PENGARUH PENDAMPINGAN PERILAKU DIET HIPERTENSI TERHADAP
KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA HIPERTENSI DI KAMPUNG SANGGRAHAN
Ayu Rosiana1, Ns. Happy Indri Hapsari, M.Kep2, bc. Yeti Nurhayati, M.Kes2. ABSTRAK
Kepatuhan penderita hipertensi masih cukup rendah. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kepatuhan adalah dengan pendampingan perilaku diet hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya pengaruh pendampingan perilaku diet hipertensi terhadap kepatuhan diet pada penderita hipertensi. Metode penelitian ini adalah pre test and post test nonequivalent. Pengambilan sampel dilakukan dengan sampling jenuh yaitu semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Hasil penelitian menunjukkan kepatuhan responden sesudah mengikuti pendampingan memiliki kepatuhan tinggi, berbeda dengan kelompok kontrol yang tidak mengalami peningkatan kepatuhan diet hipertensi. Hal tersebut ditunjukkan bahwa hasil pretest posttest dengan menggunakan analisis Marginal Homogenity terdapat perbedaan yang sangat signifikan. Karena dari hasil posttest diketahui bahwa hasil P Value 0,003. Sehingga p value < 0,05 artinya ada pengaruh pendampingan perilaku diet hipertensi terhadap kepatuhan diet pada penderita hipertensi.
Berdasarkan pernyataan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh kepatuhan diet pada kelompok pendampingan.
Kata kunci: pendampingan perilaku diet hipertensi, kepatuhan diet, penderita hipertensi. Daftar Pustaka : 30 (2003-2013).
THE EFFECT OF BEHAVIORAL ACCOMPANIMENT TO HYPERTENSION DIET ON THE DIET OBEDIENCE OF HYPERTENSION SUFFERERS IN KAMPUNG SANGGRAHAN
ABSTRACT
The diet obedience of hypertension sufferers is fairly low. One of the methods that can be used to improve their obedience is the administration of behavioural accompaniment to hypertension diet.
The objective of this research is to analyze whether or not there is an effect of the behavioral accompaniment to hypertension diet on the diet obedience of hypertension sufferers.
This research used the experimental research method with the pre test and post test non-equivalent design. The samples of the research were taken by using
the saturation sampling. The result of the research shows that following the behavioural accompaniment, the respondents in the Experimental Group have the high category of diet obedience. Meanwhile, those in the Control Group do not have the high category of diet obedience. The result of the pretest and posttest with Marginal Homogeneity shows that there is a very significant difference as indicated by the value of p is 0.003 which is smaller than 0.05, meaning that the behavioral accompaniment to hypertension diet has an effect on the diet obedience of hypertension sufferers.
Thus, it can be concluded that there is an effect of diet obedience on the accompaniment group.
Keywords: Behavioural accompaniment to hypertension diet, diet obedience, and hypertension sufferers.
1
Mahasiswa Program Studi STIKes Kusuma Husada Surakarta 2
Dosen STIKes Kusuma Husada Surakarta Pendahuluan
Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko yang paling sering berpengaruh terhadap kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah. Hipertensi sering tidak menimbulkan gejala pada fase awalnya dan terasa ketika penyakit hipertensi sudah menjalar dan mengganggu fungsi jantung atau stroke. Diagnosa hipertensi sangat jarang ditemukan dini kecuali saat pemeriksaan kesehatan rutin (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2012).
Prevalensi hipertensi tertinggi di dunia berada di negara Afrika (46% orang dewasa) sedangkan prevalensi terendah ditemukan di negara Amerika (35% orang dewasa) menurut WHO (2012). Data tersebut dapat dipastikan bahwa negara yang berpenghasilan tinggi memiliki prevalensi rendah hipertensi (35% orang dewasa) dibandingkan kelompok pendapatan rendah dan menengah (40% orang dewasa) berkat kebijakan publik multisektoral sukses dan akses yang lebih baik ke perawatan kesehatan bagi negara dengan penghasilan tinggi.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan peningkatan yang tinggi. Hal ini terlihat
dari hasil pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun ke atas ditemukan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%, dimana hanya 7,2% penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang minum obat hipertensi, sedangkan di Jawa Tengah penderita hipertensi mencapai 37%, kepatuhan terhadap minum obat hanya 7,9%.
Hasil penelitian menurut Effendy & Rosyid (2011) menunjukkan bahwa rendahnya angka kepatuhan terhadap diet rendah garam membuat meningkatnya angka kejadian kekambuhan hipertensi, sehingga perlu dilakukan perbaikan intervensi lain untuk meningkatkan angka kepatahuan diet rendah garam pada penderita hipertensi. Widyasari & Candrasari (2010) menyimpulkan bahwa ada peningkatan signifikan secara statistik dalam pengetahuan dan sikap setelah pemberian pendidikan kesehatan tentang hipertensi.
Survei pendahuluan pada lansia di Kampung Sanggrahan di Bulan November 2013 mengatakan bahwa pendidikan kesehatan tentang pola diet hipertensi sudah diberikan kepada lansia yang mengalami hipertensi namun
tingkat kepatuhan tentang diet belum sepenuhnya dilakukan oleh lansia. Tingkat kepatuhan yang rendah pada lansia dipengaruhi dari faktor pendampingan misalnya pasien tidak mengetahui tentang diet rendah garam tetapi keluarga tidak mendampingi akhirnya tidak patuh dalam melakukan diet rendah garam. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh pendampingan perilaku diet hipertensi terhadap kepatuhan diet pada penderita hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis adanya pengaruh pendampingan perilaku diet hipertensi terhadap kepatuhan diet pada penderita hipertensi di Kampung Sanggrahan. Metode
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen (eksperimen semu) dengan pola rancangan pre-test and post-test nonequivalent control group. Teknik penggunaan sampel menggunakan sampling jenuh yaitu semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Lima belas sampel
untuk kelompok kontrol dan 15 sampel kelompok perlakuan.
Penelitian dilakukan di RW 5 Desa Sanggrahan Kelurahan Purwosari Kota Surakarta. Penelitian dilakukan selama 1 bulan dari tanggal 9 Februari sampai 9 Maret 2014. Alat penelitian menggunakan tensi meter, leaflet diet hipertensi, pensil, serta kuesioner morisky 8 item yang telah dimodifikasi.
Analisa data
Penelitian ini menggunakan uji statistik kolmogorov-smirnov untuk menguji pengaruh kepatuhan diet (pre test) pada kelompok kontrol dan perlakuan serta menguji pengaruh kepatuhan diet (post test) pada kelompok kontrol dan perlakuan.
Uji marginal homogenity adalah uji kategorik berpasangan untuk mengetahui perbedaan tingkat kepatuhan diet hipertensi sebelum dan sesudah pendampingan perilaku diet hipertensi. Hasil penelitian
Tabel 1. Distribusi frekuensi jenis kelamin Jenis Kelamin Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan Jumlah F % F % F % Laki-laki 7 53 6 47 13 43,33 Perempuan 8 47 9 53 17 56,67 Total 15 100 15 100 30 100
Tabel 1 menunjukan bahwa sebagian besar responden baik dari kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan adalah perempuan, Teori dari Buston, 2007 (dalam Prihandana, 2012) menyatakan bahwa hipertensi lebih banyak dialami oleh wanita dibandingkan dengan laki-laki disebabakan karena terdapat
hormon ekstrogen pada wanita, hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis, karena efek perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas
wanita pada usia premenopause. Pada premenopause wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana hormon
estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan umur wanita secara alami, yang umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun (Anggraini 2009).
Tabel 2. Distribusi frekuensi tingkat pendidikan Tingkat Pendidikan Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan Jumlah F % F % F % Tidak sekolah 1 6,7 2 13,3 3 10 SD 6 40 5 33,3 11 36,67 SMP 3 20 5 33,3 8 26,67 SMA 5 33,3 2 13,3 7 23,33 PT 0 0 1 6,7 1 3,33 Total 15 100 15 100 30 100
Tabel 2 menunjukan bahwa sebagian besar responden kelompok kontrol dan kelompok pendampingan mempunyai tingkat pendidikan SD dan SMP. Riskesdas (2013) menyebutkan bahwa prevalensi hipertensi cenderung lebih tinggi pada kelompok pendidikan lebih rendah akibat ketidaktahuan tentang pola makan yang baik.
Anggara & Prayitno (2013) menyatakan bahwa tingginya risiko
terkena hipertensi pada pendidikan yang rendah, kemungkinan disebabkan karena kurangnya pengetahuan pada pasien yang berpendidikan rendah terhadap kesehatan dan sulit atau lambat menerima informasi (penyuluhan) yang diberikan oleh petugas, sehingga berdampak pada perilaku/pola hidup sehat.
Tabel 3. Distribusi frekuensi pekerjaan Pekerjaan Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan Jumlah F % F % F % Pensiun/Tidak bekerja 4 26,7 3 20 7 23,33 PNS 2 13,3 2 13,3 4 13,33 Wiraswasta 3 20 4 26,7 7 23,33 Pekerja swasta 2 13,3 3 20 5 16,67
Ibu rumah tangga 4 26,7 3 20 7 23,33
Total 15 100 15 100 30 100
Tabel 3 menunjukan bahwa sebagian besar responden kelompok kontrol pensiun dan sebagai ibu rumah
tangga sedangkan kelompok perlakuan sebagian besar wiraswasta. Rahajeng (dalam Anggara & Prayitno, 2013)
menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan hipertensi. Kristansti et, al (2013) menyatakan bahwa pekerjaan
berpengaruh kepada aktifitas fisik seseorang. Orang yang tidak bekerja aktifitasnya tidak banyak, sehingga dapat meningkatkan kejadian hipertensi.
Tabel 4. Distribusi frekuensi usia / umur
kelompok N Mean Median Modus Min Max SD
kontrol 15 53,6 54 48 47 60 4,7
perlakuan 15 53,3 53 48 47 62 5,2
Tabel 4 menunjukan bahwa rerata usia pada kelompok kontrol adalah 53,6 tahun dengan nilai standar deviasi 4,7. Kelompok perlakuan rerata usia responden 53,3 tahun dengan nilai standar deviasi 5,2. World Health Organization (WHO) tahun 2012 menyebutkan bahwa hipertensi mempengaruhi lebih dari satu dari tiga orang dewasa berusia 25 tahun ke atas, atau sekitar satu miliar orang di seluruh
dunia. Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua seseorang semakin besar resiko terserang hipertensi. Sugiharto (2007) umur lebih dari 40 tahun mempunyai resiko terkena hipertensi. Tekanan darah meningkat karena terjadi perubahan alami pada jantung dan berkurangnya elastisitas dari arteri, sehingga insidensi hipertensi lebih tinggi terjadi pada usia lanjut.
Tabel 5. Distribusi frekuensi tekanan darah Tekanan Darah Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan Jumlah F % F % F % ≥140/90 13 86,7 12 80 25 83,33 < 140/90 2 13,3 3 20 5 16,67 Total 15 100 15 100 30 100
Tabel 5 menunjukan bahwa sebagian besar kelompok kontrol
dan kelompok perlakuan sebelum dilakukan pendampingan.
Tabel 6. Distribusi kepatuhan diet sebelum perlakuan
Variabel Kontrol Perlakuan p value
Kepatuhan F % F %
Rendah 12 80 12 80
0,998
Menengah 3 20 3 20
Tinggi 0 0 0 0
Tabel 6. didapatkan nilai p = 0,998 sehingga p value > 0.05 maka tidak ada perbedaan kepatuhan diet antara kelompok kontrol dan kelompok pendampingan sebelum dilakukan intervensi, karena
terdapat beberapa faktor yang menyebabkan ketidakpatuhan diet antara lain usia, pendidikan, status sosial dan ekonomi, pengetahuan pasien tentang penyakit menurut
Wertheimer & Santella 2006 dalam Putri (2012). Tabel 7. Distribusi kepatuhan diet setelah perlakuan
Variabel Kontrol Perlakuan p value
Kepatuhan F % F %
Rendah 11 73,3 2 13,3
1,000
Menengah 4 26,7 9 60
Tinggi 0 0 4 26,7
Tabel 7. didapatkan nilai p = 1,000 sehingga p value > 0.05 maka tidak ada perbedaan kepatuhan diet antara kelompok kontrol dan kelompok pendampingan pada posttest, karena pada kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan apapun sehingga hasil kepatuhan diet pada kelompok kontrol tidak meningkat secara signifikan walaupun pada kelompok perlakuan mengalami peningkatan kepatuhan yang signifikan karena kelompok perlakuan diberikan pendampingan.
Pendampingan adalah bagaimana membantu seseorang menemukan apa yang diinginkan dari posisi dimana dia sekarang, dengan menggali sumber daya apa saja yang dibutuhkan, sikap mental yang harus dibangun, dan teknik-teknik yang cocok dalam menerapkannya sehingga pada kelompok perlakuan akan mengalami peningkatan kepatuhan akibat perlakuan yang diberikan (Jarusalem 2011).
Tabel 8. Kepatuhan diet sebelum dan setelah perlakuan Kepatuhan post test pada
kelompok kontrol
Total p value Rendah Menengah Tinggi
Kepatuhan pre tes pada kelompok kontrol Rendah 11 1 0 12 0,317 Menengah 0 3 0 3 Tinggi 0 0 0 0 Total 11 4 0 15
Tabel 8. Hasil tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar responden kepatuhan pre test pada kelompok kontrol adalah rendah. Hasil uji statistik didapatp value= 0,317 yang berarti tidak ada pengaruh kepatuhan antara pre test dan post test pada kelompok kontrol. Hasil tersebut disebabkan karena hanya diberikan pendidikan kesehatan tanpa diberi pendampingan sehingga tidak terdapat pengaruh karena kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan apapun sehingga hasil kepatuhan diet pada kelompok
kontrol tidak meningkat secara signifikan.
Kepatuhan merupakan kemampuan pasien dalam berperilaku untuk mengikuti diet dan melakukan perubahan pola hidup sesuai dengan arahan dan rekomendasi dari tugas kesehatan, tingkat kepatuhan dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, seperti usia, pendidikan, pengetahuan, masa kerja, dan motivasi sehingga kurang patuhnya terhadap sesuatu akan berakibat rendahnya mutu itu sendiri. Prihandana (2012).
Tabel 9. Kepatuhan Diet Pre test & Post test Pada Kelompok Perlakuan
Kepatuhan post test pada
kelompok pendampingan Total p value Rendah Menengah Tinggi
Kepatuhan pre tes pada kelompok pendampingan Rendah 1 8 3 12 0,003 Menengah 1 1 1 3 Tinggi 0 0 0 0 Total 2 9 4 15
Tabel 9 Hasil tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar responden kepatuhan pre test pada kelompok pendampingan adalah menengah. Hasil uji statistik didapat p value = 0,003 yang berarti ada pengaruh kepatuhan antara pre test dan post test pada kelompok pendampingan. Hasil tersebut disebabkan karena diberi pendidikan kesehatan dan diberi pendampingan sehingga terdapat pengaruh pendampingan perilaku diet hipertensi terhadap kepatuhan diet hipertensi. Pendidikan kesehatan adalah
upuya kesehatan yang meliputi penimgkatan motivasi dan perilaku yang baik dalam pencegahan, pengobatan dan pemulihan penyakit. Hakekat pendidikan kesehatan yaitu suatu usaha penyampaian pesan kesehatan kepada indivudu, kelompok dan masyarakat. Pemberian pendidikan tersebut diharapkan dapat memberikan pengetahuan kesehatan yang lebih baik sehingga pengrtahuan tersebut yang akhirnya dapat mempengaruhi perilaku kesehatan (Norman 2012)
Simpulan
Karakteristik responden pada penelitian ini yaitu sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan, pendidikan sebagian besar responden adalah pendidikan dasar, pekerjaan sebagian responden adalah pensiun dan wiraswasta, umur rerata kelompok kontrol adalah 53,6 tahun, sedangkan kelompok perlakuan 53,3 tahun.
Tidak ada perbedaan kepatuhan diet sebelum intervensi antara kelompok kontrol dan kelompok pendampingan. Tidak ada perbedaan kepatuhan diet setelah intervensi antara kelompok
kontrol dan kelompok pendampingan. Tidak ada perbedaan kepatuhan diet pre test dan post test pada kelompok kontrol, sedangkan pada kelompok perlakuan ada perbedaan kepatuhan diet pre test dan post test.
Saran
Bagi masyarakat sekitar, diharapkan akan adanya sosialisasi tentang adanya pendampingan perilaku diet hipertensi dapat berpengaruh pada pribadi masyarakat untuk melakukan diet jika mengalami hipertensi. Sehingga masyarakat akan terkontrol dari penyakit lainnya.
Daftar Pustaka Departemen Kesehatan RI 2012. Masalah hipertensi di indonesia.
<http://www.depkes.go.id/index.p hp?vw=2&id= 1909> Diakses tanggal 2 November 2013.
Effendy, N. & Rosyid, FN, 2011. Hubungan kepatuhan diet rendah garam dan terjadinya kekambuhan pada pasien hipertensi di wilayah puskesmas pasongsongan kabupaten sumenep madura, jurnal ilmu kesehatan masyarakat universitas muhamadiyah Surabaya, ISSN 2087-8672, hal. 1 Jerusalem, Mohammad Adam 2011. Peningkatan ketrampilan bisnis mahasiswa dengan teknik coaching. dipublikasikan pada prosiding seminar nasional PTBB, UNY.
Kamaludin, R & Rahayu, E 2009. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronik dengan hemodialisis di rsud prof.dr.margono soekarjo purwokerto. Jurnal Keperawatan Soedirman, Vol.4 No.1
Nadimin, S D A 2009. Pengaruh program pendampingan gizi terhadap pola asuh, kejadian infeksi dan status gizi balita kurang energi protein, Jurnal Media Gizi Pangan, Vol.VII, Edisi 2, Makasar, Politeknik Kesehatan.
Putri, RA 2012. Analisis efektifitas pemberian konseling dan pemasangan poster terhhadap tingkat kepatuhan dan nilai tekanan darah pada pasien hipertensi di puskesmas bakti jaya kota depok, Tesis, Universitas Indonesia, Depok.
Prihandana, Sadar 2012, Studi fenomenologi: pengalaman kepatuhan perawatan mandiri pada pasien hipertensi di poliklinik RSI siti hajar kota Tegal, Tesis, Universitas Indonesia, Depok.
Riskesdas2007.<http://www.k4health.or g/sites/default/files/laporanNasion al%20Riskesdas%202007.pdf> diakses tanggal 18 November 2013.
Sugiharto, Aris 2007. Faktor-faktor risiko hipertensi grade II pada masyarakat, Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang.
WHO 2012. World Health Day 2013 : Measure your blood pressure,
reduce your
risk,<http://www.who.int/mediace ntre/news/releases/2013/world_he alth_day_20130403/en/> diakses tanggal 2 November 2013.