• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Organisasi Nirlaba

1. Defenisi Organisasi Nirlaba

Organisasi Nirlaba sering juga disebut dengan istilah organisasi nonprofit atau

organisasi nonbisnis. Jika dilihat dari istilah “nirlaba”, maka dapat kita lihat bahwa organisasi nirlaba ini didirikan dengan alasan-alasan di luar daripada usaha memperoleh laba untuk para pemilik atau investor.

Menurut J. Salusu yang menyatakan bahwa “organisasi nonprofit adalah organisasi atau badan yang tidak menjadikan keuntungan sebagai motif utamanya dalam melayani masyarakat. Atau disebut juga sebagai korporasi yang tidak membagikan keuntungan sedikitpun kepada para anggota, karyawan serta eksekutifnya”.

2. Karakteristik Organisasi Nirlaba

Dalam ruang lingkup PSAK No. 45 (2004 : Pr.01), dikatakan bahwa sebuah organisasi nirlaba harus memenuhi karakeristik sebagai berikut :

a. Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan

b. Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau suatu entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas tersebut

c. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual,

(2)

dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikantersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada saat likuidasi atau pembubaran entitas.

Menurut Anthony dan Young, karakteristik umum sebuah organisasi nirlaba adalah sebagai berikut :

a. Tidak bermotif mencari keuntungan

b. Adanya pertimbangan khusus dalam pembebanan pajak c. Ada kecenderungan berorientasi semata-mata pada pelayanan d. Banyak mengahadapi kendala yang besar pada tujuan dan strategi e. Kurang banyak menggantungkan diri pada kliennya untuk mendapatkan

bantuan keuangan f. Dominasi pfofesional

g. Pengaruh politik biasanya memainkan peranan yang sangat penting

Dari penjelasan diatas secara umum yang dikatakan organisasi nirlaba yaitu organisasi yang tidak mempunyai motif untuk mencari keuntungan. Inilah yang membedakan organisasi bisnis lainnya. Selain perbedaan, terdapat persamaan karakteristik dengan organisasi bisnis lainnya yaitu salah satunya merupakan bagian yang integral dari sistem perekonomian yang sama dan memanfaatkan sumber daya serupa dalam rangka mencapai tujuan,

3. Klasifikasi Organisasi Nirlaba

Menurut Rosenbaum (1996 : hal. 15), pengategorian organisasi adalah berdasarkan sumber dana, yaitu :

a. Komersial, yaitu organisasi yang dibiayai oleh laba atau keuntungan dari kegiatannya

(3)

c. Organisasi Nirlaba, yaitu organisasi yang dibiayai oleh masyarakat lewat donasi atau sumbangan

Dari pengklasifikasian diatas, yayasan (termasuk LSM) yang mendapatkan donasi dari lembaga donor luar negeri termasuk kategori lembaga nirlaba donasi. Yayasan yang mendirikan sekolah atau rumah sakit termasuk golongan lembaga nirlaba yang komersial karena pendapatannya diperolehdari pemakai jasanya.

Menurut Kotler (2003 : hal.23), organisasi nirlaba dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Badan pemerintahan yang dibentuk dengan Undang-Undang dan diberi wewenang untuk memberi pelayanan dan memungut pajak

b. Organisasi nonprofit swasta atau sektor independen yang biasanya beroperasi sebagai organisasi bebas pajak, tetapi diorganisir di luar wewenang pemerintah dan perundang-undangan. Organisasi itu mungkin bergerak di bidang pendidikan, pelayanan kemanusiaan, perdagangan, atau perhimpunan profesi

c. Organisasi swasta kuasi-pemerintah yang dibentuk dengan wewenang legislatif dan biasanya diserahi monopoli yang terbatas untuk memberikan pelayanan atau menyediakan barang kebutuhan tertentu kepada kelompok-kelompok masyarakat. Organisasi umumnya bergerak di bidang utilitas, seperti listrik, air, dan gas.

Pengategorian lain menurut Priyono (1996 : hal. 30-32) tentang organisasi nirlaba di Indonesia membaginya menjadi empat golongan besar sebagai berikut :

a. Lembaga keagamaan termasuk lembaga yang bergerak dibidang keagamaan seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah

b. Organisasi kesejahteraan sosial seperti BKKBN (Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Nasional)

c. Organisasi kemasyarakatan termasuk dalam golongan ini adalah organisasi sosial yang berdasarkan profesi seperti Organisasi Keluarga Berencana Indonesia

d. Lembaga swadaya masyarakat mencakup yayasan-yayasan amal dan filantropis, asosiasi kepentingan khusus.

(4)

Pengkategorian yang berbeda-beda menggambarkan organisasi nirlaba bergerak dalam berbagai variasi bentuk kegiatan. Beberapa fokus kegiatan advokasi dan pendampingan masyarakat, sedangkan yang lainnya terjun ke implementasi program untuk secara langsung menyelesaikan suatu isu yang berkembang. Berawal dari organisasi nirlaba yang mengurusi kebutuhan dasar seperti peningkatan pendapatan masyarakat, kini sudah merambah ke arah persamaan hak, kesadaran berdemokrasi, dan lainnya.

B. Akuntansi Keuangan Organisasi Nirlaba

1. Siklus Akuntansi Organisasi Nirlaba

Siklus akuntansi organisasi nirlaba sama dengan siklus akuntansi pada organisasi bisnis. Siklus akuntansi diawali dengan menganalisis serta menjurnal transaksi dan diakhiri dengan neraca saldo setelah penutupan. Hasil terpenting dari siklus akuntansi adalah laporan keuangan.

(5)

Langkah-langkah dalam siklus akuntansi terlihat pada gambar dibawah ini : Gambar 1. Siklus Akuntansi

TAHAP PENCATATAN

TAHAP PERINGKASAN

Dikutip dari: Cara Mudah Memahami Akuntansi, Pahala Nainggolan, PPM Jakarta 2003

Step 1 Dokumen transaksi diterima atau disiapkan Step 2 Transaksi dicatat dalam jurnal Step 8 Membuat jurnal pembalik Step 7 Pembuatan jurnal penutup Step 6 Pembuatan laporan keuangan Step 5 Memasukkan penyesuaian yang diperlukan Step 4 Perkiraan disusun dalam neraca percobaan Step 3 Transaksi jurnal diposting ke perkiraan masing-masing

(6)

2. Metode Pencatatan Organisasi Nirlaba

Dalam akuntansi terdapat metode pencatatan yang membedakan cara pencatatan pendapatan dan biaya dalam laporan pendapatan dan biaya organisasi nirlaba secara signifikan. Adapun metode tersebut adalah :

a. Cash Basis (basisi kas)

Pengertian biaya menurut basis kas adalah seluruh pengeluaran yang dibayar oleh organisasi nirlaba. Dengan demikian, total biaya yang dilaporkan pada suatu periode adalah total pengeluaran yang tercatat pada buku bank organisasi nirlaba. Pengertian pendapatan adalah seluruh penerimaan uang kas oleh organisasi nirlaba. Pada akhirnya, surplus atau defisit merupakan selisih antara pendapatan dengan biaya. Bila digunakan basis kas, dapat diketahui secara cepat dengan menghitung berapa saldo kas yang ada pada akhir periode

b. Accrual Basis (basis akrual)

Basis akrual melakukan pencatatan berdasarkan apa yang seharusnya menjadi pendapatan dan biaya organisasi nirlaba pada suatu periode. Apa yang seharusnya menjadi pendapatan organisasi nirlaba adalah semua pendapatan yang telah menjadi hak organisasi nirlaba terlepas apakah hak ini telah diwujudkan dalam bentuk penerimaan kas atau tidak

(7)

C. Laporan Keuangan

1. Tujuan Pelaporan Organisasi Nirlaba

Dalam PSAK No. 45 (2004 : Pr.06) dinyatakan bahwa tujuan utama dari pembuatan laporan keuangan adalah “… menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota organisasi, kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi organisasi nirlaba.”

Secara lebih rinci dijelaskan pula bahwa tujuan laporan keuangan organisasi nirlaba, termasuk catatan atas laporan keuangan, adalah untuk menyajikan informasi mengenai :

1. jumlah dan sifat aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih suatu organisasi; 2. pengaruh transaksi, peristiwa dan situasi lainnya yang mengubah nilai dan

sifat aktiva bersih

3. jenis dan jumlah arus masuk arus keluar sumber daya dalam satu periode dan berhubungan antara keduanya

4. cara suatu organisasi mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman, dan factor lainnya yang berpengaruh pada likuiditasnya; dan

5. usaha jasa suatu organisasi

Setiap laporan keuangan menyediakan informasi yang berbeda, dan informasi dalam suatu laporan keuangan biasanya melengkapi informasi dalam laporan keuangan yang lain.

Dalam exposure draft FASB tentang tujuan pelaporan keuangan oleh organisasi non-bisnis, yang diterbitkan pada tanggal 15 September 1980, menyatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan khusus pemakai informasi organisasi non-bisnis, laporan keuangan organisasi nirlaba disusun dengan tujuan sebagai berikut :

(8)

a. Informasi berguna dalam membuat keputusan alokasi sumber daya

b. Informasi berguna untuk menilai jasa dan kemampuan untuk menyediakan jasa c. Informasi berguna untuk menilai pekerjaan manajemen dan kinerja

d. Informasi tentang sumber daya ekonomi, kewajiban, sumber daya bersih, dan beban

e. Kinerja organisasi f. Likuiditas

g. Penjelasan manajer dan interpretasi

2. Jenis Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba

Laporan keuangan organisasi nirlaba terdiri dari : a. Laporan posisi keuangan

Laporan posisi keuangan identik dengan neraca (balance sheet) pada perusahaan komersial. Tujuan dari laporan posisi keuangan adalah menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih organisasi nirlaba pada satu titik waktu tertentu dan menyajikan hubungan di antara unsure-unsur yang membentuknya.

b. Laporan aktivitas

Laporan aktivitas terdiri atas dua bagian besar yaitu pendapatan dan biaya organisasi nirlaba. Pendapatan yang berasal dari sumbangan disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, terikat permanen atau terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal sumbangan terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi pada periode yang sama dapat disajikan sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi. Pendapatan yang didapat dan investasi

(9)

atau pendapatan lain disajikan sebagai penambah atau pengurang aktiva bersih tidak terikat kecuali jika penggunaannya dibatasi.

c. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menunjukkan bagaimana arus kas keluar dan masuk lembaga selama suatu periode tertentu. Biasanya periode ini menunjukkan periode yang sama dengan periode laporan aktivitas. Secara singkat laporan arus kas menerangkan bagaimana saldo kas awal lembaga berubah dengan penambahan dan pengurangan hingga mencapai saldo akhir per tanggal neraca. Hal yang penting dari laporan ini adalah keterkaitannya dengan laporan aktivitas. Laporan arus kas terkait erat dengan surplus atau defisit yang dibukukan dalam laporan aktivitas. Dengan demikian diurai hubungan antara surplus atau defisit yang terjadi dengan uang kas organisasi nirlaba.

d. Catatan atas Laporan Keuangan

Merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan-laporan di atas yang bertujuan memberikan informasi tambahan tentang perkiraan-perkiraan yang dinyatakan dalam laporan keuangan.

D. Penyajian Laporan Keuangan Menurut PSAK No. 45

Akuntansi menghasilkan informasi menyangkut peristiwa atau transaksi yang sudah terjadi yang tentunya bermanfaat untuk membuat keputusan-keputusan menyangkut masa mendatang. Hasil olahan akuntansi itu adalah laporan keuangan. Menurut Sofyan Safri Harahap (1997 : 117), laporan keuangan adalah “... suatu alat

(10)

dengan mana informasi dikumpulkan dan diproses dalam akuntansi keuangan yang akhirnya dimasukkan dalam laporan keuangan yang dikomunikasikan secara periodic kepada para pemakainya”.

APB Statement No. 4 (AICPA) dalam buku Sofyan Safri (1997 : 17) menggambarkan tujuan laporan keuangan dengan membagi dua yaitu :

Tujuan umum :

Menyediakan laporan posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima.

Tujuan khusus :

Memberikan informasi tentang kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, perubahan kekayaan dan kewajiban, serta informasi lainnya yang relevan.

Dari pengertian tentang laporan keuangan tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan tentang laporan keuangan sebagai berikut :

1. Laporan keuangan memberikan gambaran tentang keadaan posisi keuangan (neraca), hasil usaha dn terjadinya perubahan dalam posisi keuangan dalam perusahaan

2. Laporan keuangan merupakan kesimpulan dari pencatatan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu perusahaan

3. Agar memberikan gambaran yang lebih jelas, laporan keuangan tersebut perlu diperbandingkan antara satu periode dengan periode sebelumnya

Dengan demikian penyusunan laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan suatu keharusan, agar pihak-pihak yang berkepentingan dengan keadaan keuangan perusahaan tersebut memperoleh gambaran yang tepat dan benar.

(11)

Dalam PSAK No. 45 disebutkan bahwa “Laporan keuangan organisasi nirlaba meliputi laporan posisi keuangan pada akhir periode laporan, laporan aktivitas serta laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan dan catatan atas laporan keuangan.”

1. Laporan Posisi Keuangan

Laporan posisi keuangan disebutkan dalam PSAK No. 45 (2004 : Pr.10) adalah laporan yang “… menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu.”

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (SAK,2004: 45.Pr10), informasi dalam laporan posisi keuangan akan dipergunakan untuk menilai :” (1) kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan, (2) likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya dan kebutuhan pendanaan eksternal”.

Laporan posisi keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, menyediakan informasi yang relevan mengenai likuiditas, fleksibilitas keuangan, dan hubungan antara aktiva dan kewajiban. Informasi tersebut umumnya disajikan dengan pengumpulan aktiva dan kewajiban yang memiliki karakteristik serupa dan suatu kelompok yang relatif homogen. Sebagai contoh, organisasi biasanya melaporkan masing-masing kemampuan aktiva dalam kelompok yang homogen, seperti yang disebutkan dalam PSAK No. 45 (2004 : Pr.12) yaitu :

1. kas dan setara kas

2. piutang pasien, pelajar, anggota, dan penerima jasa lainnya 3. persediaan

(12)

4. sewa, asuransi, dan jasa lainnya yang dibayar di muka 5. surat berharga/efek dan investasi jangka panjang

6. tanah, gedung, peralatan, serta aktiva tetap lainnya yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa

Kas dan aktiva lain yang dibatasi penggunaannya oleh penyumbang harus diasjikan terpisah dari kas atau aktiva lain yang tidak terikat penggunaannya.

Dalam PSAK No. 45 (2004 : Pr.13), informasi likuiditas laporan posisi keuangan diberikan dengan cara sebagai berikut :

1. menyajikan aktiva berdasarkan urutan likuiditas, dan kewajiban berdasarkan tanggal jatuh tempo;

2. mengelompokkan aktiva ke dalam lancar dan tidak lancar, dan kewajiban ke dalam jangka pendek dan jangka panjang;

3. mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aktiva atau saat jatuh temponya kewajiban termasuk pembatasan penggunaan aktiva, pada catatan atas laporan keuangan.

Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aktiva bersih berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat. Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan atau dalam catatan atas laporan keuangan. Pembatasan permanen terhadap aktiva, seperti tanah atau karya seni, yang disumbangkan untuk tujuan tertentu, untuk dirawat dan tidak untuk dijual atau aktiva yang disumbangkan untuk investasi yang mendatangkan pendapatan secara permanen dapat disajikan sebagai unsur yang terpisah dalam kelompok altiva bersih yang penggunaannya dibatasi secara permanen atau disajikan dalam catatan atas laporan

(13)

keuangan. Pembatasan permanen kelompok kedua tersebut berasal dari hibah atau wakaf dan warisan yang menjadi dana abadi.

Pembatasan temporer terhadap sumbangan berupa aktivitas operasi tertentu, investasi untuk jangka waktu tertentu, penggunaan selama periode tertentu dimasa depan, atau pemerolehan aktiva tetap dapat disajikan sebagai unsur yang terpisah dalam kelompok aktiva bersih yang penggunaannya dibatasi secara temporer atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Pembatasan temporer oleh penyumbang dapat berbentuk pembatasan waktu atau pembatasan penggunaan, atau keduanya. Aktiva bersih terikat umumnya meliputi pendapatan dari jasa, penjualan barang, sumbangan, dan dividen atau hasil investasi dikurangi beban untuk memperoleh pendapatan tersebut. Batasan terhadap penggunaan aktiva bersih tidak terikat dapat berasal dari sifat organisasi, lingkungan operasi, dan tujuan organisasi yang tercantum dalam akte pendirian, dan dari perjanjian kontraktual dengan pemasok, kreditur, dan pihak lain yang berhubungan dengan organisasi. Informasi mengenai batasan-batasan tersebut umumnya disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.

(14)

Contoh laporan posisi keuangan dapat dilihat pada able 1 berikut ini : Tabel I. Contoh Laporan Posisi Keuangan

Sumber : Standar Akuntansi Keuangan

2. Laporan Aktivitas

Laporan aktivitas mencakup organisasi secara keseluruhan dan menyajikan

1 9 X 1 1 9 X 0

K as d an setara kas R p 1 8 8 R p 1 ,1 5 0 P iu tan g b u n ga R p 5 ,3 2 5 R p 4 ,1 7 5 P ersed iaan d an b iaya d ib ayar d i m u ka R p 1 ,5 2 5 R p 2 ,5 0 0 P iu tan g lain -lain R p 7 ,5 6 2 R p 6 ,7 5 0 In vestasi lan car R p 3 ,5 0 0 R p 2 ,5 0 0 A ktiva terikat u n tu k in vestasi d alam

tan ah , b an gu n an , d an p eralatan R p 1 3 ,0 2 5 R p 1 1 ,4 0 0 T an ah , b an gu n an , d an p eralatan R p 1 5 4 ,2 5 0 R p 1 5 8 ,9 7 5 In vestasi jan gka p an jan g R p 5 4 5 ,1 7 5 R p 5 0 8 ,7 5 0

7 3 0 ,5 5 0

R p R p 6 9 6 ,2 0 0

H u tan g d agan g R p 6 ,4 2 5 R p 2 ,6 2 5 P en d ap atan d iterim a d i m u ka yan g

d ap at d ikem b alikan R p 1 ,6 2 5 H u tan g lain -lain R p 2 ,1 8 7 R p 3 ,2 5 0

H u tan g W esel R p 2 ,8 5 0

K ew ajib an tah u n an R p 4 ,2 1 3 R p 4 ,2 5 0 H u tan g jan gka p an jan g R p 1 3 ,7 5 0 R p 1 6 ,2 5 0

2 6 ,5 7 5

R p R p 3 0 ,8 5 0

T id ak T erikat R p 2 8 8 ,0 7 0 R p 2 5 9 ,1 7 5

T erikat tem p o rer (C atatan B ) R p 6 0 ,8 5 5 R p 6 3 ,6 7 5 T erikat tem p o rer (C atatan C ) R p 3 5 5 ,0 5 0 R p 3 4 2 ,5 0 0

7 0 3 ,9 7 5 R p R p 6 6 5 ,3 5 0 J um lah K ew ajiban d an 7 3 0 ,5 5 0 R p R p 6 9 6 ,2 0 0 A ktiva B ersih

J um lah A ktiva B ersih A ktiva B ersih A ktiva

J um lah A ktiva

K ew ajiban d an A ktiva B ersih

J um lah K ew ajiban

O rg anisasi N irlab a L ap oran P osisi K euang an 3 1 D esem ber 1 9 X 0 d an 1 9 X 1

(15)

laporan aktivitas tercermin pada aktiva bersih atau ekuitas dalam laporan posisi keuangan.

Informasi yang disajikan dalam laporan aktivitas adalah :

a. Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aktiva bersih terikat permanen, terikat temporer, dan tidak terikat dalam suatu periode

b. Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh penyumbang dan menyajikan beban sebagai pengurang aktiva bersih terikat

c. Sumbangan disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, terikat permanen, atau terikat temporer, tergantung pada ada tidak pembatasan. Dalam hal sumbangan terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi

d. Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aktiva lain (atau kewajiban) sebagai penambah atau pengurang aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi

e. Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban bruto. Namun demikian pendapatan investasi dapat disajikan secara netto dengan syarat beban-beban terkait, seperti beban-beban penitipan dan beban-beban penasihat investasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan

(16)

f. Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung

Dalam PSAK No. 45 (2004 : Pr.19) menyebutkan bahwa :

Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai (a) pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih, (b) hubungan antar transaksi, dan peristiwa, dan (c) bagaimana penggunaan sumber daya alam pelaksanaan berbagai program atau jasa. Informasi dalam laporan aktivitas yang digunakan bersama dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditur, dan pihak lainnya untuk (a) mengevaluasi kinerja dalam suatu periode, (b) menilai upaya kemampuan dan kesinambungan organisasi dan memberikan jasa, dan (c) menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (SAK, 2004 : 45.14), ada tiga bentuk laporan aktivitas yang disajikan dimana setiap bentuk memiliki keunggulan.

(1) Bentuk A menyajikan informasi dalam kolom tunggal. Bentuk A memudahkan penyusunan laporan aktivitas komparatif

(2) Bentuk B menyajikan informasi sesuai dengan klasifikasi aktiva bersih, satu kolom untuk setiap klasifikasi dengan tambahan satu kolom untuk jumlah. Bentuk B menyajikan pembuktian dampak berakhirnya pembatasan penyumbang aktiva tertentu terhadap reklasifikasi aktiva bersih. Bentuk B memungkinkan penyajian informasi agregat mengenai sumbangan dan pengahasilan dari investasi

(3) Bentuk C menyajikan informasi dalam dua laporan ringkasan dari laporan pendapatan, beban, dan perubahan terhadap aktiva bersih tidak terikat disajikan dalam laporan perubahan aktiva bersih. Pendekatan bentuk C ini menitikberatkan perhatian pada perubahan aktiva bersih yang tidak terikat. Bentuk ini sesuai untuk organisasi nirlaba yang memandang aktivitas yang terpish dari penerimaan pendapatan terikat dari sumbangan dan investasi.

(17)

Berikut adalah contoh laporan aktivitas : Tabel 2. Contoh Laporan Aktivitas Bentuk A

Sumber : Standar Akuntansi Keuangan

2 1 ,6 0 0 R p 1 3 ,5 0 0 R p 1 4 ,0 0 0 R p 2 ,1 2 5 R p 2 0 ,5 7 0 R p 3 7 5 R p 7 2 ,1 7 0 R p 2 9 ,9 7 5 R p 3 ,7 5 0 R p 3 ,1 2 5 R p 3 6 ,8 5 0 R p 1 0 9 ,0 2 0 R p 3 2 ,7 5 0 R p 2 1 ,3 5 0 R p 1 4 ,4 0 0 R p 6 ,0 5 0 R p 5 ,3 7 5 R p 7 9 ,9 2 5 R p 2 0 0 R p 8 0 ,1 2 5 R p 2 8 ,8 9 5 R p 2 0 ,2 7 5 R p 6 ,4 5 0 R p 7 ,3 8 0 R p ( 7 5 ) R p ( 3 6 ,8 5 0 ) R p ( 2 ,8 2 0 ) R p 7 0 0 R p 3 0 0 R p 1 1 ,5 5 0 R p 1 2 ,5 5 0 R p 3 8 ,6 2 5 R p 6 6 5 ,3 5 0 R p 7 0 3 ,9 7 5 R p P e r ub a ha n A kti v a B e r s i h T i d a k T e r i ka t P e nd a p a ta n d a n P e ngha s i l a n S um b a nga n J a s a l a ya na n P e ngha s i l a n i nv e s ta s i j a ngka p a nj a ng ( C a ta ta n E ) P e ngha s i l a n i nv e s ta s i l a i n- l a i n ( C a ta ta n E ) P e ngha s i l a n b e r s i h i nv e s ta s i j a ngka p a nj a ng b e l um d i r e a l i s a s i La i n- l a i n

J um la h P e nda pa t a n da n P e ng ha s ila n T e rik a t A kti v i ta s B e r s i h ya ng B e r a khi r P e m b a ta s a nnya ( C a ta ta n D ) :

P e m e nuha n p r o gr a m p e m b a ta s a n

P e m e nuha n p e m b a ta s a n p e m e r o l e ha n p e r a l a ta n B e r a khi r nya p e m b a ta s a n w a ktu

J um la h a k t iv a y a ng t e la h be ra k hir pe m ba t a s a nny a J um la h P e nda pa t a n, P e ng ha s ila n, da n S um ba ng a n la in B e b a n d a n ke r ugi a n: P r o gr a m A P r o gr a m B P r o gr a m C M a na j e m e n d a n U m um P e nc a r i a n d a na J um l a h B e b a n ( C a ta ta n F ) K e r ugi a n a ki b a t ke b a ka r a n J um la h B e ba n da n K e rug ia n K e na ik a n J um la h A k t iv a B e rs ih T ida k T e rik a t P e r ub a ha n A kti v a B e r s i h T e r i ka t T e m p o r e r S um b a nga n P e ngha s i l a n i nv e s ta s i j a ngka p e nd e k ( C a ta ta n E ) P e ngha s i l a n b e r s i h te r e a l i s a s i ka n d a n b e l um te r e a l i s a s i ka n d a r i i nv e s ta s i j a ngka p a nj a ng ( C a ta ta n E )

K e r ugi a n a ktua r i a l untuk ke w a j i b a n ta huna n A kti v a b e r s i h te r b e b a s ka n d a r i p e m b a ta s a n ( C a ta ta n D ) P e nuruna n A k t iv a B e rs ih T e rik a t T e m po re r P e r ub a ha n D a l a m A kti v a B e r s i h T e r i ka t P e r m a ne n S um b a nga n P e ngha s i l a n i nv e s ta s i j a ngka p e nd e k ( C a ta ta n E ) A k t iv a B e rs ih P a da A w a l T a hun A k t iv a B e rs ih P a da A k hir T a hun O rg a nis a s i N irla ba L a po ra n A k t iv it a s U nt uk T a hun B e ra k hir P a da T a ng g a l 3 1 D e s e m be r 1 9 X 1 ( da la m j ut a a n) P e ngha s i l a n b e r s i h te r e a l i s a s i ka n d a n b e l um te r e a l i s a s i ka n d a r i i nv e s ta s i j a ngka p a nj a ng ( C a ta ta n E ) K e na ik a n A k t iv a B e rs ih T e rik a t P e rm a ne n K e na ik a n A k t iv a B e rs ih

(18)

3. Laporan Arus Kas

Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan modal untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan.

Laporan arus kas harus disajikan sesuai dengan PSAK No.2 tentang Laporan Arus Kas dengan beberapa penambahan. Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan di antara ketiga aktivitas tersebut.

Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. Dalam PSAK NO. 2 (2004 : hal 2.4), disebutkan beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah :

1. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa;

2. Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi, dan pendapatan lain; 3. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;

(19)

5. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat asuransi lainnya;

6. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi;

7. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan;

Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sesuai dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi seperti yang terdapat dalam PSAK No. 2 (2004 : hal 2.5) adalah :

1. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lainnya, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri;

2. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain;

3. Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain;

4. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan);

5. Pembayaran kas sehubungan dengan future contracts, forward contracts,

option contracts, dan swap contracts kecuali apabila konrak tersebut

dilakukan untuk tujuan perdagangan (deadline or trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.

Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan seperti yang terdapat dalam PSAK No. 2 (2004 : hal 2.5) adalah :

(20)

2. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan;

3. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan pinjaman lainnya;

4. Pelunasan pinjaman;

5. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease)

Dalam PSAK No. 45 (2004 : hal 45.8), laporan arus kas untuk organisasi nirlaba ini disajikan dengan menambahkan hal berikut ini :

1. Aktivitas pendanaan:

a. Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang;

b. Penerimaan kas sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan aktiva tetap, atau peningkatan dana abadi (endowment); dan

c. Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang 2. Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan

(21)

Contoh laporan arus kas dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini : Tabel 3. Contoh Laporan Arus Kas

Sumber : Standar Akuntansi Keuangan

Kas dari pendapatan jasa R p 13,050.0 Kas dari penyum bang R p 20,075.0 Kas dari piutang lain-lain R p 6,537.5 B unga dan D ividen yang diterim a R p 21,425.0 Penerim aan lain-lain R p 375.0 B unga yang dibayarkan R p (955.0) Kas yang dibayarkan kepada karyawan dan suplier R p (59,520.0) Hutang lain-lain yang dilunasi R p (1,062.5)

K as bersih yang diterima (digunakan) untuk aktivitas operasi Rp (75.0)

Ganti rugi dari asuransi kebakaran R p 625.0 Pem belian peralatan R p (3,750.0) Penerim aan dari penjualan investasi R p 190,250.0 Pem belian Investasi R p (187,250.0)

K as bersih yang diterima (digunakan) untuk aktivitas investasi Rp (125.0)

Penerim aan dan kontribusi berbatas dari:

Investasi dalam endowm ent R p 500.0 Investasi dalam endowm ent berjangka R p 175.0 Investasi bangunan R p 3,025.0 Investasi perjanjian tahunan R p 500.0 4,200.0 R p Aktivitas pendanaan lain:

B unga dan dividen berbatas untuk reinvestasi R p 750.0 Pem bayaran kewajiban tahunan R p (362.5) Pem bayaran hutang wesel R p (2,850.0) Pem bayaran kewajiban jangka panjang R p (2,500.0) (4,962.5) R p (762.5) Rp (962.5) Rp 1,150.0 R p 187.5 Rp Aliran K as dari A ktivitas Pendanaan:

K as bersih yang diterima (digunakan) untuk aktivitas pendanaan K enaikan (penurunan) bersih dalam kas dan setara kas

Kas dan setara kas pada awal tahun

O rganisasi N irlaba L aporan Arus K as

Untuk T ahun yang B erakhir Pada tanggal 31 Desember 19X1 (dalam jutaan)

K as dan setara kas pada akhir tahun Aliran K as dari A ktivitas O perasi:

(22)

4. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan adalah suatu catatan yang mengungkapkan tentang :

a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan disajikan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting

b. Informasi yang disajikan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi

diperlukan dalam rangka penyajian yang wajar

Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen. Catatan atas laporan keuangan juga mencakup informasi yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan serta pengungkapan-pengungkapan lain yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.

Catatan atas laporan keuangan umumnya disajikan dengan urutan sebagai berikut :

1. Pengungkapan mengenai dasar pengukuran dan kebijakan akuntansi yang diterapkan;

(23)

2. Informasi pendukung pos-pos laporan keuangan sesuai dengan urutan sebagaimana pos-pos tersebut disajikan dalam laporan keuangan dan urutan penyajian komponen laporan keuangan

3. Pengungkapan lain termasuk kontinjensi, komitmen dan pengungkapan keuangan lainnya serta pengungkapan yang bersifat non keuangan

Tabel 4. Contoh Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan Atas Laporan Keuangan

Ilustrasi Catatan A menguraikan kebijakan pengungkapan yang diwajibkan yang menyebabkan Catatan B dan Catatan C wajib disajikan. Catatan D, E, dan F menyediakan informasi yang dianjurkan untuk diungkapkan oleh organisasi nirlaba. Semua jumlah dalam ribuan rupiah.

Catatan A

Organisasi menyajikan hadiah atau wakaf berupa kas atau aktiva lain sebagai sumbangan terikat jika hibah atau wakaf tersebut diterima dengan persyaratan yang membatasi penggunaan aktiva tersebut. Jika pembatasan dari penyumbang telah kadaluwarsa, yaitu pada saat masa pembatasan telah berakhir atau pembatasan tujuan telah dipenuhi, aktiva bersih terikat temporer digolongkan kembali menjadi aktiva bersih yang dibebaskan dari pembatasan.

Organisasi menyajikan hibah atau wakaf berupa tanah, bangunan, dan peralatan sebagai sumbangan tidak terikat kecuali jika ada pembatasan yang secara eksplisit menyatakan tujuan pemanfaatan aktiva tersebut dari penyumbang. Hibah atau wakaf untuk aktiva tetap dengan pembatasan eksplisit yang menyatakan tujuan pemanfaatan aktiva tersebut dan sumbangan berupa kas atau aktiva yang harus digunakan untuk memperoleh aktiva tetap disajikan sebagai sumbangan terikat. Jika tidak ada pembatasan eksplisit dari pemberi sumbangan mengenai pembatasan jangka waktu penggunaan aktiva tetap tersebut, pembebasan pembatasan dilaporkan pada saat aktiva tetap tersebut dimanfaatkan

Catatan B

Aktiva bersih terikat temporer untuk periode keuangan adalah sebagai berikut : Aktivitas program A:

Pembelian peralatan Rp 7.650

Penelitian 10.640

Seminar dan publikasi 3.800

Aktivitas program B:

Perbaikan kerusakan peralatan 5.600

Seminar dan publikasi 5.395

Aktivitas program C:

Umum 7.420

Bangunan dan peralatan 5.375

Perjanjian perwalian tahunan 7.125 Untuk periode setelah 31 Desember 19X1 7.850

(24)

Catatan C

Aktiva bersih permanen dibatasi untuk:

Investasi tahunan, penghasilannya dibelanjakan untuk mendukung:

Aktivitas program A Rp 68.810 Aktivitas program B 34.155 Aktivitas program C 34.155 Kegiatan lain organisasi 204.930

Rp 342.050 Dana yang penghasilannya untuk ditambahkan pada jumlah

Sumbangan mula-mula hingga mencapai nilai Rp 2.500 5.300 Polis asuransi kematian yang penerimaan ganti rugi asuransi atas

Kematian pihak yang diasuransikan tersedia untuk

Mendanai aktivitas umum 200

Tanah yang harus digunakan untuk area rekreasi 7.500 Rp 335.050

Catatan D

Aktiva bersih yang dibebaskan dari pembatasan penyumbang melalui Terjadinya beban tertentu atau terjadinya kondisi yang disyaratkan Oleh penyumbang.

Tujuan pembatasan yang dicapai:

Beban program A Rp 14.500 Beban program B 11.500

Beban program C 3.975

Rp 29.975 Peralatan untuk program A yang dibelidan dimanfaatkan Rp 3.750 Pembatasan waktu yang telah dipenuhi:

Jangka waktu yang telah dipenuhi Rp 2.125 Kematian penyumbang tahunan 1.000

Rp 3.125

Rp 36.850 ============

Catatan E

Investasi dicatat sebesar nilai pasar atau nilai aprasial, dan penghasilan (atau kerugian) yang telah terealisasikan atau belum dapat dilihat dari laporan aktivitas. Organisasi menginvestasikan kelebihan kas di atas kebutuhan harian dalam investasi lancar. Pada tanggal 31 Desember 19X1, Rp 3.500 diinvestasikan pada investasi lancar dan menghasilkan Rp 2.125 per tahun. Sebagian besar investasi jangka panjang dibagi ke dalam dua kelompok. Kelompok A adalah dana permanen dan tidak diwajibkan untuk menaikkan nilai bersihnya. Kelompok B adalah jumlah yang oleh badan perwalian ditujukan untuk investasi jangka panjang.

(25)

Tabel berikut ini menunjukkan investasi jangka panjang organisasi

Klpk A Klpk B Lain-lain Jumlah

Investasi awal tahun 410.000 82.000 16.750 508.750 Hibah tersedia utk inv.:

Utk dana permanen 500 200 700 Utk dana temporer 175 175 Utk dana perwalian thnan 500 500 Jumlah yang ditarik untuk

Penyumbang tahunan yang

Meningggal (1.000) (1.000)

Kembalian investasi (neto, Setelah dikurangi beban Rp937,5)

Dividen, bunga dan sewa 15.000 5.000 750 20.750 Penghasilan terealisasi &

Belum terealisasikan 30.000 9.500 39.500 Jlh kenaikan inv. 45.000 14.500 750 60.250 Jlh tersedia untuk operasi

Tahun berjalan (18.750) (5.000) (23.750) Penghasilan dana

Perwalian utk tahun berjalan

Dan masa depan (450) (450) Investasi akhir tahun 436.750 91.000 16.925 545.175

Komponen dalam seiap kelompok investasi dan kepemilikan investasi lain-lain pada tanggal 31 Desember 19X1 disajikan dalam table berikut ini :

Klpk A Klpk B Lain=lain Jumlah Aktiva bersih terikat permanen Rp342.050 5.500 347.550 Aktiva bersih terikat temporer 28.880 11.425 38.305 Aktiva bersih tidak terikat 67.820 91.500 159.320

Rp436.750 91.500 16.925 545.175

Badan perwalian menerapkan peraturan yang mensyaratkan dana endowment permanen dinilai sebesar nilai nyata atau daya beli kecuali penyumbang secara eksplisit menyatakan penggunaan apresiasi neto yang disyaratkan. Untuk memenuhi tujuan dana manajemen menetapkan bahwa apresiasi neto dipertahankan secara permanen sebesar jumlah yang diperlukan untuk menyesuaikan nilai mata uang histories dana sumbangan dengan menggunakan indeks harga konsumen. Setiap kelebihan di atas dana endowment permanen dapat digunakan untuk tujuan lain yang telah ditentukan. Pada tahun 19X1, total kembalian investasi kelompok A adalah Rp 45.000 (10,6 %), dari jumlah tersebut Rp 11.550 ditahan secara permanen untuk mempertahankan nilai nyata sumbangan tersebut. Sisanya sebesar Rp 33.450 tersedia untuk tujuan lain yang telah ditentukan oleh dewan perwalian

(26)

Catatan F

Beban yang terjadi adalah

Manajemen Pencarian

Total A B C Umum Dana

Gaji,upah Rp37.787,5 18.500 9 750 4.312,5 2.825 2.400 Biaya lain-lain 11.875 5.187,5 1 875 4.812,5

Supplies dan perjalanan 7.887,5 2.162,5 2.500 1.225 600 1.400 Biaya jasa dan professional 7.100 400 3.725 1.500 500 975 Kantor dan pekerjaan 6.320 2.900 1.500 1.125 545 250 Depresiasi 8.000 3.600 2.000 1.425 625 350

Bunga 955 955

Gambar

Tabel 4. Contoh Catatan Atas Laporan Keuangan
Tabel berikut ini menunjukkan investasi jangka panjang organisasi

Referensi

Dokumen terkait

Modal kerja merupakan investasi dari suatu perusahaan dalam aktiva-aktiva jangka pendek, misalnya kas, efek-efek jangka pendek, piutang-piutang dagang

Metode ini menghitung selisih antara nilai investasi sekarang dengan nilai penerimaan-penerimaan kas bersih (operasional maupun terminal cash flow) dimasa yang akan

Tujuan jangka pendek, dimana IT Governance digunakan dengan tujuan untuk menekan biaya operasional TI dengan cara mengoptimalkan operasi-operasi dari TI tersebut, dimana

Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh Widya Trisnawati adalah untuk menguji apakah pengaruh arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan serta

1) Menentukan tujuan investasi. Dalam tahapan ini sudah terkandung bahwa dana yang dimiliki untuk investasi jangka menengah atau panjang, sesuai karakteristik reksadana.

Sejumlah alasan diajukan untuk menjelaskan popularitas murabahah dalam operasi investasi perbankan islam : (i) murabahah adalah suatu mekanisme investasi jangka pendek

Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan

Pada penelitian ini diperoleh hasil secara simultan bahwa variabel laba akuntansi X1, arus kas dari aktivitas operasi X2, arus kas dari aktivitas investasi X3, arus kas dari aktivitas