• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Proyek pengembangan perangkat lunak merupakan sebuah lingkungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Proyek pengembangan perangkat lunak merupakan sebuah lingkungan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proyek pengembangan perangkat lunak merupakan sebuah lingkungan yang diketahui secara konsisten mengalami perkembangan. Perkembangan yang termasuk di dalam proyek pengembangan perangkat lunak terdiri dari perkembangan pola proyek, perkembangan metoda proyek, dan perkembangan teknologi yang digunakan dalam proyek. Proses pengerjaan proyek pengembangan perangkat lunak diketahui akan selesai dalam dua kategori yakni sukses atau gagal (Sudhakar, 2011). Kesuksesan atau kegagalan proyek pengembangan perangkat lunak disebabkan oleh kriteria-kriteria yang bersifat kuantitatif dan dapat digunakan sebagai alat justifikasi kesuksesan atau kegagalan proyek pengembangan perangkat lunak (Muller dan Jugdev, 2012).

Kriteria kesuksesan atau kegagalan proyek terdiri dari tiga hal yang bersifat kuantitatif yakni ketepatan waktu (on time), sesuai tujuan (on

specification), dan sesuai anggaran (on budget). Jika sebuah proyek

pengembangan perangkat lunak dapat memenuhi ketiga kriteria tersebut maka dapat dikatakan proyek termasuk dalam kategori sukses, sedangkan jika proyek tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih dari ketiga kriteria tersebut maka dapat dikatakan proyek termasuk dalam kategori gagal (Meredith dan Mentel, 2013). Dalam proses pemenuhan ketiga kriteria tersebut diketahui proyek

(2)

2

pengembangan perangkat lunak dipengaruhi oleh faktor-faktor yang disebut sebagai faktor kritis kesuksesan (Muller dan Jugdev, 2012).

Konsep dari faktor kritis kesuksesan diketahui muncul pada tahun 1960 dan mulai digunakan oleh perusahaan sebagai salah satu metoda untuk membantu perusahaan dalam mencapai tujuan proyek serta meningkatkan nilai kompetitif perusahaan (Philips, 2002). Faktor kritis kesuksesan merupakan sebuah konsep yang secara sistematis digunakan untuk mengidentifikasi area inti yang membutuhkan perhatian secara konstan oleh manajemen perusahaan dalam rangka mencapai tujuan proyek (Ram dan Corkindale, 2013). Faktor kritis kesuksesan didefinisikan sebagai sejumlah area terbatas yang mampu menjelaskan tentang kepuasan perusahaan terkait dengan kesuksesan proyek pengembangan perangkat lunak (Rockart, 1978 dalam Ram dan Corkindale, 2013).

Menurut Sudhakar (2011), Pinto dan Slevin dalam Muller dan Jugdev (2012), Philips (2002), Aler dan Winter (2011), dan Ngai et al (2008), mengatakan bahwa terdapat empat faktor kritis yang diketahui memiliki kontribusi dalam proses pemenuhan kriteria proyek sukses, yakni faktor kritis komunikasi, faktor kritis produk output proyek, faktor kritis lingkungan proyek, dan faktor kritis tim anggota proyek yang secara konsisten muncul pada proyek pengembangan perangkat lunak dalam penelitian-penelitian terdahulu. Faktor kritis kesuksesan proyek dapat memberi kontribusi pada kesuksesan proyek pengembangan perangkat lunak sesuai dengan variabel yang terkandung pada masing-masing faktor kritis (Cottrell dan Nault, 2004).

(3)

3

Menurut Ngai et al (2008), mengatakan bahwa metoda dan frekuensi komunikasi berhubungan dengan keputusan yang diambil oleh manajer proyek dalam proses mencapai tujuan proyek. Keputusan yang diambil oleh manajer proyek berhubungan dengan metoda dan ketepatan tim anggota proyek dalam beradaptasi dengan kebutuhan pelanggan dan berhubungan dengan proses pembuatan perangkat lunak dengan kualitas baik. Implementasi faktor kritis kesuksesan diketahui bermuara pada ketepatan pemenuhan kebutuhan pelanggan yang dicerminkan oleh kualitas produk perangkat lunak yang tinggi, proyek yang selesai tepat waktu, dan kesesuaian antara rencana anggaran dan biaya yang dikeluarkan selama proyek berlangsung. Faktor kritis komunikasi, produk output proyek, lingkungan proyek, dan tim anggota proyek perlu dipahami secara komprehensif oleh semua pihak yang terlibat dalam proyek agar tujuan akhir proyek dapat dicapai sesuai rencana (Muller dan Jugdev, 2013).

Faktor kritis kesuksesan digunakan oleh perusahaan sebagai alat untuk membuat rencana stratejik untuk mencapai tujuan proyek. Menurut Caralli (2004), mengatakan bahwa manajer proyek secara implisit harus mengetahui area inti yang menjadi faktor kritis kesuksesan pada saat mulai tahapan perencanaan proyek agar tujuan proyek dapat tercapai. Perusahaan yang bergerak pada bidang proyek pengembangan perangkat lunak di Indonesia diketahui tidak menggunakan faktor kritis kesuksesan sebagai metoda untuk mengidentifikasi area inti yang menjadi faktor kritis kesuksesan.

Faktor-faktor kesuksesan yang memiliki kontribusi dengan pemenuhan kriteria proyek sukses diketahui belum menjadi fokus utama bagi manajer

(4)

4

proyek. Identifikasi dan pemahaman manajer proyek mengenai faktor kritis kesuksesan merupakan suatu hal penting yang harus dilakukan oleh manajer proyek dalam rangka mencapai tujuan proyek dengan kategori sukses. Jika faktor kritis kesuksesan dapat diidentifikasi dan dipahami oleh manajer proyek maka sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan untuk melaksanakan proyek pengembangan perangkat lunak dapat difokuskan pada faktor kritis utama sehingga proyek dapat diselesaikan dengan lebih efektif dan efisien..

Pada penelitian ini perusahaan yang bergerak di bidang proyek pengembangan perangkat lunak dipilih oleh peneliti sebagai objek penelitian. Perusahaan yang dipilih oleh peneliti sebagai objek penelitian adalah PT. Gamatechno yang memiliki kantor pusat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Perusahaan tersebut dipilih oleh peneliti karena memenuhi kriteria objek penlitian yakni perusahaan teknologi informasi yang memiliki proyek pengembangan perangkat lunak. Dalam tahap awal penelitian observasi lapangan dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui masalah atau gap yang terjadi dalam perusahaan. Sesuai dengan hasil observasi diketahui bahwa Pemahaman yang dimiliki oleh manajer proyek dalam proses mencapai tujuan proyek yakni dengan pemenuhan kriteria proyek sukses dan evaluasi dari pelanggan tanpa memberi perhatian penuh pada faktor kritis yang menjadi fondasi tercapainya kriteria proyek sukses.

Pada penelitian ini dilakukan analisis pada dua jenis proyek pengembangan perangkat lunak yang dimiliki oleh PT. Gamatechno yakni proyek pembuatan aplikasi dan proyek pemutakhiran aplikasi. Dalam penelitian

(5)

5

ini peneliti mengambil tiga buah proyek pengembangan perangkat lunak pada tahun 2012 yang memiliki perbedaan jenis dan ukuran proyek dengan kategori sukses. Proyek pembuatan aplikasi yang diteliti sebanyak dua buah dan proyek pemutakhiran aplikasi yang diteliti sebanyak satu buah. Ukuran proyek yang digunakan dalam penelitian ini digolongkan menjadi tiga yakni berdasarkan jumlah personil yang terlibat dalam proyek, jumlah program perangkat lunak yang dihasilkan, dan biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.

Berdasarkan hasil observasi lapangan yang telah dilakukan peneliti dapat memaparkan fakta yang muncul yakni pertama, pemahaman manajer proyek pada metoda faktor kritis kesuksesan sebagai fondasi pemenuhan kriteria proyek sukses masih rendah. Kedua, faktor kritis komunikasi, produk output proyek, lingkungan proyek dan tim proyek belum pernah dieksplorasi dalam proyek TI PT. Gamatechno tahun 2012. Ketiga, ada kemungkinan bahwa proyek TI PT. Gamatechno dipengaruhi oleh faktor kritis lain selain komunikasi, produk output proyek, lingkungan proyek, dan tim proyek yang belum diidentifikasi. Fakta yang dipaparkan menjadi latar belakang bagi peneliti untuk melakukan penelitian pada proyek sukses PT. Gamatechno tahun 2012.

(6)

6 1.2 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan hasil studi penelitian terdahulu terkait dengan faktor kritis kesuksesan proyek pengembangan perangkat lunak dan hasil observasi lapangan yang telah dilakukan peneliti pada perusahaan, ditemukan fakta bahwa pertama, pemahaman manajer proyek pada metoda faktor kritis kesuksesan sebagai fondasi pemenuhan kriteria proyek sukses masih rendah. Kedua, faktor kritis komunikasi, produk output proyek, lingkungan proyek dan tim proyek belum dieksplorasi dalam proyek TI PT. Gamatechno tahun 2012. Ketiga, ada kemungkinan bahwa kesuksesan proyek TI PT. Gamatechno dipengaruhi oleh faktor kritis lain selain komunikasi, produk output proyek, lingkungan proyek, dan tim proyek yang belum diidentifikasi. Dari ketiga fakta tersebut maka peneliti dapat memaparkan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana kontribusi faktor kritis komunikasi, lingkungan proyek, produk output perusahaan, dan tim proyek pada kesuksesan proyek TI PT. Gamatechno tahun 2012?

2. Apa saja faktor kesuksesan lain yang menunjang keberhasilan proyek TI PT. Gamatechno tahun 2012?

1.3 Batasan Masalah

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini memiliki batasan sebagai berikut:

(7)

7

1. Penelitian dilakukan pada PT. Gamatechno sebagai produsen dan pengembang perangkat lunak untuk instansi pendidikan dan sektor komersial.

2. Penelitian dilakukan pada 3 proyek dengan kategori sukses selama tahun 2012, yakni proyek Pengadaan Upgrade Software Aplikasi Perijinan KPTSP Kabupaten Bangka Barat, proyek Pengembangan Sistem Informasi Keuangan Universitas Sriwijaya, dan proyek Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Terpadu Universitas Negeri Semarang.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan kontribusi faktor kritis kesuksesan pada proyek TI PT. Gamatechno tahun 2012 dengan kategori sukses.

2. Mengidentifikasi faktor lain yang memiliki kontribusi pada kesuksesan proyek pengembangan perangkat lunak PT. Gamatechno Tahun 2012.

1.5 Manfaat Penelitian

Pada masa yang akan datang, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

(8)

8

1. Bagi Perusahaan

Melalui penelitian ini, PT Gamatechno diharapkan mampu mencapai tujuan proyek dengan memberi fokus penggunaan sumber daya pada faktor kritis yang menjadi fondasi pemenuhan kriteria proyek sukses sehingga tujuan proyek dapat tercapai dengan lebih efisien dan daya saing perusahaan pada dunia teknologi informasi semakin tinggi. 2. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan terkait dengan faktor kritis kesuksesan proyek pengembangan perangkat lunak khususnya pada perusahaan teknologi informasi di Indonesia.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Di masa yang akan datang penelitian ini dapat menjadi referensi peneliti selanjutnya apabila dilakukan penelitian lebih lanjut pada faktor kritis kesuksesan proyek teknologi informasi.

1.6 Rerangka Penulisan

Rerangka penulisan skripsi ini dibagi kedalam lima bab yang terdiri dari pendahuluan, rerangka literatur, metoda penelititan, analisis data, dan simpulan dan implikasi. Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Berisi latar belakang penelitian, pernyataan permasalahan yang akan diuji, tujuan penelitian, dan rerangka penulisan yang digunakan peneliti untuk

(9)

9

melaporkan hasil penelitian. Secara umum penulis mendiskripsikan tentang faktor-faktor yang pada penelitian sebelumnya dikatakan sebagai tolak ukur kesuksesan proyek pengembangan perangkat lunak secara singkat. Kemudian dari faktor-faktor yang ada, peneliti melakukan pengelompokkan faktor-faktor utama yang menjadi kontributor kesuksesan proyek pengembangan perangkat lunak. Peneliti kemudian memaparkan hasil pengamatan awal dan memaparkan latar belakang melakukan penelitian pada proyek pengembangan perangkat lunak yang dilakukan oleh PT. Gamatechno tahun 2012. Setelah itu penulis menyusun satu permasalahan utama penelitian, menegaskan tujuan penelitian, dan menulis kontribusi penelititan.

BAB II: RERANGKA LITERATUR

Pada bab ini diuraikan tentang konsep, teori dan penelitian terdahulu yang relevan dengan topik penelitian yang dijadikan sebagai rujukan.Bab ini dimulai dengan memberi definisi mengenai proyek, proyek pengembangan perangkat lunak dan faktor kritis kesuksesan proyek pengembangan perangkat lunak. Selain itu dalam bab ini juga akan diuraikan pembahasan terkait faktor-faktor kritis yang dianggap mempengaruhi kesuksesan peoyek pengembangan perangkat lunak yakni komunikasi, lingkungan, produk, dan anggota tim proyek dari beberapa literatur penelitian terdahulu.

(10)

10

BAB III: METODA PENELITIAN

Pada bab ini peneliti akan membahas metoda yang akan digunakan dalam penelitian, yakni metoda analisis faktor kritis kesuksesan (CSFs) dengan alat

affinity analysis.

BAB IV:ANALISIS DATA

Pada bab ini peneliti akan memaparkan analisa faktor kritis kesuksesan antar proyek dengan menggunakan alat analisa afinitas. Dalam analisa afinitas peneliti akan memaparkan keterkaitan antara satu faktor kritis dengan faktor kritis lain serta pengaruh faktor kritis tersebut pada tiga proyek pengembangan perangkat lunak PT. Gamatechno tahun 2012 yang dijadikan objek penelitian.

BAB V: SIMPULAN DAN IMPLIKASI

Pada bab ini akan diuraikan simpulan dan implikasi penelitian oleh peneliti dengan memaparkan simpulan umum, simpulan khusus, keterbatasan, serta implikasi dari penelitian yang dilakukan.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat kelayakan game edukasi 2D sebagai media pembelajaran mata pembelajaran jaringan komputer untuk siswa TKJ SMK Harapan

Tujuan dari test grouting ini, adalah untuk mendapatkan desain perbandingan berbagai variasi campuran semen dan air serta volume cairan injeksi ( grout ) yang diperlukan dalam

Jabatan sebagai Petugas Sistem Akuntansi Instansi dikenal sebagai Operator aplikasi SAKPA. Bertugas mengelola administrasi keuangan dengan cara menyusun program,

Hasil produk pengembangan media pembelajaran kimia dengan software prezi pada materi sel elektrokimia sebelum diuji cobakan terlebih dahulu dilakukan validasi oleh ahli

1. Pabrik 2 : Berfokus pada pembuatan kue yang sangat berpengaruh terhadap suhu panas. Saat ini jenis produk dari CV.. Double Cola Cake dilakukan dengan dua cara yaitu

Target UCI merupakan tujuan antara (Intermediate Goal), yang berarti cakupan imunisasi untuk BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis B harus mencapai 80% baik di tingkat

Sedangkan untuk kentang jenis Atlantik walaupun tidak terpengaruh oleh harga, karena harga jualnya sudah ditetapkan Rp 6000 per kilo, namun yang membuat rasio

Membaca Kontra Memori Banding yang diajukan oleh Kuasa Hukum Tergugat I, III, IV, V, VII dan VIII/ Terbanding I, III, IV, V, VII dan VIII tertanggal 6 Juni 2011 yang