• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan waktu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MATERI DAN METODE. Lokasi dan waktu"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

14 MATERI DAN METODE

Lokasi dan waktu

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Komputer, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan (INTP), Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor pada Bulan September 2010 sampai Bulan Februari 2011.

Materi Software dan Data Pendukung

Software yang digunakan dalam penyusunan aplikasi ini adalah Sistem Operasi ALU Tools dan Microsoft Excel 2007. Sumber informasi yang digunakan berupa data sekunder dan data sekunder. Data sekunder terdiri dari data digestable energi, data populasi ternak berdasarkan bangsa ternak, data kandungan lemak susu, data produksi susu, data bobot badan ternak melalui studi pustaka. Data primer berupa data kondisi peternakan sapi perah hasil survei di Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah Cibungbulang-Bogor yang dilakukan mahasiswa Departemen INTP tahun 2009 dan di Kawasan Pengalengan-Bandung yang telah dilakukan serta hasil wawancara dengan PT Lembu Jantan Perkasa Breeding-Serang. Bahan-bahan yang digunakan adalah tabel-tabel data populasi ternak di Provinsi Jawa Barat tahun 2004-2008, data populasi sapi potong berdasarkan bangsa ternak di Kabupaten Tasik, rumus-rumus yang digunakan ALU Tools, dan data mengenai manajemen manur di Indonesia khususnya di Provinsi Jawa Barat.

Peralatan Pendukung

Spesifikasi laptop yang digunakan adalah Intel (R) Dual CPU T2390 @ 1,86GHz 782 MHz, RAM dengan kapasitas 504 MB, hardisk dengan kapasitas 80 GB yang ditunjang dengan satu buah modem untuk studi pustaka melalui internet. Peralatan yang digunakan ketika wawancara antara lain kuesioner, alat tulis dan pita ukur. Pita ukur digunakan untuk menghitung lingkar dada ternak.

(2)

15 Metode

a. Koleksi data populasi ternak di Jawa Barat dalam lima tahun terakhir (tahun 2004-2008) berdasarkan bangsa sapi, umur sapi, jenis kelamin, sistem manajemen manur.

b. Penentuan standar-standar produktifitas berdasarkan hasil-hasil penelitian sebelumnya (studi pustaka) yang terdiri dari data digestable energi (%DE), data populasi ternak berdasarkan bangsa ternak, data kandungan lemak susu, data produksi susu, dan data bobot badan ternak.

c. Penentuan model (menentukan sistem produksi yang tepat sesuai dengan ALU Software). Model ditentukan sesuai dengan data yang tersedia. Model untuk perhitungan emisi metan maupun dinitrogen oksida digambarkan dengan pohon keputusan yang terdapat pada lampiran 1-4.

Pengujian model pendugaan emisi GRK berdasarkan dua model: i. Model I menggunakan IPCC 2006 Nasional (Default-IPCC).

ii. Model II menggunakan IPCC 2006 enhanced dilengkapi struktur populasi ternak dan bangsa ternak.

Pendugaan Gas Rumah Kaca dari Ternak (CH4 dan N2O) terdiri dari:

i. Emisi metan dari fermentasi enterik menggunakan model I dan model II.

ii. Emisi metan dan dinitrogen oksida secara langsung dan tidak langsung dari manajemen manur menggunakan model I dan model II. iii. Penentuan penggunaan model I atau model II berdasarkan pohon keputusan yang terdapat pada Lampiran 1-4. Penentuan model pada emisi tiap jenis ternak menggunakan pohon keputusan yang terdapat pada Lampiran 1, emisi metan dari fermentasi enterik menggunakan pohon keputusan yang terdapat pada Lampiran 2, emisi metan dari manajemen manur menggunakan pohon keputusan yang terdapat pada Lampiran 3, dan emisi dinitrogen oksida dari manajemen manur menggunakan pohon keputusan yang terdapat pada Lampiran 4.

(3)

16 d. Perhitungan emisi GRK dari sektor peternakan di Provinsi Jawa Barat dengan menggunakan Program ALU Tools. Rumus-rumus yang digunakan antara lain:

i. Emisi metan dari fermentasi enterik yang terjadi dalam tubuh ternak. Lent = (Populasi x EFb)/1.000.000 di mana Lent adalah emisi metan dalam Gg CH4 dan EFb adalah faktor emisi metan dalam satuan kg CH4/ekor/tahun.

ii. Emisi metan dari manajemen manur.

Lmm = (Populasi x EFb)/1.000.000 di mana Lmm adalah emisi metan dalam Gg CH4 dan EFb adalah faktor emisi metan dalam satuan kg CH4/ekor/tahun.

iii. Emisi dinitrogen oksida dari manajemen manur secara langsung. Nm = (Populasi x (Nex x Nadj) x (%MMS/100)) di mana Nm adalah emisi dinitrogen oksida dalam kg N, Nex adalah rataan N yang diekskresikan dengan satuan kg N/ekor/tahun, Nadj adalah nilai perkiraan N dengan satuan unit dan %MMS adalah persentase manajemen manur yang digunakan dengan satuan persen. Kemudian dilakukan perhitungan menggunakan rumus L(N2O)dir = (Nm*EF*(44/28))/1.000.000 di mana L(N2O)dir adalah emisi dinitrogen oksida secara langsung (direct) dan EF adalah faktor emisi. iv. Emisi dinitrogen oksida dari secara tidak langsung dari manajemen manur dilakukan dengan menjumlahkan perhitungan emisi N2O secara tidak langsung melalui leached (pencucian) / run off (L(N2O)Ir), perhitungan emisi N2O secara tidak langsung dari N terdeposisi yang terdapat di atmosfer (L(N2O)Ndep), dan pehitungan emisi N2O dari kotoran ternak dalam PRP (L(N2O)dir).

Pertama dicari nilai Nm dengan rumus: Nm = (Populasi x (Nex x Nadj) x (%PRP/100)) di mana Nm adalah emisi dinitrogen oksida dalam kg N, Nex adalah rataan N yang diekskresikan dengan satuan kg N/ekor/tahun, Nadj adalah nilai perkiraan N dengan satuan unit,

(4)

17 %PRP adalah persentase kotoran ternak dalam PRP yang digunakan dengan satuan persen.

L(N2O)Ndep = (Nm x FNv x Efv x (44/28))/1.000.000 di mana Nm adalah emisi dinitrogen oksida dalam kg N, FNv adalah N yang menguap (volatilized) dalam satuan kg N volatilized/kg N, Efv adalah faktor emisi N yang menguap dengan satuan kg N2O-N/kg N volatilized.

L(N2O)Ir = (Nm x FN Ir x EF Ir x (44.28))/1.000.000 di mana Nm adalah emisi dinitrogen oksida dalam kg N, FN Ir adalah N yang hilang karena pencucian (leached/run off) dengan satuan kg N leached & run off/ kg N leached, EF Ir adalah faktor emisi N yang hilang karena pencucian dengan satuan kg N2O-N / kg N leached & runoff. L(N2O)dir = (Nm x Ef x (44/28))/1.000.000 di mana Nm adalah emisi dinitrogen oksida dalam satuan kg N, Ef adalah faktor emisi dinitrogen oksida dalam satuan kg N2O-N/kg.

L(N2O) = L(N2O)Ir + L(N2O)Ndep + L(N2O)dir di mana L(N2O) merupakan emisi dinitrogen oksida total dari manajemen manur secara tidak langsung/indirect.

v. Konversi emisi metan dan dinitrogen oksida ke dalam bentuk karbon menggunakan ketetapan dari IPCC (2001) yaitu indeks GWP karbon sama dengan satu sehingga untuk menghitung emisi metan total setara karbon dengan dikalikan 23 dan dinitrogen oksida total setara karbon dengan dikalikan 296. Hal ini berdasarkan IPCC (2001) bahwa indeks GWP metan 23 dan indeks GWP dinitrogen oksida 296. Nilai GWP yang dikeluarkan oleh IPCC berdasarkan lamanya gas CH4 maupun N2O selama 100 tahun di atmosfer.

e. Analisis data hasil perhitungan emisi GRK.

Langkah utama pada ALU Tools terdiri dari 3 modul yaitu: Modul I yang merupakan kegiatan input data di mana Modul I terdiri dari data primer (dimasukkan spesifikasi data primer) kemudian dipilih menu livestock dan data sekunder (dimasukkan data manajemen ternak); Modul II yaitu

(5)

18 penetapan faktor-faktor emisi dan Modul III yaitu hasil perhitungan emisi lengkap (Deborah et al., 2006).

f. Melakukan wawancara dengan 10 orang peternak sapi di Provinsi Jawa Barat yaitu di Peternakan Sapi Perah Kunak-Kabupaten Bogor, Peternakan Sapi Perah KPBS-Pengalengan, Kabupaten Bandung dan Peternakan Sapi Potong PT. Lembu Jantan Perkasa-Serang untuk mengetahui manajemen kotoran ternak, kandungan lemak susu sapi dan tindakan mitigasi yang telah dilakukan peternak selama ini. Pemilihan narasumber dilakukan dengan metode trial and error. Hal ini digunakan untuk melengkapi data primer dan data sekunder yang diperlukan dalam program ALU Tools dan mengetahui tindakan mitigasi yang telah dilakukan peternak.

Tabel 2. Sumber Informasi dan Kebutuhan dalam Pembuatan Program

No Jenis Data Input Data

1. Identitas peternak Nama, umur, pendidikan, mulai beternak. 2. Data Ternak

Kode Ternak Data individu ternak.

Status fisiologis Induk laktasi, sapi kering kandang, sapi dara, sapi jantan, sapi pedet betina, sapi pedet jantan. Ternak selain sapi menggunakan data anak (jantan dan betina), muda (jantan dan betina), dan dewasa (jantan dan betina).

Body Score Body Score ternak.

Umur Ternak Data sebenarnya atau diperkirakan oleh peternak.

Bobot badan Bobot badan terbaru yang dapat diperkirakan berdasarkan lingkar dada atau berdasarkan data perhitungan menggunakan timbangan dari peternak.

Status kehamilan Status kehamilan ternak. 3. Evaluasi Nutrisi

(6)

19

No Jenis Data Input Data

4. Reproduksi

Periode laktasi Periode laktasi. Produksi susu harian

(khusus untuk sapi perah)

Produksi susu dalam L/ekor/hari.

5. Pemberian Pakan tambahan

Pemberian pakan tambahan yang diberikan peternak seperti urea molasses block, feed supplement, mineral mix dan legume.

6. Kandungan Lemak Susu Rataan kandungan lemak susu yang dihasilkan sapi dan kerbau.

7. Penanganan Kotoran dan Biogas

Penanganan kotoran ternak yang biasa dilakukan peternak dan penggunaan biogas yang telah dilakukan peternak.

8. Kandungan Abu pada Kotoran Ternak

Kandungan abu yang terdapat pada kotoran ternak.

9. Rataan pertumbuhan bobot badan

Pertumbuhan bobot badan ternak per hari.

10. Digestable Energy Data digestable energy (energi yang telah dicerna) tiap jenis

ternak.

11. Sistem Pemeliharaan Data sistem pemeliharaan berdasarkan jenis dan klasifikasi populasi ternak.

Gambar

Tabel 2. Sumber Informasi dan Kebutuhan dalam Pembuatan Program

Referensi

Dokumen terkait

Yang di harapkan dari penelitian ini adalah menciptakan sebuah meja produksi yang ketinggiannya dapat diatur sesuai ketinggian pekerja agar posisi tubuh lebih ergonomis

Risiko timbul dari proses yang tidak efektif dan tidak efisien, seperti hal yang dapat menggagalkan pencapaian tujuan dan menghabiskan biaya yang tidak sedikit,

Prinsip syariah itu sendiri adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang telah dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam

Hasil yang diperoleh dari prediksi ini dibandingkan dengan data empiris siswa yang lulus ataupun tidak untuk dapat diambil nilai keakuratan dalam satuan

Dalam lingkungan Madrasah Aliyah Ma’arif NU 8 Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah peserta didiknya diharuskan bertutur sapa yang baik sopan santun, baik

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari

Dalam penelitian terdahulu bergerak pada studi industry sedangan penelitian ini bergerak pada lembaga pendidikan Tempat atau objek penelitian terdahulu juga berbeda dengan

dalam penelitian ini adalah membagi mitos tersebut dalam episode, selanjutnya setiap episode akan dibagi dalam unit-unit. Mitos BK dibagi dalam 43 episode. Episode-episode tersebut