• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

70

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum

Dalam penelitian ini perusahaan-perusahaan yang diteliti adalah perusahaan yang berkedudukan di Indonesia, dan sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Untuk melihat perbandingan peningkatan efisiensi kinerja perusahaan-perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Untuk melihat apakah ada pengaruh yang signifikan jika mereka melakukan merger dan akuisisi. Perusahaan-perusahaan yang masuk dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dalam periode tahun 2008 sampai 2012.

B. Statistik Deskriptif

Data yang digunakan pada penelitian ini didasarkan pada laporan keuangan. Laporan keuangan yang digunakan pada penelitian ini adalah neraca, dan laporan laba rugi perusahaan di BEI. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah periode sebelum dan sesudah merger dan akuisisi periode 2007 dan 2013. Dalam penelitian ini variabel Current Ratio, Total Asset Turn Over, Net Profit Margin, Return On Assets, Return On Equity, Dept to Equity Ratio dan Earning Per Share sebagai variabel independen. Sebelum melakukan analisis statistic deskriptif dan uji hipotesis data penelitian yang telah dikumpulkan akan diidentifikasi terlebih dahulu apakah terdapat data outlier atau tidak. “Outlier adalah kasus atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dengan observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai

(2)

ekstrim baik untuk sebuah variabel tunggal maupun variabel kombinasi” (Imam Ghozali, 2011:41).

Dalam penelitian ini terjadi data outlier karena data yang ada tidak berdistribusi secara normal sehingga ada yang harus dioutliner, data outlier ini harus itu harus dieliminasi (dihilangkan) karena adanya outlier analisis terhadap serangkaian data menjadi tidak jelas. Analisis deskreptif menggambarkan ringkasan data-data dalam penelitian yang digunakan. Dalam penelitian ini, digunakan tiga variabel independent yaitu Current ratio, Total Asset Turn Over, Net Profit Margin, Return on Assets, Return on Equity, dept to equity ratio, dan Earning per Share. Variabel dependent dalam penelitian ini adalah kinerja laporan keuangan. Data yang dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di BEI melakukan merger dan akuisisi pada periode 2007 sampai dengan 2013.

Berdasarkan hasil pengolahan data sebelum outlier diperoleh nilai minimum, maximum, dan rata-rata (mean) dari masing-masing variabel penelitian. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2.

(3)

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Sebelum Dilakukan Merger dan Akuisisi (sebelum outlier)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CRSBL 45 ,182 46,903 2,62845 6,848243 TATOSBL 45 ,020 2,263 ,67385 ,614320 NPMSBL 45 -,794 ,469 ,11087 ,182966 ROASBL 45 -,102 ,389 ,06001 ,077157 ROESBL 45 -,272 ,837 ,16252 ,153702 DERSBL 45 ,065 16,529 3,24541 3,743380 EPSSBL 45 -11,000 2480,000 255,91801 472,505966 Valid N (listwise) 45

Sumber : data yang diolah

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif Setelah Dilakukan Merger dan Akuisisi (sebelum outlier)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CRSSD 45 ,216 67,467 2,95220 9,900788 TATOSSD 45 ,036 4,547 ,74864 ,794141 NPMSSD 45 -,117 22,080 1,00771 3,624200 ROASSD 45 -,084 ,404 ,06583 ,075925 ROESSD 45 -,741 20,500 ,92368 3,659198 DERSSD 45 ,292 13,653 2,99423 3,373846 EPSSSD 45 -59,800 4393,000 272,76535 675,432177 Valid N (listwise) 45

Sumber : data yang diolah

Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa variabel current ratio (CR) dengan jumlah (N) sebanyak 45. Rata-rata CR yang terjadi pada perusahaan sebelum melakukan merger dan akuisisi periode 2008-2012 adalah 2,62845 yang artinya rata-rata likuiditas perusahaan memiliki nilai sebesar 2,62845. Sedangkan perusahaan yang memiliki nilai dibawah rata-rata dapat dikatakan bahwa memiliki CR yang

(4)

cenderung tidak likuid dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki nilai diatas rata-rata. Variabel CR yang memiliki nilai minimum adalah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten sebesar 0,182 dan variabel CR yang memiliki nilai maximum adalah PT Bumi Teknokultura Unggul sebesar 46,903.

Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa variabel Total Assets Turn Over (TATO) dengan jumlah (N) sebanyak 45. Rata-rata TATO yang terjadi pada perusahaan sebelum melakukan merger dan akuisisi periode 2008-2012 adalah 0,67385 yang artinya rata-rata sirkulasi asset perusahaan hingga dapat terjual memiliki nilai sebesar 0,67385. Sedangkan perusahaan yang memiliki nilai dibawah rata-rata dapat dikatakan bahwa memiliki TATO yang cenderung kecil dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki nilai diatas rata-rata. Variabel TATO yang memiliki nilai minimum adalah PT Barito Pacific sebesar 0,020 dan variabel TATO yang memiliki nilai maximum adalah PT Unilever Indonesia sebesar 2,263.

Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa variabel Net Profit Margin (NPM) dengan jumlah (N) sebanyak 45. Rata-rata NPM yang terjadi pada perusahaan sebelum melakukan merger dan akuisisi periode 2008-2012 adalah 0,182966 yang artinya rata-rata laba yang dihasilkan dare aktivitas penjualan memiliki nilai sebesar 0,182966. Sedangkan perusahaan yang memiliki nilai dibawah rata-rata dapat dikatakan bahwa memiliki NPM yang cenderung kecil dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki nilai diatas rata-rata. Variabel NPM yang memiliki nilai minimum adalah PT Bhuwanatala Indah Permai sebesar -0,794 dan variabel TATO yang memiliki nilai maximum adalah PT Indika Energy sebesar 0,469.

(5)

Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa variabel Return on Assets (ROA) dengan jumlah (N) sebanyak 45. Rata-rata ROA yang terjadi pada perusahaan sebelum melakukan merger dan akuisisi periode 2008-2012 adalah 0,6001 yang artinya rata-rata perputaran aset perusahaan memiliki nilai sebesar 0,6001. Sedangkan perusahaan yang memiliki nilai dibawah rata-rata dapat dikatakan bahwa memiliki ROA yang cenderung kecil dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki nilai diatas rata-rata. Variabel ROA yang memiliki nilai minimum adalah PT Bhuwanatala Indah Permai sebesar -0,102 dan variabel ROA yang memiliki nilai maximum adalah PT Unilever Indonesia sebesar 0,389.

Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa variabel Return on Equity (ROE) dengan jumlah (N) sebanyak 45. Rata-rata ROE yang terjadi pada perusahaan sebelum melakukan merger dan akuisisi periode 2008-2012 adalah 0,16252 yang artinya rata-rata perputaran saham perusahaan memiliki nilai sebesar 0,16252. Sedangkan perusahaan yang memiliki nilai dibawah rata-rata dapat dikatakan bahwa memiliki ROE yang cenderung kecil dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki nilai diatas rata-rata. Variabel ROE yang memiliki nilai minimum adalah PT Bhuwanatala Indah Permai sebesar -0,272 dan variabel ROE yang memiliki nilai maximum adalah PT Unilever Indonesia sebesar 0,837.

Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) dengan jumlah (N) sebanyak 45. Rata-rata DER yang terjadi pada perusahaan sebelum melakukan merger dan akuisisi periode 2008-2012 adalah 3,24541 yang artinya rata-rata kecenderungan terhadap hutang kepada pihak luar perusahaan memiliki nilai sebesar 3,24541. Sedangkan perusahaan yang memiliki nilai

(6)

dibawah rata-rata dapat dikatakan bahwa memiliki DER yang cenderung baik dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki nilai diatas rata-rata. Variabel DER yang memiliki nilai minimum adalah PT Bumi Teknokultura Unggul sebesar 0,065 dan variabel DER yang memiliki nilai maximum adalah PT Bank Bukopin sebesar 16,529.

Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa variabel Earning Per Share (EPS) dengan jumlah (N) sebanyak 45. Rata-rata EPS yang terjadi pada perusahaan sebelum melakukan merger dan akuisisi periode 2008-2012 adalah 255,91801 yang artinya rata-rata kemampuan pengembalian saham kepada investor memiliki nilai sebesar 255,91801. Sedangkan perusahaan yang memiliki nilai dibawah rata-rata dapat dikatakan bahwa memiliki EPS yang cenderung kecil dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki nilai diatas rata-rata. Variabel EPS yang memiliki nilai minimum adalah PT Bhuwanatala Indah Permai sebesar -11,00 dan variabel EPS yang memiliki nilai maximum adalah PT Astra Internasional sebesar 2.480,00.

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa variabel current ratio (CR) dengan jumlah (N) sebanyak 45. Rata-rata CR yang terjadi pada perusahaan setelah melakukan merger dan akuisisi periode 2008-2012 adalah 2,95220 yang artinya rata-rata likuiditas perusahaan memiliki nilai sebesar 2,95220. Sedangkan perusahaan yang memiliki nilai dibawah rata-rata dapat dikatakan bahwa memiliki CR yang cenderung tidak likuid dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki nilai diatas rata-rata. Variabel CR yang memiliki nilai minimum adalah PT Bank Permata sebesar 0,216 dan variabel CR yang memiliki nilai maximum adalah PT Bumi Teknokultura Unggul sebesar 67,467.

(7)

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa variabel Total Assets Turn Over (TATO) dengan jumlah (N) sebanyak 45. Rata-rata TATO yang terjadi pada perusahaan setelah melakukan merger dan akuisisi periode 2008-2012 adalah 0,74864 yang artinya rata-rata sirkulasi asset perusahaan hingga dapat terjual memiliki nilai sebesar 0,74864. Sedangkan perusahaan yang memiliki nilai dibawah rata-rata dapat dikatakan bahwa memiliki TATO yang cenderung kecil dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki nilai diatas rata-rata. Variabel TATO yang memiliki nilai minimum adalah PT Medco Energy Internasional sebesar 0,036 dan variabel TATO yang memiliki nilai maximum adalah PT Elang Mahkota Teknologi sebesar 4,546.

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa variabel Net Profit Margin (NPM) dengan jumlah (N) sebanyak 45. Rata-rata NPM yang terjadi pada perusahaan setelah melakukan merger dan akuisisi periode 2008-2012 adalah 1,00771 yang artinya rata-rata laba yang dihasilkan dare aktivitas penjualan memiliki nilai sebesar 1,00771. Sedangkan perusahaan yang memiliki nilai dibawah rata-rata dapat dikatakan bahwa memiliki NPM yang cenderung kecil dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki nilai diatas rata-rata. Variabel NPM yang memiliki nilai minimum adalah PT Berau Coal Energy sebesar -0,117 dan variabel TATO yang memiliki nilai maximum adalah PT Bank Mandiri sebesar 22,080.

Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa variabel Return on Assets (ROA) dengan jumlah (N) sebanyak 45. Rata-rata ROA yang terjadi pada perusahaan sebelum melakukan merger dan akuisisi periode 2008-2012 adalah 0,06583 yang artinya rata-rata perputaran aset perusahaan memiliki nilai sebesar 0,06583. Sedangkan

(8)

perusahaan yang memiliki nilai dibawah rata-rata dapat dikatakan bahwa memiliki ROA yang cenderung kecil dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki nilai diatas rata-rata. Variabel ROA yang memiliki nilai minimum adalah PT Berau Coal Energy sebesar -0,084 dan variabel ROA yang memiliki nilai maximum adalah PT Unilever Indonesia sebesar 0,404.

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa variabel Return on Equity (ROE) dengan jumlah (N) sebanyak 45. Rata-rata ROE yang terjadi pada perusahaan setelah melakukan merger dan akuisisi periode 2008-2012 adalah 0,92368 yang artinya rata-rata perputaran saham perusahaan memiliki nilai sebesar 0,92368. Sedangkan perusahaan yang memiliki nilai dibawah rata-rata dapat dikatakan bahwa memiliki ROE yang cenderung kecil dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki nilai diatas rata-rata. Variabel ROE yang memiliki nilai minimum adalah PT Berau Coal Energy sebesar -0,741 dan variabel ROE yang memiliki nilai maximum adalah PT Bank Mandiri sebesar 20,500.

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) dengan jumlah (N) sebanyak 45. Rata-rata DER yang terjadi pada perusahaan setelah melakukan merger dan akuisisi periode 2008-2012 adalah 2,99423 yang artinya rata-rata kecenderungan terhadap hutang kepada pihak luar perusahaan memiliki nilai sebesar 2,99423. Sedangkan perusahaan yang memiliki nilai dibawah rata-rata dapat dikatakan bahwa memiliki DER yang cenderung baik dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki nilai diatas rata-rata. Variabel DER yang memiliki nilai minimum adalah PT Bhuwanatala Indah Permai sebesar

(9)

0,292 dan variabel DER yang memiliki nilai maximum adalah PT Bank Bukopin sebesar 13,653.

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa variabel Earning Per Share (EPS) dengan jumlah (N) sebanyak 45. Rata-rata EPS yang terjadi pada perusahaan setelah melakukan merger dan akuisisi periode 2008-2012 adalah 272,76535 yang artinya rata-rata kemampuan pengembalian saham kepada investor memiliki nilai sebesar 272,76535. Sedangkan perusahaan yang memiliki nilai dibawah rata-rata dapat dikatakan bahwa memiliki EPS yang cenderung kecil dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki nilai diatas rata-rata. Variabel EPS yang memiliki nilai minimum adalah PT Berau Teknokultura Unggul sebesar -59,800 dan variabel EPS yang memiliki nilai maximum adalah PT Astra Internasional sebesar 4393,00.

Berdasarkan hasil pengolahan data, maka diperoleh data-data yang dianggap memiliki nilai yang ekstrim adalah sebagai berikut:

Berdasarkan hasil pengolahan data sesudah outlier dengan mengeliminasi data yang terbesar (highest) atau data yang extreme, maka dipeoleh nilai minimum, maksimum dan rata-rata (mean) dari masing-masing variabel penelitian. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 dan tabel 4.4.

(10)

Tabel 4.3

Statistik Deskriptif Sebelum Dilakukan Merger dan Akuisisi (setelah outlier) Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CRSBL 36 ,182 4,974 1,74340 1,249610 TATOSBL 36 ,020 2,140 ,71176 ,586577 NPMSBL 36 ,003 ,469 ,14483 ,117848 ROASBL 36 ,003 ,186 ,06540 ,053922 ROESBL 36 ,005 ,382 ,16324 ,097188 DERSBL 36 ,270 10,569 2,61697 3,021972 EPSSBL 36 1,690 2480,000 297,71417 516,319502 Valid N (listwise) 36

Sumber : data yang diolah

Tabel 4.4

Statistik Deskriptif Setelah Dilakukan Merger dan Akuisisi (setelah outlier) Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CRSSD 36 ,216 5,422 1,64682 1,200441 TATOSSD 36 ,036 4,547 ,78428 ,824134 NPMSSD 36 ,004 ,410 ,15261 ,109415 ROASSD 36 ,005 ,177 ,06666 ,048021 ROESSD 36 ,010 ,366 ,16468 ,090903 DERSSD 36 ,294 10,090 2,40960 2,720253 EPSSSD 36 3,000 4393,000 310,51945 744,603300 Valid N (listwise) 36

Sumber : data yang diolah

C. Uji Asumsi dan Kualitas Instrumen Penelitian

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang ada agar dapat menentukakan model analisis yang paling tepat digunakan. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dare uji multikolonieritas dengan menggunakan Variance Inflation Factors (VIF), uji heteroskedastisitas dengan melihat grafik scatterplot serta uji normalitas dengan melihat normal probability plot dan uji one sample Kolmogorov Smirnov.

(11)

1. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Imam Ghozali, 2011:105). Penelitin ini menggunakan dua cara dalam mendeteksi multikolonieritas dengan menganalisis matrik korelasi antar variabel independen dan perhitungan nilai Tolerance dan VIF. Berikut hasil output dari uji multikolonieritas pada sebelum perusahaan melakukan merger dan akuisisi (Tabel 4.5 dan Tabel 4.6).

Tabel 4.5

Analisis Matrik Korelasi Antar Variabel Independen Sebelum Merger dan Akuisisi

Coefficient Correlationsa

Model EPSSBLBR DERSBLBR NPMSBL CRSBL TATOSBL ROESBL ROASBL

1 Correlations EPSSBLBR 1,000 ,065 ,178 ,048 ,148 -,345 -,098 DERSBLBR ,065 1,000 ,138 -,054 ,211 -,710 ,747 NPMSBL ,178 ,138 1,000 -,401 ,804 -,476 ,033 CRSBL ,048 -,054 -,401 1,000 -,229 ,376 -,440 TATOSBL ,148 ,211 ,804 -,229 1,000 -,429 -,002 ROESBL -,345 -,710 -,476 ,376 -,429 1,000 -,728 ROASBL -,098 ,747 ,033 -,440 -,002 -,728 1,000 Covariances EPSSBLBR ,052 ,071 1,300 ,025 ,194 -4,206 -2,346 DERSBLBR ,071 22,626 20,884 -,589 5,767 -179,947 370,506 NPMSBL 1,300 20,884 1017,389 -29,562 147,080 -808,877 111,038 CRSBL ,025 -,589 -29,562 5,336 -3,033 46,325 -105,986 TATOSBL ,194 5,767 147,080 -3,033 32,874 -131,226 -1,298 ROESBL -4,206 -179,947 -808,877 46,325 -131,226 2842,464 -4043,885 ROASBL -2,346 370,506 111,038 -105,986 -1,298 -4043,885 10866,380

a. Dependent Variable: Peresh

(12)

Tabel 4.6

Analisis Perhitungan Nilai Tolerance dan VIF Sebelum Merger dan Akuisisi Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 14,358 9,191 1,562 ,129 CRSBL -3,059 2,310 -,363 -1,324 ,196 ,407 2,454 TATOSBL 3,573 5,734 ,199 ,623 ,538 ,300 3,332 NPMSBL 29,897 31,897 ,334 ,937 ,357 ,240 4,163 ROASBL 163,586 104,242 ,837 1,569 ,128 ,107 9,308 ROESBL -62,479 53,315 -,576 -1,172 ,251 ,126 7,909 DERSBLBR 2,857 4,757 ,212 ,601 ,553 ,245 4,088 EPSSBLBR -,149 ,229 -,160 -,650 ,521 ,508 1,968

a. Dependent Variable: Peresh Sumber : data yang diolah

Melihat hasil korelasi antar variabel independen sebelum merger dan akuisisi (Tabel 4.5) tampak bahwa ada beberapa variabel yang mempunyai korelasi cukup tinggi, seperti antara variabel DER dengan ROA dan ROE masing-masing dengan tingkat korelasi sebesar 0,807 atau sekitar 80,7% dan -0,745 atau sekitar 74,5%; antara NPM dan TATO dengan tingkat korelasi sebesar 0.799 atau sekitar 79,9%; serta antara ROE dan ROA dengan tingkat korelasi sebesar -0,676 atau sekitar 67,6%. Oleh karena korelasi ini masih di bawah 95%, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolonieritas yang serius.

Hasil perhitungan nilai Tolerance (Tabel 4.6) yang menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolarance kurang dari 0.10 yang berarti tidak ada kolerasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) (Tabel 4.6) juga menunjukkan

(13)

hal yang sama tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi, pada satu tahun sebelum perusahaan melakukan merger dan akuisisi.

Tabel 4.7

Analisis Matrik Korelasi Antar Variabel Independen Setelah Merger dan Akuisisi Coefficient Correlationsa

Model EPSSSDBR DERSSDBR NPMSSD TATOSSD ROASSD CRSSD ROESSD

1 Correlations EPSSSDBR 1,000 ,048 ,034 ,019 -,122 ,040 -,324 DERSSDBR ,048 1,000 -,210 ,011 ,456 ,473 -,294 NPMSSD ,034 -,210 1,000 ,391 ,030 -,314 -,413 TATOSSD ,019 ,011 ,391 1,000 -,143 -,422 -,118 ROASSD -,122 ,456 ,030 -,143 1,000 ,142 -,561 CRSSD ,040 ,473 -,314 -,422 ,142 1,000 ,060 ROESSD -,324 -,294 -,413 -,118 -,561 ,060 1,000 Covariances EPSSSDBR ,036 ,087 ,146 ,010 -1,360 ,016 -2,100 DERSSDBR ,087 90,229 -45,039 ,295 252,187 9,368 -95,007 NPMSSD ,146 -45,039 509,778 25,490 39,839 -14,781 -317,575 TATOSSD ,010 ,295 25,490 8,342 -24,089 -2,541 -11,598 ROASSD -1,360 252,187 39,839 -24,089 3396,721 17,266 -1113,356 CRSSD ,016 9,368 -14,781 -2,541 17,266 4,345 4,261 ROESSD -2,100 -95,007 -317,575 -11,598 -1113,356 4,261 1158,624

a. Dependent Variable: Peresh

(14)

Tabel 4.8

Analisis Perhitungan Nilai Tolerance dan VIF Setelah Merger dan Akuisisi Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 23,938 13,075 1,831 ,078 CRSSD ,149 2,084 ,017 ,072 ,943 ,558 1,794 TATOSSD -1,255 2,888 -,098 -,434 ,667 ,616 1,623 NPMSSD 18,434 22,578 ,191 ,816 ,421 ,572 1,748 ROASSD 61,007 58,281 ,278 1,047 ,304 ,446 2,244 ROESSD -16,851 34,039 -,145 -,495 ,624 ,365 2,743 DERSSDBR -5,701 9,499 -,153 -,600 ,553 ,487 2,053 EPSSSDBR -,172 ,190 -,191 -,904 ,373 ,706 1,417

a. Dependent Variable: Peresh Sumber : Data yang diolah

Melihat hasil korelasi antar variabel independen setelah merger dan akuisisi (Tabel 4.7) tampak bahwa hanya ada satu variabel yang melebihi tingkat korelasi 50% yaitu variabel ROA dan ROE yang mempunyai korelasi cukup besar, yakni sebesar -0,561 atau sekitar 56,1%. Oleh karena korelasi ini masih di bawah 95%, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolonieritas yang serius.

Hasil perhitungan nilai tolerance (Tabel 4.8) yang menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolarance kurang dari 0.10 yang berarti tidak ada kolerasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) (Tabel 4.8) juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi, pada satu tahun sebelum perusahaan melakukan merger dan akuisisi.

(15)

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskesdastisitas atau tidak terjadi heteroskesdatisitas (Imam Ghozali, 2011:139).

Sumber : data yang diolah

Gambar 4.1

(16)

Sumber : data yang diolah

Gambar 4.2

Hasil Uji Heteroskedastisitas Setelah Merger dan Akusisi

Dari hasil uji heteroskedastisitas tersebut (gambar 4.1 dan 4.2 ) terlihat bahwa penyebaran plot terpencar dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Dengan hasil demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak mengalami masalah uji heteroskedastisitas.

3. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel independen dan variabel independen memiliki distribusi yang normal. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan norma Probability Plot yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Berikut ini adalah norma probability plot dan histogram.

(17)

Sumber : data yang diolah

Gambar 4.3

Grafik Histogram Normal Probability Sebelum Merger dan Akuisisi

Sumber : data yang diolah

Gambar 4.4

(18)

Sumber : data yang diolah

Gambar 4.5

Grafik Histogram Normal Probability Setelah Merger dan Akuisisi

Sumber : data yang diolah

Gambar 4.6

(19)

Apabila dilihat melalui normal probability plot dan histogram (Gambar 4.3 – 4.6), terlihat bahwa grafik membentuk garis yang mengarah ke angka 0 (nol) dan berdistribusi normal. Namun hanya dengan melihat normal probability plot dan histogram saja kurang dapat meyakinkan bahwa data berdistribusi normal. Oleh karena dilakukan pengujian melalui uji statistic lainnya yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual yaitu uji one sample kolmogorov-smirnov test. Hasil pengujian normalitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 4.9

Hasil Uji Normalitas pada Perusahaan Sebelum Melakukan Merger dan Akuisisi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

CRSBL TATOSBL NPMSBL ROASBL ROESBL DERSBL EPSSBL

N 45 45 45 45 45 45 45

Normal Parametersa,b

Mean 2,62845 ,67385 ,11087 ,06001 ,16252 3,24541 255,91801

Std. Deviation 6,848243 ,614320 ,182966 ,077157 ,153702 3,743380 472,505966

Most Extreme Differences

Absolute ,360 ,169 ,234 ,189 ,148 ,256 ,286

Positive ,353 ,169 ,105 ,189 ,148 ,256 ,282

Negative -,360 -,144 -,234 -,184 -,108 -,198 -,286

Kolmogorov-Smirnov Z 2,418 1,133 1,570 1,267 ,990 1,717 1,919

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 ,153 ,014 ,081 ,281 ,006 ,001

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

(20)

Tabel 4.10

Hasil Uji Normalitas Setelah Eliminasi dan Transformasi Data pada Perusahaan Sebelum Melakukan Merger dan Akuisisi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

CRSBL TATOSBL NPMSBL ROASBL ROESBL DERSBLBR EPSSBLBR

N 36 36 36 36 36 36 36

Normal Parametersa,b Mean 1,74340 ,71176 ,14483 ,06540 ,16324 1,4215 13,1697

Std. Deviation 1,249610 ,586577 ,117848 ,053922 ,097188 ,78314 11,30596

Most Extreme Differences

Absolute ,198 ,138 ,135 ,193 ,061 ,192 ,190

Positive ,198 ,138 ,135 ,193 ,061 ,192 ,190

Negative -,107 -,119 -,115 -,122 -,052 -,125 -,147

Kolmogorov-Smirnov Z 1,186 ,826 ,808 1,157 ,365 1,152 1,140

Asymp. Sig. (2-tailed) ,120 ,503 ,532 ,137 ,999 ,141 ,149

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber : data yang diolah

Terlihat pada Tabel 4.9 bahwa nilai K-S pada variabel CR, NPM, DER dan EPS menunjukkan nilai signifikansi masih dibawah 0.05 yang berarti nilai residual terdistribusi secara tidak normal, masing-masing nilai signifikansinya adalah 0.000, 0.014, 0.006 dan 0.001. Sedangkan untuk variabel TATO, ROA dan ROE menunjukkan nilai signifikasi jauh di atas 0.05, sehingga nilai untuk variabel TATO, ROA dan ROE berdistribusi secara normal atau memenuhi asumsi klasik normalitas.

Sehingga agar dapat melanjutkan analisis, perlu dilakukan transformasi data dan eliminasi beberapa data yang dianggap bernilai extrem, yang kemungkinan besar menyebabkan data tidak berdistribusi normal terhadap CR, NPM, DER dan EPS. Setelah dilakukan eliminasi 9 perusahaan dan transformasi data pada variabel DER dan EPS, maka diperoleh hasil output SPSS seperti pada Tabel 4.10.

(21)

Pada Tabel 4.10 terlihat bahwa jumlah observasi (n) = 36, berkurang dari yang sebelumnya dilakukan transformasi dan eliminasi data adalah sebesar 45 data. Sehingga diperoleh bahwa semua nilai signifikansi seluruh variabel berada jauh di atas 0.05 yang berarti nilai residual seluruh variabel berdistribusi secara normal atau memenuhi asumsi klasik normalitas.

Tabel 4.11

Hasil Uji Normalitas pada Perusahaan Setelah Melakukan Merger dan Akuisisi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

CRSSD TATOSSD NPMSSD ROASSD ROESSD DERSSD EPSSSD

N 45 45 45 45 45 45 45

Normal Parametersa,b Mean 2,95220 ,74864 1,00771 ,06583 ,92368 2,99423 272,76535

Std. Deviation 9,900788 ,794141 3,624200 ,075925 3,659198 3,373846 675,432177 Most Extreme Differences Absolute ,405 ,185 ,477 ,167 ,494 ,302 ,322 Positive ,405 ,134 ,477 ,164 ,494 ,302 ,322 Negative -,391 -,185 -,378 -,167 -,367 -,212 -,311 Kolmogorov-Smirnov Z 2,718 1,240 3,197 1,121 3,313 2,029 2,162

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 ,092 ,000 ,162 ,000 ,001 ,000

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber : data yang diolah

Tabel 4.12

Hasil Uji Normalitas Setelah Eliminasi dan Transformasi Data pada Perusahaan Setelah Melakukan Merger dan Akuisisi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

CRSSD TATOSSD NPMSSD ROASSD ROESSD DERSSDBR EPSSSDBR

N 36 36 36 36 36 36 36

Normal Parametersa,b

Mean 1,64682 ,78428 ,15261 ,06666 ,16468 1,1412 13,3405

Std. Deviation 1,200441 ,824134 ,109415 ,048021 ,090903 ,28184 11,67632

Most Extreme Differences

Absolute ,151 ,182 ,100 ,132 ,080 ,212 ,207

Positive ,151 ,167 ,100 ,132 ,080 ,212 ,207

Negative -,117 -,182 -,087 -,100 -,051 -,105 -,160

Kolmogorov-Smirnov Z ,906 1,093 ,601 ,791 ,477 1,272 1,240

Asymp. Sig. (2-tailed) ,384 ,184 ,863 ,559 ,977 ,079 ,092

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

(22)

Terlihat pada Tabel 4.11 bahwa hampir semua variabel menghasilkan nilai signifikansi masih jauh dibawah 0.05 yang berart nilai residual terdistribusi secara tidak normal. Hanya variabel ROA saja yang menunjukkan nilai signifikasi jauh di atas 0.05, yakni sebesar 0.162 jadi nilai untuk variabel ROA berdistribusi secara normal atau memenuhi asumsi klasik normalitas.

Sehingga agar dapat melanjutkan analisis, perlu dilakukan transformasi data dan eliminasi beberapa data yang dianggap bernilai extrem, yang kemungkinan besar menyebabkan data tidak berdistribusi normal terhadap CR, NPM, TATO, ROE, DER dan EPS. Setelah dilakukan eliminasi 9 perusahaan dan transformasi data pada variabel DER dan EPS, maka diperoleh hasil output SPSS seperti pada Tabel 4.12.

Pada Tabel 4.12 terlihat bahwa jumlah observasi (n) = 36, berkurang dari yang sebelumnya dilakukan transformasi dan eliminasi data adalah sebesar 45 data. Sehingga diperoleh bahwa semua nilai signifikansi seluruh variabel berada jauh di atas 0.05 yang berarti nilai residual seluruh variabel berdistribusi secara normal atau memenuhi asumsi klasik normalitas.

D. Pengujian Hipotesis

Pada bagian ini akan dibahas mengenai analisis data dan hasil penelitian yang meliputi pengujian hipotesis yang terdiri dari 7 (tujuh) hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk menjawab pertanyaan apakah kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan dengan menggunakan tujuh rasio keuangan setelah merger dan akuisisi berbeda dibandingkan dengan kinerja perushaaan sebelum melakukan merger dan akuisisi.

(23)

Perbandingan tersebut dilakukan untuk mengetahui pengaruh keputusan merger dan akuisisi terhadap kinerja perusahaan secara financial. Untuk menganalisis pengaruh merger dan akuisisi terhadap kondisi keuangan perusahaan. Rasio-rasio tersebut dibandingkan dengan rasio-rasio sebelum perusahaan melakukan merger dan akuisisi. Jika variabel-variabel yang diperbandingkan tersebut berbeda, maka dinyatakan bahwa merger dan akuisisi berpengaruh terhadap kinerja perusahaan tersebut.

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji statistic non-parametrik. Menurut manurung menyatakan bahwa data yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak mencerminkan data yang berdistribusi dengan normal, sehingga dengan metode statistik non parametric telah sesuai dalam melakukan penelitian yang menggunakan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Langkah-langkah pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Statistik deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menjelaskan perusahaan baik sebelum merger dan akuisisi maupun setelah merger dan akuisisi untuk setiap variable yang digunakan. Analisis ini meliputi nilai minimum, maksimum, mean (nilai rata-rata data), dan standar deviasi pada satu tahun sebelum melakukan merger dan akuisisi dan satu tahun setelah melakukan merger dan akuisisi. Pengujian statistic ini sudah dilakukan dalam sub bab 4 poin B sebelumnya.

2. Uji beda sample paired t test

Pengujian hipotesis yang ada bertujuan untuk menjawab pertanyaan apakah kinerja perusahaan yang diproksikan ke dalam tujuh rasio keuangan setelah

(24)

merger dan akuisisi mengalami peningkatan dibandingkan dengan kinerja perusahaan sebelum merger dan akuisisi. Hipotesis yang ada (Ho-1 sampai dengan

Ho-7, dan Ha-1 sampai dengan Ha-7) akan diuji dengan menggunakan analisisi uji

beda paired sample t test dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 5% untuk uji pada satu sisi, jumlah sampel (N) sebanyak 36 perusahaan, sederajat kebebasan df = N – 1 = 36 – 1 = 35. Sehingga dari tabel distribusi t diperoleh nilai 1,6896 untuk uji pada satu sisi.

Alasan penggunakan paired sample t test dalam menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah karena uji ini dapat melihat perbandingan perubahan yang terjadi dalam objek yang sama (laporan keuangan) tetapi dalam tahun yang berbeda, yakni perubahan setelah melakukan merger dan akuisisi. Analisis ini akan menguji kinerja 1 tahun setelah perusahaan melakukan merger dan akuisisi yang akan di proksikan ke dalam tujuh rasio keuangan, yaitu Current Ratio (CR), Total Asset Turn Over (TATO), Net Profit margin (NPM), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Dept to Equity Ratio (DER) dan Eaning per Share (EPS).

Hasil uji beda atas seluruh variabel pada saat sebelum merger dan akuisisi dengan setelah merger dan akuisisi dapat dilihat dalam output seperti tampak pada Tabel 4.13.

(25)

Tabel 4.13

Hasil Uji Beda untuk Sampel Berpasangan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum Merger dan Akuisisi dengan Setelah Merger dan Akuisisi

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 CRSBL - CRSSD ,096581 ,977014 ,162836 -,233993 ,427155 ,593 35 ,557

Pair 2 TATOSBL - TATOSSD -,072530 ,686869 ,114478 -,304933 ,159873 -,634 35 ,530

Pair 3 NPMSBL - NPMSSD -,007781 ,103928 ,017321 -,042945 ,027383 -,449 35 ,656

Pair 4 ROASBL - ROASSD -,001266 ,059604 ,009934 -,021433 ,018901 -,127 35 ,899

Pair 5 ROESBL - ROESSD -,001440 ,115129 ,019188 -,040394 ,037514 -,075 35 ,941

Pair 6 DERSBLBR - DERSSDBR ,28034 ,54011 ,09002 ,09759 ,46308 3,114 35 ,004

Pair 7 EPSSBLBR - EPSSSDBR -,17088 7,57435 1,26239 -2,73367 2,39191 -,135 35 ,893

Sumber : data yang diolah

a) Analisis kinerja CR perusahaan sebelum merger dan akuisisi dengan setelah merger dan akuisisi

Berdasarkan Tabel 4.13, hasil uji beda t untuk sampel berpasangan (paired samples t test), nilai t hitung untuk kinerja CR 1 tahun sebelum merger dan akuisisi dengan CR 1 tahun setelah merger dan akuisisi adalah sebesar 0,593 dengan sig. 0,557. Karena sig. > 0.05 sehingga nilai signifikansi berada pada daerah penerimaan Ho. Hal ini dapat diartikan bahwa kinerja CR setelah merger

dan akuisisi tidak mengalami peningkatan secara signifikan dibandingkan sebelum merger dan akuisisi untuk uji beda CRSBL – CRSSD (Ho diterima, Ha1

(26)

b) Analisis kinerja TATO perusahaan sebelum merger dan akuisisi dengan setelah merger dan akuisisi

Berdasarkan Tabel 4.13, hasil uji beda t untuk sampel berpasangan (paired samples t test), nilai t hitung untuk kinerja TATO 1 tahun sebelum merger dan akuisisi dengan TATO 1 tahun setelah merger dan akuisisi adalah sebesar -0.634 dengan sig. 0,530. Karena sig. > 0.05 sehingga nilai signifikansi berada pada daerah penerimaan Ho. Hal ini dapat diartikan bahwa kinerja TATO setelah

merger dan akuisisi tidak mengalami peningkatan secara signifikan dibandingkan sebelum merger dan akuisisi untuk uji beda TATOSBL – TATOSSD (Ho

diterima, Ha2 ditolak).

c) Analisis kinerja NPM perusahaan sebelum merger dan akuisisi dengan setelah merger dan akuisisi

Berdasarkan Tabel 4.13, hasil uji beda t untuk sampel berpasangan (paired samples t test), nilai t hitung untuk kinerja NPM 1 tahun sebelum merger dan akuisisi dengan NPM 1 tahun setelah merger dan akuisisi adalah sebesar -0.449 dengan sig. 0,656. Karena sig. > 0.05 sehingga nilai signifikansi berada pada daerah penerimaan Ho. Hal ini dapat diartikan bahwa kinerja NPM setelah merger

dan akuisisi tidak mengalami peningkatan secara signifikan dibandingkan sebelum merger dan akuisisi untuk uji beda NPMSBL – NPMSSD (Ho diterima,

(27)

d) Analisis kinerja ROA perusahaan sebelum merger dan akuisisi dengan setelah merger dan akuisisi

Berdasarkan Tabel 4.13, hasil uji beda t untuk sampel berpasangan (paired samples t test), nilai t hitung untuk kinerja ROA 1 tahun sebelum merger dan akuisisi dengan ROA 1 tahun setelah merger dan akuisisi adalah sebesar -0.127 dengan sig. 0,899. Karena sig. > 0.05 sehingga nilai signifikansi berada pada daerah penerimaan Ho. Hal ini dapat diartikan bahwa kinerja ROA setelah merger

dan akuisisi tidak mengalami peningkatan secara signifikan dibandingkan sebelum merger dan akuisisi untuk uji beda ROASBL – ROASSD (Ho diterima,

Ha4 ditolak).

e) Analisis kinerja ROE perusahaan sebelum merger dan akuisisi dengan setelah merger dan akuisisi

Berdasarkan Tabel 4.13, hasil uji beda t untuk sampel berpasangan (paired samples t test), nilai t hitung untuk kinerja ROE 1 tahun sebelum merger dan akuisisi dengan ROE 1 tahun setelah merger dan akuisisi adalah sebesar -0.075 dengan sig. 0,941. Karena sig. > 0.05 sehingga nilai signifikansi berada pada daerah penerimaan Ho. Hal ini dapat diartikan bahwa kinerja ROE setelah merger

dan akuisisi tidak mengalami peningkatan secara signifikan dibandingkan sebelum merger dan akuisisi untuk uji beda ROESBL – ROESSD (Ho diterima,

(28)

f) Analisis kinerja DER perusahaan sebelum merger dan akuisisi dengan setelah merger dan akuisisi

Berdasarkan Tabel 4.13, hasil uji beda t untuk sampel berpasangan (paired samples t test), nilai t hitung untuk kinerja DER 1 tahun sebelum merger dan akuisisi dengan DER 1 tahun setelah merger dan akuisisi adalah sebesar 3.114 dengan sig. 0.004. Karena sig. < 0.05 sehingga nilai signifikansi berada pada daerah penerimaan Ha. Hal ini dapat diartikan bahwa kinerja DER setelah merger

dan akuisisi mengalami peningkatan secara signifikan dibandingkan sebelum merger dan akuisisi untuk uji beda DERSBL – DERSSD (Ha6 diterima, Ho

ditolak).

g) Analisis kinerja EPS perusahaan sebelum merger dan akuisisi dengan setelah merger dan akuisisi

Berdasarkan Tabel 4.13, hasil uji beda t untuk sampel berpasangan (paired samples t test), nilai t hitung untuk kinerja EPS 1 tahun sebelum merger dan akuisisi dengan EPS 1 tahun setelah merger dan akuisisi adalah sebesar -0.135 dengan sig. 0,893. Karena sig. > 0.05 sehingga nilai signifikansi berada pada daerah penerimaan Ho. Hal ini dapat diartikan bahwa kinerja EPS setelah merger

dan akuisisi tidak mengalami peningkatan secara signifikan dibandingkan sebelum merger dan akuisisi untuk uji beda EPSSBL – EPSSSD (Ho diterima, Ha7

(29)

h) Analisis kinerja keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi dengan setelah merger dan akuisisi

Hasil analisis data kinerja keuangan dengan sampel seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI 1 tahun sebelum merger dan akuisisi dengan 1 tahun setelah merger dan akuisisi ditunjukkan melalui Tabel 4.14, ditemukan bahwa kinerja keuangan perusahaan 1 tahun sebelum merger dan akuisisi dengan 1 tahun setelah merger dan akuisisi dengan tingkat signifikansi (α) 0,05 menghasilkan penerimaan Ho pada seluruh variabel (CR, TATO, NPM, ROA, ROE dan EPS). Hal ini

dikarenakan nilai signifikansi rasio CR, TATO, NPM, ROA, ROE dan EPS lebih besar daripada nilai signifikansi (α) 0,05. Dengan demikian hipotesis alternatif Ha

pada 6 dari seluruh variabel tersebut ditolak. Artinya kinerja rasio CR, TATO, NPM, ROA, ROE dan EPS tidak mengalami meningkat untuk 1 tahun sesudah merger dan akuisisi dibandingkan dengan 1 tahun sebelum perusahaan tersebut melakukan merger dan akuisisi.

Sedangkan hanya terdapat satu rasio yang mengalami perbedaan (meningkat) setelah satu tahun melakukan merger dan akuisisi, yaitu DER (dept to equity ratio) hal ini dikarenakan nilai signifikansi DER berada jauh dibawah nilai signifikansi (α) 0,05. Dengan demikian hipotesis alternatif Ha pada satu rasio

(30)

Tabel 4.14

Ringkasan Hasil Uji Beda 1 Tahun Sebelum Merger dan Akuisisi dengan 1 Tahun Setelah Merger dan Akuisisi

Rasio Sig. (2-tailed) α Ha

CR 0,557 0,05 Ditolak TATO 0,530 0,05 Ditolak NPM 0,656 0,05 Ditolak ROI 0,899 0,05 Ditolak ROE 0,941 0,05 Ditolak DER 0,004 0,05 Diterima EPS 0,893 0,05 Ditolak

Sumber : data yang diolah

Penolakan hipotesis alternatif Ha untuk rasio CR, TATO, NPM, ROA, ROE

dan EPS ini dikarenakan oleh kinerja perusahaan yang memang tidak menunjukkan perbaikan yang signifikan, bahkan kinerja rasio CR semakin memburuk pada 1 tahun setelah merger dan akuisisi dibandingkan dengan 1 tahun sebelum merger dan akuisisi. Hal ini dapat dilihat melalui nilai rata-rata (mean) dan st. deviasi untuk 1 tahun sebelum merger dan akuisisi dengan 1 tahun setelah merger dan akuisisi pada tabel hasil uji rata-rata (Tabel 4.10 dan 4.12).

E. Pembahasan

Dengan menggunakan pengujian hipotesis sample paired t test dengan tingkat signifikansi 5% menunjukkan bahwa enam dari tujuh rasio keuangan (dipilih) sesudah perusahaan melakukan merger dan akuisisi tidak mengalami perbedaan yang siginifikan dibandingkan dengan sebelum dilakukannya merger dan akuisisi. Pada data perbandingan rata-rata rasio keuangan pada tabel 4.10 dan

(31)

4.12 menunjukkan adanya perubahan rasio keuangan setelah dilakukan merger dan akuisisi. Tetapi perubahan tersebut tidak signifikan untuk sebagian besar rasio keuangan yang ada. Oleh sebab itu rasio-rasio keuangan yang mengalami perubahan tetapi tidak signifikan dianggap tidak mengalami perubahan atau tidak berbeda antara sebelum dilakukannya merger dan akuisisi dengan sesudah merger dan akuisisi dilakukan.

Sedangkan hanya ada satu rasio dari tujuh rasio yang diuji, menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dengan menggunakan ukuran DER (Dept to Equity Ratio) mengalami peningkatan dari satu tahun sebelum merger dan akuisisi. DER termasuk dalam bagian rasio solvabilitas, yang menunjukkan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang yang dimiliki.

Menurut Irfan (2011:128), Debt to Equity Ratio adalah ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk memperhatikan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor. Sehingga dapat disimpulkan bahwa alasan mengapa DER dalam tahun setelah merger dan akuisisi mengalami perubahan (mengalami peningkatan) dikarenakan secara otomatis dari transaksi penggabungan usaha baik merger atau akuisisi, modal perusahaan semakin bertambah disertai dengan kewajiban yang bertambah pula. Tetapi dalam penelitian ini modal dari hasil merger dan akuisisi mengalami penambahan yang lebih besar ketimbang peningkatan pada hutang gabungan hasil merger atau akuisisi perusahaan-perusahaan tersebut.

(32)

Dari ketujuh rasio dalam menganalisis perubahan sebelum dan setelah merger dan akuisisi menunjukkan hasil dominan pada tidak terjadi perubahan yang signifikan (peningkatan kinerja perusahaan). Sedangkan peningkatan rasio (kinerja keuangan perusahaan) dibandingkan dengan sebelum dan setelah merger dan akuisisi hanya terlihat dari nilai rasio DER. Mengartikan bahwa hanya hasil penggabungan modal dari hasil merger atau akuisisi inilah yang mengalami peningkatan, menjadikan jaminan atas pembayaran hutang perusahaan lebih banyak (besar) sehingga perusahaan setelah melakukan merger dan akuisisi lebih baik posisi modalnya (lebih aman untuk melakukan pembayaran terhadap hutang-hutang perusahaan hasil merger dan akuisisi tersebut.

Rata-rata rasio keuangan sebelum dan setelah dilakukan merger dan akuisisi diperlukan untuk mengetahui adanya atau tidaknya sinergi yang terjadi setelah perusahaan melakukan merger dan akuisisi. Sinergi tersebut dilihat dari aspek keuangan yang diproksikan dengan tujuh rasio keuangan. Apabila perubahan yang terjadi cukup signifikan, maka dimungkinkan telah terjadi sinergi dan sebaliknya.

Enam dari tujuh rasio yang digunakan dalam penelitian ini memiliki hasil yang tidak signifikan untuk perubahan yang terjadi pada kinerja keuangan perusahaan setelah perusahaan melakukan merger dan akuisisi. Dan hanya satu rasio (DER) yang menunjukkan perbedaan yang signifikan setelah pada satu tahun setelah perusahaan melakukan merger dan akuisisi. Sehingga hasil penelitian ini memberikan indikasi bahwa memang tujuan ekonomis yang diharapkan terjadi setelah merger dan akuisisi belum tercapai. Hal ini dapat terjadi karena

(33)

dimungkinkan pada periode awal terjadinya merger dan akuisisi telah terjadi tindakan window dressing terhadap pelaporan keuangan perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi menjelang diputuskannya tindakan merger dan akuisisi, dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi mempunyai kekuatan ekonomi yang memadai dan kuat. Atau sebaliknya, kemungkinan keputusan merger dan akuisisi dilandasi motivasi untuk menyelamatkan perusahaan yang diakuisisi yang sudah terpuruk dari ancaman kebangkrutan.

Dengan kata lain, tidak ada perbedaan antara kinerja keuangan sebelum dengan setelah merger dan akuisisi baik pada perusahaan pengakuisisi maupun perusahaan diakuisisi dan menolak hipotesis yang dilakukan sebelumnya. Hanya saja pengaruh terlihat dari perbedaan modal perusahaan setalah diakuisisi (hasil gabungan merger). Hal ini diduga karena merger dan akuisisi tidak menimbulkan sinergi bagi perusahaan baik perusahaan pengakuisisi maupun perusahaan diakuisisi yang dimungkinkan disebabkan lemahnya strategi yang dilakukan, pemilihan perusahaan target yang kurang tepat, perusahaan pengakuisisi kurang pengalaman dalam melakukan merger dan akuisisi dan adanya faktor non ekonomis yaitu untuk menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan.

Selain itu merger dan akuisisi bukan hanya satu proses penyehatan langsung selesai, tetapi mengalami beberapa proses peningkatan (multiple turnaround), mungkin merger dan akuisisi adalah langkah awal, barulah langkah penyehatan kedua yang dihasilkan kinerja keuangan yang memuaskan.

(34)

Penelitian ini adalah ekplorasi yang terbatas pada beberapa kinerja keuangan sebelum dan setelah merger dan akuisisi, masa-masa melihat keberhasilan merger dan akuisisi pun sangat bervariasi, tidak seluruh tujuan merger dan akuisisi seperti peningkatan skala ekonomi, peningkatan efisiensi, meningkatkan daya saing akan tercapai dalam waktu yang bersamaan. Peningkatan skala ekonomi lebih mudah dilakukan namun peningkatan efisiensi dan peningkatan daya saing membutuhkan waktu yang lebih lama.

Hasil uji hipotesis ini sama sejalan dengan penelitian-penelitian sebelumnya bahwa tidak terjadi perbedaan (perubahan) signifikan setelah merger dan akuisisi. Seperti dalam penelitian yang dilakukan oleh Siti Fatimah (2013) serta Ira Aprilita, Hj. Rina Tjandrakirana, dan H. Aspahami (2013), bahwa tidak terjadi perubahan yang siginifikan pada perusahaan setelah akuisisi.

Penelitian yang dilakukan oleh Siti Fatimah (2013) menghasilkan tidak terdapat perbedaan antara sebelum dengan setelah akuisisi pada perusahaan public yang terdaftar di BEI periode tahun 2007-2009, dengan menggunakan rasio CR, NPM, ROA, ROE, DER, dan TATO serta tingkat signifikansi 5% dan jangka waktu sampai 2 tahun setelah akuisisi.

Penelitian yang dilakukan oleh Ira Aprilita, Hj. Rina Tjandrakirana dan H. Aspahami pada tahun yang sama juga menunjukkan hasil yang sama yaitu, rasio ROI, ROE, DER, TATO, CR dan EPS, tidak mengalami perubahan signifikan dengan sebelum akuisisi, meski penelitian sudah dilakukan sampai 3 tahun setelah akuisisi.

(35)

Tetapi dalam penelitian ini ditemukan bahwa nilai DER mengalami berbedaan setelah merger dan akuisisi. Hal ini dimungkinkan karena pada tahun 2008-2012 kinerja keuangan perusahaan terutama dilihat dari perubahan modal yang cukup berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Namum sejauh ini, dalam penegakan hukum di dalam masyarakat adat Aceh, masih terdapat kendala-kedala yang dihadapi, sehingga proses pembangunan hukum adat di Indonesia, khususnya di

Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan desain catalytic converter berbahan katalis kawat stainless steel berbentuk sarang laba-laba, mendapatkan performa emisi gas buang

I-2 : Citra CP Prima yang sedang menurun memang membutuhkan proses atau waktu yang tidak singkat untuk mengembalikannya seperti sebelumnya tetapi saya sangat yakin bahwa

Perencanaan Pemerintahan 60 menit Bukti Distribusi 8 x Bukti Distribusi 30 menit Masukan Stakeholder 9 x Masukan Stakeholder 300 menit Koreksi Draft Rancangan Awal

Sebagai konsekuensinya, pada tingkat ini pendidikan bukan hanya sebagai hak tetapi juga sebagai kewajiban bagi setiap warga negara pada tingkat umur tertentu (di

Strategi Pengembangan Tari Topeng Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.. BAB I

Akan tetapi pada generator sinkron yang dipergunakan untuk pembangkitan dengan kapasitas besar, belitan atau kumparan jangkar ditempatkan pada stator sedangkan belitan

Bila dilihat secara keseluruhan, maka nilai rata-rata kapasitas biosorpsi yang paling tinggi terdapat pada biomassa dengan berat 0.9 g yaitu sebesar 1.144 ± 0.023 mg/g, sedangkan