• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Provinsi Jawa Barat I Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Provinsi Jawa Barat I Latar Belakang"

Copied!
165
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumberdaya yang ada, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/ daerah dalam jangka waktu tertentu. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah mengamanatkan bahwa perencanaan daerah dirumuskan secara transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan, dan berwawasan lingkungan.

Dokumen perencanaan daerah, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, meliputi dokumen perencanaan jangka panjang (20 tahun), perencanan jangka menengah (5 tahun), dan perencanaan tahunan. Dokumen perencanaan tersebut memiliki keterkaitan satu dengan yang lain. Keterkaitan tersebut adalah mutlak untuk menjamin kesinambungan pembangunan di daerah.

Masa bakti Gubernur/Wakil Gubernur periode 2008-2013 telah berakhir pada tahun 2013 dan selanjutnya Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih akan menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan kurun waktu 2013 – 2018 yang penetapannya paling lambat 6 (enam) bulan setelah pelantikan, sesuai dengan ketentuan Pasal 15 ayat (2) PP 8 tahun 2008. Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 dilakukan melalui berbagai tahapan analisis data dan informasi hasil pembangunan, serta penelaahan RPJPD Provinsi Jawa Barat.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 adalah menyusun dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode lima tahun, yang memuat visi – misi kepala daerah, arah kebijakan, strategi dan program pembangunan. Tujuannya adalah sebagai landasan untuk penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

(2)

1.3. Dasar Hukum Penyusunan

Dasar hukum penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013-2018 adalah :

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

(3)

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

16. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010 – 2014;

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 9 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 46);

(4)

19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 11 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 47);

20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 64);

21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029;

22. Peraturan Daerah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025;

23. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 79 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 79 Seri E).

1.4. Hubungan Antar Dokumen

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 memiliki keterkaitan dengan dokumen perencanaan pembangunan lainnya sebagai berikut :

1. RPJMD Tahun 2013 – 2018 berpedoman pada RPJPD 2005 – 2025 dan RPJMN Tahun 2010 – 2014, dan mempertimbangkan asas keberlanjutan dengan program-program pembangunan sebagaimana dimuat dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013.

2. RPJMD Tahun 2013 – 2018 mempertimbangkan arah pembangunan kewilayahan yang telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat (Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2010) dan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2007).

3. RPJMD Tahun 2013-2018 sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) OPD serta seluruh komponen pelaku pembangunan daerah dalam melaksanakan kegiatan pembangunan daerah secara berkesinambungan.

(5)

1.5. Sistematika Dokumen RPJMD

Sistematika penulisan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 terdiri dari 11 (sebelas) bab yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan

1.3 Dasar Hukum Penyusunan 1.4 Hubungan Antar Dokumen 1.5 Sistematika Dokumen RPJMD

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.1 Aspek Geografi dan Demografi 2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat 2.3 Aspek Pelayanan Umum

2.4 Aspek Daya saing Daerah

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

3.1 Kinerja Keuangan Tahun 2008 - 2013

3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Tahun 2008 - 2013

3.3 Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan Tahun 2013 - 2018 3.4 Kebijakan Non Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2013 - 2018

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

4.1 Permasalahan Pembangunan 4.2 Isu Strategis

Bab V Pernyataan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

5.1 Visi 5.2 Misi

5.3 Tujuan dan Sasaran

Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan

6.1 Strategi

6.2 Kebijakan Pembangunan 6.3 Kebijakan Kewilayahan

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah

7.1 Kebijakan Umum 2013-2018

(6)

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan.

8.1 Program Prioritas 8.2 Kebijakan Pendanaan

Bab IX Penetapan Indikator Kinerja Daerah

Bab X Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan Bab XI Penutup

(7)

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1. Kondisi Geografis Daerah

Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5˚50’ - 7˚50’ Lintang Selatan dan 104 ˚48’ - 108˚ 48’ Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah:

 Sebelah Utara, berbatasan dengan Laut Jawa dan DKI Jakarta ;  Sebelah Timur, berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah ;  Sebelah Selatan, berbatasan dengan Samudra Indonesia ;  Sebelah Barat, berbatasan dengan Provinsi Banten.

Selain itu, Provinsi Jawa Barat memiliki kondisi alam dengan struktur geologi yang kompleks dengan wilayah pegunungan berada di bagian tengah dan selatan serta dataran rendah di wilayah utara. Memiliki beberapa taman nasional, cagar alam, kawasan hutan lindung dan hutan produksi yang proporsinya mencapai 21% dari luas Jawa Barat. Curah hujan berkisar antara 2000-4000 mm/th dan termasuk wilayah dengan tingkat intensitas hujan tinggi, memiliki 40 Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan debit air permukaan 81 milyar m3/tahun dan air tanah 150 juta m3/th.

Secara administratif pemerintahan, wilayah Jawa Barat terbagi ke dalam 27 kabupaten/kota, meliputi 18 kabupaten yaitu Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bandung Barat dan 9 kota yaitu Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Cimahi, Kota Tasikmalaya, Kota Banjar yang terdiri dari625 kecamatan,638kelurahan, dan5.316desa.

2.1.2. Demografi

Jumlah penduduk Jawa Barat menurut BPS Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 mencapai 44.548.431 jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak 22.609.621 jiwa dan

(8)

total penduduk Indonesia dengan laju pertumbuhan penduduk pada Tahun 2012 sebesar 1,66%. Dibandingkan dengan Tahun 2007 (sebagai tahun dasar perhitungan/baseline), jumlah penduduk Jawa Barat bertambah 3.064.702 jiwa atau tumbuh 7,39%.

Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Jawa Barat pada periode 2007-2011 berfluktuasi dari 1,83% pada Tahun 2007 turun menjadi 1,71% pada Tahun 2008, kemudian meningkat menjadi 1,90% pada Tahun 2009, menurun lagi pada Tahun 2010 menjadi 1,89% kemudian meningkat lagi pada Tahun 2011 menjadi 1,90% dan pada Tahun 2012 menurun lagi menjadi 1,66% sebagaimana pada Gambar 2.1

Gambar 2.1

Perkembangan Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Barat Tahun 2007-2012

Sumber: BPS Jawa Barat, 2007-2012

Secara demografis, komposisi penduduk Jawa Barat berdasarkan kelompok umur menurut sensus penduduk (SP) Tahun 2010, kelompok umur 0-14 tahun sebesar 29.27%, kelompok umur 15 – 59 tahun sebesar 63,69%, dan kelompok umur 60 tahun keatas (kelompok masyarakat lanjut usia berdasarkan Undang-undang 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, Bab I, Pasal 1 Poin 21) sebesar 7,04%. Berdasarkan sebaran penduduk kabupaten/kota menurut Sensus Penduduk 2010 jumlah penduduk tertinggi di Kabupaten Bogor sebesar 4.771.932 jiwa, disusul oleh Kabupaten Bandung sebesar 3.178.543 jiwa dan Kabupaten Bekasi sebesar 2.630.401 jiwa. Jumlah penduduk terendah di Kota Banjar sebesar 175.157 jiwa. Uraian jumlah penduduk tiap kabupaten/kota dapat dilihat pada Tabel 2.1.

1,83 1,71 1,90 1,89 1,90 1,66 1,29 1,44 1,35 1,58 1,2 1,19 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2007 2008 2009 2010 2011 2012

(9)

Tabel 2.1

Distribusi Penduduk Jawa Barat Berdasarkan Kabupaten/Kota

No Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Total

1 Kabupaten Bogor 2,452,562 2,319,370 4,771,932 2 Kabupaten Bandung 1,620,274 1,558,269 3,178,543 3 Kabupaten Bekasi 1,347,223 1,283,178 2,630,401 4 Kabupaten Garut 1,217,768 1,186,353 2,404,121 5 Kabupaten Sukabumi 1,193,342 1,148,067 2,341,409 6 Kabupaten Cianjur 1,123,091 1,048,190 2,171,281 7 Kabupaten Karawang 1,096,892 1,030,899 2,127,791 8 Kabupaten Cirebon 1,059,463 1,007,733 2,067,196 9 Kabupaten Tasikmalaya 834,996 840,679 1,675,675 10 Kabupaten Indramayu 856,640 807,097 1,663,737 11 Kabupaten Ciamis 758,889 773,615 1,532,504 12 Kabupaten Bandung Barat 770,702 739,582 1,510,284 13 Kabupaten Subang 739,925 725,232 1,465,157 14 Kabupaten Majalengka 582,892 583,581 1,166,473 15 Kabupaten Sumedang 547,797 545,805 1,093,602 16 Kabupaten Kuningan 520,632 514,957 1,035,589 17 Kabupaten Purwakarta 436,082 416,439 852,521 18 Kota Bandung 1,215,348 1,179,525 2,394,873 19 Kota Bekasi 1,183,620 1,151,251 2,334,871 20 Kota Depok 880,816 857,754 1,738,570 21 Kota Bogor 484,791 465,543 950,334 22 Kota Tasikmalaya 321,460 314,004 635,464 23 Kota Cimahi 274,124 267,053 541,177 24 Kota Sukabumi 152,080 146,601 298,681 25 Kota Cirebon 148,600 147,789 296,389 26 Kota Banjar 87,031 88,126 175,157 Total 21,907,040 21,146,692 43,053,732

Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat , Survey Penduduk 2010. Tabel 2.2

Penduduk Jawa Barat yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2011

Lapangan Usaha

2008 2009 2010 2011

Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah

Pertanian 3.792.677 3.964.243 3.964.243 3.675.713 Industri 695,261 3.389.287 3.389.287 3.571.915 Perdagangan 2.370.356 4.206.889 4.206.889 4.554.503 Jasa-jasa 543,313 2.657.172 2.657.172 2.699.014 Lainnya 1.766.475 2.724.853 2.724.853 2.953.636

(10)

Gambaran penduduk Jawa Barat berdasarkan lapangan usaha dapat dilihat pada Tabel 2.2. Pada Tahun 2011 penduduk Jawa Barat secara berturut-turut paling banyak bekerja pada lapangan usaha perdagangan yaitu sebesar 4.554.503 orang (26,09%), pertanian sebesar 3.675.713 orang, industri sebesar 3.571.915 orang (21,06%), jasa-jasa sebesar 2.699.014 orang (15,46%), dan lapangan usaha lainnya sebesar 2.953.636 orang (16,92%).

2.1.3. Potensi pengembangan wilayah

Setiap kabupaten/kota memiliki industri unggulan spesifik. Sebaran sektor industri unggulan di Jawa Barat dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2

Peta Industri Unggulan Kabupaten/Kota di Jawa Barat Kab.Bekasi : 1.Pakaian jadi 2.Boneka 3.Komponen Kota Bekasi : 1. Pakaian jadi. 2. Keraj.Kayu 3. Perhiasan Kab.Karawang : 1 .Mesin & Komponen 2. Pakaian jadi. 3. Mak. Olahan Kota Depok : 1. Pakaian jadi. 2. Ind. Telematika 3. Mak. Olahan Kab.Bogor : 1. Tekstil & Produk Tekstil 2. Ind. Tas 3. Alas Kaki 4. Mak. Olahan Kab.Sukabumi : 1. Batu Aji. 2. Keraj. Kayu. 3. Komponen & MEsin 4. Bola Sepak 5. Mak. Olahan Kota Bogor : 1. Pakaian jadi. 2. Bordir 3.Ind. Tas 4. Keramik 5. Mak. Olahan Kab. Cianjur : 1. Furniture kayu 2. Kerajinan logam 3. Komponen Logam 4. Sutera. 5. Mak. Olahan Kota Bandung : 1. Tekstil & Produk Tekstil 2. Alas kaki. 3. Elektronika 4. Rajut 5. Ind. Telematika 6. Komponen 7. Mak. Olahan Kota Sukabumi : 1. Keraj. Kayu. 2. Mak. Olahan Kab.Subang : 1. Keraj.Kayu 2. Komponen Kab.Purwakarta: 1. Keramik 2. Mak. Olahan Kota Tasikmalaya : 1. Bordir. 2.Keraj.Pandan& Mendong 3. Kelom geulis 4. Batik 5. Mak. Olahan Kab.Tasikmalaya : 1. Bordir. 2. Keraj.Pandan & Mendong 3. Kelom Geulis. 4. Mak. Olahan Kab.Ciamis : 1. Ijuk.

2. Furniture Kayu Kelapa 3. Mak. Olahan 4. Batik Kab.Majalengka : 1. Bola Sepak 2. Bata,Genteng 3. Kerajinan Rotan 4. Batu Alam Kab.Kuningan : 1. Kerjajinan Rotan 2. Minyak Atsiri. 3. Mak. Olahan Kab.Indramayu: 1.Batik 2.Kerajinan Rotan 3. Mak. Olahan Kab.Cirebon : 1. Furniture Rotan 2. Batik 3. Batu Alam 4. Mak. Olahan Kota Cirebon : 1. Furniture Rotan 2. Kaca Patri 3. Kerajinan Rotan Kota Cimahi : 1. Pakaian jadi 2. Ind. Telematika. 3. Mak. Olahan Kab. Garut : 1. Kulit & Produk Kulit 2. Batik. 3. Sutera. 4. Minyak Atsiri 5. Mak. Olahan Kab.Bandung :

1. Tekstil & Produk Tekstil 2. Alaskaki 3. Komponen. 4. Boneka 5. Mak. Olahan Kota Banjar : 1. Meubel Akar Kayu Kab.Sumedang : 1. Kerajinan Kayu 2. Furniture Kayu 3. Mak. Olahan

Sumber: Disperindag Jawa Barat, 2012

Dalam bidang pertanian, sebaran sentra-sentra komoditi tanaman pangan dan hortikultura tersebar di seluruh Jawa Barat. Peta sebaran disajikan pada Gambar 2.3.

(11)

Gambar 2.3

Peta Sentra Komoditi Tanaman Pangan dan Hortikultura

Kab. Karawang Kota Bandung Kab. Ciamis Kab. Tasikmalaya Kab. Cirebon Kab.Bogor Kab. Sukabumi Kab. Cianjur Kab. Bandung Kab. Garut Kab. Kuningan Kab. Majalengka Kab. Sumedang Kab. Indramayu Kab. Subang Kab. Purwakarta Kab. Bekasi Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar BKPP WIL.B O G O R

1. Tekstil & Produk Tekstil 2. Alas Kaki 3. Furniture 4. Karet & Produk Karet 5. Makanan Olahan 6. Kerajinan 7. Alat Kesehatan BKPP WIL.PURWAKARTA 1. Tekstil & Produk

Tekstil 2. Elektronik 3. Alas Kaki 4. Kertas & Produk

Kertas 5. Otomotif &

Komponennya 6. Kerajinan 7. Pulp & Kertas

BKPP WIL. CIREBON 1. Furniture Rotan 2. Batik 3. Gentteng 4. Makanan Olahan 5. Kerajinan BKPP WILL.PRIANGAN 1.Tekstil & Produk Tekstil 2.Teh & Kopi 3.Furniture 4.Karet & Produk Karet 5.Produk Coklat 6. Makanan Olahan 7. Kerajinan 8. Komponen 9. Obat - obatan

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 – 2029, ditetapkan 6 (enam) Wilayah Pengembangan (WP), yaitu WP Bodebekpunjur, WP Purwasuka, WP Ciayumajakuning, WP Priangan Timur dan Pangandaran, dan WP Sukabumi dan sekitarnya, serta WP Kawasan Khusus (KK) Cekungan Bandung.Potensi masing -masing wilayah tersebut adalah :

1. WP Bodebekpunjur, yang mencakup wilayah Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Bogor dan sebagian Kabupaten Cianjur (Kecamatan Cugenang, Kecamatan Pacet, Kecamatan Sukaresmi dan Kecamatan Cipanas) memiliki potensi untuk dikembangkan dalam sektor pariwisata, industri manufaktur, perikanan, perdagangan, jasa, pertambangan, agribisnis dan agrowisata;

2. WP Purwasuka, yang meliputi daerah Kabupaten Subang, Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Karawang, memiliki potensi pengembangan pada sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan, bisnis kelautan, industri pengolahan, pariwisata, dan pertambangan;

3. WP Ciayumajakuning, yang mencakup Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu dan Kota Cirebon, merupakan wilayah yang potensial untuk dikembangkan dalam sektor agribisnis,

(12)

4. WP Priatim – Pangandaran, yang mencakup Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Tasikmalaya dan Kota Banjar, memiliki potensi pengembangan dalam sektor pertanian, perkebunan, perikanan tangkap, pariwisata, industri pengolahan, pertambangan mineral;

5. WP Sukabumi, wilayahnya mencakup Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi dan Kabupaten Cianjur. Wilayah ini memiliki potensi untuk dikembangkan dalam sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan tangkap, pariwisata, industri pengolahan, bisnis kelautan, dan pertambangan mineral.

6. WP Cekungan Bandung, yang meliputi Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kota Bandung dan sebagian Kabupaten Sumedang (Kecamatan Jatinangor, Kecamatan Tanjungsari, Kecamatan Cimanggung, Kecamatan Sukasari dan Kecamatan Pamulihan).Wilayah ini memiliki potensi pengembangan pada sektor pertanian hortikultura, industri non-polutif, industri kreatif, perdagangan dan jasa, pariwisata dan perkebunan.

Pembangunan perekonomian berdasarkan potensi unggulan dan inovasi ekonomi daerah, tersebar di Jawa Barat sebagaimana gambar 2.1.

Gambar 2.4

Potensi Unggulan dan Inovasi Ekonomi Daerah

PKN Cirebon PKN Cekungan Bandung PKN BODEBEK KARPUR PKNp Pelabuhan Ratu PKNp Pangandaran Pusat Industri kreatif (Bandung) Pusat Beras Pandan

Wangi (Cianjur)

Pusat Benih Ikan Air Tawar (Sukabumi) Pusat Pengembangan Wisata (Bogor,dan Puncak) Pusat Perikanan Budidaya (Purwakarta,Subang) Pusat Agribisnis (Pantura)

KEK Industri (Bekasi)

Pusat Batik (Cirebon)

Pusat Unggas (Ciamis)

Pusat Industri Kreatif (Tasikmalaya)

Pengembangan Taman Hutan Raya (Ciremai)

(13)

2.1.4. Wilayah Rawan Bencana

Beberapa daerah di Jawa Barat yang merupakan daerah rawan banjir, tanah longsor, gempa bumi dan lain-lain adalah :

a) Gempa Bumi dan Tsunami

Tatanan geologi dan tektonik di Jawa Barat membentuk jalur gempa dengan ribuan titik pusat gempa yang berpotansi menjadi ancaman. Tercatat 8 kabupaten/kota yang rawan gempa bumi dan tsunami yaitu Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bandung dan Kota Sukabumi.

b) Gunung Berapi

Terdapat 6 gunung berapi aktif dan berpotensi ancaman bencana, yaitu Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Papandayan, Gunung Ciremai, Gunung Gede Pangrango, Gunung Guntur, dan Gunung Salak.

c) Angin Topan dan Badai

Tercatat 6 Kabupaten/Kota yang rawan angin topan dan badai, yaitu Kabupaten Indramayu, Kota Cirebon, Kabupaten Bandung, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Sukabumi dan Kota Bogor.

d) Banjir

Tercatat 10 kabupaten/kota yang merupakan daerah rawan banjir yaitu Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Subang, Kabupaten Garut, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi dan Kota Depok.

e) Longsor

Tercatat 13 kabupaten/kota yang merupakan daerah rawan longsor, yaitu Kabupaten Bandung, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Garut, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat dan Kota Depok.

f) Kekeringan

(14)

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.2.1 Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Kondisi perekonomian makro Jawa Barat mengalami pertumbuhan pada kurun waktu tahun 2008-2012 seperti disajikan pada tabel 2.1 dibawah ini.

Tabel 2.3.

LPE dan Inflasi Jawa Barat Tahun 2008-2011 Uraian Tahun 2007 Baseline 2008 2009 2010 2011 2012 Laju Pertumbuhan Ekonomi 6,48 6,21 4,29 6,09 6,48 6,21 Inflasi 5,10 11,11 3,09 6,46 3,10 3,86

Sumber : BPS Jawa Barat 2012;

Keterangan : *) angka perkiraan BPS Provinsi Jawa Barat Gambar 2.5

Perbandingan LPE Jawa Barat dengan Nasional Tahun 2008 - 2012

Sumber: BPS Jawa Barat, BPS RI, RPJMD 2008 – 2012

Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) berdasarkan publikasi BPS 2007-2012 selama kurun lima tahun, rata-rata sebesar 5,86% dengan capaian tertinggi pada Tahun 2011 sebesar 6,48%. Rata-rata inflasi selama kurun waktu 2007-2012 sebesar 5,45% dengan capaian terendahnya adalah 3,09% pada Tahun 2009 dan inflasi tertinggi adalah 11,11% pada Tahun 2008. Pencapaian LPE yang tinggi diikuti oleh terkendalinya inflasi

6,21% 4,29% 6,09% 6,48% 6,21% 6% 4,60% 6,10% 6,50% 6,23% 4,00% 4,25% 4,50% 4,75% 5,00% 5,25% 5,50% 5,75% 6,00% 6,25% 6,50% 6,75% 2008 2009 2010 2011 2012 Realisasi Jabar Realisasi Nasional

(15)

yang mencapai angka di bawah dua digit, kecuali Tahun 2008 karena imbas kebijakan pengurangan subsidi BBM. Kinerja inflasi selama periode 2008-2012 yang terus membaik bahkan di bawah 5% untuk Tahun 2011 dan 2012 dibandingkan dengan Tahun 2003-2007 yang di atas 5%. Pada Tahun 2012 inflasi di Jawa Barat termasuk kategori baik hanya mencapai 3,86%, hal ini tidak lepas dari peran kolaborasi otoritas moneter dengan pemerintah daerah melalui forum pengendalian inflasi daerah. Kinerja inflasi yang baik secara langsung berdampak pada besaran daya beli masyarakat

Perkembangan kinerja LPE bervariasi dari tahun ke tahun seiring dengan dinamika perekonomian nasional dan global. Ekonomi Jawa Barat sama halnya dengan ekonomi nasional bercirikan domestic-demand led growth, dimana dominasi utama berasal dari konsumsi rumah tangga. Permintaan domestik menjadi kekuatan ekonomi Jawa Barat untuk tumbuh dan membentuk resistensi terhadap gejolak eksternal. Proses penyesuaian LPE Jawa Barat kearah pertumbuhan diatas 6% berlangsung dalam jangka waktu pendek dimana pada Tahun 2010 pertumbuhan melonjak sesuai kapasitasnya mencapai 6,09%, bahkan pada Tahun 2011 kembali normal seperti pencapaian Tahun 2007 yakni 6,48%. Namun pada Tahun 2012 melambat menjadi 6,21%. Perlambatan ini tidak lepas karena kinerja sektor pertanian yang mengalami kontraksi atau pertumbuhan negatif sebesar 0,7%.

Tabel 2.4

Struktur Ekonomi Jawa Barat Tahun 2011-2012 (ADHB, Persentase)

Lapangan Usaha 2011 2012

PRIMER 26,55 26,22

1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan,

Kehutanan dan Perikanan 14,70 14,44

2. Peretambangan dan Pengalian 11,85 11,78

SEKUNDER 35,26 35,18

3. Industri Pengolahan 24,33 23,94

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,77 0,79

5. Bangunan/Konstruksi 10,16 10,45

TERSIER 38,19 38,60

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 13,80 13,90

7. Pengangkutan dan Komunikasi 6,62 6,66

8. Keuangan, Persewaaan dan Jasa

Perusahaan 7,21 7,26

(16)

Tabel 2.5

Distribusi dan Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Jawa Barat Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Penggunaan Tahun 2011-2012 No PenggunaanKomponen

PDRB

Distribusi Laju

Pertumbuhan

2011 2012

1. Konsumsi Rumah Tangga 54,61 54,56 -0,05

2. Konsumsi Pemerintah 9,01 8,89 -0,12

3. Pembentukan Modal

Tetap Bruto 31,97 33,16 1,19

4. a. Perubahan Inventori 0,95 2,16 1,21

b. Diskrepansi Statistik 2,06 2,79 0,73 5. Ekspor Barang dan Jasa 26,35 24,26 -2,09 6. Dikurangi: Impor Barang

dan Jasa 24,94 25,81 0,87

Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat

Kapasitas domestik regional Jawa Barat dalam produksi barang dan jasa tercermin dalam besaran PDRB ternyata cukup besar, melebihi pertumbuhan penduduk, sehingga PDRB per kapita berdasarkan harga berlaku mengalami peningkatan yang signifikan dari Rp 12,89 juta lebih pada Tahun 2007 menjadi Rp 21,25 juta pada Tahun 2012 atau meningkat sebesar 65 %. Gambaran struktur ekonomi Jawa Barat dan distribusi serta laju pertumbuhan PDRB dapat dilihat pada Tabel 2.4 dan Tabel 2.5.

Berdasarkkan sisi produksi, kapasitas sektor tersier semakin besar terkait dengan keunggulan Jawa Barat sebagai pusat kuliner dan fashion yang menarik bagi turis domestik maupun asing untuk mengunjungi Jawa Barat terutama Kota Bandung dan sekitarnya. Sektor Perdagangan Hotel dan Restoran (PHR) tumbuh tinggi menembus dua digit selama dua tahun berturut-turut, yakni 10,12% pada Tahun 2009 dan 11,77% pada Tahun 2010. Tahun 2011 sektor ini tumbuh melambat yakni 8,11% mendekati pertumbuhan pada Tahun 2007 mencapai 8,03%, kemudian melonjak lagi pada Tahun 2012 mencapai 11,55%. Demikian halnya sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh di atas dua digit untuk tiga tahun terakhir, yakni 16,23% Tahun 2010, 14,93% Tahun 2011 dan 12% Tahun 2012. Selain itu, sektor industri pengolahan yang merupakan sektor dominan PDRB Jawa Barat kembali tumbuh tinggi setelah mengalami pertumbuhan negatif 1,74% pada Tahun 2009 menjadi 6,21% Tahun 2011. Namun Tahun 2012 melambat menjadi 3,94% seiring dengan melambatnya pertumbuhan ekspor Jawa Barat menjadi 5,52% dibandingkan Tahun 2011 yang

(17)

mencapai 6,51%. Krisis ekonomi yang masih terjadi di sejumlah negara tujuan ekspor Indonesia mengakibatkan turunnya permintaan terhadap ekspor Jawa Barat.

Pertumbuhan sektor pertanian pada Tahun 2009 sebesar 12,34%, namun pada Tahun 2010 dan 2011 terus menurun bahkan negatif pada Tahun 2011 sebesar -0,09% dan berlanjut pada Tahun 2012 sebesar - 0,7%. Iklim yang tidak menentu merupakan faktor determinan utama melemahnya kinerja sektor pertanian. Sekalipun pertumbuhan sektor pertanian menurun di Tahun 2010 dan negatif di Tahun 2011 dan 2012, tetapi berpotensi tumbuh kembali karena besarnya peluang pengembangan agribisnis di Jawa Barat. Sementara dari sisi konsumsi rumah tangga masih tetap mendominasi PDRB Jawa Barat, yakni sebesar 58,64% Tahun 2012. Hal ini seiring dengan terus bertambahnya jumlah penduduk Jawa Barat dan meningkatnya daya beli masyarakat.

2.2.2 Kesejahteraan Sosial

Pembangunan daerah bidang kesejahteraan sosial berkaitan dengan kualitas manusia dan masyarakat Jawa Barat. yang tercermin pada pendidikan, kesehatan, tingkat kemiskinan, kepemilikan tanah, kesempatan kerja, dan tingkat kriminalitas. Capaian Bidang Pendidikan untuk indikator Angka Melek Huruf (AMH) pada Tahun 2012 sebesar 96,97%, pada Tahun 2008 sebesar 95,53% (LKPJ 2008), sedangkan Tahun 2007 sebagai tahun dasar perhitungan/baseline adalah sebesar 95,32% (LKPJ 2007). Dengan demikian terjadi peningkatan capaian AMH Tahun 2012 terhadap Tahun 2007 sebesar 1,65%. Capaian Rata-rata Lama Sekolah (RLS) pada Tahun 2012 sebesar 8,15 tahun (angka perkiraan BPS Jawa Barat, 6 Maret 2013), Tahun 2008 sebesar 7,50 tahun (LKPJ 2008), sedangkan capaian RLS Tahun 2007 sebesar 7,50 tahun (LKPJ 2007). Dengan demikian capaian RLS Tahun 2012 terhadap Tahun 2007 terjadi peningkatan sebesar 0,65 tahun

Peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan pengembangan pelayanan kesehatan berbasis masyarakat terus dilakukan. Indikator AHH Pada Tahun 2012 sebesar 68,60 tahun, pada Tahun 2008 sebesar 67,8 tahun (LKPJ 2008), sedangkan capaian Tahun 2007 sebagai tahun dasar perhitungan/baseline adalah sebesar 67,60 tahun (LKPJ 2007).

(18)

Tabel 2.6

Capaian IPM Jawa Barat tahun 2007-2012

Uraian Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

IPM 70,71 71,12 71,64 72,08 72,82 73,19*)

a) Indeks Pendidikan 80,21 80,35 81,14 81,67 82,55 82,75*)

- RLS (Tahun) 7,50 7,50 7,72 7,95 8,20 8,15*)

- Angka Melek Huruf (%) 95,32 95,53 95,98 96,00 96,48 96,97*) b) Indeks Kesehatan 71,00 71,33 71,67 72,00 72,34 72,67*) - Angka Harapan Hidup 67,60 67,80 68,00 68,20 68,40 68,60*) c) Indeks Daya beli 60,93 61,66 62,10 62,57 63,57 64,17*)

- Purchasing Power

Parity/PPP (Rp.000) 623,64 626,81 628,71 630,77 635,10

637,67*)

Perkembangan penduduk miskin di Jawa Barat pada tahun 2012 adalah sebesar 9,89%, pada Tahun 2008 sebesar 13,01%, sedangkan pada Tahun 2007 sebesar 13,55%. Persentase jumlah penduduk miskin Jawa Barat pada tahun 2012 terhadap Tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 3,66%.

LPE tinggi berdampak positif pada tingkat pengangguran terbuka yang semakin menurun. Pada Agustus 2012 tingkat pengangguran terbuka di Jawa Barat sebesar 9,08%, lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, namun masih relatif tinggi dibandingkan nasional yang mencapai 6,14%. Fakta tingkat pengangguran yang masih lebih tinggi dari nasional dan daya beli yang masih rendah menyangkut kondisi kinerja perekonomian yang begitu kompleks. Fakta demikian tidak mungkin diselesaikan hanya mengandalkan instrumen kebijakan fiskal daerah, namun juga tergantung pada instrumen kebijakan moneter yang lebih memadai, kondisi kinerja dunia usaha dan perekonomian nasional serta global.

2.2.3. Seni Budaya dan Olah Raga

Perkembangan seni dan budaya di Jawa Barat sudah mengalami kemajuan yang ditandai dengan meningkatnya pemahaman terhadap nilai budaya dan penggunaan bahasa daerah Sunda, Cirebon, Dermayu dan Melayu Betawi sebagai bahasa ibu masya-rakat Jawa Barat. Namun demikan, upaya peningkatan jati diri masyamasya-rakat Jawa Barat seperti halnya solidaritas sosial, kekeluargaan, penghargaan terhadap nilai budaya dan

(19)

bahasa masih perlu terus ditingkatkan. Budaya berperilaku positif seperti kerja keras, gotong royong, kebersamaan dan kemandirian dirasakan makin memudar. Hal ini menunjukkan perlunya mengembalikan dan menggali kearifan lokal dalam kehidupan masyarakat.

2.3 Aspek Pelayanan Umum

Pada aspek pendidikan, kondisi lembaga penyelenggaran pendidikan baik negeri maupun swasta dan jumlah siswa pada setiap jenjang pendidikan dasar hingga menengah, berdasarkan data tahun pengajaran 2011/2012 se-Jawa Barat, disajikan pada Tabel 2.7. Jumlah lembaga TK terbanyak di Kabupaten Bogor dengan jumlah siswa terbanyak di Kabupaten Bandung. Jumlah lembaga dan siswa SD tertinggi di Kabupaten Bogor. Kabupaten Garut menduduki kabupaten dengan jumlah lembaga SMP terbanyak sedangkan jumlah siswa SMP tertinggi terdapat di Kabupaten Bogor. Jumlah lembaga SMA terbanyak di Kabupaten Bogor sedangkan jumlah siswa tertinggi di Kabupaten Garut.

Tabel 2.7

Jumlah Sekolah dan Siswa Negeri/Swasta Se-Jawa Barat Tahun Pelajaran 2011/2012

Jenjang Uraian Sekolah Total Terbanyak di

Negeri % Swasta %

TK/RA/PAUD Lembaga 180 0,98% 18.160 99,02% 18.340 Kab. Bogor

Siswa 10.584 0,60% 1.753.193 99,40% 1.763.777 Kab. Bandung

SD/MI Lembaga 19.524 80,73% 4.660 19,27% 24.184 Kab. Bogor

Siswa 4.585.271 86,31% 727.483 13,69% 5.312.754 Kab. Bogor

SMP/MTS Lembaga 1.795 31,45% 3.913 68,55% 5.708 Kab. Garut

Siswa 1.092.886 56,73% 833.636 43,27% 1.926.522 Kab. Bogor

SMA/MA/SMK Lembaga 758 20,07% 3.018 79,93% 3.776 Kab. Bogor

Siswa 519.533 35,11 % 960.044 64,89 % 1.479.577 Kab. Garut

Total Lembaga 22.257 42,80% 29.751 57,20% 52.008

Siswa 5.689.260 57,10% 4.274.356 42,90% 9.963.616

Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Beberapa Indikator aspek pelayanan umum lainnya provinsi Jawa Barat dapat disajikan pada tabel 2.8 berikut:

(20)

Tabel 2.8

Indikator Aspek Pelayanan UmumTahun 2008 - 2011

No Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Pendidikan

1 Angka Partisipasi Sekolah Murni (APS) SD Sederajat

94,17 98,24 98,22 98,29 96,88 96,9 7 2 Angka Partisipasi Sekolah

Murni (APS) SMP Sederajat

67,27 68,16 70,63 71,36 72,04 74,12

3 Rasio Anak Terhadap Jumlah Sekolah (Jenjang SD dan SMP)

344,53 330,36 342

4 Rasio Anak Terhadap Jumlah Guru (Jenjang SD dan SMP)

27,81 26,67 77,53

Kesehatan

1 Rasio Rumah Sakit terhadap Penduduk (Satuan : per 100.000 penduduk)

0,47 0,50 0,57 0,47

2 Rasio Dokter umum terhadap Penduduk (Satuan : per 100.000 penduduk)

3,72 4,04 4,19 3,72

Lingkungan Hidup

1 Cakupan pelayanan Air Limbah 50% 51% 51% 52% 63,21% 63,21% 2 Cakupan pelayanan

persampahan

52%

53% 54% 56% 61,8% 63,53%

Pekerjaan Umum

1 Rasio Irigasi kondisi baik

terhadap seluruh irigasi 58,69% 60,76% 61,72% 63,67% 64,52% 2 Kemantapan Jalan 87,31% 88,16% 89,5% 92,08% 95,02% 97,05% Perumahan

1 Rasio Jumlah keluarga Berumah tidak Layak Huni Terhadap seluruh jumlah Keluarga

1,12 % 2,41 %

2 Cakupan Pelayanan air bersih

perkotaan 28% 29% 30% 35,05% 49,66% 51,76%

3 Ratio elektrifikasi rumah tangga

60,41%

62,71% 65,21% 69,89% 71,71% 73,55% 4 Ratio elktrifikasi pedesaan 99,59% 99,8% 100% 100% 100% 100% Koperasi dan usaha kecil menengah

1 Kontribusi Penyerapan tenaga kerja Terhadap Jumlah Angkatan Kerja

65,72% 71,35% 73,92%

Ketahanan pangan

1 Rasio Jumlah Penduduk Terhadap Produksi Padi (orang/ton/Tahun)

0,24 0,27 0,27 0,25

(21)

No Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Jumlah Agkutan Umum (Bus Besar, Sedang, Kecil, MPU)

40.290 unit 40.290 unit 40.290 unit Sosial 1 Jumlah PMKS 250.255 jiwa 211.560 jiwa 309.388 jiwa

2 Jumlah Panti Sosial 725

buah

725 buah

859 buah

Sumber: Pusat Data Dan Informasi Bappeda Provinsi Jawa Barat, BPS, dan LKPJ Tahun 2011 Diolah 2.4. Aspek Daya Saing Daerah

Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan dengan provinsi dan kabupaten/kota lainnya yang berdekatan, nasional atau internasional. Kondisi daya saing Jawa Barat dapat digambarkan pada beberapa aspek sebagai berikut :

2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah a. Pendapatan Regional

PDRB atas dasar harga berlaku Provinsi Jawa Barat pada tahun 2011 sebesar 861.006.348 juta rupiah atau meningkat sebesar 89.412.487 juta rupiah dibanding tahun 2010. PDRB tanpa migas tahun 2011 meningkat sebesar 85.495.872 juta rupiah menjadi 824.086.278 juta rupiah dibandingkan tahun 2010. Sedangkan atas dasar harga konstan sebesar 343.111.243 juta rupiah dan tanpa migas sebesar 334.457.113 juta rupiah. Kontribusi nilai tertinggi PDRB Provinsi Jawa Barat pada tahun 2011 dicapai oleh sektor Industri Pengolahan yaitu sebesar 37,16 persen, disusul oleh sektor Perdagangan Hotel dan Restoran serta sektor Pertanian; masing-masing sebesar 22,58 persen, 11,98 persen. Sedangkan kontribusi terkecil diberikan oleh sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih sebesar 2,55. Sedangkan sektor pembentuk PDRB yang memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 14,93 persen, disusul kemudian oleh sektor Bangunan/Konstruksi sebesar 14,16, dan Keuangan, Real Estate dan Jasa Keuangan 13,45 persen (PDRB per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2011.

(22)

b. Nilai tukar petani

Nilai Tukar Petani (NTP) mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam memproduksi, NTP dapat dipakai sebagai salah satu indikator dalam menilai tingkat kesejahteraan petani. NTP merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (indeks harga produsen atas hasil pertanian) dengan indeks harga yang dibayar petani (indeks harga kebutuhan untuk rumah tangga petani maupun untuk proses roduksi pertanian) yang dinyatakan dalam persentase. Jika Niai NTP>100 maka pendapatan petani lebih besar daripada pengeluarannya (tingkat kesejahteraan petani meningkat dibanding perode sebelumnya). Sebaliknya Jika Niai NTP<100 maka tingkat kesejahteraan petani mengalami penurunan.

Tabel 2.9

Perkembangan Rata-rata Indeks Harga diterima, Indeks Harga dibayar, dan Nilai Tukar Petani Jawa Barat tahun 2008-2012

Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

Indeks Harga diterima Petani 108,97 119,17 129,77 144,18 156,01 Indeks Harga dibayar Petani 112,72 122,58 130,67 137,42 143,20 Nilai Tukar Petani 96,14 97,21 99,29 104,90 108,93

Sumber: BPS Jawa Barat, Statistik Nilai Tukar Petani Jawa Barat Tahun 2008-2013

Berdasarkan data pada Tabel di atas, maka Nilai Tukar Petani Jawa Barat dari tahun 2008 hingga tahun 20012 cenderung meningkat, tingkat kesejahteraan petani cenderung meningkat.

2.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

Jawa Barat memiliki jalan yang cukup panjang meliputi jalan nasional sepanjang 1.140,69 Km, jalan provinsi 2.199,18 Km, jalan kabupaten/kota 14.520,18 Km. Disamping jalan berstatus, terdapat ruas-ruas jalan yang belum memiliki status, yang juga memiliki peranan yang cukup tinggi dalam mobilisasi barang maupun orang. Selain itu, Jawa Barat juga memiliki beberapa jalur jalan kereta api. Dalam lalu lintas laut, Jawa Barat memiliki beberapa pelabuhan yaitu :

1) Pelabuhan regional Muara Gembong, di Kabupaten Bekasi 2) Pelabuhan regional Pangandaran

(23)

3) Pelabuhan Internasional Cirebon

4) Pelabuhan Regional Khusus Kejawanan Kabupaten Cirebon 5) Pelabuhan Regional Indramayu

6) Pelabuhan Nasional Pamanukan, Kabupaten Subang

7) Pelabuhan Regional Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi

8) Pelabuhan Khusus Pertamina untuk BBM dan PLTG di Kabuoaten Indramayu 9) Pelabuhan khusus milik PT PLN, di Kabupaten Bekasi

10) Pelabuhan khusus milik PT Pupuk Kujang, di Kabupaten Subang 11) Pelabuhan Perikanan samudera di Kabupaten Sukabumi

Dalam lalu lintas udara, Jawa Barat memiliki beberapa bandara yaitu: 1) Bandara Husein Sastranegara, Bandung

2) Bandara Nusa Wiru, Pangandaran

3) Bandara Panggung/Cakrabuana, Cirebon.

Pada aspek sumberdaya alam dan energi, provinsi Jawa Barat memiliki paling sedikit 21 jenis komoditi tambang, meliputi andesit, batu gamping, bentonit, marmer, pasir, emas, dan lain-lain. Pada tahun 2010 diperkirakan potensi 21 jenis komoditi tambang tersebut mencapai 19.260.779.429,05 ton yang tersebar di kabupaten/kota se Jawa Barat. Apabila dilihat menurut jumlah potensi terbesarnya adalah bahan galian batu andesit sebesar 52,7 persen, kemudian bentonit sebesar 12,4 persen dan kemudian trass sebesar 12,1 persen. Jumlah titik pengambilan air tanah di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2010 berjumlah 7.608 titik, dengan volume air mencapai 182.257.138m3.

2.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi

Perkembangan realisasi investasi berdasarkan Izin Usaha Tetap (IUT) yang diterbitkan pada tahun 2011 mengalami peningkatan, baik melalui penanaman modal asing (PMA) maupun melalui penanaman modal dalam negeri (PMDN). Pada tahun 2011, jumlah proyek meningkat sebesar 4,92 persen atau menjadi 767 kegiatan tahun 2011 dari 731 kegiatan pada tahun 2010. NIlai investasi meningkat sebesar 4,61 persen atau dari 46,6 triliun pada tahun 2010 menjadi 48,7 triliun pada tahun 2011. Jumlah tenaga kerja mengalami peningkatan sebesar 81,78 persen, dari 218.239 orang pada

(24)

Investor di wilayah Jawa Barat banyak menanamkan modalnya di daerah Kabupaten Bekasi, Kota Bandung dan Kabupaten Cirebon yaitu masing-masing sebesar 13,2 trilyun, 9,5 trilyun dan 7 trilyun. Apabila dilihat menurut penyerapan tenaga kerjanya, investasi yang menyerap tenaga kerja terbanyak adalah investasi di Kabupaten Bekasi dengan menyerap 87.029 orang tenaga kerja, Kota Bandung dengan menyerap 64,177 orang tenaga kerja, dan Kota Depok dengan menyerap 58.811 orang tenaga kerja. Berdasarkan jenis sektornya, pada tahun 2011 untuk PMDN tiga sektor utama yang menjadi tujuan investasi adalah sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran sebesar 2,1 trilyun atau 29,4 persen, sektor industri lainnya sebesar 1,6 trilyun atau 21,93 persen, dan sektor industri karet dan plastik sebesar 0,8 trilyun atau 10,97 persen. Sedangkan untuk PMA tiga sektor utama yng diminati adalah sektor Industri Logam, Mesin & Elektronika dengan nilai sebesar 10,3 trilyun atau 24,97 persen, Sektor Listrik, Gas, & Air sebesar 7,1 trilyun atau 17,28 persen, dan sektor Perdagangan & Reparasi sebesar 6,4 trilyun atau 15,59 persen.

2.4.4. Fokus Sumber Daya manusia

Pada aspek sumberdaya manusia, Jawa Barat memiliki jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Pada tahun 2012 jumlah penduduk Jawa Barat tercatat 39 juta. Perkembangan ketenaga kerjaan disajikan pada Tabel 2.11

Tabel 2.11

Perkembangan Ketenagakerjaan Jawa Barat Tahun 2008-2011

Uraian 2008 2009 2010 2011

Penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) (juta orang)

29,71 30,18 30,29 31,08

Penduduk angkatan kerja (juta orang)

18,74 18,98 18,89 19,36

Penduduk bekerja (15 tahun ke atas) (juta orang)

16,48 16,90 16,94 17,45

Penganggur (mencari kerja) (juta orang)

2,26 2,08 1,95 1,90

Tingkat pertisipasi angkatan kerja (%)

63,09 62,89 62,38 62,27

(25)

Sumber Daya Manusia yang berstatus Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) Provinsi Jawa Barat pada posisi Bulan Oktober Tahun 2012 adalah 13.479 orang terdiri dari PNSD Laki-laki sebanyak 8.956 orang dan PNSD Perempuan sebanyak 4.523 orang. Sebagian besar yaitu sekitar 53,39 persen PNSD berada pada usia di atas 46 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada penambahan jumlah pegawai maka pada 10 tahun mendatang sekitar 50 persen PNSD memasuki masa pensiun. Sehubungan dengan hal tersebut maka regenerasi PNSD perlu segera dilakukan.

(26)

BAB III

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

DAN KERANGKA PENDANAAN

3.1. Kinerja Keuangan Tahun 2008-2013

Penyusunan Aggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada dasarnya bertujuan untuk menyelaraskan kebijakan ekonomi makro dan sumber daya yang tersedia, mengalokasikan sumber daya secara tepat sesuai kebijakan pemerintah dan mempersiapkan kondisi bagi pelaksanaan pengelolaan anggaran secara baik. Aspek penting dalam penyusunananggaran adalah penyelarasan antara kebijakan (policy), perencanaan (planning) dengan penganggaran (budgeting) antara pemerintah dengan pemerintah daerah agarselaras.

A. Target dan Realisasi Pendapatan Daerah

Target dan realisasi Pendapatan Daerah dari tahun 2008 sampai dengan 2012 secara umum dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun

Anggaran Perubahan APBDTarget Setelah Realisasi % Bertambah/Berkurang 2008 6.335.025.711.552,00 7.275.004.134.689,00 114,84 939.978.423.137,00 2009 7.091.000.804.180,00 7.787.181.567.577,00 109,82 696.180.763.397,00 2010 8.412.972.777.180,00 9.742.187.780.707,00 115,80 1.329.215.003.527,00 2011 9.267.492.135.221,66 11.053.783.272.262,30 119,27 1.786.291.137.040,64 2012*) 15.280.679.125.313,00 16.894.184.518.260,00 110,56 1.613.505.392.947,00 Jumlah 46.387.170.553.446,66 52.752.341.273.495,30 113,72 6.365.170.720.048,64 Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011

*) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa target dan realisasi pendapatan daerah terlampaui. Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012, total Pendapatan Daerah sebesar Rp 46.387.170.553.446,66 realisasinya melampaui

(27)

target yang ditetapkan yaitu sebesar Rp 52.752.341.273.495,30 atau 113,72 persen.Berdasarkan pencermatan terhadap realisasi Pendapatan Daerah, proporsi komponen pendapatan terhadap total pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat selama Tahun Anggaran 2008-2012 ditunjukkan pada Tabel 3.2 dan Tabel 3.3.

Tabel 3.2

Persentase Proporsi Realisasi Komponen Pendapatan Terhadap Total Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun Anggaran 2008-2012 Jenis Penerimaan

Proporsi Terhadap Total Pendapatan Daerah Menurut Tahun (%) 2008 2009 2010 2011 2012 *) PAD 72,51 70,90 74,44 76,92 59,18 Dana Perimbangan 26,17 27,90 24,92 22,85 16,77 Penerimaan Lainnya Yg Sah 1,32 1,20 0,64 0,23 24,05 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011

(28)

Tabel 3.3

Proporsi Realisasi Komponen Pendapatan Terhadap Total Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun Anggaran 2008-2012

Jenis Penerimaan

Proporsi Terhadap Total Pendapatan Daerah Menurut Tahun (Rupah) 2008 2009 2010 2011 2012 *) PAD 5.275.051.504.266,00 5.520.994.690.390,00 7.252.242.912.554,00 8.502.566.839.986,35 9.998.972.938.028,00 Dana Perimbangan 1.903.729.826.416,00 2.172.729.233.053,00 2.427.857.461.051,00 2.526.078.026.559,00 2.832.746.608.832,00 Penerimaan Lainnya Yg Sah 96.225.804.007,00 93.457.644.134,00 62.087.407.102,00 25.138.405.717,00 4.062.464.971.400,00 Total 7.275.007.134.689,00 7.787.181.567.577,00 9.742.187.780.707,00 11.053.783.272.262,30 16.894.184.518.260,00 Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011

(29)

Secara terperinci, target dan realisasi pendapatan daerah selama periode Tahun Anggaran 2008-2012, tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah terdiri atas: (a) Pajak Daerah, (b) Retribusi Daerah, (c) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan (d) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah. Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012, dari hasil akumulasi target tahunan sebesar Rp 31.698.689.216.412,66 realisasinya melampauitarget yang ditetapkan, yaitu tercapai sebesar Rp 36.549.828.885.224,35 atau 115,30 persen, seperti dijelaskan pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4

Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Jawa BaratTahun Anggaran 2008-2012

Tahun

Anggaran Perubahan APBDTarget Setelah Realisasi % Bertambah/Berkurang

2008 4.609.149.010.485,00 5.275.051.504.266,00 114,45 665.902.493.781,00 2009 5.099.622.444.134,00 5.520.994.690.390,00 108,26 421.372.246.256,00 2010 6.252.651.060.299,00 7.252.242.912.554,00 115,99 999.591.852.255,00 2011 7.000.143.180.677,66 8.502.566.839.986,35 121,46 1.502.423.659.308,69 2012*) 8.737.123.520.817,00 9.998.972.938.028,00 114,44 1.261.849.417.211,00 Jumlah 31.698.689.216.412,66 36.549.828.885.224,35 115,30 4.851.139.668.811,69

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

Pajak Daerah terdiri atas Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) dan Pajak Pemanfaatan Air Permukaan. Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012target dan realisasi Pajak Daerah terlampaui, total target Pajak Daerah sebesar Rp 29.169.936.877.758,66 dan total realisasinya sebesar Rp 33.222.304.379.497,00 atau 113,89 persen, disajikan pada Tabel 3.5.

(30)

Tabel 3.5

Target dan Realisasi Pajak Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun

Anggaran Perubahan APBDTarget Setelah Realisasi % Bertambah/Berkurang

2008 4.316.000.000.000,00 4.926.338.153.202,00 114,14 610.338.153.202,00 2009 4.690.280.000.000,00 4.979.386.048.300,00 106,16 289.106.048.300,00 2010 5.636.846.433.981,00 6.470.866.063.031,00 114,80 834.019.629.050,00 2011 6.436.286.052.383,66 7.696.499.875.463,00 119,58 1.260.213.823.079,34 2012*) 8.090.524.391.394,00 9.149.214.239.501,00 113,09 1.058.689.848.107,00 Jumlah 29.169.936.877.758,66 33.222.304.379.497,00 113,89 4.052.367.501.738,34

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

Retribusi Daerah merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah provinsi kepada kepentingan orang pribadi atau badan, baik yang bersifat pelayanan jasa umum, jasa usaha dan perizinan tertentu. Target dan realisasi Retribusi Daerah secara rata-rata terlampaui, kecuali tahun 2010 sebesar 97,13 persen dan tahun 2012 sebesar 98,39 persen. Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012, target Retribusi Daerah secara akumulasi sebesar Rp 192.723.009.759,00 dan realisasinya melampaui target yang ditetapkan, yaitu sebesar Rp 213.720.581.112,00 atau 110,90 persen, disajikan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6

Target dan Realisasi Retribusi Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun

Anggaran Perubahan APBDTarget Setelah Realisasi % Bertambah/Berkurang 2008 30.482.545.293,00 35.398.710.486,00 116,13 4.916.165.193,00 2009 30.356.081.395,00 38.008.734.422,00 125,21 7.652.653.027,00 2010 33.201.178.296,00 32.248.949.068,00 97,13 (952.229.228,00) 2011 40.418.034.235,00 50.737.863.167,00 125,53 10.319.828.932,00 2012*) 58.265.170.540,00 57.326.323.969,00 98,39 (938.846.571,00) Jumlah 192.723.009.759,00 213.720.581.112,00 110,90 20.997.571.353,00 Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011

(31)

Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, diperoleh dari Bagian Laba Perusahaan Milik Daerah. Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012, target dan realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan secara akumulasi sebesar Rp. 1.009.290.054.749,00, realisasinya tidak melampaui target yang ditetapkan, yaitu sebesar Rp. 1.006.670.591.642,00 atau 99,74persen, disajikan pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7

Target dan Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun

Anggaran Perubahan APBDTarget Setelah Realisasi % Bertambah/Berkurang 2008 142.845.064.896,00 138.674.865.159,00 97,08 (4.170.199.737,000 2009 180.042.924.836,00 179.835.133.266,00 99,88 (207.791.570,00) 2010 225.674.515.017,00 226.365.879.978,00 100,31 691.364.961,00 2011 227.085.550.000,00 229.147.336.153,00 100,91 2.061.786.153,00 2012*) 233.642.000.000,00 232.647.377.086,00 99,57 (994.622.914,00) Jumlah 1.009.290.054.749,00 1.006.670.591.642,00 99,74 (2.619.463.107,00) Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011

*) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

Penerimaan Lain-lain PAD Yang Sah utamanya bersumber dari: (a) Hasil Penjualan Aset Daerah yang Tidak Dipisahkan; (b) Jasa Giro; (c) Pendapatan Bunga; (d) Tuntutan Ganti Rugi (TGR); (e) Komisi, (f) Potongan dan Keuntungan Selisih Nilai Tukar Rupiah; (g) Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan; (h) Pendapatan Denda Pajak; (i) Pendapatan Denda Retribusi; (j) Pendapatan Hasil Eksekusi atas Jaminan; (k) Pendapatan dari Pengembalian; (l) Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum; (m) Pendapatan dan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan; (n) Pendapatan dari Angsuran/Cicilan Penjualan; dan (o) Pendapatan BLUD. Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012, target Penerimaan dari Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah sebesar Rp. 1.326.739.274.146,00, sedangkan realisasinya tercapai sebesar Rp. 2.107.133.242.973,35 atau mengalami peningkatan sebesar 158,82

(32)

Tabel 3.8

Target dan Realisasi Lain-lain PAD yang Sah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun

Anggaran Perubahan APBDTarget Setelah Realisasi % Bertambah/Berkurang 2008 119.821.400.296,00 174.639.775.419,00 145,75 54.818.375.123,00 2009 198.943.437.903,00 323.764.774.402,00 162,74 124.821.336.499,00 2010 356.928.933.005,00 522.762.020.477,00 146,46 165.833.087.472,00 2011 296.353.544.059,00 526.181.765.203,35 177,55 229.828.221.144,35 2012*) 354.691.958.883,00 559.784.907.472,00 157,82 205.092.948.589,00 Jumlah 1.326.739.274.146,00 2.107.133.242.973,35 158,82 780.393.968.827,35 Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011

*) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012 2) Dana Perimbangan

Dana Perimbangan yang diterima dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terdiri atas: (a) Dana Bagi Hasil Pajak/Dana Bagi Hasil Bukan Pajak, (b) Dana Alokasi Umum dan (c) Dana Alokasi Khusus. Secara keseluruhan, target pendapatan daerah yang bersumber dari Dana Perimbangan selama periode Tahun Anggaran 2008-2012 sebesar Rp.10.311.647.635.740,00. Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan yang setiap tahun diterbitkan, akumulasi Dana Perimbangan yang dapat direalisasikan sebesar Rp. 11.863.141.155.911,00 atau 115,05 persen dari target, disajikan pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9

Target dan Realisasi Dana Perimbangan Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun

Anggaran Perubahan APBDTarget Setelah Realisasi % Bertambah/Berkurang 2008 1.681.953.916.000,00 1.903.729.826.416,00 113,19 221.775.910.416,00 2009 1.958.446.598.046,00 2.172.729.233.053,00 110,94 214.282.635.007,00 2010 2.098.248.000.654,00 2.427.857.461.051,00 115,71 329.609.460.397,00 2011 2.246.055.092.544,00 2.526.078.026.559,00 112,47 280.022.934.015,00 2012*) 2.326.944.028.496,00 2.832.746.608.832,00 121,74 505.802.580.336,00 Jumlah 10.311.647.635.740,00 11.863.141.155.911,00 115,05 1.551.493.520.171,00

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

(33)

Secara keseluruhan, target penerimaan Dana Perimbanganyang bersumber dari Dana Bagi Hasil Pajak/Dana Bagi Hasil Bukan Pajak selama periode Tahun Anggaran 2008-2012 adalah sebesar Rp. 4.759.849.167.740,00, sedangkan realisasinya mencapai sebesar Rp. 6.304.155.428.711,00 atau 132,44 persen dari target, disajikan pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10

Target dan Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak/Dana Bagi Hasil Bukan Pajak Provinsi Jawa BaratTahun Anggaran 2008-2012

Tahun

Anggaran Perubahan APBDTarget Setelah Realisasi % Bertambah/Berkurang 2008 777.722.056.000,00 999.370.911.216,00 221.648.855.216,00 2009 981.208.978.046,00 1.188.431.409.053,00 207.222.431.007,00 2010 973.553.760.654,00 1.303.163.221.051,00 133,86 329.609.460.397,00 2011 1.018.737.384.544,00 1.298.760.318.559,00 280.022.934.015,00 2012*) 1.008.626.988.496,00 1.514.429.568.832,00 150,15 505.802.580.336,00 Jumlah 4.759.849.167.740,00 6.304.155.428.711,00 13,44 1.544.306.260.971,00

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

Target penerimaan Dana Perimbangan yang bersumber dari Dana Alokasi Umum selama periode Tahun Anggaran 2008-2012 adalah sebesar Rp. 5.419.107.288.000,00, sedangkan realisasinya mencapai sebesar Rp. 5.426.294.547.200,00 atau 100,13 persen dari target, disajikan pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11

Target dan Realisasi Dana Alokasi Umum Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun

Anggaran Perubahan APBDTarget Setelah Realisasi % Bertambah/Berkurang 2008 904.231.860.000,00 904.358.915.200,00 100,01 127.055.200,00 2009 977.237.620.000,00 984.297.824.000,00 100,72 7.060.204.000,00 2010 1.086.123.940.000,00 1.086.123.940.000,00 100,00 -2011 1.181.553.108.000,00 1.181.553.108.000,00 100,00 -2012*) 1.269.960.760.000,00 1.269.960.760.000,00 100,00 -Jumlah 5.419.107.288.000,00 5.426.294.547.200,00 100,13 7.187.259.200,00

(34)

Target dan realisasi penerimaan Dana Perimbangan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus selama periode Tahun Anggaran 2008-2012 adalah sebesar Rp. 132.691.180.000,00, disajikan pada Tabel 3.12.

Tabel 3.12

Target dan Realisasi Dana Alokasi Khusus Provinsi Jawa BaratTahun Anggaran 2008-2012 Tahun

Anggaran Perubahan APBDTarget Setelah Realisasi % Bertambah/Berkurang

2008 - - - -2009 - - - -2010 38.570.300.000,00 38.570.300.000,00 100,00 -2011 45.764.600.000,00 45.764.600.000,00 100,00 -2012*) 48.356.280.000,00 48.356.280.000,00 100,00 -Jumlah 132.691.180.000,00 132.691.180.000,00 100,00 -Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011

*) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012 3) Lain-lain Pendapatan yang Sah

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah terdiri atas:(a) Pendapatan Hibah, (b) Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, (c) Bantuan Keuangan dari Provinsi/Kabupaten/Kota/Lainnya, (d) Dana Transfer Pusat, (e) Dana Insentif Daerah (DID), dan (f) Lain-lain Penerimaan. Target Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah secara akumulasi tidak terlampaui. Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012, target Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar Rp. 4.376.833.701.294,00, sedangkan realisasinya sebesarRp. 4.339.374.232.360,00 atau sebesar99,14 persen, disajikan pada Tabel 3.13.

(35)

Tabel 3.13

Target dan Realisasi Lain-lain Pendapatan yang Sah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012 Tahun

Anggaran Perubahan APBDTarget Setelah Realisasi % Bertambah/Berkurang 2008 43.922.785.067,00 96.225.804.007,00 219,08 52.303.018.940,00 2009 32.931.762.000,00 93.457.644.134,00 283,79 60.525.882.134,00 2010 62.073.716.227,00 62.087.407.102,00 100,02 13.690.875,00 2011 21.293.862.000,00 25.138.405.717,00 118,05 3.844.543.717,00 2012*) 4.216.611.576.000,00 4.062.464.971.400,00 96,34 (154.146.604.600,00) Jumlah 4.376.833.701.294,00 4.339.374.232.360,00 99,14 (37.459.468.934,00) Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011

*) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012, target Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah bersumber dari Pendapatan Hibah sebesar Rp. 16.373.598.000,00,- sedangkan realisasinya sebesar Rp.16.662.023.900,00 atau sebesar 101,76 persen. Penerimaan tersebut berasal dari dua tahun anggaran (2010 dan 2012), disajikan pada Tabel 3.14.

Tabel 3.14

Target dan Realisasi Pendapatan Hibah Provinsi Jawa BaratTahun Anggaran 2008-2012 Tahun

Anggaran Perubahan APBDTarget Setelah Realisasi % Bertambah/Berkurang

2008 - - -2009 - - -2010 250.000.000,00 250.000.000,00 100,00 -2011 - - -2012*) 16.123.598.000,00 16.412.023.900,00 101,79 288.425.900,00 Jumlah 16.373.598.000,00 16.662.023.900,00 101,76 288.425.900,00 Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011

*) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012, target Lain-lain Pendapatan yang Sah bersumber dari Dana Penyesuaian dan Otonomi

(36)

Rp. 4.078.393.772.708,00 atau sebesar96,86 persen, disajikan pada Tabel 3.15.

Tabel 3.15

Target dan Realisasi Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Provinsi Jawa BaratTahun Anggaran 2008-2012 Tahun

Anggaran Perubahan APBDTarget Setelah Realisasi % Bertambah/Berkurang

2008 - - -2009 - 24.646.761.500,00 24.646.761.500,00 2010 25.766.457.000,00 23.234.811.708,00 90,17 (2.531.645.292,00) 2011 - - -2012*) 4.184.947.230.000,00 4.030.512.199.500,00 96,31 (154.435.030.500,00) Jumlah 4.210.713.687.000,00 4.078.393.772.708,00 96,86 (132.319.914.292,00) Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011

*) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

Target Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah bersumber dari Bantuan Keuangan dari Provinsi/Kabupaten/Kota/Lainnya secara akumulasi terlampaui. Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012, targetnya sebesar Rp. 43.047.657.633,00, sedangkan realisasinya mencapai sebesar Rp. 51.785.559.845,00 atau sebesar 120,30 persen, pada Tahun Anggaran 2012 Provinsi Jawa Barat tidak mendapat Bantuan Keuangan dari Provinsi/Kabupaten/Kota/Lainnya, disajikan pada Tabel 3.16.

Tabel 3.16

Target dan Realisasi Bantuan Keuangan dari Prov/Kab/Kota/Lainnya Provinsi Jawa BaratTahun Anggaran 2008-2012

Tahun

Anggaran Perubahan APBDTarget Setelah Realisasi % Bertambah/Berkurang 2008 9.594.280.500,00 14.299.481.677,00 149,04 4.705.201.177,00 2009 8.285.000.000,00 10.925.216.668,00 131,87 2.640.216.668,00 2010 12.028.587.133,00 12.160.727.500,00 101,10 132.140.367,00 2011 13.139.790.000,00 14.400.134.000,00 109,59 1.260.344.000,00 2012*) - - - -Jumlah 43.047.657.633,00 51.785.559.845,00 120,30 8.737.902.212,00 Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011

(37)

Target dan realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah bersumber dari Dana Transfer Pusat hanya diperoleh pada tahun anggaran 2011 yaitu sebesar Rp. 8.154.072.000,00, disajikan pada Tabel 3.17.

Tabel 3.17

Target dan Realisasi Dana Transfer Pusat Provinsi Jawa BaratTahun Anggaran 2008-2012 Tahun

Anggaran Perubahan APBDTarget Setelah Realisasi % Bertambah/Berkurang

2008 - - -2009 - - -2010 - - -2011 8.154.072.000,00 8.154.072.000,00 100,00 -2012*) - - -Jumlah 8.154.072.000,00 8.154.072.000,00 100,00 -Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011

*) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

Target dan realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah bersumber dari Dana Insentif Daerah hanya diperoleh pada tahun anggaran 2012 yaitu sebesar Rp 15.540.748.000,00, disajikan pada Tabel 3.18.

Tabel 3.18

Target dan Realisasi Dana Insentif Daerah Provinsi Jawa BaratTahun Anggaran 2008-2012 Tahun

Anggaran Perubahan APBDTarget Setelah Realisasi % Bertambah/Berkurang

2008 - - - -2009 - - - -2010 - - - -2011 - - - -2012*) 15.540.748.000,00 15.540.748.000,00 100,00 -Jumlah 15.540.748.000,00 15.540.748.000,00 100,00

-Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

Target lain Pendapatan Daerah yang Sah bersumber dari Lain-lain Penerimaan selama periode Tahun Anggaran 2008-2012, sebesar

(38)

168.838.055.907,00atau sebesar 203,41 persen. Pada Tahun Anggaran 2012 Provinsi Jawa Barat tidak mendapat dana dari Lain-lain Penerimaan, disajikan pada Tabel 3.19.

Tabel 3.19

Target dan Realisasi Lain-Lain Penerimaan Provinsi Jawa BaratTahun Anggaran 2008-2012 Tahun

Anggaran Perubahan APBDTarget Setelah Realisasi % Bertambah/Berkurang 2008 34.328.504.567,00 81.926.322.330,00 238,65 47.597.817.763,00 2009 24.646.762.000,00 57.885.665.966,00 234,86 33.238.903.966,00 2010 24.028.672.094,00 26.441.867.894,00 110,04 2.413.195.800,00 2011 - 2.584.199.717,00 - 2.584.199.717,00 2012*) - - - -Jumlah 83.003.938.661,00 168.838.055.907,00 203,41 85.834.117.246,00 Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011

*) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

B. Target dan Realisasi Belanja Daerah

Belanja Daerah diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran, belanja daerah Tahun Anggaran 2008-2013, disusun dengan pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan, dengan memperhatikan prestasi kerja setiap satuan kerja perangkat daerah dalam pelaksanaan tugas, pokok dan fungsinya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanan anggaran serta menjamin efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran ke dalam program dan kegiatan.

Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012, dari akumulasi target Belanja Daerah sebesar Rp. 55.583.950.853.929,56 terealisasi sebesar Rp. 50.560.705.101.751,45 atau 90,96 persen. Secara lebih terinci, realisasi Belanja Daerah pada Tahun Anggaran 2008-2012 tersebut disajikan padaTabel 3.20.

(39)

Tabel 3.20

Target dan Realisasi Belanja Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun

Anggaran Perubahan APBDTarget Setelah Realisasi % Bertambah/Berkurang 2008 6.582.473.339.932,86 6.110.959.797.331,00 92,84 (471.513.542.601,86) 2009 9.283.483.503.474,00 8.193.613.916.013,00 88,26 (1.089.869.587.461,00) 2010 10.162.773.421.245,40 9.020.608.021.365,45 88,76 (1.142.165.399.879,95) 2011 11.313.886.405.215,30 10.296.990.785.507,00 91,01 (1.016.895.619.708,30) 2012*) 18.241.334.184.062,00 16.938.532.581.535,00 92,86 (1.302.801.602.527,00) Jumlah 55.583.950.853.929,56 50.560.705.101.751,45 90,96 (5.023.245.752.178,11)

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

Belanja daerah terbagi ke dalam dua kelompok belanja yaitu: (a) Belanja Tidak Langsung (BTL) dan (b) Belanja Langsung (BL).

1) Belanja Tidak Langsung

Belanja Tidak Langsung terdiri atas: (a)Belanja Pegawai, (b) Belanja Bunga, (c) Belanja Subsidi, (d) Belanja Hibah, (e) Belanja Bantuan Sosial, (f) Belanja Bagi Hasil kepada Kabupaten/Kota, (g)Belanja Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota dan (h) Belanja Tidak Terduga. Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012 terealisasi Rp.37.772.352.944.871,45 atau 92,60 persen dari target sebesar Rp.40.792.946.657.011,16 disajikan pada Tabel 3.21.

Tabel 3.21

Target dan Realisasi Belanja Tidak Langsung Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun

Anggaran Perubahan APBDTarget Setelah Realisasi % Bertambah/Berkurang 2008 4.797.818.445.160,22 4.543.594.281.510,00 94,70 (254.224.163.650,22) 2009 6.167.940.112.150,00 5.691.756.886.446,00 92,28 (476.183.225.704,00) 2010 7.066.088.766.728,83 6.265.732.992.145,45 88,67 (800.355.774.583,38) 2011 8.159.553.900.683,11 7.606.803.150.551,00 93,23 (552.750.750.132,11) 2012*) 14.601.545.432.289,00 13.664.465.634.219,00 93,58 (937.079.798.070,00) Jumlah 40.792.946.657.011,16 37.772.352.944.871,45 92,60 (3.020.593.712.139,71)

Referensi

Dokumen terkait

Koreksi variasi yang besarnya diambil dari hasil angka selisih thul 129 matahari dengan wasat 130 Bulan yang telah terkoreksi. Koreksi variasi yang besarnya diambil dari hasil

a) Secara umum motivasi berprestasi karyawan pada PT Pos Indonesia (Persero) cenderung baik dengan nilai rataan skor sebesar 4,22 yang artinya karyawan berada dalam

[r]

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya disebut RPJM Daerah adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahunan yang merupakan

Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa variabel pajak daerah dan retribusi daerah tidak berpengaruh terhadap belanja modal di kabupaten/kota di provinsi Aceh,

Pada tahap ini hasil yang di dapat dikumpulkan dan dianalisis secara kualitatif.Dari hasil tersebut guru dapat merefleksikan diri dengan melihat langsung hasil

AIDS, infeksi oleh mikobakterium atipikal terlihat dalam peqalanan penyakit HIV lanjut, yang biasanya terjadi pada pasien dengan jumlah sel T CD4+ kurang. dari

Ketika user masuk sebagai admin dan menekan login telah disetujui dari masuk pakar, maka akan tampil halaman yang berisi input penyakit, input gejala, input relasi, ubah