• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BENDA DAN SIFATNYA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK PADA SISWA KELAS III MI TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BENDA DAN SIFATNYA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK PADA SISWA KELAS III MI TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sa"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BENDA DAN SIFATNYA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE

LEARNING TIPE TALKING STICK PADA SISWA KELAS III MI TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh :

ANI MAFTUKHAH 115 12 056

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

اًرْسُي ِرْسُعْلا َعَم َّنِا

“sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”

The Roots Of Education Is Bitter, But Fruit Is Sweet.

“Akar dari pendidikan itu pahit, namun buahnya begitu manis”

PERSEMBAHAN Dengan segela kerendahan hati, aku persembahkan skripsi ini untuk: Kedua orang tuaku tercinta Bapak Khayatin dan Ibu Mardhiyah yang senantiasa memberiku dukungan, semangat dan do’a atas segalanya;

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SAW, yang telah memberikan taufiq, rahmat, serta hidayah-Nya sehingga skripsi ini terselesaikan atas ridho-Nya. Shalawat serta sala semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW, Semoga kita mendapatkan Syafaatnya di yaumul qiamah. Amin.

Penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: “Peningkatan Hasil Belajara IPA Materi Benda dan Sifatnya dengan

Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Talking Stick

Pada Siswa Kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Tahun Pelajaran 2016/2017”. Skripsi ini disadari penulis masih terdapat kesalahan, kekeliruan, dan

masih banyak kekurangan. Penulis mengaharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Dengan selesainya skripsi ini. Penulis menyadari betul banyak peran dari pihak lain yang membantu selesainya skripsi ini baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi,M.Pd selaku rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, MPd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 3. Ibu Peni Susapti, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Madrasah

Ibtidaiyah (PGMI) dan Dosen pembimbing skripsi.

4. Dosen pembimbing akademik Bapak Sukron Ma’mun, S.HI.,M.Si.

(7)

6. Pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah, Alm Bapak K.H Zoemri RWS, Ibu Nyai Latifah Zoemri beserta keluarga yang penulis nantikan barokah ilmunya.

7. Para ustadz dan ustadzah PPTI Al Falah

8. Bapak Kepala MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo, Bapak Drs. Marno yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis

9. Bapak Wahab,selaku guru wali kelas III

10. Bapak Ibu guru MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo

11. Semua pihak yang ikut serta memberikan motivasi dan dorongan dalam penulisan skripsi ini.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan skripsi ini.

(8)

ABSTRAK

Maftukhah, Ani. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Benda dan Sifatnya Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Pada Siswa Kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecematan Argomulyo Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Peni Susapti M.Si.

Kata kunci : hasil belajar dan cooperative learning tipe talking stick

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran

cooperative learning tipe talking stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi benda dan sifatnya pada siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun 2016. Subjek penelitian ini guru mata pelajaran IPA dan siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo terdiri dari 24 siswa yaitu 14 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.

Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Langkah-langkah dalam PTK ini adalah perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi yang dilakukan dalam dua siklus. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah tes tertulis, lembar observasi dan dokumentasi. Sedangkan analisis data dilakukan dengan membandingkan pencapaian nilai tiap siklus dengan ditandai adanya peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal.

Hasil penelitian pada siklus I dan II diperoleh data sebagai berikut: Standar KKM mata pelajaran IPA adalah 70, sebelum menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe talking stick hanya 42% atau 10 siswa yang tuntas, sedangkan 58% atau 14 siswa yang tuntas. Setelah menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe talking stick dalam pembelajaran IPA pada siklus I diperoleh data 75% atau 18 siswa tuntas dan 25% atau 6 siswa tidak tuntas.jika dilihat peningkatannya sebesar 33%. Setelah dilakukan refleksi siklus I, terjadi peningkatann hasil belajar pada siklus II sebesar 100% atau 24 siswa tuntas. Terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 25% dibandingkan siklus I. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran cooperative learning tipe

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

HALAMAN JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... xx

DFTAR TABEL ... xi

DAFTAR DIAGRAM ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Definisi Operasional ... 9

G. Metode Penelitian ... 12

(10)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar ... 21

1. Pengertian Hasil Belajar ... 21

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ... 25

B. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ... 28

1. Pengertian Mata Pelajaran IPA ... 28

2. Tujuan Pembelajaran IPA ... 29

3. Ruang Lingkup IPA ... 30

C. Materi Benda dan Sifatnya ... 31

E. Model Pembelajaran Cooperative Learning ... 34

1. Pengertian Model Pembelajaran CooperativeLearning ... 34

2. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif ... 37

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Cooperative Learning ... 38

F. Tipe Talking Stick ... 40

1. Pengertian Tipe Talking Stick ... 40

2. Langakah-langkah Pembelajaran Tipe Talking Stick ... 41

3. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tipe Talking Stick ... 43

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI ... 45

(11)

2. Visi dan Misi Sekolah ... 45

3. Keadaan Guru dan Karyawan ... 46

4. Keadaan Siswa ... 47

5. Sarana dan Prasarana ... 50

6. Waktu Penelitian ... 51

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 51

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 65

1. Analisis Kegiatan Pra Siklus ... 65

2. Siklus I ... 67

3. Siklus II ... 70

B. Pembahasan ... 72

1. Hasil Sebelum PTK ... 72

2. Hasil Penelitian Siklus I ... 74

3. Hasil Penelitian Siklus II ... 75

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 79

B. Saran ... 80 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Guru Mi Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Tabel 3.2 Daftar Siswa MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo

Tabel 3.3 Nama-nama Siswa Kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Tabel 3.4 Sarana Prasarana MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo

Tabel 4.1 Nilai Hasil Belajar Siswa Pra Siklus Tabel 4.2 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I Tabel 4.3 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II Tabel 4.4 Rekapitulasi Ketuntasa Pra Siklus Tabel 4.5 Rekapitulasi Siklus I

Tabel 4.6 Rekapitulasi Siklus II

(13)

DAFTAR DIAGRAM

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Lampiran 3 : Pedoman Pengamatan Guru

Lampiran 4 : Soal Evaluasi

Lampiran 5 : Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Lampiran 6 : Lembar Kerja Siswa

Lampiran 7 : Gambar Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Lampiran 8 : Lembar Konsultasi

Lampiran 9 : Surat Tugas Pembimbing Skripsi Lampiran 10 : Surat Izin Penelitian

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki potensi spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara, sejak tahun 1920-an telah mengumandangkan pemikiran bahwa pendidikan pada dasarnya adalah “memanusiakan manusia”. Untuk itu suasana yang dibutuhkan dalam dunia

pendidikan adalah suasana yang berprinsip pada kekeluargaan, kebaikan hati, empati, cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan demikian pendidikan hendaknya membantu pembantu peserta didik untuk berkepribadian merdeka, sehat fisik, sehat mental,cerdas, serta menjadi anggota masyarakat yang berguna.

(16)

Dalam pembelajaran dibutuhkan suatu model atau metode pembelajaran yang sesuai dengan materi. Menurut Dahlan (1990) menjelaskan, model pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar dikelas dalam setting pengajaran lainnya (dalam Sutikno, 2014:57). Sedangkan metode dapat diartikan sebagai seni mengajar yaitu suatu cara yang dilakukan guru agar dapat meningkatkan motivasi dan minat peserta didik dalam pembelajaran sehingga akan terjadi tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Sejauh ini pembelajan IPA di SD/MI belum semaksimal yang diharapkan. Ini terlihat dari proses belajar mengajar yang masih berpusat pada guru sepenuhnya. Padahal, untuk anak usia SD/MI guru dianjurkan dapat mengembangkan rasa ingin tahu dan berfikir kritis. Dengan demikian, dalam pembelajaran IPA guru dapat melibatkan peserta didik agar dapat mengembangkan ketrampilan proses sains anak.

(17)

Pada dasarnya IPA suatu ilmu yang mempelajari gejala dan perubahan-perubahan alam. Perubahan alam tersebut merupakan tanda kekuasaan Allah SWT, dari tanda tersebut dapat kita renungkan dan dapat dijadikan pelajaran yang berharga untuk meningkatkan pengetahuaan serta kita termasuk hamba yang bersyukur. Dalam Firman Allah ;

َّنِا راَهَّنلا َو َلْيَلا ُالله ُبِلَقُي

ِرَصْب َلِا ىِل ْوُ ِلِ ًةَرْبِعَل َكِل اَذ ىِف

“ Allah menggilirkan malam dan siang. Sesungguhnya yang demikian itu

terdapat pelajaran yang besar bagi orang-orang yang memiliki penglihatan”. (Q.S An-Nur: 44)

Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

(18)

Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan adanya suatu model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa dalam pembelajaran, yaitu suatu model pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan pemahaman secara teoritis. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk membuat siswa berperan aktif dan meningkatkan hasil belajar adalah model pembelajaran cooperative learning.

Cooperative learning merupakan strategi pembelajaran kelompok yang dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik, sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Cooperative learning dapat merealisasikan kebutuhan peserta didik dalam belajar berfikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan ketrampilan. Dari dua alasan tersebut, maka pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini memiliki banyak kelemahan (Suyadi, 2013:62)

(19)

inginkan. Isjoni (2013) menyatakan model pembelajaran ini telah terbukti dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran dan berbagai usia.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti secara langsung kepada guru kelas III pada hari selasa, 10 mei 2016 menjelaskan bahwa materi benda dan sifatnya merupakan salah satu materi yang sulit dipahami oleh siswa. Pada materi ini penulis rasa siswa merasa jenuh jika tidak terlibat langsung dalam pembelajaran. Pada model pembelajaran cooperative learning tipe talking stickdiharapkan siswa dapat aktif dalam mengeluarkan pendapat sehingga siswa dapat menguasai materi secara utuh. Model pembelajaran talking stick

adalah model pembelajaran dengan menggunakan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat harus menjawab pertanyaan.Pembelajaran dengan metode ini dapat mendorong peserta didik pada materi benda dan sifatnya siswa untuk mengeluarkan pendapat. Sehingga peserta didik dapat lebih mengingat materi karena langsung dari pemikirannya sendiri. Model ini diharapkan dapat memaksimalkan pengetahuan peserta didik terhadap materi. Sebelum mempraktekan model pembelajaran talking stick siswa diberi motivasi agar mendengarkan keterangan dari guru, dengan begitu siswa dapat menjawab pertanyaan.

(20)

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis bermaksud melakukan penelitian di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo dengan judul : peningkatkan hasil belajar IPA materi benda dan sifatnyadengan menggunakan model pembelajaran cooperative learningtipe talking stickpada siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo tahun pelajaran 2015/2016. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat merumuskan permasalahan penelitian, yakni: apakah penggunaan model pembelajaran

cooperative learningtipe talking stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi benda dan sifatnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas III Semester 1 MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Argomulyo Tahun Pelajaran 2016/2017 ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah untuk mengetahui penggunaan modelpembelajaran cooperative learningtipe talking stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi benda dan sifatnya pada siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Argomulyo Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017.

D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis

(21)

merupakan “dugaan” mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih.

Hipotesis kemungkinan menyatakan hubungan atau perbedaan yang diharaokan antara dua variabel atau lebih dengan pernyataan yang singkat, jelas dan tidak banyak interpretasi. Hipotesis harus dapat di uji dan variabel-variabelnya secara operasional dapat di ukur. (dalam Sumanto, 2014:51). Bentuk-bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian. Berdasarkan hal tersebut, maka rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah : penggunaan model pembelajaran

cooperative learningtipe talking stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi benda dan sifatnya terhadap siswa kelas III semester 1 MITarbiyatul Islamiyah Noborejo tahun pelajaran 2016/2017.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stickdapat dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai. Indikator yang dapat dirumuskan penulis adalalah :

a. Siswa merasa tertarik dengan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick sehingga timbul rasa inigin tahu dan menjadikan aktif dalam pembelajaran didalam kelas.

(22)

c. ≥ 85 % dari jumlah siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo memperoleh nilai diatas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) indikator sekolah dalam tes formatif materi benda

E. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini ada dua manfaat yang penulis paparkan, yaitu: 1. Manfaat Teoritis

Dengan adanya model pembelajaran yang inovatif dan bervariasi lebih diharapkan penelitian ini dapat mendukung majunya pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam di Indonesia.

2. Manfaat Praktis a. Untuk Guru

1) Dapat meningkatkan profesionalisme mengajar guru, khususnya guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

2) Dapat menjadikan kreativitas guru dalam menyajikan pembelajaran 3) Dapat diperoleh model pembelajaran yang tepat dalam menyajikan

materi pembelajaran b. Untuk Siswa

1) Meningkatkan hasil belajar siswa

2) Memberi motivasi dan semangat untuk memperhatikan penjelasan guru

(23)

c. Untuk Sekolah

1) Dapat menjadikan masukan untuk proses perbaikan pembelajaran menjadi lebih baik.

2) Proses pembelajaran yang baik akan menambah kualitas madrasah dan siswa.

F. Definisi Operasional

Definisi – definisi operasional bukan hanya variabel – variabel, tetapi juga istilah yang menunjukan hubungan antar variabel, seperti kata pengaruh, hubungan, kontribusi, dampak dan sebagainya. Istilah – istilah ini perlu mendapatkan pendefinisian secara operasional sebab akan menunjukan kegiatan yang akan dilakukan terutama kegiatan yang berkenaan dengan cara penganalisisan dan pengolah data. Agar tidak terjadi perbedaan antara penafsiran dengan maksud utama penulisan dalam penggunaan kata pada judul, maka akan dijelaskan dalam definisi operasional sebagai berikut :

1. Hasil Belajar

(24)

2. Ilmu Pengetahuan Alam

Menurut Dr. Budiyono Saputro, M.Pd “Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan dididapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus di sempurnakan. Hakikat pembelajaran IPA dibagi menjadi 2 yaitu, secara absolutisme dan konstruktifisme. Secara absolutisme yaitu perubahan tingkah laku dari belum tahu ke keadaan sudah tahu, Ibarat mengisi botol kosong. Secara konstruktifisme yaitu Siswa diakui telah memiliki pengetahuan, dengan cara percobaan dan pengamatan. Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapat kesimpulan (Susanto, 2013:167)

3. Materi Benda dan Sifatnya

(25)

4. Model Pembelajaran Cooperative Learning

Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya bekerja sama atau mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu dengan yang lainnya sebagai satu kelompok. Pembelajaran kooperatif atau pembelajaran bergotong royong merupakan sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerjasama sesamanya pada saat mengerjakan tugas terstruktur (Lie, 2008:12). Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur pada kelompok yang terdiri atas 2 orang atau lebih.

5. Tipe Talking Stick

Pembelajaran metode talking stick mendorong peserta didik untuk berani mengeluarkan pendapat. Pembelajaran dengan metode talking stick

(26)

G. Metode Penilitian

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang penulis ambil adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya (Arikunto, 2006:58). Pengertian lain dari PTK adalah penelitian praktis didalam kelas untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran, meningkatkan hasil belajar, dan menemukanmodel pembelajaran inovatif untuk memecahkan masalah yang dialami oleh pendidik dan pesertadidik. Alasan utama pemilihan rancangan PTK dikarenakan peneliti dapat secara langsung terlibat dalam proses penelitian.

2. Subjek penelitian

(27)

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo,tepatnya di desa Noborejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga. Petunjuknya, gang pasar Noborejo lurus terus ke utara sampai di MI yang berada di kanan jalan

4. Langkah-langkah penelitian

Ada beberapa tahap dalam pelaksanaan PTK ini seperti yang dijelaskan oleh Prof. Suharsimi Arikunto, ada empat kegiatan yang dalam siklus dalam putarannya, yaitu :

a. Perencanaan. Tahap ini meliputi kegiatan:

1) Mengidentifikasi dan menganalisis masalah yaitu dengan melakukan pengamatan terhadap hasil belajar yang lalu

2) Merumuskan masalah dan menentukan hipotesis tindakan 3) Merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan

b. Tindakan. Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan yaitu kegiatan pembelajaran dikelas seperti yang telah di susun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. c. Pengamatan. Kegiatan ini dilaksanakan pada saat tindakan sedang

berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Kedua tahap ini tidak dapat dipisahkan karena akan mempengaruhi hasil akhir penelitian

(28)

kekurangan kegiatan pada siklus I, dan menyusun perbaikan pada Siklus berikutnya.

Keempat kegiatan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Siklus I

Siklus II

Gambar Skema siklus PTK (Arikunto, 2007:74) a. Perencanaan

Perencanaan (planning) merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam melakukan penelitian. Kegiatan yang dilakukan adalah:

(29)

1) Menyiapkan materi benda dan sifatnya

2) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi benda dan sifatnya menggunakan model pembelajaran

cooperative learning talking stick

3) Menyiapkan lembar soal tes formatif untuk mengetahui hasil belajar siswa

4) Mengembangkan pedoman atau instrumen yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas

b. Pelaksanaan.

Pelaksanaan (acting) adalah menerapkan model pembelajaran

cooperative learningtalking stick) dengan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan desain pembelajaran. Dalam pelaksanaannya terdapat tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup

c. Pengamatan

(30)

umpan balik materi yang sudah diterangkan agar lebih mengenal pada siswa.

d. Refleksi

Refleksi (reflecting) dilakukan dengan menganalisis hasil tindakan sejauh mana tingkat perubahan perilaku siswa dan guru sebelum dan sesudah dilakukannya pembelajaran menggunakan model pembelajaran

cooperative learningtipe talking stick. Dengan refleksi akan diperoleh masukan yang dapat digunakan untuk memperbaiki tindakan pada siklus  dan seterusnya.

5. Instrumen Penilaian

a. Pedoman atau lembar pengamatan

Pedoman atau lembar pengamatan digunakan untuk mengamati kegiatan secara langsung yang sedang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran IPA pada kelas III. Hasil observasi ini berupa catatan lapangan yang mendeskripsikan proses kegiatan pembelajaran yang meliputi antusias peserta didik dan hasil belajar siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learningtalking stick

b. Soal Evaluasi

(31)

ini terdiri dari isian. Peneliti hanya menggunakan satu bentuk tes dikarenakan dengan soal isian dapat melatih siswa untuk mengembangkan kemampuan menulis dengan benar.

c. Dokumentasi

Diperlukan untuk menyimpan bukti kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Dokumentasi ini berisi dokumen-dokumen hasil belajar yang diperoleh dari penelitian berupa foto – foto atau gambar 6. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan peneliti dibantu oleh guru kelas. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:Tehnik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi digunakan peneliti untuk mengamati data-data yang berhubungan dengan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. b. Tes Formatif

Tes digunakan peneliti untukmemperoleh data-data yang berhubungan dengan hasil belajar yang diperoleh siswa dengan cara memberi tes tertulis untuk mengukur kemampuan dan pemahaman siswa dalam pembelajaran.

c. Dokumentasi

(32)

7. Analisis Data

Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil obsevasi yang telah dilakukan. Penelitian ini dianalisis untuk mengetahui hasil akhir dari setiap siklus penelitian.

a. Penilaian rata-rata

Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh oleh siswa, kemudian membagi dengan jumlah siswa tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata. Penilaian rata-rata dapat mengggunakan rumus sebagai berikut:

Dengan

= jumlah nilai keseluruhan siswa

= jumlah siswa

= nilai rata-rata

b. Penilaian untuk ketuntasan belajar

Dalam menghitung ketuntasan belajar, peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:

(33)

H. Sistematika Penulisan

Sistematika disini dimaksudkan sebagai gambaran umum yang akan dibahas dalam laporan penelitian ini yang terdiri dari 5 bab dengan rincian sebagai berikut:

1. Bagian Awal

Bagian awal skripsi mencakup tentang sampul, lembar berlogo, halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.

2. Bagian Inti

a. Bab I: Pendahuluan

Bab Pendahuluan memuat (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitan, (4) hipotesis, (5) manfaat penelitian (6) definisi operasional dan (7) metode penelitian. Bab ini bertujuan mengantarkan pembaca untuk mengetahui tentang apa,mengapa, dan bagaimana penelitian dilakukan.

b. BAB II: Kajian Pustaka

Bab Kajian Pustaka mencakup hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang menjadi fokus penelitian yaitu (1) hasil belajar, (2) mata pelajaran IPA, (3) materi benda dan sifatnya (4) model pembelajaran

(34)

c. BAB III: Pelaksanaan Penelitian,

Bagian ini berisi tentang pelaksanaan penelitian meliputi (1) subjek penelitian (2) deskripsi pelaksanaan penelitian siklus I (3) deskripsi pelaksanaan penelitian siklus II.

d. BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini menyajikan hasil penelitian sesuai dengan urutan peneletian dan pembahasan setiap selesai peneletian pada setiap siklusnya.

e. Bab V: Penutup

Bagian ini meliputi kesimpulan dan saran. 3. Bagian Akhir

(35)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar meruapakan tolak ukur keberhasilan suatu pembelajaran. Setiap siswa dituntut mengerjakan tugasnya secara mandiri untuk menguji kemampuan yang mereka miliki. Kegiatan belajar guru harus memberikan perhatian secara individual, karena setiap individu memilki kompetensi yang berbeda.

Untuk memperoleh pengertian yang obyektif tentang hasil belajar, perlu dirumuskan secara jelas arti kata di atas. Menurut kamus bahasa Indonesia, hasil adalah suatu yang ada(terjadi) oleh suatu kerja, berhasil, sukses.

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam sebuah aspek tingkah laku . Belajar sebagai proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi lingkungannya (Slameto, 1995:2)

Sedangkan Gagne dalam slameto (1995) memberikan dua definisi terhadap belajar, yaitu:

(36)

2) Belajar ialah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh dari intruksi.

Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru, sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalamm berfikir, merasa,maupun dalam bertindak (Susanto, 2013:4)

Belajar adalah suatu serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. (Djamarah, 2008:13). Belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas

tertentu. (Fathurrohman, 2007:6).Keduanya berpendapat hasil dari proses belajar adalah adanya perubahan tingkah laku.

(37)

1. Ketampilan

Kegiatan belajar ketrampilan berfokus pada pengalaman belajar melalui gerak yang dilakukan peserta didik. Kegiatan ini terjadi jika peserta didik menerima stimulus kemudian merespons dengan menggunakan gerak. 2. Pengetahuan

Kegiatan belajar pengetahuan termasuk ranah kognitif. Ranah ini mencakup pemahaman terhadap suatu pengetahuan, perkembangan kemampuan dan ketrampilan berfikir.

3. Informasi

Kegiatan belajar informasi adalah kegiatan peserta didik memahami simbol, seperti kata, istilah, pengertian, dan peraturan. Kegiatan belajar informasi wujudnya berupa hafalan.

4. Konsep

Kegiatan belajar konsep adalah belajar mengembangkan inferensi logika atau atau membuat generalisasi dari fakta ke kosep. Dengan belajar konsep, peserta didik dapat memahami dan membedakan benda-benda, peristiwa atau kejadian yang ada dalam lingkungan sekitar.

5. Sikap

Kegiatan belajar sikap atau dikenal dengan kegiatan belajar efektif. Sikap berhubungan dengan minat, nilai, penghargaan, pendapat, dan prasangka. 6. Pemecahan masalah

(38)

peserta didik terlibat dalam berbagai tugas, penentuan tujuan yang akan dicapai dan kegiatan untuk melaksanakan tugas (Suprijono, 2011:10). Hasil belajar merupakan hasil proses belajar. Pelaku aktif dalam belajar adalah siswa. Hasil belajar juga merupakan hasil proses belajar, atau proses pembelajaran. Pelaku aktif pembelajaran adalah guru. Dengan demikian, hasil belajar dapat dipandang dari dua sisi. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan “tingkat perkembangan mental” yang lebih baik

dibandingkan pada saat pra-belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terkait dengan bahan pelajaran. Tingkat perkembangan mental tersebut terkait dengan jenis-jenis ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Hal ini juga terkait dengan tujuan penggal-penggal pengajaran. Pada tujuan-tujuan intruksional khusus mata pelajaran dikelas, peran guru secara profesional bersifat otonom (Dimyati, 2002:251). Hasil belajar yang diharapkan adalah adanya perubahan dari dua sisi yaitu antara sisi guru, dan sisi siswa. Guru merupakan kunci penentu keberhasilan siswa, guru memegah penuh pembelajaran dari menyusun desain pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan menilai hasil belajar siswa.

(39)

Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, efektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge

(pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk, bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan espons),

valuing (nilai), organization (organsasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotir meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized. Psikomotor juga mencakup ketrampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial dan intelektual. Sementara, menurut Lindgren hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian dan sikap. Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pelajaran yang dikatagorisasi komprehensif (Suprijono, 2011:7).

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan hasil belajar merupakan hasil yang dicapai peserta didik setelah melaksanakan proses belajar mengajar atau adanya interaksi dengan lingkungannya dengan tujuan memperoleh perubahan lebih baik dari berbagai aspek.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

(40)

dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Secara perinci, uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut:

1) Faktor internal; faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

2) Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orang tua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku kurang baik dari orang tua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik. (Susanto, 2013:12)

(41)

Adapaun tujuan penilaian hasil belajar adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah diberikan;

2. Untuk mengetahui kecakapan, motivasi, bakat, minat dan sikap peserta didik terhadap progam pembelajaran;

3. Untuk mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar peserta didik dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan;

4. Untuk mendiagnosis keunggulan dan kelemahan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Keunggulan peserta didik dapat dijadikan dasar bagi guru untuk memberikan pembinaan dan pengembangan lebih lanjut, sedangkan kelemahannya dapat dijadikan acuan untuk memberikan bantuan atau bimbingan

5. Untuk seleksi, yaitu memilih dan menentukan peserta didik yang sesuai dengan jenis pendidikan tertentu;

6. Untuk menentukan kenaikan kelas;

7. Untuk menempatkan peserta didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya (Arifin, 2011:15)

(42)

yang dianggap sulit oleh sebagian besar peserta didik, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah.

B. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

1. Pengertian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Hakikat pembelajaran sains yang didefisinikan sebagai ilmu tentang alam dalam bahasa Indonesia disebut dengan ilmu pengetahuan alam, dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu: ilmu pengetahuan alam sebagai produk, proses dan sikap (Susanto, 2013:167).

Pertama, ilmu pengetahuan alam sebagai produk, yaitu kumpulan hasil penelitian yang telah ilmuan lakukan dan sudah membentuk konsep yang telah dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis. Bentuk IPA sebagai produk antara lain: fakta-fakta, prinsip, hukum, dan teori-teori IPA. Jadi ada beberapa istilah yang dapat diambil dari pengertian IPA sebagai produk, yaitu:

1. Fakta dalam IPA, pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi atau dikonfirmasi secara objektif.

(43)

3. Prinsip IPA yaitu generalisasi tentang hubungan diantara konsep-konsep IPA.

4. Hukum-hukum Alam (IPA), prinsip-prinsip yang sudah diterima meskipun juga bersifat tentatif (sementara, akan tetapi karena mengalami pengujian yang berulang-ulang maka hukum alam bersifat kekal selama belum ada pembuktian yang lebih akurat dan logis.

5. Teori ilmiah merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-fakta, konsep, prinsip yang saling berhubungan.

Kedua, ilmu pengetahuan alam sebagai proses, yaitu untuk menggali dan memahami pengetahuan tentang alam. Karena IPA merupakan kumpulan fakta dan konsep, maka IPA membutuhkan proses dalam menemukan fakta dan teori yang akan digeneralisasi oleh ilmuan. Adapun proses dalam memahami IPA disebut dengan ketrampilan proses sains (sience proces skills)

adalah ketrampilan yang dilakukan oleh para ilmuan, seperti mengamati, mengukur, mengklasifikasikan dan menyimpulkan.

Ketiga, ilmu pengetahuan alam sebagai sikap. Sikap ilmiah harus dikembangkan dalam pembelajaran sains. Hal ini sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seorang ilmuan dalam melakukan peneletian dan mengkomunkasikan hasil penelitiannya. (Susanto, 2013:169)

2. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

(44)

yang masih terpadu, karena belum terpsahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran kimia, biologi, dan fisika.

Adapun tujuan pembelajaran sains disekolah dasar dalam Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP,2006) dimaksudkan untuk:

1) Memperoleh kenyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan ciptaan-Nya

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

4) Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan keSMP.

3. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Alam

(45)

a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya

b. Benda/Materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana

c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhanan.

d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya (Dliyanuddin, 2014:52)

C. Materi Benda dan Sifatnya

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga kata benda memiliki arti segala yang ada di alam yang berwujud dan berjasad (2007:131). Sedangkan sifat bearti rupa dan keadaan yang tampak pada suatu benda (2007:1062). Benda dan sifatnya adalah materi pelajaran IPA yang membahas tentang segala yang ada di alam yang berwujud beserta keadaan suatu benda tersebut. Benda memiliki massa dan menempati ruangan.

(46)

Berdasarkan wujudnya benda dibedakan menjadi tiga. 1. Benda Padat

Benda padat memiliki sifat-sifat tertentu, yaitu sebagai berikut. a. Bentuk benda padat tetap

b. Besar benda padat selalu tetap c. Sifatnya keras

Contoh-contoh benda padat antara lain batu, kayu, besi, dan kaca 2. Benda Cair

Benda cair memiliki sifat sebagai berikut :

a. Bentuk benda cair berubah sesuai dengan tempatnya b. Permukaan benda cair selalu datar

c. Benda cair menekan kesegala arah

d. Air mengalir ketempat yang tinggi menuju tempat yang rendah e. Volumenya tetap

3. Benda gas

Benda gas biasanya sulit untuk dilihat. Namun benda gas mudah untuk dirasakan. Angin yang bertiup dan udara yang kita hirup adalah contoh benda gas. Udara dapat berada diberbagai tempat. Benda gas selalu mengisi semua ruang yang selalu ditempatinya. Bentuk dan isinya bisa berubah-ubah

(47)

1. Perubahan benda karena dibakar

Benda yang dibakar akan mengalami perubahan warna, bentuk dan bau. Benda yang dibakar berubah wujudnya, misalnya berbagai jenis bahan bakar seperti batu bara, parafin, minyak tanah, dan bensin jika terbakar tidak meninggalkan arang. Pada waktu dibakar, bahan bakar diatas terbentuk asap. Bahan yang terkena asap tampak hitam.

2. Perubahan benda karena dipanaskan

Mentega yang semula berbentuk padat dan lunak setelah dipanaskan dan bercampur dengan minyak goreng. Cokelat berwujud padat dan keras. Tapi jika dipanaskan akan meleleh. Bentuknya berubah wujud menjadi cair.

Air yang dipanaskan, setelah mendidih tampak asap keluar dan permukaan air. Asap itu adalah uap air yang berubah wujud menjadi benda gas. Aspal merupakan benda padat. Aspal menjadi cair dengan dipanaskan.

3. Perubahan benda karena dibiarkan di udara terbuka

(48)

D. Model Pembelajaran Cooperative Learning

1. Pengertian Model Pembelajaran Cooperatve Learning

Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya bekerja sama atau mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu dengan yang lainnya sebagai satu kelompok. Pembelajaran kooperatif atau pembelajaran bergotong royong merupakan sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerjasama sesamanya pada saat mengerjakan tugas terstruktur (Lie, 2008:12)

Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratf sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar ( Isjoni, 2013:15).Pembelajaran kooperatif (cooperative learning ) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil dalam kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang heterogen (Rusman, 2014:202).

Cooperative learning merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil (empat sampai enam peserta didik) dengan latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda atau bersifat heterogen (Suyadi, 2013:62).

(49)

cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran gotong royong harus diterapkan.

a. Saling ketergantungan positif b. Tanggung jawab perseorangan c. Tatap muka

d. Komunikasi antara anggota e. Evaluasi proses kelompok

Dengan melaksanakan model pembelajran cooperative learning, siswa memungkinkan dapat meraih keberhasilan dalam belajar, disamping itu juga bisa melatih siswa untuk memiliki ketrampilan, baik ketrampilan berfikir (thinking skill) maupun ketrampilan sosial (social skill), seperti kemampuan untuk mengemukaan pendapat, menerima saran dan masukan dari orang lain, bekerjasama, rasa setia kawan, dan mengurangi perilaku yang menyimpang dalam kehidupan kelas (Stahl dalam Isjoni 2013:23) .

(50)

mengembangkan hubungan sosial mereka. Dalam prosesnya pembelajaran ini memicu interaksi antara guru dengan siswa, siswa satu dengan yang lain yang diharapkan berakibat sebaik-baiknya untuk tujuan pembelajaran.

Tujuan yang paling penting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan kepada siswa pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan memberikan konstribusi (Slavin, 2005:33).

Ibrahim dalam Isjoni (2013) mengemukakan bahwa model cooperative learning dikembangkan untuk mencapai setidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang terangkum antara lain, yaitu:

a) Hasil belajar akademik

Dalam pembelajaran cooperative learning meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukan, model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada perubahan akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.

b) Penerimaan terhadap perbedaan individu

(51)

bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.

c) Pengembangan ketrampilan sosial

Tujuan penting ketiga cooperative learning adalah mengajarkan kepada siswa ketrampilan bekerja sama dan kolaborasi. Ketrampilan-ketrampilan sosial penting dimiliki siswa, sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam ketrampilan sosial.

2. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif

Terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif, antara lain: a) Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence)

Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan penyelesaian sebuah tugas sangat tergantung kepada usaha yang dilakukan setiapanggotakelompoknya. Dengan begitu, semua anggota kelompok harus saling ketergantungan.

b) Tanggung jawab perseorangan (individual accountability)

(52)

c) Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction).

Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi dan saling membelahjarkan.

d) Partisipasi dan komunikasi (participation communication)

Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan bermasyarakat kelak (Hamruni, 2012:125)

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Cooperatve Learning Ada beberapa keunggulan dalampengggunaan pembelajaran cooperative learning ini, yakni:

a. Materi yang dipelajari peserta didik tidak lagi tergantung sepenuhnya pada guru, tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri (mandiri), menggali informasi dari berbagai sumber (rasa ingin tahu), dan belajar dari peserta didik lain.

b. Ide atau gagasan peserta didik dapat dikembangkan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkan dengan ide-ide orang lain.

c. Dapat membantu peserta didik untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya, serta menerima segala perbedaan (toleransi), baik dalam satu kelompok maupun kelompok lain.

(53)

e. Suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan peserta didik lain

f. Dapat mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri dengan cara menerima umpan balik.

g. Dapat meningkatkan kemampuan peserta didik menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata atau konkret

h. Dapat mengkondisikan interaksi guru-murid maupun sesama murid selama proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berfikir lebih keras. Hal ini berguma umtuk proses pemdidikan jangka panjang.

Selain kelebihan model ini juga memiliki beberapa kelemahan dalam praktiknya, antara lain:

a) Proses belajar bersama antara peserta didik yang cerdas dan peserta didik kurang cerdas, ada kesan bahwa peserta didik yang dianggap kurang cerdas, hanya menghambat penyelesaian tugas. Padahal filosofi

cooperative learning adalah prestasi bersama bukan sekedar menyelesaikan tugas individual semata.

(54)

c) Keberhasilan cooperative learning dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang, sehingga jika cooperative learning hanya diterapkan satu atau dua tatap muka, tidak akan membekali peserta didik untuk berinteraksi secara intensif dalam belajar kelompok.

d) Cooperative learning bertumpu pada belajar kelompok, maka terdapat kemungkinan belajar mandiri menjadi lemah. Oleh karena itu, selain peserta didik belajar sama, hal yang ideal dalam cooperative learning

adalah harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri untuk belajar mandiri pula. (Suyadi, 2013:77)

Adanya beberapa kelemahan dalam pembelajaran cooperative learningmenuntut guru memahami karakterstik setiap individu peserta didik. Sehingga tidak akan ada kesenjangan antara murid yang cerdas dan kurang cerdas. Guru juga harus menjelaskan mengenai pembelajaran cooperative learning agar tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

E. TipePembelajaran Cooperative Learning Tipe Talking Sticks

1. Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Learning TipeTalking Stick Carol locust (2006; dalam Cristian Hogan, 2007:209) pernah berkata:

(55)

Jadi, pada mulanya, talking stick (tongkat berbicara) adalah metode yang digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antar suku). Kini metode itu sudah digunakan sebagai metode pembelajaran ruang kelas. Sebagai namanya, talking stick metupakan metode pembelajaran kelompok dengan bantuan tongkat. Kelompok yang memegang tongkat terlebih dahulu wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah mereka mempelajari materi pokoknya. Kegiatan ini diulang terus menerus sampai semua kelompok mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan dari guru.

Pembelajaran dengan menggunakan talking stick mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat (Suprijono, 2011:109). Pada intinya talking stick bertujuan mengembangkan kemampuan berbicara dan mengembangkan kemampuan berfikir peserta didik. Dan tongkat berperan sebagai media.

2. Langkah-langkah Pembelajaran Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Talking Stick

(56)

demikian seterusnya. Ketika stick bergulir dari peserta didik kepeserta didik lainnya, seyogyanya diiringi musik. Langkah akhir dari tipetalking stick adalah guru memberikan kesempatan kepada peserta didik melakukan refleksi terhadap materi yang telah dipelajari. Guru memberi semua ulasan terhadap seluruh jawaban yang diberikan peserta didik, selanjutnya bersama-sama peserta didik merumuskan kesimpulan (Suprijono, 2011:110).

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran talking stick adalah sebagai berikut:

a) Pendidik menyiapkan sebuah tongkat

b) Pendidik mnyiapkan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi

c) Setelah selesai membacaa materi pembelajaran dan memperlajarinya, peserta didik menutup bukunya.

d) Pendidik mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu pendidik mengajukan pertanyaan dan peserta didik yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik menjawab pertanyaan dari pendidik.

e) Penilaian

(57)

Langkah-langkah pembelajarantalking stick dapat divariasi dengan musik atau nyanyian atau lainnya. adanya variasi dalam pembelajaran diharapkan peserta didik tidak merasa tegang dalam proses pembelajaran. Sehingga peserta didik dapat menjawab pertanyaan dengan tenang.

3. Kekuragan dan Kelebihan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Talking Stick

Adapun beberapa kelebihan pada model pembelajaran talking stickdiantaranya adalah:(http://ainamulyana.blogspot.co.id/2015/02/model-pembelajaran-kooperatif-tipe.html.

a. menguji kesiapan peserta didik dalam pembelajaran b. melatih peserta didik memahami materi dengan cepat

c. memacu agar peserta didik lebih giat belajar (belajar dahulu sebelum pelajaran dimulai)

d. Peserta didik berani mengemukakan pendapat

e. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik

f. Model Pembelajaran ini memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan, meningkatkan motivasi, kepercayaan diri dan life skill

yang mana pendekatan tersebut ditujukan untuk memunculkan emosi dan sikap positif belajar dalam proses belajar mengajar yang berdampak pada peningkatan kecerdasan otak.

(58)
(59)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MI 1. Profil sekolah

Nama Sekolah : MI Tarbiyatul Islamiyah

NPSN :60713829

NSM : 111233730006

NPWP : 082-50-5

No. SK Pendirian : K/2284/3/1975

Alamat :Jln. Merbabu, Desa Noborejo, Kecamatan Argomulyo, Salatiga, Jawa Tengah

Kode Pos : 50736

Status Sekolah : Swasta Waktu Belajar : Pagi

Tahun Berdiri :01 Mei 1963 2. Visi dan Misi

Visi

(60)

Misi

1) Menyelenggarakan pendidikan umum dan agama yang mengedepankan peningkatan kualitas guru dan siswa dalam bidang IPTEK dan IMTAQ

2) Mengembangkan dan mengamalkan nilai-nilai akhlakul karimah yang sesuai dengan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari.

3) Membina dan mengembangkan potensi siswa sehingga mampu terampil dan kreatif dalam menghadapi tuntutan zaman, inovatif dan mandiri dalam bidang sosial keagamaan, budaya, berbangsa dan bernegara

4) Meningkatkan kebiasaan berperilaku disiplin dan bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat baik dalam lingkungan keluarga, madrasah maupun masyarakat.

5) Menerapkan manajemen berbasis madrasah

3. Keadaan Guru dan Karyawan MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Tabel: 3.1

Daftar Guru MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo No Nama Tempat tanggal

lahir

Jabatan Keterangan

1. Drs. Marno Karanganyar,10-02-1968

Kepala Sekolah

Aktif

(61)

S.Pd. I 1973

7. Muzayinah Boyolali, 03-09-1976

(62)

Tabel: 3.2

Daftar Siswa MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo

No Kelas Jumlah Siswa Jumlah

L P

1. I 19 9 28

2. II 9 11 20

3. III 14 10 24

4. IV 14 12 26

5. V 9 12 21

6. VI 6 5 11

Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo. Dengan jumlah siswa sebanyak 24 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki, dan 10 siswa perempuan. Berikut nama-nama siswa kelas III.

Tabel 3.3

Nama-nama siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo

No Nama Keterangan

1 Ahmad Jaushan Laki-laki

2 Alfiyan Hanisa Putra Laki-laki

3 AniLatifah Perempuan

(63)

5 Mayla Annisatul Khusna Perempuan

6 A. Fajar Aprilian Laki-laki

7 Muhammad Irfan Zaenury Laki-laki 8 Muhammad Ihab Zakki Munawwar Laki-laki 9 Muhammad Tri Mabruri Laki-laki 10 Muhammad Ilham Saputra Laki-laki

11 Muhammad Rizqi Ramadhan Laki-laki

12 Fino Ilham Syah Laki-laki

13 Nisa Nafi’ah Perempuan

14 Reza Fauzi Saputra Laki-laki

15 Rendi Al Fauzi Laki-laki

16 Satya Arjuna Laki-laki

17 Septi Nur Cahyaningtyas Perempuan 18 Shifa Wahidatul Laila Perempuan 19 Sultan Azzam Rifatullah Laki-laki

20 Daiva Andi Wibowo Perempuan

21 Isnani Fathin Nabila Perempuan

22 Hindah Heni Kusrini Perempuan

23 Wahyu Agung Pratama Laki-laki

(64)

5. Sarana Prasarana Pendukung

Dalam pembelajaran disekolah membutuhkan sarana prasarana yang mendukung dalam pembelajaran. Adapun sarana prasarana yang mendukung dalam pembelajaran di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo, kecamatan Argomulya, Salatiga adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Sarana Prasarana MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo No Jenis Sarana Prasarana Jumlah Sapras Menurut

(65)

11 Kotak Obat (P3K) 1

12 Pengeras suara 2 1

13 Washtafel (Tempat cuci tangan)

1

14 Kendaraan Operasional (Mobil)

1

6. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus dengan masing-masing siklus satu kali pertemuan. Siklus pertama dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 4 Agustus 2016. Siklus II dilaksanakan pada hari sabtu, tanggal 6 Agustus 2016. Penelitian ini dilaksanakan diruang kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo, Desa Noborejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga.

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 4 Agustus 2016, selama kurang lebih 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Dengan langkah sebagai berikut: Menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Penelitian)

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/Semester : III/I

1. Standar Kompetensi

(66)

2. Kompetensi Dasar dan indikator

Mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan meliputi benda padat,cair dan gas

Dengan Indikator Pembelajaran : a. Menjelaskan pengertian benda

b. Mengidentifikasi sifat-sifat khusus benda padat c. Mengidentifikasi sifat-sifat khusus benda cair d. Mengidentifikasi sifat-sifat khusus benda gas e. Menyebutkan sifat-sifat benda padat

f. Menyebutkan sifat-sifat benda cair g. Menyebutkan sifat-sifat benda gas h. Mencontohkan benda padat i. Mencontohkan benda cair j. Mencontohkan benda gas 3. Tujuan Pembelajaran

a. Melalui penjelasan guru siswa dapat menjelaskan pengertian benda b. Melalui tanya jawab siswa dapat menjelaskan contoh beberapa benda

yang ada disekitar kelas

c. Melalui metode demonstrasi siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat khusus benda padat

(67)

e. Melalui metode demonstrasi siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat khusus benda gas

f. Melalui metode diskusi siswa dapat membedakan benda padat, cair dan gas

g. Melalui talking stick siswa dapat menyebutkan sifat-sifat benda padat h. Melalui talking stick siswa dapat menyebutkan sifat-sifat benda cair i. Melalui talking stick siswa dapat menyebutkan sifat-sifat benda gas 4. Materi Pembelajaran

Benda dan Sifatnya

Benda adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Berdasarkan wujudnya benda dibedakan menjadi tiga.

1. Benda Padat

Benda padat memiliki sifat-sifat tertentu, yaitu sebagai berikut. a. Bentuk benda padat tetap

b. Besar benda padat selalu tetap c. Sifatnya keras

Contoh-contoh benda padat antara lain batu, kayu, besi, dan kaca 2. Benda Cair

Benda cair memiliki sifat sebagai berikut :

a. Bentuk benda cair berubah sesuai dengan tempatnya b. Permukaan benda cair selalu datar

c. Benda cair menekan kesegala arah

(68)

e. Volumenya tetap 3. Benda gas

Benda gas biasanya sulit untuk dilihat. Namun benda gas mudah untuk dirasakan. Angin yang bertiup dan udara yang kita hirup adalah contoh benda gas. Udara dapat berada diberbagai tempat. Benda gas selalu mengisi semua ruang yang selalu ditempatinya. Bentuk dan isinya bisa berubah-ubah

5. Metode Pembelajaran: a. Cetamah,

b. Tanya jawab, c. Demonstrasi, d. Diskusi,

e. Talking Stick

Pelaksanaan siklus I ini dilaksanakan dalam 4 tahapan, yaitu: perencanaan

(planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi

(reflecting). Secara garis besar pelaksanaan siklus I ini dapat didiskripsikan sebagai berikut:

a. Tahap perencanaan (Planning)

1) Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu menjelaskan benda dan sifatnya.

(69)

3) Mempersiapkan kegiatanpembelajaran dengan menggunakan metode

talking stick

4) Mempersiapkan soal evaluasi sebagai sarana untuk mengetahui kemampuan siswa

5) Mempersiapkan lembar observasi/pengamatan untuk guru guna mengetahui perubahan dan pengembangan dalam melaksanakan pembelajaran.

6) Mempersiapkan pengamatan terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah laku siswa secara teliti pada saat kegiatan belajar mengajar. b. Tahap Pelaksanaan (Acting)

Pada tahap pelaksanaan ini, guru selaku peneliti dibantu oleh guru kolaborator melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas sesuai dengan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang telah didesain, yaitu:

1. Kegiatan Awal:

a. Guru mengucapkan salam

b. Guru menanyakan siswa tentang kesiapan menerima pelajaran c. Guru memulai pembelajaran dengan berdoa bersama

d. Guru menanyakan kehadiran siswa

e. Guru melakukan apersepsi dengan menyanyikan lagu “tik tik bunyi hujan”

2. Kegiatan Inti: Eksplorasi

(70)

b. Guru memberikan pertanyaan tentang benda padat, cair dan gas

c. Siswa mengamati benda sekitar kelas dan menggolongkannya sesuai bentuknya

Elaborasi

a. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok

b. Guru meminta siswa mendiskusikan sifat-sifat benda padat, cair dan gas

c. Guru meminta siswa mencontohkan benda padat, cair dan gas yang ada di rumah

d. Guru menerapkan metode talking stick (tongkat bicara)

e. Guru menjelaskan siapa yang mendapatkan tongkat harus menjawab pertanyaan

f. Guru bersama siswa menyanyikan lagu “balonku ada lima”

g. Siswa yang mendapat tongkat ketika lirik “door” harus menjawab pertanyaan dari guru

h. Siswa yang dapat menjawab pertanyaan akan mendapat poin Konfirmasi

a. Guru memberi ulasan terhadap seluruh jawaban yang diberikan b. Guru meminta siswa mengerjakan soal

c. Guru bertanya jawab tentang materi yang belum jelas 3. Kegiatan Akhir:

a. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pelajaran

(71)

c. Guru menutup pelajaran dan berdoa bersama c. Tahap Pengamatan (Observing)

Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan/observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung antara lain:

1) Peneliti bersama dengan guru kolaborator mengamati keaktifan peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran

2) Guru kolaborator mengamati aktifitas peneliti dalam mengelola pembelajaran selama kegiatan pembelajaran yang berlangsung

3) Peneliti mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat pembelajaran.

d. Tahap Refleksi (Reflecting)

Setelah dilaksanakanperencanaan, tindakan dan pengamatan, maka tahap selanjutnya yang dilaksanakan peneliti adalah refleksi dengan menggunakan model talking stick. Dengan model pembelajaran tersebut apakah dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tahap refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tindakan seberapa besar tingkat perubahan kemampuan siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. Dan mengkaji keberhasilan belajar siswa sebagai persiapan tindakan selanjutnya.

(72)

1. Masih ada beberapa siswa yang bermain sendiri

2. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru

3. Guru belum optimal dalam mempraktikan model pembelajaran

cooperative learningtipe talking stick

4. Beberapa siswa belum paham paham aturan pembelajarantalking stick

Dengan adanya masalah-masalah tersebut, maka peneliti akan melakukan tindakan pada siklus II untuk memperbaiki hasil belajar pada siklus I.

A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Siklus II ini dilaksanakan pada hari jumat tanggal 6 Agustus 2016 didalam ruang kela III MI Tarbiyatul Islamiyah, Noborejo. Selama kurang lebih 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) pada jam ke 1-2. Persiapannya adalah sebagai berikut:

Menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Mata Pembelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas/Semester:III/1 1. Standar Kompetensi

Memahami sifat-sifat, perubahan sifat benda dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari

2. Kompetensi Dasar dan Indikator

Mendiskripsikan perubahan sifat benda (ukuran, bentuk, warna atau rasa) yang dapat diamati akibat pembakaran, pemanasan, dan dilektakkan diudara terbuka.

Dengan Indikator Pembelajaran :

(73)

b. Menunjukan adanya perubahan sifat benda akibat pembakaran c. Menunjukan adanya perubahan sifat benda akibat pemanasan

d. Menunjukan adanya perubahan sifat benda akibat dietakkan di udara terbuka

e. Membandingkan benda, sebelum dan sesudah mengalami perubahan 3. Tujuan Pembeajaran

a. Melalui tanya jawab siswa dapat membandingkan sifat-sifat benda padat, cair dan gas

b. Melalui pengamatan siswa dapat menunjukan adanya perubahan sifat benda akibat pembakaran, pemanasan, dan dietakkan di udara terbuka c. Melalui diskusi siswa dapat membandingkan benda, sebelum dan sesudah

mengalami perubahan

d. Melalui taking stick dapat membandingkan benda, sebelum dan sesudah mengalami perubahan

4. Materi Pembelajaran

Faktor-faktor penyebab perubahan benda

Benda dapat berubah sifat karena beberapa fakktor, diantaranya, pembakaran, pemanasan, dan diletakkan di udara terbuka.

1. Perubahan benda karena dibakar

Gambar

Gambar  Skema siklus PTK (Arikunto, 2007:74)
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel : 4.4
+2

Referensi

Dokumen terkait

a) meN- : berfungsi membentuk verba yang sering kali menunjukkan tindakan aktif di mana fokus utama dalam kalimat adalah pelaku, bukan tindakan atau obyek

TCS3200 merupakan IC yang dapat adiprogram yang berguna untuk mengkonversi warna cahaya ke frekuensi dengan output berbentuk sinyal kotak.Ada dua komponen utama

Bahkan mereka yang telah terbiasa dengan aktivitas shopping akan menimbulkan sikap involvement terhadap fashion yang akan membuat para konsumen yang menyukai

Arah hubungan yang timbul antara ukuran dewan komisaris dengan Internet Financial Reporting (IFR) adalah berpengaruh positif karena semakin banyak jumlah

Penyusunan skripsi dengan judul “Pemetaan Angka Keamanan Lereng dengan Script Python sebagai Mitigasi Bencana Alam Tanah Longsor Bukit Ganoman ” ini merupakan

(efficacy of grammar, attitude to error correction, important of grammar, importance of grammatical accuracy, attitude to grammar instruction). Faktor- faktor

BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Syariah di Indonesia NIM berpengaruh positif dan

Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu, sehingga dapat ditentukan penelitian ini menggunakan variabel independen good corporate governance yang