 2017/2018

(33)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Guru dan Peranannya dalam Pendidikan

Istilah guru dalam bahasa Jawa mempunya arti “digugu” dan “ditiru” yang artinya adalah “digugu” ucapanya dan dan "ditiru” perbuatanya. Dalam

bahasa Inggris guru itu diistilahkan dengan “teacher” yang berarti pengajar,

dan “tutor” yang berarti guru pribadi atau guru yang mengajar di rumah. Di dalam al-qur’an Firman Allah s.w.t.



Artinya : “Serulah ke jalan Tuhanmu (wahai Muhammad) dengan hikmat

kebijaksanaan dan nasihat pengajaran yang baik, dan berbahaslah dengan mereka (yang engkau serukan itu) dengan cara yang lebih baik”.( Surah al-Nahl ayat 125) Dalam bahasa Arab kata guru dijumpai pada kata, “ustadz”, “mudarris”,

mu’alim”, dan “muaddib”. Kata “ustadz” jama’nya “asaatid” yang berarti guru, profesor (gelar akademik), jenjang di bidang intelektual, pelatih, penulis

dan penyair. Adapun “mudarris” berarti “teacher” (guru), “instructor”

(pelatih), dan lecturer (dosen). Selanjutnya katamu’allim yang berarti teacher

(guru), trainer (pemandu). Kata mu’addib berarti educator (pendidik) atau

teacher in qur’anic school (guru dalam lembaga pendidikan Al-Qur’an) (Zainudin, 1991: 50).

(34)

Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman dengan disertai tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. Jadi yang dimaksud pembelajaran pendidikan agama Islam adalah proses belajar mengajar terhadap anak didik tentang ajaran agama Islam agar peserta didik memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam. (Majid, 2012: 12)

C. Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosi atau (emotional intelegence) adalah kemampuan mengenali perasaaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan orang lain. Aspek-aspek kecerdasan Emosi. (Golemen, 2000: 205).

(35)

Mengetahui apa yang individu rasakan pada suatu saat dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri; memiliki tolak ukur yang realistis dan kepercayaan diri yang kuat.

2) Pengaturan diri

Menangani emosi individu sedemikian sehingga berdampk positif pada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran, mampu pulih dari tekanan emosi.

3) Motivasi

Menggunakan hasrat individu yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntut individu menuju sasaran, membantu dalam mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif dan untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi.

4) Empati

Merasakan yang dirasakan orang lain, mampu memahami prespektif mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang.

5) Keterampilan sosial

(36)

Manusia memiliki berbagai macam jenis emosi yang ada dalam dirina. Jumlah emosi manusia ada ratusan, bersaa campuran, varaiasi, mutasi, dan nuansanya. Akan tetapi (Goleman, 2000:411) mengemukakanya ke dalam delapan jenis emosi yaitu:

1) Amarah: beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu, berang, tersinggung, bermusuhan, agresi, tindak kekerasan, dan kebencian patologis.

2) Kesedihan: pedih, sedih, muram, kesepian, ditolak, putus asa, dan depresi berat.

3) Rasa Takut: cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, waspada, tidak tenang, ngeri, fobia, dan panik.

4) Kenikmatan: bahagia, gembira, puas, senang, terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, rasa terpesona, rasa terpenuhi, kegirangan, luar biasa, dan mania.

5) Cinta: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, dan kasih.

6) Terkejut: kaget, terkesikap, takjub, terpana.

7) Jengkel: hina, jijik, mual, benci, tidak suka, mau muntah. 8) Malu: rasa salah, kesal hati, sesal aib, dan hati hancur lebur.

Sedangkan menurut (Hude, 2006: 137), di dalam Al Qur’an, emosi dasar manusia meliputi:

(37)

Segala sesuatu yang membuat hidup dalam perasaan senang, seperti perasaan cinta, puas, gembira, disebut emosi senang. Pada umumnya manusia tertarik dengan lawan jenisnya, harta dan kemewahan, menerima kenikmatan dan lepas dari kesulitan.

bencana yang menimpanya, niscaya Dia akan berkata:

"Telah hilang bencana-bencana itu daripadaku";

Sesungguhnya Dia sangat gembira lagi bangga.” (QS- Hudd: 10)

2) Emosi Marah

(38)

Artinya: “Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan marah

dan bersedih hati. berkata Musa: "Hai kaumku, Bukankah Tuhanmu telah menjanjikan kepadamu suatu janji yang baik? Maka Apakah terasa lama masa yang berlalu itu bagimu atau kamu menghendaki agar kemurkaan dari Tuhanmu menimpamu, dan kamu melanggar perjanjianmu dengan

aku?". (Q.S Tahaa: 86)

3) Emosi Sedih

Emosi sedih menghinggapi manusia ketika sedang tertimpa musibah, mendapatkan masalah, dan akibat dari hubungan interpersonal yang tidak baik, dikarenakan perilaku dan sikap seseorang yang menyakitkan hati. Emosi ini diekspresikan dengan tangisan dan kekhawatiran.

Artinya: “manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka Dia menjadi putus asa lagi putus harapan.”

4) Emosi Takut

Dalam kehidupanya manusia kadang diliputi emosi takut. Manusia takut dengan kematian, kekurangan harta, tertimpa bencana alam, dan lain-lain. Sebab-sebab yang membuat manusia takut dari masing-masing individu berbeda-beda.

Artinya: “Maka Musa merasa takut dalam hatinya. Kami berkata:

"Janganlah kamu takut, Sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang)".

5) Emosi Benci

(39)

Artinya: “Luth berkata "Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatanmu". (Luth berdoa): "Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan.”

6) Emosi Heran dan Kaget

Seandainya ada sesuatu yang terjadi diluar dugaan dan rencan maka emosi heran dan kaget akan menghinggapi batin manusia.

Artinya: “Isterinya berkata Sungguh mengherankan, Apakah aku akan melahirkan anak Padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamikupun dalam Keadaan yang sudah tua pula?. Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh. Para Malaikat itu berkata: "Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, Hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah".

Faktor-faktor yang mempengaruhi Kecerdasan Emosi menurut Goleman. 1) Jabatan

Semakin tinggi jabatan seseorang maka semakin penting keterampilan akan pribadinya dalam membuatnya menonjol dibanding mereka yang berprestasi biasa-biasa atau dengan kata lain semakin tinggi jabatan, maka semakin tinggi kecerdasan emosional yang dimiliki.

2) Jenis Kelamin

(40)

3) Usia

Siswa yang lebih tua lebih baik dibandingkan siswa yang lebih muda dalam penguasaan kecakapan emosi baru.

4) Pengalaman

Kecerdasan emosional dapat meningkat sepanjang hidup manusia. Sepanjang perjalanan hidup yang normal, kecerdasan emosional cenderung bertambah sementara manusia belajar untuk menangani suasana hati, menangani emosi-emosi yang menyulitkan, sehingga semakin cerdas dalam hal emosi dan dalam hal berhubungan dengan orang lain. Mayer menyatakan pendapat yang sama bahwa kecerdasan emosional berkembang sejalan dengan usia dan pengalaman dari kanak-kanak hingga dewasa (Golemen, 2000: 200).

(41)

mampu mempengaruhi individu lain. Segala sesuatuyang dihasilkan emosi tersebut bila dimanfaatkan dengan benar dapat diterapkan sebagai sumber energi yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas,mempengaruhi orang lain dan menciptakan hal-hal baru.

Faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi remaja yaitu: 1) Lingkungan

a) Lingkungan terdekat (keluarga)

Orang tua adalah subjek utama yang perilakunya diidentifikasi oleh anak kemudian diinternalisasi sehingga akhirnya menjadi bagian dalam kepribadian anak.

b) Lingkugan luar (non keluarga)

(42)

D. Kecerdasan Sosial

Kecerdasan sosial merupakan pencapaian kualitas manusia mengenai kesadaran diri dan penguasaan pengetahuan yang bukan hanya untuk keberhasilan dalam melakukan hubungan interpersonal, tetapi kecerdasan sosial digunakan untuk membuat kehidupan manusia menjadi lebih bermanfaat bagi masyarakat sekitar.



Artinya: “Jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta

berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’raf: 199)

Jadi kecerdasam sosial menurut ayat diatas akan memudahkan seseorang dalam memandang masalah. Masalah akan diselesaikan dengan baik karena individu atau kelompok mempunyai kecerdasan sosial akan melihat suatu masalah dengan obyektif, dapat menilai suatu masalah dengan obyektif, banyak menilai suatu peristiwa secara adil dan keterampilan dalam mengatasi masalah sehingga tidak berilaku yang menyimpang dari norma.

Ketrampilan sosial identik dengan seni mempengaruhi orang lain, yang makna intinya adalah seni menangani emosi orang lain secara efektif (Golemen, 2000: 43). Intisari komunikasi yang terampil, bergaiarah. Ketrampilan sosial meliputi:

1) Mempengaruhi, yaitu terampil menggunakan perangkat persuasi dengan efektif untuk menarik perhatian dan membangkitkan emosi,

(43)

kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas, spesifik dan tidak multi tafsir, sekaligus peka terhadap kebutuhan orang lain dan reaksi mereka dalam peristiwa tertentu.

3) Manajemen konflik artinya merundingkan dan menyelesaikan ketidak

sepakatan. Pemecahan masalah, yaitu “kemampuan untuk mengenali dan

merumuskan masalah, serta menemukan dan menerapkan pemecahan

masalahnya”.

4) Kepemimpinan, kepemimpinan adalah mengilhami dan membimbing

individu atau kelompok (Golemen, 2000: 296). “Kepemimpinan adalah

melatih hubungan antar pribadi yang mempengaruhi situasi dan secara

langsung, melalui proses komunikasi dalam rangka mencapai tujuan”

Katalisator perubahan artinya proses mengawali atau mengelola perubahan. 5) Kolaborasi dan kooperasi adalah bekerjasama dengan orang lain menuju

sasaran bersama. Hubungan antar pribadi, yaitu”kemampuan membina dan memelihara hubungan yang saling memuaskan dan ditandai dengan

keakraban dan saling memberi serta menerima kasih sayang”.

6) Kemampuan tim adalah “menciptakan sinergi dalam upaya meraih tujuan

bersama” (Golemen,2000:300). Istilah ini menunjukkan bahwa kita adalah

anggota kelompok masyarakat yang dapat berperan secara konstruktif”.

(44)

Aspek-aspek kecerdasan sosial dalam dua ranah besar yaitu

“kesadaran sosial dan fasilitas sosial” (Hermaya, 2001: 131). Di bawah ini penjelasan dari kedua hal tersebut:

1) Kesadaran sosial

Kesadaran sosial merujuk pada suatu keadaan khusus yang secara instan merasakan keadaan batiniah orang lain sampai memahami perasaan dan pikirannya sehingga dapat mengerti situasi sosial yang sulit sekalipun. Kesadaran sosial meliputi:

a) Empati dasar

Empati dasar merupakan kemampuan merasakan emosi orang lain. Empati dasar menunjukkan perasaan di mana isyarat-isyarat non verbal dapat dimengerti. Kemampuan ini dapat menangkap emosi yang muncul dari mimik wajah seseorang sehingga dimengerti tujuannya. Untuk itu empati dasar digunakan dalam memulai komunikasi.

b) Penyelarasan

(45)

yang baik membantu usaha penyelarasan dan memaksimalkan sinkronisasi psikologis sehingga emosi-emosi menjadi selaras.

c) Ketepatan empatik

Ketepatan empatik adalah kecakapan paling esensial dari kecerdasan sosial. Ketepatan empatik dibangun di atas empati dasar namun menambahkan suatu pengertian eksplisit tentang apa yang dirasakan serta dipikirkan orang lain. Pengetahuan yang lebih tepat terhadap kapasitas seseorang memungkinkan empati menjadi lebih akurat dan dengan begitu membuat kita menjadi lebih baik dalam menduga apa yang akan dilakukan seseorang.

d) Pengertian sosial atau kognisi

Kognisi adalah kemampuan untuk mengetahui apa yang dilakukan dunia sosial. Kita menggerakkan kemampuan kognisi sosial bertujuan untuk mengatasi perubahan dan perbedaan antarpribadi dan menghindari permasalahan-permasalahan sosial. Pengetahuan ini bisa membuat perbedaan dalam memahami mengapa sebuah pernyataan lucu dipahami sebagai sarkasme bagi sebagian orang.

2) Fasilitas Sosial

(46)

a) Sinkroni

Sinkroni adalah perilaku penyesuaian diri yang bertujuan untuk penyelarasan kebersamaan dalam kelompok sosial di dalam kelas. Dengan sinkronisasi dalam pembelajaran dapat memungkinkan tercapainya keberhasilan belajar yang berprestasi. Kegagalan sinkroni merusak kompetensi sosial, membuat interaksi tidak selaras dan tujuan belajar tidak tercapai.

b) Presentasi diri

Merepresentasikan diri sendiri dengan cara yang tepat merupakan salah satu aspek yang menunjang tujuan akhir dari hubungan. Kharisma merupakan satu aspek dari presentasi diri. Seorang guru yang memiliki kharisma mampu memancarkan emosi untuk mempengaruhi siswanya. c) Pengaruh

Pengaruh merupakan hasil interaksi sosial. Mereka yang mahir menggunakan pengaruh atas kesadaran sosial dapat memandu tindakan-tindakan mereka.

d) Kepedulian

(47)
(48)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan deskriptif naturalistik karena penulisaannya dilakukan pada kondisi yang alamiah

(natural setting). Sumber datanya ialah situasi wajar, penulis

mengumpulka data berdasarkan observasi situasi wajar, sebagaimana adanya. Penulis adalah instrument kunci yang mengadakan pengamatan dan wawancara sendiri (Sugiyono, 2015: 14).

Dengan berlandaskan pada masalah, maka Penelitian ini termasuk jenis Penelitian kualitatif yang berdasarkan studi lapangan (field research)

dengan pendekatan deskriptif naturalistik, yaitu sebuah pendekatan dalam Penelitian yang menggambarkan kondisi obyek dan subyek Penelitian dengan gambaran sewajarnya atau apa adanya (Arikunto, 2001: 18).

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis Penelitian lapangan (field research)

(49)

C. Sumber Data

Untuk mengumpulkan sejumlah data diperlukan sumber data di berbagai sumber yaitu:

1) Data Primer

Data primer dalam Penelitian ini, yaitu data yang berhubungan dengan peranan guru pendidikan agama Islam kelas XI dan siswa kelas XI SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Data ini dikumpulkan dengan teknik observasi dan dokumentasi.

2) Data Sekunder

Data Sekunder yaitu data pokok dalam Penelitian ini, yaitu data yang diperoleh dari kepala sekolah, Para guru bimbingan dan konseling, para guru Pendidikan Agama Islam dan siswa kelas XI di SMK N 1 Tengaran Semarang. Data ini dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.

D. Prosedur Pengumpulan Data

(50)

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sebuah objek dengan sistematika fenomena yang diselidiki. Observasi dapat dilakukan sesaat ataupun mungkin dapat diulang (Sukandarrumidi, 2004: 69). Metode ini digunakan untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar, situasi dan kondisi lingkungan SMK N 1 Tengaran. Bagaimana lingkungan di desain untuk mendukung proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam mengambangkan kecerdasan emosional dan sosial.

Melalui metode observasi ini, penulis bisa mengetahui secara langsung fenomena yang diteliti, mengenai keadaan guru PAI, siswa kelas XI Jurusan Teknik Sepeda Motor SMK N 1 Tengaran, pembelajaran Pendidikan Agama Islam baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan.

2. Wawancara

(51)

3. Dokumentasi

Dokumentasi ini berupa arsip-arsip tentang peranan guru pendidikan agama Islam dan siswa kelas XI SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.

E. Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan lainya untuk meningkatkan pemahaman penulis tentang fenomena yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain (Muhadjir, 2011: 71).

Analisis data sebagaimana menurut Patton yang dikutip oleh Lexy J Moleong adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar (Moleong, 2007: 103).

(52)

Adapun analisis data pada Penelitian ini mengikuti model Miles and Huberman yang dikutip dalam (Sugiyono, 2002: 286).

Periode pengumpulan

Gambar 1.1. Diagram komponen dalam analisis data.

Berdasarkan definisi dan diagram di atas, maka langkah-langkah analisis data dalam Penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menelaah data yang berhasil dikumpulkan dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi.

2. Mengadakan reduksi data dengan cara mengambil data yang dapat diolah lebih lanjut.

3. Menyusun data dalam satuan-satuan yang relevan.

4. Melakukan kategorisasi sambil melakukan pengkodean (coding)

Reduksi data

Kesimpulan/verifikasi reduction Data

Setelah Selama

(53)

6. Menafsirkan data dan mengambil kesimpulan secara induktif dengan cara berfikir berdasarkan fakta-fakta khusus, kemudian diarahkan kepada penarikan kesimpulan yang bersifat umum.

F. Pengecekan Keabsahan Data

Keabsahan data yang akan peneliti lakukan yaitu dengan menggunakan kriteria kredibilitas. Hal ini di maksudkan bahwa data-data yang dikumpulkan sesuai dengan latar belakang. Menurut Lexy J. Moleong (2008: 327-334) bahwa dalam menerapkan teknik pemeriksaan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Perpanjangan Keikutsertaan

Peneliti memperpanjang waktu penelitian di lapangan sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Karena menurut yang sudah dikemukakan, bahwa instrumen dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Maka keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data, waktunya pun tidak singkat, akan tetapi ada perpanjangan keikutsertaan pada latar penelitian.

2. Triangulasi

(54)

Dengan teknik ini, peneliti dapat me-recheck temuanya dengan jalan membandingkanya dengan berbagai sumber, metode, atau teori dengan cara:

a. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan b. Mengeceknya dengan berbagai sumber data

c. Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan

3. Ketekunan/keajegan pengamatan

Dalam hal ini bermaksud untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Dalam teknik ini menuntut peneliti agar mampu menguraikan secara rinci bagaimana dapat melakukan pengamatan secara detail dan penelaahan secara rinci tersebut dapat dilakukan. 4. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi

(55)

G. Tahap-tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut:

1. Tahap pra lapangan

a. Mengajukan judul penelitian b. Menyusun proposal penelitian

c. Konsultasi penelitian kepada pembimbing 2. Tahap pekerjaan lapangan, yang meliputi:

a. Persiapan diri untuk memasuki lapangan penelitian

b. Pengumpulan sata atau informasi yang terkait dengan focus penelitian

c. Pencatatan data yang telah dikumpulkan 3. Tahap analisi data, meliputi kegiatan:

a. Penulisan hasil penelitian

b. Konsultasi hasil penelitian kepada pembimbing c. Perbaikan hasil konsultasi

(56)

BAB IV

PAPARAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran umum SMK N 1 Tengaran

1. Letak Geografis

Berdiri sebagai Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berlokasi di SMP Negeri 2 Tengaran beralamat Jalan Raya Solo-Semarang KM.07 Karangduren Tengaran. Pada tanggal 1 Agustus 2005, SMK tersebut berpindah di Jalan Darun Na'im, Karangduren, Tengaran dengan menempati gedung sendiri yang berposisi berada di belakang SMP Negeri 2 Tengaran. SMK Kecil Tengaran tersebut dengan Program Keahlian yaitu Teknik Kendaraan Ringan (TKR) dan Tata Busana (TB) yang dipimpin oleh Bapak Drs. Saliminudin, MM

Tahun Pelajaran 2006/2007 berganti nama menjadi SMK Negeri 1 Tengaran hingga sekarang.

2. Identitas Sekolah

(57)

mengikuti program pengembangan tenaga kependidikan baik di dalam maupun di luar negeri. Sesuai dengan potensi dan eksistensi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Tengaran melaksanakan pendidikan dan pelatihan pada lima paket keahlian antara lain: Tata Busana, Teknik Kendaraan Ringan, Rekayasa Perangkat Lunak, Teknik Sepeda Motor, dan Tata Boga yang dalam melaksanakan kegiatan didukung oleh beberapa urusan antara lain: ketatausahaan, urusan kurikulum, urusan hubungan industri dan masyarakat, urusan kesiswaan, serta urusan sarana dan prasarana.

Berikut ini identitas Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Tengaran secara lengkap:

Alamat Jl Darun Naim Karang Duren Tengaran Kabupaten Semarang 50775

Nis 32.03.22.02.011 Nomor Telepon 0298.3405144 Nomor Fax 0298.3405166

e-mail smkntengaran@yahoo.co.id Luas Tanah 15.257 m2

(58)

Pemerintah Indonesia telah memberikan tugas pokok kepada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Tengaran untuk menyelenggarakan program-program pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat, khususnya dalam mempersiapkan calon pengisi dan pencipta lapangan kerja di wilayah Indonesia bagian barat. Perbaikan dan inovasi berlangsung secara berkesinambungan guna mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan dan perubahan-perubahan. Semua pelatihan diorientasikan sesuai dengan kebutuhan pasar atau lapangan kerja. Hubungan kerjasama dan kemitraan kami dengan banyak perusahaan dan industri, ditambah pengalaman yang diperoleh melalui unit produksi dan jasa memberi bekal pengetahuan yang mendalam tentang standar di lapangan kerja, kebutuhan serta harapan-harapannya. Adapun paket keahlian yang ada di SMK Negeri 1 Tengaran adalah sebagai berikut:

a. Paket Keahlian Tata Busana

Gencarnya upaya pemerintah untuk memajukan negara dalam sektor industri real menjadi tantangan tersendiri bagi kemajuan wilayah Indonesia bagian barat, sehingga benar-benar dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki ketrampilan tinggi dalam Tata Busana.

(59)

b. Paket Keahlian Teknik Kendaraan Ringan

Tuntutan pasar dan persaingan yang semakin bebas dan terbuka memunculkan konsekuensi terhadap kompetensi sumber daya manusia terdidik dan terampil di bidang Teknik Otomotif. Oleh karena itu untuk menyediakan tenaga yang teruji yang dibutuhkan di bidang tersebut, khususnya di wilayah Indonesia bagian barat, salah satu paket keahlian yang menyediakan jasa pendidikan dan pelatihan bagi dunia otomotif adalah Paket keahlian Teknik Kendaraan Ringan

Unit kerja ini (Paket keahlian Teknik Kendaraan Ringan) telah memberikan sumbangan berharga bagi keberhasilan institusi. Banyak tenaga kerja perusahaan otomotif atau pendukungnya di wilayah Indonesia bagian barat khususnya di DKI Jakarta yang memanfaatkan hasil program pendidikan pelatihan SMK N 1 Tengaran. Berbagai perusahaan atau industri dengan segala kelas mempercayakan kami untuk Teknik Otomotif (Teknik Kendaraan Ringan).

c. Paket Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak

(60)

berkepulauan, sehingga benar-benar dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki ketrampilan tinggi dalam Teknik Rekayasa Perangkat Lunak.

Unit kerja Paket keahlian Rekayasa Perangkat Lunak mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan di dunia teknologi informasi terutama dalam bahasa pemrograman perangkat lunak dengan semakin maraknya komputerisasi dalam segala sektor baik industri besar ataupun kecil. Sehubungan dengan hal tersebut paket keahlian ini dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas yang memungkinkan untuk menghasilkan tenaga-tenaga terlatih di bidangnya. Sehingga hasil tamatan pendidikan dan pelatihan sekolah selalu terserap di lapangan kerja yang tersedia ataupun berwiraswasta.

d. Paket Keahlian Teknik Sepeda Motor

Perkembangan pasar otomotif terutamanya pasar sepeda motor meningkat pesat seiring tuntutan kebutuhan masyarakat yang meningkat, memunculkan konsekuensi terhadap kompetensi sumber daya manusia terdidik dan terampil di bidang Teknik Otomotif. Oleh karena itu untuk menyediakan tenaga kompeten yang dibutuhkan di bidang tersebut, khususnya di wilayah Indonesia bagian barat, salah satu paket keahlian yang menyediakan jasa pendidikan dan pelatihan bagi dunia otomotif adalah Paket keahlian Teknik Sepeda Motor

(61)

usaha dan dunia industri untuk melakukan kerjasama dalam rangka mempersiapkan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri. Diharapkan banyak perusahan berskala besar ataupun yang kecil dapat memanfaatkan hasil program pendidikan pelatihan sekolah.

e. Paket Keahlian Tata Boga

Perkembangan pasar pariwisata dan hotel terutamanya pasar kuliner meningkat pesat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk dan kesibukan yang meningkat seiring dengan semakin kompetitifnya persaingan dunia usaha, masyarakat membutuhan hiburan untuk menghilangkan stress akibat beban kerja yang tinggi.

Unit kerja ini (Paket keahlian Tata Boga) baru dalam tahap mempersiapkan diri untuk bersaing dan berkompetisi dalam mengisi setiap kebutuhan akan tenaga terampil dan kompeten dalam dunia kuliner. Diharapkan banyak perusahan atau pelaku industri pariwisata berskala besar ataupun yang kecil dapat memanfaatkan hasil program pendidikan pelatihan sekolah.

f. Paket Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan

(62)

ataupun yang kecil dapat memanfaatkan hasil program pendidikan pelatihan sekolah.

3. Visi dan Misi a. Visi

Terwujudnya lulusan yang unggul, professional, kompetitif, berwawasan lingkungan yang didasari Iman dan Taqwa.

b. Misi

1)Mengembangkan keunggulan dengan mengedepankan kemandirian dan kretifitas;

2)Mendidik dan melatih peserta didik yang berkarakter berdasarkan iman dan taqwa;

3)Mendidik dan melatif peserta didik sesuai kebutuhan dunia kerja; 4)Menciptakan lingkunganyang aman, nyaman dan kondusif untuk

mengasah khasanah keilmuan;

5)Memberikan layanan prima kepada pelanggan;

6)Mewujudkan sekolah sebagai wadah kreasi, inovasi untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

c. Tujuan Sekolah

(63)

2) Memberikan pembekalan agar mampu berkarir, ulet dan giat dalam berkompetisi, mampu beradaptasi di lingkungan kerja dan dapat mengembangkan sikap professional sesuai kompetensi yang dimilikinya;

3) Membekali peserta didik dalam ilmu pengtetahuan, teknologi, seni dan wawasan entrepreneur agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melanjutkan pada jenjang pendidikan lebih tinggi.

4. Keadaan Guru

Tabel 1

Tabel Tentang Jumlah Tenaga Pendidik dan Kependidikan

NO. TENAGA PENDIDIK DAN

KEPENDIDIKAN JUMLAH

1. Guru PNS 48

2. Guru Tidak Tetap (GTT) 56

3. Petugas Tata Administrasi 8

4. Petugas Keamanan 5

5. Petugas Kebersihan 9

6. Toolman / Teknisi 6

Tabel 2

Tabel Tentang Rincian Guru PNS dan Non PNS

NO NAMA PNS/NON PNS

1 Mukimin, S.Pd. PNS

2 Harti, S.Pd, M.Kom PNS

(64)

4 Indrattuti, S.Pd. PNS

17 Trisno Dirgantoro, S.Pd PNS

18 Titin Khoufiyah, S.Pd PNS

19 Mustabiyatun Umriyah, S.Pd, M.Pd PNS

20 Sartono, S.Pd PNS

21 Ida Sriyati, S.Pd PNS

22 Istiqlalia Irawati, S.Psi PNS

23 Maya Harsasi, S.Pd PNS

24 Aris Abadi, S.Pd PNS

25 Joko Listiawan Sukowati, S.T. PNS

26 Amy Iswardani, S.Pd PNS

27 Joko Sukamto, S.T PNS

28 Ali Mashudi, S.Pd PNS

29 Ahmad Mahbub, S.T PNS

30 Retno Indriyastuti, S.E PNS

31 Eko Supriyadi, S.Kom PNS

(65)

34 Sri Wahyu Sarwoko, S.Pd PNS

35 Sulasminingsih, S.Pd PNS

36 Arnik Atin, S.Pd PNS

37 Theresia Ning Yuni Rahayu, S.Si PNS 38 Galih Wisnu Murdhani, S.Pd, M.Pd PNS

46 Sintauli Sulistyawati, S.Pd PNS

(66)

64 Ambar Rukmiati, S.Pd NO PNS

73 Triani Prihatiningsih, S.Pd. NO PNS

74 Heny Hidayati, S.Pd. NO PNS

75 Agung Nugroho, S.Pd. NO PNS

76 Arizka Priyantoro, S.Pd. NO PNS

77 Anggi Subkhan Fitrianto, S.Pd NO PNS

78 Ariana Romasari, S.Pd. NO PNS

(67)
(68)

6. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana adalah hal penting yang harus ada dalam suatu lembaga pendidikan agar tujuan dilaksanakannya pendidikan dapat tercapai. Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan sebagai penunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar seperti gedung, ruang kelas, lapangan, laboratorium,perpustakaan dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya peneliti sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

a. Gedung

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Tengaran terletak di tempat yang srategis tepatnya di jalan yang dapat diakses oleh semua transportasi umum, hal ini memudahkan bagi setiap pelanggan yang hendak berhubungan dengan pihak sekolah. SMK N 1 Tengaran ini memiliki bangunan-bangunan yang menunjang dalam kegiatan belajar-mengajar.

6

Teknik Komputer & Jaringan

2 72 2 65 2 65 6 202

(69)

Tabel 4

5 Ruang Perpustakaan Konvensional 2 248

(70)

Tabel 5

Tabel Data Ruang Praktik

No Jenis Ruangan Jumlah

Ruangan 01 Ruang Praktik Tata Busana 3 02 Ruang Praktik Kendaraan Ringan 2 03 Ruang Praktik Rekayasa Perangkat

Lunak

2

04 Ruang Praktik Teknik Sepeda Motor 2 05 Ruang Praktik Komputer dan Jaringan 2

b. Mebeler

Tabel 6 Tabel Data Mabeler

No Uraian Jumlah

1 Meja Siswa 800

2 Kursi Siswa 1.750

3 Meja Guru 160

4 Kursi Guru 200

5 Meja TU 8

(71)

8 Printer TU 3

9 Scanner 1

10 Camera Digital 2

11 Server 1

12 Mesin Foto copy 1

13 TV 3

14 LCD 36

15 Komputer/ Laptop 66

c. Laboratorium

Tabel 7 Tabel Laboratorium

d. P e. f.

No Jenis Ruangan Jumlah

Ruangan

Luas (m2)

1 Laboratorium Komputer 3 284

02 Laboratorium Multimedia 1 30

(72)

d. Perpustakaan

Perpustakaan kami memiliki stok buku sebanyak kurang lebih 4.000 judul buku dan terdapat kurang lebih 12372 eksemplar/ kopi yang terdiri dari buku pelajaran, BSE, buku kurikulum 2013, buku fiksi, buku non fiksi, dan buku referensi yang ditulis dalam bahasa Indonesia, Inggris, belum termasuk majalah, tabloid, dan penerbitan lainnya. Juga termasuk data elektronik melalui e-mail dan akses internet yang dapat digunakan setiap saat serta adanya Hot Spot area dimana setiap orang dapat mengakses internet secara gratis. Di SMK Negeri 1 Tengaran mempunyai 2 gedung perpustakaan. Yang diberi nama perpustakaan 1 dan perpustakaan 2. Di perpustakaan 1 menyediakan buku-buku jurusan yang ada di SMK Negeri 1 Tengaran. Sedangkan di perpustakaan 2 menyediakan buku-buku umum. Misalnya buku penjaskes, bahasa Indonesia, bahasa Jawa, seni budaya, dan lain sebagainya.

7. Kegiatan Sekolah

(73)

a. Intra Kurikuler

1) Seluruh Pelajaran Mengacu Peraturan Pemerintah

2) Program Tambahan Ciri Khusus ( Hafalan Surat Pendek, Praktek Mengkafani Jenazah, Tahlil Dan Dzikir )

b. Ekstra Kurikuler 1) Paskibra 2) Drumband

3) SKI/ Rohis/ Kerohanian Islam 4) Olah raga

5) Menjahit 6) Tata Boga 7) Komputer 8) Rebana dll c. Kegiatan Sosial

1) Zakat fitrah yang nantinya di bagikan ke seluruh warga sekolah dan masyarakat.

2) Qurban Idul Adha yang nantinya di bagikan ke seluruh warga sekolah dan masyarakat.

(74)

B. Hasil Temuan Penelitian

Guru memiliki peran penting dalam hal mewujudkan pencapaian pendidikan dan pembelajaran yang berkualitas di sekolah. Agar pencapaian kualitas pendidikan dan pembelajaran dapat berjalan secara optimal perlu diupayakan bagaimana mengembangkan diri peserta didik untuk memiliki kecerdasan emosional dan sosial yang stabil.

Sesuai dengan hasil obervaai, wawancara, serta dokumentasi di lokasi penelitian yaitu SMK N 1 Tengaran peneliti mendapatkan beberapa hal diantaranya:

1. Peran guru Pendidikan Agama Islam dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan sosial siswa di SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang dalam menganggulangi kenakalan remaja.

Adapun peran guru pendidikan agama Islam dalam mengembangkan emosional dan sosial siswa-siswi di SMK N 1 Tengaran yang meliputi konsistensi (Istiqomah), kerendahan hati

(Tawadhu’), toleransi (Tasamuh) , ketulusan (Keikhlasan) dan

totalitas (Kaffah):

a. Konsistensi (Istiqomah)

Menurut S selaku Kepala Sekolah SMK N 1 Tengaran menjelaskan:

Setiap hari sebelum pembelajaran dimulai, kita membaca

asmaul husna secara bersama-sama dan pada hari Jum’at

(75)

(problem solving) bagaimana siswa tersebut menyelesaikan

masalah emosionalnya dan empati.”

Menurut MSA selaku guru Pendidikan Agama Islam mengatkan:

Pernah saya melakukan percobaan Trial And Error

kepada anak-anak. Saya mewajibkan untuk absensi, siswa yang sholat akan diberi reward dan yang tidak

melaksanakan sholat akan diberi punishment.”

Siswa diwajibkan mengerjakan sholat dzuhur berjamaah

dan sholat Jum’at diharapkan hal ini mampu membantu Siswa untuk konsisten (Istiqomah) dalam menjalankan ibadahnya di manapun mereka berada.

Dipaparkan juga oleh EKW selaku guru BK:

“Untuk siswa yang emosionalnya sudah bagus tetap

dilakukan pemantuan setiap hari, pemantauan ini biasanya dilakukan dengan saya masuk ke kelas-kelas atau bekerja

sama dengan guru-guru atau wali kelas.”

Ditambahkan juga oleh siswi NA mengatakan:

“Guru PAI berusaha lebih memberikan teladan atau contoh.”

Guru selalu berusaha aktif dalam memberikan teladan yang baik bagi siswa, baik dari segi perkataan dan perbuatan. Sehingga jika seseorang guru mempunyai konsistensi maka siswa juga akan memiliki konsistensi.

Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan lapangan sebagai berikut:

(76)

berjumpa. Guru melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Melihat hal ini peran guru Pendidikan Agama Islam yang dilakukan adalah mengajarkan kepada siswa untuk saling menghormati dan menghargai serta berusaha menjadi teladan kepada siswa-siswa.

b. Rendah Hati (Tawadhu’)

Rendah hati adalah suatu sikap di mana seseorang memiliki kelebihan atas kepemilikan materi, bakat atau kemampuannya namun tidak menonjolkannya di hadapan orang lain. Ini adalah kebalikan dari sikap sombong. Seseorang yang memiliki suatu kemampuan atau kelebihan, namun memamerkannya di depan umum dengan harapan mendapatkan pengakuan adalah suatu kesombongan.

Menurut S selaku Kepala Sekolah mengatakan:

“Menghargai hasil karya orang lain, bekerja sama dengan

orang lain.”

Ditambahkan oleh MSA selaku guru Pendidikan Agama Islam mengatakan:

Biasanya saya sampaikan dengan peristiwa-peristiwa

yang terjadi di Palestina, Suriah, Eutopia atau bahkan di negara kita sendiri seperti Asmat. Diharapkan dengan

peristiwa-peritiwa tersebut bisa menggugah hati mereka.

Kita menfasilitasi untuk mereka yang ingin berinfak nanti,

bantuan tersebut kita sampaikan ke Aksi Cepat Tanggap

(ACT).”

(77)

tidak mendapatkan jam pembelajaran maka bisa melakukan konseling anak- anak satu persatu. Kita metodenya berbicara face to face dan memberikan arahan-arahan kepada siswa. Jika anak salah kita bilang salah

kalau memang benar kita bilang benar.”

Ditambakan oleh HS selaku siswa kelas XI di SMK N 1 Tengaran menegaskan:

Biasanya guru menasehati, akan tetapi yang paling

berperan itu adalah lingkungan teman sebaya.”

Hal ini sesuai dengan pengamatan lapangan sebagai berikut:

Peran guru Pendidikan Agama Islam yang telah dilakukan adalah mengajarkan siswa untuk saling menghargai dan menghormati dengan tidak menandang diri lebih tinggi dari pada orang lain serta saling membantu sesama.

c. Toleransi (Tasamuh)

Toleransi adalah suatu sikap saling menghormati dan menghargai antar kelompok atau antar individu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Sikap toleransi menghindarkan terjadinya diskriminasi sekalipun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda. Contoh sikap toleransi secara umum antara lain menghargai pendapat atau pemikiran orang lain yang berbeda dengan kita serta saling tolong-menolong untuk kemanusiaan tanpa memandang suku/ras/agama/kepercayaannya.

Dijelaskan oleh S selaku Kepala Sekolah mengatakan:

(78)

mengadakan kegiatan-kegiatan yang melibatkan semua siswa tanpa memandang suku, ras, agama contohnya upacara, lomba 17-an dan lain-lain. Terdapat satu kendala, kami pihak sekolah belum bisa membuat acara peringatan hari-hari besar keagamaan selain agama islam seperti natal, waisak dan lain-lain karena jumlah siswa tersebut sedikit.”

Ditambahkan oleh MSA selaku guru Pendidikan Agama Islam mengatakan:

“Untuk mengembangkan tolerani biasanya saya menggunakan proyek, misalnya dalam suatu kelas terdapat satu siswa yang sakit akan tetapi tidak mau dibawa ke UKS maka siswa diajarkan untuk senantiasa menghargai keadaan orang lain dan berusaha untuk mendahulukan kepentingan bersama dibandingkan dengan kepentingan pribadi.”

Hal yang serupa juga dijelaskan olehEKW selaku guru BK mengatakan:

“Contohnya jika terdapat siswa yang kurang dari teman-temannya maka saya lebih mengarahkan, atau jika bisa

masuk ke kelas saya bisa berceramah untuk

memberitahukan. Kita harus berbuat baik, jikalau tidak

bisa masuk kelas kita tetap panggilan satu per satu.”

Seperti yang dikatakan oleh siswa HS mengatakan:

“Guru Pendidikan Agama Islam biasanya. Pertama, menasehati yang kedua mencontohkan. Guru agama juga

menjadi teladan dalam toleransi.”

(79)

guru yang telah dilakukan adalah mengajarkan kepada siswa untuk saling menghargai dan menghormati setiap kebebasan dan kemampuan dari setiap individu.

d. Ketulusan (Keikhlasan)

Menurut S selaku Kepala sekolah:

“Beribadah secara ikhlas, menolong tanpa pamrih

kemudian menggelorakan kata-kata mutiara seperti “Bekerja

Secara Iklhas, Bekerja Secara Cerdas”. Biasanya diawal tahun pelajaran kita mengadakan bakti sosial berupa mengumpulkan bahan makanan dari siswa nanti bahan tersebut akan di bagikan ke warga sekitar sekolah. Selain itu juga tidak jarang kita mengadakan penggalangan dana yang bersifat fluktuatifcontohnya ketika terjadi peritiwa bencana alam. Kita juga membiakan siswa untuk berinfak etiap hari Jum’at dan eaat perayaan hari raya Idul Adha kita menyelenggarakan qurban.”

Dijelaskan juga oleh Bapak MSA selaku Guru Pendidikan Agama Islam mengatakan:

“Kita mengajarkan infak untuk saudara-saudara kita dengan harapan mereka menjadi lebih rendah hati. Kiat mengajarkan arti keikhlasan atau ketulusan hati. Ikhlas itu memang susah akan tetapi jika kita tidak sering sampaikan kepada anak-anak maka akan sedikit sekali mereka memahami pentingnya berbagi dengan sesama.

Didukung olehEKW selaku guru BK mengatakan:

“Kita mengajarkan untuk tetap belajar tulus dan sabar, lebih ikhlas dan lebih menerima. Sebenarnya sulit tetapi dengan motivasi mereka lama-kelamaan pasti akan

mengerti.”

Gambar

Gambar 1.1. Diagram komponen dalam analisis data.
Tabel Tentang Jumlah Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Table 3
Tabel Data Bangunan
+3

Referensi

Dokumen terkait

1) Baca dan pelajari isi buku Sosiologi Olahraga pada materi pengertian sosiologi olahraga. 2) Carilah pengertian sosiologi dari sumber lain dan bandingkan.. Dibuat Oleh :

[r]

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kredit adalah suatu usaha pemberian prestasi baik berupa barang, jasa, atau uang dari suatu pihak (pemberi kredit) kepada

Semen yang biasa digunakan pada campuran beton atau disebut juga semen portland adalah bahan pengikat hidrolis berupa bubuk halus yang dihasilkan dengan cara menghaluskan

PENGARUH WAKTU FERMENTASI DAN JENIS RAGI (Saccharomyces cerevisiae Dan Debaryomyces hanseii) TERHADAP PEMBUATAN BIOETANOL DARI SINGKONG.. KARET (Manihot

Polda Lampung, Kapolda Lampung Irjen Pol Drs Sudjarno buka bersama di Pondok Pesantren Riyadhus Sholihun Kecamatan Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung..

5 John Afifi, op., cit.. Pada umunya pendidik lebih suka menggunakan metode ceramah dikombinasikan dengan metode tanya jawab. Metode ceramah banyak dipilih karena mudah

Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Melalui Pembelajaran Kooperatif Teknik Kepala Bernomor Terstruktur pada Siswa Kelas IV SDN Banyuhurip Kabupaten Bandung Barat..