• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Sistem Informasi Manajemen Dalam Meningkatkan Efektivitas Komunikasi Pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan Sistem Informasi Manajemen Dalam Meningkatkan Efektivitas Komunikasi Pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PERANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DALAM

MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PADA

PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA

OLEH

DELLA RISA

080502208

PROGRAM STRATA 1 MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN MANAJEMEN MEDAN

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

Nama : Della Risa

NIM : 080502208

Program Studi : Manajemen

Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia

Judul : Peranan Sistem Informasi Manajemen Dalam

Meningkatkan Efektivitas Komunikasi Pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

Tanggal : ...2012 Penulis,

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN MANAJEMEN MEDAN

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Della Risa

NIM : 080502208

Program Studi : Manajemen

Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia

Judul : Peranan Sistem Informasi Manajemen Dalam

Meningkatkan Efektivitas Komunikasi Pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

Pembimbing Skripsi Pembaca Penilai

Dr. Yeni Absah, SE, M.Si Dra. Friska Sipayung, M.Si

NIP. 19741123 200012 2 001 NIP. 1962117 198603 2 002

Ketua Program Studi

(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN MANAJEMEN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

Nama : Della Risa

NIM : 080502208

Program Studi : Manajemen

Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia

Judul : Peranan Sistem Informasi Manajemen Dalam

Meningkatkan Efektivitas Komunikasi Pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

Tanggal: ...2012 Ketua Program Studi

Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si NIP. 19620513 1992032 001

Tanggal: ...2012 Ketua Departemen

(5)

Lembar Pernyataan

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan

sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Peranan Sistem Informasi

Manajemen Dalam Menigkatkan Efektivitas Komunikasi Pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri

yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,

dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau

dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika

penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam

skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 2 Mei 2012

Tanda Tangan

(6)

ABSTRAK

PERANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PADA PDAM

TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah Sistem Informasi Manajemen (SIM) berperan dalam meningkatkan efektivitas komunikasi pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara. Tujuan peelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis peranan Sistem Informasi Manajemen (SIM) dalam meningkatkan efektivitas komunikasi pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.

Subjek dalam penelitian ini adalah Kepala Divisi Sistem Informasi Manajemen (SIM) di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara, pegawai Divisi SIM, serta pelanggan pengguna jasa PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.

Pengumpulan data primer dilakukan dengan mengadakan wawancara mendalam atau in-dept interview kepada subjek penelitian yang sudah ditentukan. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, yaitu menggunakan berbagai teknik pengumpulan data secara gabungan/simultan. Dimana dalam penelitian ini uji keabsahan data menggunakan pengujian data triangulasi, dimana triangulasi ini dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Triangulasi teknik menguji kredibilitas data dengan melakukan pengecekan data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Data diperolah dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi. Bila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar, namun dengan sudut pandang yang berbeda.

Pada hasil wawancara dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dengan adanya bagian atau divisi SIM di suatu perusahaan, otomatis akan menciptakan kemudahan bagi perusahaan untuk menjalani manajerial perusahaan. SIM merupakan sumber dari terciptanya informasi yang real dan up-to-date di suatu perusahaan, terutama di PDAM Tirtanadi ini. Divisi SIM menghubungkan kantor cabang, pegawai, pelanggan secara lebih mudah ke kantor pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara. Dan, komunikasi yang efektif merupakan penyampaian pikiran atau informasi yang dapat diterima dan dipahami oleh si penerima pesan dan tepat sasaran yang berlangsung secara dua arah, serta efektivitas komunikasi akan tercipta apabila penyampaian informasi mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan berjalannya informasi secara dua arah menciptakan sistem kerja yang lancar dan informasi tersebut menjadi acuan kerja yang baik bagi PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.

(7)

ABSTRACT

THE ROLE OF MANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS IN IMPROVING THE EFFECTIVENESS OF COMMUNICATIONS AT PDAM

TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA

Formulation of the problem in this study is whether the Management Information System (MIS) plays a role in improving the effectiveness of communication in PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara. The purpose of this study is to investigate and analyze the role of Management Information Systems (MIS) in improving the effectiveness of communication in PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.

Subjects in this study are the Head of the Division of Management Information Systems (MIS) at PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara, Employees of Management Information Systems, and customers of PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.

Primary data was collected with in-dept interview with subjects that have been determined. This research was using qualitative methods. The qualitative method in this research is used to obtain deeply information, in other ways using many techniques to collect all data with combination ways/simultaneously. In this research, validity of all data were tested with triangulation system, which is in this triangulation system to testing the credibility of checkfrom various sources in various ways, and at various times. Triangulation techniques tested the credibility of the data with checking the data to the same source with different techniques. Data obtained by interview, and the checked by observation, documentation. When testing the credibility of the three techniques generate data of different data, the researcher carried out further discussion to relevant data source or another, to ensure the data which are assumed to be true.or mabe it is true, but with a different perspective.

The result from interviews showed that if in one company there is a division of Management Information Systems (MIS), automaticallly created a shortcut for a company to doing all company managerial activity. MIS is the source of the creation of real information and up-to-date in a company. Division of MIS connect branch offices, employees, customers more easily to the headquarters of PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara. And, effective

communication is the delivery of thoughts or information that can be

accepted and understood by the recipient and to the point that goes in two directions, as well as the effectiveness of communication will be created if the delivery of information to achieve the desired goal. With the passage of information in two directions to create a smoothly working system and the information is a reference work for PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.

(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil a’lamin, dengan segara kerendahan hati penulis

mengucapkan dan memanjatkan syukur kepada Allah SWT, karena atas berkah

dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa

umatnya dari kegelapan menuju alam yang teang menderang.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh

dari sempurna, karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari semua pihak sehingga menjadikan skripsi ini lebih baik lagi.

Dan penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Skripsi ini berjudul “Peranan Sistem Informasi Manajemen Dalam

Meningkatkan Efektivitas Komunikasi Pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi

dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang

telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME, selaku Ketua Departemen S1 Manajemen

(9)

3. Ibu Dra. Marhayanie, MSi, selaku sekretaris Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakulas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan bimbingan kepada penulis untuk penelitian ini.

6. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku Pembaca Penilai yang telah

memberikan masukan yang membangun untuk penelitian ini.

7. Seluruh Dosen dan staff pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara atas didikan, bantuan, juga jasa-jasanya selama masa perkuliahan.

8. Keluargaku tercinta, Papaku Ir.H.Hamdani Siregar dan Mamaku

Ir.Hj.Asnita Lubis, abangku Adrian Batara Siregar, dan adikku Indra

Kusuma Siregar. Tak lupa nenekku tersayang Hasnah. Terimakasih atas

doa, kasih sayang, motivasi, nasehat serta dukungan moril dan materiil

yang selalu diberikan padaku.

9. My best friend ever Titha who always support and listen all my problems,

thanks dear. Dana, Delpi, Kiki sahabat dari awal kuliah love you guys.

10.My Angels Fanny dan Titi yang selalu make me happy.

11.Teman satu grup yang selalu buat ceria dan membantu dalam penyelesaian

skripsi ini Leo (Bunny),Vera, Dwi, Dharmawan (Ganteng), Irma, Retno,

zaki.

12.Seluruh teman-teman Manajemen stambuk 2008 terutama Grup C yang

(10)

dan doa yang telah kalian berikan. Menyelesaikan kuliah bersama kalian

adalah kenangan indah yang berharga bagiku.

13.PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara yang telah menerima saya

untuk melakukan penelitian. Terutama Divisi SIM baik Kepala beserta

Pegawai-Pegawainya yang telah membantu atas kelancaran dan

terciptanya skripsi ini Terima Kasih.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih banyak. Tanpa kalian semua

skripsi ini tidak akan tercipta. Semoga Allah SWT memberikan KaruniaNya

kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu. Semoga kita semua

selalu diberikan kesehatan dan kebahagiaan oleh Nya.

Amin ya Robbala’lamin.

Medan, Mei 2012

Hormat Penulis,

(11)

DAFTAR ISI

(12)

2.1.6.7.3 Koneksi Intranet dan

Ekstranet ... 41

2.1.6.7.4 Konfrensi Video ... 41

2.2 Penelitian Terdahulu ... 42

2.3 Kerangka Konseptual ... 42

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 45

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 45

3.3 Defenisi Konseptual ... 46

3.4 Subjek Penelitian ... 46

3.5 Jenis Data ... 47

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 47

(13)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 87

5.2 Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 89

(14)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

Tabel 2.1 Komponen Fisik Sistem Informasi Manajemen (SIM) ... 20 Tabel 2.2 Ciri-Ciri Kemampuan Komputer dan Otak Manusia ... 21 Tabel 4.1 Karakteristik Responden (Kepala Divisi dan Pegawai Divisi SIM) berdasarkan jabatan, Jenis Kelamin, Usia, Lama Beke- Ja, dan Pendidikan ... 64 Tabel 4.2 Karakteristik Responden (pelanggan) Berdasarkan Jenis Ke- Lamin, usia,lama berlangganan ... 65 Tabel 4.2 Core & Support Aplikasi Program Pada PDAM Prop-Su

(15)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

Gambar 1.1 Diagram Penetapan Call Center 500444 PDAM

Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara ... 4 Gambar 2.1 Transformasi Data Menjadi Informasi ... 11 Gambar 2.2 Proses Komunikasi ... 28 Gambar 3.1 Triangulasi Dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data ... 47 Gambar 4.1 PDAM yang Ada di Provinisi Sumatera Utara ... 60 Gambar 4.2 Struktur Organisasi Divisi SIM PDAM Tirtanadi ... 71 Gambar 4.3 Sistem Jaringan Komputerisasi PDAM Provinsi Suma-

tera Utara ... 74 Gambar 4.4 Sistem Jaringan Komputer PDAM Tirtanadi LAN ... 74 Gambar 4.5 Sistem Jaringan Komputer PDAM Tirtanadi VPM

(Virtual Private Network) ... 77 Gambar 4.6 Manajemen Pengaduan Pelanggan ... 80 Gambar 4.7 Istruksi Kerja Follow Up Pengaduan Pelanggan Via

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

Lampiran 1. Pertanyaan Wawancara Kepada Kepala Divisi Sistem Informasi Manajemen PDAM Tirtanadi Provinsi

Sumatera Utara ... 91 Lampiran 2. Pertanyaan Wawancara Kepada Pegawai PDAM

(17)

ABSTRAK

PERANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PADA PDAM

TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah Sistem Informasi Manajemen (SIM) berperan dalam meningkatkan efektivitas komunikasi pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara. Tujuan peelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis peranan Sistem Informasi Manajemen (SIM) dalam meningkatkan efektivitas komunikasi pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.

Subjek dalam penelitian ini adalah Kepala Divisi Sistem Informasi Manajemen (SIM) di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara, pegawai Divisi SIM, serta pelanggan pengguna jasa PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.

Pengumpulan data primer dilakukan dengan mengadakan wawancara mendalam atau in-dept interview kepada subjek penelitian yang sudah ditentukan. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, yaitu menggunakan berbagai teknik pengumpulan data secara gabungan/simultan. Dimana dalam penelitian ini uji keabsahan data menggunakan pengujian data triangulasi, dimana triangulasi ini dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Triangulasi teknik menguji kredibilitas data dengan melakukan pengecekan data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Data diperolah dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi. Bila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar, namun dengan sudut pandang yang berbeda.

Pada hasil wawancara dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dengan adanya bagian atau divisi SIM di suatu perusahaan, otomatis akan menciptakan kemudahan bagi perusahaan untuk menjalani manajerial perusahaan. SIM merupakan sumber dari terciptanya informasi yang real dan up-to-date di suatu perusahaan, terutama di PDAM Tirtanadi ini. Divisi SIM menghubungkan kantor cabang, pegawai, pelanggan secara lebih mudah ke kantor pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara. Dan, komunikasi yang efektif merupakan penyampaian pikiran atau informasi yang dapat diterima dan dipahami oleh si penerima pesan dan tepat sasaran yang berlangsung secara dua arah, serta efektivitas komunikasi akan tercipta apabila penyampaian informasi mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan berjalannya informasi secara dua arah menciptakan sistem kerja yang lancar dan informasi tersebut menjadi acuan kerja yang baik bagi PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.

(18)

ABSTRACT

THE ROLE OF MANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS IN IMPROVING THE EFFECTIVENESS OF COMMUNICATIONS AT PDAM

TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA

Formulation of the problem in this study is whether the Management Information System (MIS) plays a role in improving the effectiveness of communication in PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara. The purpose of this study is to investigate and analyze the role of Management Information Systems (MIS) in improving the effectiveness of communication in PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.

Subjects in this study are the Head of the Division of Management Information Systems (MIS) at PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara, Employees of Management Information Systems, and customers of PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.

Primary data was collected with in-dept interview with subjects that have been determined. This research was using qualitative methods. The qualitative method in this research is used to obtain deeply information, in other ways using many techniques to collect all data with combination ways/simultaneously. In this research, validity of all data were tested with triangulation system, which is in this triangulation system to testing the credibility of checkfrom various sources in various ways, and at various times. Triangulation techniques tested the credibility of the data with checking the data to the same source with different techniques. Data obtained by interview, and the checked by observation, documentation. When testing the credibility of the three techniques generate data of different data, the researcher carried out further discussion to relevant data source or another, to ensure the data which are assumed to be true.or mabe it is true, but with a different perspective.

The result from interviews showed that if in one company there is a division of Management Information Systems (MIS), automaticallly created a shortcut for a company to doing all company managerial activity. MIS is the source of the creation of real information and up-to-date in a company. Division of MIS connect branch offices, employees, customers more easily to the headquarters of PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara. And, effective

communication is the delivery of thoughts or information that can be

accepted and understood by the recipient and to the point that goes in two directions, as well as the effectiveness of communication will be created if the delivery of information to achieve the desired goal. With the passage of information in two directions to create a smoothly working system and the information is a reference work for PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap perusahaan akan selalu menghadapi situasi-situasi yang tidak

terduga, yang secara otomatis memberikan peluang ataupun hambatan bagi

perusahaan dalam pencapaian tujuannya. Untuk menentukan sikap atau

mengambil keputusan dalam menghadapi situasi yang serba tidak pasti tersebut,

para pengelola atau manajer perusahaan memerlukan berbagai informasi.

Informasi dapat dikatakan sangat diperlukan demi menyusun strategi yang

akan digunakan dalam pencapaian tujuan suatu perusahaan, baik dalam

perencanaan maupun pengawasan kegiatan perusahaan tersebut. Setiap keputusan

yang telah ditentukan oleh manajer merupakan hasil pengolahan dari berbagai

informasi bagi para pegawai dalam perusahaan. Oleh sebab itu informasi

merupakan variabel yang penting dalam operasi perusahaan di samping sumber

daya lainnya seperti sumber daya alam, modal, dan manusia.

Begitu pula pentingnya peran komunikasi, sebab komunikasi dapat

diartikan sebagai jalan penghubung antara satu orang dengan orang lainnya. Sulit

untuk melaksanakan suatu kegiatan tanpa adanya komunikasi. Tanpa adanya

(20)

Menurut Scott (1994:100) Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah

serangkaian sub-sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara

rasional terpadu yang mampu mentransformasikan data sehingga menjadi

informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai

dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan.

Menurut Robin dan Barbara dalam Sari (1983:11) komunikasi adalah

suatu tingkah laku, perbuatan atau kegiatan penyampaian atau pengoperan pesan

atau lambang-lambang yang mengandung arti dan makna atau perbuatan

penyampaian suatau gagasan atau informasi mengenai gagasan pikiran dan

perasaan.

Peran Sistem Informasi Manajemen (SIM) pada jaman sekarang

dikategorikan suatu yang sangat penting keberadaannya pada suatu

perusahaan/organisasi. Begitu pula pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera

Utara, yang di dalamnya telah adanya bidang SIM tersebut yang antara lain

memiliki tugas mengkoordinasi tugas-tugas pengolahan data elektronik, program

komputer dan perawatan komputer serta melakukan persiapan rencana pelaksaan

komputerisasi baik teknik maupun administrasi yang dikaitkan dengan

pengembangan serta kebutuhan perusahaan.

Untuk meningkatkan kinerja manajemen dan perusahaan secara

keseluruhan perlu pengembangan di jaman teknologi yang serba online sekarang

ini. Maka saat ini Divisi Sistem Informasi Manajemen (SIM) PDAM Tirtanadi

(21)

dapat membantu manajemen dalam meningkatkan pekerjaan terutama di bidang

informasi dan komunikasi. Dan Guna meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, PDAM Tirtanadi saat ini telah memiliki Pusat layanan Informasi Call Center 500444 yang merupakan satu-satunya PDAM di seluruh Indonesia yang telah menggunakan sarana Call Center sebagai media komunikasi dan informasi untuk segala kebutuhan dan permasalahan pelanggan selama 24 jam setiap hari, sebagai bentuk wujud kepedulian kepada pelanggan. PDAM Tirtanadi senantiasa memberikan pelayanan terbaiknya kepada pelanggan, hal ini dibuktikan dengan diterapkannya fasilitas komunikasi

yang semakin canggih dan beragam. Teknologi Call Center memang bukanlah

suatu hal yang baru namun bagi perusahaan daerah air minum, Call Center adalah

teknologi yang sangat bermanfaat karena sangat membantu perusahaan dalam

berinteraksi dengan pelanggan sebagai upaya memenuhi harapan, keinginan dan

kebutuhan, sehingga peningkatan pelayanan kepada pelanggan dapat terwujud

dengan segera. Call Center 500444 adalah pusat layanan informasi PDAM

Tirtanadi yang memiliki berbagai fungsi interaksi pelanggan diantaranya

menampung aspirasi atau keluhan pelanggan sehingga dengan cepat dapat diambil

tindakan perbaikan atas pengaduan pelanggan seperti pengaduan pipa bocor,

meter air rusak, air mati, pemakaian air melonjak, pencatatan meter tidak benar,

air kotor dan berbau, komplain tagihan dan sebagainya. Pengaduan–pengaduan

tersebut akan dimonitor secara langsung melalui perangkat handphone/Blackberry

dengan memanfaatkan fasilitas alamat e-mail yang tersedia pada

handphone/Blackberry masing-masing kepala unit kerja beserta staf, baik di kantor pusat maupun di cabang-cabang yang menangani pengaduan dan keluhan

(22)

dengan menggunakan fasilitas e-mail yang ada maupun secara online melalui

aplikasi Call Center yang tersedia. Dengan adanya call center ini diharapkan

mampu mempermudah manajemen untuk mengolah informasi yang diperlukan.

Gambar 1.1 : Diagram penetapan call center 500444 PDAM Tirtanandi Provinsi Sumatera Utara

Sumber : Hamdani (2012:39)

Divisi SIM mempunyai tugas:

a. Mengkoordinasikan tugas-tugas pengolahan data elektronik, program

komputer dan perawatan komputer.

DIAGRAM PENERAPAN CALL CENTER 500444 PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA

AGENT/OPERATOR CALL CENTER

Catatan :

(23)

b. Melakukan persiapan rencana pelaksanaan komputerisasi baik teknik maupun

administrasi yang dikaitan dengan pengembangan serta kebutuhan

perusahaan.

c. Menyediakan data dan informasi yang diperlukan oleh pihak intern maupun

ekstern.

Divisi SIM beranggotakan 17 pegawai, yang mana terdiri dari kepala

divisi SIM yang membawahi bidang APS (Analisa Program Sistem) dan bidang

PDE (Pengolahan Data Elektronik). Dimana APS memiliki kepala bidang APS itu

sendiri dan memiliki 4 programmer dan 1 asisten II bidang APS, sedangkan pada

bidang PDE memiliki kepala bidang PDE itu sendiri, 1 asisten I bidang PDE dan

4 asisten II bidang PDE serta 4 pegawai bidang PDE.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah dipenelitian ini adalah “Apakah Sistem Informasi

Manajemen (SIM) berperan dalam meningkatkan efektivitas komunikasi pada

PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan menganalisis peranan Sistem Informasi

Manajemen (SIM) dalam meningkatkan efektivitas komunikasi pada PDAM

(24)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah:

1. Bagi PDAM Tirtanadi Sumatera Utara

Untuk mengetahui fenomena yang terjadi di dalam Sistem Informasi

Manajemen (SIM), dan untuk mengetahui penerapan SIM pada PDAM

Tirtanadi Sumatera Utara.

2. Bagi Peneliti

Sebagai suatu sumber pengetahuan dan pengalaman untuk penelitian

dalam memperluas wawasan mengenai Sistem Informasi Manajemen

(SIM) kedepannya, dan untuk mengetahui penerapan SIM di lapangan

yang sebenarnya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya.

Sebagai bahan referensi bagi penelitian lain yang melakukan penelitian

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Sistem

Menurut Sutanta (2003:4) sistem dapat didefiniskan sebagai sekumpulan

hal atau kegiatan atau elemen atau subsistem yang saling bekerja sama atau

dihubungkan dengan cara-cara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk

melaksanakan suatu fungsi guna mencapai suatu tujuan. Suatu sistem mempunyai

karakteristik sebagai berikut:

1. Mempunyai komponen (components)

Komponen sistem adalah segala sesuatu yang menjadi bagian penyusun

sistem. Komponen sistem dapat berupa benda nyata ataupun abstrak.

Komponen sistem disebut sebagai subsistem, dapat berupa orang, hal atau

kejadian yang terlibat di dalam sistem.

2. Mempunyai batas (boundary)

Batas sistem diperlukan untuk membedakan satu sistem dengan sistem

yang lain. Tanpa adanya batas sistem, maka sangat sulit untuk

menjelaskan suatu sistem. Batas sistem akan memberikan batasan tinjauan

terhadap sistem.

3. Mempunyai lingkungan (environments)

(26)

kungan sistem dapat menguntungkan ataupun merugikan. Umumnya,

lingkungan yang menguntungkan akan selalu dipertahankan untuk

menjaga keberlangsungan sistem. Sedangkan lingkungan sistem yang

merugikan akan diupayakan agar mempunyai pengaruh seminimal

mungkin, bahkan jika mungkin ditiadakan.

4. Mempunyai penghubung/antar muka (interface) antar komponen

Penghubung/antar muka merupakan komponen sistem, yaitu segala

sesuatu yang bertugas menjembatani hubungan antar komponen dalam

sistem. Penghubung/antar muka merupakan sarana yang memungkinkan

setiap komponen saling berinteraksi dan berkomunikasi dalam rangka

menjalankan fungsi masing-masing komponen. Dalam dunia komputer,

penghubung/antar muka dapat berupa berbagai macam tampilan dialog

layar monitor yang memungkinkan seseorang dapat dengan mudah

mengoperasikan sistem aplikasi komputer yang digunakannya.

5. Mempunyai masukan (input)

Masukan merupakan komponen sostem, yaitu segala sesuatu yang perlu

dimasukkan ke dalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut

untuk menghasilkan keluaran yang berguna. Dalam Sistem Informasi

Manajemen, masukan disebut data.

6. Mempunyai pengolahan (processing)

Pengolahan merupakan komponen sistem yang mempunyai peran utama

mengolah masukan agar menghasilkan keluaran yang berguna bagi para

(27)

berupa program aplikasi komputer yang dikembangkan untuk keperluan

khusus. Program aplikasi tersebut mampu menerima masukan, mengolah

masukan, dan menampilkan hasil olahan sesuai dengan kebutuhan para

pemakai.

7. Mempunyai keluaran (output)

Keluaran merupakan komponen sistem yang berupa berbagai macam

bentuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan. Dalam Sitem

Informasi Manajemen, keluaran adalah informasi yang dihasilkan oleh

program aplikasi yang akan digunakan oleh para pemakai sebagai bahan

pengambilan keputusan.

8. Mempunyai sasaran (objectives) dan tujuan (goal)

Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar saling bekerja sama

dengan harapan agar mampu mencapai sasaran dan tujuan sistem. Sasaran

berbeda dengan tujuan. Sasaran sistem adalah apa yang ingin dicapai oleh

sistem untuk jangka waktu yang relatif pendek. Sedangkan tujuan

merupakan kondisi/hasil akhir yang ingin dicapai oleh sistem untuk jangka

waktu yang panjang. Dalam hal ini, sasaran merupakan hasil pada setiap

tahapan tertentu yang mendukung upaya pencapaian tujuan.

9. Mempunyai kendali (control)

Setiap komponen dalam sistem perlu selalu dijaga agar tetap bekerja

sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing. Hal ini bisa dilakukan

jika ada bagian yang berperan menjaganya, yaitu bagian kendali. Bagian

(28)

berlangusng secara normal sesuai batasan yang telah ditetapkan

sebelumnya. Dalam Sistem Informasi Manajemen, kendali dapat berupa

validasi masukan, validasi proses, maupun validasi keluaran yang dapat

dirancang dan dikembangkan secara terprogram.

10.Mempunyai umpan balik (feedback)

Umpan balik diperlukan oleh sebagian kendali (control) sistem untuk

mengecek terjadinya penyimpangan proses dalam sistem dan

mengendalikannya ke dalam kondisi normal.

2.1.2 Informasi

Menurut Sutanta (2003:10) informasi merupakan hasil pengolahan data

sehingga menjadi bentuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai

kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan

akibatnya secara langsung saat itu juga atau secara tidak langsung. Untuk

memperoleh informasi, diperlukan adanya data yang akan diolah dan unit

pengolah. Yang mana data tersebut didefinisikan sebagai bahan keterangan

tentang kejadian-kejadian nyata atau fakta-fakta yang dirumuskan dalam

sekelompok lambang tertentu yang tidak acak yang menunjukkan jumlah,

tindakan, atau hal. Contoh dari informasi itu sendiri adalah daftar pegawai

berdasarkan departemen, daftar pegawai berdasarkan golongan, rekapitulasi

transaksi pembelian pada akhir bulan, rekapitulasi transaksi penjualan pada akhir

bulan, dan lain-lain. Transformasi data menjadi informasi dapat digambarkan

sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 2.1. Dalam gambar tersebut , input adalah

(29)

hasil pengolahan data yang telah di-input-kan tersebut. Suatu unit penyimpanan

diperlukan sebagai alat simpanan data, pengolahan, maupun informasi.

Input Unit Pengolahan output

Unit Penyimpanan

Gambar 2.1 : Transformasi Data Menjadi Informasi Sumber : Sutanta (2003:10)

2.1.2.1 Fungsi Informasi

Menurut Sutanta (2003:11) suatu informasi dapat mempunyai beberapa

fungsi, antara lain:

1. Menambah pengetahuan

Adanya informasi akan menambah pengetahuan bagi penerimanya yang

dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang mendukung proses

pengambilan keputusan.

2. Mengurangi ketidakpastian

Adanya informasi akan mengurangi ketidakpastian karena apa yang akan

terjadi dapat diketahui sebelumnya, sehingga menghindari keraguan pada

(30)

3. Mengurangi resiko kegagalan

Adanya informasi akan resiko kegagalan karena apa yang akan terjadi

dapat diantisipasi dengan baik, sehingga kemungkinan terjadinya

kegagalan akan dapat dikurangi dengan pengambilan keputusan yang

tepat.

4. Mengurangi keanekaragaman/variasi yang tidak diperlukan

Adanya informasi akan mengurangi keanekaragaman yang tidak

diperlukan, karena keputusan yang diambil lebih terarah.

5. Memberi standar, aturan-aturan, ukuran-ukuran, dan keputusan-keputusan

yang menentukan pencapaian sasaran dan tujuan

Adanya informasi akan memberikan standar, aturan, ukuran dan keputusan

yang lebih terarah untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah

ditetapkan secara lebih baik berdasar informasi yang diperoleh.

2.1.3 Manajemen

Menurut Sutanta (2003:17) manajemen dapat diartikan sebagai proses

memanfaatkan berbagai sumber yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan.

Manajemen juga dapat dimaksudkan sebagai suatu sistem kekuasaan dalam suatu

organisasi agar orang-orang menjalankan pekerjaan. Umumnya, sumber daya

yang tersedia dalam manajemen meliputi manusia, material, dan modal. Konsep

sumber daya manajemen ini akan menjadi bertambah ketika pembahasan

difokuskan pada Sistem Informasi Manajemen. Dalam Sistem Informasi

Manajemen, sumber daya manajemen meliputi tiga sumber daya tersebut

(31)

Menurut Nugroho (2008:57) manajemen adalah suatu tim yang disusun

dalam organisasi untuk menjadi pengendali organisasi untuk mencapai

tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang hendak dicapai oleh organisasi. Manajemen di

dalam organisasi biasanya dibagi ke dalam tiga tingkatan. Pembagian ke dalam

tiga tingkatan tersebut disebabkan oleh adanya tiga macam tujuan atau sasaran

yang hendak dicapai oleh organisasi. Ketiga tingkatan tersebut ialah manajemen

tingkat atas, manajemen tingkat menengah, dan manajemen tingkat bawah.

Menurut Stoner (dalam Usman, 2009) Manajemen adalah suatu proses

perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari

anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada

organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sedangkan menurut Terry (dalam Danusaputro, 2010) Manajemen merupakan

suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk

menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan

sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya. Benang merah pengertian

manajemen adalah bahwa manajemen merupakan proses koordinasi berbagai

sumberdaya organisasi (men, materials, machines) dalam upaya mencapai sasaran

organisasi (Usman, 2009).

2.1.4 Sistem Informasi

Menurut O’Brien (2008:5) sistem informasi dapat merupakan kombinasi

(32)

sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi

dalam sebuah organisasi. Orang bergantung pada sistem informasi untuk

berkomunikasi antara satu sama lain dengan menggunakan berbagai jenis alat

fisik (hardware), perintah dan prosedur pemrosesan informasi (software), saluran

komunikasi (jaringan), dan data yang disimpan (sumber daya data) sejak

permulaan peradaban.

Menurut Jogiyanto (2005:697) sistem informasi dapat didefinisikan

sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari

orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang

ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi

rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap

kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu

dasar informasi untuk pengambilan keputusan yang cerdik. Sistem informasi di

dalam suatu organisasi berada di dalam suatu departemen tersendiri, sistem

informasi atau departemen pengolahan data elektronik (electornic data

processing). Departemen ini dapat dipimpin oleh seorang manajer sistem informasi atau oleh controller.

2.1.5 Sistem Informasi Manajemen

2.1.5.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen (management information systems

atau sering dikenal MIS) merupakan penerapan sistem informasi di dalam

(33)

semua tingkatan manajemen. SIM (Sistem Informasi Manajemen) dapat

didefenisikan sebagai sekumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi

yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk

menyediakan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen

di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian. Secara teori, komputer

tidak harus digunakan di dalam SIM, tetapi kenyataannya tidaklah

mungkin SIM yang komplek dapat berfungsi tanpa melibatkan elemen

komputer. Lebih lanjut, bahwa SIM selalu berhubungan dengan

pengolahan informasi yang didasarkan pada komputer atau computer

based information processing (Jogiyanto, 2005:700).

Menurut Nugroho (2008:16) Sistem Informasi Manajemen,

disingkat SIM, adalah sebuah sistem informasi yang berfungsi mengelola

informasi bagi manajemen organisasi. Peran informasi di dalam organisasi

dapat diibaratkan sebagai darah pada tubuh manusia. Tanpa adanya aliran

informasi yang sehat, organisasi akan mati. Di dalam organisasi, SIM

berfungsi baik untuk pengolahan transaksi manjemen kontrol maupun

sebagai sistem pendukung pengambilan keputusan. Konsep SIM

sebenarnya telah ada sebelum komputer muncul, yaitu dimana segala

macam informasi di dalam organisasi harus diolah dengan cepat, teliti, dan

andal. Namun, tanpa komputer tersebut hanya menjadi teori. Sekarang,

dengan adanya komputer, konsep SIM tersebut telah menjadi kenyataan.

Menurut Sutanta (2003:19) Sistem Informasi Manajemen dapat

(34)

berkumpul bersama-sama dan membentuk satu kesatuan, saling

berinteraksi dan bekerjasama antara bagian satu dengan yang lainnya

dengan cara tertentu untuk melakukan fungsi pengolahan data, menerima

masukan (input) berupa data-data, kemudian mengolahnya (processing),

dan menghasilkan keluaran (output) berupa informasi sebagai dasar bagi

pengambilan keputusan yang berguna dan mempunyai nilai nyata yang

dapat dirasakan akibatnya baik pada saat itu juga maupun di masa

mendatang, mendukung kegiatan operasional, manjerial, dan strategis

organisasi dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada dan

tersedia bagi fungsi tersebut guna mencapai tujuan.

Menurut McLeod (1995:30) SIM atau Sistem Informasi

Manajemen didefenisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang

menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang

serupa. Para pemakai biasanya membentuk suatu entitas organisasi formal

perusahaan atau subunit di bawahnya. Informasi menjelaskan perusahaan

atau salah satu sistem utamnya mengenai apa yang telah terjadi di masa

lalu, apa yang sedang terjadi sekaramg dan apa yang mungkin terjadi di

masa depan. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik,

laporan khusus, dan output dari simulasi matematika. Output informasi

digunakan oleh manajer maupun non-manajer dalam perusahan saat

(35)

2.1.5.2 Tujuan Sistem Informasi Manajemen

Menurut Murdick, dkk (1984:7) tujuan suatu Sistem Informasi

Manajemen (SIM) adalah menyajikan informasi untuk pengambilan

keputusan pada perencanaan, pemrakarsaan, pengorganisasian,

pengendalian kegiatan operasi subsistem suatu perusahaan dan menyajikan

sinergi organisasi pada proses. Sedangkan menurut Kurniawan dalam

Ratnasari (2003) suatu Sistem Informasi Manajemen dikembangkan

dengan tujuan sebagai berikut:

1. Agar organisasi dapat beroperasi secara efisien yang berarti bahwa

SIM mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rutin secara lebih cepat dan

mudah, efisien dapat dicapai berkat prestasi sistem pengolahan

transaksi (transaction support system).

2. Agar organisasi dapat beroperasi secara efektif sehingga merupakan

target dari sistem pendukung keputusan (decision support system).

3. Agar organisasi dapat memberikan pelayanan yang lebih baik.

4. Agar organisasi dapat lebih meningkatkan kreasi terhadap produk

yang dihasilkannya.

5. Agar organisasi dapat meningkatkan usahanya.

2.1.5.3 Karakteristik Sistem Informasi Manajemen

Berikut karakteristik Sistem Informasi Manajemen (SIM) menurut

(36)

1. SIM membantu manajer secara terstruktur pada tingkat operasionak

dan tingkat kontrol saja. Meskipun demikian, SIM dapat digunakan

pula sebagai alat untuk perancanaan bagi staf yang sudah senior.

2. SIM didesain untuk memberikan laporan operational sehari-hari

sehingga dapat memberi informasi untuk mengontrol operasi

tersebut dengan baik.

3. SIM sangat bergantung pada keberadaan data organisasi secara

keseluruhan, serta bergantung pada alur informasi yang dimiliki oleh

organisasi tersebut.

4. SIM biasanya tidak memiliki kemampuan untuk menganalisis

masalah. Kemampuan untuk menganalisis masalah terletak pada

Decision Support System.

5. SIM biasanya berorientasi pada data-data yang sudah terjadi atau

data-data yang sedang terjadi, bukan data-data yang akan terjadi

seperti forecasting.

6. SIM juga beroerientasi pada data-data di dalam organisasi dibanding

data-data dari luar organisasi. Oleh karena itu, informasi yang

dibutuhkan oleh SIM adalah informasi yang sudah diketahui

formatnya serta relatif stabilnya.

7. SIM biasanya tidak fleksibel karena bentuk laporan-laporan yang

dihasilkan banyak sudah dipersiapkan sebelumnya. Beberapa SIM

(37)

sendiri, tetapi sebenarnya data-data yang dibutuhkan manajert

tersebut sudah ada dan sudah disiapkan lebih dulu.

8. Sebagaimana problematika yang telah disebutkan diatas, SIM

membutuhkan perencanaan yang sangat matang dan panjang, sambil

memperhitungkan perkembangan organisasi di masa mendatang.

Sebuah literatur menyebutkan bahwa analisis dan desain SIM

biasanya membutuhkan waktu antra satu sampai dua tahun.

2.1.5.4 Komponen Fisik Sistem Informasi Manajemen

Sutabri (2005:96) berpendapat kalau orang ingin melihat sistem

informasi suatu organisasi, maka akan ditunjukkan komponen fisiknya.

Suatu pertanyaan mengenai apa saja yang dikerjakan komponen fisik bisa

dijawab dengan keluaran sistem. Unsur ini adalah pentimg dalam

memahami suatu sistem dan karenanya akan diselidiki sebelum kerangka

atau strukturnya diuraikan. Kalau pembelian suatu sistem informasi

manajemen dilakukan seperti lazimnya suatu mobil atau peralatan, maka

komponen yang diserahkan untuk melengkapi suatu sistem

pengoperasiaanya akan terdiri atas perangkat keras, perangkat lunak,

prosedur, personalia penoperasian, dan database berikut ini dijelaskan

(38)

Tabel 2.1 Komponen Fisik SIM

Komponen Sistem Catatan

Perangkat Keras

Perangkat keras bagi suatu sistem informasi terdiri atas komputer (pusat pengolah, unit masukan/keluaran, unit penyimpanan file, dan lain sebagainya), peralatan penyiapan data, dan terminal masukkan/keluaran.

Perangkat Lunak

Perangkat lunak dapat dibagi 3 jenis utama:

1) Sistem perangkat lunak umum, seperti sistem pengoperasian dan sistem manajemen data yang memungkinkan pengopersian sistem komputer.

2) Aplikasi perangkat lunak umum, seperti model analisis dan keputusan.

3) Aplikasi perangkat lunak yang terdiri atas program yang secara spesifik dibuat untuk setiap aplikasi.

Database

File yang berisi program dan data dibuktikan dengan adanya media penyimpanan secara fisik seperti diskette, hard disk, magnetic tape¸dan sebagainya. File juga meliputi keluaran tercetak dan catatan lain di atas kertas, mikro film, dan lain sebagainya.

Prosedur

Prosedur merupakan komponen fisik karena prosedur disediakan dalam bentuk fisik seperti buku panduan dan instruksi. Ada 3 (tiga) jenis prosedur yang di butuhkan, yaitu:

1. Instruksi untuk pemakai

2. Instruksi untuk penyiapan masukan

3. Instruksi pengoperasian untuk karyawan pusat komputer

Personil

Operator komputer, analisis sistem, programmer, personil data entry, dan manajer sistem informasi/EDP. Sumber: Sutabri (2005:96)

2.1.5.5 Sistem Informasi Manajemen (SIM) Berbasis Komputer

Suatu Sistem Informasi Manajemen yang berbasis komputer

(computer based management information system) terdiri dari manusia,

(39)

prosedur-prosedur organisasi yang saling berinteraksi untuk menyediakan

data dan informasi yang tepat pada waktunya kepada yang pihak-pihak di

dalam maupun di luar organisasi yang berkompeten (Parker dalam

Kumorotomo dan Margono, 2004:16). Dapat pula dikatakan bahwa SIM

berbasis komputer adalah suatu SIM yang menempatkan perkakas

pengolah data komputer dalam kedudukan yang penting. Sekarang ini

andaikata orang menggambarkan SIM yang modern yang dimaksud adalah

SIM yang terkomputerisasi, sehingga gagasan-gagasan tentang

komputerisasi di dalam organisasi swasta maupun publik sesungguhnya

berkenaan dengan tujuan penyempurnaan sistem informasi itu sendiri

(Kumorotomo dan Margono, 2004:16).

Ada beberapa alasan mengapa komputer merupakan perkakas yang

sangat penting di dalam SIM modern. Alasan yang pertama berkenaan

dengan kemampuan komputer mengolah data. Perangkat otomatis ini

dalam beberapa hal ternyata lebih unggul sebagai penyerap atau pencatat

data jika dibandingkan dengan daya ingat manusia, sekalipun pengambilan

keputusan tetap dilakukan oleh manusia. Ciri-ciri kemampuan komputer

dan kemampuan otak manusia dapat diuraikan dalam tabel 2.2:

Tabel 2.2

Ciri-ciri Kemampuan Komputer dan Otak Manusia

Kemampuan Komputer Kemampuan Manusia

Pengolahan data Intuisi dan penilaian

Akurasi Fleksibilitas dan adaptivitas

Kapasitas penyimpanan (storage) yang besar

(40)

Efektif untuk tugas yang berulang-ulang (repetitif)

Pemikiran abstrak

Otomatis Perencanaan dan penetapan tujuan

(goal-setting) Dapat berfungsi hampir secara

terus-menerus

Mampu mengenali pola tindakan

Teliti dalam mendeteksi situasi menyimpang

Mampu menetapkan prosedur dan kontrol

Dapat diperbaiki dan dtitingkatkan (up-grade)

Dapat mengemukakan argumentasi

Sumber: Kumorotomo dan Margono (2004:17).

Dari ciri-ciri kemampuan manusia dan kemampuan komputer

tersebut, dapat dilihat bahwa apabila keunggulan manusia dan komputer

digabungkan akan diperoleh kinerja yang sangat bagi SIM. Sebagian pakar

bahkan mengatakan bahwa persoalan pokok di dalam SIM modern adalah

bagaimana mengkombinasikan kemampuan manusia dan kemampuan

komputer untuk menghasilkan keputusan manjerial yang baik. Alasan

yang kedua tentang pentingnya pemakaian komputer dalam SIM adalah

bahwa teknologi otomatis melalui komputerisasi sudah tersedia

dimana-mana dan dapat diperoleh dengan mudah dan murah. Sangat disayangkan

bila kemampuan finansial suatu organisasi dan kemampuan aparatnya

sudah memungkinkan untuk mengadakan SIM berbasisi komputer tidak

mau menyesuaikan diri dengan tuntutan kebutuhan yang mengharuskan

pengolahan data yang cepat dan efisien. Sudah barang tentu, komputerisasi

tidak dapat dilakukan dengan serta-merta tanpa mempertimbangkan

kemampuan staf, keuangan, dan kebutuhan pengolahan data. Namun

apabila kemampuan itu memang sudah ada, hendaknya organisasi segera

(41)

Akan tetapi sekali lagi harus diingat bahwa meskipun komputer

mampu melakukan hal-hal yang fantastis di dalam mengolah informasi,

penggunaan informasi itu tetap tergantung pada manusianya. Secanggih

apapun sistem komputer yang dipakai, bila manusia tidak dapat

memanfaatkan informasi yang dihasilkan atau kurang mampu

memanfaatkan komputer itu secara optimal, maka sistem komputer itu

tidak akan banyak menfaatnya. Bagaimanapun juga komputer adalah alat.

Keberhasilan penggunaannya tergantung pada manusia.

2.1.5.6 Unsur-Unsur yang Terdapat pada SIM Berbasis Komputer

Menurut Kumorotomo dan Margono (2004:18) secara garis besar

SIM berbasis komputer mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

1. Manusia. Setiap SIM yang berbasis komputer harus memperhatikan

unsur manusia supaya sistem yang diciptakan bermanfaat.

Hendaknya -diingat bahwa manusia merupakan penentu

keberhasilan suatu SIM dan manusialah yang akan memanfaatkan

informasi yang dihasilkan oleh SIM. Unsur manusia dalam hal ini

adalah para staf komputer profesional dan para pemakai (computer

users).

2. Perangkat keras (hardware). Istilah perangkat keras merujuk pada

perkakas mesin. Karena itu, perangkat keras terdiri dari komputer

itu sendiri yang terkadang disebut sebagai central processing unit

(42)

pendukung yang dimaksud adalah perkakas keluaran (output

devices), perkakas penyimpanan (memory), dan perkakas

komunikasi.

3. Perangkat lunak (software). Istilah perangkat lunak merujuk pada

program-program komputer beserta petunjuk-petunjuk (manual)

pendukungnya. Yang disebut program komputer adalah

instruksi-instruksi yang dapat dibaca oleh mesin yang memerintahkan

bagian-bagian perangkat keras SIM berbasis komputer untuk

berfungsi sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan informasi

yang bermanfaat dari data yang tersedia.

4. Data. Data adalah fakta-fakta yang akan dibuat menjadi informasi

yang bermanfaat. Data inilah yang akan diklasifikasikan,

dimodifikasi atau diolah oleh program-program supaya dapat

menjadi informasi yang tepat guna, tepat waktu, dan akurat.

5. Prosedur. Prosedur adalah peraturan-peraturan yang menentukan

operasi sistem komputer. Misalnya, peraturan bahwa setiap

permintaan belanja barang di suatu instansi harus tercatat di dalam

database komputer atau peraturan bahwa setiap akses operator

komputer kepada pengolah induk harus dilaporkan waktu dan

(43)

2.1.6 Komunikasi

2.1.6.1 Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication

berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis

yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Jadi,

kalau kedua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk

percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada

kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa

yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan

kesamaan makna. Dengan lain perkataan, mengerti bahasanya saja belum

tentu mengerti makna yang dibawakan bahasa itu. Jelas bahwa percakapan

kedua orang tadi dapat dikatakan ‘komunikatif’ apabila kedua-duanya,

selainmengerti bahasa yang dipergunakan, juga mengerti makna dari

bahan yang dipercakapkan. Akan tetapi, pengertian komunikasi yang

dipaparkan sebelumnya sifatnya dasariah, dalam arti kata bahwa

komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua

pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak

hanya ‘informatif’, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga

‘persuasif’, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau

keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain

(44)

Menurut Robins dan Judge (2007:5) komunikasi merupakan

transfer dan pemahaman makna. Melalui transfer makna dari satu orang ke

orang yang lain sajalah informasi dan ide dapat disampaikan. Tetapi,

komunikasi tidak sekadar berarti transfer makna. Makna itu juga harus

dimengerti. Dalam suatu kelompok di mana salah seorang anggotnya

hanya bisa berbicara dengan bahasa Jerman sementara yang lain tidak

mengerti bahasa tersebut, individu yang berbicara bahasa Jerman itu tidak

akan sepenuhnya dimengerti. Jadi, komunikasi (communication) meliputi

transfer maupun pemahan makna. Sebuah ide, tidak peduli betapa pun

hebatnya, tidak berguna sampai dapat disampaikan dan dipahami oleh

orang lain. Komunikasi yang sempurna, jika hal tersebut memang ada,

muncul ketika suatu pemikiran atau sebuah ide tersampaikan sedemikan

rupa sehingga gambaran mental yang didapat oleh penerima persis sama

dengan yang digambarkan oleh si pengirim.

Menurut Himstreet dan Baty dalam Business Communication:

Principles and methods, komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antarindividu melalui suatu sistem yang biasa (lazim), baik

dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan.

Sementara itu menurut Bovee, komunikasi adalah suatu proses pengiriman

dan penerima pesan. Pada umumnya, pengertian komunikasi ini paling

tidak melibatkan dua orang atau lebih, dan proses pemindahan pesannya

(45)

dilakukan oleh seseorang melalui lisan, tulisan, maupun sinyal sinyal

nonverbal (Purwanto, 2006:3).

Menurut Robin dan Barbara dalam Sari (2003:14) komunikasi

adalah suatu tingkah laku, perbuatan atau kegiatan penyampaian atau

pengoperan pesan atau lambang-lambang yang mengandung arti dan

makna atau perbuatan penyampaian suatau gagasan atau informasi

mengenai gagasan pikiran dan perasaan.

2.1.6.2 Proses Komunikasi

Robins dan Judge (2007:6) menyatakan sebelum komunikasi dapat

terjadi, dibutuhkan suatu tujuan, yang terekspresikan sebagai pesan untuk

disampaikan. Pesan tersebut disampaikan dari seorang pengirim kepada

seorang penerima. Ia disandikan (diubah menjadi suatu bentuk simbolis)

dan dialihkan melalui perantara (saluran) kepada penerima, yang lalu

menerjemahkan ulang (membaca sandi) pesan yang diberikan oleh

pengirim. Hasilnya transfer makna dari satu orang kepada orang lain.

Gambar 2.2 melukiskan proses komunikasi (communication

process) ini. Bagian-bagian penting dari model semacam ini meliputi : (1) pengirim, (2) penyandian, (3) pesan, (4) saluran, (5) penerjemahan sandi,

(46)

Gambar 2.2 : Proses Komunikasi Sumber : Robins dan Judge (2007:7)

Pengirim mengirimkan sebuah pesan dengan cara menyandikan

pemikirannya. Pesan tersebut adalah produk fisik aktual dari penyandian

oleh pengirim. Ketika kita berbicara, pembicaraan tersebut adalah pesan.

Ketika kita menulis, tulisan kita adalah pesan. Ketika kita memberikan

gerak isyarat, gerakan-gerakan lengan kita dan ekspresi wajah kita adalah

pesan. Saluran merupakan perantara yang dipakai pesan dalam menempuh

perjalanan. Saluran tersebut dipilih oleh pengirim, yang menentukan

apakah ia hendak menggunakan saluran yang formal atau informal.

Saluran formal (formal channels) disediakan oleh organisasi dan berfungsi

sebagai penyampaian pesan-pesan yang berhubungan dengan aktivitas

profesional dari para anggotanya. Secara tradisional, saluran ini mengikuti

rantai otoritas dalam organisasi. Berbagai bentuk pesan lain, seperti pesan

pribadi atau sosial, menggunakan saluran informal (informal channel)

tanggapan terhadap pilihan-pilihan individual. Penerima adalah objek yang

simbol-simbol di dalamnya harus diterjemahkan menjadi bentuk yang

(47)

dalam pesan. Gangguan mewakili berbagai hambatan komunikasi yang

mengacaukan muatan informasi yang berlebihan, kesulitan-kesulitan

semantik, atau perbedaan kultural. Mata rantai terakhir dalam proses

komunikasi adalah lingkaran umpan balik. Umpan balik adalah sarana

pengecekan mengenai seberapa berhasil kita telah menyampaikan pesan

kita seperti yang dimaksudkan pada awalnya. Hal ini menentukan apakah

pemahaman telah tercapai.

2.1.6.3 Jenis Komunikasi

Menurut Revjan (2003) pada dasarnya komunikasi digunakan

untuk menciptakan atau meningkatkan aktifitas hubungan antara manusia

atau kelompok.

Jenis komunikasi terdiri dari:

1. Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa ;

a. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan

efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak

dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam

berkomunikasi.

b. Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses

bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu

(48)

c. Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik

sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan

intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak

proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.

d. Humor : dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan

(1989), memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat

membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa

mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa

humor adalah merupakan satu-satunya selingan dalam

berkomunikasi.

e. Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan

secara singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya

sehingga lebih mudah dimengerti.

f. Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu

diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang

bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan

waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang

disampaikan.

2. Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa

kata-kata dan komunikasi non verbal memberikan arti pada komunikasi

(49)

Yang termasuk komunikasi non verbal :

a. Ekspresi wajah. Wajah merupakan sumber yang kaya dengan

komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi

seseorang.

b. Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi.

Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau

tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai

lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan

sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan

kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya

c. Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat

sentuhan lebih bersifat spontan dari pada komunikasi verbal.

Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh,

dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan

melalui sentuhan.

d. Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk,

berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur

tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan

tingkat kesehatannya.

e. Suara (Sound). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga

salah satu ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang

(50)

bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara

dapat menjadi pesan yang sangat jelas.

f. Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan.

Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi

seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan

selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress

bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress.

2.1.6.4 Bentuk Komunikasi

Menurut Revjan (2003) komunikasi sebagai proses memiliki

bentuk :

1. Bentuk Komunikasi berdasarkan

a. Komunikasi langsung

Komunikasi langsung tanpa menggunakan alat.

Komunikasi berbentuk kata-kata, gerakan-gerakan yang berarti

khusus dan penggunaan isyarat, misalnya kita berbicara

langsung kepada seseorang dihadapan kita.

b. Komunikasi tidak langsung

Biasanya menggunakan alat dan mekanisme untuk melipat

(51)

untuk menghadapi hambatan geografis, waktu misalnya

menggunakan radio, buku, dll.

2. Bentuk komunikasi berdasarkan besarnya sasaran :

a. Komunikasi massa, yaitu komunikasi dengan sasarannya

kelompok orang dalam jumlah yang besar, umumnya tidak

dikenal.

Komunikasi masa yang baik harus :

1) Pesan disusun dengan jelas, tidak rumit dan tidak

bertele-tele.

2) Bahasa yang mudah dimengerti/dipahami.

3) Bentuk gambar yang baik.

4) Membentuk kelompok khusus, misalnya kelompok

pendengar (radio).

b. Komunikasi kelompok

Adalah komunikasi yang sasarannya sekelompok orang yang

umumnya dapat dihitung dan dikenal dan merupakan

komunikasi langsung dan timbal balik.

c. Komunikasi perorangan.

Adalah komunikasi dengan tatap muka dapat juga melalui

(52)

3. Bentuk komunikasi berdasarkan arah pesan :

a. Komunikasi satu arah

Pesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran dan sasaran

tidak dapat atau tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan

umpan balik atau bertanya, misalnya radio.

b. Komunikasi timbal balik.

Pesan disampaikan kepada sasaran dan sasaran memberikan

umpan balik. Biasanya komunikasi kelompok atau perorangan

merupakan komunikasi timbal balik.

2.1.6.5 Gangguan dan Hambatan Komunikasi

2.1.6.5.1 Gangguan komunikasi

Menurut Suprapto dalam Suprianto (2011:14)

setidak-tidaknya terdapat tiga faktor terjadinya gangguan komunikasi,

yaitu:

a. Selective attention. Orang yang biasanya cenderung untuk

mengekspos dirinya hanya kepada hal-hal yang

dikehendakinya. Misalnya seseorang tidak berminat membeli

(53)

b. Selective perception. Kecenderungan menafsirkan isi

komunikasi sesuai dengan prakonsepsi yang sudah dimiliki

sebelumnya. Hal ini erat kaitannya dengan cenderungan

berpikir secara stereotif.

c. Selective retention. Kecenderungan hanya untuk mengingatkan

apa yang mereka ingin untuk diingat.

Pada umumnya, sebuah komunikasi dikontrol oleh

komunikator. Sepanjang dia mampu berkomunikasi dan dapat

tampil dengan baik, maka pesan atau informasi yang

disampaikannya akan diterima dengan baik oleh komunikatornya.

Komunikator sebagai sumber dengan mudah dapat mengontrol apa

yang diucapkan atau disampaikannya, tetapi komunikator tidak

dapat mengontrol apa yang didengarkan atau sedang dipikirkan

oleh audience-nya.

2.1.6.5.2 Hambatan Komunikasi

Menurut Daft (2003:157) ada dua penyebab terhambatnya

komunikasi:

1. Hambatan individu: Hambatan interpersonal termasuk

masalah emosi dan persepsi yang disandang karyawan,

pemilihan saluran atau media yang salah untuk

mengirimkan komunikasi, semantik menyangkut arti

(54)

2. Hambatan organisasi: masalah perbedaan status dan

kekuasan, perbedaan antar departemen dalam bentuk

mencampuri kebutuhan dan tujuan komunikasi,

ketidakcocokan arus komunikasi dengan tugas tim atau

tugas dari organisasi, dan ketidakhadiran saluran formal

sehingga mengurangi efektivitas komunikasi.

Menurut Daft (2003:158) cara mengatasi hambatan dalam

komunikasi yaitu:

1. Keterampilan individu, keterampilan individu yang paling

penting adalah mendengarkan secara aktif, individu harus

memilih saluran yang tepat bagi sebuah pesan dan

pengiriman dan penerimaan harus membuat upaya khusus

untuk memahami persepsi masing-masing.

2. Tindakan organisasi, hal paling penting yang harus

dilakukan manajer adalah menciptakan iklim kepercayaan

dan keterbukaan, mengembangkan dan menggunakan

saluran informasi formal kesegala arah, mendukung

penggunaan banyak saluran termasuk komunikasi formal

dan informal.

2.1.6.6 Komunikasi dalam Organisasi

Purwanto (2006:50) berpendapat bahwa komunikasi, yang

Gambar

Gambar 1.1 : Diagram penetapan call center 500444 PDAM Tirtanandi  Provinsi Sumatera Utara Sumber : Hamdani (2012:39)
Gambar 2.1 : Transformasi Data Menjadi Informasi
Tabel 2.1 Komponen Fisik SIM
Gambar 2.2 : Proses Komunikasi Sumber : Robins dan Judge (2007:7)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Revita Febbyola Sari: Peranan Sistem Komunikasi dan Informasi dalam Meningkatkan Kinerja pada Kantor Komisi..., 2006... Revita Febbyola Sari: Peranan Sistem Komunikasi dan

Utami Budiarti S: Peranan komunikasi dalam meningkatkan produktivitas karyawan, 2006 USU e-Repository © 2008... Utami Budiarti S: Peranan komunikasi dalam meningkatkan

Lanna Margana Siregar: Peranan sistem informasi akuntansi bagi manajemen dalam..., 2005... Lanna Margana Siregar: Peranan sistem informasi akuntansi bagi manajemen

Pengadaan barang – barang dan jasa serta peralatan operasional pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara diatur oleh sistem akuntansi yang terdiri dari prosedur –

SURAT EDARAN (Nomor:7/SEDR/2014) TENTANG: PETUNJUK PELAKSANAAN PEDOMAN PENGADAAN BARANG (ASET) DI LINGKUNGAN PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA Victorian Government, 1995,

Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara adalah dengan cara memberikan pedoman kepada karyawan berkenaan dengan proses

kerjasama tim, maka Penulis mencoba mengambil judul “PENGARUH SIKAP DAN KEPRIBADIAN PEGAWAI DIVISI KEUANGAN PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA”. 1.2

PENGARUH SIKAP DAN KEPRIBADIAN PEGAWAI DIVISI KEUANGAN PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA..