PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM
MELAKSANAKAN TUGAS KEPENGAWASAN
TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI
(STUDI KASUS ATAS KEPENGAWASAN KEPALA
SEKOLAH DI SMP NEGERI 1, SMP NEGERI 2 DAN
SMP NEGERI 4 BUNTA KABUPATEN BANGGAI
SULAWESI TENGAH TAHUN 2016)
Oleh: FERI SUSANTO NIM. M2.14.025
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Islam
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
MOTTO
ادٍ يَا ذِاالْ يَاآلَّ يَا ا لَّآاسٌ لْ يَايُّ الْ نُن يَا لْايَا ايَالَّا ا نُ لَّيُّا ا نُ يَاآ ايَاي ذِ لَّا ا يَا يُّ يَا ايَا
ايَاو نُ يَا لْ يَايُّاا يَاذِ اسٌ ذِ يَا ايَالَّا الَّوذِ ايَالَّا ا نُ لَّيُّا يَا ا
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya terbaikku kepada :
1. Kedua orang tuaku dan Mertuaku tercinta yang mendidikku dan membimbingku
dengan sabar dan ikhlas dengan untaian kasih sayang.
2. Istriku tercinta yang selalu setia menjalani kehidupan bersamaku dalam suka
maupun duka.
3. Buah Hatiku Awandha Rientan Syafira, Farid Alfian Nizhar, dan Adinda
Khanza Maharani yang selalu menjadi penyejuk dalam setiap waktuku
4. Adik-adikku Edi Jatmiko dan Yeni Avrida Fitri
5. Untuk semua dosen Pascasarjana IAIN Salatiga
6. Keluarga, Sahabat-sahabat, teman kuliah Pascasarjana Beasiswa Supervisi
Pendidikan dan Keluarga besar SMP Negeri 2 Bunta.
ABSTRAK
PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MELAKSANAKAN TUGAS KEPENGAWASAN TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI (Studi kasus atas Kepengawasan Kepala Sekolah di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2
dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah Tiahun 2016)
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran kepala sekolah dalam tugas kepengawasan terhadap kompetensi pedagogik guru PAI di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta,dan untuk mengetahui perbandingan (komparasi) atas kepengawasan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah terhadap kompetensi pedagogik guru PAI di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah.
ABSTRACT
PRINCIPAL ROLE IN IMPLEMENTING THE TASKS OF PEDAGOGIC SUPERVISORY TEACHERS PAI
(A case study on supervisory Principal of SMP Negeri 1 SMP Negeri 2 and SMP Negeri 4 Bunta Banggai, Central Sulawesi 2016)
This study aimed at describing the role of the principal in supervisory tasks to the pedagogical competence of teachers PAI in SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 and SMP Negeri 4 Bunta, and to determine the ratio (comparison) on oversight conducted by the principal to the pedagogical competence of teachers PAI in SMP Negeri 1, SMP Negeri SMP Negeri 2 and SMP Negeri 4 Bunta Banggai, Central Sulawesi Province. This study used descriptive qualitative approach. The design is a case study by setting study was conducted at three schools in Banggai regency Central Sulawesi Province, namely SMPN 1, SMPN 2 and SMPN 4 Bunta key informant was the principal informant then another few PAI teachers in three schools. Data were collected through interviews, documentation and observation.
PRAKATA
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufik,
hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul
“Peran Kepala sekolah dalam melaksanakan Tugas kepengawasan terhadap
Kompetensi Pedagogik Guru PAI. (Studi Kasus Atas kepengawasan Kepala Sekolah
di SMP Negeri 1,SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai
Propinsi Sulawesi Tengah Tahun 2016)”yang secara akademis menjadi syarat untuk
memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam.
Selanjutnya, dalam penyelesaian tesis ini, juga tidak terlepas dari bantuan dan
dorongan yang sangat konstruktif dari berbagai pihak. Berkenaan dengan itu secara
tulus dari lubuk hati yang terdalam penulis sampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag., selaku Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga.
3. Dr. Nafis Irkhami, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk menuntun dan membimbing penulis sehingga tesis ini selesai.
4. Seluruh Dosen Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak bekal
ilmu kepada Penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan tesis
ini.
5. Bupati Banggai yang telah memberikan izin kepada kami untuk mengikuti Tugas
Belajar sehingga penulis dapat menyeleseikan Studi ini.
6. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Banggai yang
memberikan dukungan dan motivasinya kepada penulis dalam mengikuti studi.
7. Bapak I Dewa P Pariatna, S.Pd selaku kepala SMP Negeri 1 Bunta Kabupaten
Banggai sebagai tempat penelitian,dan Ibu Dra. Kusnul Khatimah, Ibu Mirnawati
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN ... iii
MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
ABSTRAK ... vi
PRAKATA ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Signifikan Penelitian ... 10
D. Kajian Pustaka ... 11
E. Metode Penelitian... 18
F. Sistematika Penelitian ... 25
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ... 28
1. Pengertian dan peran Kepala Sekolah ... 28
3. Perencanaan Program Kepengawasan Supervisi Pembelajaran ... 38
4. Ruang Lingkup Kegiatan Kepengawasan atau yang disupervisi kepala sekolah terhadap guru Pendidikan Agama Islam ... 41
B. Tinjauan Kompetensi Pedagogik Guru ... 46
1. Pengertian Guru PAI ... 46
2. Kompetensi Pedagogik Guru ... 52
BAB III PROFIL SMP NEGERI 1,SMP NEGERI 2 DAN SMP NEGERI 4 BUNTA DAN HASIL PENELITIAN……… 58
A. Deskripsi Profil SMP Negeri 1 Bunta ... 58
B. Deskripsi Profil SMP Negeri 2 Bunta ... 63
C. Deskripsi Profil SMP Negeri 4 Bunta ... 70
D. Paparan Data ... 74
1. Hasil Temuan Kegiatan Pengawasan di SMP Negeri 1 Bunta ... 74
2. Hasil Temuan Supervisi Pembelajaran di SMP Negeri 2 Bunta .... 77
3. Hasil Temuan Supervisi Pembelajaran di SMP Negeri 4 Bunta .... 80
E. Ruang Lingkup supervisi Pembelajaran Kepala Sekolah ... 81
F. Strategi Pengawasan Kepala sekolah ... 84
G. Tindak lanjut Kepengawasan Kepala sekolah... 85
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERAN KEPENGAWASAN KEPALA
SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI DI
A. Peran Kepengawasan Kepala Sekolah SMP Negeri 1, SMP Negeri 2,
SMP Negeri 4 ... 87
1. Peran Kepengawasan Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Bunta ... 88
2. Peran Kepengawasan Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Bunta ... 98
3. Peran Kepengawasan Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Bunta ... 106
B. Perbandingan (komparasi) peran kepengawasan Kepala Sekolah SMP Negeri 1, SMP Negeri 2, SMP Negeri 4 ... 112
BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 116
B. Saran-saran ... 119
DAFTAR PUSTAKA……….. 121
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Data tenaga Pendidik dan kependidikan SMP Neg 1 Bunta………... 64
Tabel 3.2. Data Keadaan Guru dan Pegawai Tata Usaha SMP Negeri 2
Bunta... 69
Tabel 3.3. Data Keadaan Siswa SMP Negeri 2 Bunta
Tahun Ajaran 2015 / 2016... 70
Tabel 3.4.Data Prestasi Akademik dan Non akademik SMP Negeri 2
Bunta…... 71
Tabel 3.5. Data Keadaan Guru dan Pegawai TU SMP Negeri 4 Bunta………… 75
Tabel 3.6. Data Keadaan Siswa SMP Negeri 4 Bunta Tahun Ajaran 2015 / 2016….76
Tabel 3.7. Data Prestasi Akademik dan Non akademik SMP Negeri 4 Bunta……...76
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran……… 125
Lampiran 2. Jadwal Supervisi Kunjungan Kelas……… 126
Lampiran 3. Pedoman Wawancara dengan Kepala Sekolah... 127
Lampiran 4. Butir- butir soal Wawancara Kepala Sekolah……… 128
Lampiran 5. Pedoman Wawancara dengan Guru PAI... 129
Lampiran 6. Butir-butir Instrumen Kompetensi Pedagogik Guru PAI……….. 130
Lampiran 7. Pedoman Observasi………. 131
Lampiran 8. Daftar Informan Penelitian……….. 132
Lampiran 9. Bukti telah melakukan Wawancara Penelitian……… 133
Lampiran10. Surat Izin Penelitian dari Pascasarjana IAIN Salatiga………. 134
Lampiran 11.Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Kepala SMP Negeri 1 Bunta……….. 135
Lampiran 12. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Kepala SMP Negeri 2 Bunta………. 136
Lampiran 13. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Kepala SMP Negeri 2 Bunta... 137
Lampiran 14. Foto-Foto Penelitian... 138
Lampiran 15 Biografi Penulis………..
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Kepala sekolah merupakan pemimpin pada lembaga pendidikan yang memiliki
wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan
pendidikan. Sebagai seorang pemimpin dan supervisor, kepala sekolah
mempunyai peran yang strategis dalam meningkatkan kompetensi guru. Peran
kepala sekolah dalam kepengawasan dimaksud merupakan salah satu upaya
dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI di sekolah, karena berhasil
tidaknya program pengajaran di sekolah banyak ditentukan oleh kepala sekolah
sebagai pemimpinnya. Kepala sekolah mengatur kebijaksanaan dan pelaksanaan
program pendidikan secara keseluruhan.
Kepala sekolah sebagai supervisor mempunyai kemampuan untuk
menciptakan situasi belajar mengajar sedemikian rupa sehingga tujuan
pendidikan dapat tercapai. Kepala sekolah berwenang dan bertanggung jawab
terhadap keberhasilan proses belajar mengajar, sebagai supervisor harus dapat
membaca dan mengatasi persoalan atau permasalahan yang dihadapi, sehingga
guru terlepas dari kemelut yang dapat mempengaruhi kelancaran tugasnya.
Menurut Pidarta, bahwa dalam perannya sebagai supervisor kepala
pembelajaran serta tugas-tugas yang lain berupaya meningkatkan pribadi guru,
memberi dorongan kepada guru-guru agar belajar terus mengembangkan
profesinya. 1 Kepala sekolah selaku supervisor pembelajaran dalam usahanya
memberikan bantuan atau pelayanan profesional kepada guru selalu menaruh
perhatian yang sungguh-sungguh terhadap aspek-aspek yang dapat mengganggu
tugas guru dalam proses belajar mengajar.
Kedudukan kepala sekolah sebagai supervisor dan pemimpin pendidikan
tidak diganti oleh pengawas atau pejabat lain yang bertugas khusus di bidang
supervisi yang ditetapkan untuk tugas itu. Pengawas atau pejabat lain dapat
memberikan pelayanan melalui bantuan tak langsung, sedang kepala sekolah
memberikan bantuan kepada guru secara langsung melalui kunjungan kelas,
wawancara (pembicaraan individu), pemberian saran tentang cara-cara
memajukan proses belajar mengajar, membantu merencanakan satuan pelajaran.
Kepala sekolah bertindak sebagai konsultan yang dinamis, mampu menyiapkan
dan mendorong bawahannya (guru-guru) dalam meningkatkan kemampuan
melaksanakan tugas dan menyesuikan diri dengan perkembangan.
Wahyu Sumidjo menyatakan bahwa apabila seorang kepala sekolah ingin
berhasil menggerakkan para guru, maka:
(1)Menghindarkan diri dari sikap dan perbuatan memaksa atau bertindak keras terhadap guru. (2). Harus mampu melakukan perbuatan yang melahirkan kemauan untuk bekerja dengan penuh semangat dan percaya
diri terhadap guru dengan: meyakinkan (persuade) dan membujuk(induce)
bahwa apa yang dilakukan adalah benar. (3). Kemampuan untuk
1
mendengar pendapat guru-guru dan memberikan kesempatan untuk berkembang dan memberi kesempatan dalam memecahkan problem yang
mereka hadapi. 2
Keinginan guru untuk tumbuh dan berkembang dalam kompetensi pedagogiknya
menuntut peranan kepala sekolah untuk dapat menjaring dan memenuhi
kebutuhan tersebut. Kepala sekolah dituntut membantu menciptakan iklim yang
kondusif bagi peningkatan kompetensi pedagogik guru. Untuk itu kepala sekolah
dapat menggunakan pola pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik guru.
Sebagai bentuk peran kepala sekolah dalam kepengawasan yaitu dapat
membantu memberikan petunjuk, layanan dan pengarahan kepada guru-guru,
sebagaimana seruan firman Allah surat As-Sajdah/32: 24.
اوُرَ بَص اَّمَل َنَِرْمَِبِ َنوُدْهَ ي ًةَّمِئَأ ْمُهْ نِم اَنْلَعَجَو
Artinya:Dan kami jadikan diantara mereka itu pemimpin pemimpin yang memberi
petunjuk dengan perintah Kami selama mereka sabar. (As-Sajdah: 24). 3
Peran kepala sekolah dalam kepengawasan sangat menentukan
terlaksananya kegiatan pengawasan di sekolah masing-masing. Kompetensi ini
meliputi pengetahuan tentang kepengawasan, kemampuan dalam hubungan antar
pribadi dan keterampilan teknik dalam pengawasan. Ke tiga hal tersebut
merupakan faktor kemampuan mutlak dimiliki oleh setiap kepala sekolah sebagai
supervisor pembelajaran, apakah kepala sekolah cukup mampu atau kompeten
dalam menjalankan fungsinya sebagai supervisor pembelajaran. Menurut
Maunah kepala sekolah sebagai supervisor berperan dan bertanggung jawab
dalam memajukan pengajaran meningkatkan kompetensi pedagogik guru secara
terus menerus di antaranya membantu guru memperoleh kecakapan mengajar
menyiapkan bahan serta metode yang sesuai dengan sifat materinya.4
Berdasarkan kutipan di atas, secara teknis kepala sekolah sebagai
supervisor sangat terbatas kemampuannya di bidang studi yang diajarkan di
kelas, oleh karena itu kepala sekolah semestinya menggunakan pendekatan
supervisi yang sedemikian rupa sehingga dapat mendorong guru untuk
mengembangkan diri secara mandiri.
Tujuan supervisi pengajaran menurut Zapeda adalah untuk menolong para
guru belajar, sebagai upaya meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang nyata bagi para siswanya. 5 Untuk mencapai
tujuan tersebut peran kepengawasan kepala sekolah menjadi urgen dalam
meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI.
Supervisi terhadap guru dimaksudkan untuk melakukan pembinaan
memberikan layanan bantuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar
yang dilakukan guru yang pada giliranya dapat meningkatkan kompetensi
4
Binti Maunah, Supervisi Pendidikan Islam Teori dan Praktik, Yogyakarta: Teras, 2009, 37.
5
pedagogik guru PAI dalam meningkatkan kualitas belajar siswa. 6 Kepengawasan
terhadap guru bidang studi, terutama pada bidang studi Pendidikan Agama Islam,
merupakan supervisi yang sedemikian rupa dapat mengembangkan para guru
baik profesi maupun pribadinya. Dalam aspek profesi, memerlukan kemampuan
supervisor untuk mengembangkan kualitas profesional para guru, khususnya
yang berkaitan dengan kompetensi pedagogik dalam penguasaan materi bidang
studi, metode mengajar, keterampilan melaksanakan proses belajar mengajar.
Dalam peran tersebut, kepala sekolah diharapkan mampu meningkatkan
kompetensi pedagogik guru PAI di sekolahnya.
Peningkatan kompetensi guru melalui supervisi dan monitoring pengawas
bukan sekedar diarahkan kepada pembinaan yang lebih bersifat aspek-aspek
administratif kepegawaian tetapi harus lebih kepada peningkatan kemampuan
profesionalitas dan komitmen sebagai seorang guru. 7 Dengan demikian, pada
hakikatnya supervisi adalah kegiatan pembinaan terhadap guru PAI melalui
teknik-teknik tertentu dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik
mereka dalam menjalankan tugasnya.
Supervisi pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan kompetensi
pedagogik guru. Pada konteks penelitian ini, peran tersebut kaitannya dengan
6
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka
Pengembangan Sumber daya Manusia, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010, 19.
7
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
studi kasus terhadap kompetensi pedagogik guru PAI di SMPN 1, SMPN 2 dan
SMPN 4 Bunta Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah.
Hasil penelitian Liphan sebagaimana yang dikutip oleh Syaiful Sagala
berkaitan dengan peran kepala sekolah menyatakan bahwa kepala sekolah yang
berhasil adalah kepala yang memiliki komitmen yang kuat terhadap peningkatan
kualitas pengajaran. 8 Komitmen yang kuat menggambarkan adanya kemauan
dan kemampuan melakukan kepengawasan pada semua aktifitas personil sekolah,
misalnya dalam pengajaran dilakukan dengan cara memonitor waktu-waktu dan
proses pengajaran di kelas.
E. Mulyasa mengemukakan bahwa guru memegang peranan utama dalam
pembangunan pendidikan khususnya yang diselenggarakan secara formal di
sekolah. 9 Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik terutama
kaitannya dengan proses belajar mengajar. Apalagi pekerjaan dan tanggung
jawab guru makin hari bukan semakin ringan. Sejalan dengan peningkatan
pengakuan dan penghargaan masyarakat dan pemerintah terhadap profesi guru,
maka ekpektasi mereka pun semakin tinggi. Guru diharapkan bekerja
sungguh-sungguh dan profesional. Maka salah satu kegiatan dalam meningkatkan
kompetensi pedagogik guru di sekolah dengan bantuan bimbingan dari kepala
sekolah di antaranya adalah dalam bentuk kegiatan kepengawasan pembelajaran.
8
Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran dalam profesi Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010, 134.
9
Dengan demikian kepala sekolah memiliki peranan penting dalam melaksanakan
tugas kepengawasannya terhadap kompetensi pedagogik guru PAI di sekolahnya.
Dalam hal penelitian ini, guru PAI SMPN 1, SMPN 2 dan SMPN 4 Bunta
Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah.
Dalam pelaksanaannya, kepengawasan pembelajaran bukan semata-mata
mengawasi guru-guru atau tenaga kependidikan menjalankan tugas dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga
berusaha bersama guru-guru mencari solusi bagaimana cara memperbaiki proses
pembelajaran. Ini berarti bahwa dalam kegiatan supervisi pembelajaran, guru
tidak dianggap sebagai subyek pasif, melainkan diperlakukan sebagai partner
dari yang memiliki ide-ide, pendapat-pendapat dan pengalaman-pengalaman
yang perlu didengar dan dihargai serta diikutsertakan di dalam usaha-usaha
perbaikan pendidikan, terutama perbaikan proses pembelajaran di sekolah. Hal
tersebut diharapkan dapat dilaksanakan terhadap guru PAI di SMP Negeri 1,
SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai.
Adapun alasan penulis memilih SMPN 1, SMPN 2 dan SMPN 4 Bunta
sebagai objek penelitian ini disebabkan beberapa hal. Pertama, SMP Negeri 1
sebagai sekolah Negeri yang pertama lahir di Kecamatan Bunta. Kedua, pada
awalnya SMPN 2 dan SMPN 4 berada pada wilayah Kecamatan Bunta, setelah
adanya pemekaran wilayah berada di Kecamatan Simpang Raya. Ketiga, di
wilayah Kecamatan Simpang Raya terdapat tiga SMP Negeri, namun salah satu
sehingga tidak ada guru PAI di sekolah tersebut. Keempat, karena terbatasnya
objek penelitian yaitu guru PAI maka, peneliti mengambil objek di tiga lokasi
SMP Negeri yang berbeda. Atas dasar pemikiran ini peneliti ingin mengungkap
kelebihan dan keberhasilan serta melakukan perbandingan komparasi atas
kepengawasan kepala SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta
Kabupaten Banggai, serta dampaknya dalam kompetensi pedagogik guru PAI,
berjudul “Peran Kepala Sekolah dalam Melaksanakan Tugas Kepengawasan
Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus
atas Kepengawasan Kepala Sekolah di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP
Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai Tahun 2016). ”
B.Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang penelitian di atas, berdasarkan pengamatan dan
apa yang peneliti rasakan bahwa peran kepala sekolah dalam kepengawasan
sangat diperlukan. Peran kepengawasan kepala sekolah kepada guru Pendidikan
Agama Islam sangatlah besar pengaruhnya, terutama terhadap peningkatan
kompetensi pedagogik guru PAI. Selanjutnya kurang efektifnya pelaksanaan
pengawasan yang dilakukan oleh pengawasan Pendidikan Agama dari
Kementrian Agama yang mengadakan kegiatan pengawasan ke sekolah-sekolah
binaan. Dari beberapa hal tersebut yang paling menarik untuk diteliti adalah studi
pedagogik guru PAI di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta
Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah.
Peran kepangawasan kepala sekolah adalah untuk melakukan fungsi
kepengawasan dalam kegiatan pembelajaran terhadap peningkatkan kompetensi
pedagogik guru PAI, dimana peran kepala sekolah untuk memiliki kemampuan
merencanakan, mengorganisasikan, mengkomunikasikan, memotivasi bawahan,
mengarahkan dan pengawasan (pengendalian) terhadap kegiatan pembelajaran
guru PAI. Kepengawasan yang dimaksudkan diartikan sebagai bagian dari
kegiatan supervisi atau pengawasan. Kompetensi pedagogik guru PAI yaitu
upaya yang dilakukan oleh guru untuk menguasai bahan pelajaran, mampu
menguasai bahan-bahan yang akan diajarkan tidak hanya menyuruh peserta didik
mencatat dan mengerjakan tugas saja. Selain itu guru harus mempunyai materi
bahan ajar pegangan yang buat sendiri (buku pegangan), guru harus menguasai
landasan kependidikan mampu melaksanakan fungsi dan tugas sebagai pendidik
dan pengajar.
2. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada dua wilayah Kecamatan yaitu Bunta dan Simpang
Raya Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah. Periode penilaiannya
dilakukan pada tahun 2016. Obyek penelitian ini adalah Kepala sekolah dan guru
PAI SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta. Adapun fokus
penelitian ini dibatasi pada peran kepengawasan kepala sekolah dan
sekolah di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten
Banggai Provinsi Sulawesi Tengah. Kompetensi pedagogik guru PAI yakni
kemampuan seorang pendidik (guru) dalam mengelola proses pembelajaran
peserta didik (siswa) yang dilaksanakan di sekolah.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, permasalahan yang hendak
diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimana peran kepala sekolah dalam melaksanakan tugas kepengawasan di
SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Tahun 2016?
b. Bagaimana Perbandingan (komparasi) peran kepengawasan yang
dilaksanakan oleh kepala sekolah terhadap kompetensi pedagogik guru PAI
di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten
Banggai ?
C. Signifikan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan penelitian adalah:
a. Untuk mengetahui peran kepala sekolah dalam melaksanakan tugas
kepengawasan di SMP Negeri 1, SMP Negeeri 2 dan SMP Negeri 4
Bunta Tahun 2016.
b. Untuk mengetahui perbandingan ( komparasi ) atas kepengawasan yang
PAI di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten
Banggai Provinsi Sulawesi Tengah.
2. Kegunaan penelitian
a. Kegunaan teoretis
Hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan bagi khasanah dalam
kajian teori tentang tugas kepengawasan kepala sekolah terhadap
peningkatan kompetensi pedagogik guru PAI.
b. Kegunaan Praktis
1) Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu rujukan pelaksanaan peran
kepala sekolah dalam tugas kepengawasan di SMP Negeri 1, SMP Negeri
2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi
Tenggah.
2) Menambah wawasan penulis terutama yang berhubungan dengan peran
kepala sekolah dan dampaknya dalam kompetensi pedagogik guru PAI
SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten
Banggai.
D.Kajian pustaka
Beberapa peneliti sebelumnya yang telah melakukan penelitian terdahulu
Zulkifli pembahasan dalam penelitian tentang, strategi kepala sekolah
dalam meningkatkan kompetensi profesional guru. 10 Subyek penelitian adalah
kepala sekolah, wakil kepala kurikulum, kepala tata usaha, wakil kepala
kesiswaan, dan guru bidang studi pada SMA Negeri 1 Peukan Bada.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi kepala sekolah dalam
meningkatkan kompetensi profesional guru yaitu: (1) Penguasaan materi
pembelajaran oleh guru; (2) Penggunaan metode pembelajaran dilaksanakan
dengan melibatkan guru dengan kegiatan pelatihan, kegiatan ilmiah, seperti
seminar, lokakarya dan menulis karya ilmiah dalam bentuk tindakan kelas, team
teaching, MGMP, memotivasi guru melanjutkan pendidikan dan melakukan
supervisi; (3) Strategi kepala sekolah melakukan evaluasi dengan supervisi kelas
kadang-kadang dilakukan secara tiba-tiba. Hasil evaluasi tersebut dikumpulkan
menjadi sebuah catatan kepala sekolah dan disampaikan pada kegiatan rapat dan
forum MGMP sebagai tindak lanjut evaluasi yang sudah dilaksanakan; (4).
Subtansi dalam hasil tesis tersebut dapat dipahami bahwa penelitian penulis
memiliki persamaan dan perbedaan subtansi dengan penelitian tersebut,
persamaanya objek dan kajianya kepala sekolah sebagai supervisor serta guru,
Subtansi perbedaan yang paling menonjol adalah tujuan dari pelaksanaan
supervisi tersebut adalah untuk peningkatan profesionalisme guru, sedangkan
tujuan dari pelaksanaan supervisi penelitian penulis adalah untuk meningkatkan
10
kompetensi pedagogik guru PAI dan peran kepala sekolah dalam tugas
kepengawasan serta perbandingan komparasi peran kepala sekolah dalam tugas
kepengawasan terhadap peningkatan kompetensi pedagogik guru PAI di SMP
Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai.
Lia Yuliana dalam penelitianya telah melakukan penelitian, mengkaji
peranan kepala sekolah sebagai supervisor dalam kematangan profesional guru.11
Pembahasan penelitian tersebut adalah upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah
sebagai supervisor dalam profesionalisme guru di antaranya yaitu; pertama
menciptakan iklim kelembagaan yang kondusif bagi efektifitas pencapaian tujuan
pembelajaran, di mana tercipta keterbuka antara guru dan kepala sekolah,
menciptakan kondisi kerja yang menyenangkan, mengoptimalkan kesejahteraan
guru agar mendukung efektifitas tujuan pendidikan. Kedua: kepala sekolah harus
memberikan peluang guru untuk melakukan kreatifitas agar guru tersebut dapat
mengaktualisasikan dirinya dalam menjalankan tugas secara profesional. Ketiga;
pengoptimalan peran kepemimpinan, seorang supervisor dalam memimpin guru
agar membina kerja sama yang harmonis sehingga membangkitkan semangat
serta motivasi kerja. Keempat: pelaksanaan supervisi klinis dilakukan merupakan
upaya kepala sekolah untuk meningkatkan kemampuan dasar guru yang berkaitan
dengan kompetensi mengajarnya. Persamaan dengan penelitiian penulis
subtansinya adalah peranan kepala sekolah sebagai supervisor dalam
11
Lia Yuliana,”Peranan Kepala Sekolah sebagai Supervisor dalam Kematangan
melaksanakan tugas kepengawasan terhadap guru, perbedaan penelitian penulis
terletak pada tujuanya dalam peningkatan kompetensi pedagogik guru PAI
setelah pelaksanaan supervisor oleh kepala sekolah serta studi komparasi hasil
peran kepala sekolah dalam kepengawasan pada objek sekolah yang peneliti
lakukan. Yaitu di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta
Kabupaten Banggai.
Abdul Mu’in yang telah melakukan penelitian membahas peranan kepala
sekolah dalam meningkatkan profsionalisme guru. 12 Pembahasan penelitian
tersebut pertama, peranan kepala sekolah sebagai leader, educator, supervisor,
motivator, manajer cukup baik dilaksanakan. Kedua, dengan berbagai peranan
kepala sekolah yang cukup baik tersebut, maka dapat meningkatkan
profesionalisme guru di SDI Al-Ihsan Bambu Apus Pamulang. Merujuk pada
uraian tersebut dapat dipahami bahwa tesis tersebut memiliki perbedaan subtansi
dengan tesis penulis, karena dalam tesis tersebut yang dikaji adalah berbagai
peranan kepala sekolah sedangkan dalam tesis penulis berfokus pada peran
kepala sekolah dalam tugas kepengawasan. Selanjutnya arah dari peranan kepala
sekolah dalam tesis tersebut untuk meningkatkan profesionalisme guru sedang
dalam tesis penulis arahnya adalah terhadap peningkatan kompetensi pedagogik
guru PAI di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten
Banggai.
12Abdul Mu’in
,” Peranan kepala Sekolah dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru di SDI
Rawati melakukan penelitian dengan mengkaji peran kepala sekolah sebagai
supervisor. Pembahasan penelitian tersebut subtansinya adalah untuk mengkaji
dan menjelaskan pelaksanaan supervisi tentang dan teknik-teknik supervisi
kepala sekolah Ibtidaiyah Yayasan perguruan Islam sambung Jawa Makasar. 13
Sedangkan pada tesis penulis berimplikasi pada peran kepala sekolah dalam
tugas kepengawasan, kemudian tujuanya tesis tersebut arahnya adalah
meningkatkan mutu pembelajaran di Maadrasah, sedang pada proposal tesis
penulis arahnya adalah peningkatan kompetensi pedagogik guru PAI di SMP
Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai serta studi
komparasi peran kepala sekolah tersebut. Selanjutnya dapat dipahami bahwa
penelitian tersebut memiliki perbedaan subtansi dengan proposal tesis penulis.
Perbedaan tersebut terletak pada objek penelitian baik pada satuan tingkat
pendidikan maupun fokus kajian penelitian.
Ahmad Fatah Yasin melakukan penelitian berawal dari perhatian
masalah pengembangan kompetensi pedagogik guru di MIN Malang. 14
Penelitian ini mencoba untuk menjawab masalah tentang pengembangan
kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Islam di MIN Malang 1, dan juga
implikasi positif dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Pengembangan
kompetensi pedagogik yang dilakukan adalah: (a) mengatur perencanaan
13
Rawati,”Peran Kepala sekolah Sebagai Supervisor dalam Meningkatkan Mutu
Pembelajaran(studi kasus di MI Yayasan Perguruan Islam Sambung Jawa Makasar)”, Tesis
Universitas Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2011( tidak dipublikasikan), vi.
14
Ahmad Fatah Yasin,”Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama
pengembangan berdasarkan evaluasi guru, (b) Melakukan pengembangan
kompetensi pedagogik melalui kegiatan apapun dan penelitian PTK, bertujuan
untuk meningkatkan guru dalam manajemen pembelajaran, (c) meningkatkan
usaha, dilakukan oleh pemerintah, sekolah islam dan terutama guru. Berkembang
kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Islam di MIN Malang 1
mengimplikasikan positif terhadap peningkatan kualitas dalam pembelajaran, ini
ditandai oleh indikator: a. ada perbaikan dari proses pembelajaran yang tepat
dengan tuntutan belajar yang modern, b. ada perbaikan dari guru saling belajar
sehingga berimplikasi pada prestasi hasil belajar siswa, baik akademik dan
non-akademik.
Pada uraian tersebut dapat dipahami bahwa penelitian tersebut memiliki
perbedaan subtansi dengan proposal tesis penulis. Perbedaan tersebut terletak
pada Peran kepengawasan kepala sekolah terhadap peningkatan kompetensi
pedagagik guru PAI dan objek penelitian baik pada satuan tingkat pendidikan
maupun fokus kajian penelitian. Pada penelitian di atas pengembangan
kompetensi pegagogik tanpa ada pelaksanaan kepengawasan yang dilakukan oleh
kepala sekolah.
Iskandar Hasan melakukan penelitian dengan mengkaji pelaksanaan
supervisi akademik yang dilaksanakan oleh kepala sekolah. 15 Hasil penelitiannya
menyimpulkan pelaksanaan supervisi akademik dapat meningkatkan kompetensi
15
Iskandar Hasan, ”Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru MIPA dalam Menyusun
guru dalam menyusun perangkat pembelajaran sesuai standar. Semakin banyak
frekuensi supervisi Akademik, semakin meningkat kompetensi guru dalam
menyusun perangkat pembelajaranya. Perbedaan penelitian di atas dengan
penelitian ini adalah peran kepengawasan kepala sekolah terhadap peningkatan
kompetensi pedagogik guru PAI dan melakukan perbandingan komparasi atas
peran kepengawasan tersebut pada dua objek sekolah berbeda yaitu di SMP
Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai.
Cut Zahri Harun dan Nasir Usman melakukan penelitian, mengenai
pelaksanaan supervisi akademik untuk meningkatkan kinerja guru. 16 Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penyusunan program supervisi akademik
kepala sekolah melibatkan sejumlah guru dan tenaga kependidikan; (2)
Pelaksanaan supervisi akademik dilakukan dengan pendekatan tehnik supervisi
akademik yang berbeda oleh masing-masing kepala sekolah, ada yang bersifat
kelompok dan ada yang bersifat individual; dan (3) Upaya kepala sekolah dalam
pelaksanaan supervisi akademik terhadap peningkatan kinerja guru-guru antara
lain melaksanakan rapat guru di sekolah, mengirimkan sejumlah guru untuk
mengikuti penataran, mewajibkan seluruh guru untuk membuat RPP, dan
mengumpulkan seluruh instrumen evaluasi selanjutnya dijabarkan dalam laporan
evaluasi akhir pembelajaran. Uraian hasil penelitian di atas berbeda dengan fokus
16
Cut Zahri Harun, dan Nasir Usman, “ Pelaksanaan Supervisi Akademik oleh Kepala Sekolah untuk Meningkatkan Kinerja Guru Sekolah Dasar Pada Gugus I Uptd Dewantara Aceh
penelitian yang penulis lakukan, perbedaanya terletak pada peran kepala sekolah.
Penelitian tersebut kepala sekolah sebagai supervisor melakukan pengawasan
pada supervisi akademik untuk meningkatkan kinerja guru, pada penelitian
penulis kepala sekolah sebagai supervisor melaksanakan kepengawasan terhadap
peningkatan kompetensi pedagogik guru, dalam hal ini guru Pendidikan Agama
Islam dan melakukan perbandingan komparasi peran kepengawasan tersebut di
SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai.
Ali Sudin dalam penelitiannya mengarahkan pada pembahasan
implementasi supervisi akademik terhadap proses pembelajaran. 17 Pembahasan
penelitian tersebut memiliki subtansi bahwa pelaksanaan supervisi akademik
kepala sekolah mempunyai dampak terhadap proses pembelajaran. Terdapat
perbedaan dalam penelitian tersebut dengan tesis penulis yaitu pada faktor objek
tempat penelitiannya, objek pengawasnya, objek guru yang diteliti, dalam
penelitian belum secara spesifik meneliti pada aspek kompetensi pedagogik guru,
melainkan fokus penelitiannya pada pengawasnya. Sedang pada proposal tesis
penulis membahas peran kepengawasan kepala sekolah terhadap peningkatan
kompetensi pedagogik guru PAI dan studi komparasi pada peran kepengawasan
kepala sekolah pada objek penelitian penulis yaitu di SMP Negeri 1, SMP Negeri
2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai.
17
Ali Sudin, ” Implementasi Supervisi Akademik Terhadap Proses Pembelajaran di Sekolah
Dengan penjelasan penelitian-penelitian tentang tema yang sejenis di atas,
maka akan bisa dilihat perbedaan dan persamaannya dengan penelitian yang akan
penulis lakukan ini. Persamaan penelitian penulis dengan penelitian-penelitian
yang ditampilkan di atas adalah membahas tentang supervisi akademik dan
kompetensi guru. Adapun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian
lainnya yang telah ada adalah bahwa di samping lokasi penelitian, penulis
berusaha untuk menjelaskan peran kepala sekolah dalam kepengawasan terhadap
peningkatan kompetensi pedagogik guru PAI dan perbandingan komparasi peran
kepengawasan kepala sekolah di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri
4 Bunta Kabupaten Banggai tahun 2016.
E.Metode Penelitian
1. Jenis dan pendekatan
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif.
Penelitian kualitatif deskriptif dimaksudkan untuk menyelidiki suatu keadaan,
kondisi atau lain-lain yang sudah disebutkan, hasilnya dipaparkan dalam
bentuk laporan penelitian. 18 Penelitian kualitatif menurut Nana Syaodih
Sukmadinata penelitian kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian
yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa,
18
aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara
individual maupun kelompok. 19
Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor sebagaimana dikutip
Moleong, bersifat generating theory bukan hypothesis testing sehingga teori
yang dihasilkan berupa teori subtantif dan teori-teori yang diangkat dari dasar.
20
Penelitian ini berusaha untuk mendreskripsikan atau menggambarkan
data-data yang telah diperoleh dari lapangan maupun literatur kepustakaan yang
berkaitan dengan pembahasan.
Dalam penelitian ini peneliti mendeskripsikan fenomena yang ada secara
kualitatif yang dilakukan melalui observasi non partisipatif, wawancara dan
dokumentasi. Mengingat hakekat permasalaan penelitian untuk mengungkap
suatu fenomena dasar bagi penentuan pendekatan yang akan digunakan dalam
suatu penelitian, maka penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif
deskriptif. Data yang diugkap berbentuk kata-kata, kalimat-kalimat,
paragraf-paragraf, dokumen-dokumen dan bukan berupa angka-angka.
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan studi komparasi, karena
penelitian ini meneliti dua atau lebih subyek, latar atau tempat penyimpanan
data. Komparasi (Comparation) yaitu perbandingan, makna dari kata tersebut
menunjukan bahwa dalam penelitian ini bermaksud mengadakan perbandingan
kondisi yang ada di tiga tempat, apakah ketiga kondisi itu sama atau ada
19
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007, 72.
20
perbedaan. 21 Studi komparasi berusaha mengkaji beberapa subyek tertentu
dan membandingkan atau mempertentangkan beberapa subyek tersebut.
Perbandingan tersebut mencakup persamaan dan perbedaan. Aturan umumnya
subyek yang diperbandingkan harus sejenis dan sebanding. 22
Menurut Aswarni Sudjud seperti dikutip Suharsimi Arikunto, penelitian
komparasi akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan
perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, tentang orang, tentang prosedur kerja, tentang
ide-ide, kritik terhadap orang, kelompok terhadap suatu ide atau suatu
prosedur kerja. Dapat juga membandingkan kesamaan pandangan dan
perubahan-perubahan pandangan orang, group, terhadap kasus, terhadap
orang, peristiwa atau terhadap ide-ide. 23
Dari pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa tujuan penelitian studi
komparasi adalah digunakan untuk menguji teori sehingga ditemukan
perbedaan dan kesamaan.24 Penelitian komparasi juga bertujuan
membandingkan semua unsur atau komponennya, analisis diarahkan pada
menemukan persamaan dan perbedaan dalam perencanaan, pelaksanaan,
faktor-faktor pendukung dan hasil. 25
Berdasarkan penjelasan tujuan di atas maka, penelitian komparasi adalah
suatu bentuk penelitian yang membandingkan variabel-variabel yang saling
21
Suharsimi Arikunto, Prosedur …, 6.
22
Abdul Wahab, Menulis Karya Ilmiyah, Surabaya: Airlangga University Press, 1999, 92.
23
Suharsimi Arikunto, Prosedur …, 310.
24
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, Jakarta: Referensi Ciputat mega Mall, 2013, 63.
25
berhubungan dengan mengemukakan perbedaan-perbedaan ataupun
persamaan-persamaanya.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di sekolah yang sama-sama sekolah
Negeri yaitu SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta
Kabupaten Banggai Propinsi Sulawesi Tengah. Subyek penelitian ini adalah
kepala sekolah dan guru Pendidikan Agama Islam.
3. Sumber Data
Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data
primer yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari kepala dan wakil kepala
SMP Negeri 1, kepala SMP Negeri 2 dan kepala SMP Negeri 4 Bunta
Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah yang merupakan sebagai subyek
dalam penelitian. Selain dari sumber tersebut penulis juga mengambil data dari
kegiatan atau aktifitas pembelajaran dalam kesehariannya yang dilaksanakan di
Sekolah.
Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data, dalam hal ini melalui guru-guru PAI serta dokumen
yang terkait dengan penelitian.
4. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mencari informasi lewat
eksperimen). Dalam hal ini, peneliti adalah sebagai instrumen kunci
pengambilan sampel sumber data. Metode penelitian kualitatif digunakan
untuk meneliti pada pada objek yang alamiah, Teknik pengumpulan data
dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat indukti/kualitatif, dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.26
Sementara menurut Patton dalam penelitian kualitatif ada tiga cara yang
digunakan didalam pengumpulan data yaitu wawancara mendalam, observasi
langsung, dan pemanfaatan dokumen tertulis.27 Oleh karena itu dalam
penelitian ini, data kualitatif diambil lewat:
a. Tehnik Observasi
Dalam proses pengumpulan data penulis menggunakan teknik observasi yaitu
pengamatan dan pencatatan dengan sistematik tentang fenomena–fenomena
yang diselidiki secara sistematik. 28 Dalam hal ini observasi dilakukan dalam
penelitian ini meneliti tentang gambaran lokasi penelitian, aktivitas peran
kepala sekolah, dan aktivitas guru SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP
Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah.
b.Teknik Wawancara
26
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif),
Bandung: Alfabeta, 2014, 15.
27
Michel Quinn Patton, Metode Evaluasi Kualitatif, Terjemahan Budi Puspo Priyadi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, 1.
28
Dalam penelitian ini, penulis memilih bentuk wawancara semi terstruktur,
dilakukan secara terang-terangan (overted interview) dan menempatkan
responden sebagai sejawat (viewing one another as peers).
Alasan penulis menggunakan teknik wawancara semi terstruktur adalah
untuk memberikan kesempatan kepada seseorang atau responden untuk
menyatakan dan menangkap pernyataan secara mendetail.
Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah terdiri dari (1).
Kepala sekolah,(2) Wakil kepala sekolah dan (3) guru-guru PAI di SMP Negeri
1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai Provinsi
Sulawesi Tengah.
c. Teknik Dokumentasi
Teknik ini dikenal dengan penelitian dokumentasi (dokumentation
research) yang mencari data melalui beberapa arsip dan dokumen sejarah
sekolah, raport, surat kabar, majalah, jurnal, buku dan benda-benda tulis lainnya
yang relevan. 29 Dalam penelitian ini metode dokumentasi untuk mengumpulkan
data tentang profil SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta
Kabupaten Banggai data kepengawasan kepala sekolah dalam kegiatan
pembelajaran.
5. Pengecekan Keabsahan Data.
Dalam pengecekan data teknik pemeriksaan, pelaksanaan teknik pemeriksaan
didasarkan atas kreteria tertentu.
29
Peneliti menggunakan 4 kreteria di antaranya sebagai berikut:
a. Kredibilitas
Kreteria kredibilitas data digunakan untuk menjamin bahwa data yang di
kumpulkan peneliti mengandung nilai kebenaran, baik bagi pembaca pada
umumnya maupun subyek penelitian. Untuk menjamin kesahihan data, ada
lima teknik pencapaian kredibilitas data, perpanjangan keikutsertaan,
ketekunan pengamatan, pemeriksaan sejawat melalui diskusi, dan
pengecekan anggota.
b. Transferabilitas
Transferabilitas atau keteralihan dalam penelitian kualitatif dapat dicapai
dengan cara uraian rinci. Untuk kepentingan ini peneliti berusaha
melaporkan hasil penelitiannya secara rinci. Uraian rinci diusahakan untuk
mengungkap secara khusus segala sesuatu yang diperlukan oleh peneliti
agar para pembaca dapat memahami temuan-temuan yang diperoleh.
Penemuan itu sendiri bukan bagian dari uraian rinci melainkan penafsiran
yang diuraiakan secara rinci dan penuh tanggung jawab berdasarkan
kejadian-kejadian nyata. Dalam hal ini peneliti menguraikan temuan tiap
sub fokus secara rinnci mulai dari temuan berupa pelaksanaan supervisi
pembelajaran yang ada di tiga lokasi.
c. Dependabilitas (ketergantungan)
Pemeriksaan kualitas proses penelitian. Cara ini dilakukan oleh peneliti
dikerjakan oleh peneliti mulai dari mengkonseptualisasi penelitian,
menjaring data penelitian menjelaskan interprestasi temuan-temuan
penelitian hingga pada pelaporan hasil penelitian.
d. Konfirmabilitas
Pemeriksaan hasil penelitian. Cara ini dilakukan oleh peneliti untuk
melihat tingkat kesesuaian antara temuan-temuan dengan data yang telah
terkumpul sebagai pendukung. Jika hasilnya menunjukkan ada kesesuaian
maka dengan sendirinya temua-temuan tersebut dapat diterima, namun jika
ternyata tidak ada kesesuaian, maka temuan tersebut dengan sendirinya
gugur. Konsekuensinya adalah peneliti harus turun lapangan untuk
memperoleh data yang sesungguhnya.
Kegiatan yang dilakukan peneliti adalah memeriksa kembali data lapangan
baik catatan maupun data yang telah direduksi, kemudian mencocokkan data
tersebut dengan temuan-temuan yang telah dirumuskan.
6. Teknik Analisis Data
Dalam hal ini ada empat tahap penting yang sangat berkaitan terkait dengan
analisa data, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan/verifikasi.
a. Pengumpulan Data
Kegiatan pengumpulan dilakukan sejak peneliti memasuki lokasi
penelitian sampai semua data yang diperlukan terkumpul. Pengumpulan
b. Reduksi Data
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengidentifikasi data
dan mengkode data. Dalam mengkodean data digunakan tiga kolom terdiri
dari nomor aspek pengkodean dan kode.
c. Penyajian Data
Pada tahap ini adalah mengorganisasikan data yang sudah direduksi.
Data tersebut mula-mula disajikan secara terpisah antara satu tahap dengan
tahapan yang lain, tetapi setelah kategori terakhir direduksi. Maka
keseluruhan data dirangkum dan disajikan secara terpadu.
d. Kesimpulan dan Verifikasi
Pada tahap ini dapat diketehui arti dari data yang telah diperoleh baik
melalui wawancara, observasi maupun dokumentasi. Kesimpulan akhir
diharapkan dapat diperoleh setelah pengumpulan data selesai.
F. Sistematika Penelitian
Penulisan Tesis ini terdiri atas lima bab. Bab Pertama: Pendahuluan, yang
meliputi: Latar Belakang Masalah: Rumusan Masalah; Signifikan Penelitian yang
meliputi: Tujuan Penelitian dan manfaat Penelitian; Kajian pustaka terdahulu
Sistematika Penelitian.
Bab Kedua: Kajian Teori yang meliputi: Pengertian dan Peran Kepala
Sekolah dalam Tugas Kepengawasan meliputi: Peran Kepala Sekolah sebagai
Administrator, sebagai Edukator, sebagai Manajer, sebagai Leader, sebagai
Perencanaan Program Kepengawasan Supervisi Pembelajaran Kepala Sekolah,
Unsur-unsur Kegiatan Kepengawasan atau yang disupervisi Kepala Sekolah
terhadap guru Pendidikan Agama Islam, Tinjauan tentang Kompetensi Pedagogik
Guru.
Bab Ketiga: Paparan Data dan hasil penelitian, Profil SMP Negeri 1, SMP
Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta yang meliputi: Profil Data SMP Negeri 1, SMP
Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai. Sub bab berikutnya yang
membahas Hasil penelitian atas Kepengawasan Kepala SMP Negeri 1, SMP
Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai. Ruang Lingkup supervisi
Pembelajaran kepala sekolah terhadap guru Pendidikan Agama Islam, Strategi
Kepengawasan Kepala sekolah dalam kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam,
Tindak lanjut kepengawasan Kepala sekolah dalam kompetensi pedagogik guru
Pendidikan Agama Islam.
Bab ke empat hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi; pertama,
analisis serta hasil penelitian atas peran kepala sekolah dalam melaksanakan tugas
kepengawasan di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Tahun
2016. Pembahasan ke dua adalah analisis dan hasil penelitian tentang peran kepala
sekolah dalam melaksanakan tugas kepengawasan terhadap kompetensi pedagogik
guru PAI di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten
Banggai. Pembahasan terakhir adalah hasil studi komparasi kepengawasan yang
guru PAI di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten
Banggai Provinsi Sulawesi Tengah.
Bab Kelima Penutup yang terdiri dari Simpulan dan Saran-saran.
Akhirnya penelitian ini juga dilengkapi dengan daftar pustaka dan beberapa
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.Kajian Teori
1. Pengertian dan peran Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah tenaga fungsional guru yang mendapatkan tambahan tugas
sebagai kepala sekolah yang diberi tugas untuk memimpin sekolah Di mana
diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi
antara guru yang memberi pelajaran dan siswa yang menerima pelajaran.30
Kompleksnya tugas-tugas kepala sekolah tidak mungkin membuat lembaga itu
berjalan dengan baik tanpa seorang kepala sekolah yang profesional dan berjiwa
inovatif. Untuk dapat disebut kepala sekolah yang profesional diperlukan
persyarat-persyarat khusus. Sebagai seorang pemimpin di lembaga pendidikan
maka, kepala memiliki tugas dan tanggung jawab untuk meningkatkan kompetensi
guru-guru terutama dalam kegiatan belajar mengajar.
Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan
sekolah yang akan menentukan tujuan-tujuan pendidikan serta direalisasinya. 31
Kepala sekolah merupakan padanan dari shcool principal, yang tugasnya
menjalankan principalship atau kekepala sekolahan. Istilah kekepala sekolahan
mengandung makna sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas pokok
30
Wahyu Samidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta:Raja Grafindo Perkasa, 2003, 83.
31
dan fungsi sebagai kepala sekolah. Penjelasan dipandang penting, karena terdapat
beberapa istilah untuk menyebut jabatan kepala sekolah, seperti administrasi
sekolah, pimpinan sekolah, manajer sekolah dan lain-lain.32
Dalam hal ini ia memegang peranan terpenting, yakni sebagai penanggung
jawab semua kegiatan yang terdapat dalam sekolah. Mulai dari relokasi
kepegawaian sampai hal yang terkecil, seperti penyiapan kurikulum dalam proses
belajar mengajar. Menurut Slamet PH, ada 17 ciri kepala sekolah yang tangguh.
Ke tujuh belas ciri tersebut adalah memiliki (1) visi-misi dan strategi (2) kemampuan mengkoordinasikan dan menyerasikan sumberdaya (3) kemampuan mengambil keputusan (4) toleransi terhadap perbedaan setiap orang (5) memobilisasi sumber daya (6) menerangi musuh-musuh kepala sekolah (7) menggunakan input manajemen (9) menjalankan perannya yang berdimensi banyak seperti pemimpin, manajer pendidikan dan lainlain, (10) melaksanakan dimensi-dimensi tugas, proses, lingkungan dan ketrampilan personal (11) menjalankan gejala empat serangkai yaitu merumuskan sasaran, melakukan analisis SWOT, dan mengupayakan langkah-langkah untuk meniadakan persoalan, (12) menggalang team work yang cerdas dan kompak (13) mendorong kegiatan-kegiatan kreatif (14) menciptakan sekolah belajar (15) menerapkan manajemen berbasis sekolah (16) memusatkan perhatian pada pengelolaan proses belajar
mengajar dan (17) memperdayakan sekolah. 33
Semua ciri kepala sekolah yang tangguh di atas mendeskripsikan bahwa
seorang kepala sekolah harus mempunyai berbagai kemampuan untuk
memecahkan segala problematika yang muncul dalam organisasi.
Dalam realitanya, masih banyak dijumpai kepala sekolah yang tidak
berkapasitas mengenai hal tersebut. Ini menyebabkan terjadinya stagnasi
organisasi, misalnya saja karena ia kurang bijaksana dalam mengambil keputusan,
32
Sudarwan, Menjadi Komunitas Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, 56.
33
tidak bisa memanajemen konflik. Dalam komunitas sekolah dan lain
sebagainya.Dan apabila 17 ciri kepala sekolah tangguh ini dalam penerapannya
dilaksanakan secara kontinu dan integratif, maka keberhasilan tujuan pendidikan
akan tercapai.
Jadi kepemimpinan kepala sekolah yaitu seseorang pemimpin sekolah
yang tidak hanya aktif berkecimpung dalam dunia pendidikan akan tetapi
sosialisasi yang baik terhadap masyarakat sekitar harus dilakukan juga.
Sebagaimana kedudukan yang sama seperti yang lainnya, sebab tidak hanya
mahluk individual ansich sekaligus makhluk sosial.
Dalam satuan pendidikan, menduduki dua jabatan penting untuk bisa
menjamin kelangsungan proses pendidikan sebagaimana yang telah digariskan
oleh peraturan perundang-undangan. Pertama, kepala sekolah dalam pengelola
pendidikan di sekolah secara keseluruhan. Kedua, Kepala Sekolah adalah
pemimpin formal di sekolahnya. 34
Sebagai pengelola pendidikan, berarti kepala sekolah bertanggungjawab
terhadap keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pendidikan dengan cara
melaksanakan administrasi sekolah dengan seluruh substansinya. di samping itu,
kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kualitas sumber daya manusia yang
ada agar mereka mampumenjalankan tugas-tugas pendidikan. Sebagai pengelola,
34
Moch. Idochi Anwar, Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan,
kepala sekolah memiliki tugas untuk mengembangkan kinerja para personal
(terutama para guru) ke arah profesionalisme yang diharapkan. 35
Sebagai pemimpin formal, kepala sekolah bertanggungjawab atas
tercapainya tujuan pendidikan melalui upaya menggerakkan para bawahan ke arah
pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini kepala sekolah
berfungsi sebagai koordinator yang mampu memberikan instruksi dan pengarahan
serta mampu melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya, dan ini
menjadi bagian tidak terpisahkan dari kepemimpinannya dalam meningkatkan
kompetensi pedagogik guru.
2. Peran Kepala Sekolah di tinjau dari Manajemen Pendidikan
Sebagai pemimpin formal, kepala sekolah bertanggungjawab atas
tercapainya tujuan pendidikan melalui upaya menggerakkan para bawahan ke arah
pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini kepala sekolah
berfungsi sebagai koordinator yang mampu memberikan instruksi dan pengarahan
serta mampu melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya, dan ini
menjadi bagian tidak terpisahkan dari kepemimpinannya.
Ditinjau dari manajemen Pendidikan tugas dan tanggung jawab kepala
sekolah dalam pencapaian tujuan pendidikan di sekolah adalah sebagai berikut :
a. Kepala Sekolah Sebagai Administrator
Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat erat
dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan,
35
penyusunan, dan pendokumenan seluruh program sekolah. Secara spesifik,
kepala sekolah harus memiliki kemampuanuntuk mengelola kurikulum
mengelola administrasi peserta didik, mengelola administrasi personalia,
mengelola administrasi sarana dan prasarana, mengelola administrasi
kearsipan, dan mengelola administrasi keuangan. Kegiatan tersebut perlu
dilakukan secara efektif dan efisien agar dapat menunjang produktifitas
sekolah.36
b. Kepala Sekolah sebagai Edukator (Pendidik)
Dalam melakukan fungsinya sebagai educator, kepala sekolah harus
memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga
kependidikan di sekolahnya. Menciptakan iklim yang kondusif, memberikan
nasehat kepada warga sekolah memberikan dorongan kepada seluruh tenaga
kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik, seperti
team teaching, moving class, dan mengadakan program akselerasi
(acceleration) bagi peserta didik di atas normal.37
Untuk membantu terlaksananya fungsi ini, kepada sekolah bisa
mengadakan pelatihan-pelatihan tenaga kependidikan, studi komparasi antar
sekolah, dan juga mengadakan kerjasama pihak-pihak yang terkait dengan
masalah ini.
c. Kepala Sekolah Sebagai Manajer
36
E. Mulyasa, Menjadi …,98
37
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala
sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga
kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif,memberi kesempatan kepada
para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya dan mendorong
keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang
menunjang program sekolah.
d. Kepala Sekolah Sebagai Leader
Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader dapat
dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi
dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan dan kemampuan
berkomunikasi.
Kepribadian kepala sekolah sebagai leader akan tercermin dalam
sifat-sifat (1) jujur (2) percaya diri (3) tanggungjawab (4) berani mengambil resiko
dan keputusan (5) berjiwa besar, (6) emosi yang stabil (7) teladan.38
Dari analisa kepribadian tersebut dapat memberikan penjelasan bahwa
faktor kepribadian juga menentukan keberhasilan kepemimpinan kepala
sekolah dalam mengorganisir para anggotanya. Pribadi positif yang dimiliki
kepala sekolah akan memberikan efek positif pula, sebaliknya juga apabila
yang dimiliki adalah pribadi buruk, maka akan berdampak negatif terhadap
situasi dan kondisi sekolah.
38
e. Kepala Sekolah Sebagai Inovator
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai inovator, kepala
sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang
harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap
kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di
sekolah, dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif.
Kepala sekolah sebagai innovator akan tercermin dari cara-cara ia melakukan
pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif, rasional dan
objektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, serta adaptable dan fleksibel.
Kepala sekolah harus mempunyai gagasan-gagasan baru untuk memperkaya
khazanah pengetahuannya, yang diantaranya bermanfaat untuk kemajuan
sekolah, seperti penguasaan komputerisasi, mempunyai kemampuan untuk
berkomunikasi dengan pihak lain, selalu melakukan eksperimen-eksperimen
tentang penerapan system pendidikan.
f.Kepala Sekolah Sebagai Motivator
Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat
untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam
melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan
penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui
pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB).39
g.sebagai Supervisor dalam pengawasan Pembelajaran
Kepala sekolah sebagai supervisor pembelajaran mempunyai peran yang
sangat strategis untuk meningkatkan kompetensi profesional guru sebagai
salah satu tugas kepemimpinannya yaitu sebagai supervisor dalam memajukan
pendidikan melalui pembelajaran. Bimbingan profesional yang dilakukan
kepala sekolah sebagai supervisor terhadap guru adalah sebagai usaha yang
memberikan kesempatan bagi guru untuk berkembang secara profesional
sehingga mereka lebih maju lagi dalam melaksanakan tugas pokoknya. Para
guru tersebut menjadi mampu dan mau memperbaiki dan meningkatkan
kemampuan belajar peserta didiknya. Mengingat pentingnya bimbingan
profesional ini bagi guru, maka kepala sekolah harus meningkatkan dan
menyegarkan pengetahuannya beberepa tingkat lebih baik dibanding guru,
karena jika kemampuan kepala sekolah itu sama atau bahkan di bawah guru
kualitasnya, maka tugas bimbingan dan pemberian bantuan bagi guru tidak
berarti. Kepala sekolah sebagai supervisor dalam melakukan kepengawasan
harus mengetahui secara jelas apa saja yang harus disupervisi dan bagaimana
teknik yang digunakan. Peran kepala sekolah akan menentukan arah suatu
lembaga yang mengatur program yang ada di sekolah, sehingga nantinya
diharapkan kepala sekolah akan mengembangkan lembaga pendidikanya
39
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Peran kepala sekolah tersebut di
antaranya adalah sebagai supervisor pembelajaran.
Kepala sekolah sebagai supervisor pembelajaran mempunyai peran yang
sangat strategis untuk meningkatkan kompetensi profesional guru sebagai
salah satu tugas kepemimpinannya yaitu sebagai supervisor dalam memajukan
pendidikan melalui pembelajaran. Bimbingan professional yang dilakukan
kepala sekolah sebagai supervisor terhadap guru adalah sebagai usaha yang
memberikan kesempatan bagi guru untuk berkembang secara profesional
sehingga mereka lebih maju lagi dalam melaksanakan tugas pokoknya. Para
guru tersebut menjadi mampu dan mau memperbaiki dan meningkatkan
kemampuan belajar peserta didiknya. Mengingat pentingnya bimbingan
profesional ini bagi guru, maka kepala sekolah harus meningkatkan dan
menyegarkan pengetahuannya beberapa tingkat lebih baik dibanding guru,
karena jika kemampuan kepala sekolah itu sama atau bahkan di bawah guru
kualitasnya, maka tugas bimbingan dan pemberian bantuan bagi guru tidak
berarti. Maka kepala sekolah dituntut sebagai supervisor dalam melakukan
supervisi harus mengetahui secara jelas apa saja yang harus disupervisi dan
bagaimana teknik yang digunakan.
Menurut Ibrahim Bafadal, supervisor kepala sekolah dalam melakukan
“Serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya
mengelola proses belajar mengajar demi mencapai tujuan pengajaran. ”40
Selanjutnya Alfonso dan kawan-kawan mengemukakan:
“Instructional supervision is herein defined as: Behavior officially designated by the organization that directly affects teacher behavior in such a way as to facilitate pupil learning and achieve the goals of the organization”. 41
Pendapat di atas mengandung makna bahwa: Sebagai seorang supervisor
kepala sekolah melakukan tugas kepengawasan dalam supervisi pembelajaran,
merupakan perbuatan yang secara langsung mempengaruhi prilaku guru dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pelaksana proses belajar mengajar, melalui
pengaruhnya tersebut bertujuan untuk mempertinggi kualitas belajar siswa
demi pencapaian tujuan pembelajaran di sekolah.
Senada dengan hal tersebut Oteng Sutrisna dalam Kimball Wiles
menjelaskan tugas supervisor dalam supervisi sebagai bantuan dalam
pengembangan situasi mengajar-belajar yang lebih baik dan suatu kegiatan
pelayanan yang disediakan untuk membantu para guru menjalankan pekerjaan
mereka dengan lebih baik. 42 Itu sebagai salah satu peran kepala sekolah untuk
memberikan petunjuk dan pengarahan kepada guru-guru.
Berdasarkan beberapa rumusan disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa
supervisor harus melakukan pelayanan atau bimbingan profesional bagi
40
Ibrahim Bafadal, Supervisi Pengajaran, Teori dan Aplikasinya dalam Membina Profesional
Guru, Jakarta: Bumi Aksara, 1992, 2.
41
Allan A Glatthorn. Supervisory Leadership Introduction to Instructional Supervision,
United States of America: Harper Collins Plublisers, 1990, 84.
42
Oteng Sutrisna. Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional,