ANALISA SILDENAFIL SITRAT PADA OBAT TRADISIONAL
GALI-GALI DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
KARYA ILMIAH INDRI ARISTA
072401045
PROGRAM STUDI D-3 KIMIA ANALIS DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2010
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
INDRI ARISTA
071401045
PROGRAM STUDI D-3 KIMIA ANALIS DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : ANALISA SILDENAFIL SITRAT PADA OBAT TRADISIONAL GALI-GALI DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
Diketahui/Disetujui oleh Disetujui oleh
Departemen Kimia FMIPA USU Pembimbing
Ketua,
Dr.Rumondang Bulan,MS
NIP. 195408301985032001 NIP.195307071983031001 Drs.Darwis Surbakti,MS
PERNYATAAN
ANALISA SILDENAFIL SITRAT PADA OBAT TRADISIONAL GALI-GALI DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa Karya Ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri,kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juli 2010-02-14
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT,atas limpahan Rahmat dan KaruniaNya sehingga penulis masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah inipada waktu yang telah ditetapkan. Salawat beriring salam penulis ucapkan kepada Rasullulah SAW, beserta sahabat dan keluarga, dan semoga kita diberi syafaatnya di Yaumil akhir kelak,amin.
Penyusunan karya ilmiah ini berdasarkan hasil dan pengamatan yang penulis dapatkan pada pelaksanaan PKL di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan dengan judul Analisa Sildenafil Sitrat pada Obat Tradisional Gali-Gali dengan Metode
Kromatografi Lapis Tipis.
Karya ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan Ijazah Ahli Madya pada Program Studi D-3 Kimia Analis, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis telah banyak mendapat dukungan, bantuan, dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ayahanda Riswan dan Ibunda Suherwati Spd yang tercinta serta kakanda Afit Riza, adinda Gusti wanda, dan adinda Octri Widya serta seluruh keluarga yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan, dan doa yang tiada henti-hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah dan dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
2. Bapak Drs.Darwis Surbakti,MS selaku dosen pemimbing yang telah banyak memberi bimbingan serta pengarahannya kepada penulis selama penulisan karya ilmiah ini.
3. Ibu Dr.Rumondang Bulan,MS selaku ketua jurusan yang telah memberikan bimbingan dan pengarahannya kepada penulis selama penulisan karya ilmiah ini.
4. Ibu Zakiah Kurniati,S.Farm.,Apt selaku koordinator, serta seluruh staf Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan yang telah membantu dan memberikan keterangan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan karya ilmiah ini.
5. Untuk Susan, Sovi, Tia, Lia, Tio, Cyntia dan seluruh teman-teman Kimia Analis stambuk 2007 dan untuk kak Nana, Rizky, Puput, Kiki dan teman-teman UKMI Al Falak yang telah memberikan motivasi serta doa.
Penulis menyadari karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan,Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan karya ilmiah ini.
Medan, Juni 2010
Penulis
ABSTRAK
ABSTRACT
ANALYSIS SILDENAFIL SITRAT IN TRADITIONAL MEDICINE GALI – GALI WITH THIN LAYER CROMATOGRAPHY METHOD
Have done identification sildenafil sitrat in traditional medicine gali – gali. For determination this contained is sildenafil sitrat analysis with thin layer cromatography method, with comparison volume etil acetate : methanol : amonia (85 : 10 : 5) as mobile phase and sildenafil sitrat as solution standart. From result analysis traditional medicine gali – gali contained sildenafil sitrat. Was know that in all traditional medicine not permission contained chemical materials. So that traditional medicine gali – gali not requirement for used by consumer.
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN ii
PERNYATAAN iii
KATA PENGANTAR iv
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Permasalahan 4
1.3. Tujuan 5
1.4. Manfaat 5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Masalah Seksual 6
2.2. Disfungsi Ereksi 7
2.3. Viagra 9
2.4. Sildenafil sitrat 10
2.4.1. Mekanisme Kerja Sildenafil Sitrat 10
2.4.2. Efek Samping Sildenafil sitrat 11
2.5. Ekstraksi 11
2.6. Kromatografi Lapis Tipis 13
2.6.1. Cara kerja kromatografi lapis tipis 14
BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN
3.2.1 Alat – Alat 17
3.2.2 Bahan – Bahan 17
3.3 .Prosedur Percobaan 18
BAB 4. DATA DAN HASIL PEMBAHASAN
4.1. Hasil Percobaan 20
4.1.1. Perhitungan 22
4.1.2. Pembahasan 23
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 25
5.2. Saran 25
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 : Identifikasi Sildenafil Sitrat Dalam Obat Tradisional
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.4 : Struktur sildenafil sitrat 10
Gambar 4.1 : Hasil Kromatografi Lapis Tipis 20
ABSTRAK
ABSTRACT
ANALYSIS SILDENAFIL SITRAT IN TRADITIONAL MEDICINE GALI – GALI WITH THIN LAYER CROMATOGRAPHY METHOD
Have done identification sildenafil sitrat in traditional medicine gali – gali. For determination this contained is sildenafil sitrat analysis with thin layer cromatography method, with comparison volume etil acetate : methanol : amonia (85 : 10 : 5) as mobile phase and sildenafil sitrat as solution standart. From result analysis traditional medicine gali – gali contained sildenafil sitrat. Was know that in all traditional medicine not permission contained chemical materials. So that traditional medicine gali – gali not requirement for used by consumer.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Obat Tradisional adalah ramuan bahan alami yang belum dimurnikan, berasal dari
tumbuhan, hewan dan mineral, yang digunakan untuk pengobatan pada pelayanan
kesehatan tradisional, misalnya jamu adalah obat tradisional yang merupakan ramuan
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Obat tradisional sudah sejak lama digunakan secara luas di Indonesia. Dalam
perkembangan pelayanan kesehatan formal, peranan obat tradisional sebagai
pendamping obat modern masih nyata.Namun sampai sekarang masih ada golongan
obat tradisional yang belum pernah dinilai secara ilmiah baik secara efektivitas
maupun keamanannya. Disamping ini banyak obat tradisional yang masih mempunyai
efek samping yang serius dalam pemakaian jangka panjang.
Obat tradisional yang saat ini aktif dipergunakan sebenarnya telah mengalami
tempaan secara trial dan error selama ratusan bahkan mungkin ribuan tahun.
Meskipun demikian informasi yang diperoleh sekarang ini merupakan pengetahuan
empiris dan belum menjadi ilmu pengetahuan untuk itu diperlukan pelaksanaan
Disadari bahwa pola pengembangan jenis obat tradisional melalui jalur yang
sangat berbeda, namun demi keamanan masyarakat perlu diterapkan prinsip dasar
pengujian obat yang telah diberlakukan. Agar pengembangan obat tradisional tidak
dirugikan, memang diperlukan beberapa penyesuaian kaidah etik penelitian.
Berbagai kendala kuat masih terasa menghambat pelaksanaan pengujian obat
tradisional secara ilmiah. Kendala utama adalah kenyataan bahwa para pengusaha
obat tradisisonal cenderung merahasiakan komposisi temuannya, suatu sikap yang
bertentangan tentang prinsip dasar pengujian obat. Selain itu masalah kekurangan
dana penelitian juga merupakan faktor penghambat yang tidak kecil peranannya.
Obat tradisional tersedia dalam berbagai bentuk yang dapat
diminum,ditempelkan pada permukaan kulit atau mukasa. Tetapi tidak tersedia dalam
bentuk suntikan atau aerosol. Dalam bentuk sediaan obat – obat tradisional ini dapat
berbentuk bubuk yang menyerupai obat modern, seperti kapsul, tablet atau sediaan
supostoria, ketersediaan obat tradisional dalam berbagai bentuk ini perlu dibina dan
diawasi oleh pemerintah supaya tidak terjadi pencemaran bakteri atau bahan alami
lainnya. Disamping itu perlu diwaspadai pencampuran obat tradisional dengan bahan
kimia sintesa.
Obat tradisional yang dihasilkan oleh industri obat tradisional dan industri
kecil obat tradisional yang dalam hal ini tidak termasuk obat tradisional dalam bentuk
rajangan, pilis, tapel, dan parem, usaha jamu racikan usaha jamu gendong yang
diedarkan diwilayah Indonesia maupun dieksport terlebih dahulu harus didaftarkan
sebagai persetujuan Menteri (Pasal 3 Per. Men. Kes No. 246b tahun 1990). Untuk
mendapatkan persetujuan antara lain :
a) Secara empirik terbukti aman dan bermanfaat untuk digunakan manusia.
b) Bahan obat tradisional dan proses produksi yang digunakan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan.
c) Tidak mengandung bahan kimia sintetik atau hasil isolasi yang berkhasiat sebagai
obat dan,
d) Tidak mengandung bahan yang tergolong obat keras atau Narkotika dan
pendaftaran tersebut berlaku seterusnya (Pasal 23 dan 24 Per.Men.Kes No. 246 th
1990).
Penggunaan obat tradisional seringkali juga telah dipergunakan selama
bertahun-tahun yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sebagai
contoh, berapa banyak obat tradisional yang telah digunakan yang telah digunakan
untuk awet muda, pelangsing tubuh, meningkatkan gairah seks,menyembuhkan haid
yang tidak cocok, impotensi, mengurangi berat badan ,sakit kencing manis,
mempercantik wajah, mengencangkan perut setelah bersalin,menghilangkan keletihan
tubuh dan lain- lain ( Prof. DR. Midian Sirait, 1993 )
(1998) sudah memecahkan semua rekor obat baru,termasuk antidepresi fluoksetin
(prozac). Penemuan pil ereksi ini terjadi secara kebetulan oleh Dr Lan Osterloh. A.S.,
pada waktu sildenafil sitrat dites sebagai vasodilator koroner untuk terapi angina
pectoris. Efek vasodilatasinya terhadap myocard kurang memuaskan,tetapi ternyata
efektif untuk memelihara ereksi selama beberapa jam, dengan demikian sildenafil
sitrat termasuk obat-obat serendipity, yakni obat yang ditemukan tidak sengaja
sewaktu seorang ilmuan menyelidiki suatu zat mengenai khasiatnya untuk indikasi
lain. Contoh terkenal adalah penemuan penisilin ( Drs. Tan Hoan Tjay & Drs. Kirana
Rahardja,2008 ).
Dalam hal ini semua jenis obat tradisional sebelum diedarkan kepada
masyarakat atau konsumen harus dianalisis terlebih dahulu, apakah obat tradisional
tersebut mengandung bahan kimia hasil isolasi atau sintetik yang bersifat obat atau
tidak, agar obat tradisional tetap terjaga kualitasnya dan tidak menimbulkan efek
samping apapun terhadap penggunanya.
1.2.Permasalahan
Permasalahan dalam pembuatan karya ilmiah ini adalah:
- Apakah analisa kromatografi lapis tipis dapat digunakan untuk menentukan
sildenafil sitrat pada obat tradisional gali – gali.
- Apakah obat tradisional gali – gali mengandung sildenafil sitrat
1.3.Tujuan
Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah :
- Menganalisa obat tradisional gali – gali dengan kromatografi lapis tipis
1.4.Manfaat
- Memberikan informasi bahwa obat tradisional gali – gali mengandung
sildenafil sitrat
- Mengetahui kandungan sildenafil sitrat yang terdapat dalam obat tradisional
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Masalah Seksual
Bagi pria disemua usia, kegagalan ereksi dapat mencegah mereka mengambil
inisiatif dalam memulai hubungan seksual. Mereka bisa jadi mencemaskan buruknya
kemampuan atau juga penolakan. Pria-pria berusia tua umumnya sensitif terhadap
dukungan sosial untuk hubungan yang intim. Ancaman kehilangan
hubungan-hubungan ini menyebabkan rasa takut dan hal ini dapat berimbas pada kesehatan.
Masalah ereksi adalah sebuah gejala dari banyak kondisi. Operasi vena, usia,
diabetes melitus, hipertensi, tingginya kolesterol darah, rendahnya kepadatan
lipoprotein tinggi, obat-obatan, kerusakan neurogenik, penyakit peyronie, priapism,
depresi, konsumsi alkohol, kurangnya pengetahuan seksual, hubungan interpersonal
yang kurang erat atau terjadinya masalah didalamnya, dan banyak penyakit kronis,
khususnya kegagalan renal dan dialisis.
Merokok mempengaruhi fungsi ereksi dengan meningkatkan faktor-faktor
risiko lainnya seperti penyakit vena atau tekanan darah tinggi.
Walaupun masalah ereksi terus meningkat seiring bertambahnya usia, ini
bukanlah konsekuensi wajib penuaan. Pengetahuan akan faktor-faktor risiko dapat
membantu.
2.2. Disfungsi Ereksi
Disfungsi ereksi adalah suatu keadaan pada pria yang sering atau selalu tidak
dapat mempertahankan ereksi untuk melakukan hubungan seksual yang memuaskan.
Namun disfungsi ereksi bukan hanya berupa tidak dapat mempertahankan ereksi.
Kalau seorang pria tidak dapat mencapai ereksi yang cukup untuk melakukan
hubungan seksual, pria itu juga tergolong mengalami disfungsi ereksi. Jadi,seorang
pria disebut mengalami disfungsi ereksi kalau sering atau selalu tidak mampu
mencapai atau mempertahankan ereksi penis untuk melakukan hubungan seksual yang
memuaskan.
Disfungsi ereksi merupakan salah satu disfungsi seksual pria yang banyak
dijumpai,selain ejakulasi dini. Disfungsi seksual yang lain lebih jarang
dikelompokkan menjadi dua faktor, yaitu faktor fisik dan faktor psikis. Yang termasuk
dalam faktor fisik adalah semua gangguan atau penyakit yang berkaitan dengan
gangguan hormon,pembuluh darah, dan saraf. Faktor fisik juga berkaitan dengan gaya
Beberapa contoh penyakit yang dapat mengakibatkan disfungsi ereksi adalah
gangguan fungsi hati, gangguan fungsi hati,gangguan kelenjar gondok, diabetes,
kolesterol tinggi, tekanan darah, penyakit jantung,dan penyakit ginjal. Gaya hidup
tidak sehat justru kerap tidak disadari dapat mengakibatkan disfungsi ereksi dan
disfungsi seksual lainnya. Beberapa contoh gaya hidup tidak sehat adalah merokok
berlebihan,alkohol berlebihan,penyalahgunaan obat, dan kurang tidur. Sementara itu,
faktor spikis mempengaruhi disfungsi ereksi, antara lain meliputi stress, kecemasan,
kejenuhan, kejengkelan, perasaan bersalah, dan kekecewaan.
Dengan semakin berkembangnya alat bantu diagnosis, kini jelas diketahui
bahwa sebagian besar penyebab disfungsi ereksi adalah berbagai gangguan atau
penyakit yang tergolong dalam faktor fisik. Namun, apa pun penyebab disfungsi
ereksi, pada akhirnya pria yang mengalami juga akan merasakan masalah psikis,
seperti merasa kecewa, malu, rendah diri, dan jengkel. Faktor psikis ini selanjutnya
semakin memperburuk disfungsi ereksi.
Untuk menangani disfungsi ereksi,tentu diperlukan pemeriksaan yang benar
sebelum mendapat penanganan disfungsi ereksi secara benar, dokter spesialis
andrologi merupakan ahliyang paling tepat.tentu saja, keberhasilan pengobatan sangat
ditentukan oleh faktor penyebab dan berat ringannya disfungsi ereksi yang terjadi.
Impotensi adalah keadaan dimana pria tidak mampu ereksi. Hal lain yang
membuat pria tidak mampu ereksi adalah karena terjadinya ejakulasi dini, pria tidak
sanggup mempertahankan keadaan ereksi hingga pasangannya mencapai orgasme.
Secara alami, dengan bertambahnya usia pria maka kekuatan ereksi juga akan
berkurang. Impotensi juga bisa disebabkan oleh alkohol,penggunaan obat-obatan,
keadaan kesehatan, ataupun operasi. Faktor-faktor emosi seperti stress, marah,
tersinggung, dan takut juga bisa menjadi faktor penyebab impotensi ( Siti Candra
Windu B.,2009).
2.3. Viagra
Viagra adalah obat terbaru yang digunakan untuk mengatasi impotensi pada
pria. Obat ini sangat populer, tetapi beberapa efek sampingnya masih diteliti.
Viagra bekerja dengan menghentikan aksi enzim tertentu dalam pembuluh
darah pada batang penis. Enzim ini dirancang untuk melemaskan dinding otot
pembuluh darah dengan membuat bertambahnya aliran darah ledalam penis.senyawa
tersebut menghentikan aktivitas enzim yang memungkinkan lebih banyak darah
mengalir memasuki penis untuk waktu lebih lama.
Obat ini merupakan produk yang paling sukses dilancarkan kepasar Amerika
serikat dan menyajikan janji luar biasa sebagai terapi sederhana dan efektif mengatasi
masalah ini. Namun, kerja viagra pada mereka yang memiliki fungsi penis normal
Penggunaan obat ini bersamaan dengan senyawa lain yang melebarkan
pembuluh darah seperti senyawa nitrat yang biasa digunakan pada penyakit jantung
perlu mendapat perhatian. Ada beberapa laporan mengenai kematian mendadak pada
mereka dengan sejarah penyakit jantung dan penyakit arteri koroner (Steven Boyages
& roz Townsend,2009)
2.4. Sildenafil Sitrat
Sildenafil sitrat merupakan bahan aktif pertama yang digunakan sebagai terapi
gangguan ereksi peroral Sildenafil sitrat berupa serbuk kristalin berwarna putih
sampai keputihan dengan kelarutan 3,5 mg/ml dalam air. Pada sediaan VIAGRA,
sildenafil sitrat diformulasi sebagai tablet salut film berbentuk diamon berwarna biru
yang mengandung 25 mg, 50mg dan 100 mg sildenafil sitrat untuk pemakaian peroral.
Gambar 2.4. Struktur sildenafil sitrat
2.4.1. Mekanisme kerja Sildenafil sitrat
Merupakan penghambat selektif terhadap enzim fosfodiesterase tipe 5 yang
spesifik terhadap cGMP (PDE5). Selama proses perangsangan seksual dibebaskan NO
dalam corpus cavernosum ( jaringan ereksi penis ) yang meningkatkan jumlah cGMP.
Peningkatan cGMP menghasilkan pelemasan secara perlahan otot yang ada dalam
corpus cavernosum yang memungkinkan aliran darah ke dalam corpus cavernosum
tersebut dan terjadinya ereksi. Keberadaan PDE5 akan merusak cGMP. Dengan
menghambat fungsi dari PDE5, maka sildenafil memperlama aktivitas cGMP dan
memungkinkan ereksi terjadi pada saat diberikannya rangsangan seksual.
2.4.2.Efek samping Sildenafil sitrat
Pada awal digunakannya sidenafil dilaporkan potensial menyebabkan
abnormalitas penglihatan yang meliputi penglihatan kabur, bayangan warna yang
berbeda dari sebelumnya, sensitif terhadap cahaya, nyeri pada organ saluran kemih,
urine yang keruh atau berdarah, pusing, peningkatan frekuensi berkemih, nyeri pada
saat kencing
Semua efek ini berkaitan dengan blokade PDE yang terdapat diseluruh tubuh
lagipula dapat terjadi hilangnya kesadaran (“black out”) akibat turunnya tensi terlalu
drastis, terutama dalam kombinasi dengan nitrogliserin atau anti hipertensiva lainnya.
Beberapa kematian diantara pemakai telah dilaporkan,tetapi tidak ditemukan
hubungan kausal dengan sildenafil. Namun, lansia diatas 60 tahun yang mengidap
penyakit jantung, hipertensi atau diabetes hendaknya berhati – hati menggunakan
sildenafil. ( Drs. Tan Hoan Tjay & Drs. Kirana Rahardja,2008 )
2.5. Ekstraksi
diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Ekstraksi merupakan proses pemisahan
suatu bahan dari campurannya, ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Ekstraksi menggunakan pelarut didasarkan pada kelarutan komponen terhadap
komponen lain dalam campuran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah:
- Tipe persiapan sampel
- Waktu ekstraksi
- Kuantitas pelarut
- Suhu pelarut
- Tipe pelarut
Prinsip ekstraksi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia
dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar terlindung
dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan
larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar
sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan
penyari dengan konsentrasi rendah ( proses difusi ). Peristiwa tersebut berulang
sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel.
Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap
hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan
2.6. Kromatografi Lapis Tipis
Kromatografi digunakan sebagai untuk memisahkan substansi campuran
menjadi komponen-komponennya, Kromatografi juga merupakan pemisahan camuran
senyawa menjadi senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya. Untuk itu,
kemurnian bahan atau komposisi campuran dengan kandungan yang berbeda dapat
dianalisis dengan benar. Tidak hanya kontrol kualitas, analisis bahan makanan dan
lingkungan, tetapi juga kontrol dan optimasi reaksi kimia dan proses berdasarkan
penentuan analitik dari kuantitas material. Teknologi yang penting untuk analisis dan
pemisahan preparatif pada campuran bahan adalah prinsip dasar kromatografi.
Pemisahan senyawa biasanya menggunakan beberapa tekhnik kromatografi.
Pemilihan teknik kromatografi sebagian besar bergantung pada sifat kelarutan
senyawa yang akan dipisahkan. Semua kromatografi memiliki fase diam (dapat
berupa padatan, atau kombinasi cairan-padatan) dan fase gerak (berupa cairan atau
gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen
yang terdapat dalam campuran. Komponen-komponen yang berbeda bergerak pada
laju yang berbeda.
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan cara pemisahan campuran
senyawa menjadi senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya yang
menggunakan. Kromatografi juga merupakan analisis cepat yang memerlukan bahan
sangat sedikit, baik penyerap maupun cuplikannya. KLT dapat digunakan untuk
memisahkan senyawa – senyawa yang sifatnya hidrofobik seperti lipida – lipida dan
dari kromatografi kolom, identifikasi senyawa secara kromatografi, dan isolasi
senyawa murni skala kecil. Pelarut yang dipilih untuk pengembang disesuaikan
dengan sifat kelarutan senyawa yang dianalisis. Bahan lapisan tipis seperti silika gel
adalah senyawa yang tidak bereaksi dengan pereaksi – pereaksi yang lebih reaktif
seperti asam sulfat. Data yang diperoleh dari KLT adalah nilai Rf yang berguna untuk
identifikasi senyawa. Nilai Rf untuk senyawa murni dapat dibandingkan dengan nilai
Rf dari senyawa standar. Nilai Rf dapat didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh
oleh senyawa dari titik asal dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh pelarut dari titik
asal. Oleh karena itu bilangan Rf selalu lebih kecil dari 1,0.
Perhitungan nilai Rf Jumlah perbedaan warna yang telah terbentuk dari
campuran, pengukuran diperoleh dari lempengan untuk memudahkan identifikasi
senyawa-senyawa yang muncul. Pengukuran ini berdasarkan pada jarak yang
ditempuh oleh pelarut dan jarak yang tempuh oleh bercak warna masing-masing.
Ketika pelarut mendekati bagian atas lempengan, lempengan dipindahkan dari gelas
kimia dan posisi pelarut ditandai dengan sebuah garis, sebelum mengalami proses
penguapan. Pengukuran berlangsung sebagai berikut: Nilai Rf untuk setiap warna
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Rf =
2.6.1. Cara kerja kromatografi lapis tipis
Fase diam-jel silika. Jel silika adalah bentuk dari silikon dioksida (silika).
Atom silikon dihubungkan oleh atom oksigen dalam struktur kovalen yang besar.
Namun, pada permukaan jel silika, atom silikon berlekatan pada gugus -OH. Jadi,
pada permukaan jel silika terdapat ikatan Si-O-H selain Si-O-Si. Permukaan jel silika
sangat polar dan karenanya gugus -OH dapat membentuk ikatan hidrogen dengan
senyawa-senyawa yang sesuai disekitarnya, sebagaimana halnya gaya van der Waals
dan atraksi dipol-dipol. Fase diam lainnya yang biasa digunakan adalah
alumina-aluminium oksida. Atom alumina-aluminium pada permukaan juga memiliki gugus -OH. Apa
yang kita sebutkan tentang jel silika kemudian digunakan serupa untuk alumina.
Pelaksanaan kromatografi lapis tipis bisa digunakan dengan kromatogram atau
perhitungan Rf atau pengidentifikasian senyawa-senyawa. Pelaksanaan kromatografi
biasanya digunakan dalam pemisahan pewarna yang merupakan sebuah campuran dari
beberapa zat pewarna. Jumlah perbedaan warna yang telah terbentuk dari campuran,
pengukuran diperoleh dari lempengan untuk memudahkan identifikasi
senyawa-senyawa yang muncul. Tidak diperlukan menghitung nilai Rf karena anda dengan
mudah dapat membandingkan bercak-bercak pada campuran dengan bercak dari asam
amino yang telah diketahui melalui posisi dan warnanya. Jika kromatografi lapis tipis
yang akan dideteksi pada substansi tidak berwarna dilakukan dengan cara pendaflour
dan bercak secara kimia. fase diam pada sebuah lempengan lapis tipis seringkali
memiliki substansi yang ditambahkan kedalamnya, supaya menghasilkan pendaran
flour ketika diberikan sinar ultraviolet (UV). Itu berarti jika menyinarkannya dengan
sinar UV, akan berpendar. Untuk membuat bercak-bercak menjadi tampak dengan
jalan mereaksikannya dengan zat kimia sehingga menghasilkan produk yang
berwarna.
terdapat didalam cuplikan
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Metode Analisis
Metode yang digunakan adalah kromatografi lapis tipis
3.2. Alat dan bahan
3.2.1. Alat - Alat
- Erlenmeyer 250 ml
- Corong pisah 100 ml
- Beaker glass 50 ml
- Statif dan klem
- Hair dryer
- Botol vial
- Gelas ukur 10 ml
- Shirring 100 µL
- Plat kaca
- Chamber
- Lampu UV
- Etil asetat
- 1 bungkus obat tradisional (jamu) Gali - gali
3.3. Prosedur Percobaan
1. Larutan Uji
- Satu bungkus Obat tradisional ( jamu) gali - gali dimasukkan kedalam corong
pisah 100 ml
- Ditambahkan 50 ml air
- Dibasakan dengan penambahan larutan NaOH 0,1 N sampai pH 11-12 lalu
disaring
- Filtrat yang diperoleh diekstraksi tiga kali, tiap kali dengan 25 ml etil asetat
- Ekstrak etil asetat dikumpulkan dan diuapkan diatas tangas air sampai kering
- Sisa penguapan yang diperoleh dilarutkan dalam 5 ml methanol (A)
- Dengan cara yang sama diekstraksi satu bungkus obat tradisional (jamu) gali -
gali yang ditambahkan masing-masing lebih kurang 15 mg sildenafil sitrat
BPFI (B).
2. Larutan Baku
- Dibuat larutan sildenafil sitrat BPFI 0,1% b/v dalam methanol
- Sejumlah lebih kurang 15 mg sildenafil sitrat BPFI, ditimbang dan
dimasukkan kedalam corong pisah 100 ml
- Dengan cara yang sama dilakukan ekstraksi seperti pada larutan uji (C).
3. Cara Penetapan
a. Cara Kromatografi Lapis Tipis
- Diatas plat kaca tipis ditotolkan larutan A, B dan C dengan volume penotolan
masing- masing sebanyak 100 µ l dengan menggunakan shirring dengan jarak
rambat 15 cm
- Kemudian plat kaca tipis dimasukkan kedalam chamber yang berisi fase gerak
yaitu Etil asetat : Metanol : Amonia dengan perbandingan (85 : 10 : 5)
- Diamkan untuk beberapa saat dan biarkan fase gerak merambat naik keatas
sampai garis batas jarak rambat.
- Setelah fase gerak mencapai garis batas jarak rambat,angkatlah plat kaca dan
keringkan
- Untuk mengetahui lokasi dari bercak noda yang terbentuk pada plat kaca,
dapat dilihat dengan menggunakan cahaya ultraviolet dengan panjang
gelombang 254 nm.
BAB 4
DATA DAN HASIL PEMBAHASAN
4.1. HASIL PERCOBAAN
Gambar 4.1. Hasil Kromatografi Lapis Tipis
Rf = 0,42 Rf = 0,43
A B
Jarak rambat pelarut 15 cm
Jarak penotolan 2 cm
Rf = 0,44
C
Keterangan :
A : Sampel Obat Tradisional Gali-gali
B : Sampel Obat tradisional Gali – gali + Baku Sildenafil sitrat
C : Baku Sildenafil sitrat
Tabel 4.1. Identifikasi Sildenafil Sitrat Dalam Obat Tradisional Gali – Gali
4.1.1 Perhitungan
a
Baku Sildenafil sitrat
. Penentuan harga Rf baku pembanding
Rf = jarak sampel yang melalui eluen
Jarak pelarut
= 6,515
= 0,43
Sampel + baku
b. Penentuan harga Rf sampel + baku
Rf = jarak sampel yang melalui eluen
Jarak pelarut
= 6,715
= 0,44
Sampel 994( Gali – gali )
b. Penentuan harga Rf zat penguji( sampel )
Rf = jarak sampel yang melalui eluen
Jarak pelarut
=6,415
= 0,42
4.1.2..Pembahasan
Pada percobaan identifikasi sildenafil sitrat yang kami lakukan menggunakan
metode kromatografi lapis tipis tidak menggunakan kromatografi kertas dikarenakan
Kromatografi lapis tipis menggunakan silika gel yang lebih efektif untuk menyerap
ekstrak dari bahan alam dan memisahkan senyawa-senyawa berdasarkan nilai Rfnya,
sedangkan kromatografi kertas lebih efektif digunakan untuk menarik atau menyerap
bahan pewarna.
Menurut Abdul Rohman adsorpsi pada permukaan melibatkan
interaksi-interaksi elektrostatis seperti ikatan hydrogen, penarikan dipole-dipol dan penarikan
yang diinduksi oleh dipole. Solut akan bersaing dengan fase gerak untuk berikatan
dengan sisi-sisi polar pada permukaan adsorben. Silika gel merupakan jenis adsorben
(fase diam) yang penggunaannya paling luas, permukaan silica gel terdiri atas gugus
Si-O-Si dan gugus silanol (Si-OH). Gugus silanol bersifat sedikit asam dan polar oleh
karenanya dapat membentuk ikatan hydrogen. Dengan bantuan air yang diserap oleh
silica gel mampu mendeaktifkan permukaan karena air akan menutup sisi aktif silica
gel.
Syarat suatu jamu adalah tidak boleh mengandung bahan kimia obat, termasuk
sildenafil sitrat. Karena, sildenafil sitrat banyak mengakibatkan efek samping yang
dapat menggangu kesehatan seperti gangguan penglihatan, nyeri pada organ saluran
kemih, urine yang keruh atau berdarah, pusing, peningkatan frekuensi berkemih, nyeri
pada saat kencing.
Menurut situs
iskemia sementara dan hipertensi. efek terjadi beberapa saat setelah penggunaan
sildenafil tanpa diikuti aktivitas seksual dan ada pula efek terjadi setelah pemakaian
sildenafil sitrat beberapa hari yang diikuti aktivitas seksual.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
- Dari analisa yang dilakukan pada obat tradisional gali - gali dengan
menggunakan metode kromatografi lapis tipis diperoleh perbandingan harga
Rf dari obat tradisional gali – gali dan baku sildenafil sitrat yang mendekati
yaitu pada obat tradisional gali- gali adalah Rf = 0,42, sebanding dengan baku
sildenafil sitrat Rf = 0,43, oleh karena itu obat tradisional gali- gali diduga
mengandung bahan kimia obat Sildenafil sitrat, sehingga perlu analisa lanjutan
menggunakan Spektrofotometri, KCKT atau GC.
5.2. Saran
Dalam kesempatan ini penulis menyarankan agar para konsumen yang
mengkonsumsi obat tradisional khususnya obat kuat harus teliti dan berhati-hati dalam
memilih suatu produk, karena pemilihan produk yang salah akan berdampak negatif
bagi kesehatan anda. Oleh karena itu sebelum menggunakan suatu produk yang
DAFTAR PUSTAKA
Boyages,S dan Townsend,R. 2009. Men’s Health. Yogyakarta : Andi
Candra Windu,B. 2009. Disfungsi Seksual. Yogyakarta : Andi
Sirait,M. 1993. Laporan Tim Analisa Dan Evaluasi Hukum Tentang Perlindungan
Dan Pengawasan Terhadap Pemakaian Obat Tradisional. Jakarta :
Pengayoman
Tjay,T.H dan Rahardja,K. 2008. Obat-Obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan Efek
– Efek Sampingnya. Edisi Keenam. Jakarta : PT Elex Media Komputindo
Kelompok Kompas Gramedia