• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH. Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum. Dosen: Manvan Drajat, M.Ag.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MAKALAH. Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum. Dosen: Manvan Drajat, M.Ag."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

GURU PROFESIONAL SEBAGAI UJUNG TOMBAK IMPLEMENTASI KURIKULUM DI SEKOLAH

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum

Dosen: Manvan Drajat, M.Ag.

Disusun Oleh:

Eka Lusiandani Koncara 0101.0701.851

Semester 6 Jurusan Pendidikan Agama Islam STAI DR. KHEZ. MUTTAQIEN

PURWAKARTA 2007/2008

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur hanya bagi Allah SWT, yang mana senantiasa telah memberikan rahmat kepada kita yaitu berupa nikmat iman dan Islam. Dan tak lupa shalawat dan salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW dan bagi para keluarga, sahabat dan kita semua selaku umatnya.

Seiring dengan rampungnya makalah yang berjudul ”GURU PROFESIONAL SEBAGAI UJUNG TOMBAK IMPLEMENTASI KURIKULUM DI SEKOLAH” ini, penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini, terutama kepada Bapak Manvan Drajat yang terhormat selaku dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan Kurikulum.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini maka untuk itu kami mohon kritik dan saran kepada semua pembaca makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin. . .

Purwakarta, Juni 2008 Penyusun

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG ... 1

B. RUMUSAN MASALAH ... 1

BAB II PEMBAHASAN ... 2

A. KURIKULUM ... 2

B. PENGEMBANGAN KURIKULUM ... 3

C. GURU PROFESIONAL DALAM PROSES PENDIDIKAN... 8

BAB III PENUTUP ... 12

DAFTAR PUSTAKA ... 13

(4)

Guru Profesional Sebagai Ujung Tombak Implementasi Kurikulum Di Sekolah 1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

Guru merupakan salah satu unsur yang mengimplementasikan kurikulum dalam profesinya sebagai tenaga pendidik, di mana ia harus menguasai betul tentang kurikulum dan bagaimana pengembangan serta pelaksanaannya di lapangan. Dalam hal ini, guru dituntut untuk seprofesional mungkin dalam melaksanakan tugasnya, sehingga dapat menghasilkan output yang maksimal.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk mengangkat sebuah judul makalah, yaitu ”GURU PROFESIONAL SEBAGAI UJUNG TOMBAK IMPLEMENTASI KURIKULUM DI SEKOLAH”.

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini, penulis akan membahas beberapa masalah yang berkaitan dengan kurikulum dan guru profesional sebagai pelaksananya, yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum?

2. Bagaimana proses pengembangan kurikulum?

3. Apa yang dimaksud dengan guru profesional?

4. Bagaimana sikap seorang guru profesional dalam mengembangkan kurikulum dan implementasinya di sekolah?

(5)

Guru Profesional Sebagai Ujung Tombak Implementasi Kurikulum Di Sekolah 2

BAB II PEMBAHASAN

A. KURIKULUM

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 Ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Atas dasar pemikiran itu maka dikembangkanlah apa yang dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 bahwa Kurikulum Satuan Pendidikan pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah mengacu pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada paduan dari Badan Standar Nasional Pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.

(6)

Guru Profesional Sebagai Ujung Tombak Implementasi Kurikulum Di Sekolah 3 B. PENGEMBANGAN KURIKULUM

Pengembangan kurikulum adalah suatu proses di mana berbagai unsur pelaksana kurikulum harus mampu mengembangkan dan mengimplementasikan suatu kurikulum dalam dunia pendidikan, dalam hal ini adalah sekolah.

Kurikulum yang semula hanya berupa rumusan dan rencana, harus dapat direalisasikan dalam proses pendidikan yang akan dilaksanakan setelah melalui proses pengembangan kurikulum.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengembangan kurikulum antara lain:

1. Relevansi pengembangan kurikulum

a. Relevansi ke luar, di mana komponen-komponen kurikulum disesuaikan dengan tuntutan, kebutuhan, perkembangan masyarakat.

b. Relevansi ke dalam, yaitu adanya konsistensi antar komponen- komponen kurikulum dengan keterpaduan internal.

2. Fleksibilitas, maksudnya keadaan kurikulum solid, tetapi pada pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian dengan kebutuhan di lapangan.

3. Kontinuitas, yaitu adanya kesinambungan antara item satu dengan yang lainnya, sehingga proses belajar siswa menjadi lebih terarah.

4. Praktis, atau disebut efisien, yaitu pelaksanaan proses pengembangan dilakukan dengan biaya yang murah dan dapat dilaksanakan dengan mudah.

5. Efektivitas, proses pengembangan yang menuntut keberhasilan yang tinggi baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

Beberapa prinsip khusus dalam pengembangan kurikulum:

1. Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan

 Ketentuan/kebijakan pemerintah

 Survey persepsi orang tua

 Survey pandangan para ahli

 Pengalaman negara lain

(7)

Guru Profesional Sebagai Ujung Tombak Implementasi Kurikulum Di Sekolah 4

 penelitian

2. Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan

 Penjabaran tujuan ke dalam bentuk pengalaman belajar yang diharapkan

 Isi meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan

 Disusun berdasarkan urutan logis dan sistematis

3. Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar

 Keselarasan pemilihan metode

 Memperhatikan perbedaan individual

 Pencapaian aspek kognitif, afektif, skills

4. Prinsip berkenaan dengan pemilihan media

 Ketersediaan alat yang sesuai dengan situasi

 Pengorganisasian alat dan bahan

 Pengintegrasian ke dalam proses

5. Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian

 Kesesuaian dengan isi dan tingkat perkembangan siswa

 Waktu

 Administrasi penilaian

Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh pada pengembangan kurikulum, antara lain:

1. Perguruan tinggi, sebagai pengembang dan penjelajah ilmu pengetahuan.

2. Masyarakat, di mana sekolah harus melayani aspirasi masyarakat (terutama dunia usaha sangat berpengaruh).

3. Sistem nilai, yaitu nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat harus terintegrasi dalam kurikulum karena nilai-nilai tersebut bersifat heterogen dan multifaset.

Beberapa hambatan dalam pengembangan kurikulum antara lain:

1. Faktor guru 2. Masyarakat 3. Biaya

(8)

Guru Profesional Sebagai Ujung Tombak Implementasi Kurikulum Di Sekolah 5 Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan kurikulum pada KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada SI dan SKL serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Selain dari itu, penyusunan KTSP juga harus mengikuti ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU 20/2003 dan PP 19/2005, antara lain:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4);

Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4);

Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38

ayat (1), (2).

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Ketentuan di dalam PP 19/2005 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (5), (13), (14), (15); Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat (1), (2), (3); Pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4);

Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5); Pasal 17 ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1), (2), (3); Pasal 20.

(9)

Guru Profesional Sebagai Ujung Tombak Implementasi Kurikulum Di Sekolah 6 3. Standar Isi, yang mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Termasuk dalam SI adalah : kerangka dasar dan struktur kurikulum, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar dan menengah. SI ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 22 Tahun 2006.

4. Standar Kompetensi Lulusan, merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagaimana yang ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 23 Tahun 2006.

KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah. Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP .

KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta

(10)

Guru Profesional Sebagai Ujung Tombak Implementasi Kurikulum Di Sekolah 7 didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.

2. Beragam dan terpadu. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender.

Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

6. Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan

(11)

Guru Profesional Sebagai Ujung Tombak Implementasi Kurikulum Di Sekolah 8 antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

C. GURU PROFESIONAL DALAM PROSES PENDIDIKAN

Guru adalah suatu profesi, dimana sebelum ia bekerja sebagai guru, terlebih dahulu dididik dalam suatu lembaga pendidikan keguruan, yang didalamnya ia bukan hanya belajar ilmu pengetahuan bidang studi yang akan diajarkan dan ilmu serta metode mengajar, tapi juga dibina agar memiliki kepribadian sebagai guru.

Ki Hajar Dewatara telah menggariskan pentingnya peranan guru dalam proses pembelajaran dengan ungkapan “ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani”, di mana guru harus dapat menempatkan diri sebagai teladan, penasihat, pembimbing, dan motivator bagi anak didiknya.

Menurut data Human Devlopment Indek (HDI), guru yang memiliki standar kualifikasi mengajar adalah berkisar 60% untuk SD, 40% SLTP, 34% SLTA, dan 17,2% atau 69,477 guru mengajar tidak sesuai dengan bidang studi atau latar belakang pendidikannya ”.

Dalam Jurnal Profesor Sujipto, Rektor UNJ menyebutkan bahwa ”Saat ini baru 50 % dari guru Indonesia yang memiliki standarisasi dan kompetensi”.

Kondisi ini masih sangat jauh dari yang diharapkan, sehingga sangat wajar mutu pendidikan kita tidak begitu bagus.

Dari data HDI juga terungkap bahwa kualitas sumber daya manusia Indonesia saat ini menduduki peringkat 105, dimana untuk wilayah Asia Tenggara

(12)

Guru Profesional Sebagai Ujung Tombak Implementasi Kurikulum Di Sekolah 9 Singapura menduduki peringkat 25, Brunai peringkat 26, Malaysia peringkat 57, Thailand peingkat 57, dan Philipina menempati peringkat 77. (Falah Yunus, 2007).

UU No.14 Tahun 2005 tentang, Guru dan Dosen pasal 1 ayat 1 menyebutkan ” Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.

Sedangkan pada pasal 7 ayat 1 disebutkan” Profesi guru ... merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:

(a) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; (b) memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia;

(c) memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas; (d). memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.

Dengan demikian, kriteria guru profesional yang diamanatkan oleh undang-undang tersebut adalah:

1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.

2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia.

3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas.

4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.

Lain lagi dengan tanggapan para siswa tentang bagaimana guru profesional dalam perspektif mereka. Kriteria guru ideal dalam perspektif siswa, di antaranya:

1. Dapat berperan sebagai orang tua yang senantiasa memperhatikan anak didiknya, dan menghormati mereka dengan panggilan yang enak, serta hafal nama panggilan setiap anak didiknya.

(13)

Guru Profesional Sebagai Ujung Tombak Implementasi Kurikulum Di Sekolah 10 2. Dapat berperan sebagai teman belajar yang senantiasa menempatkan diri pada posisi “peserta belajar” dengan tidak bersikap menggurui, sehingga anak didik akan dapat termotivasi untuk bersaing dalam menyelesaikan setiap masalahnya dalam proses pembelajaran.

3. Dapat berperan sebagai teman bergaul yang memposisikan diri sebagai sahabat “sebaya” yang sikap dan gaya bahasanya akrab dengan lingkungan seusia anak didik, serta dapat memberikan suasana santai yang penuh inovasi dalam lingkungan pembelajaran di kelas.

Hal ini sesuai dengan Asas Utama Quantum Teaching “Bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka.”

Dalam sudut pandang penulis, selain berbagai pendapat di atas, terdapat beberapa kriteria lainnya yang harus dimiliki seorang guru dalam kegiatan belajar di kelas, antara lain:

1. Dalam segi penampilan, guru harus berpakaian rapi, sopan, dan enak dipandang, serta tidak tampil berlebihan. Guru juga harus dapat menampilkan sikap dan menggunakan gaya bahasa yang sesuai dengan lingkungan kelas tempat ia melakukan proses pembelajaran.

2. Dalam segi administrasi, guru harus menguasai berbagai administrasi kependidikan yang digunakannya dalam proses belajar. Guru harus menguasai kurikulum serta memiliki perencanaan dalam setiap kegiatan pembelajarannya. Guru juga harus selalu membekali diri dengan perangkat administrasi yang digunakan sebagai indikator perkembangan siswa di kelas, seperti daftar hadir dan daftar nilai, pada setiap pertemuannya.

3. Dalam segi organisasi, guru harus mampu memposisikan diri sebagai leader yang membawa anak didiknya ke dalam dunia pembelajaran. Guru juga harus mampu berperan sebagai motivator dan fasilitator bagi anak didiknya.

(14)

Guru Profesional Sebagai Ujung Tombak Implementasi Kurikulum Di Sekolah 11 Menurut Muhibbin Syah (2004), ada sepuluh kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam upaya peningkatan mutu belajar, yaitu:

1. Menguasai bahan ajar,

2. Mengelola program belajar mengajar, 3. Mengelola kelas,

4. Menggunakan media dan sumber belajar, 5. Menguasai landasan-landasan pendidikan, 6. Mengelola interaksi belajar mengajar, 7. Menilai prestasi siswa,

8. Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan konseling di sekolah, 9. Mengenal dan melaksanakan administrasi sekolah, dan

10. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil pendidikan guna keperluan pengajaran.

Bila ditelaah secara seksama, dapat kita temukan bahwa salah satu kemampuan pokok yang wajib dikuasai oleh seorang guru profesional adalah merencanakan, mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dalam setiap proses pengajarannya. Karena itu, guru harus menjadi gudang inovasi dalam menciptakan metode dan model-model pembelajaran yang unik, menarik, dan sesuai dengan perkembangan jaman serta kondisi lingkungan pengajarannya.

Guru harus mampu berpikir kreatif serta bersikap peka terhadap lingkungan sekitarnya dan lingkungan sekitar anak didiknya.

(15)

Guru Profesional Sebagai Ujung Tombak Implementasi Kurikulum Di Sekolah 12

BAB III PENUTUP

Dengan demikian, dari pembahasan di atas dapat kita tarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

2. Pengembangan kurikulum adalah suatu proses di mana berbagai unsur pelaksana kurikulum harus mampu mengembangkan dan mengimplementasikan suatu kurikulum dalam dunia pendidikan, dalam hal ini adalah sekolah. Kurikulum yang semula hanya berupa rumusan dan rencana, harus dapat direalisasikan dalam proses pendidikan yang akan dilaksanakan setelah melalui proses pengembangan kurikulum.

3. Guru profesional adalah guru yang: memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia; memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas; serta memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.

4. Salah satu kemampuan pokok yang wajib dikuasai oleh seorang guru profesional adalah merencanakan, mengembangkan dan melaksanakan

kurikulum dalam setiap proses pengajarannya.

(16)

Guru Profesional Sebagai Ujung Tombak Implementasi Kurikulum Di Sekolah 13

DAFTAR PUSTAKA

Sutikno, Sobry, 2008, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Prospect

Bobbi DePorter, Mark Reardon, Sarah Singer Nourie, 1999, Quantum Teaching, Boston: Allyn and Bacon

Penyusun, 2006, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: BSNP

UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta

PP Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta

UU Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: Raja Grafindo Persada.. Kurikulum 2013, pedoman

4) Skor empat apabila seluruh istilah yang digunakan sesuai dengan standar. Kesesuaian pustaka dengan materi... Daftar pustaka mencantumkan pustaka yang sesuai dengan konteks

1. Suap adalah sesuatu yang diberikan kepada seseorang dengan syarat orang yang diberi tersebut dapat menolong orang yang memberi. Maksudnya, sesuatu yang dapat berupa uang

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penelitian saya yang berjudul “Hubungan Beban Kerja Perawat dengan Kinerja Perawat pada Masa Pandemi Covid-19

Tiga buah garis lurus yang sama panjang dapat membentuk sebuah segitiga sama sisi dengan cara mempertemukan setiap ujung garis satu sama lainnya.. Gambar (i)

Keterlibatan orang tua dalam program sekolah dapat memperluas kurikulum dalam berbagai kegiatan yang dapat dilakukan di rumah, meningkatkan kualitas program PAUD,

Format-format pendidikan yang mungkin tersedia di abad ke-21 yaitu Cyber( E- Learning) yang merupakan belajar atau pembelajaran melalui pemanfaatan teknologi komputer

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 25/PUU-XIV/2016 mengatur bahwa : “setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu