• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

BULETIN TRIWULANAN

EKSPOR IMPOR

KOMODITAS PERTANIAN

PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN

SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN

2014

(3)

Buletin Triwulanan

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

Ukuran Buku :

20,5 cm x 29,0 cm

Gambar Kulit :

Sehusman, SP

Pengarah:

Ir. M. Tassim Billah, MSc

Penanggungjawab:

Ir. Dewa Ngakan Cakrabawa, MM

Penyunting :

Ir. Sabarella, MSi Ir. Efi Respati, MSi

Penyusun :

Ir. Efi Respati, M.Si

Ir. Wieta B. Komalasari, M.Si Sri Wahyuningsih, S.Si Megawaty Manurung, SP

Sekretaris:

Heri Dwi Martono

Alamat Redaksi :

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian – Kementerian Pertanian

Kanpus Kementan, Gedung D, Lantai IV, Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan – Jakarta Selatan Telp./Fax (021) 780-5305, Email : dewa@pertanian.go.id ; sabarella@pertanian.go.id Website : http://pusdatin.setjen.pertanian.go.id/ atau http://www.pertanian.go.id

(4)

i

KATA PENGANTAR

Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi pertanian, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2014 kembali menerbitkan Buletin Triwulanan Ekspor Impor Komoditas Pertanian yang berisi ulasan dan perkembangan data ekspor dan impor komoditas pertanian. Pada Volume VI Nomor 2 Tahun 2014 ini diulas data ekspor – impor komoditas pertanian periode Januari – Maret 2014 yang dijabarkan menurut komoditas, subsektor serta negara tujuan/asal. Data yang disajikan dalam buletin ini diolah oleh Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Kementerian Pertanian bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS).

Semoga buletin ini dapat bermanfaat bagi para pengguna baik di lingkup Kementerian Pertanian maupun para pengguna lainnya. Kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan di masa mendatang.

Jakarta, Juli 2014

Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian,

(5)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

I. EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN MENURUT SUB SEKTOR ... 1

II. EKSPOR IMPOR PERTANIAN MENURUT KOMODITAS ... 3

III. NEGARA TUJUAN EKSPOR KOMODITAS PERTANIAN INDONESIA ... 6

IV. NEGARA ASAL IMPOR KOMODITAS PERTANIAN INDONESIA ... 9

V. EKSPOR - IMPOR KOMODITAS PERTANIAN UTAMA MENURUT NEGARA TUJUAN/ASAL ... 13

(6)

Buletin Triwulanan Ekspor Impor Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 1

I.

EKSPOR IMPOR KOMODITAS

PERTANIAN MENURUT SUB

SEKTOR

Pencapaian ekspor komoditas pertanian selama bulan Januari – Maret 2014 sebesar US$ 7,88 milyar, yang sebagian disumbang dari ekspor komoditas perkebunan sebesar US$ 7,59 milyar, sementara sub sektor lainnya hanya menyumbang tidak lebih dari US$ 300 juta. Pada sisi impor, sub

sektor tanaman pangan memberi sumbangan terbesar terhadap total impor komoditas pertanian, yakni mencapai US$ 1,06 milyar, diikuti oleh sub sektor peternakan sebesar US$ 818,14 juta, sub sektor perkebunan sebesar US$ 599,29 juta, dan sub sektor hortikultura sebesar US$ 398,03 juta. Total impor komoditas pertanian pada periode tersebut mencapai US$ 2,87 milyar (Tabel 1).

Tabel 1. Ekspor, impor, dan neraca perdagangan komoditas pertanian menurut sub sektor, Januari - Maret 2014

Volume (Ton)

Nilai

(US$ 000) Volume (Ton)

Nilai

(US$ 000) Volume (Ton)

Nilai (US$ 000) 1 Tanaman Pangan 100,277 51,516 2,650,173 1,060,577 -2,549,896 -1,009,060 2 Hortikultura 85,826 109,576 406,656 389,028 -320,830 -279,452 3 Perkebunan 8,372,839 7,586,174 270,527 599,298 8,102,312 6,986,876 4 Peternakan 45,447 134,033 295,900 818,136 -250,454 -684,103 TOTAL 8,604,390 7,881,300 3,623,257 2,867,039 4,981,133 5,014,261

Sumber: BPS, diolah Pusdatin

Ekspor Impor Neraca Sub Sektor

No

Berdasarkan keragaan data ekspor dan impor tersebut, neraca perdagangan komoditas pertanian selama bulan Januari - Maret 2014 mengalami surplus sebesar US$ 5,01 milyar. Seluruh surplus neraca perdagangan komoditas pertanian diperoleh dari sumbangan sub sektor perkebunan sebesar US$ 6,99 milyar, sementara sub sektor lainnya

mengalami defisit. Sub sektor tanaman pangan mengalami defisit sebesar US$ 1,01 milyar, sub sektor hortikultura sebesar US$ 279,45 juta, dan sub sektor peternakan sebesar US$ 684,10 juta (Gambar 1).

(7)

Buletin Triwulanan Ekspor Impor Volume VI No2 Tahun 2014

2 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

-2,000 -1,000 0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 8,000

Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan

(US$ Juta)

Gambar 1. Neraca perdagangan komoditas pertanian menurut sub sektor, Januari - Maret 2014

Jika dilihat besaran persentase nilai ekspor komoditas pertanian bulan Januari – Maret 2014, maka ekspor pertanian didominasi oleh komoditas perkebunan yang mencapai 96,26%. Sub sektor lainnya mempunyai kontribusi yang jauh lebih kecil, yakni :

sub sektor peternakan sebesar 1,70%, sub sektor hortikultura sebesar 1,39% dan sub sektor tanaman pangan merupakan sub sektor dengan kontribusi terkecil yakni sebesar 0,65% (Gambar 2). Tanaman Pangan 0.65% Hortikultura 1.39% Perkebunan 96.26% Peternakan 1.70%

Gambar 2. Kontribusi sub sektor terhadap ekspor sektor pertanian, Januari - Maret 2014

(8)

Buletin Triwulanan Ekspor Impor Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 3

Berdasarkan nilai impor komoditas pertanian pada bulan Januari – Maret 2014, kontribusi impor sub sektor tanaman pangan menduduki peringkat pertama terhadap total impor komoditas pertanian, yakni sebesar 36,99%. Posisi berikutnya adalah

kontribusi impor sub sektor perternakan sebesar 28,54%, sub sektor perkebunan sebesar 20,90%. Kontribusi terkecil adalah dari impor komoditas hortikultura sebesar 13,57% (Gambar 3).

Tanaman Pangan 36.99% Hortikultura 13.57% Perkebunan 20.90% Peternakan 28.54%

Gambar 3. Kontribusi sub sektor terhadap impor sektor pertanian, Januari - Maret 2014

II.

EKSPOR IMPOR KOMODITAS

PERTANIAN MENURUT

KOMODITAS

Andalan ekspor utama komoditas tanaman pangan bulan Januari - Maret 2014 adalah kedelai yang mencapai US$ 20,34 juta, diikuti kemudian oleh ubi kayu sebesar US$ 13,22 juta, dan gandum/meslin sebesar US$ 11,07 juta. Ekspor kedelai dominan dalam wujud

olahan, sementara ubi kayu diekspor dalam bentuk segar dan gandum/meslin dominan dalam wujud olahan. Dari sisi impor, gandum/meslin memberikan kontribusi yang cukup besar yakni mencapai US$ 510,94 juta yang didominasi oleh gandum/meslin segar. Impor berikutnya adalah kedelai utamanya dalam wujud segar sebesar US$ 308,19 dan jagung sebesar US$

(9)

Buletin Triwulanan Ekspor Impor Volume VI No2 Tahun 2014

4 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

123,54 juta. Gambaran keragaan ekspor dan impor tersebut, menyebabkan neraca perdagangan komoditas gandum/meslin mengalami defisit selama bulan Januari - Maret 2014 sebesar US$ 499,88 juta, yang merupakan defisit terbesar pada sub sektor tanaman pangan. Surplus neraca perdagangan komoditas tanaman pangan pada bulan Januari – Maret 2014 dicapai dari komoditas ubi kayu dan ubi jalar masing-masing sebesar US$ 5,95 juta dan 2,19 juta (Tabel 2).

Andalan utama ekspor sub sektor hortikultura bulan Januari – Maret 2014 adalah nenas yang mencapai US$ 40,32 juta, disusul kemudian oleh cabe yang mencapai US$ 7,14 juta, manggis US$ 3,98 juta dan anggur US$ 1,34 juta. Nenas dan manggis merupakan komoditas hortikultura yang mengalami surplus neraca perdagangan masing-masing sebesar US$ 40,29 juta dan US$ 3,98 juta. Sementara, neraca perdagangan yang mengalami defisit terbesar adalah bawang putih yang mencapai US$ 82,43 juta, diikuti oleh jeruk yang mencapai US$ 78,41 juta, apel sebesar US$ 50,78 juta, bawang

merah sebesar US$ 19,37 juta, dan kentang sebesar US$ 15,11 juta.

Sub sektor perkebunan merupakan sub sektor yang memberikan kontribusi surplus neraca perdagangan komoditas pertanian, utamanya disumbang dari komoditas kelapa sawit sebesar US$ 4,93 milyar. Komoditas lainnya yang memberikan kontribusi positif bagi neraca perdagangan komoditas perkebunan adalah karet sebesar US$ 1,46 milyar, kelapa sebesar US$ 316,80 juta, kakao sebesar US$ 220,27 juta dan kopi sebesar US$ 179,08 juta. Sementara itu, komoditas kapas dan tembakau merupakan komoditas yang mengalami defisit terbesar yakni masing-masing mencapai US$ 330,46 juta dan US$ 65,06 juta.

Sub sektor peternakan mempunyai komoditas unggulan yang menyumbang surplus terhadap neraca perdagangan yakni lemak dan daging kodok dengan surplus masing-masing sebesar US$ 15,04 juta dan US$ 5,5 juta. Sementara itu, komoditas yang memberikan kontribusi defisit cukup besar bagi neraca perdagangan sub sektor ini adalah susu dan kepala susu, sapi hidup, serta daging & jeroan lembu

(10)

masing-Buletin Triwulanan Ekspor Impor Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 5

masing sebesar US$ 210,59 juta, US$ 148,53 juta dan US$ 122,48 juta. Keragaan ekspor, impor, dan neraca

perdagangan komoditas pertanian periode Januari – Maret 2014 secara lengkap tersaji pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai ekspor, impor dan neraca perdagangan komoditas pertanian, Januari - Maret 2014 Ekspor Impor A. Tanaman Pangan 51,516 1,060,577 -1,009,060 1 Gandum, Meslin 11,067 510,944 -499,877 2 Beras 251 13,838 -13,587 3 Kedelai 20,339 308,186 -287,848 4 Jagung 1,121 123,542 -122,422 5 Ubi Kayu 13,217 7,268 5,949 6 Kacang Tanah 2,728 72,674 -69,946 7 Ubi Jalar 2,230 38 2,192 8 Lainnya 564 24,086 -23,522 B. Hortikultura 109,576 389,028 -279,452 1 Kentang 1,089 16,195 -15,106 2 Bawang Merah 30 19,404 -19,374 3 Bawang Putih 1,046 83,478 -82,432 4 Bawang Bombay 551 10,947 -10,396 5 Cabe 7,139 6,623 516 6 Manggis 3,983 0 3,983 7 Jeruk 388 78,794 -78,406 8 Anggur 1,341 24,706 -23,366 9 Apel 15 50,791 -50,776 10 Nenas 40,321 34 40,287 11 Lainnya 53,673 98,057 -44,384 C. Perkebunan 7,586,174 599,298 6,986,876 1 Kelapa Sawit 4,927,696 1,773 4,925,923 2 Karet 1,471,695 9,716 1,461,979 3 Kakao 296,538 76,274 220,265 4 Kelapa 317,190 391 316,799 5 Kopi 187,172 8,087 179,085 6 Tembakau 51,118 116,182 -65,063 7 Kapas 11,246 341,710 -330,463 8 Gula Tebu 25,516 11,945 13,571 9 Lainnya 298,003 33,221 264,782 D. Peternakan 134,033 818,136 -684,103

1 Susu dan kepala susu 22,790 233,380 -210,590

2 Sapi hidup 0 148,534 -148,534

3 Daging dan jeroan lembu 3 122,478 -122,475

4 Telur unggas 1 1,618 -1,617

5 Mentega 3,940 67,219 -63,278

6 Lemak 17,538 2,497 15,041

7 Obat hewan 2,083 10,733 -8,650

8 Kulit dan Jangat 28,438 103,563 -75,126

9 Daging kodok 5,557 53 5,504

10 Wol 2 4,271 -4,268

11 Makanan olahan lain 520 77,984 -77,464

12 Lainnya 53,161 45,806 7,355

Sumber : BPS, diolah Pusdatin

Keterangan : Neraca bernilai + = surplus; - = defisit

semua komoditas termasuk wujud segar dan olahan

No Sub Sektor /Komoditi Nilai (US$ 000) Neraca

(11)

Buletin Triwulanan Ekspor Impor Volume VI No2 Tahun 2014

6 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

III.

NEGARA TUJUAN EKSPOR

KOMODITAS PERTANIAN

INDONESIA

Selama periode Januari – Maret 2014, Indonesia melakukan ekspor komoditas pertanian ke berbagai negara. Tujuan utama ekspor komoditas pertanian Indonesia adalah China, dengan nilai ekspor mencapai US$ 1,14 milyar atau sebesar 14,44% dari total ekspor pertanian Indonesia. Negara tujuan ekspor berikutnya adalah India sebesar US$ 1,04 milyar atau sebesar 13,23% dari total nilai ekspor pertanian Indonesia.

Negara-negara lainnya yang menduduki 10 besar negara tujuan ekspor komoditas pertanian Indonesia selama bulan Januari – Maret 2014 adalah Amerika Serikat di posisi ketiga dengan kontribusi 8,21%, Belanda (6,40%), Italia (4,50%), Jepang (3,89%), Pakistan (3,86%), Singapura (3,66%), Malaysia (3,63%), Mesir (2,42%) dan 35,77% ekspor Indonesia ditujukan ke negara-negara lainnya. Negara-negara utama tujuan ekspor komoditas pertanian Indonesia periode Januari – Maret 2014 secara rinci tersaji pada Tabel 3 dan Gambar 4.

Tabel 3. Negara utama tujuan ekspor komoditas pertanian Indonesia, Januari - Maret 2014

No. Negara Nilai (US$ 000) Kontribusi (%)

1 China 1,138,255 14.44 2 India 1,042,917 13.23 3 Amerika Serikat 646,661 8.21 4 Belanda 504,071 6.40 5 Italia 354,873 4.50 6 Jepang 306,242 3.89 7 Pakistan 304,017 3.86 8 Singapura 288,686 3.66 9 Malaysia 285,969 3.63 10 Mesir 190,670 2.42 11 Lainnya 2,818,940 35.77 TOTAL 7,881,300 100.00

(12)

Buletin Triwulanan Ekspor Impor Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 7

Gambar 4. Negara tujuan utama ekspor komoditas pertanian Indonesia, Januari - Maret 2014

China merupakan negara tujuan utama ekspor komoditas pertanian Indonesia terutama untuk komoditas perkebunan yang mencapai US$ 1,12 milyar pada periode Januari – Maret 2014. Komoditas utama yang diekspor ke India adalah kelapa sawit senilai US$ 761,59 juta, diikuti oleh karet sebesar US$ 279,72 juta. Berikutnya, sumbangan devisa dari ekspor ke China adalah berasal dari sub sektor peternakan, walaupun dalam nominal jauh lebih kecil dibandingkan sumbangan devisa dari sub sektor perkebunan, yakni hanya

sebesar US$ 7,27 juta. Komoditas utama peternakan yang diekspor ke China adalah kulit & jangat sebesar US$ 4,69 juta.

Sementara, total nilai ekspor sub sektor hortikultura ke China pada bulan Januari - Maret 2014 sebesar US$ 5,26 juta dengan komoditas utama pisang. Komoditas sub sektor tanaman pangan yang diekspor ke China adalah ubi kayu sebesar US$ 6,51 juta. Komoditas pertanian utama yang diekspor ke China pada periode Januari – Maret 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 4.

(13)

Buletin Triwulanan Ekspor Impor Volume VI No2 Tahun 2014

8 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Tabel 4. Ekspor komoditas pertanian Indonesia ke China, Januari - Maret 2014

No Sub Sektor /Komoditas Volume (Ton) Nilai (US$ 000)

A. Tanaman Pangan 25,482 6,585 1 Ubi Kayu 25,430 6,509 2 Jagung 25 25 3 Kedelai 12 23 4 Lainnya 15 28 B. Hortikultura 6,568 5,264 1 Pisang 4,267 2,371 2 Nenas 526 529 3 Manggis 398 194 4 Lainnya 1,376 2,170 C. Perkebunan 1,214,768 1,119,140 1 Kelapa Sawit 1,006,370 761,587 2 Karet 129,645 279,716 3 Kelapa 51,826 39,417 4 Kakao 3,151 6,425 5 Lainnya 23,776 31,995 D. Peternakan 2,794 7,266 1 Lemak 2,335 1,857

2 Kulit Dan Jangat 217 4,689

3 Daging Binatang Melata 183 224

4 Lainnya 58 496

PERTANIAN 1,249,612 1,138,255

Sumber: BPS, diolah Pusdatin

Negara tujuan ekspor komoditas pertanian kedua adalah India, dimana sub sektor perkebunan kembali memberikan kontribusi nilai ekspor terbesar mencapai US$ 1,04 milyar. Komoditas utama sub sektor perkebunan yang diekspor ke India adalah kelapa sawit yang mencapai US$ 888,35 juta dan karet sebesar US$ 86,24 juta. Komoditas perkebunan lainnya yang juga banyak diekspor ke India adalah kakao dan kacang mete

walaupun dalam jumlah yang tidak terlalu besar, yakni masing-masing sebesar US$ 12,86 juta dan US$ 12,27 juta. Sementara, ekspor komoditas sub sektor lainnya relatif lebih kecil dibandingkan dengan ekspor komoditas perkebunan. Ekspor sub sektor peternakan ke India hanya menyumbang devisa Indonesia sebesar US$ 4,22 juta dengan komoditas utamanya adalah kulit dan jangat. Sub sektor hortikultura menyumbang devisa

(14)

Buletin Triwulanan Ekspor Impor Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 9

dari ekspor ke India dengan urutan berikutnya, yakni sebesar US$ 1,03 juta, dengan komoditas utamanya adalah cabe. Komoditas tanaman pangan yang diekspor ke India mencapai US$ 282 ribu dengan komoditas utamanya

adalah kacang tanah sebesar US$ 237 ribu. Komoditas pertanian utama yang diekspor ke India pada periode Januari - Maret 2014 secara rinci tersaji pada Tabel 5.

Tabel 5. Ekspor komoditas pertanian Indonesia ke India, Januari - Maret 2014

No Sub Sektor Volume (Ton) Nilai (US$ 000)

A. Tanaman Pangan 191 282 1 Kacang Tanah 64 237 2 Beras 108 37 3 Lainnya 19 8 B. Hortikultura 244 1,032 1 Cabe 74 661 2 Turmeric 66 65 3 Nenas 43 56 4 Lainnya 62 250 C. Perkebunan 1,175,125 1,037,382 1 Kelapa Sawit 1,088,869 888,348 2 Karet 40,014 86,240 3 Kakao 4,067 12,862 4 Kacang Mete 10,641 12,266 5 Pinang 10,909 9,943 6 Lainnya 31,534 37,666 D. Peternakan 174 4,221

1 Kulit dan Jangat 174 4,221

PERTANIAN 1,175,733 1,042,917

Sumber: BPS, diolah Pusdatin

IV.

NEGARA ASAL IMPOR

KOMODITAS PERTANIAN

INDONESIA

Mitra dagang utama komoditas pertanian Indonesia untuk impor adalah Amerika Serikat, Australia dan China.

Amerika Serikat merupakan negara utama yang mengimpor komoditas pertaniannya ke Indonesia. Nilai impor komoditas pertanian yang berasal dari Amerika Serikat pada bulan Januari - Maret 2014 mencapai US$ 648,06 juta

(15)

Buletin Triwulanan Ekspor Impor Volume VI No2 Tahun 2014

10 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

atau 22,60% dari total impor komoditas pertanian Indonesia. Negara asal impor komoditas pertanian berikutnya adalah Australia dengan nilai ekspor ke Indonesia sebesar US$ 621,64 juta atau berkontribusi sebesar 21,68% dan China sebesar US$ 331 juta atau 11,55%. Negara lainnya yang mengekspor

komoditas pertaniannya ke Indonesia adalah India, Selandia Baru, Brazil, Thailand, Kanada, Malaysia dan Vietnam. Negara asal impor komoditas pertanian Indonesia selama periode Januari – Maret 2014 secara lengkap tersaji pada Tabel 6 dan Gambar 5.

Tabel 6. Negara asal impor komoditas pertanian Indonesia, Januari - Maret 2014

No. Negara Nilai (US$ 000) Kontribusi (%)

1 Amerika Serikat 648,061 22.60 2 Australia 621,635 21.68 3 China 331,000 11.55 4 India 243,289 8.49 5 Selandia Baru 135,410 4.72 6 Brazil 126,651 4.42 7 Thailand 85,590 2.99 8 Kanada 68,889 2.40 9 Malaysia 47,004 1.64 10 Vietnam 30,266 1.06 11 Lainnya 529,244 18.46 TOTAL 2,867,039 100.00

(16)

Buletin Triwulanan Ekspor Impor Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 11

Gambar 5. Negara asal impor komoditas pertanian Indonesia, Januari - Maret 2014

Komoditas yang banyak diimpor dari Amerika Serikat pada Januari - Maret 2014 adalah komoditas tanaman pangan (US$ 394,49 juta), dan utamanya adalah impor kedelai sebesar US$ 296,95 juta. Urutan berikutnya berasal dari impor komoditas peternakan yang mencapai US$ 121,05 juta, utamanya adalah susu dan kepala susu sebesar US$ 48,71 juta, mentega US$ 6,74 juta serta jeroan lembu US$ 6,19 juta. Berikutnya adalah komoditas perkebunan sebesar US$ 105,48 juta,

dengan komoditas utama adalah kapas dan tembakau masing-masing sebesar US$ 101,15 juta dan US$ 2,90 juta. Total impor komoditas hortikultura sebesar US$ 27,04 juta, utamanya adalah komoditas apel, kentang, jeruk dan tomat masing-masing sebesar US$ 13,15 juta, US$ 5,00 juta, US$ 2,87 juta dan US$ 772 ribu. Komoditas utama yang diimpor dari Amerika Serikat pada periode Januari – Maret 2014 secara rinci tersaji pada Tabel 7.

(17)

Buletin Triwulanan Ekspor Impor Volume VI No2 Tahun 2014

12 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Tabel 7. Impor komoditas pertanian Indonesia dari Amerika Serikat, Januari - Maret 2014

No. Sub Sektor /Komoditas Volume (Ton) Nilai (US$ 000)

A. Tanaman Pangan 791,284 394,491 1 Kedelai 508,977 296,952 2 Gandum/Meslin 262,429 90,785 3 Lainnya 19,878 6,754 B. Hortikultura 16,276 27,040 1 Apel 8,334 13,148 2 Kentang 3,758 5,004 3 Jeruk 1,342 2,874 4 Tomat 708 772 6 Lainnya 2,134 5,242 C. Perkebunan 48,433 105,479 1 Kapas 47,761 101,146 2 Tembakau 418 2,897 3 Lainnya 254 1,436 D. Peternakan 81,923 121,051

1 Susu Dan Kepala Susu 11,113 48,711

2 Mentega 2,917 6,736

3 Jeroan Lembu 2,206 6,186

4 Lainnya 65,687 59,418

PERTANIAN 937,916 648,061

Sumber: BPS, diolah Pusdatin

Australia menduduki peringkat kedua sebagai negara yang banyak melakukan ekspor ke Indonesia pada periode bulan Januari - Maret 2014. Nilai impor sub sektor peternakan Indonesia dari Australia mencapai US$ 297,55 juta dengan komoditas paling banyak diimpor adalah komoditas sapi hidup sebesar US$ 148,53 juta. Impor komoditas tanaman pangan dari Australia mencapai US$ 293,73 juta

dengan komoditas utama

gandum/meslin sebesar US$ 293,63 juta. Selanjutnya, impor komoditas perkebunan dari negara ini sebesar US$ 15,51 juta dengan komoditas utama kapas sebesar US$ 12,53 juta. Sementara impor komoditas hortikultura dari negara ini sebesar US$ 14,83 juta dengan komoditas utama anggur sebesar US$ 8,07 juta. Komoditas pertanian utama yang diimpor dari negara Australia pada

(18)

Buletin Triwulanan Ekspor Impor Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 13

periode Januari - Maret 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Impor komoditas pertanian Indonesia dari Australia, Januari - Maret 2014

No. Sub Sektor

/Komoditas Volume (Ton) Nilai (US$ 000)

A. Tanaman Pangan 907,270 293,737 1 Gandum/Meslin 907,242 293,634 2 Kacang Makadamia 3 51 3 Kedelai 22 43 4 Lainnya 25 51 B. Hortikultura 10,594 14,834 1 Anggur 2,979 8,069 2 Polong-polongan 4,392 2,923 3 Kentang 1,706 1,345 4 Lobak Cina 774 1,010 6 Lainnya 744 1,488 C. Perkebunan 7,972 15,510 1 Kapas 5,692 12,526 2 Gula Tebu 2,080 1,404 3 Lainnya 200 1,580 D. Peternakan 107,084 297,554 1 Sapi Hidup 53,926 148,534 2 Daging Lembu 15,318 69,566

3 Susu Dan Kepala Susu 9,327 44,768

4 Lainnya 28,513 87,896

PERTANIAN 1,032,919 621,635

Sumber: BPS, diolah Pusdatin

V.

EKSPOR IMPOR KOMODITAS

PERTANIAN UTAMA MENURUT

NEGARA TUJUAN/ASAL

Ekspor utama komoditas pertanian Indonesia bulan Januari – Maret 2014 meliputi kedelai (tanaman pangan), nenas (hortikultura), kelapa sawit dan karet (perkebunan), kulit dan jangat serta susu dan kepala susu (peternakan). Ekspor kedelai dengan

wujud olahan/segar senilai US$ 20,34 juta dengan tujuan utamanya adalah Jepang sebesar US$ 17,15 juta. Pada sub sektor hortikultura, komoditas nenas merupakan komoditas andalan ekspor Indonesia dengan tujuan utamanya adalah Amerika Serikat sebesar US$ 11,92 juta.

Kelapa sawit merupakan komoditas unggulan perkebunan

(19)

Buletin Triwulanan Ekspor Impor Volume VI No2 Tahun 2014

14 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

banyak diekspor ke India diikuti China. Nilai ekspor kelapa sawit ke India mencapai US$ 888,35 juta dan China senilai US$ 761,59 juta. Disamping itu juga diekspor ke Belanda, dan Pakistan. Komoditas perkebunan lainnya yang juga menopang surplus neraca perdagangan adalah karet, dengan negara tujuan utamanya adalah Amerika Serikat senilai US$ 325,95 juta, China senilai US$ 279,72 juta dan Jepang senilai US$ 208,84 juta.

Kulit dan jangat merupakan komoditas unggulan peternakan yang banyak diekspor, dan sebagian besar ditujukan ke Hongkong senilai US$ 6,26 juta. Komoditas lainnya menopang surplus neraca perdagangan adalah susu dan kepala susu, dengan negara tujuan utamanya adalah Algeria senilai US$ 7,03 juta, Malaysia senilai US$ 5,76 juta, dan Vietnam senilai US$ 2,94 juta. Ekspor komoditas utama pertanian Indonesia ke negara tujuan secara rinci tersaji pada Tabel 9.

Dari sisi impor, selama bulan Januari – Maret tahun 2014, komoditas pertanian yang dominan diimpor untuk masing-masing sub sektor adalah

gandum/meslin (tanaman pangan), bawang putih dan apel (hortikultura), kapas dan tembakau (perkebunan) serta susu dan kepala susu (peternakan). Impor gandum/meslin Indonesia pada bulan Januari – Maret 2014 senilai US$ 510,94 juta, dengan pemasok utama adalah Australia sebesar US$ 293,63 juta.

Bawang putih dan apel merupakan komoditas hortikultura yang banyak diimpor oleh Indonesia, dimana negara pemasok utamanya adalah Amerika untuk bawang putih dan China untuk apel. Bawang putih dipasok dari Amerika Serikat sebesar US$ 296,95 juta. Sementara apel dipasok dari China senilai US$ 83,21 juta. Negara-negara berikutnya yang memasok bawang putih ke Indonesia adalah Malaysia, Kanada, Ukraina dan Ethiopia. Sementara, negara lainnya sebagai pemasok apel adalah Amerika Serikat, Belanda, Thailand dan Australia.

Komoditas perkebunan yang banyak diimpor Indonesia selama bulan Januari - Maret 2014 adalah kapas yang mencapai US$ 341,71 juta. Kapas

(20)

Buletin Triwulanan Ekspor Impor Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 15

diimpor oleh Indonesia sebagian besar berasal Amerika Serikat senilai US$ 101,15 juta. Negara berikutnya sebagai pemasok kapas ke Indonesia adalah India, Brazil, Yunani dan Australia.

Tembakau merupakan komoditas perkebunan yang juga banyak diimpor. Pada periode Januari – Maret 2014 nilai impor tembakau mencapai US$ 116,18 juta. Negara pemasok terbesar tembakau ke Indonesia adalah China yaitu sebesar 67,66 juta. Negara lainnya yang memasok tembakau adalah Brazil, Laos, Itali dan Turki.

Impor komoditas peternakan pada periode Januari - Maret tahun 2014 sebesar US$ 233,38 juta adalah susu

dan produk susu susu dan kepala susu. Pemasok utama komoditas ini adalah Selandia Baru senilai US$ 63,30 juta, Amerika Serikat senilai US$ 48,71 juta dan Australia senilai US$ 44,77 juta. Negara lainnya pemasok susu dan kepala susu adalah Perancis dan Belgia.

Ekspor dan impor beberapa komoditas utama pertanian Indonesia menurut negara tujuan/asal pada periode bulan Januari – Maret tahun 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 9.

(21)

Buletin Triwulanan Ekspor Impor Volume VI No2 Tahun 2014

16 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Tabel 9. Ekspor dan impor komoditas utama pertanian Indonesia menurut negara

tujuan/asal, Januari - Maret 2014

Volume (Ton) Nilai (US$ 000) Volume (Ton) Nilai (US$ 000) Kedelai 29,906 20,339 Gandum/Meslin 1,502,695 510,944 Jepang 27,527 17,146 Australia 907,242 293,634

Australia 433 733 Amerika Serikat 262,429 90,785

Belanda 489 422 Kanada 147,138 52,993

Amerika Serikat 211 391 Ukraina 96,971 27,641

Saudi Arabia 257 347 Federasi Rusia 25,406 8,498

Lainnya 988 1,299 Lainnya 63,510 37,394

Nenas 43,158 40,321 Bawang Putih 525,305 308,186

Amerika Serikat 13,061 11,918 Amerika Serikat 508,977 296,952

Belanda 6,539 5,878 Malaysia 5,278 3,656

Spanyol 2,865 2,963 Ukraina 3,956 2,115

 Saudi Arabia 1,626 1,987 Kanada 2,554 1,454

 Argentina 1,923 1,753  Ethiopia 1,984 1,020

Lainnya 17,143 15,821 Lainnya 2,557 2,990

Kelapa Sawit 6,662,977 4,927,696 Apel 111,420 83,478

 India 1,088,869 888,348  China 111,378 83,212

 China 1,006,370 761,587 Amerika Serikat 39 235

 Belanda 695,397 376,752  Belanda 1 12

 Italia 390,362 312,413  Thailand 1 9

 Pakistan 329,323 265,876  Australia 1 8

Lainnya 3,152,655 2,322,720 Lainnya 0 2

Karet 686,738 1,471,695 Kapas 171,306 341,710

Amerika Serikat 151,823 325,952 Amerika Serikat 47,761 101,146

 China 129,645 279,716  India 37,906 71,668

 Jepang 97,102 208,844  Brazil 29,654 60,535

 India 40,014 86,240 Yunani 8,208 17,002

 Korea Selatan 37,138 79,928  Australia 5,692 12,526

Lainnya 231,017 491,014 Lainnya 42,084 78,832

Kulit dan Jangat 1,179 28,438 Tembakau 20,163 116,182

 Hong Kong 269 6,255  China 11,858 67,656  China 217 4,689  Brazil 1,228 7,353  India 174 4,221  Laos 1,247 6,147  Viet Nam 124 4,058  Italia 966 5,552  Malaysia 105 2,456  Turki 775 5,298 Lainnya 290 6,760 Lainnya 4,089 24,176

Susu dan Kepala Susu 9,665 22,790 Susu dan Kepala Susu 50,232 233,380

 Algeria 1,185 7,031  Selandia Baru 12,446 63,300

 Malaysia 1,608 5,758 Amerika Serikat 11,113 48,711

 Viet Nam 682 2,940  Australia 9,327 44,768

 Singapura 1,739 1,622 Perancis 5,728 23,996

 Filipina 764 1,244 Belgia 4,075 17,670

Lainnya 3,688 4,195 Lainnya 7,544 34,935

Sumber: BPS, diolah Pusdatin Komoditas/Negara Tujuan

Ekspor

Komoditas/Negara Asal

(22)

Gambar

Tabel  1.  Ekspor,  impor,  dan  neraca  perdagangan  komoditas  pertanian  menurut  sub  sektor,  Januari - Maret 2014
Gambar 2.  Kontribusi sub sektor terhadap ekspor sektor pertanian,   Januari - Maret 2014
Gambar 3.  Kontribusi sub sektor terhadap impor sektor pertanian,   Januari - Maret 2014
Tabel 2.  Nilai ekspor, impor dan neraca perdagangan komoditas pertanian, Januari -  Maret 2014  Ekspor Impor A
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu kurva tipikal baru untuk reservoar yang bersifat fraktal atau reservoar rekah alam dengan matriks tidak berpartisipasi, dan

Sedangkan untuk kriteria role model yang negatif yang paling utama baik pada mahasiswa yang menempuh pendidikan profesi maupun pendidikan sarjana kedokteran adalah cara mengajar

Berdasarkan hasil penelitian, hasil optimasi siklus amplifikasi dengan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) primer 12S rRNA dan 16S rRNA, maka dapat

sangat dipercaya dalam memeriksa kehamilan.Data Puskesmas Pal IV Pijorkoling Wilayah Desa Labuhan Labo Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara jumlah ibu hamil 621 jiwa

Berisikan latar belakang (apa yang melatarbelakangi penelitian mahasiswa, alasan ilmiah yang memperkuat penelitian mahasiswa), batasan masalah, maksud dan tujuan penelitian,

Mengetahui model Geographically Weighted Panel Regression yang terbentuk pada data Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Jawa Tengah dengan matriks pembobot Adaptive

Semua kita diajarkan untuk menentukan wewaran dari Eka Wara hingga Dasa Wara pada sistem tahun wuku dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yaitu bisa menggunakan

Hasil dari penelitian ini menunjukan temperatur pemanasan dan waktu pemanasan yang digunakan tidak berpengaruh terhadap yield silika yang dihasilkan, yang