• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENILAIAN KELUARGA MATERI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran AUD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENILAIAN KELUARGA MATERI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran AUD"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MATERI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran AUD Diampu oleh:

Desiani Natalina Muliasari, M.Pd.

Oleh :

Fifi Fatmawati (1306011)

Putri Amelia (1305332)

Rini Sri Hartini (1305370)

6B PGPAUD

PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KAMPUS CIBIRU

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

PENILAIAN KELUARGA A. Konsep Dasar Penilaian Keluarga

Pendidikan anak merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu perlu kerjasama yang sinergis dari ketiganya supaya kualitas pendidikan meningkat dan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Keluarga adalah sentra pendidikan yang pertama dan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Karena interaksi di awal kehidupan seorang anak pastilah di lingkungan keluarga, sehingga pendidikan keluarga ini akan menjadi sesuatu yang fundamental bagi kehidupan anak kedepannya. Maka dari itu sebagai elemen terdekat dengan anak keluarga sebaiknya memiliki daya peluang lebih dalam mendidik anak. Orang tua atau keluarga tidak bisa melepaskan tanggung jawabnya begitu saja kepada lembaga pendidikan dalam hal ini pihak sekolah atau guru. Orang tua hanya menjadikan pihak sekolah atau guru sebagai partner dalam mengupayakan pendidikan yang terbaik untuk anaknya.

Sebenarnya keterlibatan orang tua di sekolah telah dirintis sejak tahun 1985-an. Hal ini termuat dalam laporan sistem pembinaan profesional dan cara belajar siswa aktif yang merupakan kerjasama pemerintah Inggris dan Indonesia dengan berasumsi bahwa dengan keterlibatan atau peran aktif orang tua dalam program pembelajaran di sekolah dapat meningkatkan kemajuan dan kesuksesan anak-anak mereka. Selain itu menurut hasil studi Bank Dunia tahun 2013 menunjukan bahwa keluarga memiliki peran kunci dalam meningkatkan pencapaian perkembangan peserta didik.

Menurut Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga yang berkedudukan di bawah naungan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, “Kemitraan keluarga merupakan prinsip dan pendekatan umum untuk melibatkan orang tua dalam mengambil keputusan tentang pihaknya, anaknya, pelayanan yang diharapkan diperoleh dan yang dapat diberikan oleh pihaknya dan masyarakat.”

Kini, sebuah upaya yang dilakukan Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga bertujuan menjalin kemitraan keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat untuk membangun ekosistem pendidikan yang menumbuhkan karakter dan budaya prestasi. Selama lima tahun (2015-2019) kemitraan akan menjangkau sasaran sebanyak 33.000 satuan pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari 33.000 satuan pendidikan rintisan dipilih sebanyak 3000 satuan pendidikan untuk menjadi

(3)

serta penguatan kapasitas untuk penguatan ekosistem pendidikan.

Berpadunya keluarga dan satuan pendidikan perlu diberdayakan untuk meningkatkan keberpihakan sepenuhnya pada perkembangan seluruh potensi anak, perlindungan dan pemenuhan hak anak, pendidikan karakter dan kepribadian, kesehatan dan kebugaran, serta pengembangan budaya prestasi. Selanjutnya, sebagai calon guru pendidik anak usia dini yang akan berkecimpung di dunia pendidikan perlu kiranya menanggapi hal ini sebagai suatu upaya positif dalam mewujudkan generasi emas masa depan harapan agama, nusa bangsa, dan negara.

Menurut Henderson, 1998 bahwa “Parents are a school’s best friend”. Keluarga terutama orang tua/ ayah ibu adalah teman terbaik bagi sekolah dimana sekolah khususnya guru akan memperoleh banyak sekali informasi terkait anak. Tidak hanya itu, sebagai teman terbaik orang tua hendaknya terbuka tentang anak dan sekolah tentunya mengupayakan program pendidikan dan stimulus yang tepat untuk anak. Layaknya teman yang baik orang tua dan guru hendaknya saling menerima ketika satu sama lain memberi kritik atau masukan. Dengan demikian akan terciptalah keselarasan antara upaya pendidikan yang dilakukan guru di sekolah dan upaya pendidikan yang dilakukan orang tua di rumah.

B. Tujuan Penilaian Keluarga

Keterlibatan orang tua dalam program sekolah dapat memperluas kurikulum dalam berbagai kegiatan yang dapat dilakukan di rumah, meningkatkan kualitas program PAUD, bagi guru merupakan sarana yang dapat digunakan dalam memahami berbagai perilaku anak berdasarkan masukan dari orang tua, orang tua dapat memperoleh berbagai informasi tentang perkembangan anak di sekolah (Eliason, 1994)

Penelitian menunjukan bahwa dengan melibatkan orang tua, anak akan mendapat efek positif yang lebih banyak. Anak akan mengubah perilaku mereka dan meningkatkan keterampilannya sebagai hasil pengalaman belajar, orang tua yang terlibat dalam berbagai program sekolah juga mampu mendukung dan mendorong anak untuk percaya diri dan dapat mengurangi masalah kedisiplinan di rumah dan di sekolah (Beaty, 1996)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan penilaian keluarga diantaranya:

1. memperluas kurikulum;

(4)

3. bagi guru merupakan sarana yang dapat digunakan dalam memahami berbagai perilaku anak berdasarkan masukan dari orang tua;

4. orang tua dapat memperoleh berbagai informasi tentang perkembangan anak di sekolah;

5. anak akan mendapat efek positif yang lebih banyak karena banyak memperoleh pengalaman belajar, meningkatkan percaya diri anak, serta mengurangi masalah kedisiplinan di rumah dan di sekolah; dan lain sebagainya.

C. Model Teoritis Penilaian Keluarga

Menurut para ahli perkembangan otak, aristektur otak dibangun setiap saat sejak janin. Oleh karena itu usia dini penting karena interaksi antara pengalaman dan ekspresi genetik membentuk kematangan arsitektur otak. Berbagai pengalaman positif dan negatif menyatu membuat otak berkembang dan membangun kapasitasnya. Perkembangan otak dibangun secara hirarki, dengan urutan dari bawah ke atas – sejak dini untuk untuk membangun keterampilan dan kapasitas dasar. Kekuatan atau kelemahan fondasi belajar dan perilaku atau karakter bergantung pada kualitas arsitektur otak. Oleh karena itu seluruh interaksi akan berpengaruh pada perkembangan arsitektur otak ini. Interaksi ini bukan hanya sesama anak, anak dan keluarga, anak dan gurunya, tetapi juga lingkungan yang terdengar dan teramati oleh mereka seperti siaran radio, televisi dan juga interaksi anak dengan gawai atau gadget. Sejalan dengan bahasan makalah ini dari pernyataan di atas perlu di garis bawahi peran keluarga dalam interaksinya dengan anak. Betapa keluarga memiliki peran terpenting bagi tumbuh kembang anak. Kaitannya dengan program di lembaga pendidikan khususnya PAUD yakni bahwa hasil studi penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara keterlibatan orang tua, perkembangan anak, dan program pendidikan. Dari keterkaitan ketiga hal inilah evaluasi di PAUD dapat dioptimalkan karena tahu apa yang harus dilakukan.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menjalin kerjasama yang efektif dengan keluarga:

1. Menjadi pendengar yang baik, hal ini dapat dilakukan berbagai bentuk komunikasi formal maupun nonformal, seperti berdiskusi mengenai perkembangan anak.

2. Tangani semua anak dan keluarganya dengan respek dan penuh perhatian.

3. Komunikasikan kepada orang tua berbagai perkembangan dan kemajuan anak secara lebih spesifik yang didukung oleh berbagai bukti atau catatan yang dapat menguatkan misalnya catatan anekdot, hasil observasi atau hasil karya anak.

(5)

Yakinkan orang tua bahwa anda menyukai anak tertarik pada pertumbuhan dan perkembangan anak.

5. Bersikap ojektif dan realistis terhadap berbagai tujuan pembelajaran yang hendak dicapai saat bekerja dengan anak. Apabila diperlukan dapat pula merujuk pada beberapa ahli ketika suatu masalah tidak dapat ditangani misalnya psikolog, dokter, dan lain sebagainya.

6. Berikan berbagai bentuan di area parenting dan bantu orang tua untuk memperluas dan memperdalam berbagai kegiatan yang telah guru ajarkan pada anak di kelas. Misalnya memilih mainan dan buku-buku yang tepat di rumah.

7. Fokus terhadap anak. Kenali anak secara lebih mendalam, apa yang anak sukai sehingga guru akan lebih cepat menarik perhatian anak.

8. Membangun kepercayaan terhadap orang tua dan kepercayaan orang tua terhadap program sekolah.

9. Pada awal masuk, inventarisir berbagai keinginan dan harapan orang tua terhadap program pembelajaran dan apa yang ingin dikuasai anak setelah mengikuti program pembelajaran.

10. Lakukan komunikasi dua arah secara timbal balik untuk menghindari kesalahpahaman diantara guru dan orang tua tentang berbagai hal yang dilakukan. Bentuk-bentuk keterlibatan keluarga:

1. Komunikasi informal, misalnya pada saat mengantar dan menjemput anak, pesan yang dibuat dalam buku catatan/penghubung, papan pengumuman, bulletin tentang pembelajaran atau informasi lainnya.

2. Komunikasi formal, misalnya melaporkan perkembangan anak secara tertulis 1-3 kali pertahun.

3. Kunjungan ke rumah (home visit). 4. Pertemuan dan perkumpulan keluarga.

5. Mengadakan kegiatan outdoor misalnya hiking, bernyanyi, festival layang-layang, memperbaiki tempat bermain, bernyanyi bersama dan lain sebagainya. 6. Membantu menjadi asisten guru ketika mengajar, misalnya membacakan cerita

untuk anak, bernyanyi dan lain sebagainya.

7. Menghadiri rapat untuk merencanakan berbagai kegiatan anak. 8. Membantu staf sekolah pada saat karyawisata/field trip.

9. Membuat prlengkapan, alat peraga untuk kegiatan pembelajaran.

10. Menjadi narasumber dalam tema pekerjaan atau tema lainnya misalnya memperkenalkan pekerjaannya pada anak-anak.

11. Menindaklanjuti kegiatan yang telah dilakukan di sekolah di rumah masing-masing.

12. Menjadi narasumber dalam berbagai workshop yang diadakan untuk guru atau orang tua lainnya, misal kegiatan memasak, menjahit dan lain sebagainya.

(6)

13. Menjadi observer di kelas.

D. Penilaian Sekolah Berbasis Konsultasi Keluarga

Harus kita akui bahwa pembinaan dan dukungan dari keluarga menjadi bagian terpenting dalam proses pendidikan yakni dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Demikian dengan apa yang diungkapkan oleh Urie Bronfenbrenner, bahwa: “The family seems to be the most effective and economical system for fostering and sustaining the child’s development. Without family involvement, intervention is likely to be unsuccessful, and what few effects are achieved are likely to disappear once the intervention is discontinued.” Jadi, ketika orang tua memasukan anaknya ke sebuah lembaga pendidikan bukan berarti lepas tanggung jawab. Lembaga pendidikan khususnya guru hanyalah parter orang tua dalam memberikan layanan terbaik untuk anaknya.

Strategi berbagi informasi guru dengan orang tua: 1. Mulai dengan perspektif orang tua;

2. Berfikir positif dan spesifik;

3. Mendeskripsikan dan berbagi interpretasi; 4. Fokus pada hubungan anak dengan orang tua; 5. Mendukung kompetensi orang tua;

6. Terbuka secara emosional kepada orang tua.

Gambaran proses Keterlibatan Keluarga di PAUD: Parenting

• Parent–child relationship • Participation in child-centered

activities Child Outcomes

• Social competence • Cognitive development • Communication skills • Literacy development • Vocabulary growth • Expressive language • Comprehension skills • Positive engagement with peers, adults, and learning Home–School Relationships • Communication • Participation Responsibility for Learning Outcomes

• Reading in the home • Parent–child conversations

(7)

keterlibatan keluarga di PAUD: 1. Menentukan kebijakan

a. Invest in projects that increase the family involvement processes (Berinvestasi dalam proyek-proyek yang meningkatkan proses keterlibaatan keluarga)

b. Support early childhood programs in the community (Mendukung program anak usia dini di masyarakat)

c. Advance best practices for family involvement in early childhood (Memajukan praktik terbaik untuk keterlibatan keluarga pada anak usia dini)

d. Sponsor dialogue about research on family involvement in early childhood (Mensponsori dialog tentang penelitian keterlibatan keluarga)

2. Mempraktikan kebijakan:

a. Approach family involvement in multiple ways (Pendekatan keterlibatan keluarga dengan beberapa cara)

b. Think about family involvement as a continuum (Berpikir tentang keterlibatan keluarga sebagai sebuah satu kesatuan)

c. Create mechanisms for smooth transitions (Menciptakan mekanisme untuk kelancaran transisi)

d. Respect diversity (Menghargai perbedaan)

e. Partner with the community (Kerjasama dengan masyarakat) 3. Melakukan penelitian atau pengamatan:

a. Devote time to longitudinal studies that examine the impact of family involvement in early childhood over time (Meluangkan waktu untuk meneliti dampak keterlibatan keluarga pada anak usia dini dari waktu ke waktu)

b. Trace the relationships between transition practices and child outcomes (Melacak hubungan antara praktik transisi dan anak)

c. Build a culturally responsive knowledge base (Membangun basis pengetahuan responsif secara kultural)

d. Connect research to policy and practice (menghubungkan penelitian untuk kebijakan dan praktik)

Sumber:

Family Involvment in Early Childhood Education (Harvard Family Research Project Harvard Graduate School of Education)

Family Engagement and Ongoing Child Assessment (The National Center on Parent, Family and Comunity Engagement)

(8)

 Roadmap Pendidikan Keluarga (Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat)

Referensi

Dokumen terkait

Program pembelajaran yang dilaksanakan oleh praktikan dilakukan sebanyak tujuh kali pertemuan dengan dua orang siswa dalam satu kelas.... BAB I

beberapa perkara yang dilakukan yang tidak diketahui hukumnya oleh kebanyakan orang. Barang siapa yang menjauhi perkara-perkara yang diragukan itu berarti ia

Paska perceraian orang tua subyek mengalami hambatan dalam berbagai segi perkembangan diantaranya, kesehatan yang menurun dan penyakit yang sering kambuh,

O mengatakan Setelah dilakukan intervens i keperaw atan selama 2 hari Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 60 menit : 1.1 Keluarga dapat mengenal

Dalam pembahasan kali ini hanya akan dijelaskan sepuluh jenis kata saja, terdiri dari: kata benda, kata kerja, kata ganti, kata bilangan, kata sifat, kata depan, kata keterangan,

Setiap kelompok berdiskusi untuk mengerjakan lembar kerja yang sama tentang sistem pemerintahan desa, kecamatan, kabupaten ,kota, provinsi dan sistem pemerintahan tingkat

Dari berbagai definisi di atas, dapat dipahami bahwa hiwalah atau hawalah adalah pengalihan untuk menuntut pembayaran utang dari satu pihak kepada pihak lain

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Tabel Nilai Tipikal Berat Isi Normal dan Berat Isi Tersaturasi...12 Gambar 2.2 Tabel Angka Pori, Moisture Content dan Berat Isi Kering...13 Gambar 2.3 Tabel