• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Penalaran Matematika - PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS VIII B SMP DIPONEGORO 10 PEKUNCEN - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Penalaran Matematika - PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS VIII B SMP DIPONEGORO 10 PEKUNCEN - repository perpustakaan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kemampuan Penalaran Matematika

Istilah penalaran atau reasoning dijelaskan oleh Copi (dalam Shadiq, 2009:3) sebagai berikut: “Reasoning is a special kind of thinking in which

inference takes place, in which conclusions are drawn from premises”. Penalaran merupakan kegiatan, proses atau aktivitas berpikir untuk menarik suatu kesimpulan atau membuat suatu pernyataan baru berdasar pada

beberapa pernyataan yang diketahui benar ataupun yang dianggap benar ataupun yang diasumsikan kebenarannya yang disebut dengan premis.

Selain itu, menurut Keraf (dalam Shadiq, 2009:2)Penalaran adalah suatu proses atau aktivitas berfikir untuk menarik kesimpulan atau membuat pernyataan baru yang benar berdasarkan pada pernyataan yang telah

dibuktikan (diasumsikan kebenarannya). Materi matematika dan penalaran matematika merupakan 2 hal yang tidak dapat dipisahkan yaitu materi

matematika dipahami melalui penalaran dan penalaran dipahami dan dilatih melalui pelajaran matematika.

Dalam (Shadiq : 2009) penalaran dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

1) Penalaran Deduktif

Merupakan proses berfikir untuk menarik kesimpulan tentang

(2)

untuk memperoleh sebuah kesimpulan yang valid.Pada penalaran

deduktif digunakan konsistensi pikiran dan konsistensi logika. 2) Penalaran Induktif

Merupakan proses berfikir untuk menarik kesimpulan tentang

hal umum yang berpijak pada hal khusus. Argumen secara induktif digunakan untuk memperoleh kesimpulan yang kuat.Pada penalaran

induktif, dari kebenaran suatu kasus khusus dapat disimpulkan kebenaran untuk semua kasus.

Kemampuan penalaran matematika adalah kemampuan dalam

menarik kesimpulan melalui langkah-langkah formal yang didukung oleh argumen matematis berdasarkan pernyataan yang diketahui benar atau yang

telah diasumsikan kebenarannya, yang dilihat dari hasil tes siswadalam mengerjakan soal-soal tipe penalaran.

Penalaran merupakan suatu proses penting dalam pengerjaan

matematika. Ross (dalam Rochmad, 2008) menyatakan salah satu tujuan terpenting dari pembelajaran matematika adalah mengajarkan kepada siswa

penalaran logika. Bila kemampuan bernalar tidak dikembangkan pada siswa, maka bagi siswa matematika hanya akan menjadi materi yang mengikuti serangkaian prosedur dan meniru contoh-contoh tanpa mengetahui

(3)

Pada Peraturan Dirjen Dikdasmen (Wardhani,2008:14) bahwa

indikator penalaran antara lain adalah :

1. Mengajukan dugaan.

Kemampuan mengajukan dugaan merupakan kemampuan siswa dalam

merumuskan berbagai kemungkinan dalam menyelesaikan masalah yang diberikan berdasarkan hal yang diketahui.

Contoh :

Sebutkan bidang diagonal dari kubus disamping!

2. Melakukan manipulasi matematika.

Manipulasi matematika merupakan kemampuan siswa dalam mengerjakan atau menyelesaikan suatu permasalahan dengan menggunakan

langkah-langkah atau cara pengerjaannya sehingga tercapai tujuan yang dikehendaki.

Contoh : Sebuah tong sampah berbentuk prisma segi empat mempunyai tinggi 50cm dan alasnya berbentuk persegi dengan panjang 20cm. Berapakah volume tong sampah tersebut.

3. Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan/bukti terhadap kebenaran solusi.

Siswa mampu menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi dengan menunjukkan lewat suatu penyelidikan.

H G

E F

D

A B

(4)

Contoh :Volume sebuah balok adalah 6.000 cm3. Jika diketahui panjang

dan tinggi balok adalah 30 cm dan 10 cm, apakah perbandingan panjang dan lebar balok tersebut adalah 3:2?

4. Menarik kesimpulan dari pernyataan.

Kemampuan menghubungkan suatu pernyataan-pernyataan yang diberikan kemudian menarik sebuah kesimpulan.

Contoh : Ada sebuah bangun ruang sisi datar, keenam sisinya sama panjang, mempunyai 12 rusuk dan mempunyai delapan titik sudut yang semua sudutnya siku-siku. Bangun ruang apakah itu?

5. Memeriksa kesahihan suatu argumen.

Kemampuan memeriksa kesahihan suatu argumen merupakan kemampuan

yang menghendaki siswa agar mampu menyelidiki tentang kebenaran dari suatu pernyataan yang ada.

Conrtoh : Sebutkanlah sifat kubus dan balok! Adakah kesamaan sifat

antara kubus dan balok?

6. Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi.

Merupakan kemampuan siswa dalam menemukan pola atau cara dari suatu pernyataan yang ada sehingga dapat mengembangkannya kedalam kalimat

matematika.

Contoh : Jika sebuah balok mempunyai volume 480 cm2 dan diketahui

(5)

B. Pembelajaran Inkuiri

1. Pengertian Inkuiri

Kata inkuiri berarti menyelidiki dengan cara mencari informasi dan melakukan pertanyaan-pertanyaan. Dengan pembelajaran inkuiri ini

siswa dimotivasi untuk aktif berpikir, melibatkan diri dalam kegiatan, dan mampu menyelesaikan tugas sendiri.

Inkuiri yang dalam bahasa Inggris Inquiryberarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Menurut Gulo (dalam Trianto, 2011:166) menyatakan inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang

melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka

dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Pembelajaran inkuiri beriorientasi pada keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, keterarahan kegiatan secara

maksimal dalam proses kegiatan belajar, mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.

Dalam ( Sanjaya: 2010,196) ada tiga ciri pembelajaran inkuiri, yaitu: pertama, strategi inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan (siswa sebagai subjek belajar).

Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri yang sifatnya sudah pasti dari sesuatu

(6)

inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis,

logis, dan kritis.

2. Proses PembelajaranInkuiri

Sanjaya (2010:201) menyatakan bahwa secara umum proses

pembelajaran inkuirimengikuti langkah-langkah sebagai berikut : 1) Orientasi

Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang kondusif.

2) Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada persoalan yang mengandung teka-teki.

3) Mengajukan hipotesis

hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji.

4) Mengumpulkan data

Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang

dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. 5) Menguji hipotesis

menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap

(7)

6) Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

C. Materi Matematika Kelas VIII SMP Semester II

Pokok bahasan bangun ruang kelas VIII untuk Sekolah Menengah

Pertama SMP/MTs pada semester II, pokok bahasan Kubus, Balok, Prisma, dan Limas mempunyai sub pokok bahasan sebagai berikut:

1) Mengenal bangun ruang.

2) Menemukan rumus luas permukaan kubus, balok, prisma, dan limas. 3) Menghitung luas permukaan kubus, balok, prisma, dan limas.

(8)

D. Kerangka Pikir

Gambar1. Kerangka Berpikir Pembelajaran InkuiriUntuk Meningkatkan

Kemampuan Penalaran Matematika 1. Kemampuan mengajukan dugaan.

2. Kemampuan melakukan manipulasi matematika. 3. Kemampuan menyusun bukti, memberikan alasan/bukti

terhadap kebenaran solusi.

4. Kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan.

Berdasarkan hasil observasi serta tes kemampuan awal kemampuan penalaran diketahui bahwa kemampuan penalaran

matematika dinyatakan masih rendah.

Diberi perlakuan pembelajaran dengan pembelajaraninkuiri dengan 5 komponen, yaitu:

1. Merumuskan masalah.

2. Mengajukan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan istilah hipotesis.

3. Mencari informasi, data, dan fakta yang diperlukan untuk menjawab hipotesisatau permasalahan.

4. Menguji hipotesis.

5. Merumuskan kesimpulan.

(9)

Berdasarkan hasil observasi dan tes kemampuan penalaran di kelas

VIII B SMP DIPONEGORO 10 Pekuncen bahwa indikator kemampuan penalaran yang meliputi : 1) Mengajukan dugaan, 2) Melakukan manipulasi matematika, 3) Menyusun bukti, memberikan alasan/bukti terhadap kebenaran

solusi, 4) Menarik kesimpulan dari pernyataan, Maka untuk meningkatkan kemampuan penalaran siswa kelas VIII B SMP DIPONEGORO 10 Pekuncen,

peneliti memilih pembelajaran inkuiri yang berusaha mengembangkan cara berpikir siswa.

Dalam pembelajaran inkuiri memiliki 5 fase, yaitu: Fase 1, guru

memberikan permasalahan atau pertanyaan-pertanyaan dari materi yang disampaikan. Pada fase ini siswa mulai berpikir untuk mengubah

permasalahan ke dalam bentuk matematika dan merasa ingin tahu untuk mengetahui cara penyelesaian dari permasalahan tersebut. Oleh karena itu, tahap ini sesuai untuk mengembangkan indikator penalaran yang pertama

yaitu kemampuan mengajukan dugaan. Fase 2, siswa merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban

dari suatu permasalahan sehingga siswa dapat mengelompokkan atau mengorganisasikan data untuk memilih salah satu hipotesis yang relevan dengan permasalahan yang diberikan. Oleh karena itu, tahap ini sesuai untuk

mengembangkan indikator penalaran yang ketiga yaitu kemampuan menyusun bukti, memberikan alasan/bukti terhadap kebenaran solusi.

(10)

bentuk matematika dan melakukan percobaan dengan menggunakan metode

yang sesuai dengan data yang diperoleh. Oleh karena itu, tahap ini sesuai untuk mengembangkan indikator penalaran yang kedua yaitu kemampuan melakukan manipulasi matematika. Fase 4, siswa dapat menguji jawaban yang

dianggap benar, tahap ini juga sesuai untuk mengembangkan indikator penalaran yang ketiga yaitu kemampuan menyusun bukti, memberikan

alasan/bukti terhadap kebenaran solusi.Fase 5, guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan tentang data mana yang relevan dengan permasalahan. Dari proses menyimpulkan tersebut maka siswa dapat menyelesaikan

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Pada tahap ini sesuai untuk mengembangkan indikator penalaran yang keempat yaitu kemampuan

menarik kesimpulan dari pernyataan.

Dengan adanya penggunaan pembelajaran inkuiri tersebut, diharapkan indikator-indikator kemampuan penalaran matematika siswa SMP

DIPONEGORO 10 Pekuncen dapat meningkat.

E. Hipotesis Tindakan

Referensi

Dokumen terkait

Anu ngabédakeun ieu panalungtikan jeung panalungtikan nu saméméhna nya éta, lian ti nangtukeun téks adegan paguneman, prinsip jeung maksim omongan dina

Kedua, penggantian nama pada masyarakat Rembang mempunyai harapan agar sembuh dari sakit, tidak sering jatuh, tidak sering rewel, tidak sering menangis, pernikahannya langgeng,

Kepala Biro Umum Badan Keamanan Laut Selaku Ketua Panita.. Pengadaan CPNS

Uji T 2 - Hotelling menunjukkan perbedaan ukuran-ukuran linear permukaan tubuh kambing PE yang sangat nyata (P<0,01) antara kambing PE di DAYF dan CF. Hasil Analisis

DAMPAK PENIMBUNAN OIL SLUDGE PADA N.G#5 SLUDGE POND TERHADAP POTENSI PENCEMARAN AIR TANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE ESA (ENVIROMENTAL SITE ASSESMENT)DI PETROCHINA

Tugas Akhir mahasiswa Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Purwokerto (Asron, 2006), mengangkat judul Simulasi Lift Berbasis Programmable Logic Controller (PLC)

effective rate of 10.25%, and the annual coupon bond should earn the same EAR..

Pendaftaran dan pengambilan dokumen pemilihan pelayanan kerjasama operasional (KSO) dapat diambil pada ruangan Bidang Pelayanan Penunjang RSUD Ratu Zalecha Martapura Kabupaten