PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
MATERI MENULIS PENGUMUMAN DENGAN METODE
MIND MAP PADA SISWA KELAS IV MI TARBIYATUL
ISLAMIYAH NOBOREJO TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
NOFITA NUR HIDAYATI
115-12-009
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
MATERI MENULIS PENGUMUMAN DENGAN METODE
MIND MAP PADA SISWA KELAS IV MI TARBIYATUL
ISLAMIYAH NOBOREJO TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
NOFITA NUR HIDAYATI
115-12-009
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
MOTTO
“Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi satu-satunya hal
PERSEMBAHAN
Ku persembahakan skripsi ini untuk orang-orang yang sangat kukasihi dan
kusayangi :
1. Bapak dan Ibu tercinta.
Tanpa Bapak dan Ibu, saya bukan siapa-siapa. Terima kasih senantiasa
memberikan dukungan yang tak terhingga. Rela mempertaruhkan nyawa
dan hidup hanya untuk mendidik dan menyekolahkan anak-anaknya.
Engkaulah malaikat-malaikat terbaik yang Allah kirimkan untuk kami.
Semoga Allah memberikan pahala di setiap peluhmu.
2. Saudari-saudariku: Arina Rosyada Salsabila, Queenida Bilqis, dan Sindy
Azalea yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat.
3. Sahabat terbaikku: Panca Ardi Pamungkas Setyadi, Desy Retno Larasati,
Miggi Aisyah Safitri, dan Novita Nur Afifah yang telah sudi menjadi
kritikus terpedas dan pendukung terhebat dalam hidupku, semoga
persahabatan kita selamanya.
4. Teman-teman PGMI IAIN Salatiga angkatan 2012.
5. Teman-teman KKN IAIN Salatiga posko Ploso Randuacir Salatiga
6. Teman-teman PPL di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga.
7. Kepala Sekolah MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allat SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil
Belajar Bahasa Indonesia Materi Menulis Pengumuman dengan Metode Mind
Map di Kelas IV MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Tahun Ajaran 2015/2016” guna memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Islam.
Dalam menyusun skripsi ini peneliti menyadari tidak dapat bekerja tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah.
4. Bapak Imam Mas Arum M.Pd. yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan kepada penulis.
5. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. selaku Pembimbing Akademik yang
senantiasa memberikan bimbingan dalam bidang akademik kepada
penulis.
6. Para dosen dan staf pengajar di lingkungan IAIN Salatiga yang telah
memberikan ilmu pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan
ABSTRAK
Nur Hidayati, Nofita. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Menulis Pengumuman dengan Metode Mind Map di Kelas IV MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri.
Pembimbing: Imam Mas Arum, M.Pd.
Kata Kunci: Bahasa Indonesia, menulis pengumuman, metode mind map
Penelitian ini merupakan upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo pada mata pelajaran bahasa Indonesia materi menulis pengumuman dengan metode mind map. Masalah utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah apakah metode mind map dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi menulis pengumuman dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Tahun Ajaran 2015/2016?
Guna menjawab pertanyaan tersebut peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dengan 2 siklus. Tiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari: (1) Planning, untuk mengidentifikasi masalah dan merencanakan kegiatan pembelajaran, dan membuat instrument penelitian lainnya, (2) Action, melaksanakan pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Indonesia materi Menulis Pengumuman (3) Observation, pengambilan data tentang hasil melalui tes dan lembar pengamatan, (4) Reflection, menganalisis data hasil pengamatan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo yang berjumlah 21 siswa, terdiri dari laki-laki 9 siswa dan perempuan 11 siswa. Peneliti ini menggunakan metode mind map pada saat bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Sampul ... i
Gambar Berlogo ... ii
Judul ... iii
Halaman Persetujuan Pembimbing ... iv
Halaman Pengesahan Kelulusan ... v
Halaman Pernyataan Keaslian Tulisan ... vi
Halaman Motto ... vii
Halaman Persembahan ... viii
Kata Pengantar ... ix
D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Definisi Operasional ... 7
G. Metode Penelitian ... 11
H. Sistematika Penulisan ... 21
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Belajar ... 23
B. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ... 33
D. Metode Mind Map ... 39 E. Telaah Penelitian Terdahulu ... 45 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 49 B. Data Siswa Kelas IV MI Tarbiyatul Islamiyah ... 54 C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus ... 55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Paparan Siklus ... 65 B. Pembahasan ... 75 BAB V PENUTUP
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Nama Guru dan Pembagian Tugas Mengajar Tabel 3.2 Daftar Sarana dan Prasarana
Tabel 3.3 Daftar Nama Siswa Kelas IV MI Tarbiyatul Islamiyah Tabel 4.1 Nilai Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus I Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus II
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lampiran 3 Lembar Pengamatan Guru Siklus I
Lampiran 4 Lembar Pengamatan Guru Siklus II
Lampiran 5 Lembar Hasil Pengamatan Terhadap Perhatian Siswa Siklus I Lampiran 6 Lembar Hasil Pengamatan Terhadap Perhatian Siswa Siklus II Lampiran 7 Dokumentasi
Lampiran 8 Hasil Mind Map dan naskah pengumuman siswa Lampiran 9 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 10 Surat Balasan Ijin Penelitian Lampiran 11 Lembar Konsultasi Pembimbing Lampiran 12 Daftar SKK
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan bukan hanya berlaku selama sekolah, tetapi pendidikan
itu berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di lingkungan keluarga,
masyarakat serta di sekolah. Pada umumnya tujuan pendidikan adalah
untuk menciptakan manusia yang berkualitas. Salah satu faktor yang perlu
diperhatikan untuk mencapai tujuan yang dimaksud adalah dengan
meningkatkan kualitas pembelajaran. Pendidikan yang berlangsung di
sekolah pada dasarnya untuk melatih, mendidik, dan membina agar siswa
mampu berpikir. Guru berperan sebagai pendidik yang dituntut untuk bisa
berinovasi dalam menyampaikan materi, sehingga dengan cara
pembelajaran yang baik dan benar materi bisa dihayati oleh siswa.
Dalam dunia pendidikan khususnya di sekolah dasar, pelajaran
Bahasa Indonesia diberikan mulai dari kelas I sampai dengan kelas VI
yang meliputi empat aspek yaitu mendengarkan, berbicara, menyimak, dan
menulis. Meskipun dalam urutan aspeknya kemampuan menulis berada
pada tingkatan akhir suatu tujuan pembelajaran tetapi dalam kenyataannya
masih harus banyak dilakukan monitoring terhadap kinerja siswa.
Salah satu bidang aktivitas dan materi pengajaran Bahasa
Indonesia di MI/SD yang memegang peranan penting ialah pengajaran
dalam setiap jenjang pendidikan, mulai tingkat prasekolah hingga
perguruan tinggi. Menulis adalah salah satu dari empat keterampilan
berbahasa yang harus dikuasai dengan baik oleh siswa.
Yang dimaksud dengan kemampuan menulis adalah terampil
membuat huruf-huruf (besar maupun kecil) dengan jalan menyalin atau
meniru tulisan-tulisan dalam struktur kalimat. Kemampuan menulis seperti
ini bisa kita sebut kemampuan menulis teknis (teknik). Kemampuan
menulis yang lebih penting adalah kemampuan menulis berdasarkan
pengertian komposisi atau kemampuan merangkai bahasa (Broto,
1978:143).
Di kelas IV MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo, pembelajaran
Bahasa Indonesia umumnya menjadi pelajaran yang agak digemari oleh
siswa. Dikarenakan sehari-hari kebanyakan menggunakan Bahasa
Indonesia sebagai bahasa percakapan, jadilah siswa antusias mengikuti
pelajaran ini. Namun, ketika belajar di kelas sering mengalami kendala
dalam hal menangkap pelajaran dikarenakan pembelajaran Bahasa
Indonesia dikemas dengan cara yang kurang menarik.
Guru terlalu sering menggunakan metode ceramah dalam
pembelajaran, sehingga siswa yang tadinya antusias menjadi kurang
semangat belajar di kelas. Padahal profesionalitas guru menjadi tumpuan
awal berhasilnya sebuah pembelajaran di kelas.
Sedangkan dari siswanya sendiri, permasalahan yang datang ketika
tulisan, dalam hal ini adalah membuat pengumuman. Karena metode yang
dipakai oleh guru hanyalah ceramah maka siswa menjadi malas dan
kebingungan saat ada tugas membuat sebuah tulisan yang berisikan
pengumuman.
Media dan fasilitas yang dipakaipun kurang menarik minat belajar
siswa. Sumber belajar hanya berasal dari buku. Dan pembelajaran dikemas
dalam sebuah ceramah dan buku paket menjadi andalan dalam hal sumber
belajar. Siswa banyak yang bosan dengan sistem monoton seperti itu.
Maka dalam materi menulis pengumuman, hasil belajar yang
diperoleh oleh siswa kelas IV MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo masih
kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70 dan ketuntasan
klasikal yang diperoleh hanya sekitar 40%, sedangkan dalam materi ini
seorang guru dianggap profesional atau mumpuni ketika mampu
megantarkan siswanya meraih ketuntasan klasikal sebesar 85%.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru harus kreatif dalam
proses pembelajaran, salah satunya dengan penggunaan metode yang
bervariasi. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan sangat
berpengaruh terhadap ketercapaian pemahaman siswa. Begitu juga dalam
proses pembelajaran jika siswa bisa mengaktifkan dua sisi otaknya secara
efektif maka akan mudah menerima materi yang disampaikan oleh guru.
Kemampuan siswa akan lebih berkembang daripada mereka harus
menghafal kata demi kata. Metode yang dapat mengoptimalkan kedua
Mind Map adalah cara mengembangkan kegiatan berpikir ke segala
arah, menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut. Mind Map
mengembangkan cara berpikir divergen dan berpikir kreatif (Tony Buzan,
2008:4). Karena dalam metode ini siswa diminta untuk memetakan konsep
materi yang diajarkan, sehingga siswa dapat berperan secara aktif dalam
memahami materi yang diajarkan yaitu menulis pengumuman.
Dalam kemampuan menulis, siswa kelas IV MI Tarbiyatul
Islamiyah Noborejo diharuskan memiliki kompetensi untuk mampu
menulis pengumuman. Hal ini dikarenakan pengumuman adalah pesan
atau informasi yang disampaikan ke khalayak umum. Padahal tidak
memungkiri bahwa siswa tentunya hidup dalam lingkungan masyarakat
dan perlu tahu mengenai pengertian, jenis, serta cara menulis sebuah
pengumuman yang baik. Namun pada kenyatannya, siswa kelas IV banyak
yang kurang paham mengenai tata cara merangkai kalimat yang tepat serta
poin-poin apa saja yang perlu diperhatikan saat menulis pengumuman.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas
maka penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang:
“PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
MATERI MENULIS PENGUMUMAN DENGAN METODE MIND MAP PADA SISWA KELAS IV MI TARBIYATUL ISLAMIYAH
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis mengajukan
rumusan masalah sebagai berikut:
Apakah metode Mind Map dapat meningkatkan hasil belajar materi
menulis pengumuman dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa
kelas IV MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo tahun pelajaran 2015/2016?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui apakah
metode Mind Map dapat meningkatkan hasil belajar materi menulis
pengumuman dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas IV
MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo tahun pelajaran 2015/2016.
D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan
Hipotesis adalah suatu jawaban bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Arikunto, 2002:64). Maka hipotesis penelitian yang akan dilaksanakan adalah: “Diduga ada peningkatan hasil belajar materi menulis
pengumuman dengan metode Mind Map dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia pada siswa kelas IV MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo tahun
ajaran 2015/2016”.
Berdasarkan hipotesis di atas, maka indikator keberhasilannya
Indikator Keberhasilan Sub Indikator Keberhasilan
Peningkatan hasil belajar Bahasa
Indonesia materi menulis
pengumuman menggunakan
metode Mind Map.
- Ada peningkatan hasil
belajar bahasa Indonesia
melalui metode mind map
secara berkelanjutan dari
siklus pertama dan kedua
- Hasil belajar siswa
memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM)
sebesar 70 serta tercapainya
ketuntasan klasikal yang
besarnya 85% dalam
pembelajaran Bahasa
Indonesia.
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan strategi
dalam memperbaiki mutu pembelajaran Bahasa Indonesia, terutama
dalam meningkatkan kemampuan menulis pengumuman.
2. Manfaat Praktis
Membantu mengatasi permasalahan belajar yang dihadapi
oleh guru dan menambah wawasan serta keterampilan
pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu
pembelajaran.
b. Manfaat bagi Siswa
Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV MI
Tarbiyatul Islamiyah Noborejo dalam upaya meningkatkan hasil
belajar materi menulis pengumuman dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
c. Manfaat bagi Sekolah
1) Diharapkan memberikan masukan yang positif untuk
meningkatkan kualitas lulusan.
2) Kinerja guru menjadi lebih baik.
3) Memunculkan inovasi pembelajaran Bahasa Indonesia
sehingga pembelajaran lebih bermakna.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman antara yang dimaksudkan
peneliti dengan persepsi yang ditangkap oleh pembaca, maka peneliti
memberikan definisi operasional sebagai berikut:
1. Peningkatan Hasil Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peningkatan adalah proses,
cara, perbuatan, atau meningkatkan usaha. Hasil adalah sesuatu yang
supaya mendapat suatu kepandaian. Menurut Nawawi dalam Susanto
(2013:5) mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat keberhasilan
siswa dalam mempelajari materi pembelajaran di sekolah yang
dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal
sejumlah materi pelajaran tertentu.
Jadi dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan
hasil belajar adalah proses dan usaha atau upaya yang dilakukan untuk
mendapatkan kepandaian dan dapat dinyatakan dalam suatu skor dan
sebagainya.
Indikator keberhasilan suatu proses belajar mengajar adalah hal-hal
sebagai berikut (Djamarah, 2006: 105-106):
a. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai
prestasi tinggi, baik secara individual dan kelompok (indikator
yang banyak digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan).
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran intruksional
khusus telah dicapai oleh siswa, baik secara individu atau
kelompok.
Menurut Depdikbud dalam Trianto (2013:241), penentuan
keberhasilan belajar berdasarkan ketentuan KTSP ditentukan oleh
masing-masing sekolah yang dikenal dengan istilah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM), dengan berpedoman pada tiga
pertimbangan yaitu: kemampuan setiap siswa berbeda-beda, fasilitas
berbeda. Maka dalam penelitian ini sesuai dengan KKM sekolah di
MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo mata pelajaran Bahasa Indonesia
adalah 70 dan ketuntasan secara klasikal 85%. Jadi tiap siswa
dikatakan berhasil dalam pembelajaran apabila (ketuntasan individu) jika proporsi jawaban benar siswa ≥ 70 dan suatu kelas dikatakan
tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang tuntas belajarnya.
2. Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan yang menjadi identitas
bangsa Indonesia. Belajar Bahasa Inndonesia bagi siswa-siswa di
Indonesia adalah belajar bahasa kedua. W.F. Mackey menguraikan
bahwa siswa-siswa yang belajar bahasa kedua setelah menguasai
penggunaan bahasa ibu yang tidak dapat diabaikan. Memperhatikan
atau meramalkan kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi oleh para
siswa berkenaan dengan bahasa ibu mereka. (Broto, 1978:41).
Pembalajaran bahasa Indonesia SD/MI diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan
baik, baik secara lisan maupun tulisan. Di samping itu, dengan
pembelajaran bahasa Indonesia juga diharapkan dapat menumbuhkan
apresiasi siwa terhadap hasil karya sastra Indonesia. (Zulela, 2012:4)
Menurut Zulela (2012:5) sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan
jenjang SD/MI mencakup komponen kemampuan berbahasa dan
kemampuan bersastra meliputi 4 aspek, yaitu:
a) Mendengarkan
b) Berbicara
c) Membaca
d) Menulis
Jadi ruang lingkup dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di
Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah mencakup empat aspek yaitu
mendengarkan, berbicara, membaca, serta menulis.
3. Metode Mind Map
Meurut Djamarah (2002:94), metode adalah suatu cara yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Metode adalah cara yang ditempuh oleh guru untuk
menciptakan situasi pembelajaran yang benar-benar menyenangkan
dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya
prestasi belajar anak yang memuaskan (Kastolani, 2014:7).
Mind Map adalah cara mengembangkan kegiatan berpikir ke segala
arah, menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut. Mind Map
mengembangkan cara berpikir divergen dan berpikir kreatif (Tony
Buzan, 2008:4).
Metode Mind Map dirancang oleh guru untuk membantu proses
belajar siswa, menyimpan informasi berupa materi pelajaran yang
penting dari materi pelajaran ke dalam bentuk peta atau grafik. Dalam
penelitian ini, peneliti membantu siswa menyusun inti-inti materi
pembelajaran bahasa Indonesia mengenai menulis pengumuman.
G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yang istilah dalam bahasa inggrisnya adalah Classroom
Action Research (CAR) dan di Indonesia dikenal dengan sebutan PTK.
Namanya sendiri sebetulnya sudah menunjukkan isi yang terkandung
di dalamnya. Oleh karena ada tiga kata yang membentuk pengertian
tersebut, maka ada tiga pengertian pula yang dapat diterangkan yaitu:
a. Penelitian, adalah kegiatan mencermati suatu objek,
menggunakan aturan metodologi tertentu untu memperoleh data
atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari
suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan, adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
denga tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk
rangkaian siklus kegiatan.
c. Kelas, adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari seseorang guru. Kelas
bukan wujud ruangan tetapi sekelompok siswa yang sedang
Sedangkan menurut Arikunto (2006:28) Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang
dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di
kelasnya.
Penerapan PTK dalam penelitian ini didasarkan pada temuan
dalam bentuk problem pembelajaran yaitu hasil belajar siswa terhadap
mata pelajaran Bahasa Indonesia rendah dan adanya keinginan guru
untuk memperbaiki hasil belajar siswa dengan kegiatan penelitian.
Pemilihan penelitian ini menggunakan PTK, karena secara
langsung peneliti ikut terlibat langsung dalam penelitian. Penelitian
Tindakan Kelas tidak harus seorang guru, PTK juga bisa dilakukan
oleh orang luar termasuk mahasiswa calon guru yang bekerjasama
dengan guru yang bersangkutan. Seperti yang disampaikan IGK
Wardani, penelitian dapat dilakukan orang luar dengan
mengumpulkan data dengan cara mengamati guru mengajar. Peneliti
mengumpulkan data dengan cara wawancara dengan guru, siswa, dan
observasi kelas setelah itu melakukan belajar mengajar di kelas
Gambar 1.1
Skema Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Arikunto dalam Suyadi, 2013: 50)
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian adalah siswa MI Tarbiyatul Islamiyah
Noborejo, laki-laki 9 siswa dan perempuan 11 siswa dan guru yang
mengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV. Peneliti
menggunakan pola kolaboratif yaitu peneliti sebagai pengamat dan
guru yang melaksanakannya. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah
pada semester 2 tahun ajaran 2015/2016. Perencanaan
Refleksi Siklus I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Siklus II
Refleksi Pelaksanaan
3. Langkah-langkah Penelitian
Arikunto (2006:20), mengemukakan bahwa tahap-tahap
dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan
penting, yaitu meliputi : planning (rencana), action (tindakan),
observation (pengamatan), dan reflection (refleksi).
a. Perencanaan Tindakan (Planning)
Merupakan bagian awal yang harus dilakukan peneliti sebelum
seluruh rangkaian kegiatan dilakukan. Hartiny (2010:74),
mengemukakan ada empat kegiatan dalam tahap perencanaan
yaitu : 1) menentukan target kompetensi, 2) mendesain
pembelajaran yaitu membuat skenario pembelajaran dengan
penerapan pemanfaatan lingkungan alam sekitar sekolah dan
pendekatan keterampilan proses (silabus, RPP, alat
pembelajaran), 3) mendesain alat tes, dan 4) membuat jadwal
pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan (Action)
Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa
penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran
yang tertulis pada RPP dan perencanaan tindakan. Kegiatan
pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti,
c. Pengamatan (Observation)
Observasi hasil tindakan dilakukan selama pelaksanaan tindakan
dengan catatan guru mengikuti teknik pengajaran yang
dirancang peneliti. Instrumen observasi menggunakan pedoman
observasi yang berisikan indikator yang didesain berdasarkan
fokus penelitian. Dalam hal ini berisi indikator yang mewakili
data. Tujuan pedoman tersebut ntuk mendiskripsikan hal-hal
yang terjadi dalam proses penelitian tindakan. Disamping itu
peneliti juga menggunakan alat bantu rekam yaitu kamera untuk
menambah validitas data. Pemantauan terfokus pada kegiatan
siswa dan kegiatan guru yaitu mencatat apa yang dilihat,
didengar, dan diamati selama proses pembelajaran berlangsung
dalam bentuk catatan lapangan.
d. Refleksi (Reflection)
Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tindakan seberapa
jauh tingkat perubahan perilaku siswa sebelum dan sesudah
dilakukan tindakan khususnya dalam tingkat pemahaman siswa.
Dengan refleksi akan diperoleh masukan yang dapat untuk
memperbaiki tindakan berikutnya. Adapun bahan yang
direfleksikan adalah hasil dari langkah perencanaan,
pelaksanaan tindakan dan pengamatan (observasi). Kemudian
dan guru (pola kolaboratif). Hasil yang dicapai dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
tindakan adalah :
a. Butir soal mata peajaran bahasa Indonesia materi Menulis
Pengumuman.
Butir Soal Siklus I
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Apakah yang dimaksud dengan pengumuman?
(bacalah pengumuman di bawah ini untuk menjawab
pertanyaan no. 2-5)
PENGUMUMAN
Sehubungan dengan mewabahnya penyakit demam
berdarah, kami beritahukan kepada seluruh warga RT 01 RW
02 desa Sukamaju untuk ikut berpartisipasi dalam kerja bakti
yang akan diselenggarakan pada:
hari,tanggal : Minggu, 24 April 2016
waktu : pukul 07.00 WIB s.d selesai
Seluruh warga diharapkan untuk membawa peralatan
kebersihan.
Oleh karena pentingnya acara ini, kami harap kehadiran
seluruh warga. Atas perhatian dan partisipasi seluruh warga,
kami ucapkan terima kasih.
Sukamaju, 18 April 2016
Roni Prasetyo
Pengurus Desa
2. Apakah isi dari pengumuman di atas?
3. Kepada siapakah pengumuman tersebut ditujukan?
4. Kapan dan dimanakah acaraakan berlangsung?
5. Dimanakah tempat yang cocok untuk menempel
penngumuman seperti contoh di atas?
Butir Soal Siklus II
Kerjakan perintah di bawah ini!
1. - Buatlah sebuah tema pengumuman
-Kemudian buatlah mind map (peta pikiran)
-Tulislah sebuah naskah pengumuman dengan ejaan dan
b. Lembar observasi, alat yang digunakan dalam kegiatan
mengamati yaitu pedoman observasi. Pedoman observasi berisi
indikator yang didesain berdasarkan fokus penelitian. Mencatat
juga proses pembelajaran untuk mendapatkan data tentang hasil
belajar siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
c. Pedoman Dokumentasi
Dokumentasi digunakan sebagai bukti hasil penelitian yang
berupa gambar atau foto yang menggunakan alat bantu berupa
kamera. Foto yang diabadikan melalui dokumentasi ini berisi
peristiwa yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan siswa
bersama guru selama proses pembelajaran berlangsung. Foto
yang diambil pada saat proses pembelajaran berlangsung
merupakan sumber data yang dapat memperjelas data yang
lain. Aspek-aspek yang didokumentasikan adalah aktivitas
siswa dan guru dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan metode Mind Map.
5. Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti nantinya akan
dibantu oleh guru kelas. Data penelitian dikumpulkan dengan
menggunakan teknik dokumentasi, tes, dan observasi. Lebih jelasnya
a. Observasi, adalah pengamatan dan pencatatan secara
sistemantik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian
(Nawawi,1990:100). Observasi dilaksanakan selama proses
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar
observasi.
b. Tes, bertujuan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Teknik ini digunakan untuk mengukur efektivitas strategi
turnamen belajar yang dikembangkan. Instrumen yang
digunakan berupa soal tes hasil belajar.
c. Dokumentasi, diperlukan untuk merekam kegiatan siswa dan
guru dalam proses pembelajaran berupa foto.
6. Analisis Data
Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka
analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi
dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil observasi yang terekam
dalam catatan lapangan. Analisis reflektif dilakukan peneliti sebagai
pijakan untuk menentukan program aksi pada siklus selanjutnya atau
untuk mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah mencapai
Penelitian ini juga menggunakan analisis deskriptif. Teknik
deskriptif yang dipergunakan berupa persentase sebagai berikut :
a. Menghitung nilai rata-rata kelas
Keterangan :
̅ : Nilai rata-rata
: Jumlah nilai semua siswa
: jumlah siswa (Aqib, 2011: 40)
b. Menghitung ketuntasan belajar klasikal
Keterangan :
% : Persentase ketuntasan klasikal
ft : Frekuensi siswa tuntas KKM
: Jumlah frekuensi seluruhnya (Aqib, 2011: 41)
Menurut Depdikbud dalam Trianto (2013:241), suatu kelas
dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya.
̅
=
%
=
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
Bagian muka skripsi yang memuat judul, persetujuan pembimbing,
persyaratan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar,
abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
Bagian isi yang keseluruhan terdiri dari 5 bab dengan uraian sebagai
berikut:
Bab. I Pendahuluan
Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian dan indikator, manfaat
penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika
penulisan.
Bab. II Kajian Pustaka
Pada bab ini penulis mengkaji beberapa contoh penelitian yang
relevan untuk dibandingkan dan ditemukan perbedaannya dengan isi
penelitian penulis serta mengemukakan landasan teori dari tiap-tiap
variabel penelitian.
Bab. III Pelaksanaan Penelitian
Pada bab ini berisi tentang gambaran umum MI Tarbiyatul
Islamiyah Noborejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga dan
Bab. IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bab ini berisi hasil penelitian meliputi deskripsi per siklus dan
pembahasan.
Bab V. Kesimpulan dan Penutup
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Belajar
1. Pengertian Belajar
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 2006 :
121) belajar adalah berusaha (melatih, dsb) supaya mendapat suatu
kepandaian. Berbeda dengan Good dan Brophy, belajar merupakan
suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata, proses itu terjadi di
dalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar (Purwanto
Ngalim, 1988 : 87).
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan ingkungannya (Slameto, 1988:2)
Belajar secara tidak langsung merupakan interaksi antara individu
dengan individu lain, atau individu dengan lingkungannya. Jadi proses
belajar terjadi akibat adanya kemauan untuk berusaha agar
mendapatkan suatu hasil. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah usaha dan proses seseorang dari
belum bisa menjadi bisa. Proses ini dialami oleh orang tersebut dan
2. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar terdiri dari dua kata, yakni hasil dan belajar. Antara
hasil dan belajar memiliki arti yang berbeda. Hasil ialah wujud
pencapaian dan suatu tujuan yang dikerjakan, diciptakan baik secara
individu maupun kelompok. Hasil tak akan pernah didapat selama
seseorang tidak melakukan suatu tindakan. Sedangkan belajar adalah
suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk menuju suatu
perubahan. Dengan demikian dapat dipahami makna hasil belajar
merupakan wujud tujuan yang diperoleh berupa kesan-kesan yang
mengakibatkan perubahan pada diri individu dalam aktivitas
kemandirian hidup (Djamarah, 2006:1-5).
Hasil belajar dapat diartikan ssebagai tingkat keberhasilan siswa
dalam memperoleh materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam
skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran
tertentu (Susanto, 2013:5).
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan tingkat kemampuan yang diperoleh siswa setelah
melakukan suatu rangkaian kegiatan belajar serta adanya perubahan
tingkah laku sebagai penanda adanya peningkatan keberhasilan dalam
proses belajar.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar digunakan sebagai tolok ukur sejauh mana siswa
memiliki latar belakang masing-masing yang membuat hasil belajar
mereka berbeda-beda. Dari latar belakang inilah muncul faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar. Secara umum keberhasilan belajar
berasal dari faktor internal dan eksternal siswa tersebut.
Hal ini diperkuat oleh Suryabrata (2004), Elliot (2000) dan Wolfolk
(1999) dalam Sriyanti (2011:23) yang menyatakan bahwa keberhasil
belajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Masing-masing faktor
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar
diri individu. Dalam proses belajar di sekolah, faktor eksternal
berarti faktor-faktor yang berada di luar diri siswa.
Faktor-faktor eksternal terdiri dari Faktor-faktor nonsosial dan Faktor-faktor sosial.
1) Faktor nonsosial
Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang
berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Faktor
nonsosial merupakan kondisi fisik yang berada di
lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat. Aspek
fisik tersebut bisa berupa peralatan sekolah, sarana belajar,
gedung dan ruang belajar, kondisi geografis sekolah dan
2) Faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang
berupa manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa
dipilah menjadi faktor yang berasal dari keluarga,
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat (termasuk
teman pergaulan anak). Misalnya, kehadiran orang dalam
belajar, kedekatan, hubungan antara anak dengan orang
lain, keharmonisan atau pertengkaran dalam keluarga,
hubungan antar personil sekolah dan sebagainya.
b. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor
fisiologis dan faktor psikologis.
1) Faktor fisiologis
Faktor fisiogis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri
individu. Faktor fisiologis terdiri dari:
a) Keadaan tonus jasmani pada umumnya
Keadaan tonus jasmani secara umum yang ada dalam
diri individu sangat mempengaruhi hasil belajar.
Keadaan tonus jasmani secara umum ini, misalnya
tingkat kesehatan dan kebugaran fisik individu. Apabila
badan individu dalam keadaan bugar dan sehat maka
individu dalam keadaan kurang bugar dan kurang sehat
akan menghambat hasil belajar.
b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu
Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu adalah yang
terkait dengan fungsi panca indra yang ada dalam diri
individu. Panca indra merupakan pintu gerbang
masuknya pengetahuan dalam diri individu.
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri
individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat
kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian,
kematangan dan lain sebagainya. Tingkat kecerdasan akan
mempengaruhi daya serap serta berpengaruh terhadap
proses dan hasil belajar. Demikian juga motivasi, bakat,
dan minat banyak memberikan warna terhadap aktivitas
belajar. Bakat dan minat terhadap suatu mata pelajaran akan
mendorong seseorang mendapat kemudahan mencapai
tujuan belajar, tetapi anak yang kurang berbakat bukan
berarti akan gagal belajar, hanya yang bersangkutan erlu
waktu lebih banyak dan kerja lebih keras untuk
mendapatkan hasil yang baik.
Demikian halnya dengan kondisi keribadian, ada siswa
semangat, sementara ada siswa yang berkepribadian mudah
putus asa, kurang energik dan gampang menyerah.
Kondisi-kondisi tersebut akan mempengaruhi hasil belajar.
Faktor eksternal dan internal mempengaruhi keberhasilan
belajar, pengaruhnya bisa bersifat positif (mendukung),
namun bisa juga negatif (menghambat).
4. Penilaian Keberhasilan Belajar
Penilaian dilakukana untuk mengetahui tingkat keberhasilan
belajar. Menurut Yamin (2005:146) penilaian keberhasilan belajar
siswa dapat dilakukan dengan:
a. Pertanyaan Lisan di Kelas
Dalam teknik ini guru memberikan pertanyaan yang
dilemparkan kepada siswa. Siswa diberikan kesempatan untuk
berfikir kemudian menjawab pertanyaan tersebut. Jika seorang
siswa salah, maka pertanyaan dilemparkan ke siswa lain, dan
berhenti pada siswa yang menjawab benar. Materi yang ditanyakan
berupa pemahaman konsep, prinsip atau teori. Dengan pertanyaan
lisan siswa dapat diberi kesempatan mengeluarkan gagasannya.
b. Kuis
Kuis adalah pertanyaan yang diajukan kepada siswa dalam
waktu yang terbatas (kurang dari 15 menit). Pertanyaan dalam
teknik penilaian kuis dapat berupa pilihan atau jawaban singkat.
pembelajaran. Kuis digunakan untuk mendapatkan gambaran
materi sebelumnya, yaitu apakah siswa sudah menguasai materi
sebelumnya atau belum. Jika sebagian siswa ada yang belum
menguasai, guru bisa menjelaskan kembali secara singkat.
c. Ulangan Harian
Ulangan harian ini dapat dilakukan secara periodik,
misalnya 1 atau 2 setiap materi pokok yang selesai diajarkan.
Dalam ulangan harian guru dapat membuat soal dalam bentuk
objektif dan non objektif. Tingkat berpikir yang terlibat sebaiknya
mencakup pemahaman, aplikasi, dan analisis.
d. Ulangan Semester
Ulangan semester merupakan ujian yang dilakukan pada
akhir semester. Cakupan materi dalam ulangan ini lebih luas dari
ulangan harian. Adapun bentuk soal dalam ujian semester ini bisa
berupa pilihan ganda atau uraian.
e. Tugas Individu
Tugas individu adalah tugas yang diberikan pada setiap
siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman materi pelajaran yang
telah diberikan oleh guru. Tugas individu dapat diberikan setiap
minggu dengan bentuk tugas untuk kerja lapangan atau soal
tertulis. Tugas individu dalam bentuk kerja bisa berupa tugas
tugas individu dalam bentuk soal tertulis, dapat berupa soal uraian
objektif maupun non objektif.
f. Tugas Kelompok
Tugas kelompok adalah tugas yang diberikan untuk menilai
kemampuan kerja kelompok. Bentuk soal yang digunakan adalah
uraian dengan tingkat berpikir yang tinggi yaitu aplikasi sampai
evaluasi.
5. Instrumen dalam Penilaian Hasil Belajar
Nurgiyantoro (1995:70) dalam bukunya menyebutkan ada dua
macam bentuk tes, yaitu tes subyektif (tes esai) dan tes obyektif.
a. Tes Subyektif (tes esai)
Tes subyektif adalah suatu bentuk pertanyaan yang
menuntut jawaban siswa dalam bentuk uraian dengan
mempergunakan bahasa sendiri. Tes bentuk esai memberi
kebebasan kepada siswa untuk menyusun dan mengemukakan
jawabannya sendiri dalam lingkup yang secara relatif dibatasi.
b. Tes Obyektif
Tes obyektif disebut juga sebagai tes jawaban singkat
sesuai dengan namanya, tes jawab singkat menuntut siswa hanya
dengan memberikan jawaban singkat, bahkan hanya dengan
kode-kode tertentu yang mewakili alternatif-alternatif jawaban yang
telah disediakan. Jawaban terhadap tes objektif bersifat pasti dan
Ada beberapa macam tes obyektif, yaitu:
1) Tes benar-salah
Tes benar-salah adalah bentuk tes yang terdiri dari sebuah
pernyataan yag mempunyai dua kemungkinan: benar atau
salah. Siswa sebagai pihak yang dites harus memahami betul
pernyataan-pernyataan yang dihadapkan kepadanya. Jika siswa
menganggap sebuah pernyataan benar, ia diminta untuk
menjawab B (benar) atau ya. Sebaliknya, jika menganggap
bahwa pernyataan itu salah, ia diminta menjawab S (salah) atau
tidak.
2) Tes pilihan-ganda
Tes pilihan ganda merupakan suatu bentuk tes yang paling
banyak dipergunakan dalam dunia pendidikan. Pada
hakikatnya, tes pilihan ganda tak berbeda dengan tes
benar-salah. Tes pilihan ganda juga memberikan pernyataan benar
dan salah pada setiap alternatif jawaban, hanya yang salah lebih
dari sebuah. Jadi, siswa juga terlibat dalam aktivitas menilai
alternatif jawaban yang benar atau salah. Akan tetapi, karena
pernyataan yang salah lebih banyak, kemungkinan untuk
berspekulasi untuk mendapatkan jawaban benar lebih kecil
3) Tes isian
Tes isian, melengkapi, atau menyempurnakan merupakan suatu
bentuk tes obyektif yang terdiri dari pernyataan-pernyataan
yang sengaja dibuat secara tidak lengkap. Unsur yang
dihilangkan atau belum ada itu merupakan hal penting yang
ditanyakan kepada siswa. Untuk mengerjakan bentuk soal ini,
siswa harus mengisikan kata atau pernyataan tertentu yang
tepat. Pernyataan itu hanya berisi satu atau beberapa kata saja.
4) Tes penjodohan
Dalam tes penjodohan, siswa dituntut untuk menjodohkan,
mencocokkan, menyesuaikan, atau menghubungkan antara dua
pernyataan yang biasanya diletakkan dalam dua lajur, lajur kiri
dan lajur kanan, lajur kiri berupa pernyataan pokok atau pertanyaan, sedang lajur kanan merupakan “jawaban” atas
pernyataan di lajur kiri.
B. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 1. Pengertian Pelajaran Bahasa Indonesia
Belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi dan belajar
bersastra adalah belajar menghargai manusia dan nilai-nilai
kemanusiaannya. Oleh karena itu, pembalajaran bahasa Indonesia
mengupayakan peningkatan kemampuan siswa untuk berkomunikasi
secara lisan dan tertulis serta menghargai karya cipta bangsa Indonesia
Selanjutnya pelajaran bahasa Indonesia memiliki ruang lingkup
yang bermuatan empat aspek dasar kompetensi. Adapun aspek-aspek
yang harus ada di pelajaran bahasa Indonesia sekolah dasar adalah:
1)Mendengarkan; mendengarkan bunyi, suara, bunyi bahasa, lagu,
kaset, pesan, penjelasan, laporan ceramah, narasumber,
dialog/percakapan, perintah, pengumuman, mendengarkan hasil
karya sastra (dongeng, cerita anak, cerita rakyat, cerita
binatang, puisi, syair lagu, pantun, dan menonton drama),
berita, dan petunjuk.
2)Berbicara; mengungkapkan perasaan, gagasan, menyampaikan
sambutan, dialog, pesan, pengalaman, bercerita tentang
berbagai topik, menceritakan gambar, pengalaman, peristiwa,
tokoh, kegemaran, tata tertib, petunjuk, laporan, berkepresi
tentang sastra, mendongeng, puisi, syair lagu, berpantun, dan
drama anak.
3)Membaca; membaca permulaan, membaca huruf, suku kata,
kalimat, berbagai teks bacaan sederhana, membaca lanjut;
membaca denah, petunjuk, tata tertib, pengumuman, kamus,
ensiklopedi, berbagai teks iptek, cerita rakyat, dongen, drama,
dll. Diarahkan pada kegemaran/menumbuhkembangkan budaya
membaca.
4)Menulis: menulis permulaan; sejalan dengan materi bacaan
5)Menulis lanjut; menulis karangan naratif, nonnaratif, dengan
memperhatikan penggunaan ejaan dan tanda baca. Dalam
menulis diarahkan agar menumbuhkembangkan kompetensi
menulis (Zulela, 2012:100)
2. Fungsi Pelajaran Bahasa Indonesia
Fungsi pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu
alat penting untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional. Menurut
Depdikbud dalam
(www.sekolahdasar.net/2012/04/tujuan-dan-fungsi-pembelajaran-bahasa.html) menyebutkan fungsi pembelajaran bahasa
Indonesia, antara lain:
1) Menanamkan, memupuk, dan mengembangkan perasaan
satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa
2) Memupuk dan mengembangkan kecakapan berbahasa
Indonesia lisan dan tulisan
3) Memupuk dan mengembangkan kecakapan berpikir
dinamis, rasional dan praktis
4) Memupuk dan mengembangkan keterampilan untuk
memahami, mengungkapkan dan menikmati keindahan
bahasa Indonesia secara lisan maupun tulisan.
3. Tujuan Pelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran bahasa Indonesia sekolah dasar diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan
pembalajaran bahasa Indonesia juga diharapkan dapat menumbuhkan
apresiasi siswa terhadap hasil karya sastra Indonesia.
Menurut Zulela (2012:4-5) tujuan yang diharapkan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia adalah agar peserta didik dapat:
1)Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika
yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan.
2)Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan dan bahasa negara.
3)Memahami bahasa Indonesia dan dapat menggunakan dengan
tepat dan efektif dalam berbagai tujuan.
4)Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan
sosial.
5)Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas
wawasan, menghaluskan budi pekerti, serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
6)Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai
khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
C. Pengumuman
1. Pengertian Pengumuman
Menurut Poerwadarminta (2006:1281) pengumuman adalah
pemberitahuan kepada orang banyak. Sedangkan Muh Darisman, Sp.d.
disampaikan dengan cara menempelkan di tempat-tempat umum atau
tempat pengumuman yang dapat dibaca atau diketahui oleh orang
banyak bisa juga disampaikan/diumumkan langsung secara lisan.
Pengumuman biasanya dipasang di papan pengumuman, di koran,
atau di tempat-tempat umum lainnya. Pengumuman dibuat untuk
mengkomunikasikan suatu gagasan atau pikiran kepada pihak lain.
Apabila sasaran dari pengumuman itu masih berada dalam satu
lingkungan yang sama, maka pengumuman cukup dipasang pada
papan pengumuman yang telah disediakan, misalnya pengumuman
untuk siswa dalam satu lingkungan sekolah misalnya tentang
pengumuman tentang kerja bakti maka pengumuman ini cukup
dipasang di lingkungan sekolah saja. Tetapi jika pengumuman itu
ditujukan kepada khalayak umum dan dalam lingkup yang luas maka
pengumuman bisa dipasang di tempat-tempat umum.
Setiap pengumuman harus memuat pokok-pokok pengumuman
sebagai berikut:
a. Alamat
Kepada siapa pengumuman itu ditujukan sehingga orang yang
membaca jelas siapa yang dituju.
b. Isi
Berisi tentang isi pengumuman yang akan disampaikan kepada
c. Waktu
Berisi tentang kapan waktu pelaksanaan acara dalam kegiatan
tersebut, sehingga jelas dan idak menimbulkan tanda tanya bagi
pembaca.
d. Tempat dan Tanggal Pengumuman
Tempat dan tanggal pengumuman ditulis dengan lengkap supaya
pembaca tidak ragu untuk menghadiri acara yang ada dalam
pengumuman tersebut.
e. Pembuat Pengumuman
Pembuat pengumuman sebaikya ditulis secara jelas sehingga
pengumuman tersebut dapat dipertanggungjawabkan apabila ada
kesalahan.
Ketika menulis pengumuman, bahasa yang digunakan harus
singkat, padat, serta sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
dan mudah dipahami agar orang yang membaca atau mendengar
pengumuman tersebut dapat memahami isi pengumuman tersebut.
2. Tujuan Pembelajaran Menulis Pengumuman
Adapun tujuan dari pembelajaran menulis pengumuman adalah
sebagai berikut:
a. Siswa dapat membuat naskah pengumuman yang sesuai dengan
b. Untuk memberi tuntunan bagaimana cara membaca,
mendengarkan, dan menulis pengumuman yang tepat sehingga lafal
dan maknanya terpelihara.
c. Mempraktekkan ilmu yang telah dipelajari ke dalam kehidupan
sehari-hari.
D. Metode Mind Map 1. Pengertian Mind Map
Mind Map adalah cara mengembangkan kegiatan berpikir ke segala
arah, menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut. Mind Map
mengembangkan cara berpikir divergen dan berpikir kreatif (Tony
Buzan, 2008:4)
Pengertian metode Mind Map dalam (http://arifuddin-proposal
ptk.blogspot.co.id/2011/07/peningkatan-hasil-belajar) Mind Map
adalah cara mengembangkan kegiatan berpikir ke segala arah,
menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut. Mind Map
mengembangkan cara berpikir divergen dan berpikir kreatif. Metode
ini dikembangkan di luar negeri oleh seorang yang bernama Tony
Buzan. Metode ini dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia dan bidang lain. Pembuatan Mind Map didasarkan pada cara
kerja alamiah otak dan mampu menyalakan percikan-percikan
2. Fungsi Mind Map
Fungsi Mind Map dalam (http://arifuddin-proposal
ptk.blogspot.co.id/2011/07/peningkatan-hasil-belajar) Mind Map tidak
hanya dapat digunakan untuk kepentingan pendidikan saja tetapi dapat
juga digunakan untuk kepentingan bidang lainnya. Mind Map dapat
digunakan untuk setiap aspek kehidupa dan dapat meningkatkan
kemampuan belajar dan berpikir sehingga potensi yang ada dalam diri
manusia bisa terbuka menjadi lebih kreatif. Adapun beberapa manfaat
dari Mind Map, yaitu:
a. Memberikan pandangan menyeluruh pokok masalah atau area
yang luas.
b. Memungkinkan kita merencanakan rute atau membuat
pilihan-pilihan dan mengetahui kemana kita akan pergi dan dimana kita
berada.
c. Mengumpulkan sejumlah besar data di suatu tempat.
d. Mendorong pemecahan masalah dengan membiarkan kita
melihat jalan-jalan terobosan kreatif terbaru.
e. Menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna, dan diingat.
Mind Map juga merupakan peta pikiran yang hebat bagi ingatan.
Memungkinkan kita menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa
sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Ini berarti
mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih diandalkan daripada
Mind Map mempunyai ciri-ciri yakni :
a. Menggunakan warna.
b. Memiliki titik tengah yang memancar dari pusat.
c. Serta semuanya menggunaka garis lengkung, simbol, kata, atau
gambar yang sesuai dengan cara kerja otak.
Dengan Mind Map, daftar informasi yang panjang bisa dialihkan
menjadi diagram warna-warni, sangat teratur, dan mudah diingat yang
bekerja selaras dengan cara kerja alamai otak dalam melakukan
berbagai hal.
Mind Map dapat digunakan pada waktu:
a. Ketika ingin menemukan ide yang inovatif dan jalan keluar
yang kreatif.
b. Ketika ingin mengingat informasi secara efektif dan efisien,
artinya sekalipun dalam tekanan teap saja dapat mengingat
informasi itu dengan baik.
c. Ketika ingin menetapkan sebuah tujuan, dan langkah-langkah
untuk mencapainya,
d. Ketika sedang berpikir untuk mengubah karier atau memulai
usaha baru
e. Ketika ingin mengadakan rapat efisien yang lancar
3. Langkah-langkah Penggunaan Metode Mind Map
Mind Map sangat mudah dibuat dan sifatnya alami. Bahan-bahan
a. Kerta kosong tidak bergaris
b. Pena dan pensil wara
c. Otak
d. Imajinasi
Masih dalam bukunya Buzan, metode Mind Map berguna untuk
meningkatkan kreativitas dan (Buzan, 2006 : 21-23) memberi
penjelasan tujuh cara membuat metode Mind Map, antara lain:
a. Mulai dari bagian tengah permukaan secarik kertas kosong yang
diletakkan dalam posisi memanjang. Karena meulai dari
tengah-tengah permukaan kertas akan memberikan keleluasaan
bagi cara kerja otak untuk memencar ke luar ke segala arah,
dan mengekspresikan diri lebih bebas dan alami.
b. Gunakan sebuah gambar untuk gagasan sentral. Karena suatu
gambar bernilai seribu kata dan membantu menyalurkan
imajinasi. Gambar yang letaknya di tengah-tengah akan tampak
lebih menarik, membuat diri menjadi tetap fokus, membantu
memusatkan pikiran dan membuat otak semakin aktif dan
sibuk.
c. Gunakan warna pada seluruh mind map. Karena bagi otak,
warna-warna tidak kalah menariknya dari gambar. Warna
membuat Mind Map tampak lebih cerah dan hidup,
meningkatkan kekuatan dahsyat bagi cara berpikir kreatif dan
d. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar sentral dan
hubungkan cabang-cabang tingkat kedua dan ketiga pada
tingkat pertama dan kedua, dan seterusnya. Karena otak bekerja
dengan menggunakan asosiasi. Jika kita menghubungkan
cabang-cabang, kita akan jauh lebih mudah dalam memahami
dan mengingat.
e. Buatlah cabang-cabang Mind Map berbentuk melengkung bukan
garis lurus. Karena jika semuanya garis lurus, ini akan
membosankan bagi otak. Cabang-cabang yang melengkung dan
hidup seperti cabang-cabang sebuah pohon jauh lebih menarik
dan indah bagi mata.
f. Gunakan satu kata kunci per baris. Karena kata kunci tunggal
akan menjadikan metode Mind Map lebih kuat dan fleksibel.
Seperti kata tunggal atau gambar tunggal, seperti engganda
yang melahirkan sendiri rangkaian asosiasi dan hubungan yang
khusus. Bila menggunakan kata-kata tunggal setiap kata lebih
bebas oleh karena itu lebih mudah tercetus pemikiran dan
gagasan-gagasan baru.
g. Gunakan gambar di seluruh metode Mind Map. Karena setiap
gambar seperti gambar sentral juga bernilai seribu kata. Jadi
apabila memiliki sepuluh gambar saja maka sudah senilai
4. Kelebihan Metode Mind Map
Kelebihan pembelajaran metode mind map melalui
(http://zaifbio.wordpres.com/2014/01/23/metode-pembelajaran-mind-map) yaitu:
1)Dapat mengemukakan pendapat secara bebas
2)Dapat bekerjasama dengan teman lainnya
3)Catatan lebih padat dan jelas
4)Lebih mudah mencari catatan jika diperlukan
5)Catatan lebih terfokus pada inti materi
6)Mudah melihat gambaran keseluruhan
7)Membantu Otak untuk : mengatur, mengingat,membandingkan
dan membuat hubungan
8)Memudahkan penambahan informasi baru
9)Pengkajian ulang bisa lebih cepat
10)Setiap peta bersifat unik
5. Kelemahan Metode Mind Map
Kelemahan pembelajaran metode mind map melalui
(http://zaifbio.wordpres.com/2014/01/23/metode-pembelajaran-mind-map) yaitu:
1) Hanya siswa yang aktif yang terlibat.
2) Tidak sepenuhnya murid yang belajar.
3) Mind Map siswa bervariasi sehingga guru akan kewalahan
E. Telaah Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang relevan terkait metode Mind Map yang telah
dilakukan antara lain:
1. Skripsi yang ditulis oleh Zainudin Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Metode Mind
Map pada Siswa Kelas V MI Nurul Huda Kota Depok Tahun Pelajaran 2014/2015”. Kesimpulan dari penelitian tersebut bahwa metode Mind
Map dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis puisi
setelah diadakan penelitian tindakan kelas. Hal ini ditandai dengan
prosentase yang selalu meningkat dalam setiap siklus. Pertama nilai
rata-rata kegiatan siswa pada siklus I nilainya 2,56 dengan kriteria baik
dan meningkat pada siklus II nilainya menjadi 3,75 dengan kriteria
sangat baik. Kedua ada peningkatan kemampuan menulis puisi setelah
diadakan tindakan kelas, pada siklus I peningkatan kemampuan
menulis puisi dari rata-rata 61,2 menjadi 65,8 dengan ketuntasan
klasikan 68% dan pada siklus II ada peningkatan kemampuan menulis
puisi dari rata-rata 65,8 menjadi 73,4 dengan ketuntasan klasikal 84%.
Perbedaan dari penelitian Zainudin dengan penelitian ini adalah salah
satu variabel yang diteliti yaitu kualitas pembelajaran menulis puisi,
subyek penelitiannya pada siswa kelas V MI Nurul Huda Kota Depok
Tahun Ajaran 2014/2015, dan simpulan dari penelitiannya adalah
menulis puisi. Sementara itu persamaan dari penelitian ini adalah salah
satu variabelnya menggunakan metode yang sama yaitu metode Mind
Map dan hasil penelitiannya menunjukkan adanya peningkatan yang
signifikan dari apa yang diteliti.
2. Skripsi yang ditulis oleh Hening Dyah Wahyu Setyorini juga
merupakan penelitian yang relevan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang dengan judul “ Peningkatan
Penguasaan Kosakata Bahasa Jawa Melaui Metode Pembelajaran Mind
Mapping pada Siswa Kelas IV B SD Ngaliyan 01 Semarang”. Hal ini dapat dilihat dari keterampilan guru meningkat dari skor 30 dengan
kategori baik (siklus I) menjadi skor 32 dengan kategori sangat baik
(siklus II), selanjutnya skor meningkat menjadi 36 dengan kategori
sangat baik (siklus III); rata-rata skor aktivitas siswa meningkat dari
skor 13,8 dengan kategori baik (siklus I), menjadi skor 14,94 dengan
kategori baik (siklus II), selanjutnya meningkat menjadi skor 17,02
dengan kategori sangat baik (siklus III); Hasil belajar siswa meningkat
dari skor rata-rata 64,6 dengan ketuntasan sebesar 63,88% (siklus I)
menjadi skor 68 dengan ketuntasan sebesar 75% (siklus II),
selanjutnya meningkat menjadi skor 72,16 dengan ketuntasan 83,3%
(siklus III). Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
metode pembelajaran Mind Map dapat meningkatkan keterampilan
guru, aktivitas siswa serta penguasaan kosakata bahasa Jawa.
penelitian ini adalah salah satu variabel yang diteliti yaitu penguasaan
kosakata bahasa Jawa, tempat penelitian di SD Negeri Ngaliyan
Semarang Tahun ajaran 2013/2014, penelitiannya berlangsung 3
siklus. Sementara persamaan dari penelitian ini adalah salah satu
variabelnya menggunakan metode yang sama yaitu metode Mind Map,
subyek penelitian sama yaitu pada siswa kelas IV, dan hasil
penelitiannya menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dari
apa yang diteliti.
Berdasarkan hasil penelitian Zainudin dan Hening Dyah Wahyu
Setyorini dapat diambil kesimpulan bahwa dengan metode Mind Map
berpengaruh terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Ada keterkaitan
dalam penelitian tersebut sehingga dapat dijadikan acuan oleh peneliti
dalam penelitian menulis pengumuman. Sehubungan dengan hasil
penelitian tersebut maka peneliti mengembangkan penelitian dalam
pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan metode Mind Map
agar dapat meningkatkan kemampuan menulis pengumuman. Dari
penelitian di atas menunjukkan metode Mind Map sangat berpengaruh
terhadap kemampuan siswa baik dalam menulis puisi maupun penguasaan
kosakata. Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu dikembangkan
penelitian-penelitian yang dapat meningkatkan kemampuan menulis
pengumuman oleh siswa. Oleh karena itu peneliti merasa perlu untuk mengadakan penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Bahasa
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Gambaran Umum MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo a. Lokasi Penelitian
Dalam bab III penulis akan memaparkan kondisi dan
keadaan lokasi yang dijadikan tempat pelaksanaan penelitian
skripsi ini. Dalam hal ini penulis memiliki tujuan untuk
menghindari anggapan atau persepsi yang salah tentang lokasi
penelitian yang nantinya akan sangat berpengaruh terhadap analisa
data yang akan dilakukan. Memaparkan kondisi dan keadaan riil
lokasi penelitian menjadi penting ketika hasil penelitian ini akan
dijadikan referensi, karena kondisi dan keadaan yang ada tentu
juga dipertimbangkan untuk penerapan metode Mind Map pada
kompetensi menulis pengumuman pada pelajaran Bahasa
Indonesia. Secara garis besar, lokasi penelitian dapat penulis
sampaikan hal-hal sebagai berikut:
Tempat Penelitian : MI Tarbiyatul Islamiyah
Alamat Penelitian : Jl. Merbabu 83 A, Kelurahan Noborejo,
Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga
b. Profil Sekolah MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
b. No. Statistik Madrasah : 111233730006
c. Akreditasi Madrasah : B
d. Alamat Madrasah : Jl. Merbabu 83 A,
Kelurahan Noborejo,
Kecamatan Argomulyo,
Kota Salatiga
e. NPWP Madrasah : 00.382.434.9-505.000
f. Nama Kepala Madrasah : Drs. Marno
g. No. Telp/HP : 085325527508
h. Nama Yayasan : L.P Ma’arif
i. No. Telp Yayasan : (024) 692224611
j. Alamat Yayasan : Jl. Hasyim Asy’ari Ungaran k. Kepemilikan Tanah Pemerintah/
Yayasan/Prbadi : Pribadi
l. Luas Bangunan : 685
c. Visi dan Misi a. Visi
“TEGUH IMAN DAN UNGGUL DALAM MUTU “
b. Misi
- Peningkatan Kwalitas Pendidikan
- Pembinaan Keagamaan dan Ekstra Kurikuler secara
Intensif.
- Peningkatan Kompetensi Pembelajaran
d. Struktur Organisasi
Komite Madrasah : Slamet Ashohih
Kepala Madrasah : Drs. Marno
Sekretaris : Agus Guproni, S.PdI
Bendahara : Ratna Puspitasari, S.PdI
Anggota : Pranti Lestari, S.Pd
Indah Sri Riyanti, S.PdI
Muzayinah, S.Ag
Abdul Wahab, S.Ag
Yuli Inayati Amin, S.PdI
Ahmad Muntaha, S.PdI
e. Program Madrasah
Adapun program madrasah adalah:
a) Terbentuknya Pribadi Siswa yang Islami
b) Mencapai Nilai Ujian Rata-rata 7.00 (tujuh koma nol-nol)
c) Tercapainya Tri Sukses Pendidikan yang meliputi
Penampilan, Disiplin, Out Put dan Out Came.
d) Menjaga Eksistensi Madrasah.
e) Memberikan Pelayanan Multiple Intelligences Siswa
f) Terpenuhinya kebutuhan Sarana Prasarana Pembelajaran
f. Guru dan Tenaga Kependidikan
Jumlah guru dan karyawan MI Tarbiyatul Islamiyah
Noborejo pada tahun ajaran 2015/2016 berjumlah 9 orang yang
terdiri dari 4 guru laki-laki dan 5 guru perempuan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel ini:
TABEL 3.1
DAFTAR NAMA GURU DAN PEMBAGIAN TUGAS MENGAJAR MI TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO
TAHUN AJARAN 2015/2016
No. Nama Tugas /Mata pelajaran
1 Drs. Marno Kepala Madrasah
8 Ahmad Muntaha, S.PdI Olahraga
9 Agus Gufroni, S.PdI Bahasa Inggris SKI
g. Sarana dan Prasarana
MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo sejak awal berdiri
sampai sekarang banyak mengalami perkembangan yang cukup.
Hal ini karena adanya dukungan dari berbagai pihak. Baik itu dari
pemerintah maupun dari masyarakat yang bekerja sama dalam
rangka menunjang kelancaran proses belajar mengajar. Adapun