BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Sejalan dengan Visi Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2025 : ”Insan Indonesia Cerdas Kompetitif Tahun 2025”, penyelenggaraan pembangunan Sistem Pendidikan Nasional sebagaimana diatur dalam UU No. 20 Tahun 2003, dilaksanakan dengan menggunakan 3 (tiga) strategi pembangunan sebagai pilar, yaitu : (1) Investasi Akses, (2) Peningkatan Mutu, Relevansi dann Daya Saing, (3) Tata Kelola, Akuntabilitas dan Pencitraan Publik. Penyelanggaraan Pembangunan Sistem Pendidikan Nasional tersebut dilaksanakan pada setiap jalur, jenjang dan satuan pendidikan, melalui berbagai program dan kegiatan pembangunan pendidikan.
Demikian halnya dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Provinsi Jawa Barat, menjelaskan visi jangka panjang pembangunan Jawa Barat 2005-2025 yakni : “Dengan Iman dan Taqwa Provinsi Jawa Barat Termaju di Indonesia“. Secara bertahap menuju pencapaian visi tersebut telah ditempuh rangkaian tahapan pembangunan Provinsi Jawa Barat, yakni Tahap I, Periode 2005-2008 yang disebut Tahapan Penataan dan Persiapan Pranata Pendukung Melalui Kualitas SDM; Tahap II, Periode 2008-2013 yang disebut Tahapan Penyiapan Kemandirian Masyarakat Jawa Barat dan pada saat ini telah memasuki Tahap III, Periode 2013-2018 yang disebut Tahapan Memantapkan Pembangunan Secara Menyeluruh. Pada Tahap III periode 2013-2018 telah dirumuskan Visi Pembangunan Jawa Barat Tahun 2013-2018 yaitu “Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua”.
Dalam rangka mencapai visi pembangunan Jawa Barat tersebut, maka misi pertama yang telah dirumuskan adalah Membangun Masyarakat Yang Berkualitas dan Berdaya Saing. Kebijakan strategis yang ditempuh dalam rangka mewujudkan misi pertama tersebut antara lain : 1) Peningkatan kualitas dan daya saing masyarakat Jawa Barat melalui pendidikan yang unggul, terjangkau, merata dan terbuka; 2) Pelayanan kesehatan bagi semua dan revitalisasi infrastruktur kesehatan; 3) Peningkatan kemandirian masyarakat melalui pemenuhan dan perlindungan terhadap kebutuhan dasar dan hak dasar manusia; dan 4) Pengokohan ketahanan keluarga sebagai basis ketahanan sosial.
Berdasarkan kebijakan strategi Peningkatan kualitas dan daya saing masyarakat Jawa Barat melalui pendidikan yang unggul, terjangkau, merata dan terbuka maka salah satu program pembangunan pendidikan di Jawa Barat yang telah dirancang di antaranya adalah : Peningkatan dan perluasan sarana dan kapasitas pendidikan dasar, menengah dan tinggi yang disertai dengan program alokasi anggaran pendidikan 20% dari APBD yang lebih efektif, program peningkatan kesejahteraan guru dan didukung program pendidikan gratis pada jenjang SD, SMP dan SMK/SMA/MA. Di samping itu harus diteruskan paradigma penyelenggaran pembangunan pendidikan di Jawa Barat yang telah dilaksanakan selama ini dengan dengan lebih melibatkan peran dan partisipasi masyarakat, dan Daerah (Kabupaten/Kota).
Penyelenggaraan pembangunan pendidikan di tanah air diharapkan dapat menjawab berbagai kebutuhan dan kepentingan bangsa Indonesia pada saat ini dan ke depan. Pendidikan diharapkan dapat menciptakan keunggulan dan daya saing bangsa menghadapi globalisasi, serta dapat memenuhi tuntuan proses demokratisasi dan reformasi penyelenggaraan pemerintahan dari sentralistik ke desentralisasi. Pada era desentralisasi diharapkan pembangunan pendidikan semakin dapat mewujudkan penyelenggaraan layanan pendidikan yang bermutu kepada masyarakat di Daerah, sesuai asas-asas penyelenggaraan otonomi daerah. Dengan demikian pembangunan pendidikan akan dapat
menjadi ”a good public policy” pada era Otonomi Daerah.
Dalam rangka penyelenggaraan satuan pendidikan, maka setiap satuan pendidikan di Daerah, diharuskan memenuhi kebutuhan minimun terhadap 8 (delapan) komponen standar nasional pendidikan sebagaimana diatur dalam PP No. 32 Tahun 2013, yang mencakup : (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar tenaga pendidikan dan kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8) standar penilaian pendidikan. Karena itulah, maka Provinsi Jawa Barat dalam rangka penyelenggaraan satuan pendidikan yang bermutu maka secara bertahap diupayakan melakukan pemenuhan 8 standar pendidikan tersebut pada semua jenjang satuan pendidikan.
Dalam hal pemenuhan Standar Pembiayaan dan dalam rangka Pencapaian Program Pendidikan Menengah Universal (PMU), Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mulai tahun 2013 telah meluncurkan Program Bantuan Operasional Sekolah Menengah di seluruh Indonesia. Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) ini adalah program utama dari perwujudan program PMU, dengan maksud memberikan bantuan kepada sekolah/ madrasah untuk memenuhi biaya operasional sekolah/madrasah dalam rangka memberikan layanan pendidikan yang terjangkau dan bermutu.
Untuk mendukung program BOS Pusat pada sekolah menengah tersebut, maka Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada tahun anggaran 2014 menyelenggarakan pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Dikmen, dan pada Tahun 2015 serta dilanjutkan pada tahun 2016 menyelenggarakan pemberian Bantuan Pendidikan Menengah Universal (BPMU) kepada Sekolah-sekolah, dengan mengacu pada ketentuan Undang-Undang Nomo 20 tahun 2003, Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 32 Tahun 2011 yang telah diubah menjadi Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 39 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, PP No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, serta Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor No. 82 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Pergub Jabar No. 55 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi Belanja Hibah dan Belanja Bansos Yang Bersumber Dari APBD. Secara khusus pemberian BPMU kepada jenjang SMK/SMA/MA, dilakukan guna membantu sekolah-sekolah/madrasah dalam memenuhi biaya operasional sekolah.
Dalam rangka membangun koordinasi dan sinergitas pelaksanaan Kegiatan Pemberian BPMU SMK/SMA/MA Provinsi Tahun 2016, baik dengan Pemerintah, Pemerintah kabupaten/kota di seluruh Provinsi Jawa Barat, dan sekolah; dengan tetap memperhatian prinsip-prinsip penyelenggaraan otonomi daerah, dan tetap memperhatikan azas-azas tertib admistrasi, efektif, efisien, transparan dan akuntabel, kepatutan dan saling
percaya (mutual trust) maka Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menyusun “Pedoman
Bantuan Pendidikan Menengah Universal (BPMU) SMK/SMA/MA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016”.
B.Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat
Berita Negara tanggal 4 Juli 1950);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1400);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301);
6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang
Bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851);
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); jo. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Paraturan Pemerintah Pengganti Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4493);
8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
9. Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);
10. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan
11. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
12. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
13. Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864);
14. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
15. Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
16. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
17. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
sebagaimana telah beberapa kali diubah yang terakhir dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian
Hibah Dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.39 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 32 Tahun 2011 Pedoman Pemberian Hibah Dan Batuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran;
20. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 80 Tahun
2015 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana Bantuan Operasional Sekolah.
21. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2009 Tentang Standar Biaya
Operasi Nonpersonalia Tahun 2009 Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SPLB),
23. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 060/U/2002 tentang Pedoman Pendirian Sekolah,
24. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 1 Tahun 2009 tentang Pokok-pokok
Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 11 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 47);
25. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 12 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 11 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 48);
26. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 7 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 43);
27. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 9 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 8 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 45);
28. Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 108 Tahun 2009 tentang Sistem dan Prosedur
Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Barat (Berita Daerah Tahun 2009 Nomor 181 Seri E);
29. Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 63 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Pergub
Jabar No. 55 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi Belanja Hibah dan Belanja Bansos Yang Bersumber Dari APBD.
30. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 83 Tahun 2014 dan perubahannya Tentang
Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pemberian Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota Dan Desa;
31. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 82 Tahun 2014 dan perubahannya Tentang
Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pertanggungjawaban, Pelaporan Serta Monitoring Dan Evaluasi Hibah Dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
C.Pengertian
1. Bantuan Pendidikan Menengah Universal (BPMU) SMK/SMA/MA Provinsi Jawa
Barat adalah program Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat berupa pemberian dana kepada SMK/SMA/MA sebagai pendamping BOS Pusat yang diberikan kepada sekolah/madrasah Negeri maupun Swasta dimana besarnya dana bantuan yang diterima sekolah/madrasah dihitung berdasarkan jumlah siswa masing-masing sekolah/madrasah dikalikan satuan biaya (unit cost) bantuan;
2. Dana BPMU SMK/SMA/MA Provinsi Jawa Barat adalah bantuan dana untuk
membantu Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Kejuruan dalam membantu memenuhi biaya operasional sekolah;
3. Dana BPMU SMK/SMA/MA Provinsi Jawa Barat merupakan dana bantuan yang
sesuai dengan kebutuhan dasar minimal melalui kegiatan penyediaan aksesibilitas dan penguatan kelembagaan sekolah.
D.Tujuan
1. Tujuan Umum :
Tujuan umum BPMU SMK/SMA/MA Provinsi Di Jawa Barat adalah mewujudkan layanan pendidikan SMK/SMA/MA di Jawa Barat yang bermutu, terjangkau, dan terbuka bagi semua, dalam mewujudkan Pendidikan Menengah Universal (PMU).
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus BPMU SMK/SMA/MA Provinsi di Jawa Barat adalah :
a. Membantu biaya operasional sekolah;
b. Mengurangi angka putus sekolah siswa SMK/SMA/MA;
c. Meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) siswa SMK/SMA/MA;
d. Mewujudkan keberpihakan pemerintah bagi siswa SMK/SMA/MA dengan cara
meringankan biaya sekolah;
e. Memberikan kesempatan bagi siswa SMK/SMA/MA untuk mendapatkan layanan
pendidikan yang terjangkau dan bermutu;
f. Membantu pelaksanaan program pendidikan Karakter, Pendidikan Kebangsaan dan
Bela Negara, Pembinaan Kewirausahaan, Pembinaan penaggulangan HIV/Narkoba dan Pembinaan penanggulangan kenakalan remaja/kriminalitas di sekolah menengah.
E.Sasaran Program dan Besar Bantuan
Sasaran program adalah SMK/SMA/MA Negeri dan Swasta di seluruh Provinsi Jawa Barat. Besar bantuan per sekolah/madrasah diperhitungkan dari jumlah siswa, satuan biaya adalah besaran satuan biaya per siswa per tahun. Bantuan yang diterima sekolah/madrasah dihitung berdasarkan jumlah siswa per sekolah/madrasah dikalikan satuan biaya BPMU SMK/SMA/MA dengan proporsi :
1. SMK Negeri = Rp 300.000,- per siswa per tahun
2. SMA Negeri = Rp 200.000,- per siswa per tahun
3. SMK Swasta = Rp 500.000,- per siswa per tahun
4. SMA Swasta = Rp 400.000,- per siswa per tahun
5. MA Negeri = Rp 200.000,- per siswa per tahun
F. Waktu Penyaluran Dana
Pada Tahun Anggaran 2016, sesuai dengan alokasi anggaran pada APBD, BPMU SMK/SMA/MA akan disalurkan sebanyak 2 (dua) kali. yaitu untuk penggunaan bulan Januari-Juni Tahun 2016 dan penggunaan bulan Juli-Desember Tahun 2016.
G.Kriteria Penerima
1. Seluruh SMK/SMA/MA Negeri dan Swasta di seluruh Provinsi Jawa Barat yang telah
memiliki ijin operasional, ijin pendirian atau Surat Keterangan Operasional Sekolah/Madrasah dari Lembaga berwenang;
2. Sebagai wujud keberpihakan terhadap siswa miskin atas pengalokasian dana BPMU
SMK/SMA/MA, sekolah/madrasah diwajibkan untuk membebaskan biaya dan/atau membantu siswa miskin serta mengurangi beban biaya siswa dari keluarga mampu dari kewajiban membayar iuran untuk biaya sekolah/madrasah;
3. Mengikuti Pedoman BPMU SMA/SMA/SMK;
H.Persyaratan Penerima
1. Telah mengisi data sekolah/madrasah melalui Data online BPMU pada bpmujabar.net
pada bulan Mei dan bulan Agustus, yang akan dipergunakan sebagai data calon penerima BPMU;
2. Menyerahkan kelengakapan administrasi untuk usulan pencairan berupa:
a. Surat permohonan pencairan
b. Rencana Penggunaan Biaya (RPB) setiap Tahap penggunaan
c. Rencana Penggunaan Biaya (RPB) Satu Tahun Anggaran
d. Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD)
e. Fakta Integritas/Surat Pertanggungjawaban.
f. Kuitansi
g. Fotocopy KTP atas nama Ketua/Pimpinan organisasi.
h. Fotocopy Rekening Bank.
i. Fotocopy Surat Keterangan Domisili
j. Fotocopy Ijin Operasional
k. Fotocopy Surat Pengesahan Lembaga/Yayasan
l. NPWP;
I. Penolakan Dana Bantuan BPMU.
Apabila SMK/SMA/MA menolak menerima BPMU Provinsi maka harus dibuat Surat Pernyataan Menolak disertai alasan yang jelas, ditandatangani oleh paling sedikit 10% Orang Tua Siswa, Komite Sekolah, Kepala Sekolah dan diketahui Kepala Dinas Pendidikan untuk SMK-SMA, serta oleh Kepala Kemenag Kabupaten/Kota untuk MA, dilaporkan kepada Tim Pengelola BPMU Provinsi.
BAB II
PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN MENENGAH (BPMU) SMK/SMA/MA PROVINSI JAWA BARAT DALAM PENDANAAN PENDIDIKAN
A. Peranan Program BPMU Provinsi Untuk SMK/SMA/MA Dalam Pelaksanaan Program Pendidikan Menengah Universal (PMU)
Program BPMU SMK/SMA/MA merupakan salah satu program utama pemerintah yang bertujuan mendukung keberhasilan program PMU yang dirintis pada tahun 2013. Seluruh stakeholder pendidikan wajib memperhatikan pentingnya program BPMU SMK/SMA/MA yaitu:
1. Memberikan kesempatan yang setara bagi semua siswa untuk mendapatkan layanan
pendidikan menengah yang terjangkau dan bermutu.
2. Merupakan sarana panting untuk meningkatkan akses layanan pendidikan menengah
yang terjangkau dan bermutu.
3. Menyediakan sumber dana bagi sekolah untuk mencegah siswa miskin putus sekolah
karena tidak mampu membayar iuran sekolah dan biaya ekstrakulikuler sekolah.
4. Mendorong dan memberikan motivasi kepada pemerintah daerah serta masyarakat
yang mampu, untuk memberikan subsidi kepada siswa miskin.
B. Program BPMU SMK/SMA/MA Dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Program ini memberikan dukungan kepada sekolah dalam menerapkan konsep MBS yaitu: kebebasan untuk perencanaan, pengelolaan dan pengawasan program yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing sekolah. Penggunaan dana semata-mata ditujukan hanya untuk kepentingan peringkatan layanan pendidikan. Pengelolaan program BPMU SMK/SMA/MA Provinsi menjadi kewenangan sekolah secara mandiri dengan mengikutsertakan komite sekolah dan masyarakat.
C. Skenario Pendanaan Pendidikan Menengah
Pendanaan pendidikan menengah merupakan upaya untuk menyediakan sejurnlah dana yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan proses pendidikan di sekolah menengah. Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan menyebutkan bahwa biaya pendidikan meliputi: (a) Biaya Investasi Sekolah (Pengelolaan Pendidikan), (b) Biaya Operasional Sekolah (Biaya di Satuan Pendidikan), dan (c) Biaya Pribadi Peserta Didik.
Gambar 1. Skenario Pembiayaan Pendidikan Menengah
Biaya Pengelolaan Pendidikan (Investasi)
Biaya Satuan Pendidikan (Operasional)
Biaya Pribadi Peserta Didik
Biaya Investasi SDM
· Pengembangan Guru dan Tenaga Kependidikan
Uang Saku
Akomodasi dan Transportasi Pakaian dan Perlengkapan
Biaya Operasi Non Personalia (Permendiknas No. 59 Tahun 2009)
· ATK
· Daya dan Jasa
· Penerimaan Siswa Baru
· Barang habis pakai
· Dan lainnya
Buku dan Alat Tulis Biaya Operasi Personalia
· Gaji dan Tunjangan Guru dan Tenaga Kependidikan
Biaya Investasi Sarana Prasarana
· Lahan
· Bangunan
· Peralatan
Kursus Tambahan
(Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan)
Biaya investasi sekolah meliputi biaya investasi untuk meningkatkan kemampuan pendidik dan tenaga kependidikan (PTK), dan biaya investasi sarana dan prasarana. Sedangkan, biaya operasional sekolah meliputi biaya operasional personalia untuk gaji dan tunjangan PTK dan biaya operasional non personalia. Adapun biaya pribadi peserta didik merupakan biaya yang ditanggung oleh siswa untuk mengikuti proses pembelajaran secara berkelanjutan.
Pemerintah berusaha memenuhi pendanaan pendidikan untuk ketiga kategori biaya tersebut melalui mekanisme pemberian bantuan langsung baik ke sekolah, PTK, dan siswa. Biaya investasi sekolah dipenuhi melalui penyediaan Hibah atau Bansos sarana dan prasarana sekolah. Sedangkan biaya operasional sekolah non personalia berusaha dipenuhi melalui penyediaan dana untuk operasional sekolah melalui program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Tingkat Pusat dan BPMU di tingkat Provinsi Jawa Barat. Adapun, biaya operasi personalia berusaha dipenuhi melalui pemberian tunjangan guru. Sementara itu, untuk meningkatkan 'daya beli' siswa terhadap layanan pendidikan SM dan mencegah siswa putus sekolah, pemerintah mengalokasikan dana Bantuan Biaya Pendidikan melalui program Bantuan Khusus Siswa Miskin (BKSM) dan beasiswa yang dapat digunakan siswa untuk biaya pribadi peserta didik.
BAB III
IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN MENENGAH UNIVERSAL (BPMU) SMK/SMA/MA PROVINSI JAWA BARAT A. Peruntukan Dana BPMU SMK/SMA/MA Provinsi Jawa Barat
Penggunaan dana BPMU Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2016 dalam rangka Pencapaian Standar Pelayanan Minimum sekolah/madrasah, khususnya untuk Belanja Operasi Personalia dalam hal membayar honor bulanan/kegiatan Tenaga Pendidik Honorer yang mengajar mata pelajaran yang sesuai dengan kualifikasinya dan untuk membayar honor Tenaga Kependidikan Honorer dengan aktifitas sebagai berikut :
1. Honorarium Tenaga Pendidik Honorer:
a. Honor bulanan untuk pendidik dalam pelaksanaan :
1) Mengajar mata pelajaran sesuai dengan kualifikasinya dan sesuai dengan struktur
kurikulum yang digunakan;
2) Pembinaan ekstrakurikuler pada kegiatan Pendidikan Karakter, Pendidikan
Kebangsaan, Pembinaan Kewirausahaan, Pembinaan penanggulangan
HIV/Narkoba dan Pembinaan penanggulangan kenakalan remaja/kriminalitas;
3) Honor Wali Kelas, Ketua Jurusan/Ketua Program Studi dan Kepala Lab.
b. Honor Kegiatan pendidik dalam pelaksanaan :
1) Honor penyusunan naskah soal untuk ujian semester dan ujian sekolah;
2) Honor Pengawasan & Pemeriksaan Hasil Ujian Sekolah (SMK/SMA/MA) dan
Uji Kompetensi Keahlian Praktek (Khusus SMK Kls XII);
3) Honor Panitia Kegiatan Penerimaan Siwa Baru;
4) Honor Panitia/Penyelenggaraan Ulangan/Ujian Semester/Sekolah;
5) Honor Penyusunan RPP dan Bahan Ajar;
2. Honorarium Tenaga Kependidikan Honorer:
Diberikan sebagai honorarium bulanan kepada :
a. Tenaga layanan administrasi/penatausahaan kegiatan sekolah/madrasah;
b. Tenaga layanan perpustakaan;
c. Tenaga layanan pembelajaran praktikum/ laboratorium;
d. Tenaga layanan umum (caraka, keamanan, kebersihan).
Standar pembayaran honorarium disesuaikan dengan standar yang diberlakukan di masing-masing sekolah/madrasah dengan mempertimbangkan faktor keadilan dan beban kinerja masing-masing personil. Honorarium diberikan kepada Pendidik Honorer dan Tenaga Kependidikan Honorer yang tercantum pada Surat Keputusan Kepala Sekolah.
3. Penggunaan Lainnya.
Apabila honorarium Pendidik dan Tenaga Kependidikan sebagaimana tersebut sudah terpenuhi dari sumber dana yang berasal dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan sudah dilaksanakan, maka dana BPMU Provinsi dapat digunakan untuk belanja operasi personalia atau operasi non personalia yang lainnya dengan ketentuan :
a. Prioritas penggunaan untuk pencapaian standar pelayanan minimum dalam hal
pelaksanaan pembelajaran;
b. Tidak digunakan untuk membiayai kegiatan operasional sekolah yang sudah dibayar
oleh dana bantuan Pemerintah atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
c. Memenuhi ketentuan pembiayaan termasuk pembayaran pajak sebagaimana diatur
dalam peraturan perpajakan;
d. Tidak dipergunakan untuk membiayai honor atau kegiatan sebagaimana tersebut
dalam Bab III. Point A. 3 berikut.
B.Penggunaan dana BPMU yang tidak diperbolehkan.
1. Belanja Operasional Personalia yang tidak boleh didanai oleh BPMU Provinsi antara lain:
a. Honor/Insentif/Transport Pengelola Sekolah/Madrasah (Kepala Sekolah atau Wakil
Kepala Sekolah);
b. Honor/Insentif/Transport Pengelola dana BPMU;
c. Transport kegiatan (kegiatan rutin atau insidental)
d. Upah pekerja atau non personil sekolah dalam kegiatan rehab, panitia, dsb.
e. Dibayarkan kepada siswa
f. Honor kelebihan jam mengajar bagi Guru PNS
g. Belanja untuk membayar personalia diluar peruntukan yang tercantum pada Bab III
Point A.1. Pedoman ini.
2. Belanja/kegiatan lainnya yang tidak diperbolehkan didanai oleh BPMU Provinsi antara
lain:
a. Biaya Invest/Pengadaan Sarana Prasarana Sekolah/Madrasah, antara lain :
1) Biaya pengembangan SDM (PTK);
2) Rehabilitasi sedang dan berat;
3) Membangun gedung/ruangan baru;
4) Membeli peralatan pendidikan.
b. Biaya pribadi Peserta Didik, antara lain :
1) Membeli Alat Tulis;
2) Membeli pakaian, seragam, sepatu bagi siswa;
3) Biaya akomodasi dan transportasi;
4) Biaya makan minum.
e. Disimpan dalam jangka waktu lama dengan maksud dibungakan.
f. Dipinjamkan/dititipkan kepada pihak lain.
g. Membeli lembar kerja siswa (LKS)
h. Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas sekolah dan memerlukan biaya
besar, misalnya studi banding, studi tour (Format Karya wisata) dan sejenisnya.
i. Membayar iuran kegiatan yang diselenggarakan oleh UPTD Kecamatan/
Kabupaten/Kota/Provinsi/Pusat atau pihak lainnya.
j. Membayar bonus, transportasi rutin untuk guru.
k. Menanamkan saham.
l. Membiayai kegiatan penunjang yang tidak ada kaitannya dengan operasi sekolah,
misalnya membiayai iuran dalam rangka perayaan hari besar nasional dan upacara keagamaan/acara keagamaan.
m.Membiyai kegiatan dalam rangka mengikuti pelatihan/sosialisasi/pendampingan
terkait program BPMU/Perpajakan program BPMU yang diselenggarakan di luar SKPD pendidikan Provinsi/Kabupaten/kota serta kementerian pendidikan dan kebudayaan.
n. Membiayai kegiatan non personalia lainnya diluar peruntukan yang tercantum pada
Bab III point A.2. Pedoman ini.
C.Kebijakan BPMU SMK/SMA/MA Provinsi Terhadap Siswa
Konsep pendidikan untuk semua (education for all) memberikan kesempatan yang
seluas-luas kepada setiap individu untuk mendapat layanan pendidikan bermutu sesuai dengan minat dan potensi siswa. Sesuai dengan perkembangan jaman, sekolah bermutu di dominasi oleh siswa dari keluarga mampu. Siswa miskin yang mempunyai minat dan potensi, kurang mempunyai kesempatan belajar di sekolah bermutu serta menutup kesempatan mereka untuk merubah nasib dan status sosialnya.
Peranan Program BPMU SMK/SMA/MA dalam konteks tersebut di atas adalah memberikan keadilan dan kesempatan kepada siswa miskin untuk memperoleh layanan
pendidikan bermutu dengan mewajibkan sekolah membebaskan (fee waive) dan/atau
memberikan keringanan (discount fee) tagihan biaya sekolah kepada siswa miskin.
Untuk memperjelas hal tersebut, berikut ini disajikan ilustrasi cara kerja konsep
Gambar 2. Konsep Discount Fee Untuk Sekolah dengan Kondisi Tingkat Ekonomi Siswa Homogen
Menuju BOS SM dengan unit cost yang lebih mencukupi sehingga dapat mencukupi tagihan
biaya pendidikandi sekolah untuk seuruh
siswa Persentaase Biaya (%) 75 100 Y 50 25 0 Siswa Discount Fee
Garis Kondisi ideal yang diharapkan dimana seluruh siswa terpenuhi biaya pendidikannya dengan BOS SM
Ilustrasi gambar di atas menggambarkan pelaksanaan konsep memberikan keringanan (discount fee) untuk sekolah dengan kondisi tingkat ekonomi siswa homogen (semua siswa). Untuk kondisi sekolah tersebut, semua siswa mendapatkan perlakuan yang sama, yaitu mendapatkan keringanan biaya sekolah sesuai dengan unit cost yang telah ditentukan.
Komposisi jumlah siswa miskin yang mendapat pembebasan (fee waive) dan
keringanan (discount fee), menjadi diskresi/kewenangan sekolah sesuai dengan konsep
MBS. Namun demikian sekolah tetap harus memperhatikan kriteria siswa miskin dan faktor lainnya, yaitu: (a) biaya pendidikan per siswa, (b)jumlah siswa miskin dan, (c) dana BPMU yang diterima sekolah.
Pelaksanaan konsep membebaskan (fee waive) dan keringanan (discount fee) untuk
sekolah dengan kondisi tingkat ekonomi siswa homogen (semua siswa kaya / semua siswa miskin). Untuk kondisi sekolah tersebut, semua siswa mendapatkan perlakuan yang sama, yaitu mendapatkan keringanan biaya sekolah sesuai dengan unit cost yang telah ditentukan.
Komposisi jumlah siswa yang mendapat bantuan disesuaikan dengan kebutuhan dan kebijakan sekolah (diskresi). Hal ini memungkinkan sekolah untuk mengubahnya sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sekolah.
Peranan pemerintah melalui program BPMU SMK/SMA/MA ini adalah:
1. Membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi siswa miskin yang mempunyai minat
dan potensi untuk bersekolah di sekolah bermutu agar kelak mereka mampu meningkatkan kualitas hidupnya dengan bekal kemampuan dan keahlian yang mereka dapatkan dan mampu mengangkat ekonomi keluarga (eskalasi sosial).
2. Melaksanakan amanah Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu. Dalam hal ini, pemerintah mendorong lulusan SMP untuk melanjutkan ke pendidikan menengah.
D.Program BPMU SMK/SMA/MA Dan Konsep Pembiayaan Partisipatif
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pedidikan Nasionl megamanatkan bahwa Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Hal ini memungkinkan adanya dana partisipatif dari masyarakat termasuk dari orang tua siswa untuk menjadi salah satu potensi bagi satuan pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Mekanisme pembiayaan partisipatif memungkinkan sekolah untuk mendapatkan sumber pembiayaan tambahan dari orang tua siswa yang mampu secara ekonomi. Secara langsung hal ini berakibat pada meningkatnya sumber dana bagi sekolah yang berbanding lurus dengan kualitas sekolah.
Pemerintah dan masyarakat menuntut sekolah untuk memberikan layanan pendidikan yang bermutu kepada peserta didik. Tuntutan tersebut berimplikasi pada kebutuhan biaya pendidikan sekolah yang tinggi. Semakin tinggi tuntutannya, maka akan semakin tinggi pula biaya yang dibutuhkan oleh sekolah untuk meningkatkan layanan pendidikan bermutu.
Pembiayaan partisipatif yang didapat dari sumber-sumber potensial diatur dan disepakati bersama antara sekolah/madrasah dengan Komite Sekolah, orang tua siswa, serta pihak pemberi biaya lainnya. Biaya tersebut merupakan dana pendidikan yang harus dimasukan kedalam perhitungan pada Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) bersama dengan pembiayaan lainnya yang berasal dari Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah.
BPMU tidak menghalangi peserta didik, orang tua yang mampu, atau walinya memberikan sumbangan sukarela yang tidak mengikat kepada satuan pendidikan. Sumbangan sukarela dari orang tua peserta didik harus bersifat ikhlas, tidak terikat waktu dan tidak ditetapkan jumlahnya, tidak mendiskriminasikan mereka yang tidak memberikan sumbangan, serta adanya kesepakatan antara pihak yang memberikan sumbangan dengan pihak sekolah dalam hal penggunaan sumbangan tersebut.
BAB IV ORGANISASI PELAKSANA A. Tim Pengarah 1. Tingkat Provinsi a. Gubernur b. Wakil Gubernur c. Sekretaris Daerah 2. Tingkat Kabupaten/Kota a. Bupati/Walikota b. Sekretaris Daerah
B. Tim Pengelola BPMU Provinsi 1. Tim Provinsi
a. Penanggungjawab
1) Kepala Dinas Pendidikan Provinsi
2) Kepala Kanwil Depag Provinsi
b. Tim Pelaksana
1) Ketua Tim Manajemen
2) Sekretaris
3) Ketua Tim Teknis
4) Urusan Pengolahan Data
5) Urusan Administrasi dan Keuangan
2. Tugas dan Tanggungjawab Tim Pengelola BPMU Provinsi
a. Mempersiapkan sekretariat dan perlengkapannya di Kantor Dinas Pendidikan
Provinsi;
b. Menyusun Pedoman Bantuan Pendidikan Menengah Universal (BPMU) Provinsi
Jawa Barat untuk Jenjang Pendidikan Menengah yang disahkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi;
c. Memvalidasi dan meneruskan usulan penerima BPMU Provinsi dari Dinas
Pendidikan dan Kantor Kementerian Agama tiap kabupaten/kota kepada Gubernur Provinsi Jawa Barat;
d. Menyelenggarakan sosialisasi program BPMU Provinsi jenjang Dikmen;
e. Mengajukan pencairan dana BPMU Provinsi kepada Gubernur melalui Biro
Keuangan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat sesuai jumlah alokasi Dana tiap Kabupaten/Kota;
f. Merencanakan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi penggunaan dana BPMU
Provinsi;
h. Membuat laporan pengelolaan yang mencakup :
1) Daftar penerima BPMU Provinsi dari tiap kabupaten/kota;
2) Hasil Penyerapan Dana BPMU Provinsi;
3) Hasil Monitoring dan Evaluasi;
4) Penanganan Pengaduan Masyarakat;
5) Kegiatan Lainnya.
C. Tim Pengelola BPMU Kabupaten/Kota 1. Tim Kabupaten/Kota
a. Tim Pengarah
1) Bupati/Walikota
b. Penanggungjawab
1) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
2) Kepala Kandepag Kabupaten/Kota
c. Tim Pelaksana Pengelola BPMU Provinsi ditingkat Kabupaten/Kota terdiri dari
1) Ketua Tim Manajemen BPMU Provinsi Tingkat Kabupaten/Kota
2) Anggota
Pengelola BPMU Provinsi Tingkat Kabupaten/Kota terdiri dari unsur Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota dan atau unsur Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota dan untuk Tim Pelaksana Pengelola dapat ditetapkan oleh Kepala SKPD Pendidikan.
2. Tugas dan Tanggungjawab Tim Pengelola BPMU Provinsi Tingkat Kabupaten/Kota dan Kandepag Kabupaten/Kota
a. Mengusulkan alokasi penerima bantuan BPMU untuk setiap sekolah/madrasah;
b. Melaksanakan sosialisasi dan pelatihan kepada sekolah/madrasah penerima BPMU
Provinsi;
c. Melakukan koordinasi dengan Tim Pengelola BPMU Provinsi dan lembaga penyalur
dana, serta dengan sekolah/madrasah dalam rangka penyaluran dana;
d. Merencanakan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi penggunaan dana BPMU
Provinsi;
e. Mengumpulkan data dan laporan dari sekolah/madrasah dan lembaga penyalur dana
dan menyampaikannya kepada Tim pengelola BPMU Provinsi;
f. Melaporkan pelaksanaan program kepada Tim pengelola BPMU Provinsi di Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat;
g. Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat;
h. Menindaklanjuti kasus penyalahgunaan dana BPMU Provinsi di tingkat
sekolah/madrasah;
i. Melaporkan kegiatan pengelolaan BPMU Provinsi yang dilakukan di
D. Tingkat Sekolah/madrasah 1. Tim Pengelola BPMU
a. Kepala Sekolah/Madrasah/Ketua Komite Sekolah sebagai Penanggungjawab
b. Kepala Sekolah/Madrasah menunjuk Panitia Pengelola BPMU SMK/SMA/MA
Provinsi yang terdiri dari :
a. Ketua
b. Bendahara
2. Tugas dan Tanggungjawab Sekolah/Madrasah.
a. Memberikan dan mengisi data sekolah terkait BPMU secara online melalui aplikasi
data pada www.bpmujabar.net .
b. Membuat Rencana Penggunaan Dana BPMU Provinsi bersama-sama dengan Komite
Sekolah atau unsur terkait lainnya;
c. Bersama-sama dengan Komite Sekolah/madrasah, mengidentifikasi siswa miskin
yang akan dibebaskan dari segala jenis iuran;
d. Mengelola dana BPMU Provinsi secara bertanggungjawab sesuai dengan Pedoman
BPMU Povinsi;
e. Bertanggungjawab terhadap penyimpangan penggunaan dana di sekolah/madrasah;
f. Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat;
g. Melaporkan penggunaan dana BPMU Provinsi kepada Tim Pengelola BPMU
BAB V
MEKANISME PELAKSANAAN
A.Mekanisme Bantuan Keuangan BPMU untuk SMK dan SMA Negeri. 1. Tahap Pendataan
a. SMK-SMA Negeri Penerima BPMU Provinsi menyampaikan data sekolah termasuk
jumlah siswa secara online melalui aplikasi data pada www.bpmujabar.net;
b. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dalam hal ini Tim Pengelola BPMU Provinsi
membuat usulan Penerima Bankeu BPMU jenjang Dikmen kepada Gubernur untuk ditetapkan.
2. Tahap Usulan dan Penetapan Penerima BPMU
a. Gubernur menetapkan jumlah Bantuan Keuangan Per Kabupaten/Kota,
b. Pemda Kabupaten/Kota membuat Dokumen Pelaksanaan Anggaran untuk alokasi
dana BPMU.
3. Tahap Usulan dan Pencairan dana BPMU,
a. Bupati/Walikota membuat usulan pencairan kepada Gubernur Jawa Barat melalui
Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Barat dengan dilampiri :
1) Surat Pernyataan Tanggungjawab/Fakta Integritas,
2) Kwitansi bermeterai cukup,
3) Copy DPA-SKPD,
4) Copy Buku rekening Kas Umum Daerah Kab/Kota.
b. Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Barat melakukan penatausahaan keuangan dan
pemindah bukuan Dana BPMU Provinsi ke Rekening Kas Umum Daerah masing-masing Pemda Kabupaten/Kota;
c. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota mengajukan usulan pencairan dana BPMU
kepada Bupati/Walikota melalui Setda dan unsur terkait di Pemda Kabupaten/Kota dengan dilampiri dokumen Naskah Perjanjian BPMU yang ditandatangani Kepala Sekolah Penerima dan Kepala Dinas Pendidikan serta dokumen lain yang diperlukan;
d. Setda Kabupaten/Kota melakukan pemidahbukuan dana BPMU dari Kas Umum
Daerah kepada Rekening masing-masing Sekolah.
4. Tahap Penggunaan,
7. Pengambilan dana BPMU oleh Sekolah/Madrasah dilakukan setelah terjadi
transfer/pemindahbukuan dana dari Kas Umum Daerah Kabupaten/Kota ke sekolah penerima melalui rekening penerima yang telah ditentukan pada usulan pencairan.
8. Penatausahaan dan Penggunaan dana BPMU oleh sekolah dilaksanakan sesuai
5. Tahap Pemantauan dan Pelaporan
a. Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Setda Provinsi Jawa Barat, Setda
Kabupaten/Kota, Tim Pengelola BPMU di Kabupaten/Kota, Tim Pengelola BPMU Provinsi dan Instansi Pemantau/Pemeriksa berwenang.
b. Pelaporan dilakukan oleh Sekolah penerima BPMU kepada Tim Pengelola BPMU di
Kabupaten/Kota, dari Tim Pengelola BPMU di Kabupaten/Kota kepada Tim Pengelola BPMU Provinsi, dan dari Tim Pengelolas BPMU Provinsi kepada Setda Provinsi Jawa Barat.
B.Mekanisme Pendataan, Usulan, Pencairan dan Monev Hibah BPMU untuk SMK-SMA Swasta dan MA Negeri dan Swasta.
Gambar 3. Bagan Mekansime Pendataan, Usulan, Pencairan dan Monev BPMU.
Tim BPMU Provinsi Tim BPMU Kab/Kota Tim BPMU Sekolah/ Madrasah 1. Pendataan Form Data BPMU Hasil Verifikasi Data Input Data Usulan Penerima BPMU NPHD Setda Usulan Pencairan Penatausahaan& Pemindahbukuan Pencairan dan Penggunaan Dana BPMU KepGub Usulan Penerima BPMU
2. Penetapan 3. Usulan Pencairan, Pemindahbukuan &
Penggunaan Dana BPMU 4. Monev
Laporan Laporan Laporan Laporan Monev Monev Monev Pedoman 5. Pelaporan Januari 2016 Maret-September 2016 Juli 2016 Oktober 2015
Juli 2016 Juli 2016 November 2016 Desember
Keterangan :
1. Sekolah/madrasah Penerima BPMU Provinsi menyampaikan data sekolah/madrasah
secara online melalui aplikasi data pada www.bpmujabar.net.
2. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dalam hal ini Tim Pengelola BPMU Provinsi
membuat usulan Penerima BPMU jenjang Dikmen kepada Gubernur untuk ditetapkan.
3. Tim Pengelola BPMU Provinsi dan Tim Pengelola BPMU di Tingkat Kabupaten/Kota
membuat Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) BPMU yang ditanda tangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi atas nama Gubernur Provinsi Jawa Barat dengan masing-masing Kepala Satuan Pendidikan.
4. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat membuat Surat Permohonan Pencairan Dana
BPMU Provinsi kepada Gubernur Jawa Barat melalui Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa disertai dokumen yang diperlukan untuk pencairan.
5. Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Barat melakukan penatausahaan keuangan dan
6. Penyaluran dana BPMU Provinsi dari Kas Umum Daerah Provinsi Jawa Barat ke sekolah/madrasah penerima dilaksanakan sesuai aturan dan perundang-undangan yang berlaku.
7. Pengambilan dana BPMU oleh Sekolah/Madrasah dilakukan setelah terjadi
transfer/pemindahbukuan dana dari Kas Umum Daerah Provinsi Jawa Barat ke sekolah/madrasah penerima melalui rekening penerima yang telah ditentukan pada usulan pencairan.
8. Penggunaan dana BPMU oleh sekolah/madrasah dilaksanakan sesuai dengan RKAS
dan dibukukan sebagaimana tersebut pada BAB VII Pedoman ini.
9. Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Setda Provinsi Jawa Barat, Tim Pengelola
BPMU Provinsi dan Tim Pengelola BPMU Provinsi di Kabupaten/kota.
10. Pelaporan dilakukan oleh Sekolah/Madrasah penerima BPMU kepada Tim Pengelola
BPMU Provinsi di Kabupatebn/Kota, dari Tim Pengelola BPMU Provinsi di Kabupatebn/Kota kepada Tim Pengelola BPMU Provinsi, dan dari Tim Pengelolas BPMU Provinsi kepada Biro Admbang Setda Provinsi Jawa Barat.
1. Kelengkapan Usulan Penerima BPMU
Kelengkapan Dokumen usulan Penerima BPMU Provinsi dibuat oleh Tim Pengelola BPMU Provinsi berdasarkan data pada format A2c yang diisi oleh sekolah secara
online melalui www.bpmujabar.net.
2. Kelengkapan Usulan Pencairan
Kelengkapan usulan pencairan yang harus dilengkapi oleh masing-masing sekolah adalah :
a. Surat Permohonan Penerima BPMU (Form.E) (2 rangkap);
b. Surat Pernyataan Tanggungjawab (Format K-7a) (2 rangkap)
c. Rencana Penggunaan Biaya (RPB) setiap Tahap penggunaan
d. Rencana Penggunaan Biaya (RPB) Satu Tahun Anggaran
e. Kuitansi Penerimaan Dana BPMU bermaterai cukup (4 rangkap).
f. Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) BPMU yang ditandatangani Kepala
SMK/SMA/MA dengan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi (2 rangkap)
g. Fotocopy KTP atas nama Ketua/Pimpinan organisasi.
h. Fotocopy Rekening Bank.
i. Fotocopy Surat Keterangan Domisili
j. Fotocopy Ijin Operasional
k. Fotocopy Surat Pengesahan Lembaga/Yayasan
l. Copy NPWP;
m.Daftar Siswa (Format K2-a);
3. Kelengkapan Penggunaan Dana BPMU
4. Kelengkapan Pelaporan
Pelaporan penggunaan dana BPMU memuat pelaporan keuangan, kegiatan dan pelaporan personil. Dokumen yang dipergunakan untuk pelaporan penggunaan dana BPMU sebagaimana dijelaskan pada BAB VII.
C.Waktu Pendataan, Penyaluran, Penggunaan dan Pelaporan BPMU.
1. Pendataan dilakukan 2 (dua) kali dalam satu tahun anggaran, yakni pada bulan Juli setelah Penerimaan Peserta Didik Baru yang akan digunakan untuk Data Calon Penerima BPMU periode Juli-Desember, dan pada bulan Oktober untuk digunakan sebagai data Calon Penerima bantuan Tahun Anggaran berikutnya. Pendataan
dilakukan dengan aplikasi data usulan penerima BPMU melalui WEB bpmujabar.net
oleh masing-masing sekolah dengan terlebih dahulu melakukan registrasi;
2. Penyaluran dilaksanakan setelah semua usulan pencairan memenuhi persyaratan;
3. Penggunaan dana oleh sekolah/madrasah dilakukan sesuai dengan peruntukan
penggunaan dana BPMU sebagaimana tersebut pada Bab III;
4. Pelaporan dilakukan sebanyak 2 (dua) kali, yakni bulan Juli untuk penggunaan periode
Januari-Juni dan bulan Januari untuk periode penggunaan bulan Juli-Desember. 1.
D.Prinsip Pengelolaan
Pengelolaan program BPMU SMK/SMA/MA provinsi mengacu pada konsep Manajemen Berbasis Sekolah (School Based Management) yang mengandung arti, yaitu:
1. Swakelola dan Partisipatif
Pelaksanaan program dilakukan secara swakelola (direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri) dengan rnelibatkan warga sekolah dan masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam memberikan dukungan terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2. Transparan
Pengelolaan dana harus dilakukan secara terbuka agar warga sekolah dan masyarakat dapat memberikan saran, kritik, serta melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan program.
3. Akuntabel
Pengelolaan dana harus dapat dipertanggungjawabkan, sesuai dengan pedoman pelaksanaan yang sudah disepakati.
4. Demokratis
Penyusunan perencanaan, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah ditempuh melalui jalan musyawarah/mufakat dengan memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk mengajukan saran, kritik atau pendapat.
5. Efektif dan Efisien
Pemanfaatan dana harus efektif dan efisien sesuai dengan ketentuan yang ada.
6. Tertib Administrasi dan Pelaporan
Sekolah penerima dana harus menyusun dan menyampaikan laporan basil pelaksanaan kegiatan dan pertanggungjawaban keuangan sesuai ketentuan yang dipersyaratkan.
7. Saling Percaya
Pemberian dana berdasarkan pada rasa saling percaya (mutual trust) antara pemberi dan
penerima dana. Oleh Karena itu, penting bagi kita untuk menjaga kepercayaan tersebut dengan memegang amanah dan komitrnen yang ditujukan semata-mata hanya untuk membangun pendidikan yang lebih baik.
E. Pengambilan dana BPMU Provinsi
1. Dana BPMU Provinsi harus diterima secara utuh dan tidak diperkenankan adanya
pemotongan atau pungutan biaya apapun dengan alasan apapun dan oleh pihak manapun.
2. Dana BPMU Provinsi yang diambil bukan berarti dana harus dihabiskan dalam periode
tersebut. Besar penggunaan dana tiap bulan disesuaikan dengan kebutuhan sekolah/madrasah sebagaimana tertuang dalam RKAS.
3. Bilamana terdapat sisa dana di sekolah/madrasah pada akhir tahun anggaran maka dana
tersebut tetap menjadi hak sekolah dan dapat dipergunakan pada tahun anggaran berikutnya.
4. Jika satuan pendidikan menerima kelebihan jumlah dana BPMU, maka harus
dilaporkan dan dikembalikan kepada Kas Umum Daerah pada bjb Nomor Rekening 0010210238361 a.n. Kas Umum Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan bukti transfer sebanyak 2 rangkap dilampirkan dalam dokumen Laporan.
5. Jika terdapat siswa pindah/mutasi ke sekolah/madrasah lain pada semeser berjalan,
maka dana BPMU Provinsi siswa tersebut tetap dipergunakan oleh sekolah yang ditinggalkan.
6. Kelengkapan dokumen administrasi pada saat sekolah penerima melakukan
pengambilan dari bank antara lain :
a. Untuk Sekolah/Madrasah Negeri:
1) Surat Keputusan Pengangkatan Kepala Sekolah dan Bendahara;
2) Fotocopy KTP Kepala Sekolah dan Bendahara;
3) Surat Keterangan Domisili dari Desa/Kelurahan.
b. Untuk Sekolah/Madrasah Swasta:
1) SK/Akta pendirian dan atau Surat Ijin Operasional;
2) Surat Keputusan Pengangkatan Kepala Sekolah dan Bendahara;
BAB VI
MONITORING DAN SUPERVISI
Bentuk kegiatan monitoring dan supervisi adalah melakukan pemantauan, pembinaan dan penyelesaian masalah terhadap pelaksanaan program BPMU. Secara umum tujuan kegiatan ini adalah untuk meyakinkan bahwa dana BPMU diterima oleh yang berhak dalam jumlah, waktu, cara, dan penggunaan yang tepat.
Komponen utama yang dimonitor antara 1. Alokasi dana sekolah penerima bantuan 2. Penyaluran dan penggunaan dana 3. Pelayanan dan penanganan pengaduan 4. Administrasi keuangan
5. Pelaporan, serta pemajangan rencana penggunaan dan pemakaian dana BPMU.
Selain itu juga dilakukan monitoring terhadap pelayanan dan penanganan pengaduan, sehingga pelayanan pengaduan dapat ditingkatkan. Dalam pelaksanaannya, monitoring pengaduan dapat dilakukan bekerjasama dengan lembaga-lembaga terkait. Kegiatan ini dilakukan dengan mencari fakta, menginvestigasi, menyelesaikan masalah, dan mendokumentasikan.
Kegiatan monitoring dan supervisi dilakukan oleh Tim Manajemen BPMU Provinsi, dan Tim Manajeman BPMU Kabupaten/Kota.
A. Monitoring oleh Tim Manajemen BPMU Provinsi
1. Monitoring ditujukan untuk memantau penyaluran dana, penyerapan dana, dan
penggunaan dana di tingkat sekolah.
2. Responden terdiri dari Tim Manajemen BPMU Kabupaten/Kota, dan Tim Manajemen
BPMU Sekolah.
3. Monitoring dilaksanakan pada saat persiapan penyaluran dana, pada saat penyaluran
dana, pasca penyaluran dana dan pada saat penggunaan dana.
4. Monitoring dilakukan melalui kunjungan lapangan.
5. Supervisi dapat dilakukan oleh Tim Pengelola BPMU Provinsi terhadap Tim Pengelola
BPMU di Kabupaten/Kota atau terhadap sekolah/madrasah.
B. Monitoring oleh Tim Manajemen BPMU Kabupaten/Kota
1. Monitoring ditujukan untuk memantau penyaluran dana, penyerapan dana, dan
penggunaan dana di tingkat sekolah.
2. Responden terdiri dari sekolah dan murid dan/atau orang tua murid.
3. Monitoring dilaksanakan pada saat penyaluran dana dan pasca penyaluran dana.
4. Bila terjadi permasalahan biaya monitoring, disarankan agar monitoring dilakukan
secara terpadu dengan program lain selain program BPMU.
5. Monitoring dapat melibatkan Pengawas Sekolah secara terintegrasi dengan kegiatan
BAB VII
PELAPORAN DAN PERTANGGUNG JAWABAN KEUANGAN
Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam pelaksanaan Program BPMU, masing-masing pengelola program di tiap tingkatan (Provinsi, Kabupaten/Kota, Sekolah) diwajibkan untuk melaporkan hasil kegiatannya kepada pihat terkait.
Secara umum, hal-hal yang dilaporkan oleh pelaksana program adalah yang berkaitan dengan statistik penerima bantuan, penyaluran, penyerapan, pemanfaatan dana, pertanggungjawaban keuangan serta hasil monitoring evaluasi dan pengaduan masalah.
A. PELAPORAN
1. Pengelolaan Dokumen di Tingkat Sekolah
a. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/RKAS (Formulir BPMU-K1, K2 dan
K2b)
1) RKAS ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Komite Sekolah dan khusus untuk
sekolah swasta ditambah Ketua Yayasan. Dokumen ini disimpan di sekolah dan
diperlihatkan kepada Pengawas Sekolah, Tim Manajemen BPMU
Kabupaten/Kota, dan para pemeriksa lainnya apabila diperlukan.
2) RKAS dibuat setahun sekali pada awal tahun pelajaran, namun demikian perlu dilakukan revisi pada semester kedua. Oleh karena itu sekolah dapat membuat RKAS tahunan yang dirinci tiap semester. Format RKAS mengacu pada format K1 dan K2
3) RKAS dilengkapi dengan Rencana Anggaran Belanja (RAB)/Rencana
Penggunaan Dana BPMU Provinsi (Form K2b).
b. Pembukuan
Sekolah diwajibkan membuat pembukuan dari dana yang diperoleh sekolah untuk program BPMU Provinsi. Pembukuan yang digunakan dapat dengan tulis tangan atau menggunakan komputer. Buku yang digunakan adalah sebagai berikut.
1) Buku Kas Umum mengacu pada format -K3
Buku Kas Umum ini disusun untuk masing-masing rekening bank yang dimiliki oleh sekolah. Pembukuan dalam Buku Kas Umum meliputi semua transaksi eksternal, yaitu yang berhubungan dengan pihak ketiga:
a) Kolom Penerimaan: dari penyalur dana (BPMU atau sumber dana lain),
penerimaan dari pemungutan pajak, dan penerimaan jasa giro dari bank.
b) Kolom Pengeluaran: adalah pembelian barang dan jasa, biaya administrasi
bank, pajak atas hasil dari jasa giro dan setoran pajak.
Buku Kas Umum harus diisi tiap transaksi (segera setelah transaksi tersebut terjadi dan tidak menunggu terkumpul satu minggu/bulan) dan transaksi yang dicatat didalam Buku Kas Umum juga harus dicatat dalam Buku Pembantu Kas,
sekolah dan diperlihatkan kepada Tim Manajemen BPMU Kabupaten/Kota, dan kepada pemeriksa lainnya apabila diperlukan.
2) Buku Pembantu Kas mengacu pada format -K4
Buku ini harus mencatat tiap transaksi tunai dan ditandatangani oleh Bendahara dan Kepala Sekolah. Dokumen ini disimpan di sekolah dan diperlihatkan kepada Tim Manajemen BPMU Provinsi/Kabupaten/Kota, dan para pemeriksa lainnya apabila diperlukan.
3) Buku Pembantu Bank mengacu pada format -K5
Buku ini harus mencatat tiap transaksi melalui bank (Bank cek, giro maupun tunai) dan ditandatangani oleh Bendahara dan Kepala Sekolah. Dokumen ini disimpan di sekolah dan diperlihatkan kepada Tim Manajemen BPMU Provinsi/Kabupaten/Kota, dan para pemeriksa lainnya apabila diperlukan.
4) Buku Pembantu Pajak mengacu pada format -K6
Buku pembantu pajak mempunyai fungsi untuk mencatat semua transaksi yang harus dipungut pajak serta memonitor atas pungutan dan penyetoran pajak yang dipungut selaku wajib pungut pajak.
Terkait dengan pembukuan dari dana yang diperoleh sekolah untuk program BPMU, sekolah perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1) Pembukuan terhadap seluruh penerimaan dan pengeluaran dapat dilakukan
dengan tulis tangan atau menggunakan komputer. Dalam hal pembukuan dilakukan dengan komputer, bendahara wajib mencetak Buku Kas Umum dan buku-buku pembantu sekurang-kurangnya setiap bulan yang terjadi transaksi, dan menatausahakan hasil cetakan Buku Kas Umum dan buku-buku pembantu yang telah ditandatangi Kepala Sekolah dan Bendahara Sekolah.
2) Semua transaksi penerimaan dan pengeluaran dicatat dalam Buku Kas Umum dan
Buku Pembantu yang relevan sesuai dengan urutan tanggal kejadiannya.
3) Uang tunai yang ada di Kas Tunai tidak lebih dari Rp 10 ( Sepuluh) juta.
4) Apabila bendahara meninggalkan tempat kedudukannya atau berhenti dari
jabatannya, Buku Kas Umum dan buku pembantunya serta bukti-bukti pengeluaran harus diserahterimakan kepada pejabat yang baru dengan Berita Acara Serah Terima.
5) Laporan dibuat setiap semester dan ditandatangani oleh Bendahara, Kepala
Sekolah dan Komite Sekolah, dilengkapi dengan surat pernyataan tanggung jawab (Format K7-b) yang menyatakan bahwa dana BPMU yang diterima telah digunakan sesuai Usulan Pencairan dan NPHD BPMU. Bukti pengeluaran yang sah disimpan dan dipergunakan oleh penerima Hibah selaku obyek pemeriksaan
c. Realisasi Penggunaan Dana Tiap Sumber Dana mengacu pada format BPMU-K7 dan BPMU-K8
Laporan ini disusun berdasarkan Buku Kas Umum (Format K3) dari semua sumber dana yang dikelola oleh sekolah pada periode tertentu.
Format K7 berisi Rekapitulasi Realisasi Penggunaan Dana Tiap Jenis Anggaran yang memuat seluruh dana yang dikelola di sekolah pada semester tertentu. Sedangkan Format K8 berisi Rekapitulasi Realisasi Penggunaan Dana BPMU Provinsi Menurut Peruntukan.
d. Bukti Pengeluaran
1) Setiap transaksi pengeluaran harus didukung dengan bukti kuitansi yang sah;
2) Bukti pengeluaran uang dalam jumlah tertentu harus dibubuhi materai yang
cukup sesuai dengan ketentuan bea materai. Untuk transaksi dengan nilai sampai Rp 250.000,- tidak dikenakan bea materai, sedang transaksi dengan nilai nominal di atas Rp 250.000,- sampai dengan Rp 1.000.000,- dikenakan bea materai dengan tarif sebesar Rp 3.000,- dan transaksi dengan nilai nominal lebih besar Rp 1.000.000,- dikenakan bea materai dengan tarif sebesar Rp 6.000,-
3) Uraian pembayaran dalam kuitansi harus jelas dan terinci sesuai dengan
peruntukannya;
4) Uraian tentang jenis barang/jasa yang dibayar dapat dipisah dalam bentuk faktur
sebagai lampiran kuitansi;
5) Setiap bukti pembayaran harus disetujui Kepala Sekolah dana lunas dibayar
oleh Bendahara;
6) Segala jenis bukti pengeluaran harus disimpan oleh bendahara BPMU sebagai
bahan bukti dan bahan laporan.
e. Arsip Data Keuangan
Seluruh arsip data keuangan, baik yang berupa laporan-laporan keuangan maupun dokumen pendukungnya, disimpan dan ditata dengan rapi dalam urutan nomor dan tanggal kejadiannya, serta disimpan di suatu tempat yang aman dan mudah untuk ditemukan setiap saat.
f. Penyusunan Dokumen Pengelolaan BPMU yang harus ada di sekolah
1) Surat Pernyataan Kelebihan Penerimaan Dana BPMU (Format B3) (jika ada)
2) Buku Kas Umum (Format K3)
3) Buku Pembantu Bank (Format K5), dilampiri Copy rekening bank (setiap
pengambilan)
4) Buku Pembantu Kas (Format K4), dilampiri :
a) Bukti Pembayaran Belanja Personalia
(1) Daftar Pembayaran Honor Tenaga Pendidik Honorer
5) Buku Pembantu Pajak (Format K6), dilampiri :
a) SSP
b) Faktur Pajak
6) Realisasi Penggunaan Dana Tiap Jenis Anggaran (Format K7)
7) Realisasi Penggunaan Dana Sesuai Peruntukan (Format K8)
8) Lampiran-lampiran antara lain :
a) SK Tenaga Pendidik dan Kependidikan,
b) Dokumen Pelaksanaan Kegiatan, Proposal, atau Panduan.
c) Arsip Dokumen Usulan Pencairan :
2. Pelaporan dari Sekolah kepada Tim Pengelola BPMU di Kabupaten/Kota.
Dokumen pelaporan yang disampaikan oleh sekolah/madrasah kepada Tim Pengelola BPMU di Kabupaten Kota adalah :
a. Surat Pengantar Laporan (Format B2)
b. Surat Pertanggungjawaban (Format K7b)
c. Surat Pernyataan Kelebihan Penerimaan Dana BPMU (Format B3) (jika ada)
d. Realisasi Penggunaan Dana Tiap Jenis Kegiatan (Format K7) (dengan soft file
format exel)
e. Realisasi Penggunaan Dana Menurut Peruntukan BPMU (Format K8) (dengan soft
file format exel)
f. Buku Kas Umum (Format K3)
g. Buku Pembantu Bank (Format K5), dilampiri :
Copy rekening bank (setiap pengambilan)
h. Buku Pembantu Kas (Format K4), dilampiri :
1) Salinan Bukti Pembayaran Belanja Personalia
a) Daftar Pembayaran Honor Tenaga Kependidikan Honorer
b) Daftar Pembayaran Honor Tenaga Pendidik Honorer
2) Salinan Bukti Pembayaran Belanja Non-Personalia
a) Bukti Pengeluaran/Kuitansi
b) Faktur
i.Buku Pembantu Pajak (Format K6) dilampiri salinan SSP da Faktur Pajak
Bentuk laporan disesuaikan dengan Petunjuk Teknis Pelaporan Penggunaan dana BPMU Provinsi yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Pedoman ini. Laporan dari sekolah/madrasah diverifikasi oleh Tim Pengelola BPMU Kabupaten/Kota.
3. Pelaporan oleh Tim Manajamen BPMU Kabupaten/Kota ke Tim Pengelola BPMU provinsi.
Dokumen yang memuat laporan BPMU yang disampaikann oleh Tim Manajemen BPMU di Kabupaten/Kota kepada Tim Pengelola BPMU Provinsi antara lain :
a. Pengantar Laporan Penggunaan BPMU (Format B4)
b. Rekapitulasi Penggunaan Dana BPMU SMK/SMA/MA (Format K9) (dengan soft
file format exel)
d. Rekapitulasi Sekolah/Madrasah yang menolak menerima BPMU Provinsi (Format K11) (dengan soft file format exel), dilampiri dengan Surat Pernyataan Kepala Sekolah, Komite dan Orang Tua Siswa, diketahui oleh Kepala Dinas Pendidikan Kab/Kota untuk SMK/SMA dan Kepala Kemenag untuk MA.
e. Penanganan Pengaduan Masyarakat, yang antara lain berisi informasi tentang jenis kasus, skala kasus, kemampuan penanganan, dan status penyelesain.
f. Dokumen pelaporan dari sekolah/madrasah 1 (satu) rangkap yang sudah diverifikasi
oleh Tim Pengelola BPMU Kabupaten/Kota.
4. Pelaporan oleh Tim Manajamen BPMU Provinsi
Pada setiap akhir tahun, Tim Manajemen BPMU Provinsi harus melaporkan semua kegiatan yang berkaitan dengan perencanaan dan pelaksanaan program BPMU Provinsi, sejauh mana pelaksanaan program berjalan sesuai dengan yang direncanakan, apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum/tidak dikerjakan, hambatan apa raja yang terjadi dan mengapa hal tersebut dapat terjadi, serta upaya apa yang telah dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut, serta rekomendasi untuk perbaikan program di masa yang akan datang, baik program yang sama maupun program lain yang sejenis.
Lampiran laporan oleh Tim Manajemen BPMU Provinsi adalah:
a. Nama sekolah penerima BPMU Provinsi dari tiap kabupaten/kota yang disertai dengan jumlah siswa dan jumlah dana dari masing-masing sekolah.
b. Hasil Penyerapan Dana BPMU Provinsi
Berisikan tentang dana BPMU Provinsi yang disalurkan per kabupaten/kota untuk setiap jenjang pendidikan, jenis sekolah, sttaus sekolah, serta berapa yang sudah terserap. Tim Manajemen BPMU Provinsi menyusun laporan berdasarkan data/informasi yang diperoleh dari Tim Manajemen BPMU Provinsi Tingkat Kabupaten/Kota. Laporan ini mengacu pada Formulir K10.
c. Hasil Monitoring dan Evaluasi
Laporan monitoring adalah laporan pelaksanaan kegiatan monitoring oleh Tim Manajemen BPMU Provinsi. Laporan ini berisi tentang jumlah responden, waktu pelaksanaan, hasil monitoring, analisis data, kesimpulan serta saran dan rekomendasi. Laporan monitoring harus sudah selesai dibuat paling lambat 45 hari setelah pelaksanaan monitoring.
d. Penanganan Pengaduan Masayarakat
Tim Manajemen BPMU Provinsi merekapitulasi hasil penanganan pengaduan masyarakat dan perkembangannya baik yang telah dilakukan oleh Tim Manajemen BPMU Provinsi maupun Tim Manajemen BPMU Provinsi Tingkat Kabupaten/Kota. Laporan ini berisi informasi tentang jenis kasus, skala kasus, kemajuan penanganan, dan status penyelesaian.
e. Kegiatan Lainnya
Tim Manajemen BPMU Provinsi harus membuat laporan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program BPMU Provinsi, seperti: sosialisasi,
B.PERPAJAKAN
Kewajiban perpajakan yang terkait dengan penggunaan dana BOS SMK dalam rangka membayar honorarium diatur sebagai berikut:
1. Penghasilan rutin setiap bulan untuk guru tidak tetap (GTT), Tenaga Kependidikan
Honorer, Pegawai Tidak Tetap (PTT), untuk jumlah sebulan sampai dengan Rp 3.000.000,- (tiga juta rupiah) tidak terhutang PPh Pasal 21.
2. Untuk jumlah lebih dari itu, PPh Pasal 21 dihitung dengan menyetahunkan penghasilan
sebulan. Dengan perhitungan sebagai berikut:
a. Penghasilan sebulan ... XX b. Penghasilan netto setahun (x 12) ... XX c. Dikurangi PTKP*) ... XX d. Penghasilan Kena Pajak ... XX e. PPh Pasal 21 terutang setahun 5% (jumlah s.d. Rp 50 juta) dst ... XX f. PPh Pasal 21 sebulan (:12) ... XX *) Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), adalah:
i. Status sendiri, Rp 36,0 juta
ii. Tambahan status kawin, Rp 3,0 juta
BAB VIII
PENGAWASAN DAN SANKSI A. Pengawasan
Pengawasan program BPMU meliputi pengawasan melekat, pengawasan fungsional, dan pengawasan masyarakat.
1. Pengawasan Melekat yang dilakukan oleh pimpinan masing-masing instansi kepada bawahannya baik di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota maupun sekolah. Prioritas utama dalam program BPMU adalah pengawasan yang dilakukan oleh SKPD Pendidikan Kabupaten/Kota kepada sekolah.
2. Pengawasan Fungsional Internal oleh Inspektorat Jenderal Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota dengan melakukan audit sesuai dengan kebutuhan lembaga tersebut atau permintaan instansi yang akan diaudit.
3. Pengawasan oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dengan melakukan audit atas permintaan instansi yang akan diaudit.
4. Pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sesuai dengan kewenangan. 5. Pengawasan masyarakat dalam rangka transparasi pelaksanaan program BPMU oleh
unsur masyarakat dan unit-unit pengaduan masyarakat yang terdapat di sekolah, Kabupaten/Kota, Provinsi dam Pusat. Apabila terdapat indikasi penyimpangan dalam pengelolaan BPMU, agar segera dilaporkan kepada instansi pengawas fungsional atau lembaga berwenang lainnya.
B. Sanksi
Sanksi terhadap penyalahgunaan wewenang yang dapat merugikan negara dan/atau sekolah dan/atau siswa akan dijatuhkan oleh aparat/pejabat yang berwenang. Sanksi kepada oknum yang melakukan pelanggaran, dapat diberikan dalam berbagai bentuk, misalnya:
1. Penerapan sanksi kepegawaian sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku (pemberhentian, penurunan pangkat, mutasi kerja).
2. Penerapan tuntunan perbendaharaan dan ganti rugi, yaitu dana BPMU Provinsi yang terbukti disalahgunakan agar dikembalikan kepada satuan pendidikan atau kas daerah provinsi.
3. Penerapan proses hukum, yaitu mulai proses penyelidikan, penyidikan dan proses peradilan bagi pihak yang diduga atau terbukti melakukan penyimpangan dana BPMU. 4. Pemblokiran dana dan penghentian sementara seluruh bantuan pendidikan yang
bersumber dari APBD Provinsi Jawa Barat pada tahun berikutnya kepada kabupaten/kota/sekolah penerima, bilamana terbukti pelanggaran tersebut dilakukan secara sengaja dan tersistem untuk memperoleh keuntungan pribadi, kelompok, atau golongan.
BAB IX PENUTUP
Sekolah sebagai sebuah entitas organisasi harus mampu mengelola dana BPMU secara profesional untuk mendukung kegiatan belajar mengajar yang bermutu. Dana BPMU yang diterima oleh sekolah dikelola secara mandiri melalui Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Dari sisi keuangan, MBS menuntut pengelola sekolah/madrasah mampu melakukan perencanaan, melaksanakan, mengevaluasi, dan memper¬tanggungjawabkan pengelolaan dana secara baik dan transparan. Pengelolaan dana yang baik tidak terlepas dari prinsip ekonomis, efisiensi, efektifitas, transparansi, akuntabilitas, keadilan, kejujuran dalam pengelolaan dan pengendalian.
Penggunaan dana BPMU Provinsi hendaknya dapat dipertanggungjawabkan dengan baik dan benar serta transparan dan didukung oleh bukti-bukti yang sah.
Buku Pedoman BPMU Jenjang Dikmen Provinsi Jawa Barat ini diharapkan dapat dijadikan acuan khususnya dalam pengelolaan BPMU SMK/SMA/MA Provinsi baik pada tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, maupun Sekolah, sehingga pelaksanaan tugas dan fungsi manajemen dapat dijalankan dengan baik dan benar.
LAMPIRAN
FORMAT USULAN
PENCAIRAN BPMU
(KOP SEKOLAH)
..., ... 2016 Nomor : ...
Lampiran : 1 (satu) berkas
Perihal : Permohonan Pencairan Belanja Hibah
dana BPMU
Kepada Yth. Gubernur Jawa Barat
Melalui Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
di Bandung
Bahwa berdasarkan Program Bantuan Pendidikan Menengah Universal Pada Jenjang Pendidikan Menengah, bersama ini kami mengajukan permohonan pencairan Dana BPMU berupa uang sebesar Rp ... ,- (...) dengan perhitungan ... siswa x Rp ..., Pencairan Tahap 1 / 2 *) sebesar Rp ... ,- (...) dengan rincian Rencana Penggunaan Biaya sebagaimana terlampir.
Sebagai bahan pertimbangan Bapak, bersama ini kami sampaikan persyaratan pencairan belanja hibah sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 82 Tahun 2014 tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pertanggungjawaban, Pelaporan Serta Monitoring Dan Evaluasi Hibah Dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah.
Demikian permohonan kami, atas perkenan dan bantuan Bapak diucapkan terima kasih.
Hormat kami, Pemohon,
...
Tembusan:
(KOP SEKOLAH)
PAKTA INTEGRITAS/SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB PERMOHONAN BELANJA HIBAH UANG
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : ...
Jabatan : Kepala ...
Bertindak untuk dan atas nama ... , Kab/Kota *) ...
Alamat : ... Nomor KTP : ...
Dengan ini, menyatakan dengan sebenarnya bahwa untuk memenuhi tujuan transparansi dan
akuntabilitas penggunaan dana belanja hibah Bantuan Pendidikan Menengah Universal:
1. Bertanggungjawab penuh baik formal maupun materiil atas penggunaan belanja hibah
yang diterima;
2. Akan menggunakan belanja hibah sesuai dengan rencana penggunaan pada proposal yang
telah disetujui;
3. Menyampaikan Laporan Penggunaan Dana Hibah;
4. Bersedia dlaudit secara independen sesuai peraturan perundang-undangan.
Demikian pemyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta tidak ada unsur paksaan dart pihak manapun.
..., ... 2016 Yang membuat pernyataan,
Materai Rp.6.000