• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keywords: Advance Organizer, Output Learning, Atomic Structure.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Keywords: Advance Organizer, Output Learning, Atomic Structure."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Lantanida Journal, Vol. 4 No. 2, 2016

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STRUKTUR ATOM

Ainun Mardhiah

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh E_mail: ainundhiah@yahoo.com

Abstract

This study aims to improve student learning outcomes , and knowing the students' response to the application of Advance Organizer on Atomic Structure material . Subjects in this study were students of class X SMA Negeri 11 IA3 Banda Aceh , totaling 26 people . This type of research is descriptive qualitative . To find out improving student learning outcomes used about posttest , and the questionnaire used to determine students' response to the learning model Advance Organizer . From the results obtained posttest student learning outcomes at 83.65 ; as well as the students' responses by 96.15 % who expressed delight in learning model Advance Organizer . Based on the results of this study concluded that an increase in student learning outcomes and positive student responses show the learning progress of students with learning model Advance Organizerpada use of the atomic structure of matter .

Keywords:Advance Organizer, Output Learning, Atomic Structure. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu pondasi yang menentukan ketangguhan dan kemajuan suatu bangsa. Jalur pendidikan pun dapat diperoleh melalui jalur pendidikan formal maupun jalur pendidikan non formal.Pelaksanaan pembelajaran saat ini harus mengalami perubahan, dimana siswa tidak boleh lagi dianggap sebagai obyek pembelajaran semata, tetapi harus diberikan peran aktif serta dijadikan mitra dalam proses pembelajaran sehingga siswa bertindak sebagai agen pembelajaran yang aktif sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator dan mediator yang kreatif.

Kimia adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang mempelajari tentang peristiwa atau penomena yang terjadi dialam, lebih spesifiknya lagi ilmu yang mempelajari tentang materi dan perubahan yang menyertainya. Namun selama ini masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami dan mengikuti pelajaran kimia. Hal ini tidak terlepas dari materi kimia yang membutuhkan penalaran, pengertian, pemahaman dan aplikasi yang tinggi, sehingga banyak siswa yang kurang berminat mempelajari kimia.

Dari hasil observasi pada bulanfebruari 2015 di SMA Negeri 11 Banda Aceh, kondisi kegiatan belajar-mengajar belum tercipta suasana yang kondusif antara guru dan siswa, sehingga hasil belajar siswa masih di bawah KKM yaitu 75. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata ulangan harian yang diperoleh siswa sebesar 60.

(2)

Lantanida Journal, Vol. 4 No. 2, 2016 – 137 Untuk mengatasi permasalahan tersebut guru harus menyadari perlunya penguasaan berbagai jenis model pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran guna tercapainya tujuan pembelajaran kimia.Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran advance organizer.

Advance Organizer (pengorganisir awal) yaitu suatu materi atau kegiatan yang dimaksudkan untuk mengawali pembelajaran untuk sesuatu materi tertentu, khususnya pembelajaran dengan sesuatu materi yang baru.“Advance Organizer berfungsi untuk mengaitkan pengetahuan yang sedang dipelajari dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh si pelajar”(Aziz: 2009).

Advance Organizer itu adalah sebuah imformasi yang disajikan sebelum pembelajaran, yang dapat digunakan oleh siswa untuk menyusun dan menafsirkan informasi baru masuk. Advance organizer juga sangat berguna dalam proses tranfer pengetahuan. Karena alasan yang deduktif peserta didik dapat menggunakan contoh-contoh yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari sebelum proses pembelajaran terjadi.

Langkah-langkah Advance Organizer terdiri dari 3 fase yaitu, (1) Presentasi Advance Organizer; (2) Materi Pembelajaran; dan (3) Penguatan organisasi kognitif. (Noprianto dalam Reni Novita, 2014). Kelebihan mobel pembelajaran Advannce Organizerdiantaranya dapat membantu pemahaman siswa dan dapat membantu memperkauat daya ingat siswa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan respon siswa terhadap penggunaan model pembelajaran Advance Organizer.

METODE PENELITIAN

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 11 Banda Aceh. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret–Mei tahun ajaran 2014/2015 pada materi struktur atom. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah diawali dengan persiapan acuan dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, soal-soal test hasil belajar yang terdiri dari test awal dan test akhir, dan angket respon siswa, selanjutnya data dianalisis menggunakan rumus persentase.

(3)

138 – Lantanida Journal, Vol. 4 No. 2, 2016 HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil belajar siswa

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh deskripsi data sebagai berikut: Tabel 1. Data pretest dan posttest siswa X-IA3 SMA Negeri 11 Banda Aceh

Sampel

Nilai Pre-test Nilai Posttest

KKM Ketuntasan belajar Rata-rata Ketuntasan belajar Rata-rata Kelas X-IA3 34,61% 57,69 84,61% 83,65 75

Sebelum diterapkan model pembelajaran Advance Organizer, siswa diberikan test awal yang bertujuan untuk melihat kamampuan awal siswa sebelum diterapkannya model pembelajaran. Rata-rata kemampuan awal siswa yang diperoleh sebesar 57,69 dan ketuntasan belajar mencapai , hal ini menunjukkan bahwa siswa belum tuntas dalam belajar baik secara individu maupun klasikal dan nilai yang diperoleh masih di bawah KKM.

Setelah diterapkan model pembelajaran Advance Organizerpada materi struktur atom, maka dilakukan posttest yang bertujuan untuk melihat sejauhmana siswa menguasai materi yang telah diajarkan,dari hasil posttest yang telah dilakukan, diperoleh rata-rata hasil belajar siswa sebesar 83,65 dan ketuntasan belajar mencapai . Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer secara individu telah mencapai taraf tuntas dan meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Respon Siswa

Dari hasil angket respon siswa diperoleh deskripsi data sebagai berikut:

Tabel 2. Data respon siswa X-IA3 SMA Negeri 11 Banda Aceh terhadap penerapan Advance Organizer

No Pernyataan Persentase

1. Menyukai cara mengajar guru dalam menyampaikan materi

pelajaran 100%

2. Bahasa guru dalam menyampaikan materi pelajaran mudah

dipahami 96,15%

3. Menyukai pembelajaran dengan Advance Organizer 96,15% 4. Senang dan termotivasi belajar dengan pembelajaran Advance

Organizer 96,15%

5. Dengan menggunakan Advance Organizer mengalami kesulitan

dalam memahami materi struktur atom. 15,38%

6. Mudah mengingat dan memahami istilah yang sulit dalam materi struktur atom dengan Advance Organizer

92,30%

7. Senang berdiskusi dengan anggota kelompok untuk

menyelesaikan masalah dengan penerapan Advance Organizer 100% 8. Dengan penerapan Advance Organizer dapat menyimpulkan dan

mengambil ide-ide penting mengenai materi struktur atom.

(4)

Lantanida Journal, Vol. 4 No. 2, 2016 – 139 9. Dengan penerapan Advance Organizer dapat menghubungkan

materi struktur atom dengan hal-hal dalam kehidupan sehari-hari. 80,76% 10. Dengan penerapan Advance Organizer membuat pemahaman

materi menjadi meningkat 92,30%

Angket respon disebarkan kepada seluruh siswa untuk mengetahui pendapat siswa mengenai model pembelajaran Advance Organizer yang telah diterapkan. Dari hasil angket yang diperoleh,semua siswa menyukai cara mengajar guru dalam menyampaikan materi pelajaran. 96,15% bahasa yang digunakan guru mudah untuk dipahami, siswa yang menyukai pembelajaran dengan model Advance Organizersebesar 96,15%; siswa senang dan termotivasi terhadap model Advance Organizersebesar 96,15%; 15,38% siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi struktur atom denganAdvance Organizer. Mudah mengingat dan memahami istilah yang sulit dalam materi struktur atom denganAdvance Organizersebesar 92,30%, semua siswa senang berdiskusi dengan anggota kelompok untuk menyelesaikan masalah dengan penerapan Advance Organizer, 88,46% siswa dapat menyimpulkan dan mengambil ide-ide penting mengenai materi struktur atom 80,76% siswa dapa tmenghubungkan materi struktur atom dengan hal-hal dalam kehidupan sehari-hari, dan 92,30% pemahaman siswa terhadap materi menjadi meningkat dengan model Advance Organizer.Sedangkan tanggapan negatif siswa terhadap model pembelajaran Advance Organizer dikarenakan siswa tidak tertarik belajar karena tidak nyaman belajar dalam kelompok, beberapa siswa menyatakan kurang menyukai mata pelajaran Kimia dan sulit menerima pelajaran dengan cepat.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Advance Organizer pada materi struktur atom dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 83,65. Respon siswa terhadap model pembelajaran Advance Organizersangat baik yaitu sebesar 96,15%.

DAFTAR PUSTAKA

Anshory, Irfan. Kimia SMU,Erlangga:Jakarta. 1994.

Aunurrahman. Belajar Dan Pembelajaran. Alfabeta: Bandung. 2011.

Aziz, A., 2009. Model Advance Organizer Dan Penerapan Dalam Pembelajaran, Ta’alum, vol.19, no.1. Diakses melalui situs http:isjd.pdii.lipi.go.id tanggal 3 januari 2012. Basleman, Anisah dan Syamsu Mappa. Teori Belajar Orang Dewasa. PT Remaja

Rosdakarya: Bandung. 2011.

Hamalik, Oemar., Proses Belajar Mengajar.: Bumi Aksara: Bandung. 2001. ---, Proses Belajar Mengajar. PT Bumi Aksara: Jakarta. 2007.

(5)

140 – Lantanida Journal, Vol. 4 No. 2, 2016

Harnanto, A & Ruminten. Kimia 1 Untuk SMA / MA kelas X.Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta. 2009.

J.M. C. Johari dan M. Rachmawati. Kimia SMA dan MA untuk Kelas X, Esis: Jakarta. 2006. Novita, Reni, Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Vii-H Di Smp Negeri 142 Jakarta. Skripsi. Jakarta : FKIP UIN. 2014

Permana, Irvan. Memahami Kimia Untuk SMA / MA kelas X. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta. 2009.

Rusman, Model- Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru. rajawali pers: Jakarta. 2011.

Rusmono, Strategi Pembelajaran Dengan Problem Based Learning Itu Perlu Untuk Meningkatkan Profesional Guru. Ghalia Indonesia Anggota IKAPI: Jakarta. 2012. Sardiman, AM. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengaja. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

2003.

Slameto. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi.Rineka Cipta : Jakarta. 2003. Sudjana, Nana,. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya:

Bandung. 2005.

Utami, Budi & dkk. Kimia 1 Untuk SMA / MA kelas X.Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta. 2009.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam artikel ini, saya hanya akan fokuskan pembahasan kebijakan affirmative action oleh Kemdikbud yang lahir pasca UU 12 Tahun 2012 sebagai solusi cerdas untuk

2. Memiliki kemampuan Multithread sehingga dapat melayani banyak permintaan secara bersamaan. Dapat berjalan pada banyak sistem operasi. Memiliki metode enkripsi yang

Cara mengatasi kendala-kendala yang muncul pada saat proses pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan media diorama pada siklus I ini adalah sebagai

Če podjetje nima organiziranega planiranja kadrov, se sooča z naslednjimi problemi Florjančič et al., 1999 stran 31: • permanentno, absolutno in relativno pomanjkanje kadrov

Sehingga diharapkan cara ini bisa menumbuhkan lebih banyak programmer muda.Pada percobaan yang sudah dilakukan masih hanya terbatas pada penggunaan algoritma secara

Therefore, if the irrigation water in rice cultivation containing vinasse, then of course the rice crop will provide growth response varies according to the characteristics

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia terdiri dari Pelatihan Penulisan Puisi dengan Memberikan materi pelatihan berupa pemahaman mengenai sastra,

Berdasarkan hasil analisis jawaban siswa, diperoleh jenis kesulitan yang dialami siswa, yang diklasifikasikan berdasarkan kriteria Soejono (1984:4) yaitu “Kesulitan