Lampiran A
Lampiran B
B1. Kromatogram hasil penyuntikan larutan standar TBHQ 10 ppm yang dianalisa secara KCKT menggunakan kolom C18 (3,9x150 mm); detektor UV (280 nm); suhu kolom 30oC; fasa gerak campuran metanol : asetonitril : asam asetat 1% (60:20:20) dengan laju alir 0,5 mL/menit
B3.Kromatogram hasil penyuntikan larutan standar TBHQ 50 ppm yang dianalisa secara KCKT menggunakan kolom C18 (3,9x150 mm); detektor UV (280 nm); suhu kolom 30oC; fasa gerak campuran metanol : asetonitril : asam asetat 1% (60:20:20) dengan laju alir 0,5 mL/menit
B5. Kromatogram hasil penyuntikan larutan standar TBHQ 150 ppm yang dianalisa secara KCKT menggunakan kolom C18 (3,9x150 mm); detektor UV (280 nm); suhu kolom 30oC; fasa gerak campuran metanol : asetonitril : asam asetat 1% (60:20:20) dengan laju alir 0,5 mL/menit
Lampiran C
Lampiran D
LampiranE
LampiranF
F1. Antioksidan Tersier Butil Hidrokuinon (TBHQ)
F2. Proses persiapan sampel minyak goreng sebelum dan setelah penggorengan berulang
F4. Sentrifuge (Thermo biofuge primo R)
F5. Rotary Evaporator Vacum (BUCHIR-210/R-215)
LampiranG
G1. Kurva kalibrasi TBHQ
Konsentrasi (ppm) Waktu retensi (tR) Luas area (AUC)
10,160 2,27 637287
G2.Contoh perhitungan kadar antioksidan TBHQ Diketahui:
Luas area sampel A = 8491109
Persamaan regresi: y = 49024x + 202407
𝑥= (8491109−202407) 49024
𝑥= 8288702 49024
𝑥= 169,07 𝑚𝑔/𝑘𝑔
Jadi, konsentrasi antioksidan TBHQ minyak goreng yaitu sebesar 169,07 mg/kg
G3. Contoh perhitungan persen perolehan kembali Diketahui:
Konsentrasi sampel setelah penambahan analit (Cb
Konsentrasi sampel sebelum penambahan analit (C
) = 91,91 ppm
a
Konsentrasi analit yang ditambahkan (C
) = 42,10 ppm
a*
Jadi, persen perolehan kembali yaitu 99,2%
) = 50,2 ppm
Relatif Standar Deviasi (RSD)
Jadi, nilai simpangan baku relatif (RSD) yaitu 0,66%
G5.Contoh perhitungan limit deteksi (LOD) Diketahui: