• Tidak ada hasil yang ditemukan

KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

HADITS TARBAWI

KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

Dosen Pengampu ׃ Saiful Amien, S.Ag, M.Pd.

Oleh kelompok 6 ׃

Dwi Retno Gandhi Sastraningrum (201510010311008)

Lailatul Fatiha (201510010311009)

Rizki Mukarrimah (201510010311011)

Aliya Izzet (201510010311013)

PROGRAM STUDI TARBIYAH FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016

(2)

2

Pendahuluan

Kurikulum sebagai sebuah rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat. Kurikulum merupakan komponen yang sangat penting bagi berlangsungnya pendidikan. Kurikulum memuat komponen-komponen seperti tujuan, isi, struktur program organisasi dan proses belajar mengajar. Oleh karenanya kurikulum pendidikan harus ada.

Setiap pendidik harus memahami perkembangan kurikulum, karena merupakan suatu formulasi pedagogis yang paling penting dalam konteks pendidikan, dalam kurikulum akan tergambar bagaimana usaha yang dilakukan membantu siswa dalam mengembangkan potensinya berupa fisik, intelektual, emosional, dan sosial keagamaan dan lain sebagainya.

A. Pengertian Kurikulum

Secara etimologis, istilah kurikulum berasal dari daerah Yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang artinya “tempat berpacu”. Secara terminologis kurikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari garis start sampai dengan garis finish untuk memperoleh medali dan penghargaan. Istilah tersebut kemudian diubah menjadi program sekolah dan semua orang yang terlibat didalamnya. Dan program tersebut berisi mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik selama kurun waktu tertentu. Sedangkan pengertian kurikulum secara modern adalah sebuah kegiatan dan pengalaman potensial (isi/materi) yang telah disusun secara ilmiah baik yang terjadi di dalam kelas, di halaman sekolah, maupun di luar sekolah atas tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.1

(3)

3

: َلا َق ُهْنَع ُالله َي ِ ضَر ٍّ ي ِلَع ْنَع

: َمَّل َس َو ِهْي

َلَع ُالله ىَّلَص ِالله ُلْو ُسَر َلاَق

َا ا ْوُب ِ د

َا

ى َل َع ْم ُك َد

لَْو

َ

ِالله ِ ل ِظ ْي ِف ُن

أْر ُقْلا َةَل ْم َح َّن ِإ

َ

َف ِنَأْرُقْلا ُةَأَرِق َو ِهِتْيَب ِلْهَا ِ بُحَو ْمُك ِيِبَن ِبُح : ٍّلاَص ِخ ِث َلََث

) ِم

َلْي َّدلا ُها َوَر( ِهِئاَيِفْصَاَو ِهِئاَيِبْنَا َعَم ُهَّلِظ ٌّلِظ َلَ َمْوَي

Dari Ali R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Didiklah anak-anak kalian dengan tiga macam perkara yaitu mencintai Nabi kalian dan keluarganya serta membaca Qur’an, karena sesungguhnya orang yang menjunjung tinggi Al-Qur’an akan berada di bawah lindungan Allah, diwaktu tidak ada lindungan selain lindungan-Nya bersama para Nabi dan kekasihnya” (H.R Ad-Dailami)

B. Fungsi Kurikulum

1. Fungsi kurikulum dalam mencapai tujuan pendidikan.

Fungsi kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu alat untuk membentuk manusia seutuhnya sesuai dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan. Kurikulum sebagai alat dapat diwujudkan dalam bentuk program, yaitu kegiatan dan pengalaman belajar yang harus dilaksanakan oleh guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Program tersebut harus dirancang secara sistematis, logis, terencana, dan sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat dijadikan acuan bagi guru dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

ِن َم ْحَّرلا ِدْبَع ُنْب ُرْص

َن َانَث َّدَح

ُنْب ِر

َفْعَج ْنَع ُّي ِطَامْنَلَ َوُه ِن َسَحلا ُنْب ُدْيَز َانَثَّدَح يِف ْوُكلا

ِة

َفَرَع َمْوَي ِهِتَّج َح يِف م.ص الله ُلْو ُسَر ُتْيَأَر َلَاق اللهِدْبَع ُنْب ِرِبَاج ْنَع ِهْيِبَا ْنَع ٍّدَّمَحُم

ُقَي ُهُتْع ِم َس

َف ُبُطْخَي ِءاَوْصَقلا ِهِتَقَان َىلَع َوُهَو

َام ْم ُكْيِف ُت

ْكَرَت ْد ق ْيِ نِإ ُسَّانلا َاهُّيَا َاي ُلْو

] يذمرتلا هاور[ .ي ِتْيَب ُل ْه

َا ْيِتَرْتِع َو ِالله ُبَاتِك اْوُّل ِضَت ْنَل ِهِب ْمُتْذ خ أ

“Telah menceritakan kepada kami Nashr bin Abdirrohman al-kuufy ׃

menceritakan kepada kami Zaid bin al-Hasan, ia adalah al-anmathiy, dari Ja’far bin Muhammad dari ayahnya, dari Jabir bin Abdillah, Ia berkata ׃ aku melihat Rosulullah SAW dalam hajinya di arafah, sementara beliau berkhutbah diatas untanya –al

Qahwa dan aku mendengar beliau bersabda ׃ “ Wahai sekalian manusia,

sesungguhnya aku telah meninggalkan di tengah-tengah kalian sesuatu yang jika kalian berpegang teguh dengannya, maka kalian tidak akan pernah tersesat, yaitu kitabullah dan itrahku alul bait”. (H.R Tirmidzi ).

(4)

4 2. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah.

Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah adalah sebagai pedoman untuk mengatur dan membimbing kegiatan sehari – hari di sekolah, baik kegiatan ekstra kurikuler, intrakurikuler, maupun kokurikuler. Pengaturan kegiatan ini penting agar tidak terjadi tumpang tindih, seperti jenis program pendidikan apa yang sedang dan akan dilaksanakan, bagaimana prosedur pelaksanaan program pendidikan, siapa yang bertanggung jawabdan melaksanakan program pendidikan, kapan dan dimana program pendidikan akan dilaksanakan. Bagi kepala sekolah, kurikulum merupakan barometer keberhasilan program pendidikan di sekolah yang dipimpinnya.

3. Fungsi kurikulum bagi guru

Guru merupakan ujung tombak pengembangan kurikulum sekaligus sebagai faktor kunci dalam keberhasilan suatu kurikulum. efektivitas suatu kurikulum tidak akan tercapai, jika guru tidak dapat memahami dan melaksanakan kurikulum dengan baik sebagai pedoman dalam proses pembelajaran. Artinya guru tidak berfungsi sebagai pengembang kurikulum, tetapi juga sebagai pelaksana kurikulum.

Guru betul – betul dituntut untuk meningkatkan potensinya sesuai dengan perkembangan kurikulum itu sendiri. Guru harus memiliki kompetensi professional, kompetensi pedagogik, kompetensi personal, dan kemampuan sosial secara seimbang dan terpadu. Segala sesuatu yang dikerjakan oleh guru harus sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku, sebelum mengajar guru sudah harus mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan, termasuk strategi yang tepat dari mata pelajaran yang akan disajikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dan fungsi kurikulum bagi guru yaitu ; Sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisasi pengalaman belajar para anak didik, sebagai pedoman dalam mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak didik dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan, Dengan adanya kurikulum sudah tentu tugas guru sebagai pengajar dan pendidik lebih terarah.

(5)

5

4. Fungsi Kurikulum bagi setiap jenjang pendidikan

Jenjang pendidikan merupakan acuan siswa untuk melaksnakan program belajar mengajar, dalam jenjang pendidikan ini sebaiknya terdapat kesinambungan kurikulum dalam setiap jenjang pendidikan baik yang diatasnya ataupun dibawahnya. Kemudian adanya penyiapan tenaga maksudnya yaitu sekolah menyiapkan kemampuan-kemampuan anak didik baik dalam akademik, kecakapan, keterampilan, dan kepribadian.2

ِنب وِرمَع ْنَع

: َمَّل َس َو ِهْي

َلَع ُالله ىَّلَص ِالله ُلْو ُسَر َلاَق : َلاَق ِه دَج ْنَع ِهْيِبَا ْنَع ِبْيَع ُش

ا ْوُر ُم

ُه َو ِة

لَ َّصلاِب ْم

َ

ُكَد َلَْوَا

ُءاَنْبَا م

ِعب َس

ُبِرْضاَو

َنْيِن ِس

و

ْم ُه

م ُه َو َاهيَلَع

َر َش َع َءاَنْبَا

ِس

َنيِن

َو

) َد ُوا َد ْوُبَا ُها َوَر ( ِع ِجا

َضَ ْلْا ْيِف ْمُهَنْيَب اْوُقِ رَف

3

“Dari Amr Bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya berkata : Rasulullah SAW bersabda : “perintahkanlah anakmu untuk melakukan shalat, pada saat mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka pada saat mereka berusia sepuluh tahun jika mereka meninggalkan shalat dan pisahkanlah mereka dalam hal tempat tidur.” (HR. Abu Dawud).

Makna yang terkandung dalam hadist ini yaitu. Anjuran dari Rosulullah bagi orang tua untuk mendidik anaknya dengan baik metika berumur tujuh tahun terutama dalam hal ibadah kepada Allah seperti sholat, dan jika sampai umur 10 tahun mereka meninggalkan sholat maka kebolehan orang tua untuk memukul mereka, dan memisahkan tempat tidur antara anak laki-laki dan perempuan.4.

Adapaun korelasi dalam ayat ini dengan kurikulum pendidikan yaitu seluruh aktifitas yang dilakukan orang tua dalam proses pendidikannya untuk mencapai suatu tujuan, dimana orang tua itu sebagai pendidik, anak sebagai peserta didik dan tujuan yang dicapai yaitu dengan mengajarkan anak atau peserta didik mendirikan sholat dari umur tujuh tahun sehingga menjadi suatu rutinitas bagi mereka secara bertahap dan disiplin dan mengawasi tempat tidur anak laki-laki dan perempuan. Dan memberikan hukuman ketika berumur sepuluh tahun jika hal itu ditinggalkan, karena umur sepuluh

2Idib.halaman. 7-8

3 Sunan Abu Dawud, Kitab Sholat, Jilid 1, No 495, hal 125..

(6)

6

tahun anak sudah bisa dikatakan pubertas, sehingga dikhawatirkan akan meakukan suatu penyimpangan. Untuk itu tugas pendidik ( orang tua ) untuk mengawasi anak-anaknya.

Dalam pengembangan kurikulum, orang tua merupakan obyek yang sangat penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Dalam penyusunan kurikulum orang tua terlibat dalam hal belajar mengajar karena kurikulum bisa dilakukan dirumah sehingga orang tua mengamati belajar anak5. Dan

memperhatikan perkembangannya mulai dari bayi hingga dewasa. Terkait masalah hukuman yaitu hukuman diberikan untuk mendidik anak menjadi lebih baik, hukuman ini bertujuan agr anak mengetahui kesalahan yang dibuat dan tidak mengulangi lagi, hukuman ini harus tetap dalam jalinan cinta, kasih sayang, dan memberikan nasehat pada anak serta harus menimbulkan penyesalan dan pemberian maaf, harapan dan kepercayaan.6

C. Isi Kurikulum Pendidikan

1. Pendidikan Aqidah

Pendidikan aqidah adalah proses pembinaan dan pemantapan kepercayaan dalam diri seseorang sehingga menjadi aqidah yang kuat dan benar. Proses tersebut dapat dilakukan dalam bentuk pengajaran, bimbingan dan latihan. Dalam penerapannya pendidik dapat menggunakan berbagai metode yang relevan dengan tujuan yang ingin dicapai. Islam menempatkan pendidikan aqidah pada posisi yang paling mendasar, yakni terposisikan sebagai rukun yang pertama dalam rukun islam yang lima, sekaligus sebagai kunci yang membedakan antara orang islam dan non muslim. Lamanya waktu dakwah rasulullah dalam rangka mengajak umat agar bersedia mentauhidkan Allah menunjukkan betapa penting dan mendasarnya pendidikan aqidah islamiah bagi setiap muslim pada umumnya. Terlebih pada kehidupan anak, dasar – dasar Aqidah harus terus – menerus ditanamkan agar setiap perkembangan dan pertumbuhannya senantiasa dilandasi oleh aqidah yang benar.

5 Oemar Hamalik, Dasar- dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung:Rosdakarya, 2013), hlm 228.

(7)

7

Pendidkan islam dalam keluarga harus memperhatikan pendidkan aqidah islamiah, karna aqidah merupakan inti dan dasar keimanan seseorang yang harus ditanamkan sejak dini.

2. Pendidikan Ibadah

Pendidikan ibadah adalah proses pengajaran, pelatihan, dan bimbingan dalam pengalaman ibadah khusus. Materi pendidkan ibadah yang dimaksud meliputi shalat, puasa, zakat, dan haji. Sebagai orang tua dan guru hendaknya menjelaskan kepada anak dengan penjelasan yang sangat sederhana tentang pentingya berbagai bentuk ibadah, lengkap dengan rukun – rukunnya. Selain itu, emosional anak harus disiapkan saat membicarakan berbagai bentuk ibadah sehingga mereka merindukan ikatan dengan Allah SWT. Dan beribadah kepadanya dengan cara yang benar dan ikhlas.7

3. Pendidikan Akhlak

Pendidikan akhlak adalah proses pembinaan pekerti anak sehingga menjadi budi pekerti yang mulia (akhlak karimah). Proses tersebut tidak terlepas dari pembinaan kehidupan beragama peserta didik secara total. Sehubungan dengan pendidikan ahlak ini, Rasulullah Saw telah mengemukakan dalam banyak hadits, salah satunya yaitu;

ًاش ِ ح َفَت ُم

َلََو ًاش ِحَاف م.ص ُّي ِبَّنلا ِنُكَي ْمَل لاق امهنع الله ي ضر وِرْمَع ِنْب الله ِدْبَع ْنَع

ًاقَلَ ْخ

أ ْم ُكَن َس ْحَا ْم ُكِر

َ

َاي ِخ ْنِم َّنِإ لْوُقَي َنَاكَو

Artinya׃ Abdullah bin amruh ra berkata,”Nabi Saw bukan orang yang keji dan tidak bersikap keji.” Beliau bersabda, sesungguhnya yang terbaik diantara kamu adalah yang paling baik akhlaknya. (H.R. Al-Bukhari).

Hadits ini memuat informasi bahwa beliau memiliki sifat yang baik dan memberikan penghargaan yang tinggi kepada orang yang berakhlak mulia. Itu berarti bahwa akhlak mulia adalah suatu hal yang perlu dimiliki oleh setiap muslim.

Allah Swt mengutus Rasulullah Saw untuk menyempurnakan akhlak manusia. Pendidikan akhlak mengutamakan nilai – nilai universal dan fitrah yang dapat

7 M. Nipan abdul halim dalam Bukhori Umar, Hadits Tarbawi (Pendidikan Dalam Perspektif

(8)

8

diterima oleh semua pihak. Beberapa akhlak yang dicontohkan nabi Saw di antaranya adalah menyenangi kelembutan, kasih saying, tidak kikir, tidak berkeluh kesah, tidak hasud, menahan diri, menahan amarah, mengendalikan emosi dan mencintai saudaranya. Sehingga Orang tua mempunyai kewajiban untuk menanamkan akhlak karimah pada anak – anaknya karena sangat penting dan dapat membahagiakan hidup baik di dunia maupun di akhirat.8

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2012. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung׃

PT.Remaja Rosdakarya.

Halim, M Nipan Abdul. 2001. Anak Saleh Dambaan Keluarga. Yogyakarta׃ Mitra Pustaka.

Hamalik, Oemar. 2013. Dasar- dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Rosdakarya.

Prayitno, Irwan. 2004. Anakku Penyejuk Hatiku. Cet. Ke-2. Bekasi׃ Tarbiyatuna. Sunan Abu Dawud, Kitab Sholat, Jilid 1, No 495.

Umar, Bukhari. 2012. Hadis Tarbawi (Pendidikan Dalam Perspektif Hadits). Jakarta: HAMZAH.

8 Irwan Prayitno dalam Bukhari Umar, Irwan prayitno dalam bukhari Umar, Hadits Tarbawi

Referensi

Dokumen terkait

Pembelajaran pada hakikatnya sangat terkait dengan bagaimana membangun interaksi antara guru dan siswa. Kurikulum menentukan keberhasilan pembelajaran. Kurikulum akan

faktor kepemimpinan yaitu kepala madrasah dalam hal manajerial dan guru sebagai ujung tombak dalam proses pembelajaran (kinerja mengajar guru). Maka kedua variabel

pengembangan kurikulum, peningkatan kualitas guru, peningkatan kualitas proses pembelajaran dan peningkatan kualitas anak didik. Guru sebagai unjug tombak penyelenggara

Dengan demikian setiap lembaga pendidikan mengembangkan kurikulum dengan baik yang didasarkan pada prinsip dan asas-asas pengembangan kurikulum sebagaimana pada

Judul penelitian adalah Pengembangan Kurikulum Pendidikan Profesi Guru Berbasis Kebutuhan Studi tentang Asesmen Kebutuhan pada Guru SMK; Pengembangan Kurikulum Pendidikan Profesi Guru

Suatu lembaga pendidikan pasti mempunyai tujuan dalam sistem pendidikannya, hal ini membuat pengembangan kurikulum harus dilakukan karena kurikulum merupakan semua pengalaman belajar

Hal ini diperlukan, mengingat guru merupakan ujung tombak dari kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang menjadi motivator bagi peserta didik dalam memacu aktivitas belajarnya, guru

Peran kita sebagai ujung tombak implementasi kurikulum dalam proses pembelajaran yaitu kita harus tahu bahwa kurikulum nasional itu perlu disesuaikan dengan kebutuhan satuan