i
(
FINANCING TO DEPOSIT RATIO
), DAN NPF (
NON
PERFFORMING FINANCING
) TERHADAP
PROFITABILITAS
(Studi pada Bank Umum Syariah Periode 2013-2016)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh GelarSarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
ADITAMA DEWANTARA
NIM 213 13 173
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH S1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
vi
MOTTO
“Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya” (Q.S At-Talaq: 4)
“Sukses adalah kemampuan untuk melangkah dari kegagalan tanpa hilang antusiasme” (Sir Winston Churchill)
“Jika Anda ingin membuat mimpi Anda menjadi kenyataan, hal pertama yang harus anda
lakukan adalah bangun” (Albert Einstein)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
1. Allah SWT yang selalu memberikan rahmat serta hidayah-Nya.
2. Kedua orang tuaku tercinta, Ibu Prihatiningsih dan Bapak Siskawentar, serta
saudaraku tercinta Atika Krisna Murti yang selalu mendo’akan, menyemangati,
menasehati, dan memotivasi dalam pembuatan skripsi ini, terima kasih untuk
semuanya.
3. Teman-teman mahasiswa Program Studi Perbankan Syariah S1 yang selalu
membbantu, mendoakan, menyemangati, menasehati, dan memotivasi dalam
vii Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillaahirrabil’aalamiin, Segala puji bagi Allah SWT, atas segala limpahan
rahmat serta hidayah-Nya, tak lupa shalawat serta salam kita sanjungkan kepada junjungan
kita, nabi Muhammad SAW. Atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
dengan judul : ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH,
MUSYARAKAH, CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR), NON PERFORMING FINANCING (NPF) TERHADAP PROFITABILITAS (Studi pada Bank Umum Syariah Periode 2013-2016). Skripsi ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi program Strata Satu (S1)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari tanpa adanya do’a, bimbingan,
dukungan, nasehat, dan bantuan dari berbagai pihak, penulisan skripsi ini tidak akan dapat
terwujud. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN Salatiga.
3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.si selaku Ketua Program Studi S1 Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
4. Bapak Taufikur Rahman M.Si selaku pembimbing, yang telah memberikan
bimbingan, dorongan dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
viii
7. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program
Studi S1 Perbankan Syariah
8. Terima kasih untuk semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu per satu
yang telah menjadi bagian dari hidupku, selalu sehat dan sukses untuk kita semua.
9. Dan semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu, terima kasih untuk semangat yang selalu kalian berikan.
Dan akhirnya, tidak ada kata selain rasa syukur atas rahmat dan karunia serta
ridho Allah SWT. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb
ix
Musyarakah, Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), terhadap Profitabilitas (Studi Pada Bank Bank Umum Syariah yang Terdaftar di Bank Indonesia Periode 2013-2016). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Program Studi Perbankan Syariah S1, Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Taufikur Rahman, M.Si.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh peningkatan jumlah pembiayaan perbankan syariah dalam beberapa tahun terakhir. Pembiayaan harus dikelola secara baik supaya dapat memberikan kontribusi yang optimal terhadap kinerja keuangan, yang pada akhirnya akan meningkatkan profitabilitas bank syariah. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan menganalisis pengaruh pembiayaan mudharabah (X1), pembiayaan
musyarakah (X2), capital adequacy ratio (CAR) (X3), financing to deposit ratio (FDR) (X4), non performing financing (NPF) (X5) terhadap profitabilitas (ROA) (Y).
Dalam penelitian ini data yang diambil berupa data Statistik Perbankan Syariah yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia pada tahun 2013 hingga tahun 2016. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan SPSS versi 16. Analisis dalam penelitian ini meliputi uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik melalui uji multikolonieritas, uji heterokesdastisitas, uji normalitas, dan uji autokorelasi, kemudian uji analisis regresi berganda,dan uji statistik melalui uji statistik t, uji statistik F, serta koefisien determinasi (R2).
Berdasarkan penelitian dari uji statistik melalui uji t menunjukkan bahwa pembiayaan mudharabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, kemudian
pembiayaan musyarakah tidak berpengaruh terhadap ROA, selanjutnya CAR tidak
berpengaruh terhadap ROA, kemudian FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, dan NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Pada uji koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, capital adequacy ratio, financing to deposit ratio secara stimultan berpengaruh terhadap profitabilitas sebesar 89% sedangkan sisanya 11% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model.
x
SAMPUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian... 8
D. Kegunaan Penelitian ... 8
E. Sistematika Penulisan ... 9
BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka ... 11
B. Kerangka Teori ... 20
1. Pembiayaan Bank Syariah ... 20
a. Pengertian Pembiayaan ... 20
xi
b. Jenis-Jenis Pembiayaan Mudharabah ... 24
c. Rukun Pembiayaan Mudharabah ... 25
d. Syarat Pembiayaan Mudharabah ... 26
3. Pembiayaan Musyarakah ... 27
a. Pengertian Musyarakah ... 27
b. Jenis-Jenis Pembiayaan Musyarakah ... 27
c. Syarat Pembiayaan Musyarakah ... 28
4. Capital Adequacy Ratio (CAR) ... 28
5. Financing to Deposit Ratio (FDR) ... 29
6. Non Performing Financing (NPF) ... 31
7. Proitabilitas ... 31
a. Pengertian Profitabilitas ... 31
b. Return On Asset... 32
C. Kerangka Penelitian ... 33
D. Hipotesis ... 35
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 43
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 43
C. Populasi dan Sampel ... 43
D. Teknik Pengumpulan Data ... 44
E. Definisi Konsep dan Definisi Operasional ... 45
xii
1. Uji Stasioneritas ... 51
2. Uji Asumsi Klasik ... 51
a. Uji Multikolonieritas ... 52
b. Uji Heterokesdastisitas ... 53
c. Uji Normalitas ... 53
d. Uji Autokorelasi ... 54
3. Uji Statistik... 54
a. Analisis Regresi Berganda ... 54
b. Uji t... 55
c. Uji F ... 56
d. Uji R2 (Koefisien Determinasi) ... 57
H. Alat Analisis ... 57
BAB IV ANALISIS DATA A. Deskripsi Objek Penelitian ... 59
1. Uji Statistik Deskriptif ... 59
B. Analisis Data ... 60
1. Uji Asumsi Klasik ... 60
a. Uji Multikolonieritas ... 60
b. Uji Heterokesdastisitas ... 62
c. Uji Normalitas ... 64
d. Uji Autokorelasi ... 65
2. Uji Statistik... 66
a. Analisis Regresi Berganda ... 66
xiii
A. Kesimpulan... 78
B. Saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA
xiv
Tabel 1.1 Pembiayaan Perbankan Syariah ... 3
Tabel 1.2 Rasio FDR Bank Umum Syariah ... 6
Tabel 2.1 Research Gap ... 16
Tabel 2.2 Hipotesis Penelitian ... 42
Tabel 3.1 Definisi Konsep dan Operasional ... 47
Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif... 59
Tabel 4.2 Hasil Uji R2 Regresi Utama ... 61
Tabel 4.3 Perbandingan r2 dan R2 ... 62
Tabel 4.4 Hasil Uji Heterokesdastisitas ... 63
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas ... 65
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ... 66
Tabel 4.7 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda ... 67
Tabel 4.8 Hasil Uji t ... 69
Tabel 4.9 Hasil Uji F ... 75
Tabel 4.10 Hasil Uji R2 ... 76
1
A. Latar Belakang Masalah
Bank Syariah merupakan lembaga keuangan yang beroperasi
dengan tidak menggunakan bunga (riba). Produk-produk yang
dikembangkan bank syariah berdasarkan Al-Quran dan Hadis, dengan
demikian bisa dikatakan bahwa bank syariah adalah lembaga keuangan
yang usaha pokoknya adalah memberikan pembiayaan dalam lalu lintas
peredaran uang yang dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan prinsip
syariat Islam (Muhammad, 2002:13).
Pada awalnya perkembangan perbankan syariah di Indonesia belum
terlalu bisa diterima karena banyak masyarakat yang belum paham
mengenai sistem bagi hasil dan nilai-nilai Islam yang diterapkan dalam
bank syariah. Namun seiring berjalannya waktu pemahaman masyarakat
mengenai sistem bank syariah mulai meningkat, sehingga bank syariah
semakin diminati masyarakat. Perkembangan ini memicu semakin
banyaknya bank umum syariah yang bermunculan. Berdasarkan data dari
statistik perbankan syariah tahun 2016, jumlah bank umum syariah baru
ada 6 pada tahun 2009, pada tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi
11 bank umum syariah, pada tahun 2014 jumlahnya kembali bertambah
menjadi 12 bank umum syariah, dan di tahun 2016 jumlahnya bertambah
Sebagai lembaga keuangan yang menerapkan prinsip syariah,
tentunya ada beberapa hal yang membedakan bank syariah dengan bank
konvensional. Pada dasarnya bank konvensional menerapkan sistem bunga
sedangkan bank syariah menerapkan sistem bagi hasil. Bank syariah
tentunya akan menerapkan nilai-nilai Islam baik dalam kegiatan
penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Dalam perbankan syariah
kegiatan penyaluran dana biasa disebut dengan pembiayaan (Hasanah,
2017:2).
Pembiayaan merupakan penyediaan uang atau tagihan berdasarkan
persetujuan antara bank dan pihak lain yang wajib untuk mengembalikan
uang atau tagihan setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi
hasil (Purwanto, 2011:15). Berdasarkan jenisnya pembiayaan bank syariah
dibagi menjadi tiga, pertama; pembiayaan dengan prinsip jual beli (ba’i)
dengan akad murabahah, salam, dan istishna, kedua; pembiayaan dengan prinsip sewa (ijarah) dengan akad ijarah dan ijarah muntahiyah bitamlik, ketiga; pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (syirkah) dengan akad mudharabah dan musyarakah (Yudiana, 2014:23).
Berbeda dengan pembiayaan murabahah, pembiayaan mudharabah
dan pembiayaan musyarakah merupakan pembiayaan yang cukup rumit karena memiliki risiko yang cukup tinggi sehingga membutuhkan
diperoleh, karena sangat bergantung pada berhasil atau tidaknya usaha
yang telah dijalankan (Mu’allim, 2004:56).
Dalam dunia usaha, bank berperan sebagai lembaga perantara atau
intermediasi. Penyaluran dana berupa pembiayaan produktif diharapkan
dapat melahirkan pengusaha baru atau bahkan meningkatkan peran
pengusaha lama. Tujuan utama bank syariah sebagai badan usaha dalam
melakukan kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana tentunya adalah
mencari keuntungan. Keuntungan tersebut bersumber dari profit sharing maupun margin jual beli (Hasanah, 2017:6). Berikut ini data pembiayaan
mudharabah dan musyarakah bank umum syariah pada tahun 2014-2016:
Tabel 1.1
Pembiayaan Perbankan Syariah
2014 2015 2016
Pembiayaan Mudharabah 14.354 14.820 15.292 Pembiayaan Musyarakah 49.387 60.713 78.421
Jenis Pembiayaan
Tahun
Miliar Rp
Sumber: Statistik Perbankan Syariah, Desember 2016
Berdasarkan tabel 1.1 di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah
pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah terus mengalami peningkatan. Peningkatan pembiayaan bagi hasil dapat mempengaruhi
kinerja keuangan suatu bank. Menurut penelitian Pratika (2013)
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Permata dkk. (2014)
menyatakan bahwa pembiayaan mudharabah berpengaruh signifikan dan
negatif terhadap profitabilitas, sedangkan pembiayaan musyarakah
berpengaruh signifikan dan positif terhadap profitabilitas. Sementara
penelitian dari Muslim dkk. (2014) menyatakan bahwa pembiayaan
mudharabah berpengaruh positif terhadap profitabilitas, sedangkan pembiayaan musyarakah berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.
Semakin tinggi penyaluran pembiayaan pada bank, maka semakin
tinggi pula risiko pembiayaan dalam menyalurkan dananya. Risiko
pembiayaan dapat mempengaruhi kinerja bank syariah karena jumlah
pembiayaan bermasalah (NPF) menjadi besar, sehingga akan semakin
besar pula jumlah kebutuhan biaya penyisihan yang akan mempengaruhi
kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan (Ayunda, 2015).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ummah dan Suprapto (2015)
dan juga Widyaningrum dan Septiarini (2015) menyatakan bahwa NPF
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas, berbeda dengan
penelitian oleh Sabir dkk. (2016) dan Widiyanti dkk. (2015) yang
menyatakan bahwa NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas.
Profitabilitas merupakan indikator penting dalam mengukur kinerja
keuangan. Pengelolaan manajemen keuangan bank yang baik akan dapat
memacu peningkatan profitabilitas bank. Profitabilitas merupakan rasio
digunakan untuk mengukur keuntungan adalah return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) (Sabir dkk, 2012:81). ROA adalah rasio yang mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh investasi yang
telah dilakukan, sedangkan ROE adalah rasio yang mengukur seberapa
besar pengembalian yang diperoleh dari pemilik bisnis (Yudiana,
2014:92).
Dalam penentuan tingkat kesehatan bank, Bank Indonesia lebih
mementingkan penilaian besarnya ROA (return on asset) dan tidak memasukkan unsur ROE (return on equity). Hal ini dikarenakan Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan
nilai proitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset yang dananya
sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat (Dendawijaya,
2005:119). Maka dari itu indikator yang digunakan untuk mengukur
tingkat proitabilitas bank syariah dalam penelitian ini adalah ROA.
Terdapat beberapa rasio yang dapat mempengaruhi ROA, yaitu
capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to deposit ratio (FDR), dan operational efficiency ratio (OER). CAR (capital adequacy ratio) merupakan rasio kecukupan modal untuk mengetahui kemampuan modal yang dimiliki dalam menyerap atau
menanggung kerugian bank. Apabila bank memiliki modal yang cukup
dalam menanggung kerugian, maka semakin besar kemungkinan bank
dalam mendapatkan keuntungan (Widyaningrum dan Septiarini,
(2015) dan juga Widyaningrum dan Septiarini (2015) menyebutkan bahwa
CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, sedangkan
penelitian dari Zulifiah dan Susilowibowo (2014) kemudian juga oleh
Sabir dkk. (2012) menyebutkan bahwa CAR berpengaruh positif dan
signifikan terhadap profitabilitas.
Rasio lain yang dapat mempengaruhi profitabilitas suatu bank
adalah FDR (financing to deposit ratio). FDR adalah rasio antara jumlah kredit yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga yang diterima
oleh bank. FDR secara umum dikenal sebagai loan to deposit ratio (LDR), karena dalam perbankan syariah tidak mengenal istilah pinjaman
melainkan pembiayaan. Semakin tinggi FDR maka keuntungan perusahaan
juga akan tinggi (Widiyanti, 2015:539). Dari definisi tersebut dapat
dikatakan bahwa FDR merupakan rasio pengukur ROA yang dipengaruhi
oleh pembiayaan. Berikut ini data rasio FDR bank umum syariah tahun
2014-2016:
Tabel 1.2
Rasio FDR Bank Umum Syariah
FDR (%) Tahun
86,66 2014
88,03 2015
85,99 2016
Sumber: Statistik Perbankan Syariah, Desember 2016
Dari tabel 1.2 di atas dapat disimpulkan bahwa rasio FDR pada
kemudian mengalami penurunan pada tahun 2016. Penyebab naik dan
turunnya rasio FDR ini dapat dipengaruhi oleh pembiayaan, karena FDR
merupakan presentase dari perbandingan jumlah pembiayaan dengan dana
pihak ketiga. Menurut Widyaningrum dan Septiarini (2015:972) kenaikan
rasio FDR dapat menandakan bahwa ada peningkatan dalam pemberian
pembiayaan kepada nasabah, sehingga jika rasio ini meningkat maka
tingkat profitabilitas bank juga akan ikut meningkat. Dalam penelitian
Sabir dkk. (2015) dikatakan bahwa FDR berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap profitabilitas, berbeda dengan penelitian Widiyanti
dkk. (2015) yang menyebutkan bahwa FDR berpengaruh positif dan
signifikan terhadap proitabilitas.
Berdasarkan uraian dan penelitian terdahulu di atas, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pembiayaan
mudharabah, pembiayaan musyarakah, capital adequacy ratio (CAR), financing to deposit ratio (FDR), dan non performing financing (NPF) terhadap profitabilitas. Sehingga judul dalam penelitian ini adalah
“ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH,
PEMBIAYAAN MUSYARAKAH, CAPITAL ADEQUACY RATIO
(CAR), FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR), DAN NON
PERFORMING FINANCING (NPF) TERHADAP
PROFITABILITAS (Studi pada Bank Umum Syariah yang Terdaftar
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah pembiayaan mudharabah berpengaruh terhadap profitabilitas? 2. Apakah pembiayaan musyarakah berpengaruh terhadap profitabilitas? 3. Apakah CAR berpengaruh terhadap profitabilitas?
4. Apakah FDR berpengaruh terhadap profitabilitas?
5. Apakah NPF berpengaruh terhadap profitabilitas?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap profitabilitas. 2. Mengetahui pengaruh pembiayaan musyarakah terhadap profitabilitas. 3. Mengetahui pengaruh CAR terhadap profitabilitas.
4. Mengetahui pengaruh FDR terhadap profitabilitas.
5. Mengetahui pengaruh NPF terhadap profitabilitas
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan secara umum
mengenai pengaruh pembiayaan mudharabah, pembiayaan
musyarakah, CAR, FDR, dan NPF terhadap proitabilitas. 2. Kegunaan Praktisi
a. Bagi mahasiswa memberikan wawasan tentang apa saja
pembiayaan dan kinerja keuangan bank syariah, dan bagaimana
juga diharapkan dapat menjadi sumbang pemikiran bagi
mahasiswa yang akan melakukan penelitian di bidang yang sama.
b. Bagi bank syariah hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
bahan masukan khususnya dalam hal mengelola pembiayaan
maupun kinerja keuangan dalam rangka meningkatkan
profitabilitas.
c. Bagi penyusun sebagai pengembangan teori yang sudah di dapat
selama di bangku kuliah dan sebagai acuan untuk
penelitian-penelitian seanjutnya.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini dibagi menjadi lima bab:
BAB I Pendahuluan: menguraikan latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori: meliputi telaah pustaka yang berisi
penelitian terdahulu dan memberikan gambaran posisi
penelitian terhadap penelitian yang lain yang dijadikan
pedoman penulis dalam penelitian ini, kerangka teori yang
berisi bangunan teori dan konsep yang akan digunakan untuk
menganalisis konsep-konsep yang terkait dan penting untuk
dikaji, kerangka penelitian berisi telaah kritis untuk
disajikan dalam bentuk gambar dan atau persamaan, dan
hipotesis yang berisi hipotesis yang diajukan.
BAB III Metode Penelitian: meliputi jenis penelitian, definisi konsep,
definisi operasional, kerangka penelitian, sumber data
penelitian, lokasi, populasi, sampel, variabel penelitian,
teknik pengumpulan data dan uji instrumen.
BAB IV Analisis Data: meliputi gambaran singkat objek penelitian,
sumber data, alat analisis data, uji instrumen, uji statistik, uji
asumsi klasik, serta analisa dan pembahasan hasil analisis.
BAB V Penutup berisi uraian kesimpulan yang didapat dari hasil
penelitian serta saran baik untuk bank syariah maupun untuk
peneliti berikutnya yang melakukan penelitian dengan tema
11
A. Telaah Pustaka
Beberapa penelitian yang meneliti tentang variabel pembiayaan
mudharabah, pembiayaan musyarakah, CAR, FDR, dan NPF terhadap profitabilitas telah dilakukan oleh peneliti terdahulu diantaranya adalah
Aisyah dkk. (2016) yang berjudul “Analisis Pengaruh Pembiayaan
Mudharabah, Musyarakah, dan Murabahah terhadap Return On Equity Bank Umum Syariah”. Dengan menggunakan uji regresi linier berganda menyimpulkan bahwa pembiayaan mudharabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE, pembiayaan musyarakah tidak berpengaruh
terhadap ROE bank umum syariah, pembiayaan murabahah tidak
berpengaruh terhadap ROE.
Penelitian yang dilakukan oleh Pratama dkk. (2017) yang berjudul
“Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah, dan
Sewa Ijarah terhadap Profitabilitas”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari pengujian baik secara bersama-sama maupun secara parsial
terdapat pengaruh yang signifikan antara pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, dan sewa ijarah terhadap tingkat profitabilitas.
Artinya, semakin meningkat pembiayaan mudharabah, pembiayaan
Penelitian oleh Permata dkk. (2014) yang berjudul “Analisis Pengaruh Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah terhadap Tingkat Profitabilitas (Return On Equity) (Studi Pada Bank Umum Syariah Yang Terdaftar Di Bank Indonesia Periode 2009-2012)”. Hasil penelitian ini
menyatakan bahwa pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat ROE secara
simultan, akan tetapi pembiayaan mudharabah berpengaruh signifikan dan negatif terhadap tingkat ROE secara parsial sedangkan pembiayaan
musyarakah berpengaruh signifikan dan positif terhadap tingkat ROE secara parsial. Pembiayaan mudharabah merupakan pembiayaan bagi hasil yang dominan dalam mempengaruhi tingkat ROE.
Penelitian oleh Amalia dan Fidiana (2016) yang berjudul “Struktur
Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap Profitabilitas Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri”. Hasil dari penelitian ini
menyebutkan bahwa pembiayaan mudharabah berpengaruh terhadap
profitabilitas Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri,
pembiayaan musyarakah berpengaruh terhadap profitabilitas Bank
Muamalat Indonesia akan tetapi tidak berpengaruh terhadap profitabilitas
Bank Syariah Mandiri, pembiayaan murabahah berpengaruh terhadap profitabilitas Bank Muamalat Indonesia akan tetapi tidak berpengaruh
terhadap profitabilitas Bank Syariah Mandiri, pembiayaan istishna berpengaruh terhadap profitabilitas Bank Syariah Mandiri akan tetapi tidak
pembiayaan ijarah tidak berpengaruh terhadap profitabilitas Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri.
Penelitian oleh Rahayu dkk. (2016) yang berjudul “Pengaruh
Pembiayaan Bagi Hasil Mudharabah dan Musyarakah terhadap Profitabilitas (Studi pada Bank Umum Syariah yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014)”. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pembiayaan bagi hasil mudharabah dan musyarakah memberikan pengaruh signifikan secara simultan terhadap profitabilitas. Pembiayaan
bagi hasil mudharabah memberikan pengaruh positif terhadap tingkat
ROE sedangkan pembiayaan bagi hasil musyarakah memberikan pengaruh
signifikan negatif terhadap tingkat ROE. Dan juga pembiayaan bagi hasil
mudharabah memberikan pengaruh yang lebih dominan terhadap tingkat profitabilitas dari pada pembiayaan bagi hasil musyarakah.
Penelitian tentang kinerja keuangan yang dilakukan oleh Ummah
dan Suprapto (2015) dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Profitabilitas pada Bank Muamalat Indonesia”. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas Bank Muamalat Indonesia (BMI), BOPO berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap BMI, NPF berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap profitabilitas BMI, FDR berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap profitabilitas BMI. Jadi dapat disimpulkan bahwa
Penelitian oleh Widyaningrum dan Septiarini (2015) yang berjudul
“Pengaruh CAR, NPF, FDR, dan OER terhadap ROA pada Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah Di Indonesia Periode Januari 2009 Hingga Mei 2014”. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Operational Efficiency Ratio (OER) secara simultan berpengaruh terhadap Return on Assets (ROA) pada BPRS di Indonesia, akan tetapi secara parsial bepengaruh tidak signifikan terhadap Return on Assets (ROA) pada BPRS di Indonesia.
Penelitian oleh Sabir dkk. (2016) yang berjudul “Pengaruh Rasio
Kesehatan Bank terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional Di Indonesia”. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa CAR tidak berpengaruh terhadap ROA, BOPO berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap ROA, NOM berpengaruh positif dan signifikan
terhadap ROA, NPF tidak berpengaruh terhadap ROA, dan FDR
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA pada Bank Umum
Syariah di Indonesia.
Penelitian oleh Widiyanti dkk. (2015) dengan judul “Pengaruh
Permodalan, Kualitas Aktiva, Likuiditas, dan Eisiensi Operasional terhadap Profitabilitas Pada PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BRI Syariah”. Penelitian ini menyatakan bahwa tingkat signifikansi CAR terhadap ROA adalah sebesar 0.197 dengan t sebesar 1.316 maka variabel
berpengaruh terhadap ROA, tingkat signifikansi NPF terhadap ROA
adalah sebesar 0.572 dengan t sebesar 0,570 maka variabel NPF lebih
besar dari α (0.001<0.05) sehingga NPF dinyatakan tidak berpengaruh
signifikan terhadap ROA, tingkat signifikansi FDR terhadap ROA adalah
sebesar 0.009 dengan t sebesar 2,754 maka variabel FDR lebih kecil dari α (0.001<0.05) sehingga FDR dinyatakan berpengaruh positif signifikan
terhadap ROA, tingkat signifikansi BOPO terhadap ROA adalah sebesar
0.000 dengan t sebesar -20,113 maka variabel BOPO lebih kecil dari α (0.001<0.05) sehingga NPF dinyatakan berpengaruh negatif signifikan
terhadap ROA.
Penelitian oleh Zulifiah dan Susilowibowo (2014) dengan judul
“Pengaruh Inflasi, BI Rate, Capital Adequacy Ratio (CAR), Non
Performing Finance (NPF), Biaya Operasional Dan Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Periode 2008-2012”. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa secara parsial CAR
dan NPF berpengaruh positif terhadap ROA, BI rate dan BOPO
berpengaruh negatif terhadap ROA, namun inflasi tidak berpengaruh
Tabel 2.1
Research Gap
No Peneliti/Judul/
Tahun Variabel Metode Hasil
8 Muh. Sabir dkk./
Biaya
1. Pembiayaan Bank Syariah
a. Pengertian Pembiayaan
Menurut Yudiana (2014:33) pembiayaan dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan pemberian fasilitas keuangan atau finansial
yang diberikan satu pihak kepada pihak yang lain untuk
mendukung kelancaran usaha ataupun untuk investasi yang telah
direncanakan. Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank
yaitu sebagai pemberi fasilitas atau dengan kata lain sebagai
penyedia dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
membutuhkan dana. Dalam konteks bank syariah pembiayaan
merupakan suatu produk yang ditawarkan oleh bank kepada
nasabah atau masyarakat yang memerlukan dana untuk mendukung
kegiatan perekonomian maupun untuk memenuhi kebutuhan
mereka.
Menurut Muhammad (2002:260) pembiayaan berarti
untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik
dilakukan sendiri maupun dijalankan orang lain. Dalam dunia
perbankan syariah pembiayaan merupakan pendanaan yang
diberikan oleh bank syariah kepada nasabah.
Berdasarkan UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan
dalam pasal 1 nomor (12) dikatakan bahwa pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan
dengan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu
atau periode tertentu (Asiyah, 2015:2).
b. Manfaat Pembiayaan
Manfaat pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah kepada
masyarakat menurut Yudiana (2014:35):
1) Meningkatkan daya guna uang
Para penabung menyimpan uang mereka di bank dalam bentuk
giro, tabungan, dan deposito. Jumlah dana yang terhimpun dari
masyarakat tersebut dalam presentase tertentu ditingkatkan
kegunaannya oleh ank untuk membantu usaha dalam rangka
2) Meningkatkan daya guna barang
Produsen dengan bantuan pembiayaan bank akan dapat
memproduksi bahan mentah menjadi ahan jadi, sehingga
tingkat utilitas dari bahan mentah tersebut akan meningkat.
3) Meningkatkan peredaran uang
Melalui pembiayaan, peredaran uang kartal maupun uang giral
akan leih berkembang karena pembiayaan menciptakan suatu
iklim yang kondusif dalam berusaha, sehingga penggunaan
uang akan bertambah baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
4) Menciptakan iklim yang kondusif dalam usaha
Dengan bantuan pembiayaan yang disalurkan oleh bank kepada
masyarakat nantinya akan digunakan untuk meningkatkan
volume usaha dan meningkatkan produktivitas usaha.
5) Stabilitas ekonomi
Pembiayaan yang dilakukan oleh bank syariah nantinya akan
ikut berperan dalam menciptakan stailitas perekonomian
melalui pengendalian inflasi, peningkatan ekspor, rehailitasi
prasarana, dan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat.
6) Meningkatkan pendapatan nasional
Pendapatan nasional akan sangat berkorelasi dengan tingkat
produktifitas masyarakat, sedangkan tingkat produktifitas
masyarakat akan sangat terbantuoleh adanya pembiayaan yang
c. Produk Pembiayaan Bank Syariah
Menurut Yudiana (2014:36) pada dasarnya produk pembiayaan
bank syariah dibagi menjadi tiga:
1) Pembiayaan Modal Kerja Syariah
Pembiayaan modal kerja syariah merupakan pembiayaan
jangka pendek yang diberikan kepada perusahaan untuk
membiayai keutuhan modal kerja suatu usaha berdasarkan
prinsip-prinsip syariah.
2) Pembiayaan Investasi Syariah
Pembiayaan investasi adalah pembiayaan yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal atau capital goods beserta semua fasilitas yang berkaitan. Investasi merupakan penanaman dana yang bertujuan untuk memperoleh
imbalan atau keuntungan dikemudian hari.
3) Pembiayaan Konsumtif Syariah
Pembiayaan konsumtif dibutuhkan oleh pengguna dana untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi, biasanya keutuhan konsumtif
yang ditanggung oleh bank syariah adalah kebutuhan dasar
seperti pembelian rumah untuk ditempati atau kendaraan untuk
2. Pembiayaan Mudharabah
a. Pengertian Mudharabah
Akad mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pemilik dana (shahibul maal) menyediakan seluruh modal (100%), sedangkan pihak pengelola dana
(mudharib) menggunakan dana tersebut untuk usaha dimana nantinya keuntungan usaha dibagi menurut kesepakatan yang
dituangkan dalam kontrak, sedangkan kerugian ditanggung oleh
pihak pemilik modal selama kerugian tersebut bukan disebabkan
oleh kelalaian pihak pengelola dana (Muhammad, 2005:102).
Menurut Ascarya (2007:62) dalam suatu kontrak dengan akad
mudharabah pemilik modal dapat bekerja sama dengan lebih dari satu pengelola. Para pengelola tersebut dapat dikatakan sebagai
mitra usaha terhadap pengelola yang lain. Nisbah bagi hasil
pemilik modal dan pengelola dibagi sesuai kesepakatan di muka.
Besarnya nisbah bagi hasil masing-masing pihak tidak diatur dalam
syariah, tetapi tergantung kesepakatan mereka.
b. Jenis-Jenis Pembiayaan Mudharabah
Menurut Ascarya (2007:65) pembiayaan mudharabah dibagi
menjadi dua:
1) Mudharabah Mutlaqah
Pada akad ini pemilik modal tidak menentukan syarat tertentu
secara mutlak diputuskan oleh pihak pengelola (mudharib). Hal yang tidak boleh dilakukan oleh mudharib tanpa seizin pihak pemilik modal adalah meminjam modal, meminjamkan modal,
dan menggunakan akad mudharabah lagi dengan orang lain. 2) Mudharabah Muqayyadah
Pada akad ini pemilik modal memberikan syarat-syarat tertentu
kepada pihak pengelola, baik itu menentukan jenis usaha,
tempat usaha, maupun waktu. Dengan demikian apabila pihak
pengelola melanggar persyaratan tersebut sehingga
menimbulkan kerugian, maka pihak pengelola wajib
bertanggungjawab.
c. Rukun Pembiayaan Mudharabah
Rukun pembiayaan mudharabah menurut Asiyah (2015:187):
1) Pelaku
Pelaku pihak pertama bertindak sebagai pemilik modal
(shahibul maal), sedangkan pihak kedua bertindak sebagai pelaksana usaha (mudharib).
2) Objek Mudharabah
Pemilik modal menerahkan dananya sebagai objek
mudharabah, sedangkan pelaksana usaha menyerahkan kerjanya sebagai objek mudharabah. Modal ang diserahkan dapat berupa uang ataupun barang, sedangkan kerja yang
3) Persetujuan Kedua Belah Pihak (Ijab-Qabul)
Persetujuan merupakan konsekuensi dari prinsip an-taraddin minkum (sama-sama rela). Kedua belah pihak harus secara rela bersepakat untuk mengikatkan diri dalam akad mudharabah.
4) Nisbah Keuntungan
Nisbah keuntungan merupakan cermin imbalan yang berhak
diterima oleh kedua belah pihak yang menggunakan akad
mudharabah. Pihak pengelola (mudharib) mendapatkan imbalan atas pekerjaannya, sedangkan pihak pemilik modal
(shahibul maal) mendapatkan imbalan atas pemberian atau penyertaan modalnya.
d. Syarat Pembiayaan Mudharabah
Syarat pembiayaan mudharabah menurut Yudiana (2014:62):
1) Kedua belah pihak yang melakukan akad harus memiliki
kemampuan dan kemauan untuk bekerjasama dengan akad
mudharabah.
2) Pihak-pihak yang akan melakukan akad harus jelas.
3) Objek yang akan diakadkan harus dinyatakan dalam jumlah
atau nominal yang jelas.
4) Jenis usaha, jangka waktu kerjasama, dan nisbah bagi hasil
ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.
5) Pemilik modal berhak menyertakan persyaratan tertentu untuk
3. Pembiayaan Musyarakah
a. Pengertian Musyarakah
Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih dalam menjalankan suatu usaha tertentu dimana
masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan
bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama-sama
sesuai kesepakatan (Antonio, 2001:90).
Menurut Ascarya (2013: 51), pembiayaan musyarakah adalah kerja sama di mana dua atau lebih pengusaha bekerja sama sebagai
mitra usaha dalam bisnis. Masing-masing pihak menyertakan
modalnya dan ikut mengelola usaha tersebut. Keuntungan dan
kerugian akan dibagi berdasarkan persentase penyertaan modalnya.
b. Jenis-Jenis Pembiayaan Musyarakah
Menurut Aisyah (2015:200) musyarakah dibagi menjadi dua: 1) Syirkah al-milk (musyarakah kepemilikan)
Musyarakah kepemilikan muncul karena adanya warisan, wasiat atau kondisi lainnya yang menyebabkan kepemilikan
satu aset oleh dua orang atau lebih. Dalam hal ini kepemilikan
tersebut berbagi baik dalam sebuah aset nyata maupun dalam
keuntungan yang dihasilkan dari aset tersebut.
2) Syirkah al-aqd (musyarakah akad)
mereka memberikan modal musyarakah dan merekapun menyepakati pembagian keuntungan dan kerugian.
c. Syarat Pembiayaan Musyarakah
Syarat pembiayaan musyarakah menurut Yudiana (2014:65)
1) Para mitra yang akan melakukan akad musyarakah harus dalam kondisi cakap hukum dan memiliki kommpetensi dalam
memberi maupun diberi kekuasaan perwakilan.
2) Modal dapat berupa aset perdagangan, seperti barang dagang,
properti, perlengkapan dan sebagainya termasuk juga aset tidak
bberwujud seperti hak paten dan lisensi.
3) Tidak diperbolehkan untuk mencantumkan ketidakikutsertaan
pihak lainnya, namun dalam bekerja salah satu pihak oleh
melaksanakan dengan porsi yang lebih besar.
4) Akad dianggap sah apabila diucapkan secara verbal atau
dilakukan secara tertulis dan disaksikan.
4. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio keuangan yang berkaitan dengan permodalan perbankan di mana besarnya modal
suatu bank akan berpengaruh pada keampuan suatu bank dalam
menjalankan kegiatannya. CAR digunakan untuk menilai atau
mengetahui seberapa besar kewajiban modal minimum suatu bank
dalam menjalankan usahanya. CAR merupakan indikator terhadap
dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang
berisiko (Dendawijaya, 2003:123).
Menurut Dendawijaya (2003:122) perhitungan penyediaan
modal minimum atau kecukupan modal bank (capital adequacy) didasarkan pada rasio atau perbandingan antara modal yang dimiliki
bank dan jumlah Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Modal
sendiri adalah total modal yang berasal dari perusahaan (bank) yang
terdiri dari modal disetor, laba tak dibagi, dan cadangan yang dibentuk
bank. Sedangkan ATMR adalah merupakan penjumlahan ATMR
aktiva neraca (aktiva yang tercantum dalam neraca) dan ATMR aktiva
administratif (aktiva yang bersifat administratif). Rasio permodalan
bank dapat dihitung dengan cara membandingkan antara modal bank
dengan total ATMR, sehingga terdapat rumus:
Hasil perhitungan ini kemudian akan dibandingkan dengan
kewajiban penyediaan modal minimum, dan berdasarkan hasil
perbandingan tersebut dapat dilihat apakah bank telah mencapai
ketentuan kecukupan modal atau tidak.
5. Financing to Deposit Ratio (FDR)
Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas suatu bank dalam membayar
menggunakan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya. Bisa dikatakan bahwa FDR adalah perbandingan antara
kredit yang diberikan dengan dana pihak ketiga (DPK) (Muliawati,
2015:35).
Menurut Suryani (2011:59) standar yang digunakan Bank
Indonesia untuk rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah 80% hingga 110%. Jika angka rasio FDR suatu bank berada pada angka di
bawah 80% (misalkan 60%), maka dapat disimpulkan bahwa bank
tersebut hanya dapat menyalurkan sebesar 60% dari seluruh dana yang
berhasil dihimpun. Karena fungsi utama dari bank adalah sebagai
intermediasi antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang
kekurangan dana, maka dengan rasio FDR 60% berarti 40% dari
seluruh dana yang dihimpun tidak tersalurkan kepada pihak yang
membutuhkan, sehingga dapat dikatakan bahwa bank tersebut tidak
menjalankan fungsinya dengan baik. Kemudian jika rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) bank mencapai lebih dari 110%, berarti total pembiayaan yang diberikan bank tersebut melebihi dana yang
dihimpun. Karena dana yang dihimpun dari masyarakat sedikit, maka
dalam kasus ini bank juga dapat dikatakan tidak menjalankan
fungsinya sebagai pihak perantara dengan baik. Semakin tinggi FDR
menunjukkan semakin riskan pula kondisi likuiditas bank, sebaliknya
semakin rendah FDR menunjukkan kurangnya efektifitas bank dalam
Indonesia maka akan dapat meningkatkan keuntungan, dengan kata
lain bank mampu manyalurkan pembiayaan secara efektif. Rasio FDR
dirumuskan sebagai berikut:
6. Non Performing Financing (NPF)
NPF (Non Performing Financing) merupakan tingkat
pengembalian pembiayaan yang diberikan nasabah kepada bank, bisa
dikatakan bahwa NPF adalah tingkat pembiayaan macet pada suatu
bank. Rasio NPF dapat diketahui dengan cara menghitung pembiayaan
non lancar terhadap total pembiayaan. Apabila nilai NPF rendah maka
akan mengalami keuntungan, dan apabila nilai NPF tinggi maka bank
akan mengalami kerugian karena pengembalian pembiayaan yang
macet (Dendawijaya, 2003). Perhitungan NPF dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
7. Profitabilitas
a. Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas bank adalah kemampuan suatu bank dalam
menghasilkan keuntungan. Kemampuan ini dilakukan dalam satu
periode. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara
yang ditetapkan. Rasio profitabilitas yaitu perbandingan laba
setelah pajak dengan modal atau laba sebelum pajak dengan total
aset yang dimiliki bank pada periode tertentu (Suryani, 2011:55).
Bank dapat dimasukkan ke dalam kategori sehat apabila: (1)
Rasio tingkat pengembalian atau Return on Asset (ROA) mencapai
sedikitnya 1,2% dan (2) Rasio biaya operasional terhadap
pendapatan operasional (BOPO) tidak melebihi 93,5%. Rasio
profitabilitas digolongkan menjadi dua yaitu (1) Return on Equity (ROE) adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan
antara laba (setelah pajak) dengan modal (modal inti) bank, rasio
ini menunjukkan tingkat persentase yang dapat dihasilkan dan (2)
Return on Asset (ROA) adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan
total aset bank, rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan
aset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan (Riyadi dalam
Suryani, 2011:55).
b. Return On Asset (ROA)
Return on Aset (ROA) merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Rasio profitabilitas
ini sekaligus menggambarkan efisiensi kinerja bank yang
bersangkutan. Rasio ROA ini sangat penting, karena rasio ini
aset produktif yang dananya sebagian besar berasal dari dana pihak
ketiga (DPK) (Suryani, 2011:56). ROA merupakan perbandingan
antara laba sebelum pajak dengan total aset dalam suatu periode,
maka rumus yang digunakan untuk mencari ROA adalah sebagai
berikut:
Menurut Bank Indonesia penilaian aspek likuiditas
mencerminkan kemampuan bank untuk mengelola tingkat
likuiditas yang memadai untuk memenuhi kewajibannya secara
tepat waktu dan untuk memenuhi kebutuhan yang lain. Disamping
itu bank juga harus dapat menjamin kegiatan dikelola secara efisien
dalam arti bahwa bank dapat menekan biaya pengelolaan likuiditas
yang tinggi serta setiap saat bank dapat melikuidasi assetnya secara
cepat dengan kerugian yang minimal (Suryani 2011:56).
C. Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian ini akan menjelaskan pengaruh variabel
pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, Capital Adequacy
Gambar 2.1 Model Penelitian
Berdasarkan gambar 2.1 di atas, maka dapat dibuat suatu persamaan
matematis sebagai berikut:
Keterangan:
Y = profitabilitas (ROA)
= konstanta
X4
FDR X1
Pembiayaan
Mudharabah
X2
Pembiayaan
Musyarakah
X3
CAR
Y
Profitabilitas
(ROA)
X5
= koefisien regresi
X1 = pembiayaan mudharabah
X2 = pembiayaan musyarakah
X3 = capital adequacy ratio (CAR)
X4 = financing to deposit ratio (FDR) X5 = non performing financing (NPF)
e = kesalahan (error)
D. Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan mengenai sesuatu yang untuk
sementara waktu dianggap benar, dapat juga diartikan yang akan diteliti
sebagai jawaban sementara dari suatu masalah. Secara kuantitatif,
hipotesis merupakan pernyataan tentang nilai suatu parameter yang untuk
sementara waktu dianggap benar (Supranto, 2003: 327).
1) Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Terhadap Profitabilitas
Akad mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pemilik dana (shahibul maal) menyediakan modal, sedangkan pihak pengelola dana (mudharib) menggunakan dana tersebut untuk usaha dimana nantinya keuntungan usaha dibagi
menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan
kerugian ditanggung oleh pihak pemilik modal selama kerugian
tersebut bukan disebabkan oleh kelalaian pihak pengelola dana,
dengan demikian akan menumbuhkan minat calon pengusaha yang
Pembiayaan mudharabah merupakan pembiayaan yang dapat melibatkan pengusaha secara langsung. Dengan demikian banyak para
pelaku usaha yang berminat mengajukan pembiayaan tersebut.
Meningkatnya jumlah pembiayaan mudharabah akan menghasilkan
pendapatan bank berupa bagi hasil, dengan bertambahnya pendapatan
maka akan bertambah pula keuntungan bank. Jadi dapat dikatakan
bahwa pembiayaan mudharabah akan mempengaruhi tingkat
profitabilitas bank (Muhammad, 2005:262).
Penelitian yang meneliti tentang pengaruh pembiayaan
mudharabah terhadap profitabilitas bank telah dilakukan oleh peneliti
terdahulu yaitu Aisyah dkk. (2016) yang berjudul “Analisis Pengaruh
Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, dan Murabahah terhadap Return On Equity Bank Umum Syariah”. Menyimpulkan bahwa pembiayaan mudharabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.
Kemudian penelitian oleh Pratama dkk. (2017) yang berjudul
“Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah, dan
Sewa Ijarah terhadap Profitabilitas”. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa pembiayaan mudharabah berpengaruh signifikan
terhadap tingkat profitabilitas. Artinya, semakin meningkat
pembiayaan mudharabah, maka semakin meningkat pula tingkat
profitabilitasnya. Dari uraian di atas, maka hipotesis pertama (H1)
H1 : Pembiayaan mudharabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA)
2) Pengaruh Pembiayaan Musyarakah Terhadap Profitabilitas
Pembiayaan musyarakah merupakan kerjasama antara dua
pihak atau lebih yang bekerjasama sebagai mitra usaha dalam bisnis.
Dengan hadirnya bank syariah sebagai mitra usaha yang terpercaya,
diyakini akan meningkatkan minat para pengusaha untuk mengajukan
pembiayaan ini (Ascarya, 2013:51).
Pembiayaan musyarakah merupakan pembiayaan yang dapat melibatkan beberapa pihak yang dikumpulkan dalam suatu bisnis atau
proyek. Diperkirakan banyak pengusaha yang mempercayakan
bisnisnya berdasarkan prinsip syariah. Pembiayaan musyarakah
menghasilkan pendapatan bank berupa bagi hasil, dengan
bertambahnya pendapatan maka akan bertambah pula keuntungan
bank. Jadi dapat dikatakan bahwa pembiayaan musyarakah akan mempengaruhi tingkat profitabilitas bank (Muhammad, 2005:262).
Penelitian yang meneliti tentang pengaruh pembiayaan
musyarakah terhadap profitabilitas bank telah dilakukan oleh peneliti
terdahulu yaitu Permata dkk. (2014) yang berjudul “Analisis
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pembiayaan musyarakah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat profitabilitas.
Kemudian penelitian oleh Amalia dan Fidiana (2016) yang
berjudul “Struktur Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap
Profitabilitas Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri”. Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa pembiayaan musyarakah berpengaruh terhadap profitabilitas. Dari uraian di atas, maka
hipotesis kedua (H2) yang diajukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
H2 : Pembiayaan musyarakah berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA)
3) Pengaruh CAR Terhadap Profitabilitas
Menurut Mawardi (2005) semakin tinggi CAR maka semakin
baik kinerja suatu bank. Penyaluran kredit yang optimal, dengan
asumsi tidak terjadi macet akan menaikkan laba yang akhirnya akan
meningkatkan Profitabilitas. Besarnya modal suatu bank, akan
mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank.
CAR dapat mempengaruhi kepercayaan masyarakat sebagai
pemilik dana terhadap bank, sehingga akan muncul keinginan atau
minat dari masyarakat untuk menyimpan dananya di bank. Dengan
demikian bank akan memiliki kecukupan modal untuk beroperasi dan
nantinya akan berdampak pada bertambahnya keuntungan
Penelitian yang meneliti tentang pengaruh CAR terhadap
profitabilitas bank telah dilakukan oleh peneliti terdahulu yaitu
Widyaningrum dan Septiarini (2015) yang berjudul “Pengaruh CAR,
NPF, FDR, dan OER terhadap ROA pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Di Indonesia Periode Januari 2009 Hingga Mei 2014”. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR), berpengaruh terhadap profitabilitas.
Kemudian penelitian oleh Zulifiah dan Susilowibowo (2014)
dengan judul “Pengaruh Inflasi, BI Rate, Capital Adequacy Ratio
(CAR), Non Performing Finance (NPF), Biaya Operasional Dan Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Periode 2008-2012”. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa CAR berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Dari uraian di
atas, maka hipotesis ketiga (H3) yang diajukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
H3 : CAR (Capital Adequacy Ratio) berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA)
4) Pengaruh FDR Terhadap Profitabilitas
FDR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
likuiditas suatu bank dalam membayar atau mengembalikan penarikan
dana yang dilakukan deposan dengan menggunakan pembiayaan yang
diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Bisa dikatakan bahwa FDR
pembiayaan maka semakin besar pula rasio FDR. Meningkatnya rasio
FDR dapat berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas (Muliawati,
2015:35).
Pertumbuhan FDR menunjukkan prospek perusahaan yang
baik, sehingga perusahaan tersebut diprediksi dapat meningkatkan
profitabilitasnya. Ini berarti dapat diperkirakan bahwa terdapat
pengaruh yang positif antara FDR dengan profitabilitas bank syariah
(Aziz, 2010:9).
Penelitian yang meneliti tentang pengaruh FDR terhadap
profitabilitas bank telah dilakukan oleh peneliti terdahulu yaitu Sabir
dkk. (2016) yang berjudul “Pengaruh Rasio Kesehatan Bank terhadap
Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional Di Indonesia”. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.
Kemudian penelitian oleh Widiyanti dkk. (2015) dengan judul
“Pengaruh Permodalan, Kualitas Aktiva, Likuiditas, dan Eisiensi
Operasional terhadap Profitabilitas Pada PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BRI Syariah”. Penelitian ini menyatakan bahwa FDR berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Dari uraian di
atas, maka hipotesis keempat (H4) yang diajukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
5) Pengaruh NPF Terhadap Profitabilitas
Bank Syariah tentunya tidak dapat menghindari risiko
pembiayaan dalam menyalurkan dananya, dan pada akhirnya risiko
pembiayaan tersebut akan memmpengaruhi tingkat profitabilitas.
Menurut Dendawijaya (2003) apabila nilai NPF rendah maka akan
mengalami keuntungan, dan apabila nilai NPF tinggi maka bank akan
mengalami kerugian.
Semakin tinggi rasio NPF menunjukkan bahwa semakin buruk
kualitas pembiayaan yang disalurkan oleh bank yang menyebabkan
meningkatnya jumlah pembiayaan bermasalah. Hal ini menyebabkan
bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya,
sehingga akan berdampak pada menurunnya tingkat keuntungan yang
diperoleh bank syariah (Kasmir, 2005:82)
Penelitian yang meneliti tentang pengaruh NPF terhadap
profitabilitas bank telah dilakukan oleh peneliti terdahulu yaitu
Ummah dan Suprapto (2015) dengan judul “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Profitabilitas pada Bank Muamalat Indonesia”. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa NPF berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap profitabilitas. Dari uraian di atas, maka hipotesis
kelima (H5) yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.2
Hipotesis Penelitian
H1 Pembiayaan mudharabah berpengaruh positif
dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA)
H2 Pembiayaan musyarakah berpengaruh positif
dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA)
H3 CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap
profitabilitas (ROA)
H4 FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap
profitabilitas (ROA)
H5 NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
43
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian menggunakan
metode pengujian teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar
variabel dimana data yang diambil berupa angka. Variabel-variabel
tersebut diukur menggunakan instrumen penelitian, sehingga data yang
berupa angka tersebut dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik
(Juliansyah, 2011:38).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan mulai dari penusunan proposal
sampai tersusunnya laporan penelitian yaitu pada bulan April 2017 sampai
selesai. Lokasi penelitian ini adalah pada bank umum syariah yang
terdaftar di Bank Indonesia.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,
2006: 117). Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah
Sampel merupakan bagian dari suatu subjek atau objek yang
mewakili populasi. Pengambilan sampel ini harus sesuai dengan kualitas
dan karakteristik suatu populasi. Pengambilan sampel yang tidak sesuai
dengan kualitas dan karakteristik populasi akan menyebabkan suatu
penelitian menjadi tidak dapat dipercaya dan kesimpulannya bisa keliru
(Tika, 2006: 33). Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 11 bank
umum syariah.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan metode purposive sampling, yaitu cara pengambilan sampel yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu,
terutama pertimbangan yang diberikan oleh sekelompok pakar (Sanusi,
2011: 95). Kriteria yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia dan
menerbitkan laporan keuangan dalam periode 2013-2016.
b. Bank Umum Syariah yang menyertakan informasi jumlah pembiayaan
yang disalurkan dan rasio keuangan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah metode atau cara yang dilakukan
oleh peneliti untuk mendapatkan data yang akan dianalisis atau diolah
untuk menghasilkan kesimpulan (Bawono, 2006:29). Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data sekunder, data sekunder merupakan data
peristiwa masa lalu. Data sekunder ini dapat diperoleh oleh peneliti dari
jurnal, majalah, buku, data statistik maupun dari internet (Bawono,
2006:30). Data yang digunakan dalam data time series (data yang terdiri dari beberapa periode). Dalam penelitian ini periode yang diambil adalah
Januari 2013 hingga Desember 2016.
E. Definisi Konsep dan Operasional
1. Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan dengan akad
mudharabah yang merupakan akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pemilik dana (shahibul maal) menyediakan modal, sedangkan pihak pengelola dana (mudharib) menggunakan dana tersebut untuk usaha dimana nantinya keuntungan usaha dibagi
menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan
kerugian ditanggung oleh pihak pemilik modal selama kerugian
tersebut bukan disebabkan oleh kelalaian pihak pengelola dana
(Muhammad, 2005:102).
2. Pembiayaan Musyarakah
Pembiayaan musyarakah adalah pembiayaan dengan akad
musyarakah yang merupakan akad kerja sama antara dua pihak atau lebih dalam menjalankan suatu usaha tertentu dimana masing-masing
pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa
keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama-sama sesuai
3. Capital Adequacy Ratio (CAR)
CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio keuangan yang berkaitan dengan permodalan perbankan di mana besarnya modal
suatu bank akan berpengaruh pada keampuan suatu bank dalam
menjalankan kegiatannya. CAR digunakan untuk menilai atau
mengetahui seberapa besar kewajiban modal minimum suatu bank
dalam menjalankan usahanya. CAR merupakan indikator terhadap
kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat
dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang
berisiko (Dendawijaya, 2003:123).
4. Financing to Deposit Ratio (FDR)
FDR (Financing to Deposit Ratio) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas suatu bank dalam membayar
atau mengembalikan penarikan dana yang dilakukan deposan dengan
menggunakan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya. Bisa dikatakan bahwa FDR adalah perbandingan antara
kredit yang diberikan dengan dana pihak ketiga (DPK) (Muliawati,
2015:35).
5. Non Performing Financing (NPF)
NPF (Non Performing Financing) merupakan tingkat
pengembalian pembiayaan yang diberikan nasabah kepada bank, bisa
dikatakan bahwa NPF adalah tingkat pembiayaan macet pada suatu
non lancar terhadap total pembiayaan. Apabila nilai NPF rendah maka
akan mengalami keuntungan, dan apabila nilai NPF tinggi maka bank
akan mengalami kerugian karena pengembalian pembiayaan yang
macet (Dendawijaya, 2003).
6. Profitabilitas
Profitabilitas bank adalah kemampuan suatu bank dalam
menghasilkan keuntungan. Kemampuan ini dilakukan dalam satu
periode. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara profitabilitas
atau rentabilitas yang terus meningkat di atas standar yang ditetapkan.
Rasio profitabilitas yaitu perbandingan laba setelah pajak dengan
modal atau laba sebelum pajak dengan total aset yang dimiliki bank
pada periode tertentu (Suryani, 2011:55).
Tabel 3.1
Definisi Konsep dan Operasional Variabel
Penelitian Definisi Indikator
Pembiayaan
mudharabah (X1)
Menurut Muhammad (2005:102)
pembiayaan mudharabah adalah
pembiayaan dengan akad
mudharabah yang merupakan akad kerjasama usaha antara dua
pihak dimana pihak pemilik dana
(shahibul maal) menyediakan
modal, sedangkan pihak
pengelola dana (mudharib)
menggunakan dana tersebut untuk
usaha dimana nantinya
keuntungan usaha dibagi menurut
Jumlah
pembiayaan
kesepakatan yang dituangkan
dalam kontrak, sedangkan
kerugian ditanggung oleh pihak
pemilik modal selama kerugian
tersebut bukan disebabkan oleh
kelalaian pihak pengelola dana.
Pembiayaan
musyarakah (X2)
Menurut Antonio (2001:90)
pembiayaan musyarakah adalah
pembiayaan dengan akad
musyarakah yang merupakan akad kerja sama antara dua pihak
atau lebih dalam menjalankan
suatu usaha tertentu dimana
masing-masing pihak
memberikan kontribusi dana
dengan kesepakatan bahwa
keuntungan dan risiko akan
ditanggung bersama-sama sesuai
kesepakatan.
berkaitan dengan permodalan
perbankan di mana besarnya
modal suatu bank akan
berpengaruh pada keampuan
suatu bank dalam menjalankan
kegiatannya. CAR digunakan
untuk menilai atau mengetahui
seberapa besar kewajiban modal
Perbandingan
antara modal
dengan aktiva
tertimbang