• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MELAKSANAKAN TUGAS KEPENGAWASAN TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI (STUDI KASUS ATAS KEPENGAWASAN KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI 1, SMP NEGERI 2 DAN SMP NEGERI 4 BUNTA KABUPATEN BANGGAI SULAWESI TENGAH TAHUN 2016) - Test Repos

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MELAKSANAKAN TUGAS KEPENGAWASAN TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI (STUDI KASUS ATAS KEPENGAWASAN KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI 1, SMP NEGERI 2 DAN SMP NEGERI 4 BUNTA KABUPATEN BANGGAI SULAWESI TENGAH TAHUN 2016) - Test Repos"

Copied!
197
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM

MELAKSANAKAN TUGAS KEPENGAWASAN

TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI

(STUDI KASUS ATAS KEPENGAWASAN KEPALA

SEKOLAH DI SMP NEGERI 1, SMP NEGERI 2 DAN

SMP NEGERI 4 BUNTA KABUPATEN BANGGAI

SULAWESI TENGAH TAHUN 2016)

Oleh: FERI SUSANTO NIM. M2.14.025

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Islam

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)
(4)

MOTTO

ادٍ يَا ذِاالْ يَاآلَّ يَا ا لَّآاسٌ لْ يَايُّ الْ نُن يَا لْايَا ايَالَّا ا نُ لَّيُّا ا نُ يَاآ ايَاي ذِ لَّا ا يَا يُّ يَا ايَا

ايَاو نُ يَا لْ يَايُّاا يَاذِ اسٌ ذِ يَا ايَالَّا الَّوذِ ايَالَّا ا نُ لَّيُّا يَا ا

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah

setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha

(5)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya terbaikku kepada :

1. Kedua orang tuaku dan Mertuaku tercinta yang mendidikku dan membimbingku

dengan sabar dan ikhlas dengan untaian kasih sayang.

2. Istriku tercinta yang selalu setia menjalani kehidupan bersamaku dalam suka

maupun duka.

3. Buah Hatiku Awandha Rientan Syafira, Farid Alfian Nizhar, dan Adinda

Khanza Maharani yang selalu menjadi penyejuk dalam setiap waktuku

4. Adik-adikku Edi Jatmiko dan Yeni Avrida Fitri

5. Untuk semua dosen Pascasarjana IAIN Salatiga

6. Keluarga, Sahabat-sahabat, teman kuliah Pascasarjana Beasiswa Supervisi

Pendidikan dan Keluarga besar SMP Negeri 2 Bunta.

(6)

ABSTRAK

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MELAKSANAKAN TUGAS KEPENGAWASAN TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI (Studi kasus atas Kepengawasan Kepala Sekolah di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2

dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah Tiahun 2016)

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran kepala sekolah dalam tugas kepengawasan terhadap kompetensi pedagogik guru PAI di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta,dan untuk mengetahui perbandingan (komparasi) atas kepengawasan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah terhadap kompetensi pedagogik guru PAI di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah.

(7)

ABSTRACT

PRINCIPAL ROLE IN IMPLEMENTING THE TASKS OF PEDAGOGIC SUPERVISORY TEACHERS PAI

(A case study on supervisory Principal of SMP Negeri 1 SMP Negeri 2 and SMP Negeri 4 Bunta Banggai, Central Sulawesi 2016)

This study aimed at describing the role of the principal in supervisory tasks to the pedagogical competence of teachers PAI in SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 and SMP Negeri 4 Bunta, and to determine the ratio (comparison) on oversight conducted by the principal to the pedagogical competence of teachers PAI in SMP Negeri 1, SMP Negeri SMP Negeri 2 and SMP Negeri 4 Bunta Banggai, Central Sulawesi Province. This study used descriptive qualitative approach. The design is a case study by setting study was conducted at three schools in Banggai regency Central Sulawesi Province, namely SMPN 1, SMPN 2 and SMPN 4 Bunta key informant was the principal informant then another few PAI teachers in three schools. Data were collected through interviews, documentation and observation.

(8)

PRAKATA

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufik,

hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul

Peran Kepala sekolah dalam melaksanakan Tugas kepengawasan terhadap

Kompetensi Pedagogik Guru PAI. (Studi Kasus Atas kepengawasan Kepala Sekolah

di SMP Negeri 1,SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai

Propinsi Sulawesi Tengah Tahun 2016)”yang secara akademis menjadi syarat untuk

memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam.

Selanjutnya, dalam penyelesaian tesis ini, juga tidak terlepas dari bantuan dan

dorongan yang sangat konstruktif dari berbagai pihak. Berkenaan dengan itu secara

tulus dari lubuk hati yang terdalam penulis sampaikan penghargaan dan ucapan

terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag., selaku Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga.

3. Dr. Nafis Irkhami, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan

waktunya untuk menuntun dan membimbing penulis sehingga tesis ini selesai.

4. Seluruh Dosen Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak bekal

ilmu kepada Penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan tesis

ini.

5. Bupati Banggai yang telah memberikan izin kepada kami untuk mengikuti Tugas

Belajar sehingga penulis dapat menyeleseikan Studi ini.

6. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Banggai yang

memberikan dukungan dan motivasinya kepada penulis dalam mengikuti studi.

7. Bapak I Dewa P Pariatna, S.Pd selaku kepala SMP Negeri 1 Bunta Kabupaten

Banggai sebagai tempat penelitian,dan Ibu Dra. Kusnul Khatimah, Ibu Mirnawati

(9)
(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

PRAKATA ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Signifikan Penelitian ... 10

D. Kajian Pustaka ... 11

E. Metode Penelitian... 18

F. Sistematika Penelitian ... 25

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ... 28

1. Pengertian dan peran Kepala Sekolah ... 28

(11)

3. Perencanaan Program Kepengawasan Supervisi Pembelajaran ... 38

4. Ruang Lingkup Kegiatan Kepengawasan atau yang disupervisi kepala sekolah terhadap guru Pendidikan Agama Islam ... 41

B. Tinjauan Kompetensi Pedagogik Guru ... 46

1. Pengertian Guru PAI ... 46

2. Kompetensi Pedagogik Guru ... 52

BAB III PROFIL SMP NEGERI 1,SMP NEGERI 2 DAN SMP NEGERI 4 BUNTA DAN HASIL PENELITIAN……… 58

A. Deskripsi Profil SMP Negeri 1 Bunta ... 58

B. Deskripsi Profil SMP Negeri 2 Bunta ... 63

C. Deskripsi Profil SMP Negeri 4 Bunta ... 70

D. Paparan Data ... 74

1. Hasil Temuan Kegiatan Pengawasan di SMP Negeri 1 Bunta ... 74

2. Hasil Temuan Supervisi Pembelajaran di SMP Negeri 2 Bunta .... 77

3. Hasil Temuan Supervisi Pembelajaran di SMP Negeri 4 Bunta .... 80

E. Ruang Lingkup supervisi Pembelajaran Kepala Sekolah ... 81

F. Strategi Pengawasan Kepala sekolah ... 84

G. Tindak lanjut Kepengawasan Kepala sekolah... 85

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERAN KEPENGAWASAN KEPALA

SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI DI

(12)

A. Peran Kepengawasan Kepala Sekolah SMP Negeri 1, SMP Negeri 2,

SMP Negeri 4 ... 87

1. Peran Kepengawasan Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Bunta ... 88

2. Peran Kepengawasan Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Bunta ... 98

3. Peran Kepengawasan Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Bunta ... 106

B. Perbandingan (komparasi) peran kepengawasan Kepala Sekolah SMP Negeri 1, SMP Negeri 2, SMP Negeri 4 ... 112

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 116

B. Saran-saran ... 119

DAFTAR PUSTAKA……….. 121

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Data tenaga Pendidik dan kependidikan SMP Neg 1 Bunta………... 64

Tabel 3.2. Data Keadaan Guru dan Pegawai Tata Usaha SMP Negeri 2

Bunta... 69

Tabel 3.3. Data Keadaan Siswa SMP Negeri 2 Bunta

Tahun Ajaran 2015 / 2016... 70

Tabel 3.4.Data Prestasi Akademik dan Non akademik SMP Negeri 2

Bunta…... 71

Tabel 3.5. Data Keadaan Guru dan Pegawai TU SMP Negeri 4 Bunta………… 75

Tabel 3.6. Data Keadaan Siswa SMP Negeri 4 Bunta Tahun Ajaran 2015 / 2016….76

Tabel 3.7. Data Prestasi Akademik dan Non akademik SMP Negeri 4 Bunta……...76

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran……… 125

Lampiran 2. Jadwal Supervisi Kunjungan Kelas……… 126

Lampiran 3. Pedoman Wawancara dengan Kepala Sekolah... 127

Lampiran 4. Butir- butir soal Wawancara Kepala Sekolah……… 128

Lampiran 5. Pedoman Wawancara dengan Guru PAI... 129

Lampiran 6. Butir-butir Instrumen Kompetensi Pedagogik Guru PAI……….. 130

Lampiran 7. Pedoman Observasi………. 131

Lampiran 8. Daftar Informan Penelitian……….. 132

Lampiran 9. Bukti telah melakukan Wawancara Penelitian……… 133

Lampiran10. Surat Izin Penelitian dari Pascasarjana IAIN Salatiga………. 134

Lampiran 11.Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Kepala SMP Negeri 1 Bunta……….. 135

Lampiran 12. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Kepala SMP Negeri 2 Bunta………. 136

Lampiran 13. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Kepala SMP Negeri 2 Bunta... 137

Lampiran 14. Foto-Foto Penelitian... 138

Lampiran 15 Biografi Penulis………..

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Kepala sekolah merupakan pemimpin pada lembaga pendidikan yang memiliki

wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan

pendidikan. Sebagai seorang pemimpin dan supervisor, kepala sekolah

mempunyai peran yang strategis dalam meningkatkan kompetensi guru. Peran

kepala sekolah dalam kepengawasan dimaksud merupakan salah satu upaya

dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI di sekolah, karena berhasil

tidaknya program pengajaran di sekolah banyak ditentukan oleh kepala sekolah

sebagai pemimpinnya. Kepala sekolah mengatur kebijaksanaan dan pelaksanaan

program pendidikan secara keseluruhan.

Kepala sekolah sebagai supervisor mempunyai kemampuan untuk

menciptakan situasi belajar mengajar sedemikian rupa sehingga tujuan

pendidikan dapat tercapai. Kepala sekolah berwenang dan bertanggung jawab

terhadap keberhasilan proses belajar mengajar, sebagai supervisor harus dapat

membaca dan mengatasi persoalan atau permasalahan yang dihadapi, sehingga

guru terlepas dari kemelut yang dapat mempengaruhi kelancaran tugasnya.

Menurut Pidarta, bahwa dalam perannya sebagai supervisor kepala

(16)

pembelajaran serta tugas-tugas yang lain berupaya meningkatkan pribadi guru,

memberi dorongan kepada guru-guru agar belajar terus mengembangkan

profesinya. 1 Kepala sekolah selaku supervisor pembelajaran dalam usahanya

memberikan bantuan atau pelayanan profesional kepada guru selalu menaruh

perhatian yang sungguh-sungguh terhadap aspek-aspek yang dapat mengganggu

tugas guru dalam proses belajar mengajar.

Kedudukan kepala sekolah sebagai supervisor dan pemimpin pendidikan

tidak diganti oleh pengawas atau pejabat lain yang bertugas khusus di bidang

supervisi yang ditetapkan untuk tugas itu. Pengawas atau pejabat lain dapat

memberikan pelayanan melalui bantuan tak langsung, sedang kepala sekolah

memberikan bantuan kepada guru secara langsung melalui kunjungan kelas,

wawancara (pembicaraan individu), pemberian saran tentang cara-cara

memajukan proses belajar mengajar, membantu merencanakan satuan pelajaran.

Kepala sekolah bertindak sebagai konsultan yang dinamis, mampu menyiapkan

dan mendorong bawahannya (guru-guru) dalam meningkatkan kemampuan

melaksanakan tugas dan menyesuikan diri dengan perkembangan.

Wahyu Sumidjo menyatakan bahwa apabila seorang kepala sekolah ingin

berhasil menggerakkan para guru, maka:

(1)Menghindarkan diri dari sikap dan perbuatan memaksa atau bertindak keras terhadap guru. (2). Harus mampu melakukan perbuatan yang melahirkan kemauan untuk bekerja dengan penuh semangat dan percaya

diri terhadap guru dengan: meyakinkan (persuade) dan membujuk(induce)

bahwa apa yang dilakukan adalah benar. (3). Kemampuan untuk

1

(17)

mendengar pendapat guru-guru dan memberikan kesempatan untuk berkembang dan memberi kesempatan dalam memecahkan problem yang

mereka hadapi. 2

Keinginan guru untuk tumbuh dan berkembang dalam kompetensi pedagogiknya

menuntut peranan kepala sekolah untuk dapat menjaring dan memenuhi

kebutuhan tersebut. Kepala sekolah dituntut membantu menciptakan iklim yang

kondusif bagi peningkatan kompetensi pedagogik guru. Untuk itu kepala sekolah

dapat menggunakan pola pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan dan

karakteristik guru.

Sebagai bentuk peran kepala sekolah dalam kepengawasan yaitu dapat

membantu memberikan petunjuk, layanan dan pengarahan kepada guru-guru,

sebagaimana seruan firman Allah surat As-Sajdah/32: 24.

اوُرَ بَص اَّمَل َنَِرْمَِبِ َنوُدْهَ ي ًةَّمِئَأ ْمُهْ نِم اَنْلَعَجَو

Artinya:

Dan kami jadikan diantara mereka itu pemimpin pemimpin yang memberi

petunjuk dengan perintah Kami selama mereka sabar. (As-Sajdah: 24). 3

Peran kepala sekolah dalam kepengawasan sangat menentukan

terlaksananya kegiatan pengawasan di sekolah masing-masing. Kompetensi ini

meliputi pengetahuan tentang kepengawasan, kemampuan dalam hubungan antar

pribadi dan keterampilan teknik dalam pengawasan. Ke tiga hal tersebut

(18)

merupakan faktor kemampuan mutlak dimiliki oleh setiap kepala sekolah sebagai

supervisor pembelajaran, apakah kepala sekolah cukup mampu atau kompeten

dalam menjalankan fungsinya sebagai supervisor pembelajaran. Menurut

Maunah kepala sekolah sebagai supervisor berperan dan bertanggung jawab

dalam memajukan pengajaran meningkatkan kompetensi pedagogik guru secara

terus menerus di antaranya membantu guru memperoleh kecakapan mengajar

menyiapkan bahan serta metode yang sesuai dengan sifat materinya.4

Berdasarkan kutipan di atas, secara teknis kepala sekolah sebagai

supervisor sangat terbatas kemampuannya di bidang studi yang diajarkan di

kelas, oleh karena itu kepala sekolah semestinya menggunakan pendekatan

supervisi yang sedemikian rupa sehingga dapat mendorong guru untuk

mengembangkan diri secara mandiri.

Tujuan supervisi pengajaran menurut Zapeda adalah untuk menolong para

guru belajar, sebagai upaya meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang nyata bagi para siswanya. 5 Untuk mencapai

tujuan tersebut peran kepengawasan kepala sekolah menjadi urgen dalam

meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI.

Supervisi terhadap guru dimaksudkan untuk melakukan pembinaan

memberikan layanan bantuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar

yang dilakukan guru yang pada giliranya dapat meningkatkan kompetensi

4

Binti Maunah, Supervisi Pendidikan Islam Teori dan Praktik, Yogyakarta: Teras, 2009, 37.

5

(19)

pedagogik guru PAI dalam meningkatkan kualitas belajar siswa. 6 Kepengawasan

terhadap guru bidang studi, terutama pada bidang studi Pendidikan Agama Islam,

merupakan supervisi yang sedemikian rupa dapat mengembangkan para guru

baik profesi maupun pribadinya. Dalam aspek profesi, memerlukan kemampuan

supervisor untuk mengembangkan kualitas profesional para guru, khususnya

yang berkaitan dengan kompetensi pedagogik dalam penguasaan materi bidang

studi, metode mengajar, keterampilan melaksanakan proses belajar mengajar.

Dalam peran tersebut, kepala sekolah diharapkan mampu meningkatkan

kompetensi pedagogik guru PAI di sekolahnya.

Peningkatan kompetensi guru melalui supervisi dan monitoring pengawas

bukan sekedar diarahkan kepada pembinaan yang lebih bersifat aspek-aspek

administratif kepegawaian tetapi harus lebih kepada peningkatan kemampuan

profesionalitas dan komitmen sebagai seorang guru. 7 Dengan demikian, pada

hakikatnya supervisi adalah kegiatan pembinaan terhadap guru PAI melalui

teknik-teknik tertentu dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik

mereka dalam menjalankan tugasnya.

Supervisi pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan kompetensi

pedagogik guru. Pada konteks penelitian ini, peran tersebut kaitannya dengan

6

Piet A. Sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka

Pengembangan Sumber daya Manusia, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010, 19.

7

E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

(20)

studi kasus terhadap kompetensi pedagogik guru PAI di SMPN 1, SMPN 2 dan

SMPN 4 Bunta Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah.

Hasil penelitian Liphan sebagaimana yang dikutip oleh Syaiful Sagala

berkaitan dengan peran kepala sekolah menyatakan bahwa kepala sekolah yang

berhasil adalah kepala yang memiliki komitmen yang kuat terhadap peningkatan

kualitas pengajaran. 8 Komitmen yang kuat menggambarkan adanya kemauan

dan kemampuan melakukan kepengawasan pada semua aktifitas personil sekolah,

misalnya dalam pengajaran dilakukan dengan cara memonitor waktu-waktu dan

proses pengajaran di kelas.

E. Mulyasa mengemukakan bahwa guru memegang peranan utama dalam

pembangunan pendidikan khususnya yang diselenggarakan secara formal di

sekolah. 9 Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik terutama

kaitannya dengan proses belajar mengajar. Apalagi pekerjaan dan tanggung

jawab guru makin hari bukan semakin ringan. Sejalan dengan peningkatan

pengakuan dan penghargaan masyarakat dan pemerintah terhadap profesi guru,

maka ekpektasi mereka pun semakin tinggi. Guru diharapkan bekerja

sungguh-sungguh dan profesional. Maka salah satu kegiatan dalam meningkatkan

kompetensi pedagogik guru di sekolah dengan bantuan bimbingan dari kepala

sekolah di antaranya adalah dalam bentuk kegiatan kepengawasan pembelajaran.

8

Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran dalam profesi Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010, 134.

9

(21)

Dengan demikian kepala sekolah memiliki peranan penting dalam melaksanakan

tugas kepengawasannya terhadap kompetensi pedagogik guru PAI di sekolahnya.

Dalam hal penelitian ini, guru PAI SMPN 1, SMPN 2 dan SMPN 4 Bunta

Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah.

Dalam pelaksanaannya, kepengawasan pembelajaran bukan semata-mata

mengawasi guru-guru atau tenaga kependidikan menjalankan tugas dengan

sebaik-baiknya sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga

berusaha bersama guru-guru mencari solusi bagaimana cara memperbaiki proses

pembelajaran. Ini berarti bahwa dalam kegiatan supervisi pembelajaran, guru

tidak dianggap sebagai subyek pasif, melainkan diperlakukan sebagai partner

dari yang memiliki ide-ide, pendapat-pendapat dan pengalaman-pengalaman

yang perlu didengar dan dihargai serta diikutsertakan di dalam usaha-usaha

perbaikan pendidikan, terutama perbaikan proses pembelajaran di sekolah. Hal

tersebut diharapkan dapat dilaksanakan terhadap guru PAI di SMP Negeri 1,

SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai.

Adapun alasan penulis memilih SMPN 1, SMPN 2 dan SMPN 4 Bunta

sebagai objek penelitian ini disebabkan beberapa hal. Pertama, SMP Negeri 1

sebagai sekolah Negeri yang pertama lahir di Kecamatan Bunta. Kedua, pada

awalnya SMPN 2 dan SMPN 4 berada pada wilayah Kecamatan Bunta, setelah

adanya pemekaran wilayah berada di Kecamatan Simpang Raya. Ketiga, di

wilayah Kecamatan Simpang Raya terdapat tiga SMP Negeri, namun salah satu

(22)

sehingga tidak ada guru PAI di sekolah tersebut. Keempat, karena terbatasnya

objek penelitian yaitu guru PAI maka, peneliti mengambil objek di tiga lokasi

SMP Negeri yang berbeda. Atas dasar pemikiran ini peneliti ingin mengungkap

kelebihan dan keberhasilan serta melakukan perbandingan komparasi atas

kepengawasan kepala SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta

Kabupaten Banggai, serta dampaknya dalam kompetensi pedagogik guru PAI,

berjudul “Peran Kepala Sekolah dalam Melaksanakan Tugas Kepengawasan

Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus

atas Kepengawasan Kepala Sekolah di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP

Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai Tahun 2016). ”

B.Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang penelitian di atas, berdasarkan pengamatan dan

apa yang peneliti rasakan bahwa peran kepala sekolah dalam kepengawasan

sangat diperlukan. Peran kepengawasan kepala sekolah kepada guru Pendidikan

Agama Islam sangatlah besar pengaruhnya, terutama terhadap peningkatan

kompetensi pedagogik guru PAI. Selanjutnya kurang efektifnya pelaksanaan

pengawasan yang dilakukan oleh pengawasan Pendidikan Agama dari

Kementrian Agama yang mengadakan kegiatan pengawasan ke sekolah-sekolah

binaan. Dari beberapa hal tersebut yang paling menarik untuk diteliti adalah studi

(23)

pedagogik guru PAI di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta

Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah.

Peran kepangawasan kepala sekolah adalah untuk melakukan fungsi

kepengawasan dalam kegiatan pembelajaran terhadap peningkatkan kompetensi

pedagogik guru PAI, dimana peran kepala sekolah untuk memiliki kemampuan

merencanakan, mengorganisasikan, mengkomunikasikan, memotivasi bawahan,

mengarahkan dan pengawasan (pengendalian) terhadap kegiatan pembelajaran

guru PAI. Kepengawasan yang dimaksudkan diartikan sebagai bagian dari

kegiatan supervisi atau pengawasan. Kompetensi pedagogik guru PAI yaitu

upaya yang dilakukan oleh guru untuk menguasai bahan pelajaran, mampu

menguasai bahan-bahan yang akan diajarkan tidak hanya menyuruh peserta didik

mencatat dan mengerjakan tugas saja. Selain itu guru harus mempunyai materi

bahan ajar pegangan yang buat sendiri (buku pegangan), guru harus menguasai

landasan kependidikan mampu melaksanakan fungsi dan tugas sebagai pendidik

dan pengajar.

2. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada dua wilayah Kecamatan yaitu Bunta dan Simpang

Raya Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah. Periode penilaiannya

dilakukan pada tahun 2016. Obyek penelitian ini adalah Kepala sekolah dan guru

PAI SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta. Adapun fokus

penelitian ini dibatasi pada peran kepengawasan kepala sekolah dan

(24)

sekolah di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten

Banggai Provinsi Sulawesi Tengah. Kompetensi pedagogik guru PAI yakni

kemampuan seorang pendidik (guru) dalam mengelola proses pembelajaran

peserta didik (siswa) yang dilaksanakan di sekolah.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, permasalahan yang hendak

diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana peran kepala sekolah dalam melaksanakan tugas kepengawasan di

SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Tahun 2016?

b. Bagaimana Perbandingan (komparasi) peran kepengawasan yang

dilaksanakan oleh kepala sekolah terhadap kompetensi pedagogik guru PAI

di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten

Banggai ?

C. Signifikan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan penelitian adalah:

a. Untuk mengetahui peran kepala sekolah dalam melaksanakan tugas

kepengawasan di SMP Negeri 1, SMP Negeeri 2 dan SMP Negeri 4

Bunta Tahun 2016.

b. Untuk mengetahui perbandingan ( komparasi ) atas kepengawasan yang

(25)

PAI di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten

Banggai Provinsi Sulawesi Tengah.

2. Kegunaan penelitian

a. Kegunaan teoretis

Hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan bagi khasanah dalam

kajian teori tentang tugas kepengawasan kepala sekolah terhadap

peningkatan kompetensi pedagogik guru PAI.

b. Kegunaan Praktis

1) Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu rujukan pelaksanaan peran

kepala sekolah dalam tugas kepengawasan di SMP Negeri 1, SMP Negeri

2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi

Tenggah.

2) Menambah wawasan penulis terutama yang berhubungan dengan peran

kepala sekolah dan dampaknya dalam kompetensi pedagogik guru PAI

SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten

Banggai.

D.Kajian pustaka

Beberapa peneliti sebelumnya yang telah melakukan penelitian terdahulu

(26)

Zulkifli pembahasan dalam penelitian tentang, strategi kepala sekolah

dalam meningkatkan kompetensi profesional guru. 10 Subyek penelitian adalah

kepala sekolah, wakil kepala kurikulum, kepala tata usaha, wakil kepala

kesiswaan, dan guru bidang studi pada SMA Negeri 1 Peukan Bada.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi kepala sekolah dalam

meningkatkan kompetensi profesional guru yaitu: (1) Penguasaan materi

pembelajaran oleh guru; (2) Penggunaan metode pembelajaran dilaksanakan

dengan melibatkan guru dengan kegiatan pelatihan, kegiatan ilmiah, seperti

seminar, lokakarya dan menulis karya ilmiah dalam bentuk tindakan kelas, team

teaching, MGMP, memotivasi guru melanjutkan pendidikan dan melakukan

supervisi; (3) Strategi kepala sekolah melakukan evaluasi dengan supervisi kelas

kadang-kadang dilakukan secara tiba-tiba. Hasil evaluasi tersebut dikumpulkan

menjadi sebuah catatan kepala sekolah dan disampaikan pada kegiatan rapat dan

forum MGMP sebagai tindak lanjut evaluasi yang sudah dilaksanakan; (4).

Subtansi dalam hasil tesis tersebut dapat dipahami bahwa penelitian penulis

memiliki persamaan dan perbedaan subtansi dengan penelitian tersebut,

persamaanya objek dan kajianya kepala sekolah sebagai supervisor serta guru,

Subtansi perbedaan yang paling menonjol adalah tujuan dari pelaksanaan

supervisi tersebut adalah untuk peningkatan profesionalisme guru, sedangkan

tujuan dari pelaksanaan supervisi penelitian penulis adalah untuk meningkatkan

10

(27)

kompetensi pedagogik guru PAI dan peran kepala sekolah dalam tugas

kepengawasan serta perbandingan komparasi peran kepala sekolah dalam tugas

kepengawasan terhadap peningkatan kompetensi pedagogik guru PAI di SMP

Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai.

Lia Yuliana dalam penelitianya telah melakukan penelitian, mengkaji

peranan kepala sekolah sebagai supervisor dalam kematangan profesional guru.11

Pembahasan penelitian tersebut adalah upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah

sebagai supervisor dalam profesionalisme guru di antaranya yaitu; pertama

menciptakan iklim kelembagaan yang kondusif bagi efektifitas pencapaian tujuan

pembelajaran, di mana tercipta keterbuka antara guru dan kepala sekolah,

menciptakan kondisi kerja yang menyenangkan, mengoptimalkan kesejahteraan

guru agar mendukung efektifitas tujuan pendidikan. Kedua: kepala sekolah harus

memberikan peluang guru untuk melakukan kreatifitas agar guru tersebut dapat

mengaktualisasikan dirinya dalam menjalankan tugas secara profesional. Ketiga;

pengoptimalan peran kepemimpinan, seorang supervisor dalam memimpin guru

agar membina kerja sama yang harmonis sehingga membangkitkan semangat

serta motivasi kerja. Keempat: pelaksanaan supervisi klinis dilakukan merupakan

upaya kepala sekolah untuk meningkatkan kemampuan dasar guru yang berkaitan

dengan kompetensi mengajarnya. Persamaan dengan penelitiian penulis

subtansinya adalah peranan kepala sekolah sebagai supervisor dalam

11

Lia Yuliana,”Peranan Kepala Sekolah sebagai Supervisor dalam Kematangan

(28)

melaksanakan tugas kepengawasan terhadap guru, perbedaan penelitian penulis

terletak pada tujuanya dalam peningkatan kompetensi pedagogik guru PAI

setelah pelaksanaan supervisor oleh kepala sekolah serta studi komparasi hasil

peran kepala sekolah dalam kepengawasan pada objek sekolah yang peneliti

lakukan. Yaitu di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta

Kabupaten Banggai.

Abdul Mu’in yang telah melakukan penelitian membahas peranan kepala

sekolah dalam meningkatkan profsionalisme guru. 12 Pembahasan penelitian

tersebut pertama, peranan kepala sekolah sebagai leader, educator, supervisor,

motivator, manajer cukup baik dilaksanakan. Kedua, dengan berbagai peranan

kepala sekolah yang cukup baik tersebut, maka dapat meningkatkan

profesionalisme guru di SDI Al-Ihsan Bambu Apus Pamulang. Merujuk pada

uraian tersebut dapat dipahami bahwa tesis tersebut memiliki perbedaan subtansi

dengan tesis penulis, karena dalam tesis tersebut yang dikaji adalah berbagai

peranan kepala sekolah sedangkan dalam tesis penulis berfokus pada peran

kepala sekolah dalam tugas kepengawasan. Selanjutnya arah dari peranan kepala

sekolah dalam tesis tersebut untuk meningkatkan profesionalisme guru sedang

dalam tesis penulis arahnya adalah terhadap peningkatan kompetensi pedagogik

guru PAI di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten

Banggai.

12Abdul Mu’in

,” Peranan kepala Sekolah dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru di SDI

(29)

Rawati melakukan penelitian dengan mengkaji peran kepala sekolah sebagai

supervisor. Pembahasan penelitian tersebut subtansinya adalah untuk mengkaji

dan menjelaskan pelaksanaan supervisi tentang dan teknik-teknik supervisi

kepala sekolah Ibtidaiyah Yayasan perguruan Islam sambung Jawa Makasar. 13

Sedangkan pada tesis penulis berimplikasi pada peran kepala sekolah dalam

tugas kepengawasan, kemudian tujuanya tesis tersebut arahnya adalah

meningkatkan mutu pembelajaran di Maadrasah, sedang pada proposal tesis

penulis arahnya adalah peningkatan kompetensi pedagogik guru PAI di SMP

Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai serta studi

komparasi peran kepala sekolah tersebut. Selanjutnya dapat dipahami bahwa

penelitian tersebut memiliki perbedaan subtansi dengan proposal tesis penulis.

Perbedaan tersebut terletak pada objek penelitian baik pada satuan tingkat

pendidikan maupun fokus kajian penelitian.

Ahmad Fatah Yasin melakukan penelitian berawal dari perhatian

masalah pengembangan kompetensi pedagogik guru di MIN Malang. 14

Penelitian ini mencoba untuk menjawab masalah tentang pengembangan

kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Islam di MIN Malang 1, dan juga

implikasi positif dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Pengembangan

kompetensi pedagogik yang dilakukan adalah: (a) mengatur perencanaan

13

Rawati,”Peran Kepala sekolah Sebagai Supervisor dalam Meningkatkan Mutu

Pembelajaran(studi kasus di MI Yayasan Perguruan Islam Sambung Jawa Makasar)”, Tesis

Universitas Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2011( tidak dipublikasikan), vi.

14

Ahmad Fatah Yasin,”Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama

(30)

pengembangan berdasarkan evaluasi guru, (b) Melakukan pengembangan

kompetensi pedagogik melalui kegiatan apapun dan penelitian PTK, bertujuan

untuk meningkatkan guru dalam manajemen pembelajaran, (c) meningkatkan

usaha, dilakukan oleh pemerintah, sekolah islam dan terutama guru. Berkembang

kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Islam di MIN Malang 1

mengimplikasikan positif terhadap peningkatan kualitas dalam pembelajaran, ini

ditandai oleh indikator: a. ada perbaikan dari proses pembelajaran yang tepat

dengan tuntutan belajar yang modern, b. ada perbaikan dari guru saling belajar

sehingga berimplikasi pada prestasi hasil belajar siswa, baik akademik dan

non-akademik.

Pada uraian tersebut dapat dipahami bahwa penelitian tersebut memiliki

perbedaan subtansi dengan proposal tesis penulis. Perbedaan tersebut terletak

pada Peran kepengawasan kepala sekolah terhadap peningkatan kompetensi

pedagagik guru PAI dan objek penelitian baik pada satuan tingkat pendidikan

maupun fokus kajian penelitian. Pada penelitian di atas pengembangan

kompetensi pegagogik tanpa ada pelaksanaan kepengawasan yang dilakukan oleh

kepala sekolah.

Iskandar Hasan melakukan penelitian dengan mengkaji pelaksanaan

supervisi akademik yang dilaksanakan oleh kepala sekolah. 15 Hasil penelitiannya

menyimpulkan pelaksanaan supervisi akademik dapat meningkatkan kompetensi

15

Iskandar Hasan, ”Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru MIPA dalam Menyusun

(31)

guru dalam menyusun perangkat pembelajaran sesuai standar. Semakin banyak

frekuensi supervisi Akademik, semakin meningkat kompetensi guru dalam

menyusun perangkat pembelajaranya. Perbedaan penelitian di atas dengan

penelitian ini adalah peran kepengawasan kepala sekolah terhadap peningkatan

kompetensi pedagogik guru PAI dan melakukan perbandingan komparasi atas

peran kepengawasan tersebut pada dua objek sekolah berbeda yaitu di SMP

Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai.

Cut Zahri Harun dan Nasir Usman melakukan penelitian, mengenai

pelaksanaan supervisi akademik untuk meningkatkan kinerja guru. 16 Hasil

penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penyusunan program supervisi akademik

kepala sekolah melibatkan sejumlah guru dan tenaga kependidikan; (2)

Pelaksanaan supervisi akademik dilakukan dengan pendekatan tehnik supervisi

akademik yang berbeda oleh masing-masing kepala sekolah, ada yang bersifat

kelompok dan ada yang bersifat individual; dan (3) Upaya kepala sekolah dalam

pelaksanaan supervisi akademik terhadap peningkatan kinerja guru-guru antara

lain melaksanakan rapat guru di sekolah, mengirimkan sejumlah guru untuk

mengikuti penataran, mewajibkan seluruh guru untuk membuat RPP, dan

mengumpulkan seluruh instrumen evaluasi selanjutnya dijabarkan dalam laporan

evaluasi akhir pembelajaran. Uraian hasil penelitian di atas berbeda dengan fokus

16

Cut Zahri Harun, dan Nasir Usman, “ Pelaksanaan Supervisi Akademik oleh Kepala Sekolah untuk Meningkatkan Kinerja Guru Sekolah Dasar Pada Gugus I Uptd Dewantara Aceh

(32)

penelitian yang penulis lakukan, perbedaanya terletak pada peran kepala sekolah.

Penelitian tersebut kepala sekolah sebagai supervisor melakukan pengawasan

pada supervisi akademik untuk meningkatkan kinerja guru, pada penelitian

penulis kepala sekolah sebagai supervisor melaksanakan kepengawasan terhadap

peningkatan kompetensi pedagogik guru, dalam hal ini guru Pendidikan Agama

Islam dan melakukan perbandingan komparasi peran kepengawasan tersebut di

SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai.

Ali Sudin dalam penelitiannya mengarahkan pada pembahasan

implementasi supervisi akademik terhadap proses pembelajaran. 17 Pembahasan

penelitian tersebut memiliki subtansi bahwa pelaksanaan supervisi akademik

kepala sekolah mempunyai dampak terhadap proses pembelajaran. Terdapat

perbedaan dalam penelitian tersebut dengan tesis penulis yaitu pada faktor objek

tempat penelitiannya, objek pengawasnya, objek guru yang diteliti, dalam

penelitian belum secara spesifik meneliti pada aspek kompetensi pedagogik guru,

melainkan fokus penelitiannya pada pengawasnya. Sedang pada proposal tesis

penulis membahas peran kepengawasan kepala sekolah terhadap peningkatan

kompetensi pedagogik guru PAI dan studi komparasi pada peran kepengawasan

kepala sekolah pada objek penelitian penulis yaitu di SMP Negeri 1, SMP Negeri

2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai.

17

Ali Sudin, ” Implementasi Supervisi Akademik Terhadap Proses Pembelajaran di Sekolah

(33)

Dengan penjelasan penelitian-penelitian tentang tema yang sejenis di atas,

maka akan bisa dilihat perbedaan dan persamaannya dengan penelitian yang akan

penulis lakukan ini. Persamaan penelitian penulis dengan penelitian-penelitian

yang ditampilkan di atas adalah membahas tentang supervisi akademik dan

kompetensi guru. Adapun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian

lainnya yang telah ada adalah bahwa di samping lokasi penelitian, penulis

berusaha untuk menjelaskan peran kepala sekolah dalam kepengawasan terhadap

peningkatan kompetensi pedagogik guru PAI dan perbandingan komparasi peran

kepengawasan kepala sekolah di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri

4 Bunta Kabupaten Banggai tahun 2016.

E.Metode Penelitian

1. Jenis dan pendekatan

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif.

Penelitian kualitatif deskriptif dimaksudkan untuk menyelidiki suatu keadaan,

kondisi atau lain-lain yang sudah disebutkan, hasilnya dipaparkan dalam

bentuk laporan penelitian. 18 Penelitian kualitatif menurut Nana Syaodih

Sukmadinata penelitian kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian

yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa,

18

(34)

aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara

individual maupun kelompok. 19

Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor sebagaimana dikutip

Moleong, bersifat generating theory bukan hypothesis testing sehingga teori

yang dihasilkan berupa teori subtantif dan teori-teori yang diangkat dari dasar.

20

Penelitian ini berusaha untuk mendreskripsikan atau menggambarkan

data-data yang telah diperoleh dari lapangan maupun literatur kepustakaan yang

berkaitan dengan pembahasan.

Dalam penelitian ini peneliti mendeskripsikan fenomena yang ada secara

kualitatif yang dilakukan melalui observasi non partisipatif, wawancara dan

dokumentasi. Mengingat hakekat permasalaan penelitian untuk mengungkap

suatu fenomena dasar bagi penentuan pendekatan yang akan digunakan dalam

suatu penelitian, maka penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif

deskriptif. Data yang diugkap berbentuk kata-kata, kalimat-kalimat,

paragraf-paragraf, dokumen-dokumen dan bukan berupa angka-angka.

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan studi komparasi, karena

penelitian ini meneliti dua atau lebih subyek, latar atau tempat penyimpanan

data. Komparasi (Comparation) yaitu perbandingan, makna dari kata tersebut

menunjukan bahwa dalam penelitian ini bermaksud mengadakan perbandingan

kondisi yang ada di tiga tempat, apakah ketiga kondisi itu sama atau ada

19

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007, 72.

20

(35)

perbedaan. 21 Studi komparasi berusaha mengkaji beberapa subyek tertentu

dan membandingkan atau mempertentangkan beberapa subyek tersebut.

Perbandingan tersebut mencakup persamaan dan perbedaan. Aturan umumnya

subyek yang diperbandingkan harus sejenis dan sebanding. 22

Menurut Aswarni Sudjud seperti dikutip Suharsimi Arikunto, penelitian

komparasi akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan

perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, tentang orang, tentang prosedur kerja, tentang

ide-ide, kritik terhadap orang, kelompok terhadap suatu ide atau suatu

prosedur kerja. Dapat juga membandingkan kesamaan pandangan dan

perubahan-perubahan pandangan orang, group, terhadap kasus, terhadap

orang, peristiwa atau terhadap ide-ide. 23

Dari pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa tujuan penelitian studi

komparasi adalah digunakan untuk menguji teori sehingga ditemukan

perbedaan dan kesamaan.24 Penelitian komparasi juga bertujuan

membandingkan semua unsur atau komponennya, analisis diarahkan pada

menemukan persamaan dan perbedaan dalam perencanaan, pelaksanaan,

faktor-faktor pendukung dan hasil. 25

Berdasarkan penjelasan tujuan di atas maka, penelitian komparasi adalah

suatu bentuk penelitian yang membandingkan variabel-variabel yang saling

21

Suharsimi Arikunto, Prosedur …, 6.

22

Abdul Wahab, Menulis Karya Ilmiyah, Surabaya: Airlangga University Press, 1999, 92.

23

Suharsimi Arikunto, Prosedur …, 310.

24

Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, Jakarta: Referensi Ciputat mega Mall, 2013, 63.

25

(36)

berhubungan dengan mengemukakan perbedaan-perbedaan ataupun

persamaan-persamaanya.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di sekolah yang sama-sama sekolah

Negeri yaitu SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta

Kabupaten Banggai Propinsi Sulawesi Tengah. Subyek penelitian ini adalah

kepala sekolah dan guru Pendidikan Agama Islam.

3. Sumber Data

Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data

primer yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari kepala dan wakil kepala

SMP Negeri 1, kepala SMP Negeri 2 dan kepala SMP Negeri 4 Bunta

Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah yang merupakan sebagai subyek

dalam penelitian. Selain dari sumber tersebut penulis juga mengambil data dari

kegiatan atau aktifitas pembelajaran dalam kesehariannya yang dilaksanakan di

Sekolah.

Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data, dalam hal ini melalui guru-guru PAI serta dokumen

yang terkait dengan penelitian.

4. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mencari informasi lewat

(37)

eksperimen). Dalam hal ini, peneliti adalah sebagai instrumen kunci

pengambilan sampel sumber data. Metode penelitian kualitatif digunakan

untuk meneliti pada pada objek yang alamiah, Teknik pengumpulan data

dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat indukti/kualitatif, dan

hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.26

Sementara menurut Patton dalam penelitian kualitatif ada tiga cara yang

digunakan didalam pengumpulan data yaitu wawancara mendalam, observasi

langsung, dan pemanfaatan dokumen tertulis.27 Oleh karena itu dalam

penelitian ini, data kualitatif diambil lewat:

a. Tehnik Observasi

Dalam proses pengumpulan data penulis menggunakan teknik observasi yaitu

pengamatan dan pencatatan dengan sistematik tentang fenomena–fenomena

yang diselidiki secara sistematik. 28 Dalam hal ini observasi dilakukan dalam

penelitian ini meneliti tentang gambaran lokasi penelitian, aktivitas peran

kepala sekolah, dan aktivitas guru SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP

Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah.

b.Teknik Wawancara

26

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif),

Bandung: Alfabeta, 2014, 15.

27

Michel Quinn Patton, Metode Evaluasi Kualitatif, Terjemahan Budi Puspo Priyadi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, 1.

28

(38)

Dalam penelitian ini, penulis memilih bentuk wawancara semi terstruktur,

dilakukan secara terang-terangan (overted interview) dan menempatkan

responden sebagai sejawat (viewing one another as peers).

Alasan penulis menggunakan teknik wawancara semi terstruktur adalah

untuk memberikan kesempatan kepada seseorang atau responden untuk

menyatakan dan menangkap pernyataan secara mendetail.

Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah terdiri dari (1).

Kepala sekolah,(2) Wakil kepala sekolah dan (3) guru-guru PAI di SMP Negeri

1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai Provinsi

Sulawesi Tengah.

c. Teknik Dokumentasi

Teknik ini dikenal dengan penelitian dokumentasi (dokumentation

research) yang mencari data melalui beberapa arsip dan dokumen sejarah

sekolah, raport, surat kabar, majalah, jurnal, buku dan benda-benda tulis lainnya

yang relevan. 29 Dalam penelitian ini metode dokumentasi untuk mengumpulkan

data tentang profil SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta

Kabupaten Banggai data kepengawasan kepala sekolah dalam kegiatan

pembelajaran.

5. Pengecekan Keabsahan Data.

Dalam pengecekan data teknik pemeriksaan, pelaksanaan teknik pemeriksaan

didasarkan atas kreteria tertentu.

29

(39)

Peneliti menggunakan 4 kreteria di antaranya sebagai berikut:

a. Kredibilitas

Kreteria kredibilitas data digunakan untuk menjamin bahwa data yang di

kumpulkan peneliti mengandung nilai kebenaran, baik bagi pembaca pada

umumnya maupun subyek penelitian. Untuk menjamin kesahihan data, ada

lima teknik pencapaian kredibilitas data, perpanjangan keikutsertaan,

ketekunan pengamatan, pemeriksaan sejawat melalui diskusi, dan

pengecekan anggota.

b. Transferabilitas

Transferabilitas atau keteralihan dalam penelitian kualitatif dapat dicapai

dengan cara uraian rinci. Untuk kepentingan ini peneliti berusaha

melaporkan hasil penelitiannya secara rinci. Uraian rinci diusahakan untuk

mengungkap secara khusus segala sesuatu yang diperlukan oleh peneliti

agar para pembaca dapat memahami temuan-temuan yang diperoleh.

Penemuan itu sendiri bukan bagian dari uraian rinci melainkan penafsiran

yang diuraiakan secara rinci dan penuh tanggung jawab berdasarkan

kejadian-kejadian nyata. Dalam hal ini peneliti menguraikan temuan tiap

sub fokus secara rinnci mulai dari temuan berupa pelaksanaan supervisi

pembelajaran yang ada di tiga lokasi.

c. Dependabilitas (ketergantungan)

Pemeriksaan kualitas proses penelitian. Cara ini dilakukan oleh peneliti

(40)

dikerjakan oleh peneliti mulai dari mengkonseptualisasi penelitian,

menjaring data penelitian menjelaskan interprestasi temuan-temuan

penelitian hingga pada pelaporan hasil penelitian.

d. Konfirmabilitas

Pemeriksaan hasil penelitian. Cara ini dilakukan oleh peneliti untuk

melihat tingkat kesesuaian antara temuan-temuan dengan data yang telah

terkumpul sebagai pendukung. Jika hasilnya menunjukkan ada kesesuaian

maka dengan sendirinya temua-temuan tersebut dapat diterima, namun jika

ternyata tidak ada kesesuaian, maka temuan tersebut dengan sendirinya

gugur. Konsekuensinya adalah peneliti harus turun lapangan untuk

memperoleh data yang sesungguhnya.

Kegiatan yang dilakukan peneliti adalah memeriksa kembali data lapangan

baik catatan maupun data yang telah direduksi, kemudian mencocokkan data

tersebut dengan temuan-temuan yang telah dirumuskan.

6. Teknik Analisis Data

Dalam hal ini ada empat tahap penting yang sangat berkaitan terkait dengan

analisa data, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan/verifikasi.

a. Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan dilakukan sejak peneliti memasuki lokasi

penelitian sampai semua data yang diperlukan terkumpul. Pengumpulan

(41)

b. Reduksi Data

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengidentifikasi data

dan mengkode data. Dalam mengkodean data digunakan tiga kolom terdiri

dari nomor aspek pengkodean dan kode.

c. Penyajian Data

Pada tahap ini adalah mengorganisasikan data yang sudah direduksi.

Data tersebut mula-mula disajikan secara terpisah antara satu tahap dengan

tahapan yang lain, tetapi setelah kategori terakhir direduksi. Maka

keseluruhan data dirangkum dan disajikan secara terpadu.

d. Kesimpulan dan Verifikasi

Pada tahap ini dapat diketehui arti dari data yang telah diperoleh baik

melalui wawancara, observasi maupun dokumentasi. Kesimpulan akhir

diharapkan dapat diperoleh setelah pengumpulan data selesai.

F. Sistematika Penelitian

Penulisan Tesis ini terdiri atas lima bab. Bab Pertama: Pendahuluan, yang

meliputi: Latar Belakang Masalah: Rumusan Masalah; Signifikan Penelitian yang

meliputi: Tujuan Penelitian dan manfaat Penelitian; Kajian pustaka terdahulu

Sistematika Penelitian.

Bab Kedua: Kajian Teori yang meliputi: Pengertian dan Peran Kepala

Sekolah dalam Tugas Kepengawasan meliputi: Peran Kepala Sekolah sebagai

Administrator, sebagai Edukator, sebagai Manajer, sebagai Leader, sebagai

(42)

Perencanaan Program Kepengawasan Supervisi Pembelajaran Kepala Sekolah,

Unsur-unsur Kegiatan Kepengawasan atau yang disupervisi Kepala Sekolah

terhadap guru Pendidikan Agama Islam, Tinjauan tentang Kompetensi Pedagogik

Guru.

Bab Ketiga: Paparan Data dan hasil penelitian, Profil SMP Negeri 1, SMP

Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta yang meliputi: Profil Data SMP Negeri 1, SMP

Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai. Sub bab berikutnya yang

membahas Hasil penelitian atas Kepengawasan Kepala SMP Negeri 1, SMP

Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai. Ruang Lingkup supervisi

Pembelajaran kepala sekolah terhadap guru Pendidikan Agama Islam, Strategi

Kepengawasan Kepala sekolah dalam kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam,

Tindak lanjut kepengawasan Kepala sekolah dalam kompetensi pedagogik guru

Pendidikan Agama Islam.

Bab ke empat hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi; pertama,

analisis serta hasil penelitian atas peran kepala sekolah dalam melaksanakan tugas

kepengawasan di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Tahun

2016. Pembahasan ke dua adalah analisis dan hasil penelitian tentang peran kepala

sekolah dalam melaksanakan tugas kepengawasan terhadap kompetensi pedagogik

guru PAI di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten

Banggai. Pembahasan terakhir adalah hasil studi komparasi kepengawasan yang

(43)

guru PAI di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten

Banggai Provinsi Sulawesi Tengah.

Bab Kelima Penutup yang terdiri dari Simpulan dan Saran-saran.

Akhirnya penelitian ini juga dilengkapi dengan daftar pustaka dan beberapa

(44)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Kajian Teori

1. Pengertian dan peran Kepala Sekolah

Kepala sekolah adalah tenaga fungsional guru yang mendapatkan tambahan tugas

sebagai kepala sekolah yang diberi tugas untuk memimpin sekolah Di mana

diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi

antara guru yang memberi pelajaran dan siswa yang menerima pelajaran.30

Kompleksnya tugas-tugas kepala sekolah tidak mungkin membuat lembaga itu

berjalan dengan baik tanpa seorang kepala sekolah yang profesional dan berjiwa

inovatif. Untuk dapat disebut kepala sekolah yang profesional diperlukan

persyarat-persyarat khusus. Sebagai seorang pemimpin di lembaga pendidikan

maka, kepala memiliki tugas dan tanggung jawab untuk meningkatkan kompetensi

guru-guru terutama dalam kegiatan belajar mengajar.

Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan

sekolah yang akan menentukan tujuan-tujuan pendidikan serta direalisasinya. 31

Kepala sekolah merupakan padanan dari shcool principal, yang tugasnya

menjalankan principalship atau kekepala sekolahan. Istilah kekepala sekolahan

mengandung makna sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas pokok

30

Wahyu Samidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta:Raja Grafindo Perkasa, 2003, 83.

31

(45)

dan fungsi sebagai kepala sekolah. Penjelasan dipandang penting, karena terdapat

beberapa istilah untuk menyebut jabatan kepala sekolah, seperti administrasi

sekolah, pimpinan sekolah, manajer sekolah dan lain-lain.32

Dalam hal ini ia memegang peranan terpenting, yakni sebagai penanggung

jawab semua kegiatan yang terdapat dalam sekolah. Mulai dari relokasi

kepegawaian sampai hal yang terkecil, seperti penyiapan kurikulum dalam proses

belajar mengajar. Menurut Slamet PH, ada 17 ciri kepala sekolah yang tangguh.

Ke tujuh belas ciri tersebut adalah memiliki (1) visi-misi dan strategi (2) kemampuan mengkoordinasikan dan menyerasikan sumberdaya (3) kemampuan mengambil keputusan (4) toleransi terhadap perbedaan setiap orang (5) memobilisasi sumber daya (6) menerangi musuh-musuh kepala sekolah (7) menggunakan input manajemen (9) menjalankan perannya yang berdimensi banyak seperti pemimpin, manajer pendidikan dan lainlain, (10) melaksanakan dimensi-dimensi tugas, proses, lingkungan dan ketrampilan personal (11) menjalankan gejala empat serangkai yaitu merumuskan sasaran, melakukan analisis SWOT, dan mengupayakan langkah-langkah untuk meniadakan persoalan, (12) menggalang team work yang cerdas dan kompak (13) mendorong kegiatan-kegiatan kreatif (14) menciptakan sekolah belajar (15) menerapkan manajemen berbasis sekolah (16) memusatkan perhatian pada pengelolaan proses belajar

mengajar dan (17) memperdayakan sekolah. 33

Semua ciri kepala sekolah yang tangguh di atas mendeskripsikan bahwa

seorang kepala sekolah harus mempunyai berbagai kemampuan untuk

memecahkan segala problematika yang muncul dalam organisasi.

Dalam realitanya, masih banyak dijumpai kepala sekolah yang tidak

berkapasitas mengenai hal tersebut. Ini menyebabkan terjadinya stagnasi

organisasi, misalnya saja karena ia kurang bijaksana dalam mengambil keputusan,

32

Sudarwan, Menjadi Komunitas Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, 56.

33

(46)

tidak bisa memanajemen konflik. Dalam komunitas sekolah dan lain

sebagainya.Dan apabila 17 ciri kepala sekolah tangguh ini dalam penerapannya

dilaksanakan secara kontinu dan integratif, maka keberhasilan tujuan pendidikan

akan tercapai.

Jadi kepemimpinan kepala sekolah yaitu seseorang pemimpin sekolah

yang tidak hanya aktif berkecimpung dalam dunia pendidikan akan tetapi

sosialisasi yang baik terhadap masyarakat sekitar harus dilakukan juga.

Sebagaimana kedudukan yang sama seperti yang lainnya, sebab tidak hanya

mahluk individual ansich sekaligus makhluk sosial.

Dalam satuan pendidikan, menduduki dua jabatan penting untuk bisa

menjamin kelangsungan proses pendidikan sebagaimana yang telah digariskan

oleh peraturan perundang-undangan. Pertama, kepala sekolah dalam pengelola

pendidikan di sekolah secara keseluruhan. Kedua, Kepala Sekolah adalah

pemimpin formal di sekolahnya. 34

Sebagai pengelola pendidikan, berarti kepala sekolah bertanggungjawab

terhadap keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pendidikan dengan cara

melaksanakan administrasi sekolah dengan seluruh substansinya. di samping itu,

kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kualitas sumber daya manusia yang

ada agar mereka mampumenjalankan tugas-tugas pendidikan. Sebagai pengelola,

34

Moch. Idochi Anwar, Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan,

(47)

kepala sekolah memiliki tugas untuk mengembangkan kinerja para personal

(terutama para guru) ke arah profesionalisme yang diharapkan. 35

Sebagai pemimpin formal, kepala sekolah bertanggungjawab atas

tercapainya tujuan pendidikan melalui upaya menggerakkan para bawahan ke arah

pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini kepala sekolah

berfungsi sebagai koordinator yang mampu memberikan instruksi dan pengarahan

serta mampu melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya, dan ini

menjadi bagian tidak terpisahkan dari kepemimpinannya dalam meningkatkan

kompetensi pedagogik guru.

2. Peran Kepala Sekolah di tinjau dari Manajemen Pendidikan

Sebagai pemimpin formal, kepala sekolah bertanggungjawab atas

tercapainya tujuan pendidikan melalui upaya menggerakkan para bawahan ke arah

pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini kepala sekolah

berfungsi sebagai koordinator yang mampu memberikan instruksi dan pengarahan

serta mampu melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya, dan ini

menjadi bagian tidak terpisahkan dari kepemimpinannya.

Ditinjau dari manajemen Pendidikan tugas dan tanggung jawab kepala

sekolah dalam pencapaian tujuan pendidikan di sekolah adalah sebagai berikut :

a. Kepala Sekolah Sebagai Administrator

Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat erat

dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan,

35

(48)

penyusunan, dan pendokumenan seluruh program sekolah. Secara spesifik,

kepala sekolah harus memiliki kemampuanuntuk mengelola kurikulum

mengelola administrasi peserta didik, mengelola administrasi personalia,

mengelola administrasi sarana dan prasarana, mengelola administrasi

kearsipan, dan mengelola administrasi keuangan. Kegiatan tersebut perlu

dilakukan secara efektif dan efisien agar dapat menunjang produktifitas

sekolah.36

b. Kepala Sekolah sebagai Edukator (Pendidik)

Dalam melakukan fungsinya sebagai educator, kepala sekolah harus

memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga

kependidikan di sekolahnya. Menciptakan iklim yang kondusif, memberikan

nasehat kepada warga sekolah memberikan dorongan kepada seluruh tenaga

kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik, seperti

team teaching, moving class, dan mengadakan program akselerasi

(acceleration) bagi peserta didik di atas normal.37

Untuk membantu terlaksananya fungsi ini, kepada sekolah bisa

mengadakan pelatihan-pelatihan tenaga kependidikan, studi komparasi antar

sekolah, dan juga mengadakan kerjasama pihak-pihak yang terkait dengan

masalah ini.

c. Kepala Sekolah Sebagai Manajer

36

E. Mulyasa, Menjadi …,98

37

(49)

Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala

sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga

kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif,memberi kesempatan kepada

para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya dan mendorong

keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang

menunjang program sekolah.

d. Kepala Sekolah Sebagai Leader

Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader dapat

dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi

dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan dan kemampuan

berkomunikasi.

Kepribadian kepala sekolah sebagai leader akan tercermin dalam

sifat-sifat (1) jujur (2) percaya diri (3) tanggungjawab (4) berani mengambil resiko

dan keputusan (5) berjiwa besar, (6) emosi yang stabil (7) teladan.38

Dari analisa kepribadian tersebut dapat memberikan penjelasan bahwa

faktor kepribadian juga menentukan keberhasilan kepemimpinan kepala

sekolah dalam mengorganisir para anggotanya. Pribadi positif yang dimiliki

kepala sekolah akan memberikan efek positif pula, sebaliknya juga apabila

yang dimiliki adalah pribadi buruk, maka akan berdampak negatif terhadap

situasi dan kondisi sekolah.

38

(50)

e. Kepala Sekolah Sebagai Inovator

Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai inovator, kepala

sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang

harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap

kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di

sekolah, dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif.

Kepala sekolah sebagai innovator akan tercermin dari cara-cara ia melakukan

pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif, rasional dan

objektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, serta adaptable dan fleksibel.

Kepala sekolah harus mempunyai gagasan-gagasan baru untuk memperkaya

khazanah pengetahuannya, yang diantaranya bermanfaat untuk kemajuan

sekolah, seperti penguasaan komputerisasi, mempunyai kemampuan untuk

berkomunikasi dengan pihak lain, selalu melakukan eksperimen-eksperimen

tentang penerapan system pendidikan.

f.Kepala Sekolah Sebagai Motivator

Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat

untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam

melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan

(51)

penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui

pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB).39

g.sebagai Supervisor dalam pengawasan Pembelajaran

Kepala sekolah sebagai supervisor pembelajaran mempunyai peran yang

sangat strategis untuk meningkatkan kompetensi profesional guru sebagai

salah satu tugas kepemimpinannya yaitu sebagai supervisor dalam memajukan

pendidikan melalui pembelajaran. Bimbingan profesional yang dilakukan

kepala sekolah sebagai supervisor terhadap guru adalah sebagai usaha yang

memberikan kesempatan bagi guru untuk berkembang secara profesional

sehingga mereka lebih maju lagi dalam melaksanakan tugas pokoknya. Para

guru tersebut menjadi mampu dan mau memperbaiki dan meningkatkan

kemampuan belajar peserta didiknya. Mengingat pentingnya bimbingan

profesional ini bagi guru, maka kepala sekolah harus meningkatkan dan

menyegarkan pengetahuannya beberepa tingkat lebih baik dibanding guru,

karena jika kemampuan kepala sekolah itu sama atau bahkan di bawah guru

kualitasnya, maka tugas bimbingan dan pemberian bantuan bagi guru tidak

berarti. Kepala sekolah sebagai supervisor dalam melakukan kepengawasan

harus mengetahui secara jelas apa saja yang harus disupervisi dan bagaimana

teknik yang digunakan. Peran kepala sekolah akan menentukan arah suatu

lembaga yang mengatur program yang ada di sekolah, sehingga nantinya

diharapkan kepala sekolah akan mengembangkan lembaga pendidikanya

39

(52)

sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Peran kepala sekolah tersebut di

antaranya adalah sebagai supervisor pembelajaran.

Kepala sekolah sebagai supervisor pembelajaran mempunyai peran yang

sangat strategis untuk meningkatkan kompetensi profesional guru sebagai

salah satu tugas kepemimpinannya yaitu sebagai supervisor dalam memajukan

pendidikan melalui pembelajaran. Bimbingan professional yang dilakukan

kepala sekolah sebagai supervisor terhadap guru adalah sebagai usaha yang

memberikan kesempatan bagi guru untuk berkembang secara profesional

sehingga mereka lebih maju lagi dalam melaksanakan tugas pokoknya. Para

guru tersebut menjadi mampu dan mau memperbaiki dan meningkatkan

kemampuan belajar peserta didiknya. Mengingat pentingnya bimbingan

profesional ini bagi guru, maka kepala sekolah harus meningkatkan dan

menyegarkan pengetahuannya beberapa tingkat lebih baik dibanding guru,

karena jika kemampuan kepala sekolah itu sama atau bahkan di bawah guru

kualitasnya, maka tugas bimbingan dan pemberian bantuan bagi guru tidak

berarti. Maka kepala sekolah dituntut sebagai supervisor dalam melakukan

supervisi harus mengetahui secara jelas apa saja yang harus disupervisi dan

bagaimana teknik yang digunakan.

Menurut Ibrahim Bafadal, supervisor kepala sekolah dalam melakukan

(53)

“Serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya

mengelola proses belajar mengajar demi mencapai tujuan pengajaran. ”40

Selanjutnya Alfonso dan kawan-kawan mengemukakan:

“Instructional supervision is herein defined as: Behavior officially designated by the organization that directly affects teacher behavior in such a way as to facilitate pupil learning and achieve the goals of the organization”. 41

Pendapat di atas mengandung makna bahwa: Sebagai seorang supervisor

kepala sekolah melakukan tugas kepengawasan dalam supervisi pembelajaran,

merupakan perbuatan yang secara langsung mempengaruhi prilaku guru dalam

melaksanakan tugasnya sebagai pelaksana proses belajar mengajar, melalui

pengaruhnya tersebut bertujuan untuk mempertinggi kualitas belajar siswa

demi pencapaian tujuan pembelajaran di sekolah.

Senada dengan hal tersebut Oteng Sutrisna dalam Kimball Wiles

menjelaskan tugas supervisor dalam supervisi sebagai bantuan dalam

pengembangan situasi mengajar-belajar yang lebih baik dan suatu kegiatan

pelayanan yang disediakan untuk membantu para guru menjalankan pekerjaan

mereka dengan lebih baik. 42 Itu sebagai salah satu peran kepala sekolah untuk

memberikan petunjuk dan pengarahan kepada guru-guru.

Berdasarkan beberapa rumusan disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa

supervisor harus melakukan pelayanan atau bimbingan profesional bagi

40

Ibrahim Bafadal, Supervisi Pengajaran, Teori dan Aplikasinya dalam Membina Profesional

Guru, Jakarta: Bumi Aksara, 1992, 2.

41

Allan A Glatthorn. Supervisory Leadership Introduction to Instructional Supervision,

United States of America: Harper Collins Plublisers, 1990, 84.

42

Oteng Sutrisna. Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional,

Gambar

Tabel 3. 1.
Tabel 3.3
Tabel 3.6

Referensi

Dokumen terkait

Kepemimpinan merupakan kemampuan kepala sekolah dalam membina dan membimbing guru untuk melaksanakan KBM terutama kegiatan merencanakan, melaksanakan proses

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran meliputi pemahaman terhadap siswa, merancang dan melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi hasil belajar,

sekolah harus mampu merencanakan, mengorganisasikan, mengkoordinasikan, dan mengevaluasi semua kegiatan sekolah, serta membina hubungan kerja sama dengan para

Sangat tingginya kinerja guru ini terlihat dari kinerjanya dalam (a)merencanakan kegiatan pembelajaran, (b)melaksanakan kegiat- an pembelajaran (c)melaksanakan evaluasi

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data kemampuan guru merencanakan pembelajaran, data kemampuan guru melaksanakan pembelajaran dan data keterampilan

Supervisi akademik adalah kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan pengawasan akademik yakni menilai dan membina guru dalam rangga mempertinggi kualitas proses

Peneliti menyimpulkan bahwa pelaksanaan pengawasan dan kompetensi pedagogik guru SMPN 1 Rawapitu, SMPN 2 Rawapitu dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dapat

pembangunan pengawasan dan profesional. Supervisi akademik dilakukan untuk mengetahui guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran mulai dari kegiatan perencanaan,